PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Koartasio Aorta merupakan stenosis atau penyempitan lokal atau segmen hipoplastik yang
panjang. Pertama kali ditemukan oleh Morgagni pada tahun 1760 pada autopsi dari seorang
rahib, kemudian dijelaskan secara rinci patoanatominya oleh Jordan (1827) dan Reynaud (1828).
Pada dewasa lokasi tersering koartasio aorta ditemukan pada pertemuan arkus aorta dan
aorta desenden, segera sesudah muara dari arteri subklavia kiri. Pada keadaan tertentu, tetapi
jarang dapat juga ditemukan pada aorta abdominalis.
Koartasio aorta dapat berupa kelainan tersendiri (Koartasio Aorta simple), tanpa kelainan
jantung lain. Dapat berupa koartasio aorta kompleks yang disertai kelainan intra kardiak seperti
katup aorta bicuspid, defek septum ventrikel, kelainan katup mitral, serta ekstra kardiak berupa
aneurisma sirkulus dari Willisi atau sindrom Turner.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Coarsico Aorta (CA)
Aorta adalah arteri utama pada tubuh. Aorta mengedarkan darah yang kaya akan oksigen ke
seluruh bagian tubuh, kecuali paru-paru. Cabang pertama dari aorta mengalirkan darah ke tubuh
bagian atas (lengan dan kepala) kemudian cabang kedua mengalirkan darah ke tubuh bagian
bawah (perut dan tungkai).
1.
Koartasio Aorta adalah kelainan yang terjadi pada aorta berupa adanya penyempitan didekat
percabangan arteri subklavia kiri dari arkus aorta dan pangkal duktus arteriousus battoli.
2.
Koartasio aorta adalah suatu keadaan dimana terdapat konstriksi atau penyempitan dari aorta.
Darah tidak sacara bebas mengalir keseluruh tubuh, sehingga terjadi penigkatan tekanan darah.
3. Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada titik dimana duktus
arteriosus tersambung dengan aorta dan aorta membelok ke bawah.
4. Koartasio Aorta adalah penyempitan lubang aorta saat keluar dari ventrikel kiri, penyempitan ini
dapat terjadi sebelah proksimal (kuartasio praduktus) dan atau distal (koartasio pascaduktus)
arteriosus.
Koartasio aorta harus dilakukan operasi, tanpa harus membuka jantung saat operasi. Koartasio
aorta sering ditemukan pada wanita dengan Turner Syndrome.
2.2 Klasifikasi
Ada 2 bentuk dari koartasio aorta yaitu:
1. Preduktal
Koartasio Aorta dimana penyempitan lubang aorta saat keluar dari ventrikel kiri, penyempitan ini
terjadi di sebelah proksimal arteriosus (kuartasio praduktus).
2. Postduktal
Koartasio Aorta dimana penyempitan lubang aorta saat keluar dari ventrikel kiri, penyempitan ini
terjadi di sebelah distal arteriosus (koartasio pascaduktus).
2.3 Etiologi
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu hamil yang alkoholik,
usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita DM.
Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, seperti
sindroma Turner. Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta
(misalnya katup bikuspidalis). Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya
terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.
2.4 Patofisiologi
Pada penyakit jantung dan pembuluh darah bawaan sejak lahir atau yang disebut koarktasio
aorta juga dapat menyebabkan hipertensi pada bayi maupun anak. Penyakit ini ditandai dengan
tekanan darah pada lengan atas lebih tinggi dari tekanan darah pada tungkai, denyut nadi perifer
melemah atau sulit diraba dan terdengar suara bising jantung. Koartasio aorta dan stenosis arteri
Gejalanya berupa:
- Pusing
- Pingsan
- Kram tungkai pada saat melakukan aktivitas
- Tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas)
- Kaki atau tungkai teraba dingin
- Kekurangan tenaga
2.7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan:
- Tekanan darah tinggi dilengan, dengan perbedaan tekanan yang signifikan antara lengan dan
tungkai
- Denyut nadi femoralis (selangkangan) lebih lemah dibandingkan dengan denyut nadi karotis
(leher) atau denyut nadi femoralis sama sekali tak teraba
- Dengan bantuan stetoskop bisa terdengar murmur (bunyi jantung abnormal)
- Mungkin ditemukan tanda-tanda gagal jantung kiri (terutama pada bayi) atau tanda-tanda dari
regurgitasi aorta.
