Anda di halaman 1dari 40

DASAR ILMU TANAH

Semester ganjil 2012/2013

Materi 02: Pembentukan Tanah

Konsep Pembentukan Tanah

Dua konsep pembentukan tanah,


model faktor pembentuk tanah (state factor
model) yang dikemukakan oleh Jenny tahun
1941,
model proses terbuka yang dikemukan oleh
Richards tahun 1969

Konsep Pembentukan Tanah

model faktor pembentuk


tanah (state factor model)

paling banyak digunakan


dalam kajian ilmu tanah, dan
berperan penting dalam
penelitian ekosistem (struktur
dan fungsi), geomorfologi
dan geografi.

State Factor Model


Persamaan umum
S = f (Px, Lo, t)
Px = aliran potensial eksternal (cl, o)
Lo = status awal (r, p)
t = waktu

Untuk tanah
S = f (cl, o, r, p, t)

Faktor Pembentuk Tanah

Konsep Pembentukan Tanah

model proses terbuka

tanah merupakan sistem yang terbuka


sewaktu-waktu tanah dapat menerima tambahan bahan dari
luar (input), atau kehilangan bahan-bahan yang telah
dimilikinya (output).

Input: hasil pelapukan bahan induk, endapan baru, air hujan/irigasi,


sisa-sisa tanaman, energi dari sinar matahari.
Output: erosi tanah, penguapan air, penyerapan unsur hara oleh
tanaman, pencucian, pancaran panas.

Selain itu di dalam tanah sering terjadi pemindahan bahan


tanah dari lapisan atas ke lapisan bawah atau sebaliknya
(disebut translokasi dalam solum).

Tanah sebagai Sistem Terbuka

Faktor Pembentuk Tanah

5 faktor pembentuk tanah


Bahan induk (p) (tekstur, struktur, komposisi
kimia dan mineral)
Iklim (cl) (suhu dan curah hujan)
Topografi / relief (r)
Organisme (o) (vegetasi dan herwan; termasuk
manusia)
Waktu (t)
Tanah adalah produk dari iklim, organisme, dan
topografi yang mempengaruhi bahan induk dalam
jangka waktu tertentu

Faktor Pembentuk Tanah


Agen, gaya, atau kondisi yang telah, sedang, atau akan mempengaruhi
pembentukan tanah

Faktor

fungsi

Yang terbentuk jika


faktor lain dapat
diabaikan

Iklim

Climosequence

Organisma

Biosequence

Bahan
Induk

Lithosequence

Topografi

Toposequence

Waktu

Chronosequence

Lain-lain

BAHAN INDUK
K-feldspar

Kwarsa

*
*
*

Tanah yg terbentuk

Granit

Rhyolit

Syenit

Trachyt

Granodiorit

Dacit

Tekstur kasar
Masam
Unsur Hara

Plagioklas

* *
+ Piroksin
+ + +
+ + + +
+ + + +
+
Olivin
+ + + + + +
+ + + + + +

Diorit

Andesit

Gabro

Peridotit
Dunit

Basalt

Tekstur halus
Basa
Unsur Hara

Volcanic Ash

Andisols

Bahan Induk Lain


Bahan Induk Terangkut: Prinsip Erosi dan
Pengendapan

Bahan diendapkan air

Aliran air partikel tanah dan fragmen batuan (sedimen)


Jika air mengalir cepat maka membawa partikel besar dan
sedimen lebih banyak.
Jika aliran menjadi lambat, partikel besar diendapkan dulu.
Endapan Aluvial: Terbentuk akibat aliran air terhenti shingga

sedimentasi terjadi cepat, banyak terjadi di daerah pegunungan, air


dan semi arid.
Dataran banjir dan Teras: Teras mencerminkan sisa dataran
banjir yang lebih tua, aliran sungai telah memotong menjadi
dataran banjir baru dalam bentuk teras.
Delta: Terbentuk jika sedimen halus yang dibawa sungai
diendapkan pada daerah perairan yang luas (misal danau) tanah
subur.

Colluvium: bahan diendapkan akibat gravitasi, pada lereng


curam; tanah longsor

Bahan Induk Tanah

Iklim
Temperatur dan curah hujan adalah unsur iklim
yang laing mempengaruhi sifat tanah
Temperatur:
Perubahan temperatur dapat menyebabkan
retaknya batuan (pelapukan batuan)
Temperatur langsung mempengaruhi jumlah bahan
organik yang dihasilkan. Produksi bahan organik
meningkat dengan meningkatnya temperatur
asalkan cukup hujan untuk pertumbuhan tanaman
Meningkatnya temperatur jika meningkatkan
kecepatan dekomposisi bahan organik

IKLIM

SUHU

Merupakan faktor yang paling aktif dalam proses pembentukan


tanah, mempengaruhi reaksi kimia, dan aktivitas flora dan fauna
Reaksi cepat (fisik)
Pelapukan mekanik cepat
Proses kehilangan lambat
Perkembangan terhambat

Reaksi cepat (kimia fisik)


Pelapukan kimia / mekanik cepat
Proses kehilangan cepat
Perkembangan cepat

Reaksi lambat
Pelapukan mekanik lambat
Proses kehilangan lambat
Perkembangan terhambat

Reaksi lambat
Pelapukan kimia cepat
Proses kehilangan cepat
Perkembangan agak cepat

CURAH
HUJAN

% kadar garam

Basah - Panas
% kadar garam

Kering - Panas

Iron and Al-oxide Rich

Iklim Tropis
Curah hujan tinggi
Suhu tinggi
Pelapukan batuan/mineral cepat
Penambahan bahan organik
cepat, demikian juga
dekomposisinya
Pencucian unsur hara relatif
tinggi

Oxisols
Basah- Panas

Topografi
Komponen topografi
1. Lereng (slope) sudut permukaan lahan
2. Tinggi (Height) berapa tingginya dari sungai
3. Arah (direction) lereng
Lereng: % lereng = jarak vertikal x 100 / jarak
horizontal
Lereng Curam ( > 15%),
Limpasan permukaan (run-off)
Erosi meningkat jika lereng makin curam
Tanah memilki horizon A dan B tipis

Lereng datar, 0-5%,


Sedikit limpasan permukaan, banyak infiltrasi
Erosi kurang
Tanah umumnya lebih tebal
Horizon A dan B cukup tebal, terjadi
pencucian

Tinggi (elevasi)
Elevasi, ketinggian diatas perairan, dapat
membantuk mengendalikan drainase. Elevasi
mempengarhui kelembaban tanah

TOPOGRAFI
Bandingkan
Kondisi air
Suhu
Aliran air
Erosi
Pelapukan

Tropudult

B
Tropudalf
- -- - C

Aquept/Aquent

ORGANISMA
Fungsi
Sumber bahan organik
tanah

Jumlah dan macam

Pembentukan humus
Sifat fisiko-kimia tanah

Peredaran Unsur Hara


Perkembangan struktur
tanah

Dekomposisi Bahan
Organik

Kondisi iklim

Flora
Fauna

Suasana fisiko-kimia

Vegetasi lain
(kompetisi, sumber
makanan, dll)

Organisme Tanah
Organisme

Contoh

Ukuran
(m)

Jumlah per
Biomasa (kg/ha)
gram tanah

Pseudomonas
Streptomyces
Mucor
Chlorella

0,5 x 1,5
0,5-2,0
8,0
5 x 13

108 109
107 108
105 106
103 106

300 -3.000
300 -3.000
500 5.000
10 -1.500

103 105
101 102

5 200
1 100
10 1.000

Mikroflora
- Bakteri
- Aktinomisetes
- Jamur (Fungi)
- Ganggang(Algae)
Fauna
-

Protozoa
Nematoda
Cacing Tanah

Euglena
Pratylencus
Lumbricus

15-50
1.000
100.000

Invertebrata lain

Collembola

100.000

1 200

Skema Agregat Tanah

WAKTU

Pembentukan tanah proses alami yang berjalan


sangat lambat, 1000-1.000 th; khusus di P Krakatau
(letusan 1883), hanya perlu 100 tahun (abu
vulkanik).
Penentuan waktu pembentukan tanah (umur) untuk
sementara ini hanya dilakukan atas dasar kriteriakriteria botani, zoologi, geologi dan geografi.
berguna untuk pertimbangan pengawetan tanah,
kecepatan pembentukan tanah rata-rata 1.2 mm per
tahun; kehilangan tanah yang dapat dibiarkan 12.5
ton per hektar per tahun.

Waktu

Umur (chronological)
Tingkat perkembangan profil (SOIL
DEVELOPMENT = "SOIL AGE)
Tanah muda: pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan
organik, di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah,
horison A dan C, sifat tanah didominasi sifat bahan induknya,
contoh tanah muda; Entisol (Aluvial, Regosol).

Tanah dewasa: pembentukan horison B, kemampuan


berproduksi tertinggi, karena tersedia unsur hara, contoh tanah
dewasa, Inceptisol (Latosol), Andisol (Andosol), Vertisol, Mollisol.

