Anda di halaman 1dari 48

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan saat ini teknologi satelit sangatlah berkembang pesat
dalam

berbagai

bidang

diantaranya

dalam bidang

bisnis, perkantoran,

penerbangan maupun bidang Metreologi dan goefisika. Salah satunya teknologi


VSAT (Very Small Aperture Terminal ) yang merupakan stasiun penerima sinyal
dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang
dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim
data ke satelit. Adapun dalam proses pentransmisian dan penerimaan data
diperlukan adanya sebuah perangkat penunjang. Perangkat tersebut dinamakan
antenna. Perangkat ini berpengaruh pada kualitas sinyal informasi yang akan
dikirim dan diterima. Pada teknologi VSAT C-Band sendiri telah tersedia
perangakat antenna yang berbentuk piringan dengan diameter tertentu yang
berfungsi sebagai penerima dan pengirim data dari satelit. Namun pada proses
pentransimisiannya sering terjadi kelemahan dalam menghindari sistem gangguan
gelombang terestrial. Oleh karena itu penulis mencoba membuat sebuah rancang
bangun dan analisis antena mikrostrip patch lungs array berbasis motor servo
guna menunjang serta meningkatkan kerja transmitter dari VSAT (Very Small
Aperture Terminal ) C-Band tersebut.
Antena mikrostrip merupakan sebuah antena yang tersusun atas 3 elemen
yaitu elemen peradiasi (radiation), elemen substrat (substrate), dan elemen
pentanahan (ground). Adapun antenna mikrostrip patch lungs array merupakan
sebuah desain pacth microstrip yang dibuat dari modifikasi beberapa tipe pacth
sehingga berbentuk menyerupai paru-paru manusia yang disusun secara bersusun
atau array. Adapun tujuan dari perancangan antena ini guna sebagai penunjang
kinerja transmitter VSAT C-Band dengan gain yang besar serta memperkecil loss
dari gangguan gelombang teresterial. Pada rancang bangun ini juga terdapat
modifikasi pada board luar antena mikrotrip patch lungs array yang
diintegrasiakan dengan motor servo dengan tujuan untuk mengatahui pengaruh
dari letak sudut terhadap pola radiasi antenna tersebut. Sehingga penulis membuat

sebuah proposal yang berjudul Prototype dan Analisi Antena Mikrostrip Patch
Lungs Array Berbasis Motor Servo Sebagai Integrasi Penguat Transmitter Vsat CBand Pada Frekuensi 6 GHz.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mendesain antena mikrostrip patch lungs array yang
bekerja pada frekuensi 6 GHz ?
2. Bagaimana membuat rancangan antena mikrostrip patch lungs array
berbasis motor servo ?
3. Bagaimana membuat desain antena mikrostrip patch lungs array agar
memiliki nilai gain yang besar ?
1.3 Batasan Masalah
1. Bahan dari antenna yang digunakan adalah FR-4
2. Menggunkan motor servo
1
3. Perancangan menggunakan software HFSS v13
4. VSWR < 2
5. Tidak membahas link buget VSAT C-band
6. Pacth berbentuk lungs (paru-paru)
7. Tidak membahas perhitungan secara detail
8. Gain target > 5dB
9. Pola radiasi mengikuti gerak motor servo (180o)
1.4 Tujuan
1. Mampu membuat rancang bangun antena mikrostrip patch lungs array
yang bekerja pada frekuensi 6 GHz
2. Mampu menganalisa pengaruh letak sudut antena mikrostrip patch lungs
array terhadap pola radiasi antenna tersebut
3. Mampu membuat desain rancangan antena mikrostrip patch lungs array
yang memiliki gain besar
1.5 Manfaat
Adapuan manfaat yang diperoleh dari penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut :
a. Mengembangkan riset tentang perancangan desain dan prototype antena
mikrostrip berbasis motor servo
b. Dari perancangan prototype antena mikrostrip patch lungs array tersebut
diharapkan dapat implementasikan dan diintegrasi dengan transmitter Vsat
C-band.

1.6 Sistematika Pembahasan


Secara garis besar penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut :
BAB 1. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalash,
tujuan, manfaat, dan sistematika pembahasan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Berisi penjelasan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk menyelesaikan
proposal
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisai hasil penelitian dan analisa hasil penelitian
BAB 5. PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Saat ini perkembangan teknologi nirkabel mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Karena itu, saat ini sedang dikembangkan teknologi akses dan sistem
lainnya yang akan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Namun,
seharusnya perlu juga diberi perhatian lebih pada perancangan antena yang
mampu melayani kebutuhan pada sistem komunikasi nirkabel tersebut.
2.1
No

Matriks Rumusan Masalah


Judul

Rumusan

Metode

Hasil

Daftar pustaka

Circular
Microstrip
Patch Array
Antenna for
C-Band
Altimeter
System

Four
Elements
Array of
Lungs Shape
Patch
Antenna
for
Nanosatellite
Telemetry

Analisa
Koneksi
Jaringan
Komputer
Di PTI (Pusat
Teknologi
Informasi)
UNSRAT
Dengan
VSAT (Very
Small
Aperture
Terminal)

masalah
Bagaimana
membuat
rancangan
antena
microstrip
patch circular
array yang
bekerja pada
sistem altimetri
C-band

Bagaimana
membuat
sistem
rancang
bangun
antenna
microstrip
lungs shape
patch yang
bekerja pada
nanosatelit
telemetri

Menggunakan
pencatuan
coaxial feed.
Dan path
array n=4

Metode yang
digunakan
dalam
pencatuan
antenna
mengggunka
n line feed
dan board
antena
disusun
secara shape

Dari hasil
desain
perancanga
n antena
bekerja
dada
frekuensi
4.3 GHz
dengan
gain
diperoleh
12dB

Rancanga
n bangun
antenna
mikrostrip
lung
shape
bekerja
pada
sistem
telemetri
nanosateli
t yaknik
pada
frekuensi
2.4 GHz
dengan
gain
sebesar
5dB
Mengetahui
Metode yang Pada
performasi
digunakan
analisa
(kinerja)
dalam
frekuensi
koneksi
analisa
TX
jaringan Vsat di performasi
diperoleh
PTI UNSRAT
jaringan
nilai data
Vsat
rate
menggukan
sebesar
teknik
12 kbps
pointing
dengan
antena Vsat
power
level
-10.000
dBm

Asghar
Keshtkar,1
Ahmad
Keshtkar,2
and A. R.
Dastkhosh3
Circular
Microstrip
Patch Array
Antenna for
C-Band
Altimeter
System

Elyas Palantei
and
Syafruddin
Syarif, Bayu
Topalaguna
and Zakiy
Ubaid Four
Elements
Array of
Lungs Shape
Patch Antenna
for
Nanosatellite
Telemetry

La Gapo, M.
E. I. Najoan,
ST, MT.,
Analisa
Koneksi
Jaringan
Komputer
Di PTI (Pusat
Teknologi
Informasi)
UNSRAT
Dengan VSAT
(Very Small
Aperture
Terminal)

ALL BAND
VSAT
ANTENNA
RADOMES;
A NEW
PERSPECTI
VE

jaringan VSAT
broadband
memberikan
kecepatan data
yang tinggi
untuk
terpercaya
mendukung
berbagai
aplikasi kritis
Tetapi
penggunaan
antena
SATCOM kecil
yang terkait
dengan VSAT
dan bergerak ke
arah Ka Band
frekuensi
memperkenalk
an sejumlah
pertimbangan.

Menggunaka
n metode
estimasi
performasi
untuk semua
Band Vsat

Diperole
h
data
dari
estimasi
untuk
semua
Band
Vsat
pada
condisi
one ply
outer
pada
keadaan
Uplink
frekuensi
6.15
GHz
memiliki
nilai loss
sebesar
-0.017
dB

Dr. Dennis J.
Kozakoff1,
Sean Johnson2
and Barry
Meyers3
ALL BAND
VSAT
ANTENNA
RADOMES;
A NEW
PERSPECTIV
E

Pada jurnal pertama yang berjudul Circular Microstrip Patch Array


Antenna for C-Band Altimeter System penulis melakukan penelitian berlatar
belakang membuat desain dan rancang bangun antena mikrostrip patch circular
yang disusun array dengan yang bekerja pada sistem altimetri C-band. Adapun
pada proses perancangan antena penulis menggunakan metode pencatuan daya
menggunkan coaxial feed dengan impedansi 50 ohm, dari hasil analisis yang
diperoleh didapat bahwa rancang bangun antena Circular Microstrip Patch Array
Antenna for C-Band Altimeter System bekerja pada frekuensi kerja 4.3 GHz
dengan gain sebesai 12 dB.

