TERJEMAHAN BUKU:
HOW TO DESIGN AND EVALUATE RESEARCH IN EDUCATION
DI SUSUN OLEH:
FISIKA DIK D 2014
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.P 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN PENELITIAN
Pengertian Penelitian (Research)
Penelitian adalah terjemahan dari kata inggris research.Dari itu, ada juga
ahli yang menerjemahkan research sebagai riset.Research itu sendiri berasal daeri
kata re yang berarti kembali dan to search artinya mencari.Dengan demikian,
arti sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali.
Menurut
kamus
Websters New
International,
penelitian
adalah
penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip,
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut ilmuan
Hilway (1956) penelitian tidak dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara
sungguh-sungguh dalam waktu lama.Dengan demikian, penelitian merupakan
suatu metode untuk menemukaan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan
metode berfikir secara kritis.
Whetiney mengutip beberapa defenisi tentang penelitian yang diturunkan
di bawah ini :
Penelitian adalah pencarian atas suatu (inquiry) secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencariaan ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan. (Parsons,1964).
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang
dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada pada hubungan, seperti mengubah
unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. (Deway,
1936).
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga
merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi
pemberian defenisi dan redefenisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis
atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian secara hati-hati atas semua kesimpulan untuk menetukan
apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927).
Menemukan
Mengembangkan
ada.
Menguji kebenaran
Research disebut :
Masalah
Tidak ilmiah
Ilmiah
(subjektif)
1. Kekerasan hati
2. Otoritas // kewibawaan
3. Intuisi
RISET
(Penelitilan)
Permulaan
Laporan
Penelitian
penelitian
selesai
Dalam proses penelitian harus dilakukan review (peninjauan kembali) terhadap
situasi dan perkembangan penelitian secara terus-menerus.
2.2. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, membagikan
maupun koreksi atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada, tetapi
secara spesifik tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Mendeskripsikan fenomena
Menjelaskan hubungan antara fenomena terutama hubungan sebab akibat
Meramalkan fenomena yang akan terjadi
mengendalikan fenomena
Penelitian sosial
Penelitian ilmu pengetahuan
Pendekatan
dipakai
yang -
Tempat penelitian
Pemakaian
Tujuan umum
Penelitian eksploratif
Penelitian developmental (developmental research)
Penelitian verifikatif
Taraf
Metode
Proses berlangsungnya
Prosedur penelitian
Aktivitas
dilakukan
yang -
lain.
Penelitian murni (pure research, basic research) dilakukan dengan
intellectual reason,ialah alasan yang berdasarkan atas keinginan untuk
mengetahui semata-mata, yang tidak langsung mempunyai kegunaan
praktis (misal : penelitian ruang angkasa). Penelitian ini berkaitan dengan
klarifikasi yang mendasari suatu proses, biasanya hipotesis dinyatakan
sebagai teori. Peneliti yang terlibat dalam studi penelitian murni ini tidak
yang
dilakukan
untuk
menentukan
penyebab
adalah
atau
suatu pengetahuan.
Penelitian deskritif (descriptive research), hanya akan melukiskan keadaan
obyek atau persoalan dan tidak dimasudkan untuk mengambil/menarik
kesimpulan yang berlaku umum. Dalam penelitian ini memerlukan analisis
tempat tertentu.
Penelitian historis documenter (historical research) bertujuan untuk
menetapkan status sejarah pada masa lampau (misalnya : perang gerliya
dari A.H.Nasution). Dalam penelitian jenis ini, beberapa aspek dari masa
lalu lalu dipelajari, beik dengan meneliti dokumen dari periode atau
dengan mewawancarai orang yang hidup pada saat itu. Kemudian peneliti
mencoba unruk merekonstruksi seakurat mungkin apa yang terjadi selama
metode
ilmiah,
dikarenakan
peneliti
benar-benar
hasil dari penelitian ini cenderung mengarah pada interpretasi yang paling
jelas.
Penelitian penemuan fakta (fact finding research)untuk menemukan fakta
dan logis.
Penelitian lengkap (complete research)untuk mengadakan generalisasi atas
dasar fakta-fakta yang ada kemudian mengadakan interpretasi yang kritis
beberapa
langkah
(steps,
prosedur)
sebagai
pedomandalam
Menentukan topik
Merumuskanpersoalandenganjelas, yang menunjukan bahwa peneliti
mengetahui masalahnya dan beberapa faktor yang bersangkut-paut. Disini
dikemukakan pula definisi-definisi objek atau istilah-istilah yang dibahas,
primer).
