Laporan Kestan
Laporan Kestan
Laporan Kestan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan
kulit bumi, yang tersususn dari bahan-bahan mineral hasil
pelapukan batuan da bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa
tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan
tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan
dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah
dan lainnya waktu pembentukan.
Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakkan
gejala
(performance)
secara
visual.
Tiap
hara
umumnya
dapat
dicapai
dengan
intervensi
teknologi
yang
faktor
intervensi
tersebut
saling
mempengaruhi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanah alfisol
Tanah Alfiols adalah tanah dimana terdapat penimbunan liat
dihorison bawah (argilik) dan mempunyai kejenuhan basa
(berdasarkan jumlah kation) yang tertinggi yaitu lebih dari 35%
pada kedalaman 150 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun
dari horison bawah ini berasal dari horison diatasnya dan tercuci ke
bawah bersama dengan gerakan air (Hardjowigeno, 2003).
Pada tanah alfisol, kata Alf berarti pedalfer Al-Fe. Tanah
alfisol ini juga merupakan tanah yang mempunyai epipedon okrik
Alfisol
memiliki
pH
yang
berubah
dengan
daripada
kandungan
di
dalam
sitoplasma
dan
limbah
tersebut
dapat
mengurangi
dampak
nasional
cukup
besar.
Pemupukan
dengan
kesuburan
lahan
dan
adanya
erosi
yang
III.
Sumber: Logbook
160
140
120
100
80
60
40
KP 7
KP 8
KP 9
KP 10
KP 11
KP 12
20
0
minggu 3 minggu 4 minggu 5 minggu 6 minggu 7 minggu 8
2. Pembahasan
Melakukan pengukuran tinggi tanaman jagung (Zea Mays) pada setiap
satu minggu sekali. Yaitu melakukan pengamatan meliputi pengukuran
tinggi tanaman dan perawatan (menyiram, menggemburkan tanah dan
pemupukan pada waktunya). Waktu untuk pemupukan yaitu bersama
tanaman, 7 HST, 14 HST dan 30 HST. Pupuk yang digunakan meliputi
pupuk UREA, SP-36 dan KCL. Dosis pemupukan bersama tanaman adalah
0,18 kg/petakan pupuk UREA, 0,09 kg/petakan pupuk SP 36 dan 0,03
kg/petakan pupuk KCL. Pemupukan 14 HST diantaranya 0,18 kg/petakan
pupuk UREA dan 26 HST 0,09 kg/petakan pupuk SP-36.
Pemupukan sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan
tanaman dan akan terlihat ketika tanaman agung bertambah tinggi pada
KL
(%)
BO
(%)
N
Total
Tanah
(%)
KP 7
4,37
0,54
KP 8
14,5
2
0,7
0,0188
45
0,6676
46
0,3644
25
0,1618
37
0,3560
44
KP 9
KP 10
7,2
KP 11
7,2
0,35
1,96
0,36
0,003
P
Tersedi
a
Tanah
(ppm)
20,097
16
35,825
96
32,582
89
21,548
7
37,968
29
K
Tersedi
a
Tanah
(ppm)
0,1361
3
0,3920
94
0,2160
54
0,4175
23
0,5942
42
KP 12
20
0,3191
45
2,44
55,582
16
0,2412
96
bc
x 100
ca
63,72562,864
x 100
62,86458,610
0,861
x 100
4,254
= 0,20 x 100%
= 20%
b. Bahan Organik
y = 871,08x 4E 14
y = 871,08 (0,017) - 0,00000000000003
y = 14,80836
kadar c = ppm kurva x
100
100%KL
ml ekstrak
1000 ml
100 mg
250 mg
x 0,5
= 4,66 x
50
1000 ml
100 mg
250 mg
100
58
100
58
= 0,1%
c. N Total Tanah
B = 0,3
A=0
NaOH = 0,1
x kadar c
0,05825
100
10020
x 0,5
KL = 20%
Berat tanah = 0,5 gram = 500 mg
N Total Tanah
( B A ) X N NaOH X 14 X 4
x 100
100
X Berat tanah ( mg )
100+ KL
( 0,30 ) X 0,1 X 14 X 4
x 100
100
X 500 mg
100+20
1,68
x 100
416,67
= 0,4 %
d. P tersedia
Ppm P
ppmlarutan tanah x 35
100
x berat tanah
100+ KL
0,2 x 35
100
x 0,5
100+20
= 16,8
e. K Tersedia
100
x berat tanah
100+ KL
0, 0 2 x 10 x 0,5
x 100
100
x 0,5
100+20
= 24
50 50
x
5 100
x 100
PPM C-ORGANIK
0.35
0.3
f(x) = 0x
R = 1
PPM C-ORGANIK
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
50
100
150
200
250
300
P tersedia
2.5
2
f(x) = 2.68x - 0.02
R = 0.99
1.5
P tersedia
Linear (P tersedia)
0.5
0
0
3. Pembahasan
a. Kadar Lengas
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air
(moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan
kadar lengas tanah dapat berupa persen berat atau persen volume.