4
Pada jurnal kedua dengan judul Four Elements Array of Lungs Shape

Patch Antenna for Nanosatellite Telemetry penulis melakukan penelitian dengan


latar belakang rancang bangun antena lungs array untuk 4 elemen yang diaplikasi
untuk antena telemetri nanosatelit. Adapun metode yang digunakan dalam
peracangan antena lungs 4 elemen ini ialah antena mikrostrip dengan patch yang
dibentuk menyerupai lungs (paru-paru) dengan metode pencatuan yang digunkan

menggunakan line feed. Adapun dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh
bahwa rancang bangun antena 4 elemen array lung shape bekera pada frekeunsi
telemtri nanosatelit yakni pada frekuensi kerja 2.4 GHz namun antena ini juga
bekerja pada frekeunsi 5GHz dengan gain sebesar 5db.
2.2

VSAT (Very Small Aperture Terminal)


VSAT merupakan kependekan dari (Very Small Aperture Terminal). Pada

awalnya VSAT merupakan sebuah merek dagang (trade mark) dari sebuah Stasiun
Bumi Kecil (SBK) yang dipasarkan pada tahun 80-an oleh Telecom General di
USA. VSAT sendiri mempunyai arti terminal satelit dengan diameter antena yang
kecil dalam suatu jaringan yang dihubungkan dengan Hub system atau tanpa hub
system yang mana diantara terminal tersebut dapat berkomunikasi. Pada umumnya
VSAT diletakan langsung di site pengguna (user). Diameter antena VSAT
berukuran antara 0,6-3,8 meter (La Gapo, 2011, hal. 1-2).
Ketersediaan sistem baru dan baik ditandai kerugian yang sangat rendah
materi yang beroperasi ke frekuensi gelombang milimeter menciptakan kelayakan
semua radomes band antena meliputi baik semua uplink dan downlink bagian dari
Very Small Aperture Terminal band (VSAT) frekuensi ditunjukkan pada Tabel 1
Mayoritas antena VSAT memiliki diameter antena kurang dari 2 meter, dan
beberapa sekecil 0,5 meter, yang mendukung kecepatan data hingga setidaknya 16
Mb / s untuk aplikasi seperti akses internet, VOIP atau video. sistem mobile,
seperti
maritim, harus menggunakan antena mekanis menunjuk untuk mengimbangi
gerak kendaraan (Kozakof, Johnson, & Meyers, 2013, hal. 1).
Tabel 2.1

2.3

Satelit

VSAT Frekuensi Bands

Satelit adalah suatu benda di ruang angkasa yang mengintari benda lain
didalam lingkup tata surya dalam periode dan ketinggian tertentu. Satelit
komunikasi tersebut mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai stasiun pengulang (repeater)
2. Memperkuat sinyal RF (radio frekuensi)
3. Mengubah sinyal RF up link stasiun bumi menjadi sinyal RF down link stasiun
bumi (La Gapo, 2011)
2.2.1 Gangguan Pada Sistem Komunikasi Satelit
Dalam fungsinya sebagai repeater, transponder satelit menghadap antena
ke daerah atau bagian yang dikehendaki pengawasanya. Gangguan-gangguan
yang terjadi pada komunikasi satelit sangat beragam selain disebabkan
diantaranya dinamakan dengan Interferensi dan Impairment (La Gapo, 2011, hal.
3)
a. Interferensi
Perlu diketahui bahwa tiap-tiap carrier dari sebuah stasiun bumi
memerlukan Up-Link EIRP (Equivalent Isotropically Radiated Power) tertentu
agar ditrima oleh transponder. Dikarenakan carrier yang berlebihan dari stasiun
bumi tersebut mengakibatkan gangguan pada system komunikasi yang digunakan
dan gangguan ini disebut interferensi.
b. Impairment
Yang dimaksud dengan impairment adalah termaksud cacat pada komunikasi
satelit terutama oleh keberadaan satelit diangkasa raya dan juga karena adanya
gejala alamiah.

2.4

Tipe Antena
Kita sekarang akan memperkenalkan dan membahas secara singkat beberapa

bentuk berbagai jenis antena yang bersumber dari buku yang berjudul ANTENNA
THEORY ANALYSIS AND DESIGN diantaranya ;
2.3.1 Wire Antennas

Wire antennas (antena kawat) antena ini sangat akrab bagi orang awam
karena mereka terlihat hampir di mana-mana-pada mobil, bangunan, kapal,
pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan sebagainya. Ada berbagai bentuk
antena kawat seperti kawat lurus (dipole), lingkaran, dan helix yang ditunjukkan
pada (Gambar 2.1.) loop antena perlu tidak hanya melingkar. Mereka mungkin
mengambil bentuk persegi panjang, persegi, elips, atau konfigurasi lainnya. Loop
melingkar adalah yang paling umum karena kesederhanaan dalam konstruksi
(Balanis, 2005, hal. 4).

Gambar 2.1

Wire antenna configuration

Sumber : (Balanis, 2005, hal. 4)


2.3.2 Aperture Antennas
Antena aperture mungkin lebih akrab bagi orang awam saat ini dari pada
di masa lalu karena meningkatnya permintaan untuk bentuk yang lebih canggih
dari antena dan pemanfaatan frekuensi yang lebih tinggi. Beberapa bentuk antena
aperture ditunjukkan pada Gambar 2.2. Antena jenis ini sangat berguna untuk
aplikasi pesawat dan pesawat ruang angkasa, karena mereka bisa sangat mudah
menyiram-mount pada kulit dari pesawat atau pesawat ruang angkasa. Selain itu,
mereka dapat ditutupi dengan bahan dielektrik untuk melindungi mereka dari
kondisi yang berbahaya dari lingkungan (Balanis, 2005, hal. 4).

Gambar 2.2

Aperature Antennas configurations

Sumber : (Balanis, 2005, hal. 5)


2.3.3 Microstrip Antennas
Antena microstrip menjadi sangat populer di tahun 1970-an terutama
untuk aplikasi ruang angkasa. Hari ini mereka digunakan untuk aplikasi
pemerintah dan komersial. Antena ini terdiri dari sebuah patch metalik pada
substrat membumi. Patch logam dapat mengambil banyak konfigurasi yang
berbeda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 Namun, persegi panjang dan
patch melingkar, pada gambar 2.3, yang paling populer karena kemudahan
analisis dan fabrikasi, dan karakteristik radiasi yang menarik mereka, radiasi
cross-polarisasi

terutama

rendah. Antena

mikrostrip

yang

low

profile,

comformable untuk planar dan permukaan nonplanar, sederhana dan murah untuk
membuat menggunakan teknologi cetak-sirkuit modern, mekanis kuat jika
dipasang pada permukaan kaku, kompatibel dengan desain MMIC, dan sangat
fleksibel dalam hal frekuensi resonansi, polarisasi, pola, dan impedansi. Antena
ini dapat dipasang pada permukaan pesawat kinerja tinggi, pesawat ruang
angkasa, satelit, rudal, mobil, dan telepon seluler genggam (Balanis, 2005, hal.
5).

10

Gambar 2.3

Rectangular and circular microstrip antennas

Sumber : (Balanis, 2005, hal. 6)


2.3.4 Array Antennas
Banyak aplikasi membutuhkan karakteristik radiasi yang mungkin tidak
dapat dicapai oleh satu elemen. Mungkin, bagaimanapun, mungkin bahwa agregat
memancar elemen dalam pengaturan listrik dan geometri (array) akan
menghasilkan dari karakteristik radiasi yang diinginkan. Susunan array mungkin
sehingga radiasi dari unsur-unsur menambahkan hingga memberikan radiasi
maksimum ina arah directionor tertentu, minimal pada orang lain, atau seperti
yang diinginkan. Contoh umum dari array shownin Gambar 2.4. Biasanya array
istilah dicadangkan untuk pengaturan di yang radiator individu terpisah seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 (a-c). Namun istilah yang sama juga
digunakan untuk menggambarkan suatu perakitan radiator terpasang pada struktur
terus menerus, shownin Gambar 2.4 (d) (Balanis, 2005, hal. 5).