Rib notching
Dari daerah posteroinferior kosta ketiga dan keempat, terjadi akibat kolateral arteri sela iga,
jarang tterlihat sebelum umur 50 tahun.
- EKG (menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri)
Dapat memberikan gambaran berbagai derajat beban tekanan pada atrium dan ventrikel kiri,
secara fungsional akibat hipertensi, berupa hipertrofi atrium dan ventrikel kiri.
- Kateterisasi jantung
Merupakan baku emas untuk evaluasi anatomi koartasio aorta serta pembuluh supraaortik,
dapat ditentukan gradien tekanan yang menggambarkan derajat koartasio aorta, fungsi ventrikel
kiri dan status arteri koroner.
2.9 Penatalaksanaan
Pembedahan yang dilakukan untuk mencegah obtruksi pembuluh aorta dengan dilakukan
pelebaran arteri subklavia dan pangkal duktus arterious battoli yaitu dengan Open Heart.
Kelainan ini sebaiknya segera diperbaiki pada awal masa kanak-kanak untuk mengurangi beban
kerja pada ventrikel kiri. Pembedahan biasanya dilakukan pada usia prasekolah (biasanya umur
3-5 tahun).
Jika terjadi gagal jantung, segera diberikan prostaglandin untuk membuka duktus arteriosus
dan obat lainnya untuk memperkuat jantung serta pembedahan darurat untuk memperbaiki aorta.
Bagian aorta yang menyempit dapat dibuang melalui pembedahan atau kadang dilakukan
tindakan non-bedah berupa kateterisasi balon untuk melebarkan bagian yang menyempit. Pada
pembedahan, bagian aorta yang menyempit dibuang. Jika bagian yang terbuang hanya sedikit,
kemudian dibuat anastomisis (penyambungan kembali kedua ujung aorta) atau kedua ujung aorta
dijembatani oleh pencangkokan dakron.
Kekambuhan koartasio aorta jarang terjadi jika:
- Pembedahan dilakukan pada masa bayi atau masa kanak-kanak
-
Sampai masa dewasa tidak ditemukan perbedaan tekanan darah antara lengan dan tungkai.
Koartasio kambuhan biasanya diatasi dengan pelebaran balon non-bedah atau dengan
pencangkokan suatu bahan melalui prosedur kateterisasi.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNg koartasio aorta
1.1 Identitas
Nama Klien
Tgl Lahir
Jenis Kelamin
Suku/bangsa
Agama
: Xy
: 9 Juli 2010
: laki-laki
: Jawa/Indonesia
: Islam
: Tn. Y.E
: 45 tahun
: Laki-laki
: Jawa/Indonesia
: Islam
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
::-
pendidikan
Pekerjaan
: SLTA
: Karyawan Pabrik
: krian
Keluhan Utama
Pusing berdenyut
2.
3.
4.
5.