Datasekunder, data yang di peroleh dari pihak lain. Artinya data itu tidak
diusahakan sendiri pengumpulannya seperti bermacam-macam publikasi
dari Biro Pusat Statistik, IMF, Bank Indonesia dan sebagainya. Sedangkan
data primer, semua keterangan yang untuk pertama kalinya dicatat oleh
peneliti.
Menetukan metode pengumpulan data dan cara memperoleh informasi,
ada 3 macam metode penngumpulan data:
1. Sensus, pencatatan menyeluruh terhadap elelmen-elemen yang menjadi
objek penelitian (populasi).
Kebaikannya
: bisa memperoleh nilai sebenarnya (truevalue).
kelemahannya
: makan waktu yang lama dan mahal.
2. Sampling, mencatat sebagian kecil populasi atau sampel. Yang
diperoleh adalah nilai fikiran. Agar perkiraan baik maka sampel harus
presentatif (mewakili populasi).
3. Casestudy, yaitu pengumpulan data dengan mengambil elemen dan
kemudian masing-masing diselidiki secara mendalam.
Cara mendekati responden (orang yang dimintai informasi) atau teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan:
a. Obsevasi : pengamatan
b. Komunikasi
Komunikasi langsung (wawancara, interview)
Komunikasi tak langsung (angket, questionare)
4. Pelaksanaan Research
Menentukan judul, waktu pelaksanaan riset dan penerangan atau
penyuluhan terhadap responden maupun kepada pihak pemakai
data. Dengan demikian diharapkan saling pengertian, sehingga
ada
f. Waktu penelitian
g. Regu penelitian
h. Anggaran belanja
i. Penyusunan project statement
2. Tugas lapangan
Pada waktu tugas lapangan, sikap yang harus dimiliki ialah pasifpositif.Pasif, dalam menghadapi responden yaitu untuk memperoleh data
jangan sampai merugikan responden.Postif bahwa data yang diperoleh itu
benar dan tidak boleh di ubah.
3. Analisa, pada tingkat analisa penelitian sikap mental yang perlu dimiliki
ialah: aktif analitis, artinya mencari fenomena-fenomena atau kenyataan
yang benar-benar ada.
Tahap-Tahap Penelitian
RESEARCH
1
LAPORAN
rencana
Data sekunder dan data primer
Observasi, komunikasi
ANALISA ATAU PENGOLAHAN DATA
(aktif analitik aktif kritik)
Editing, coding, tabulating
Analizing
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah diartikan sebagai usaha untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahan masalahnya.. Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu
yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi.Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data.
Sumber Permasalahan
Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia
harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya. Adapun yang menjadisumber
utama permasalahan ialah :
a) Bacaan
Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian
atau laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab
permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu member
rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
b) Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah
Peserta-peserta seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah membawa
makalah-makalah yang memecahkan permasalahan menurut bidangnya
masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi ilmu
yang lain.
c) Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas
Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya
seorang menteri bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan.
Demikian pula pernyataan ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media
rumusan
masalah
penelitian
ini
di
kembangkan
komparatif
adalah
rumusan
masalah
penelitian
yang
membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
CaraMerumuskan Masalah
Setelah rumusan masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka tibalah
saatnya masalah tersebut dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak
bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah harus dilakukan
dengan kondisi berikut.
a)
b)
c)
d)
e)
masalah.
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian
adalahsemacam
informasi
dapat
dikumpulkan
untuk
menjawab
meminjamkan dirinya untuk penelitian empiris (kita bisa meminta orang jika
mereka percaya Tuhan itu baik, tapi itu akan menjadi pertanyaan lain). Pertanyaan
4 meminta untuk cara "terbaik" untuk melakukan sesuatu. Pikirkan tentang yang
satu ini sejenak. Disana cara kita dapat menentukan cara terbaik untuk melakukan
sesuatu? Untuk akan dapat menentukan ini, kita harus memeriksa setiap
kemungkinan alternatif, dan refleksi sejenak membawa kita ke realisasi bahwa ini
tidak dapat dicapai. Bagaimana akan kita pernah yakin bahwa semua alternatif
yang mungkin telah diperiksa? Pertanyaan 5 membutuhkan penciptaan kondisi
mustahil. Kita bisa, tentu saja, menyelidiki apa yang orang pikirkan sekolah akan
seperti.
