Anda di halaman 1dari 46

PENGELOLAAN AIR TAMBANG

Oleh:
Edy Jamal Tuheteru

(Gasal 2016/2017)

Mengapa pemahaman tentang air


diperlukan oleh Orang Tambang
Air dapat mengganggu kegiatan penambangan:
Pit flooding atau menggenangi tempat kerja
Menghambat karena jalan angkut tak dapat
dilalui
Pengaruh terhadap kemantapan lereng
Memerlukan waterproof explosive
Biaya langsung untuk penyaliran (dewatering)

Air di Area Penambangan

Penambangan dapat mengganggu


sumberdaya air:
Buangan air tambang ke sumber air
permukaan (kualitatif maupun kuantitatif)
Mempengaruhi ketersediaan air bagi
masyarakat
Masalah lingkungan

Permasalahan bagi Orang Tambang


Kuantitas air yang masuk ke dalam tambang:
Kapan
Dimana
Berapa banyak

Geoteknik:
Pore pressures
Swelling or slaking of rocks

Lingkungan:
Kualitas air
Pengaruh terhadap sumberdaya air

Sumber Air Tambang


Pada tambang terbuka:
Limpasan hujan
Air tanah
Limpasan atau rembesan dari sumber air
permukaan

Pada tambang bawah tanah:


Air tanah
Rembesan atau bocoran dari sumber air
permukaan

Sumber Air Limbah


Air Limbah yang Terkumpul di Sump pit
Air hujan yang jatuh langsung di areal tambang,
menjadi air limpasan permukaan (run-off)
Rembesan air yang keluar dari celah dinding
tambang (seepage)
Air yang sengaja dikeluarkan melalui pemboran
dinding tambang (drainhole) untuk menjaga
kestabilan dinding tambang agar tidak longsor.

Sumber Air Limbah


Air Limbah dari wastedump dan areal terbuka
lainnya
Air hujan

Air limbah dari Unit pengolahan batubara


Sisa/kelebihan air yang digunakan pada proses
pencucian batubara atau air yang digunakan untuk
menguangi debu pada proses crushing dan
penimbunan batubara.
Air hujan yang masuk dalam lokasi pengolahan
dan penimbunan batubara.

Air Limbah dari Sumber Lain


Kantor
Bengkel
Kantin

Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Suatu proses penelolaan air limbah yang komprehensif
dan terintegrasi dalam mengelola air limbah tambang
mulai dari sumber sampai ke pengelolaan akhir (hulu
sampai hilir).
Meliputi:

Pengelolaan pada sumber


Sistem drainase
Perencanaan
Konstruksi
Operasional
Perawatan
Sumber daya manusia
Standard Operatinng Procedure

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Sump Pit
Persiapkan sistem pengaliran yang dapat
memisahkan air dari draine hole dan seepage
dengan air limbah lain yang mengandung
konsentrasi SS tinggi.
Air limbah di sump pit dipompakan ke sistem
drainase yang disiapkan khusus menuju IPAL.
Pada kemiringan yang curam, drainase dapat
dilengkapi denga drop sructure atau bentuk
lainnya untuk mengurangi kecepatan aliran
dan menahan partikel berat

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Wastedump dan Areal Terbuka Lainnya
Wastedump dibuat berjenjang denga pemadatan dan
kemiringan tertentu
Wastedump dilengkapi dengan sistem drainase yang
baik dan mengarah ke IPAL
Air hujan yang menjadi air limpasan permukaan harus
diarahkan menuju IPAL melalui sistem drainase
Pada kemiringan yang curam, drainase dilengkapi
dengan drop structure atau bentuk lainnya untuk
mengurangi kecepatan laju alir dan menahan material
berat.
Setelah final, wastedump secepatnya ditanami dengan
tanaman penutup seperti legume cover crop (LCC)
atau dikombinasikan dengan jerami padi.

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Coal Processing Plant dan Stockpile
Semua air yang digunakan dalam pengolahan
batubara dialirkan ke IPAL , baik secara
gravitasi maupun dengan pemompaan.
Air hujan yang masuk ke lokasi coal processing
plant dan stockpile dialirkan menuju IPAL
Persiapkan suatu fine coal trap untuk
mengurangi ss dan menangkap batubara yang
mungkin masih mempunyai nilai ekonomis.

Instalasi Pengolahan Air Limbah


Desain dan konstruksi IPAL yang baik
Menentukan jenis dan dosis bahan kimia yang
sesuai
Mempersiapkan SOP
Perawatan fasilitas dan penanganan sedimen.

Proses Pengolahan Air Limbah


di IPAL
Air limbah masuk IPAL melalui sistem drainase ke kolam
penangkap sedimen (sedimen trap), untuk mengendapkan berbagai
material berat yang terbawa dengan cara gravitasi/pengolahan
secara fisika.
Kemudian menuju kolam pengendap (safety pond)
Jika diperlukan pengolahan secara kimia dari safety pond air
limbah dialirkan menuju fasilitas Chemical Treatment Facility (CTF)
Setelah pengolahan secara kimia, air limbah dialirkan menuju
kolam mud fond untuk menampung flok/lumpur yang terbentuk.
Pemantauan kualitas air limbah dilakukan secara reguler paa titik
penaatan
Dalam rangka mendukung konservasi sumber daya air, manfaatkan
kembali air limbah yang telah diolah sesuai keperluan dengan
memperhatikan estetika, kesehatan, ekonomi dan LH.