11

Gambar 2.4

Typical wire, aperature, and microstrip array configuration


Sumber : (Balanis, 2005, hal. 7)

2.3.5 Lens Antennas


Lensa terutama digunakan untuk collimate insiden energi yang berbeda
untuk mencegah dari tersebar di arah yang tidak diinginkan. Dengan benar
membentuk konfigurasi geometri dan memilih bahan yang tepat dari lensa,
mereka dapat mengubah berbagai bentuk energi yang berbeda menjadi gelombang
pesawat. Mereka dapat digunakan di sebagian besar aplikasi yang sama seperti
reflektor parabola, terutama pada frekuensi yang lebih tinggi. dimensi dan berat
badan mereka menjadi sangat besar pada frekuensi yang lebih rendah. antena
lensa diklasifikasikan menurut bahan dari mana mereka dibangun, atau sesuai
dengan bentuk geometris mereka. Beberapa bentuk seperti

Gambar 2.5.

Singkatnya, antena yang ideal adalah salah satu yang akan memancarkan semua
daya yang dikirim untuk itu dari pemancar yang diinginkan directionor arah.
Inpractice, namun, seperti pertunjukan yang ideal tidak dapat dicapai tetapi
mungkin erat mendekati. Berbagai jenis antena yang tersedia dan masing-masing
jenis dapat mengambil bentuk yang berbeda untuk mencapai karateristik radiasi
yang diinginkan untuk aplikasi tertentu. Sepanjang buku ini, karakteristik radiasi
dari sebagian besar antena ini dibahas secara rinci (Balanis, 2005, hal. 7).

12

Gambar 2.5

Typical lens antennas

Sumber : (Balanis, 2005, hal. 8)


2.5

Antenna Microstrip
Antena microstrip menjadi sangat populer di tahun 1970-an terutama

untuk aplikasi ruang angkasa. Hari ini mereka digunakan untuk aplikasi
pemerintah dan komersial. Antena ini terdiri dari sebuah patch metalik pada
substrat membumi. Patch logam dapat mengambil banyak konfigurasi yang
berbeda, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 Namun, persegi panjang dan
patch melingkar, pada gambar 2.3, yang paling populer karena kemudahan
analisis dan fabrikasi, dan karakteristik radiasi yang menarik mereka, radiasi
cross-polarisasi

terutama

rendah. Antena

mikrostrip

yang

low

profile,

comformable untuk planar dan permukaan nonplanar, sederhana dan murah untuk
membuat menggunakan teknologi cetak-sirkuit modern, mekanis kuat jika
dipasang pada permukaan kaku, kompatibel dengan desain MMIC, dan sangat
fleksibel dalam hal frekuensi resonansi, polarisasi, pola, dan impedansi. Antena
ini dapat dipasang pada permukaan pesawat kinerja tinggi, pesawat ruang
angkasa, satelit, rudal, mobil, dan telepon seluler genggam (Balanis, 2005, hal.
5).
2.4.1 Struktur Dasar Antena Mikrostrip
Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri atas dua kata, yaitu micro
(sangat tipis/kecil) dan strip (bilah/potongan). Antena mikrostrip dapat

13

didefenisikan sebagai salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk seperti
bilah/potongan yang mempunyai ukuran sangat tipis/kecil. Secara umum, antena
mikrostrip terdiri atas 3 bagian, yaitu patch, substrat, dan ground plane. Patch
terletak di atas substrat, sementara ground plane terletak pada bagian paling
bawah.

Gambar 2.6

Struktur dasar antenna microstrip


Sumber (Amritesh & Singh, 2007)

Gambar 2.2 menunjukkan struktur dasar antenna microstrip yang diambil


dari (Amritesh & Singh, 2007) Dalam bentuk yang paling mendasar, antena
Mikrostrip patch terdiri dari memancar menambal di satu sisi substrat dielektrik
yang memiliki bidang tanah di sisi lain seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
patch umumnya terbuat dari melakukan bahan seperti tembaga atau emas dan
dapat mengambil bentuk apapun mungkin. Patch memancar dan garis pakan
biasanya foto terukir pada substrat dielektrik (Amritesh & Singh, 2007).
Dari beberapa paparan diatas dapat diuraikan beberapa struktur dasar
antenna microstrip yaitu :
1. Pacth
Pada umumnya patch terbuat dari bahan konduktor seperti tembaga atau emas
yang mempunyai bentuk bermacam-macam. Bentuk patch ini bisa bermacammacam, lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, ataupun annular ring. Patch
ini berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Patch dan
saluran pencatu biasanya terletak diatas substrat. Tebal patch dibuat sangat tipis (t
<< 0; t = ketebalan patch).
2. Substrate dielectric
Substrat terbuat dari bahan-bahan dielektrik. Substrat biasanya mempunyai tinggi
(h) antara 0,0020 0,0050. Berfungsi sebagai media penyalur GEM dari catuan.
Karakteristik substrat sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter antena.

14

Pengaruh ketebalan substrat dielektrik terhadap parameter antena adalah pada


bandwidth. Penambahan ketebalan substrat akan memperbesar bandwidth.
3. Ground
Ground plane bisa terbuat dari bahan konduktor. Ukurannaya selebar dan
sepanjang substrat. Fungsi ground plane adalah sebagai ground antenna.
2.4.2 Tipe Antena Mikrostrip
Berdasarkan bentuk patch-nya antena mikrostrip terbagi menjadi :
a. Antena mikrostrip patch persegi panjang (rectangular)
b. Antena mikrostrip patch persegi (square)
c. Antena mikrostrip patch lingkaran (circular)
d. Antena mikrostrip patch elips (elliptical)
e. Antena mikrostrip patch segitiga (triangular)
f. Antena mikrostrip patch circular ring
Ada sejumlah besar bentuk antena mikrostrip patch; mereka telah
dirancang untuk mencocokkan karakteristik tertentu. Beberapa jenis umum
ditunjukkan pada gambar (2.2), untuk frekuensi gelombang milimeter, jenis yang
paling umum adalah persegi panjang, persegi, dan lingkaran patch (Alsager, 2011,
p. 17).

Gambar 2.7

Tipe Antena Mikrostrip

Sumber : (Alsager, 2011)


Adapun terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari antena
mikrostrip diantaraya,

15

Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan antena mikrostrip


Kelebihan
Low-profile, ringan serta ukuran lebih

Kekurangan
Sistem pencatuan yang kompleks

kecil dan compact


Low-fabrication, fabrikasi mudah dan

untuk array
Ukuran antena mikrostrip yang

lebih murah, serta diproduksi dengan

lumayan kecil sehingga memerlukan

menggunakan teknik printed-circuit

ketelitian yang sangat tinggi dalam

atau dengan teknik pemotong biasa


Mempuyai penampang (subtract)

perancangan dan pembuatan.


Bandwidth yang relatif kecil

yang tipis dan ringan


Dapat dibuat compact sehingga lebih

Gain yang rendah, berkisar 3-10 dBi

fleksibel
Dapat beroprasi pada sigle band, dual

untuk satu patch


Membutuhkan subtrate berkualitas

band, ataupun multi band

baik (mahal)

2.6 Parameter-parameter Antena


Untuk menggambarkan kinerja antena, definisi dari berbagai parameter yang
diperlukan. Beberapa parameter yang saling terkait dan tidak semua dari mereka
perlu ditentukan untuk deskripsi lengkap dari kinerja antena. definisi parameter
akan dibahas pada bab ini . Banyak dari mereka tanda inquotation berasal dari
IEEE Standard Definisi Istilah untuk Antena (IEEE Std 145-1983). Ini adalah
revisi dari IEEE 145-1973 (Balanis, 2005).
2.5.1 Radiation Pattern
Pola radiasi antena didefinisikan sebagai "fungsi matematika atau
representasi grafis dari sifat-sifat radiasi dari antena sebagai fungsi koordinat
ruang. "Bagian radiasi paling penting adalah dua atau distribusi spasial tiga
dimensi dari energi yang dipancarkan sebagai fungsi dari pengamat posisi
sepanjang jalan atau permukaan radius konstan. Satu set koordinat ditunjukkan
pada Gambar 2.8. Sebuah jejak medan diterima listrik (magnetik) pada konstan
radius disebut pola medan amplitudo. patternis listrik biasanya diplot pada skala
logaritmik atau lebih umum dalam desibel (dB). skala ini biasanya diinginkan
karena skala logaritmik dapat menonjolkan detail lebih bagian-bagian dari
Seringkali medan magnet dan kekuatan pola dinormalisasi sehubungan dengan

16

nilai maksimum mereka, menghasilkan lapangan dan kekuatan pola normal


(Balanis, 2005, hal. 27).

Gambar 2.8

Sistem koordinat untuk analisis antena


Sumber (Balanis, 2005, hal. 27)

Juga, patternis listrik biasanya diplot pada skala logaritmik atau lebih
umum dalam desibel (dB). skala ini biasanya diinginkan karena skala logaritmik
dapat menonjolkan secara lebih rinci bagian-bagian dari :
a) pola medan (dalam skala linear) biasanya merupakan plot besarnya medan
listrik atau magnet sebagai fungsi dari ruang sudut.
b) pola kekuasaan (dalam skala linear) biasanya merupakan plot kuadrat besarnya
medan listrik atau magnet sebagai fungsi dari ruang sudut.
c) pola kekuasaan (dalam dB) merupakan besarnya medan listrik atau magnet,
indecibels, sebagai functionof ruang sudut.

17

Gambar 2.9

Dua-dimensi pola normalized medan (skala linear)


Sumber : (Balanis, 2005, hal. 29)

2.5.2 Radiation Power Density


Gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk membawa informasi
melalui media nirkabel atau gelombang elektromagnetik, dari satu titik ke titik
yang lain. Hal ini kemudian digunakan untuk mengasumsikan bahwa kekuatan
dan energi yang terkait dengan medan elektromagnetik. Kuantitas yang digunakan
untuk menggambarkan kekuatan terkait dengan gelombang elektromagnetik
adalah vektor Poynting sesaat didefinisikan sebagai berikut, (Balanis, 2005, hal.
38).
(2-1)
= Sesaat vektor Poynting (W / m2)
= Intensitas medan listrik sesaat (V / m)
= Intensitas magnetik-lapangan sesaat (A / m)

18

2.5.3 Radiation Intensity


Intensitas radiasi dalam directionis diberikan didefinisikan sebagai
"kekuatan terpancar dari antena per unit sudut padat. "Intensitas radiasi adalah
parameter medan jauh, dan dapat diperoleh hanya dengan mengalikan kepadatan
radiasi dengan kuadrat dari jarak (Balanis, 2005, hal. 40). Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut,

U = r2 Wrad

(2-2)

U = intensitas radiasi (W / unit sudut padat)


Wrad = density radiasi (W / m2)
2.5.4 Beamwidth
Terkait dengan pola antena adalah parameter ditetapkan sebagai
beamwidth. Beamwidth dari pola didefinisikan sebagai pemisahan sudut antara
dua titik identik pada sisi berlawanan dari maksimum pola. Dalam pola antena,
ada sejumlah beamwidths. Salah satu beamwidths yang paling banyak digunakan
adalah Half-Power Beamwidth (HPBW), yang didefinisikan oleh IEEE sebagai:
"Dalam bidang yang mengandung arah maksimum balok, sudut antara dua arah di
mana intensitas radiasi nilai satu-setengah dari balok. "Hal ini ditunjukkan pada
Gambar 2.9. beamwidth lain yang penting adalah pemisahan sudut antara bagian
null pertama dari pola, d ini disebut sebagai Pertama-Null Beamwidth (FNBW).
Kedua HPBW dan FNBW ditunjukkan untuk patternin Gambar 2.11 untuk
Contoh patternof (a). beamwidths lainnya adalah mereka di mana patternis -10 dB
dari maksimum, atau nilai lain. Namun, inpractice, beamwidth jangka, tanpa
identifikasi lain, biasanya mengacu pada HPBW (Balanis, 2005, hal. 42).

19

Gambar 2.10 Tiga dan dua dimensi pola radiasi (dalam skala linear)
Sumber : (Balanis, 2005, hal. 42)
Beamwidth antena adalah bagian yang sangat penting

dan sering

digunakan sebagai trade-off antara itu dan tingkat sisi lobus; yaitu sebagai
beamwidth berkurang, sisi lobus meningkat dan sebaliknya. Selain itu, beamwidth
antena juga digunakan untuk menggambarkan kemampuan resolusi antena untuk
membedakan antara dua sumber radiasi yang berdekatan atau target radar. Kriteria
resolusi yang paling umum menyatakan bahwa kemampuan resolusi antena untuk
membedakan antara dua sumber adalah sama dengan setengah pertama-null
Beamwidth (FNBW / 2), yang biasanya digunakan untuk mendekati kekuatan
beamwidth setengah (HPBW). Artinya, dua sumber yang dipisahkan oleh jarak
sudut yang sama atau lebih besar thanFNBW / 2 HPBW dari antena dengan
distribusi seragam dapat diselesaikan. Jika pemisahan lebih kecil, maka antena
akan cenderung memperlancar jarak di sudut (Balanis, 2005, hal. 42).
2.5.5 Directivity (Pola Radiasi)
Di tahun 1983 versi dari IEEE Standard Definisi Istilah untuk Antena, ada
memiliki terjadi perubahan substantif dalam definisi directivity, dibandingkan
dengan definisi dari versi 1973. Pada dasarnya directivity istilah dalam versi baru
1983 telah digunakan untuk menggantikan keuntungan jangka direktif yang lama
versi 1973. Dalam baru 1983 versi pada gain direktif jangka telah usang. Menurut
penulis baru standar tahun 1983, "perubahan ini membawa standar ini sejalan
dengan penggunaan umum antara antena insinyur dan dengan standar

20

internasional lainnya, terutama orang-orang dari International Electrotechnical


Commission (IEC). "Oleh karena itu directivity antena didefinisikan sebagai
"rasio intensitas radiasi dalam arah tertentu dari antena dengan intensitas radiasi
rata-rata ke segala arah. Intensitas radiasi rata-rata adalah sama dengan daya total
yang dipancarkan oleh antena dibagi dengan 4. Jika directionis tidak ditentukan,
arah intensitas radiasi maksimum tersirat. "Lain lagi sederhana, directivity dari
sumber nonisotropic adalah sama dengan rasio radiasi intensitas dalam arah
tertentu atas bahwa sumber isotropik (Balanis, 2005, hal. 44).
D = U = 4U

(2-3)

U0 Prad
Jika arah tidak ditentukan, itu berarti arah intensitas radiasi maksimum
(Directivity maksimum) dinyatakan sebagai berikut,

Dmax = D0 = U|max = Umax = 4Umax


U0

U0

(2-4)

Prad

D = directivity (berdimensi)
D0 = maksimum directivity (berdimensi)
U = intensitas radiasi (W / unit sudut padat)
Umax = intensitas radiasi maksimum (W / unit sudut padat)
U0 = intensitas radiasi dari sumber isotropic (W / unit sudut padat)
Prad = Total daya radiasi (W)
2.5.6 Antenna Efficiency
Terkait dengan antena sejumlah efisiensi dan dapat didefinisikan
menggunakan Gambar 2.11. Total efisiensi antena e0 digunakan untuk
memperhitungkan losses di terminal input dan dalam struktur antena. kerugian
tersebut mungkin karena, mengacu pada Gambar 2.11 (b), untuk
1. Refleksi karena ketidakcocokan antara saluran transmisi dan antena
2. I2.R losses (konduksi dan dielectric)

21

Gambar 2.11

terminal dan losses dari antena referensi.


Sumber : (Balanis, 2005)

Secara umum, efisiensi keseluruhan dapat ditulis sebagai,

e0 = er ec ed

(2-5)

e0 = Efisiensi Total (berdimensi)


er = refleksi (mismatch) efisiensi = (1 ||2) (berdimensi)
ec = efisiensi konduksi (berdimensi)
ed = koefisien dielektrik (berdimensi)
= tegangan koefisien refleksi pada terminal input dari antena
[ = (Zin Z0)/(Zin + Z0) where Zin = impedansi masukan antena,
Z0 = impedansi karakteristik saluran transmisi]
VSWR = voltage standing wave ratio = 1 + ||
1 ||
Biasanya ec dan ed sangat sulit untuk dihitung, tapi mereka dapat
ditentukan secara eksperimental. Bahkan oleh pengukuran mereka tidak dapat
dipisahkan, dan biasanya lebih mudah untuk menulis (2-5) sebagai

e0 = er ed = ec (1- ||)

(2-6)

dimana eCd = eCed = antena efisiensi radiasi, yang digunakan untuk


menghubungkan gain dan directivity (Balanis, 2005, hal. 64).