pertanyaan
penelitian
telah
dirumuskan,
penelitiingin
b) Pertanyaannya jelas (yaitu, kebanyakan orang akan setujuseperti apa katakata kunci dalam pertanyaan maksud).
c) Pertanyaannya
signifikan
(yakni,
perlu
menyelidikikarena
akan
Contoh 2. "Bagaimana guru mendidik kelas khusus yang cacat fisik? Pertama
kali yang perlu diperbaiki adalah gurunya. Apa yang menjadi indikator
keterlibatan ini ? Apakah tingkat pengalaman (yaitu, adalah percobaan guru,
latarbelakang) ? Apakah guru di kedua sekolah negeri dan swasta juga bisa
melakukan hal yang sama ? Apakah guru diseluruh bangsa juga bisa
melakukannya?, atau hanya guru-guru dalam suatu tempat tertentu ? Apakah
istilah yang merujuk kepada guru yang melakukan tidak mengajar kelas khusus
serta mereka yang mengajar kelas khusus ?
Ungkapan yang akan dibuat juga akan ambigu. Apakah dilihat dari
pendapat ? Dari emosional ? Dari perbuatannya ? Atau apa ? Istilah kelas khusus
dan mendidik anak cacat juga perlu diperjelas. Sebuah contoh definisi hukum dari
mendidik anak cacat adalah:
Yang dimaksud dengan gangguan belajar ditandai kelainan perilaku, tidak dapat
beradaptasi
neurologis yang cacat atau gangguan emosional dan tidak harus karena
keterbelakangan mental, kekurangan budaya, atau kesulitan berbahasa.
Perhatikan bahwa definisi ini sendiri berisi beberapa kata-kata ambigu, seperti
gangguan belajar. Ini adalah sama halnya dengan perampasan budaya jangka
panjang, yang tidak hanya ambigu tetapi juga sering menyinggung anggota
kelompok etnis kepada siapa itu sering diterapkan.
Ketika kita mulai berpikir mempertanyakan tentang ini (atau lainnya),
tampak bahwa hal yang tampak pada pandangan pertama menjadi kata atau frasa
yang semua orang akan dengan mudah memahaminya dengan kompleks dan jauh
lebih sulit untuk memikirkan definisinya pertama kali.
Hal ini berlaku dari banyak konsep pendidikan saat ini dan metodologi.
Ada Hal-hal yang perlu diperhatikan seperti kurikulum inti, klien konseling,
pembelajaran aktif, dan manajemen mutu. Maka disebut apa hal tersebut? Jika
Anda bertanya sampel lima atau enam guru, konselor, atau administrator, Anda
mungkin akan mendapatkan beberapa definisi yang berbeda. Meskipun
ambiguitas tersebut berharga dalam beberapa keadaan dan untuk tujuan tertentu,
itu merupakan masalah bagi penyidik dari penelitian pertanyaan. Para peneliti
tidak punya pilihan selain menspesifikasi tentang istilah yang digunakan dalam
pertanyaan penelitian, untuk mendefinisikan dengan tepat apa yang harus
dipelajari.
tidak ada yang bisa menjamin bahwa seseorang melakukan pekerjaan yang lebih
baik daripada yang lain.
Hal lain yang penting untuk diingat adalah sering istilah majemuk atau
frase yang perlu didefinisikan bukan hanya satu kata. Misalnya, istilah Terapi
nondirective pasti tidak akan diklarifikasi oleh definisi yang tepat dari
nondirective dan terapi, karena memiliki arti yang lebih khusus dari dua kata yang
didefinisikan secara terpisah.
Sama halnya dengan ketidakmampuan belajar, pendidikan bilingual, video
interaktif, dan perawatan kesehatan di rumah berpusat perlu didefinisikan sebagai
keutuhan linguistik.Berikut adalah tiga definisi dari istilah motivasi untuk belajar.
Yang mana menurut Anda adalah yang paling baik?
1. Belajar bersungguh-sungguh.
2. Semangat dan antusias.
3. Tugas dikerjakan berkelompok.
Seperti yang Anda lihat, pendekatan kamus untuk mengklarifikasi istilah
memiliki keterbatasan. Kemungkinan kedua adalah untuk memperjelas dengan
contoh. Peneliti mungkin berpikir dari beberapa ruang kelas humanistik dengan
yang mereka kenal dan kemudian mencoba untuk menggambarkan semaksimal
mungkin apa yang terjadi di ruang kelas tersebut. Biasanya kami menyarankan
bahwa orang-orang mengamati ruang kelas tersebut untuk melihat sendiri
bagaimana mereka berbeda dari kelas lain. Pendekatan ini juga memiliki masalah,
namun, karena deskripsi kami mungkin masih belum dimengerti dengan jelas.