Kegiatan Kelola Air

Run off di
catchment
Pit

Bagan Alir Pengelolaan


Air Tambang

Run off di
Catchment
Disposal

Area
Revegetasi

Sediment Trap

Safety Pond

Chemical Injection
Disposal

Slow mixing
Mud pond
Mud pond

Drying Pond

Sumber : Adaro

Mud pond

Titik Penaatan

Sistem Pengolahan Air Limbah


(SISPAL) SP-20

Proses Pengolahan Air Limbah di SISPAL


SP-20

Pengelolaan Air Tambang (PTNNT)


Sejorong diversion

Santong WTP
Santong1
Jalit
Santong2
Nangka

Barakebo

Kokar

Santong3
Pit
Katala
Process Plant
Eastern diversion

Western diversion
Kanloka

Air tambang (menggunakan pompa dan pipa)


Pipa pengalihan untuk air bersih
Saluran terbuka untuk air bersih
Pengalihan air bersih Barakebo

Ujat

Tongoloka

29

Rancangan Penyaliran
Kolam Pengendap
Berfungsi sebagai pengendali air tambang sebelum
dialirkan ke badan perairan alami (baik kuantitas/
retention basin tetapi terutama kualitas/sedimentation
pond) merupakan infrastruktur penting dari suatu
tambang
Kriteria utama rancangan:
Fungsi (misalnya pengendali kualitas air)
Ketersediaan lahan jarak ke badan perairan alami
Kemudahan pembuatan maupun perawatan

Faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain ukuran


dan bentuk butiran padatan, kecepatan aliran, persen
padatan, dsb.

Rancangan Penyaliran
Optimalisasi Sistem Penyaliran
Pendekatan catchment area dalam perencanaan sistem
penyaliran yang terintegrasi dengan perencanaan
tambang (termasuk timbunan).
Perimeter drainage memisahkan areal yang tak
terganggu dari daerah yang terganggu
Drop structure mengurangi energi aliran supaya tidak
mengerosi dinding atau dasar saluran
Minimalisasi daerah terbuka dan kendali erosi
Perawatan sarana penyaliran sehingga tetap dapat
berfungsi secara optimum
Pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan
terutama yang dapat ditimbulkan dari air tambang

Rancangan Penyaliran

WTP T-300 PT Adaro Indonesia

BAKU MUTU AIR LIMBAH

Baku Mutu Air Limbah dari


Kegiatan Pertambangan
Kepmen LH No. 113/2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah dari kegiatan pertambangan Batubara
Kepmen LH No. 202/2004 tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi Usaha dan kegiatan pertambangan
emas dan tembaga
Permen LH No. 04 tahun 2006 tentang Baku Mutu
Air Limbah bagi usaha dan kegiatan pertambangan
timah
Permen LH No. 09 tahun 2006 tentang Baku Mutu
Air Limbah bagi usaha dan kegiatan pertambangan
bijih nikel

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN


PENAMBANGAN BIJIH TIMAH
Parameter
pH
TSS
Cu
Zn
Pb
As
S 2+
Fe
Mn
Sn
Cr total

Satuan

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Kadar
maksimum
6-9
200
2
5
0.1
0.2
0.05
5
2
2
0.5

Apabila pada keadaan alamiah pH air pada badan air berada


di bawah atau di atas baku mutu air, maka dengan rekomendasi
Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi dapat menetapkan
kadar maksimum untuk parameter pH sesuai dengan kondisi
alamiah lingkungan

BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN


PENGOLAHAN BIJIH TIMAH
Parameter
pH
TSS
Cu
Zn
Pb
As
S 2+
Fe
Mn
Sn
Cr total

Satuan

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Kadar
maksimum
6-9
200
2
5
0.1
0.2
0.05
5
2
2
0.5

Apabila pada keadaan alamiah pH air pada badan air berada


di bawah atau di atas baku mutu air, maka dengan rekomendasi
Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi dapat menetapkan
kadar maksimum untuk parameter pH sesuai dengan kondisi
alamiah lingkungan

BAKU MUTU LIMBAH BAGI USAHA DAN KEGIATAN


PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL
Parameter
pH
TSS
Cu
Cd
Zn
Pb
Ni
Cr 6+
Cr total
Fe
Co

Satuan

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Kadar Maksimum
Penambangan Pengolahan
6-9
200
2
0,05
5
0,1
0,5
0,1
0,5
5
0,4

6-9
100
2
0,05
5
0,1
0,5
0,1
0,5
5
0,4

Stream standard

PP No. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air


dan Pengendalian Pencemaran Air
Klasifikasi:
1. Kelas 1 air baku air minum
2. Kelas 2 prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi
pertanaman
3. Kelas 3 pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,
mengairi pertanaman
4. Kelas 4 idem

Beberapa parameter kualitas air


untuk berbagai klasifikasi
Parameter

Satuan

Residu terlarut
Residu tersuspensi
pH
BOD
COD
DO

mg/l
mg/l

Arsen
Kadmium
Air raksa/merkuri
Krom (VI)
Tembaga
Timbal

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

mg/l
mg/l
mg/l

1000
50
6-9
2
10
6

1000
50
6-9
3
25
4

1000
400
6-9
6
50
3

1000
400
6-9
12
100
0

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

0,05
0,01
0,001
0,05
0,02
0,03

1
0,01
0,002
0,05
0,02
0,03

1
0,01
0,002
0,05
0,02
0,03

1
0,01
0,005
1
0,2
1

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai