Anda di halaman 1dari 4

JURNAL READING

HASIL

Dari total 110 data yang didapatkan, 24 diantara di eksklusi karena


data yang kurang lengkap atau batuk yang kurang dari 4 minggu. 86
pasien yang masuk kriteria inklusi memenuhi kriteria batuk kronik
lebih dari 4 minggu dan telah dilakukan pemeriksaan waters view X
ray sebagai alat diagnostic.

Interpretasi waters view X ray dari klinisi menunjukkan 56 dari 86


terindikasi sinusitis. Dari 56 X ray yang di identifikasi ditemukan
sumber penyakit pada sinus maxilaris. Interpretasi waters view X ray
dari radiologis menunjukkan 53 dari 85 terindikasi sinusitis. Tidak ada
perbedaan yang signifikan secara statistic (Chi Square) terhadap
interpretasi dari klinisi dan interpretasi dari radiologis.

Dari 56 pasien yang memiliki gambaran X ray positif telah diberikan


pengobatan antibiotic minimal 2 minggu dan 46 diantaranya sembuh.
8 pasien mengalami batuk kronis dan 2 di konsultasi kan ke
otolaryngologist.
Pada 30 pasien dengan gambaran X ray negative , 13 diantara nya
diobati untuk asma ( albuterol, monotelukast, inhaled steroid maupun
terapi kombinasi ). 7 pasien diobati dengan topical nasal steroid untuk

rhinitis. Dari semua pasien yang diobati menunjukkan perbaikan dan


sembuh.

Hubungan antara hasil sinus X ray dengan temuan pemeriksaan dan


gejala akan ditunjuk kan dengan perbandingan P value. Apabila P value
< 0.05 menunjukkan adanya hubungan antar variabel.

PEMBAHASAN
Batuk kronik kemungkinan disebabkan oleh penyakit multiple, maka
memerlukan DD yang akurat untuk keberhasilan terapi. Kemampuan
klinisi dalam menghubungkan batuk kronis dengan sinusitis terbatas
dengan kurang nya penelitian tentang ketepatan teknik imaging.
Dalam penelitian ini Waters view sinus menunjukkan hasil yang cepat
dan terpercaya untuk diagnostic sinusitis pada anak dengan batuk
kronik.
Waters view X ray menjadi berguna untuk evaluasi awal kronis batuk
pada anak-anak ntuk saat ini. Pertama, karena relatif murah dan masih
tersedia di rumah sakit. Kedua, teknik ini tidak memerlukan sedasi.
Ketiga, Waters view X ray memerlukan radiasi yang lebih sedikit dari
pada limited sinus CT scan. Namun Waters view X ray ini tidak dapat

melihat kelainan anatomis atau oklusi dari kompleks osteomeatal. Nilai


utama teknik Waters view X ray bukanlah dalam evaluasi penyebab
anatomi sinusitis, namun sebagai alat diagnostic cepat dan praktis
untuk menentukan ada atau tidak sinusitis sebagai penyebab batuk
kronis anak.
Masalah yang timbul adalah adanya hasil positif palsu pada Waters
view X ray. Sebuah artikel dari Kovatch mengidentifikasi kejadian
radiografi sinus maksilaris abnormal pada sekelompok anak-anak yang
di pilih acak. Mereka menemukan bahwa pada subyek yang lebih muda
dari usia 1 tahun,ditemukan radiografi sinus maksilaris yang abnormal
adalah hal yang wajar, terlepas dari adanya gejala pernapasan.
Karena itu, Waters view X ray dilakukan untuk anak-anak 24 bulan dan
lebih tua untuk meminimalkan positif palsu.
Etiologi menyebabkan penyakit sinus pediatrik mungkin berbeda dari
sinusitis dewasa. Penelitian Yang et al diperoleh CT scan pada 53 anakanak usia 2-13 tahun dengan batuk kronis dan menemukan bahwa 43
memiliki sinusitis. Tidak seperti orang dewasa, anak-anak mungkin
memiliki bakteri aerob di infeksi sinus kronik. Dalam studi ini, lebih dari
70% dari anak-anak memiliki bakteri aerob dalam sinus mereka.
Perbedaan ini yang menjadi dasar untuk mengobati anak-anak lebih
lama dengan antibiotic selama 2 sampai 3 .Sebuah evaluasi sering
dilakukan, sebagai anak-anak yang telah gagal terapi antibiotic (10
hari). Salah satu alasan memilih melakukan Waters view X ray adalah
untuk memutuskan pengobatan antibiotic untuk jangka waktu yang
lebih panjang.
Populasi penelitian ini juga memunculkan masalah atopi dan asma.
Kehadiran gabungan dari penyakit ini meningkat tingkat kompleksitas
dalam menentukan asal batuk. Ueda dan Yoto meneliti pada anak
alergi (kulit-test positif) dan anak
nonallergic dengan gejala
pernapasan kronis. Radiografi mengungkapkan sinusitis di 135 pasien
(92,5%) dengan penyakit alergi. Data ini sejalan dengan penelitian
yang mengungkapkan tingginya penyakit sinus pada mereka dengan
bukti atopi. Hal ini menunjukkan bahwa atopi merupakan faktor risiko
untuk pengembangan sinusitis kronis pada anak-anak.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa gejala purulen rhinorrhea,
postnasal drip, dan mukosa yang meradang dikaitkan dengan adanya
sinusitis pada X-ray (Tabel 4). Akumulasi klinis setidaknya tiga gejala
lebih mendukung adanya sinusitis. Namun, skrining untuk sinusitis
dengan pandangan Waters view X ray ini masih merupakan komponen
penting untuk evaluasi anak dengan batuk yang berlangsung lebih dari
4 minggu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa 65% dari anak-anak dengan batuk


yang berlangsung lebih dari 1 bulan memiliki gambaran sinus Waters
view X ray abnormal. Gejala purulen rhinorrhea, emesis pasca-tussive,
dan postnasal drip dikaitkan dengan abnormal sinus X-ray, terutama
jika tiga gejala yang bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika
semua tiga gejala yang hadir, konfirmasi radiologi mungkin tidak
diperlukan. Yang paling penting untuk praktek klinis, bahwa sebagai
klinisi mampu secara akurat membaca Waters view X ray untuk
menentukan diagnosis dan pilihan pengobatan untuk batuk kronis.

Anda mungkin juga menyukai