Dengan demikian, metode klarifikasi ketiga adalah tentang pentingnya
istilah operasional. definisi operasional mengharuskan peneliti menentukan
tindakan atau operasi untuk mengukur atau mengidentifikasi istilah. Sebagai
contoh, di sini ada dua definisi operasional yang mungkin dari istilah kelas
humanistik.
1. Setiap kelas diidentifikasi oleh para ahli ditetapkan sebagai contoh dari kelas
humanistik
2. Setiap kelas dinilai (oleh pengeluaran pengamat satu hari per minggu selama
empat sampai lima minggu) untuk memiliki semua karakteristik sebagai
berikut :
a. Tidak lebih dari tiga anak yang beraktifitas dengan bahan yang sama pada
saat yang sama
b. Guru tidak pernah menghabiskan lebih dari 20 menit per hari mengajarkan
siswa berkelompok
c. Setidaknya setengah dari setiap periode kelas terbuka untuk siswa untuk
belajar pada proyek-proyek yang mereka pilih sendiri dengan langkah
mereka sendiri
d. Beberapa (lebih dari tiga) set dari berbagai jenis materi pendidikan yang
tersedia untuk setiap siswa di kelas digunakan.
e. sistem duduk tradisional - siswa duduk dalam lingkaran, pengelompokan
kecil kursi, atau bahkan di lantai untuk belajar pada proyek-proyek mereka
f. Sering (setidaknya dua per minggu) diskusi dimana siswa didorong untuk
memberikan pendapat mereka dan ide-ide tentang topik yang baca di
mereka buku teks.
Di atas daftar karakteristik dan perilaku mungkin menjadi definisi yang
cukup memuaskan dari humanistic kelas untuk banyak orang (dan mungkin untuk
Anda). Tapi itu jauh lebih spesifik (dan dengan demikian lebih jelas) daripada
definisi yang kita mulai. * Berbekal definisi ini (Dan fasilitas yang diperlukan),
peneliti bisa memutuskan dengan cepat apakah kelas tertentu memenuhi syarat
atau tidak sebagai contoh dari kelas humanistik.
Definisi istilah operasional adalah cara yang bermanfaat untuk memperjelas
maknanya. definisi operasional alat yang berguna harus dikuasai oleh seluruh
siswa penelitian. mengingat bahwa operasi atau kegiatan yang diperlukan untuk
mengukur atau mengidentifikasi istilah harus ditentukan. yang dari definisi
berikut mungkin istilah motivasi belajar matematika menurut Anda operasional?
1. Ditunjukkan oleh antusiasme di kelas
2. Dinilai oleh guru matematika siswa tersebut menggunakan skala penilaian ia
3.
4.
5.
6.
dikembangkan
Diukur dengan kuis "Minat Matematika
Ditunjukkan oleh memberikan tugas matematika di kelas
Ditampilkan dalam bentuk prestasi dalam matematika
Ditunjukkan oleh catatan pendaftaran di pilihan matematika
mencerahkan.
Melihat
bahwa
"kemampuan
bahasa
(operasional)
maksud. Untuk alasan ini kami percaya bahwa definisi operasional harus selalu
disertai oleh satu konstitutif. Pentingnya kejelasan tentang istilah dalam
pertanyaan penelitian mereka.
Para peneliti akan mengalami kesulitan melanjutkan rencana untuk
pengumpulan dan analisis data jika mereka tidak tahu persis apa jenis data untuk
mencarinya. Dan mereka tidak akan mengetahui data apa yang harus dicari jika
mereka tidak benar benar memahami dengan jelas arti dari istilah yang merupakan
kunci dalam penelitian.
Pertanyaan Penelitian harus Signifikan
Pertanyaan penelitian juga harus bernilai. Pada intinya, kita harus
mempertimbangkan untuk mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang
memiliki waktu dan energi yang bernilai (dan biasanya uang). Yang mungkin kita
tanyakan adalah, apakah nilai dari penyelidikan sebuah pertanyaan ? Dengan cara
apa itu akan berkontribusi untuk pengetahuan kita tentang pendidikan? untuk
pengetahuan kita tentang kehidupan ? Apakah pengetahuan tersebut penting dalam
beberapa cara ? Jika demikian, bagaimana? Pertanyaan-pertanyaan ini meminta
peneliti untuk berpikir tentang mengapa pertanyaan penelitian adalah berharga penting atau signifikan ?