Tanah tua: perubahan nyata pada horison A dan B, terbentuk


horison A1, E, B1, B2, B3 dll.. pelapukan mineral dan pencucian
basa, tanah kurus dan masam, contoh tanah tua, Ultisol (Podsolik
merah kuning) dan Oxisol (Laterit).

PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Soil Profile Development


contains characteristic layers
called horizons
A
E
B
development
Bedrock

Bedrock

soil

Earth surface is an open


book it tells you nearly
everything .

The story begins


1) Pelapukan batuan dan mineral

Translokasi
Dekomposisi bahan organik
Pengurangan ukuran partikel oleh pelapukan
Transformasi mineral (primer menjadi sekunder)
Reaksi-reaksi liat dan bahan organik

Transformasi
Liat, bahan organik, oksida besi, dan bahan kimia
oleh air
Unsur hara disirkulasikan oleh tanaman
Garam-garam terlarut oleh air
Tanah oleh fauna tanah

Penambahan
Air presipitasi, kondensasi, atau run-off
O2 dan CO2 dari atmosfer
N, Cl, dan S dari atmosfer dan presipitasi
Bahan organik dari aktivitas biotik
Bahan dari sedimen
Energi matahari

Kehilangan
Air oleh evapotranspirasi
N oleh denitrifikasi
C sebagai CO2 dari oksidasi bahan organik
Tanah oleh erosi
Energi oleh radiasi
Air dan bahan dalam larutan atau suspensi

PELAPUKAN FISIK

Merupakan proses mekanik : desintegrasi


(menghasilkan perubahan fisik, tanpa perubahan
kimia)
Agen penting: Suhu dan Air, (bisa juga akar
tanaman)
Penyebab: komposisi mineralogi (daya serap
panas berbeda), struktur batuan (retakan, dsb),
perbedaan suhu yang drastis

PELAPUKAN KIMIA
Merupakan proses dekomposisi
(perubahan fisik dengan perubahan kimia)
Agen penting: Suhu dan Air, (bisa juga
bahan organik)
Proses: hidrolisis, hidrasi, karbonasi,
oksidasi- reduksi, pelarutan

Pelapukan Kimia

Pelapukan Kimia

Sepuluh Proses Pembentukan Tanah


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pencucian (leaching)
Asidifikasi
Eluviasi liat
Podsolisasi
Desilikasi
Reduksi
Salinisasi
Alkalisasi
Erosi
Deposisi (pengendapan)

Pencucian (leaching)

Jika terjadi hujan yang sangat lebat sehingga air


meresap ke dalam profil tanah, senyawa-senyawa
organik larut akat terangkut

Asidifikasi

disebabkan oleh air hujan yang bersifat masam


karena karbon dioksida larut di dalamnya
membentuk asam karbonat

Eluviasi liat

liat di lapisan tanah atas tercuci dan diendapkan ke lapisan


yang lebih bawah. Bagian tanah atas yang kekurangan liat
disebut horizon A atau horizson eluvial (eluvial = tercuci ke
bawah), dan horizon bagian bawah disebut horison B atau
horizon iluvial (iluvial = tercuci ke dalam)

Podsolisasi

horizon A yang yang berwarna pucat kelabu. Proses


podsolisasi terjadi pada tanah-tanah masam. Komponen
organik dan anorganik diangkut oleh air dan diendapkan pada
horizon B

Desilikasi

pencucian silika (lebih besar dibandingkan pencucian


besi dan aluminium). Proses ini terjadi di daerah
tropika, yang menyebabkan terbentuknya tanah yang
sangat sarang (porous) dengan kandungan oksida
besi yang tinggi. Tanah yang dicirikan oleh adanya
proses ini adalah Oxisol.

Reduksi

Jika terjadi akumulasi air drainase dalam tanah maka


udara di dalam tanah digantikan oleh air

Salinisasi & Alkalisasi

Salinisasi adalah akumulasi garam seperti sulfida dan klorida


Alkalisasi adalah akumulasi sodium pada kisi pertukaran
aram yang dihembus dari lautan ke daratan, masuk melalui
irigasi atau dihasilkan oleh proses pelapukan menyebabkan
tanah tidak subur. Masalah ini umumnya terjadi di daerah
kering dimana tidak tersedia cukup air untuk mencuci garam
dari profil tanah

Erosi dan Deposisi

Tanah selalu peka terhadap erosi air dan angin. Bahan hasil
erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk
menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin
terangkut sampai ke laut

Anda mungkin juga menyukai