Berkaitan
dengan
istilah
air
dalam
tanah,
Handayani
(2009)
kata
lain
hampir
semua
pengamatan
yang
dilakukan
bahan
induk
tanahnya
berupa
kapur
sehingga
tingkat
mempunyai
kapasitas
penyangga
yang
rendah
apabila
basah.
B. Analisis Tanaman
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.3 N, P, K Jaringan Tanaman Jagung Manis
Kelompok
KP7
KP8
KP9
N
P
K
JaringanTanaman JaringanTanaman JaringanTanaman
0,435
27,62015
11,2315
2,912
18,64973
11,2315
1,96
22,69495
21,289
KP10
KP11
KP12
2,24
2,24
2,44
25,2455
33,42485
23,3106
12,409
27,7165
17,119
( B A ) x N HCL x 14 x 4
x 100
berat sampel
4,782
x 100
200
= 2,44 %
b. P jaringan
y = 17,59x - 0,052
= 4,66212
Ppm P
= y x pengenceran
= 4,66212 x 5
= 23,3106
c. K jaringan
y = 0,235x - 0,815
= 3,42
Ppm K = y x pengenceran
= 3,42 x 5
= 17,119
p jaringan
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
p jaringan
Linear (p jaringan )
3. Pembahasan
a. N jaringan
Unsur fosfor (P) dan kalium (K), nitogen (N) merupakan unsure
hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman.Absorpsi N oleh tanaman
jagung berlangsung selama pertumbuhan. Pada awal pertumbuhan,
akumulasi N dalam tanaman relatif lambat dan setelah tanaman
berumur 4 minggu akumulasi N sangat cepat. Pada saat pembungaan
(bunga jantan muuncul) tanaman jagung telah mengabsorpsi N
sebanyak 50% dari seluruh kebutuhannya (Nofizan 2002).
Untuk memperoleh hasil jagung yang baik, unsur hara N dalam
tanah harus cukup tersedia pada fase pertumbuhan tersebut.N
berfungsi untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar. Selain itu, N juga berperan
penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam
proses fotosintesis atau untuk membentuk protein, lemak dan berbagai
persenyawaan organik serta meningkatkan mutu tanaman penghasil
daun-daunan. Menurut Darmawijaya (2000) defisiensi unsure hara
esensial khususnya N dapat menyebabkan khlorosis pada daun tua,
karena unsure hara ini bersifa mobile.Gejala defisiensi unsure hara N
adalah daun tua berwarna kekuningan, selain itu pertumbuhan
tanaman yang kekurangan unsure N juga terhambat. Sebaliknya jika
kelebihan unsure hara N menurut Hakim (2002) tanaman akan mudah
roboh karena tanaman bersifat sukulen atau berair, jadi tanaman
menjadi lunak.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di laboratorium
hasil perhitungan dari N jaringan tanaman rata-rata dari kedua sampel
pada Kelompok 12 yaitu 2,44%. Dengan hasil tersebut kelompok
kami mempunyai rata-rata N jaringan tanaman tertinggi dibandingkan
kelompok 7, 8, 9, 10 dan 11. data yang dihasilkan untuk tujuh
kelompok tersebut sebagai berikut: 0,435; 2,912; 1,96; 2,24; 2,24.
Rata-rata N jaringan tanaman terendah yaitu pada kelompok 7 sebesar
0,435 %. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa kandungan
tanaman
karrena
pertumbuhan
akar
mempercepat
pembungaan,
terutama
berfungsi
pada
pemasakan
untuk
awal-awal
biji
dan
merangsang
pertumbuhan,
buah.Fosfor
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T., Y. E. Widyastuti 2008. Meningkatkan Produksi
Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Ahira, Anne 2010. Tanah Alfisol. http://www.anneahira.com/tanahalfisol.html. Diakses pada 3 April 2016.
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual.
Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra.
Dewanto, Frobel G. dkk 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan
Organik terhadap Produksi Tanaman Jagung sebagai Sumber
Pakan. Jurnal Zootek Vol. 32 (5).
Hairiah dkk 2000. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Bogor:
ICRAF.
Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah, Akademika Pressindo, Jakarta.
Hermanto dkk 2011. Penetapan Bahan Diagnosis Status Hara NPK
pada Jaringan Tanaman Pegagan. Jurnal Bul. Littro. Vol. 22 (2).
Kim
2005. Dasar-dasar
Gadjah mada.
Universitas
LAMPIRAN