Mungkin tak perlu mengatakan bahwa pertanyaan penelitian adalah
kepentingan untuk orang yang meminta itu. Tapi apakah bukti saja cukup untuk
penyelidikan? Untuk beberapa orang, jawabannya adalah ya . Mereka mengatakan
bahwa setiap pertanyaan yang mana seseorang ingin sebuah jawaban adalah
bernilai dalam penyelidikan.
Namun, yang mengatakan bahwa seseorang yang tertarik adalah alasan
yang cukup . Terlalu sering, mereka menunjukkan, kepentingan pribadi
menghasilkan pertanyaan sepele atau tidak signifikan. Karena sebagian besar
upaya penelitian membutuhkan beberapa (dan sering cukup) pengeluaran waktu,
energi, bahan, uang, dan / atau sumber daya lainnya, mudah untuk menghargai inti
dari beberapa hasil yang berguna atau bayaran yang dihasilkan dari penyelidikan.
Investasi diri sendiri dan orang lain di sebuah perusahaan penelitian harus
Gambar
3.
Ilustrasi
hubungan jenis kelamin pemilih dan afiliasi partai.
Yang membedakan adalah tidak ada asosiasi atau hubungan antara gender
dan partai politik dalam kelompok A, sedangkan ada hubungan yang sangat kuat
antara kedua faktor ini dalam kelompok B. Kita dapat mengungkapkan hubungan
dalam kelompok B dengan mengatakan bahwa laki-laki cenderung Partai
Republik sementara wanita cenderung Demokrat.
BAB III
ANALISA DATA
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik
analisis data kualitatif. Bagi data yang bersifat kuantitatif (numerical) tentu saja analisis
data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan ukuran-ukuran statistic. Untuk
analisis data kuantitatif dalam penggunaan statistik deskriptif dapat disesuaikan dengan
ruang lingkup yang hendak dicapai. Apakah mengharuskan data untuk memiliki
normalitas, homogenitas atau syarat lainnya. Teknik analisis data kuantitatif berbeda
dengan kualitatif. Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam
statistik yang digunakan pada data kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan inferensial.
Statistik Deskriptif
Keuntungan utama dari statistik deskriptif adalah bahwa mereka mengizinkan peneliti
untuk menggambarkan informasi yang mengandung dalam banyak nilai hanya dengan
beberapa indeks, seperti mean dan median dan lain-lain. Ketika indeks tersebut dihitung
untuk sampel yang diambil dari populasi, mereka disebut statistic; ketika mereka dihitung
dari seluruh populasi, mereka disebut parameter. Karena sebagian besar pendidikan
penelitian melibatkan data dari sampel dan bukan dari populasi.
dapat dilaporkan hanya dalam tiga cara: melalui kata-kata, melalui angka dan melalui
grafik yang menunjukkan pola atau menggambarkan suatu hubungan.
Dalam beberapa jenis penelitian, seperti wawancara, studi etnografi, atau studi kasus,
peneliti sering mencoba untuk menggambarkan temuan mereka melalui narasi deskripsi
dari beberapa macam. Peneliti tidak bermaksud untuk mengurangi
informasi ke bentuk numerik tetapi untuk hadir dalam bentuk deskriptif.dan sesering kaya
mungkin.
Banyak informasi yang dilaporkan dalam penelitian pendidikan terdiri dari
jumlah beberapa nilai semacam tes, persentase, indeks prestasi rata-rata, peringkat,
frekuensi, dan sejenisnya. Alasannya adalah angka merupakan cara yang berguna untuk
menyederhanakan informasi. Informasi numerik, biasanya disebut sebagai data, dapat
diklasifikasikan di salah satu dari dua cara dasar: baik sebagai kategoris atau kuantitatif
data. Data kategori berbeda dalam jenis, tapi tidak dalam derajat atau jumlah. Di sisi lain,
data kuantitatif berbeda
Data Kuantitatif
Data kuantitatif Diperoleh bila variabel yang diteliti, diukur dengan skala yang
menyatakan berapa jumlah yang dicapai oleh variabel tersebut. Data kuantitatif
dilaporkan dalam bentuk nilai. Beberapa contoh data kuantitatif seperti berikut:
-
Jumlah uang yang dihabiskan untuk peralatan olahraga oleh berbagai sekolah di
daerah tertentu pada satu semester (Variabel adalah jumlah uang yang dihabiskan
Data Kategorial
Data kategoria hanya menunjukkan jumlah total objek, individu, atau peristiwa sebuah
penemuan termasuk dalam kategori teretentu. Beberapa contoh kategori data sebagai
berikut:
- Representasi dari masing-masing kelompok etnis di sekolah (Variabel adalah
etnis); misalnya, Kaukasia, 1.462 (41 persen); hitam, 853 (24 persen);
-
yang tepat untuk kategoris data; mereka digunakan hanya dengan data kuantitatif.