: 38 C
: 100-120 x/menit
TD
:140 / 80 mmHg
RR
: 23 x/menit
TB
: 100 cm
BB
: 12 Kg
: Pemberian O2 (nasal)
Palpasi
Mulut:
Inspeksi
Leher
Inspeksi
: Trakheostomi
Palpasi
Faring
Inspeksi
: (-)
Area Dada
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Resonansi (+)
Aukultasi
: Krepitasi (+)
: nyeri
: Angina grade IV
: 10 menit
Inspeksi
Palpasi
Aukultasi
: Murmur (+)
Wajah
Inspeksi
: Sianosis, gelisah
Ekstremitas Atas
Inspeksi
Palpasi
: chorea (+)
: Arteri radialis lebih kuat (+)
Ekstremitas Bawah
Inspeksi
Palpasi
: chorea (+)
: Arteri femoralis lebih lemah (+)
: (-)
kandung kemih
Inspeksi
: (-)
Palpasi
: (-)
Ginjal
Palpasi
: (-)
Perkusi
: (-)
: sianosis (+)
Lidah
Inspeksi
: (-)
Abdomen
Inspeksi
: (-)
Palpasi
F. Sistem integumen
Terjadi peningkatan suhu tubuh (Demam), kulit kering, ruam makulopapular, pada grade I
terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi bintik merah seluruh tubuh/ perdarahan dibawah kulit
(petikie), pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Ekstermitas bawah
H. Sistam Reproduksi
: (+)
: (-)
ANALISA DATA
NS. DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
Ketidakefektifan pola nafas ( kekurangan O2)
DEFINITION:
Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
DEFINING
CHARACTERISTICS
Penurunan kapasitas vital
Dipsnea
RELATED
Gangguan kognitif
Gangguan musculoskeletal
Ansietas
FACTORS:
ASSESSMENT
Nadi
: 70 x/menit
Suhu
: 38 C
RR
: 24 x/menit
ASSESSMENT
DIAGNOSS
Client
Related to:
Perbedaan penyaluran cairan berlebih sekunder akibat demam
DIAGNOSIS
Client
Diagnosc
Statemnt:
Ns. Diagnosis (Specify):
Nyeri dada
NIC
INTERVENSI
AKTIVITAS
Menjamin
perawatan pasien
analgesik penuh
perhatian
Mengeksplorasi
pengetahuan pasien
1: Manajemen Nyeri
: 1400
Def: Mengurangi
dan keyakinan
Mengeksplorasi
nyeri atau
dengan faktor-faktor
menurunkan nyeri ke
pasien yang
level kenyamanan
meningkatkan /
yang diterima
memperburuk nyeri
oleh pasien
Mengajarkan
prinsip-prinsip
pengelolaan sakit
Mempertimbangkan
jenis dan sumber rasa
sakit ketika memilih
strategi nyeri
NOC
OUTCOME
2: Mengontrol rasa
sakit.
INDIKATOR
Mengontrol rasa sakit
Mengenali timbulnya
nyeri
Menggunakan langkahlangkah pencegahan
Def : tindakan pribadi
Menggunakan
untuk mengontrol nyeri
analgesik seperti yang
di rekomendasikan
Laporan gejala sakit
perubahan untuk
Laporan nyeri di
kontrol
2. memonitor
pernafasan
(3350)
Def :
Menganalisa
dan
mengumpulkan
data pasien
untuk
memastikan
jalan
pertukaran
udara dan gas.
2. Status
pernafasan
ventilasi
(0403)
Def :
Udara yang
masuk dan
keluar di
paru-paru
BAB III
Kecepatan
bernafas (5)
Irama
bernafas (5)
Kedalaman
inspirasi (4)
Bunyi
perkusi (5)
Volume tidal
(5)
Kapasitas
vital (4)
Penggunaan
otot aksesori
(5)
Penarikan
kembali dada
(5)
Tes fungsi
pulmonal (4)
Bibir
berkerut saat
bernafas (5)
Sesak nafas
saat tidur (4)
Sesak saat
beraktifitas(5
)
Orthopnea
(4)
Komunikasi
lemah(5)
Akumulasi
dahak (4)
Ekspirasi
lemah (5)
Bising
auskultasi (5)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada titik dimana duktus
arteriosus tersambung dengan aorta dan aorta membelok ke bawah.