22

2.5.7 Gain
Ukuran lain yang berguna menggambarkan kinerja antena adalah gain.
Meskipun gain dari antena berkaitan erat dengan directivity, itu adalah ukuran
yang memperhitungkan efisiensi antena serta kemampuan directional nya. Ingat
bahwa directivity adalah ukuran yang menggambarkan hanya sifat directional
antena, dan karena itu dikendalikan hanya dengan pola (Balanis, 2005, hal. 66).
Gain dari antena (dalam arah tertentu) didefinisikan sebagai "rasio
intensitas, dalam arah tertentu, dengan intensitas radiasi yang akan diperoleh jika
daya yang diterima oleh antena yang terpancar isotropically. Intensitas radiasi
yang sesuai dengan kekuatan isotropically terpancar adalah sama dengan daya
yang diterima (input) oleh antena dibagi dengan 4. "Dalam equati pada
persamaan ini dapat dinyatakan sebagai
Gain = 4 radiation intensity = 4 U(,)
total input power

(dimensionless)

(2-7)

Pin

Dalam kebanyakan kasus kita berurusan dengan relatif gain, yang


didefinisikan sebagai "rasio mendapatkan energi dalam arah tertentu untuk gain
yang tinggi antena referensi dalam arah yang direferensikan. "Masukan daya
harus sama untuk kedua antena. Antena referensi biasanya dipol, tanduk, atau
antena lain yang gain dapat dihitung atau diketahui. Dalam kebanyakan kasus,
bagaimanapun, antena referensi adalah sumber lossless isotropik. Dengan
demikian,
Gain = 4 U(,)

(dimensionless)

(2-8)

Pin (lossless isoptrop)


2.5.8 Input Impedance
Impedansi masukan didefinisikan sebagai "impedansi disajikan oleh
antena di terminal atau rasio tegangan untuk saat ini pada sepasang terminal atau
rasio komponen yang tepat dari listrik medan magnet pada suatu titik." Pada
bagian ini kita terutama tertarik pada impedansi masukan pada sepasang terminal
yang merupakan terminal input antena. Pada Gambar

2-9 (a) terminal ini

23

ditunjuk a-b. Rasio tegangan untuk arus di terminal ini, tanpa beban terpasang,
mendefinisikan impedansi dari antena sebagai, (Balanis, 2005, hal. 80)
ZA = RA + jXA

(2-9)

ZA = impedansi masukan
RA = tahanan terminal antena
Xin = reaktansi masukan
2.7 Feeding Methods (Teknik Pencatuan)
Ada banyak metode feeding antena microstrip. Metode yang paling populer
adalah:
1. Microstrip Line.
2. Coaxial Probe (pakan coplanar).
3. Kedekatan Coupling.
4. Aperture Coupling
Karena antena memancar dari satu sisi substrat, sehingga mudah untuk
memberi makan itu dari sisi lain (tanah pesawat), atau dari sisi elemen. Hal yang
paling penting yang harus dipertimbangkan adalah transfer maksimum daya
(pencocokan dari garis pakan dengan impedansi input antena), ini akan dibahas
kemudian dalam bagian dari Impedance Matching. Banyak desain yang baik telah
dibuang karena makan buruk mereka. perancang dapat membangun sebuah antena
dengan karakteristik yang baik dan baik parameter radiasi dan efisiensi yang
tinggi tetapi ketika makan buruk, efisiensi total dapat dikurangi ke tingkat rendah
yang membuat seluruh sistem harus ditolak (Alsager, 2011, hal. 17-23).
2.6.1 Microstrip Line Feed
Metode feeding sangat banyak digunakan karena sangat sederhana untuk
merancang dan menganalisis, dan sangat mudah untuk memproduksi. Gambar
2.12 menunjukkan patch dengan pakan microstrip baris dari sisi patch

Gambar 2.12 Microstrip patch antenna with feed from side


Sumber : (Alsager, 2011)

24

Posisi titik pakan (yo) patch pada gambar (2.12b) telah dibahas secara rinci dalam
bagian dari Impedance Matching. teknik patch pada gambar (2.12a) dan angka
(2,17) akan dibahas dalam metode selanjutnya . Hal ini banyak digunakan dalam
(array) antena baik satu patch antena dan multi-patch. Impedansi dari patch
diberikan oleh :
Za = 90

r 2
r 1

( W )2

(2-10)

Impedansi karakteristik bagian transisi harus:


ZT =

50+Za

(2-11)

Lebar garis transisi dihitung dari :


ZT =

60
r

8 d Wt
ln ( Wt + 4 d )

(2-12)

Lebar 50 microstrip pakan dapat ditemukan dengan menggunakan


persamaan di bawah :
(2-13)
Panjang

strip dapat ditemukan

dari :
(2-14)
Panjang garis transisi seperempat panjang gelombang yang :
(2-15)

25

Gambar 2.13

Rectangular microstrip patch antenna

Sumber : (Alsager, 2011)


2.6.2 Coaxial Feed (Coplanar Feed)
Kopling kekuatan untuk antena patch melalui probe sangat sederhana,
murah, dan efektif. Jika desainer menyesuaikan pakan titik 50, jadi dia hanya
perlu menggunakan kabel koaksial 50 dengan N-jenis konektor coaxial.
Konektor N-coaxial digabungkan ke sisi belakang antena microstrip (bidang
tanah) dan konektor pusat coaxial yang akan melewati substrat dan disolder ke
patch, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini (Alsager, 2011, hal. 19),

Gambar 2.14

Coaxial Feed (Coplanar Feed)

Sumber : (Alsager, 2011)


2.6.3 Proximity Coupling

Gambar 2.15

Proximity coupling feed method

Sumber : (Alsager, 2011)


Kopling kedekatan adalah menggunakan dua substrat r1 dan r2. Patch akan
berada di atas, bidang tanah di bagian bawah dan garis microstrip terhubung ke
sumber listrik dan terletak di antara dua substrat seperti yang ditunjukkan pada
gambar (2.15). Jenis ini dikenal juga sebagai "elektromagnetik ditambah

26

microstrip feed". Prinsip mekanisme ini adalah bahwa perilaku antara patch dan
garis pakan strip kapasitif. Analisis dan desain antena tersebut adalah sedikit lebih
rumit dari pada 21 orang lain yang dibahas dalam bagian sebelumnya karena
perancang harus memperhitungkan efek dari kapasitor coupling antara garis pakan
strip dan patch serta setara RL- C sirkuit resonansi yang mewakili patch dan
perhitungan jika dua substrat (r1 dan r2). Kopling kapasitor antena ini dapat
dirancang untuk pencocokan impedansi dari antena (Alsager, 2011, hal. 20).
2.6.4 Aperture Coupling

Gambar 2.16 Aperture coupling feed method


Sumber : (Alsager, 2011)
Menunjukkan lapisan microstrip patch antena menggunakan mekanisme
aperture. Bidang tanah memiliki aperture dalam bentuk lingkaran atau persegi
panjang, dan memisahkan dua substrat: substrat atas r1 dengan patch di atasnya,
dan lebih rendah substrat r2 dengan garis microstrip pakan bawahnya. Jenis
kopling memberikan bandwidth yang lebih luas. Properti lain dari jenis ini adalah
memancar dari garis makan strip dikurangi dengan efek perisai dari tanah
pesawat. Fitur ini meningkatkan kemurnian polarisasi (Alsager, 2011, hal. 21).
2.8 Metode Analisis
Ada banyak metode analisis microstrip antena, yang paling populer adalah
saluran transmisi (di mana kita asumsikan bahwa patch adalah saluran transmisi
atau bagian dari saluran transmisi) Metode kedua adalah modus rongga (di sini
kita mengasumsikan bahwa patch adalah dielectric - dimuat rongga). Saluran
transmisi metode adalah cara termudah mempelajari antena microstrip patch
(Alsager, 2011, hal. 22-29).

27

2.7.1 Transmission Line Model

Gambar 2.17

Microstrip line

Sumber : (Alsager, 2011)


Metode saluran transmisi adalah cara termudah untuk mempelajari antena
microstrip. Dalam metode ini model saluran transmisi mewakili microstrip patch
antena dengan dua slot, dipisahkan oleh sebuah saluran transmisi impedansi
rendah dari panjang L. Hasil yang kita dapatkan tidak yang terbaik akurat
dibandingkan dengan metode lain tapi itu cukup baik untuk merancang antena.
Untuk mempelajari teori saluran transmisi mikrostrip kita memiliki dua kasus
yang berbeda: W / h < 1 (narrow strip line) garis tipis , Kasus kedua w / h >> 1
dan

(saluran transmisi yang lebih luas) ini akan membantu kita untuk

membangun gambaran yang baik untuk mempelajari gambar (2.17).


2.7.2 Cavity Model
Model rongga dalam menganalisis antena microstrip didasarkan pada asumsi
bahwa wilayah antara microstrip patch dan ground adalah rongga resonansi
dibatasi oleh langit-langit dan lantai konduktor listrik dan dinding magnetik
sepanjang tepi konduktor seperti ditunjukkan pada gambar (3.18 ).

28

Gambar 2.18 Magnetic wall model of a microstrip patch antenna


1. Hanya ada tiga komponen lapangan di wilayah tertutup oleh rongga: E
komponen dalam sumbu z (Ez) dan dua komponen H sepanjang sumbu x dan y
(Hx,

Hy).

2. Karena h (ketinggian substrat) sangat tipis (h << ), lapangan di wilayah


interior lakukan tidak berbeda dengan z-koordinat untuk semua frekuensi.
3. Arus listrik di microstrip patch tidak memiliki komponen normal ke tepi
patch pada titik apapun.
Model ini sangat baik digunakan sebagai resonator microstrip dengan tepi
memperluas sedikit untuk menjelaskan bidang fringing. Sebelum pergi lebih jauh
dengan perhitungan bidang dalam rongga mari kita lihat pada mekanisme rongga.
Pertimbangkan antena microstrip pada gambar (3.19)

Gambar 2.19Mengisi distribusi dan kerapatan arus pada antena microstrip


Sumber : (Alsager, 2011)
2.7.3 The Ground plane
Sebagai bagian dari antena, ground harus terbatas dalam ukuran seperti
untuk antena monopole, namun pada kenyataannya hal ini tidak mudah untuk
menerapkan selain ukuran ground yang kecil yang diinginkan. Panjang ground

29

harus setidaknya satu panjang gelombang, artinya sebagai panjang patch sama
atau kurang dari setengah panjang gelombang (L / 2) sehingga bidang tanah
akan memperpanjang / 4 dari tepi patch.
o =

vo
fr

(2-16)

Dimana ;
0 = adalah panjang gelombang di ruang bebas.
0= adalah kecepatan cahaya dalam ruang bebas (3 00000000 m / s)
fr = adalah frekuensi resonansi (1,57542 GHz).
o =

vo
fr

reff

(2-17)

Dimana ;
eff adalah panjang gelombang efektif dalam substrat.
eff adalah panjang gelombang efektif dalam substrat.
eff = 96.5857mm
eff /4 = 24.146 mm
2.9 Antena Mikrostrip circular patch
Selain patch persegi panjang, yang konfigurasinya paling populer diantaranya
pacth circular (melingkar), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 14,22. Hal ini
juga telah menerima banyak perhatian tidak hanya sebagai elemen tunggal [6],
[10], [13], [46], [47], [51], tetapi juga dalam array [65] dan [74] (Balanis, 2005,
hal. 843-863).

Gambar 2.20 Geometri dari antena mikrostrip circular

30

Sumber : (Balanis, 2005)


2.8.1 Frekuensi Resonansi
Frekuensi resonansi dari rongga, dan dengan demikian dari antena
microstrip, karena bagi kebanyakan microstrip khas antena ketinggian substrat h
sangat kecil (biasanya h <0.050), bidang sepanjang z dasarnya konstan. Oleh
karena itu resonansi frekuensi untuk mode TM Z

mn0

dapat ditulis dengan

menggunakan persamaan,
(2-18)
empat mode pertama, di urutan menaik, yang TM Z

110

, TMZ

, TMZ

210

, dan TMZ

010

. Modus yang dominan adalah TMZ 110 yang frekuensi resonansi,

310

(2-19)
dimana 0 adalah kecepatan cahaya dalam ruang bebas.
Frekuensi resonansi (2-19) tidak memperhitungkan fringing. Seperti patch
persegi panjang, fringing membuat patch terlihat elektrik yang lebih besar dan itu
diperhitungkan dengan memperkenalkan faktor panjang koreksi, Demikian pula
untuk patch melingkar koreksi diperkenalkan dengan menggunakan jari-jari e
efektif, untuk menggantikan yang sebenarnya jari-jari, adapun persamaan dari jari
jari ae.

(2-20)
Oleh karena itu frekuensi resonansi (2-19) untuk TMZ

110

harus diubah dengan

menggunakan (2-20) dan dinyatakan sebagai,

(2-21)
2.8.2 Design
Berdasarkan rumusan model rongga, prosedur desain dijelaskan yang
mengarah ke desain praktis melingkar microstrip antena untuk dominan TMZ110
modus. Itu prosedur mengasumsikan bahwa informasi yang ditentukan meliputi
konstanta dielektrik substrat (r), frekuensi resonansi (fr) dan ketinggian substrat h.

31

Desain Prosedur A orde pertama pendekatan untuk pemecahan (20-2)


untuk adalah untuk menemukan e menggunakan (21-2) dan untuk menggantikan
yang ke (20-2) untuk ae dan untuk di logaritmik fungsi. Adapun persamaan
diperoleh,

(2-22)
Dimana :
(2-23)
2.8.3 Input Impedance
Sejauh

impedansi

yang

bersangkutan,

dinding

magnetik

dapat

diperhitungkan dengan memperkenalkan beberapa gambar dengan aliran arus


inthe directionas sama umpan yang seben
arnya. Ketika titik umpan jauh dari salah satu tepi, medan magnet yang
terkait dengan gambar dan pakan yang sebenarnya tidak tumpang tindih kuat.
Oleh karena itu induktansi berhubungan dengan kepadatan energi magnetik yang
tersimpan dengan dalam volume pengujian kecil dekat pakan akan terutama
karena saat ini pakan yang sebenarnya.

Gambar 2.21 Variasi khas resistensi dan reaktansi dari persegi panjang
antena microstrip terhadap frekuensi
Sumber : (Balanis, 2005)
2.10Antena mikrostrip lungs

32

Antenna microstrip lungs merupakan sebuah modifikasi pacth antena


mikrostrip yang dirancang dari pacth circular yang dikombinasikan dengan patch
rectangular, diamana pada perancangan design antena mikrostrip lungs diperoleh
dari persamaan patch circular untuk memperoleh ukuran spesifikasi dari antena
lungs (Pratiwi, 2015, hal. 5).
Diamana untuk memperoleh persamaan nilai jari jari dari antena mikrostrip
lungs sama dengan persamaan (2-22) yaitu,

(2-24)
2.11 Array dan Jaringan Feed
Antena microstrip digunakan tidak hanya sebagai elemen tunggal tetapi
sangat populer di array [17], [23], [30], [31], [50], [51], [54], [63] - [65] , dan [74]
- [77]. array seri-fed dapat mudah dibuat menggunakan photolithography untuk
kedua memancar elemen dan jaringan pakan.

Gambar 2.22

Beamwidth dari / 4 baris impedansi transformator

untuk mencocokkan 100-ohm patch ke saluran 50-ohm.


Sumber : (Balanis, 2005)
2.12 Software HFSS v13
HFSS adalah metode elemen hingga solver komersial untuk struktur
elektromagnetik dari ANSYS. akronim awalnya berdiri untuk frekuensi tinggi

33

simulator struktural. Ini adalah salah satu dari beberapa alat komersial yang
digunakan untuk desain antena, dan desain kompleks RF sirkuit elektronik elemen
termasuk filter, jalur transmisi, dan kemasan. Ini pada awalnya dikembangkan
oleh Profesor Zoltan Cendes dan murid-muridnya di Carnegie Mellon University.
Prof. Mendes dan saudaranya Nicholas Csendes didirikan Ansoft dan dijual HFSS
berdiri sendiri di bawah hubungan pemasaran tahun 1989 dengan HewlettPackard, dan dibundel menjadi produk Ansoft. Setelah berbagai hubungan bisnis
selama periode 1996-2006, HP (yang menjadi Agilent EEsof EDA divisi) dan
Ansoft berpisah: Agilent dengan kritis diakui FEM Element dan Ansoft dengan
produk HFSS mereka, masing-masing. Ansoft kemudian diakuisisi oleh ANSYS
(wikipedia.org, 2016).
Software ANSYS HFSS adalah standar industri untuk simulasi 3-D, penuh
gelombang, medan elektromagnetik. Its akurasi standar emas, pemecah maju dan
kinerja tinggi teknologi komputasi membuat alat penting untuk insinyur yang
bertugas mengeksekusi desain yang akurat dan cepat dalam frekuensi tinggi dan
perangkat elektronik kecepatan tinggi dan platform. HFSS menawarkan state-of
the-art teknologi solver berdasarkan elemen hingga, persamaan integral, metode
hybrid asymptotic dan maju untuk memecahkan berbagai microwave, RF dan
aplikasi digital berkecepatan tinggi. Desain tanda-off akurasi disediakan oleh
HFSS melalui terobosan dan industri terkemuka teknologi meshing adaptif. Yang
kuat meshing dan pemecah teknologi memungkinkan Anda untuk merancang
dengan percaya diri, mengetahui hasil yang diberikan oleh HFSS dapat
diandalkan. alat lain hanya memberikan jawaban tanpa umpan balik mengenai
keakuratan dari solusi, yang mengarah ke ketidakpastian. Ketika dikombinasikan
dengan ANSYS teknologi HPC, seperti dekomposisi domain atau frekuensi
didistribusikan, HFSS dapat mensimulasikan pada kecepatan dan skala yang
belum pernah berpikir mungkin, lanjut memungkinkan Anda untuk lebih
mengeksplorasi dan mengoptimalkan kinerja perangkat Anda. Dengan HFSS
Anda tahu desain Anda akan memenuhi janji produk mereka.

34

Tabel 2.3 Feature software antenna


Dalam menggunakan simulator HFSS v13 diperlukan beberapa setting
parameter yang bertujuan untuk mendapatkan hasil simulasi yang mendekati
hasil dari pengukuran secara langsung. Adapun setting simulator yang
digunakan dalam menjalankan simulasi adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Melakukan setting project dengan memilih insert HFSS design


Desain antenna sesuai dengan pengukuran dan parameter yang ditentukan
Menentukan spesifikasi frekwensi yang akan digunakan
Menentukan pola radiasi dan impedansi
Kemuadian selanjutnya apabila desian sudah dibuat maka cek kembali

dengan memilih icon valide


6. Selanjutnya pilih dan klik icon simulation

BAB 3

35

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTENA MIKROSTRIP LUNGS


ARRAY BERBASIS MOTOR SERVO
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1

Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kendali Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Jember, Jl Slamet Riyadi No.62 Patrang, Jember 68111.
3.1.2

Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan. Pada bulan Desember 2016

sampai dengan April 2017.


3.2 Gambaran Umum perancangan
Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan serta pembuatan prototype
antena mikrostrip lungs array yang mana perancangan pacth lungs dirancang
secara array yaitu [1],[2] dan [4] patch. Dimana dengan menggunakan teknik
pencatuan line feed, teknik ini merupakan bagian teknik pencatuan yang
sederhana untuk merancang dan menganalisa, serta sangat mudah untuk
diproduksi. Prototype antena mikrostrip patch lungs array berbasis motor servo ini
digunakan sebagai integrasi penguat transmitter Vsat C-band pada frekuensi kerja
6GHz. Adapun perancangan prototype antena ini menggunkan software ansoft
HFSS v13.
Adapun tahapan awal dari peracangan antena mikrostrip patch lungs array
berbasis motor servo ini dengan membuat flowchart (diagram alir) perancangan,
yang selanjutnya melakukan pemilihan dan spesifikasi jenis substrate yang akan
digunakan, selanjutnya mengitung dimensi patch antena serta lebar saluran
saluran pencatu. Hasil dari perhitungan tersebut selanjutnya disimulasikan dengan
menggunakan simulator ansof HFSS v13.
Untuk mendapatkan rancangan antena yang optimal dilakukan beberapa
iterasi berupa perubahan dimensi patch. Dengan melakukan beberapa iterasi
selanjutnya diperoleh hasil rancangan yang lebih optimal tersebut. Dengan
simulator ansoft HFSS v13, dapat diperoleh parameter-parameter antena yang
dihasilkan berupa VSWR, gain, pola radiasi dan return loss.

35

36

3.3 Tahap Perencanaan


Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi :
1. Studi literatur
Tahap awal dari penelitian ini yaitu mencari literatrur dari penelitian
sebelumnya. Sehingga diharapkan penelitian dapat dilaksanakan dan
memberikan arahan untuk mengurangi kesalahan.
2. Perancangan Desain
Pada tahap ini, perancangan desain antena mikrostrip lungs array
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ansof HFSS v13
3. Pembuatan Alat (prototype)
Pada tahap ini, protoype antena dibuat sesuai dengan perancangan dan
metode yang sudah direncanakan. Sehingga prototype antena dapat
bekerja dengan sistem yang benar.
4. Pengukuran alat dan analisis
Pada tahap ini dilakukan pengukuran prototype yang sudah dibuat. Hal ini
yang akan diuji dan analisis yaitu parameter dari antena mikrostrip lungs
array yang berupa (VSWR, gain, return loss, pola radiasi, directivity,
bandwidth).
5. Pengambilan Data
Data diambil setelah dilakukan tahap pengukuran prototype dan analisis,
hal ini dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yang valid. Data
yang diambil berupa nilai parameter antena tersebut diantaranya berupa
(VSWR, gain, return loss, pola radiasi, directivity, bandwidth).
6. Penulisan Laporan
Tahap akhir yang dilakukan adalah penulisan laporan, kegiatan ini berisi
pembahasan hasil dari pengukuran dari prototype antena mikrostrip lungs
array berbasis motor servo, analisis data hingga pembahasan mengenai
rumusan kesimpulan akhir dalam penelitian ini.

37

3.4 Alat dan Bahan


Perancangan antena ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Perangkat keras digunakan untuk fabrikasi dan
pengukuran antena, sedangkan perangkat lukan digunakan untuk
melakukan simulasi dan untuk mengetahui karakteristik atau kinerja
antena yang dirancang.
3.3.1 Hardware
1. Substrat dielektrik FR-4 epoxy, sebagai bahan dasar antena.
2. Network Analyzer
Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran port tunggal (mengukur
VSWR, frekuensi resonansi, impedansi masukan, return loss, dan
bandwidth) dan port ganda (mengukur pola radiasi dan gain).
3. Power Meter untuk membaca daya keluaran dari antena dan network
analyzer
4. Connector SMA 50 ohm
5. Kabel Coaxial 50 ohm
6. HCL dan H202
Bahan ini digunakan untuk melarutkan lapisan tembaga FR-4 epoxy yang
tidak digunakan sebagai desain patch antena.
7. Acrilic
Bahan ini digunakan untuk board luar antena microstrip lungs.
8. Motor servo, gearbox sebagai pengerak sudut antena.
9. Arduino uno sebagai mikrokontroler utama kontrol motor servo.
10. LCD 16x2 sebagai modul untuk menampilkan nilai sudut antena.
3.3.2 Software
1. Ansof HFSS v13
Perangkat lunak ini digunakan untuk merancang dan mensimulasikan
antena yang akan dibuat (prototype). Setelah disimulasi akan diperoleh
beberapa karakteristik antena seperti frekuensi kerja, bandwidth,
impedansi input, return loss, VSWR, dan pola radiasi
2. PCAAD 5.0
Perangkat lunak ini digunakan untuk menentukan lebar saluran mikrostrip,
impedansi karakteristik, konstanta dielektrik, direktivitas, redaman, dan
gain.
3. Sketchup 2015
Perangkat ini digunakan untuk melakukan visualisasi desain perancangan.
4. Software arduino uno

38

Perangkat ini digunakan sebagai perancangan program motor servo


5. Microsoft Excel 2013
Perangkat lunak ini digunakan untuk data base serta sebagai pengolah data
dengan persamaan matematus.
6. Matlab 2015a
Perangkat lunak ini digunakan untuk mengolah data base dari Perangkat
lunak microsoft exel untuk diolah menjadi data 2D secara matematis.
3.5 Diagram Alir Perancangan Antena
Dalam perancangan prototype antena mikrostrip lungs array ini
diperlukan adanya proses kerja yang terstruktur dan bertahap sehingga
pernacngan dapat dilakukan dengan baik. Adapun tahapan perancangan
antena mikrostrip patch lungs array berbasis motor servo dapat
digambarkan pada diagram alir (flowchart) Gambar 3.1.