Frekuensi Poligon
Di bawah ini merupakan nilai dari 50 orang siswa pada ujian midsemester
Biologi.
64, 27, 61, 56, 52, 51, 3, 15, 6, 17, 27, 17, 24, 64, 31, 29, 31, 29, 29, 31, 29, 61,
59, 56, 34, 59, 51, 38, 28, 38, 38, 34, 36, 36, 34, 34, 36, 21, 21, 24,
63
Dari data di atas dapat dilihat data yang tercantum belum jelas urutannya
sehingga sulit dijelaskan. Agar mudah dimengerti, kita harus mengaturnya kedalam suatu
urutan. Salah satu yang paling umum cara untuk melakukan ini adalah untuk
mempersiapkan distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan dengan membuat daftar nilai di
urutan peringkat dari tinggi ke rendah. Seringkali, skor dalam distribusi dikelompokkan
ke dalam interval. Hal ini menghasilkan
distribusi frekuensi kelompok.
Tabel 1
Tabel 2
Meskipun distribusi frekuensi seperti yang di atas cukup informatif, sering informasi
yang dikandungnya sulit untuk divisualisasikan. untuk lebih mudah dipahami dan
interpretasi data kuantitatif, akan sangat membantu bila disajikan dalam grafik. Satu
grafilk seperti display dikenal sebagai poligon frekuensi.
(atau
kelompok) pada interval yang sama, dimulai dengan nilai terendah di sebelah
3
kiri.
Beri label sumbu vertikal dengan menunjukkan frekuensi, di interval yang sama,
memotong dengan frekuensi , dan menempatkan sebuah titik pada titik itu.
Menghubungkan semua titik-titik dengan garis lurus.
Poligon Miring
Data dapat didistribusikan di hampir bentuk apapun. Jika sebuah peneliti
memperoleh satu set data di mana banyak individu menerima nilai rendah, misalnya
bentuk distribusi akan terlihat seperti frekuensi polygon yang ditunjukkan pada Gambar
2. Seperti yang terlihat, dalam hal ini distribusi tertentu hanya beberapa orang yang
menerima nilai tinggi. Frekuensi poligon pada Gambar 2 dikatakan miring positif karena
ekor distribusi trails ke kanan, ke arah yang lebih tinggi (lebih positif) nilai skor.
Misalkan seorang peneliti memperoleh satu set data di mana beberapa individu menerima
nilai relatif rendah. Maka bentuk distribusi akan terlihat seperti poligon frekuensi pada
Gambar 3. poligon ini dikatakan miring negatif, karena ekor panjang distribusi pergi ke
kiri.
"batang" dan "daun." daun biasanya digit terakhir nomor, dan angka lainnya di sebelah
kiri daun membentuk batang. Sebagai contoh angka 149 akan di bagi menjadi:
Batang
14
Daun
9
Mari kita membangun plot batang-daun untuk set berikut. Skor pada kuis matematika:
29, 37, 32, 46, 45, 45, 54, 51, 55, 55, 55, 60. Pertama, memisahkan setiap nomor ke
batang dan daun. Karena ini adalah nomor dua digit, puluhan digit adalah batang dan unit
digit adalah daun. Berikutnya, kelompok angka dengan batang sama seperti yang
ditunjukkan dibawah, daftar mereka dalam urutan numerik:
Kurva Normal
Secara sederhana, kurva normal adalah kurva yang berasal dari data-data yang
terdistribusi normal. Ciri-ciri data terdistribusi normal terdapat keseimbangan simpangan
antara sisi kiri dan sisi kanan sehingga sigma total dari data keseluruhan adalah nol.
Modus. Modus adalah skor yang paling sering di distribusi-yaitu, nilai yang dicapai oleh
siswa lebih daripada skor lainnya. Misalnya :
25, 20, 19, 17, 16, 16, 16, 14, 14, 11, 10, 9, 9
Dari distribusi tersebut modusnya adalah 16. Contoh lain yaitu :
25, 24, 24, 23, 22, 20, 19, 19, 18, 11, 10.