Koartasio aorta dapat diklasifikasikan menjadi preduktal (KoA + Sistemik LV/RV) dan
postduktal (KoA + Sistemik LV)
Gejalanya dari koartasio aorta berupa Pusing, Pingsan, kram tungkai pada saat melakukan
aktivitas, tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas), kaki atau tungkai
teraba dingin, kekurangan tenaga, sakit kepala berdenyut, perdarahan hidung dan nyeri tungkai
selama melakukan aktivitas.
Kompliksi yang berbahaya dari koartasio aorta adalah perdarahan otak, ruptur aorta dan
endokarditis.
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu hamil yang alkoholik,
usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita DM.
Pembedahan yang dilakukan untuk mencegah obtruksi pembuluh aorta dengan dilakukan
pelebaran arteri subklavia dan pangkal duktus arterious battoli yaitu dengan Open Heart
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A.Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorland Ed 29.Jakarta:EGC
Guyton, Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11.Jakarta:EGC
Potter & Perry.2005.Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Lily LS. Pahophysiology of heart disease fourth edition. Lippincott. 2007
DEFINISI
Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta, yang biasanya terjadi pada titik dimana
duktus arteriosus tersambung dengan aorta dan aorta membelok ke bawah.
Aorta adalah arteri utama pada tubuh. Aorta mengedarkan darah yang kaya akan oksigen
ke seluruh bagian tubuh, kecuali paru-paru.
Cabang pertama dari aorta mengalirkan darah ke tubuh bagian atas (lengan dan kepala).
Kemudian darah mengalir ke tubuh bagian bawah (perut dan tungkai)
PENYEBAB
Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa keadaan genetik, seperti
sindroma Turner.
Koartasio aorta juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta (misalnya
katup bikuspidalis).
Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya terdiagnosis pada masa
kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.
GEJALA
Gejalanya mungkin baru timbul pada masa remaja, tetapi bisa juga muncul pada saat bayi,
tergantung kepada beratnya tahanan terhadap aliran darah.
Gejalanya berupa:
Pusing
Pingsan
Tekanan darah tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas)
Kekurangan tenaga
Perdarahan hidung
Pada usia beberapa hari sampai 2 minggu, setelah duktus ateriosus menutup, beberapa bayi
mengalami gagal jantung. Terjadi gangguan pernafasan yang berat, bayi tampak sangat pucat
dan pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan asam di dalam darah (asidosis metabolik).
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan:
Tekanan darah tinggi dilengan, dengan perbedaan tekanan yang signifikan antara lengan
dan tungkai
Denyut nadi femoralis (selangkangan) lebih lemah dibandingkan dengan denyut nadi
karotis (leher) atau denyut nadi femoralis sama sekali tak teraba
Mungkin ditemukan tanda-tanda gagal jantung kiri (terutama pada bayi) atau tanda-tanda
dari regurgitasi aorta.
Angiografi koroner
CT scan dada
MRI dada
Ekokardiografi
Rontgen dada
Kateterisasi jantung.
PENGOBATAN
Kelainan ini sebaiknya segera diperbaiki pada awal masa kanak-kanak untuk mengurangi
beban kerja pada ventrikel kiri. Pembedahan biasanya dilakukan pada usia prasekolah
(biasanya umur 3-5 tahun).
Jika terjadi gagal jantung, segera diberikan prostaglandin untuk membuka duktus
arteriosus dan obat lainnya untuk memperkuat jantung serta pembedahan darurat untuk
memperbaiki aorta.
Bagian aorta yang menyempit dapat dibuang melalui pembedahan atau kadang dilakukan
tindakan non-bedah berupa kateterisasi balon untuk melebarkan bagian yang menyempit.
Pada pembedahan, bagian aorta yang menyempit dibuang. Jika bagian yang terbuang
hanya sedikit, kemudian dibuat anastomisis (penyambungan kembali kedua ujung aorta)
atau kedua ujung aorta dijembatani oleh pencangkokan dakron.
Koartasio kambuhan biasanya diatasi dengan pelebaran balon non-bedah atau dengan
pencangkokan suatu bahan melalui prosedur kateterisasi