39

3.6 Perancangan Antena


Pada tahapan perancangan antena pertama kali adalah menentukan
karakteristik antena yang diinginkan, dimana telah diperlihatkan diagram
alir pada sub bab 3.2. karakteristik antena yang dimaksud yaitu frekuensi
kerja, return loss / VSWR, dan gain. Pada penelitian ini diharapakan dapat
memberikan karakteristik hasil yang diinginkan yaitu :
1. Frekuensi kerja

: 6 GHz (5,925 sampai 6,425 GHz)

2. Impedansi terminal

: 50 ohm koaksial konektor SMA

3. VSWR

: 1< VSWR < 2

4. Gain

: > 5 dBi

Setiap substrat memiliki parameter yang berbeda-beda. Oleh karena


itu, perlu ditentukan terlebih dahulu jenis substrat yang akan digunakan
sebagai antena mikrostrip. Jenis subtrat yang digunakan adalah FR-4
Epoxy fiberglass dengan parameter sebagai berikut :
Tabel 3.1

Parameter subtrat FR-4 Epoxy fiberglass

Jenis substrate
Konstanta Dielektrik Relatif (r)
Dielektri Loss Tangent (tan)

FR4-Epoxy
4,4
0,02

40

Ketebalan Substrate (h1 h2)


Lande G factor
Mass Density

1.6 mm
2
1900

Ketebalan substart akan mempengaruhi bandwidth dan gelombang


permukaan (surface wave) (Balanis, 2005, hal. 30). Semakin kecil subtrat
maka efek gelombang permukaan semakin kecil. Dengan mengecilnya
gelombang permukaan diharapakan dapat meningkatkan kinerja antena
seperti : gain, efisiensi, dan bandwidth. Konstanta dielektrik relatif (r)
akan mempengaruhi terjadinya gelombang permukaan. Namun dengan
semakin kecilnya konstanta dielektrik, maka ukuran patch dan saluran
pancatu mikrostrip yang dibutuhkan akan semakin luas, karena ukuran
patch dan saluran mikrostrip berbanding terbalik dengan konstanta
dielektrik.
3.7 Perancangan Dimensi Patch Antena
Antena yang akan dirancang pada proposal ini adalah antena mikrostrip patch
lungs array dengan frekuensi kerja 6 GHz (5,925 sampai 6,425 GHz), adapun
untuk perancangan awal digunakan perhitungan pada antena mikrostrip patch
lungs array dengan patch dasar berbentuk lingkaran yang kemudian dimodifikasi
sehingga patch membentuk desain lungs ( paru-paru).
Adapun persamaan yang digunakan seperti pada bab 2 tentang patch circular
yang tertera pada persamaan (2-22) dan (2-23) dimana persamaan ini digunakan
sebagai acuan dalam perancangan patch lungs.

(2-22)
Dimana :
(2-23)
Dengan nilai,
fr = 6 GHz , r = 4.4, h = 1.6 mm,
Dimana,

41

F = 0,698
Maka,

( 3.162x h0.698 .)+1.7726


ln }

=
{1+2 h/3.14 x 4.4 x 0.698
0.698

0.697
1.00275

= 6.97 cm

3.8 Perancangan Saluran Pencatuan Dengan Metode Line Feed


Saluran pencatu yang digunakan pada perancangan ini diharapkan
mempunyai atau paling tidak mendekati impedansi masukan sebesar 50 . Untuk
mendapatkan nilai impedansi tersebut dilakukan pengaturan lebar dari saluran
pencatu dilakukan pengaturan lebar dari saluran pencatu dengan menggunakan
perangkat lunak Em-Talk. Lebar 50 microstrip pakan dapat ditemukan dengan
menggunakan persamaan di bawah :
(2-13)
Untuk nilai Zo = 50 , r = 4.4, dan h = 1.6 mm, maka didapat lebar
pencatu 3 mm. Dengan demikian saluran pencatu mikrostrip 50 didapat 3 mm,
tahapan berikutnya adalah mencari panjang saluran pencatu mikrostrip 50 .
Sebelumnya periksa terlebih dahulu perbandingan lebar saluran pencatu
mikrostrip 50 terhadap tebal substrat (W/h).

42

W
=1.87>1
h
Karena W/h >1, maka nilai konstanta dielektrik efektif (ef) menggunakan
persamaan berikut.
(eff)

r +1
2

r 1
2

1
1+12 h/W

= 3.34 mm
Dari persamaan diatas,
g =

o
eff

dimana

o =

C
f

o = 125 mm
g = 68.41 mm
maka panjang saluran pencatu mikrostrip 50 adalah,
l=

g
2

l = 34.5 mm
3.9 Perancangan Desain Antena Mikrostrip patch Lungs Array
Pada perancangan ini, perlunya sebuah program simulator untuk membantu
proses rancang bangun antena microstrip patch lungs array. simulasi dilakukan
untuk melihat apakah perhitungan yang dilakukan telah cocok dengan VSWR
yang diinginkan atau tidak dengan frekuensi kerja 6 GHz. Simulasi dilakukan
dengan perangkat lunak simulator Ansoft High Frequency Structure Simulator
v13.
3.9.1 Memulai Software HFSS v13
Pertama double-click di HFSS icon di desktop Windows sehingga
muncul tampilan seperti Gambar 3.10.

43

Gambar 3.1

Tampilan awal HFSS v13

3.9.2 Perancangan Subtrat


Untuk membuat substrate, pada item Draw pilih box atau dengan
langsung memilih Draw Box pada toolbar kemudian data diisi
seperti pada gambar 3.4 dengan memilih bahan FR4 epoxy
kemudian mengganti nama box tersebut dengan Substrate.

Gambar 3.2

Perancangan subtrat

Setelah itu nilai koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.3

44

Gambar 3.3

Pengisian koordinat untuk letak dan ukuran subtrat

Dengan ini nilai koordinat seperti pada tabel 3.2


Tabel 3.2 Data subtrat
Strat Pointing (mm)
X = -20
Y=0
Z=0
3.9.3 Perancangan Patch
Tahapan

setelah

Full length (mm)


dx = 200
dy = 200
dz = 1.6
perancangan

substrate

adalah

perancangan patch adapun langkah-langkah perancangannya


adalah pada item Draw pilih box atau dengan langsung memilih
Draw Box pada toolbar kemudian data diisi seperti pada gambar
3.4 dengan memilih bahan Cooper kemudian mengganti nama
box tersebut dengan Patch.

Gambar 3.4

Perncangan patch

Setelah itu nilai koordinat dimasukan seperti pada Gambar 3.5

45

Gambar 3.5

Pengisian koordinat untuk letak dan besar


patch

Dengan nilai koordinat seperti pada tabel 3.3


Tabel 3.3 Data Patch
Strat Pointing (mm)
X = 100
Y = 100
Z = 1.6

Full length (mm)


Rad = 60
h = 0.5

3.9.4 Desain Prototype antena mikrostrip patch lungs 1 elemen


Pada desain antena mikrostrip patch lngs ini didesain secara 1 elemen.
Adapun desain gambar terlihat pada gambar 3.6

Gambar 3.6

Desaian 1 elemen

3.9.5 Desain Prototype antena mikrostrip patch lungs 2 elemen (array)

46

Pada desain antena mikrostrip patch lngs ini didesain secara 1 elemen.
Adapun desain gambar terlihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7

Desain 2 elemen

3.9.5 Desain Prototype antena mikrostrip patch lungs 4 elemen (array)


Pada desain antena mikrostrip patch lngs ini didesain secara 1 elemen.
Adapun desain gambar terlihat pada gambar 3.8

Gambar 3.8

Desain 4 elemen

47

DAFTAR PUSTAKA

(2016, juni senin). Retrieved from wikipedia.org:


https://en.wikipedia.org/wiki/HFSS
Alsager, A. F. (2011). Design and Analysis of Microstrip Patch Antenna Arrays.
16.
Alsager, A. F. (2011). Design and Analysis of Microstrip Patch Antenna Arrays.
Communication and Signal processing, 16.
Amritesh, & Singh, K. M. (2007). DESIGN OF SQUARE PATCH MICROSTRIP
ANTENNA FOR CIRCULAR POLARIZATION USGIN IE3D
SOFTWARE. Bachelor of technology in Electronics and Instrumentation,
7.
Balanis, C. A. (2005). ANTENNA THEORY ANALYSIS AND DESIGN (THIRD
EDITION). Canada: A JOHN WILEY & SONS, INC., PUBLICATION.
Kozakof, D. D., Johnson, S., & Meyers, B. (2013). ALL BAND VSAT
ANTENNA RADOMES; A NEW PERSPECTIVE. TENCATE, 1.
La Gapo, M. E. (2011). Analisa Koneksi Jaringan Komputer Di PTI (Pusat
Teknologi Informasi) UNSRAT Dengan VSAT (Very Small Aperture
Terminal). 1-2.

48

Pratiwi, A. A. (2015). RANCANG BANGUN ANTENA LUNGS MICROSTRIP


ARRAY. makasar.

Anda mungkin juga menyukai