Distribusi ini (disebut distribusi bimodal) karena memiliki dua modus, 24 dan 19.
Median. Median adalah titik bawah dan titik atas yang 50 persen dari nilai dalam
distribusi. Lebih singkatnya, titik tengah. Dalam distribusi yang berisi jumlah nilai yang
tidak merata, median adalah yang terdekat dari pusat nilai. Dengan demikian, dalam
distribusi 5, 4, 3, 2, 1, median adalah 3. Dalam distribusi yang berisi jumlah nilai, median
adalah titik tengah antara dua nilai yang terdekat dari pusat. Dengan demikian, dalam
distribusi 70, 74, 82,86, 88, 90, median adalah 84. Oleh karena itu, median tidak tentu
salah satu nilai yang sebenarnya dalam distribusi yang diringkas.
Mean. Mean rata-rata lain semua nilai dalam distribusi. Hal ini ditentukan dengan
menambahkan semua nilai dan kemudian membagi jumlah ini dengan total jumlah nilai.
Mean dari distribusi mengandung nilai dari 52, 68, 74, 86, 95, dan 105, adalah 80. Cara
menentukan mean ini yaitu dengan menjumlah total nilai 480 kemudian membaginya
dengan banyaknya nilai yaitu 6. Dalam bentuk simbolik, rumus untuk menghitung mean
terlihat seperti ini:
X
n
Dimana merupakan "jumlah," X mewakili setiap baku skor nilai, n merupakan jumlah
mewakili mean.
yang
identik
namun
tidak
dengan
yang
lainnya.
Sebagai
contoh,
Gambar 6
Dengan demikian, ukuran pemusatan, ketika disajikan tanpa informasi yang
menyertainya bagaimana penyebaran keluar atau tersebar data yang bisa menyesatkan.
Kuartil dan Ringkasan Lima Nomor.
Ketika distribusi miring, baik variabilitas dan bentuk umum dari distribusi dapat
dijelaskan oleh melaporkan beberapa persentil. Persentil di satu set nomor adalah nilai di
bawah yang persentase tertentu dari angka yang ditetapkan dan atas yang sisa nomor
angka yang ditetapkan. Pada distribusi, median adalah persentil ke-50. persentil lainnya
yang penting adalah persentil 25, juga dikenal sebagai kuartil pertama (Q1), dan persentil
ke-75, merupakan kuartil ketiga (Q3). Sebuah cara yang berguna untuk menggambarkan
distribusi miring dengan memberikan apa yang dikenal 5 nomor. Singkatnya, yang terdiri
dari skor terendah, Q1, median, Q3, dan skor tertinggi. Antar-kuartil Kisaran (IQR)
adalah perbedaan antara kuarti pertama dengan kuartil ketiga (Q 3-Q1=IQR).
Boxplots
Ringkasan lima jumlah distribusi secara grafis digambarkan dengan cara boxplot.
Boxplots sangat berguna dalam membandingkan dua atau lebih distribusi. Gambar 7
memberikan boxplots untuk distribusi dari nilai tengah semester dua kelas mengambil
ujian biologi yang sama. Setiap kotak pusat memiliki ujungnya di kuartil, dan median
ditandai dengan garis dalam kotak. The "kumis" di kedua ujung meluas ke terendah dan
skor tertinggi.
Gambar 7. Boxplots
Secara keseluruhan, kelas B memang lebih baik, tapi kumis atas menggambarkan
bahwa
kelas
memiliki
siswa
dengan
nilai
tertinggi.
Jangkauan.
Rentang keseluruhan merupakan jarak antara nilai tertinggi dan terendah dalam distribusi.
Dengan demikian, jika skor tertinggi dalam distribusi adalah 89 dan terendah adalah 11,
rentang akan 89-11, atau 78. Karena hanya melibatkan dua nilai paling ekstrim dalam
distribusi, kisaran adalah indikasi kasar variabilitas. Keuntungan utamanya adalah
memberikan
cepat
(meskipun
kasar)
perkiraan
variabilitas.
Standard Deviasi.
Standar deviasi (SD) adalah indeks yang paling berguna dalam variabilitas. Ini adalah
satu angka yang merepresentasikan penyebaran distribusi. Sesuai dengan mean, setiap
skor dalam distribusi digunakan untuk menghitungnya. Langkah-langkah yang terlibat
dalam menghitung standar deviasi yang mudah.
1 Hitung mean dari distribusi.
X
n
3
4
(
)2
Bagilah total dengan jumlah nilai. Hasil disebut varians.
