Nama
: GEOVANI
NPM
: 14210059
Kelas
: 3.2.1.2
Semester/Jurusan
: Tiga ( 3) / Akuntansi
Mata Kuliah
: SUPRIYADI, SE
1. Pengertian Peramalan
Peramalan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memperkirakan secara
sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa depan berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil (Mulyono, 2000).
2. Rentang Waktu Peramalan
Rentang waktu peramalan dalam praktek sangat bervariasi. Ada yang
melakukan peramalan secara rutin dengan jangka waktu yang pendek, baik
itu bulanan, mingguan, bahkan harian. Namun, ada juga peramalan yang
mempunyai rentang waktu lama, sampai bertahun-tahun.
Menurut Santoso (2009), peramalan dari sudut rentang waktu dapat dibagi
menjadi 3 macam, yakni : peramalan jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang.
a. Peramalan Jangka Pendek
Jangka pendek meliputi kurun waktu mulai dari satu hari sampai satu
musim, atau dapat sampai satu tahun. Peramalan ini umumnya menggunakan
peramalan kuantitatif karena menganggap data masa lalu masih relevan
untuk dijadikan bahan prediksi.
b. Peramalan Jangka Menengah
Jangka menengah meliputi kurun waktu mulai dari satu musim (kuartal,
triwulan atau yang lain) sampai dua tahun. Peramalan ini sebagian masih
berdasarkan
intuisi
dan
pengalaman
seseorang
karena
menganggap data masa lalu sudah tidak lagi relevan, hanya sedikit yang
masih menggunakan peramalan kuantitatif.
3. Contoh Peramalan dalam SPSS
a) Peramalan dengan Metode ARIMA melalui program SPSS 17
Tulisan ini hanyalah teknik peramalan dengan metode ARIMA
yang menggunakan Aplikasi SPSS 17. Untuk teorinya silahkan baca buku
Ekonometrika
1. Buka Aplikasi SPSS 17
2. Buka File \Ekonometrika\data\arima_indeks_trans.xls
3. Lakukan uji stasioneritas dengan mengklik :
Analyze Forecasting - Autocorrelation
4. Masukkan variable closing ke dalam kolom variable, hilangkan tanda
centang partial correlation pada parameter display lalu klik Ok
5. Hasilnya
10. Dari hasil-hasil di atas, maka dapat dibuat model ARIMA (p,d,q)
sebagai ARIMA (1,1,1)
11. Langkah untuk membuat model klik Analyze-create model, pilih
ARIMA pada parameter methods, buat ordo (1,1,1) pada tombol
criteria.
12. Pada Tabs Statistik beri centang Parameter estimates pada Statistic
for Individual Model.
Closing No
Transformation
Constant
AR
Lag 1
Difference
MA
Lag 1
SE
Sig.
1.022
.492
2.078
.042
.838
.192
4.368
.000
.261
2.499
.015
1
.653
16. Untuk mengetahui apakah error white noise atau tidak ikuti langkah
analyze forecasting autocorrelation. Kali ini variabelnya noise
residual from closing lalu, hilangkan centang partial correlation lalu
OK. Hasilnya:
17. Hasil di atas menunjukkan bahwa error tidak white noise. Untuk itu
model ARIMA harus diturunkan dengan metode trial error misalnya
ARIMA (1,1,0) atau ARIMA (0,1,1) Untuk itu ulangi langkah ke-11
hingga ke-16.
18. Jika tidak ditemukan model yang baik yang memenuhi 2 syarat di atas,
maka dilakukan permodelan dengan ARCH/GARCH
b) Peramalan dengan Metode Moving Average dengan software SPSS 17
dapat dilihat pada contoh berikut ini:
Jika kita memiliki data penjualan gula di TOKO ASOY per
minggu seperti pada tabel berikut ini:
Mingg
Jumlah
Sales
Sales
(kg)
Mingguberikutnyadenganmet
ode Simple Moving Average
.?
100
265
150
240
200
170
160
Data View:
Variable View: Nama Variabel kemudian diganti menjadi minggu dan sales
c. Setelah itu akan muncul kotak dialog berikut, pilih Sales dan klik panah
sehingga variabel sales berpindah ke kolomvariabel New Variabel di
sebelah kanan.
d. Setelah itu pilih Centered Moving Average, atau bisa juga Prior Moving
Average.
e. Kemudian isi kan span dengan 3, dan klik change. Span diisi dengan angka
3 artinya mengalami proses 3 kali smoothing yang biasa kita kenal juga
dengan Weighted Moving Average. Adapun proses 1 dan 2 kali smoothing
kita sebut Single Moving Average dan Double Moving Average.
Dari output diatas, dapat diketahui bahwa Nilai Sales pada minggu ke-8 hingga
12 berdasarkan metode centered moving average berturut-turut adalah 171,67,
218,33, 196,67, 203,33, dan176,67.
Output yang didapat dari metode Prior Moving Average adalah sebagai berikut:
Maka Nilai Sales yang didapatkan pada minggu ke-8 hingga 12 berdasarkan
metode prior moving average berturut-turut adalah 171,67, 218,33, 196,67, dan
203,33.
Sejak keduanya merupakan metode simple moving average dengan span 3,
maka hasil peramalannya akan sama.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/8422386/PERAMALAN_DENGAN_METODE_ARIM
A_MELALUI_PROGRAM
https://ariyoso.wordpress.com/tag/peramalan-dengan-spss/