Ambil akar kuadrat dari varians. Ini adalah standardeviasi.
X X
SD
X X
n
XX
)2.
XX
di mana SD adalah simbol untuk standar deviasi, adalah simbol untuk "jumlah," X
atas rata-rata dan setengah lainnya dalam satu standar deviasi di bawah rata-rata.
27 persen lagi dari pengamatan jatuh antara satu dan dua standar deviasi jauh.
Oleh karena itu 95 persen (68 persen ditambah 27 persen) jatuh dalam dua
Gambar 8.
Gambar 9
Z skor. Bentuk paling sederhana dari nilai standar adalah z skor. Z skor digunakan untuk
mengetahui lebih detail dimana posisi suatu skor dalam suatu distribusi. Posisi dalam
suatu distribusi itu sendiri ditunjukan dengan simbol +/- yang menunjukan bahwa kalau
positif berada di atas mean dan kalo negatif menandakan sebaliknya. Z-score juga
memberi tahu berapa jarak skor itu sendiri dengan mean. Rumus mengubah satu data
menjadi z-skor :
z skor
Contohnya :
Suatu kumpulan data memiliki rata-rata 76. Data tersebut memiliki standar deviasi
sebesar 3. Tentukan z-score untuk data bernilai 82 dan 73!
Cara menentukannya, kita harus melihat jarak antara rata-rata dengan skor. Kita ambil
data pertama contohnya 82.
Rumusnya adalah : nilai mentah-mean = 82-76 = +6
Setelah mengetahui jaraknya, kita harus melihat berapa s yang dimiliki oleh data tersebut.
Karena dalam soal ini, s bernilai 3, berarti +6 dibagi dengan 3 dan menghasilkan +2.
Berarti z-score untuk nilai 82 adalah +2. Sedangkan kalau untuk 73, jaraknya menjadi :
nilai mentah-mean = 73-76 = -3
Setelah itu langkahnya sama dengan atas dan menjadikan z-score untuk nilai 73 adalah
-1.
Probabilitas dan z Skor. Karakteristik dari distribusi normal adalah bahwa persentase
terkait dengan daerah di bawah kurva dapat dianggap sebagai probabilitas. Sebuah
probabilitas adalah persen yang dinyatakan dalam bentuk desimal dan mengacu pada
kemungkinan suatu peristiwa yang terjadi. Sebagai contoh, jika ada probabilitas bahwa
suatu peristiwa akan terjadi 25 persen dari waktu, acara ini dapat dikatakan memiliki
probabilitas 0,25. Demikian pula, Acara yang mungkin akan terjadi 90 persen dari waktu
adalah dikatakan memiliki probabilitas 0,90. Semua persentase terkait dengan daerah di
bawah kurva normal, oleh karena itu, dapat dinyatakan dalam bentuk desimal dan
dipandang sebagai probabilitas laporan. Beberapa probabilitas ini diperlihatkan pada
Gambar 10.
Gambar 10.
Record Examination/ GRE : X = 500; SD 100, dan Weschler Intelligence Scale: X =100,
SD=15.
Gambar 11.
Korelasi
Dalam mempelajari adanya hubungan, maka peneliti dapat membandingkan dua variabel,
baik variabel kategorial (misalnya; metode A dan metode B) maupun variabel kuantitatif
(misalnya: usia dan berat badan; usia dengan kemampuan membaca atau berhitung dll).
Kadang-kadang hubungan ini sangat berguna untuk memprediksi. Langkah awal untuk
mengetahui korelasi adalah membuat scatterplot diagram, yaitu gambaran berupa titiktitik yang menunjukkan hubungan antara dua variabel kuantitatif.
n X
n XY ( X )( Y )
2
( X ) 2 ( n Y 2 ( Y ) 2
Contoh penggunaannya :
Maka:
5(1373) 81 5(1300) 78
2
0,90
Tally
ceramah
||||||||||||
15
30
Diskusi
||||||||
10
20
laporan lisan
||||
demonstrasi
|||| |||
16
praktikum
||||
10
studi pustaka
||
presentase
|||| |
12
Total
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk
Frekuensi
n=50
Persentase (%)
100
Grafik batang
Diagram pie
Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan tabelyang menggambarkan hubungan antara 2
variabel kategorial. Tabel kontingensi yang paling sederhana adalah tabel kontingensi 2x2
Contoh: Tabel 1 Data hipotetik jenjang guru dan gender guru.
Angka yang ada di dalam kurung adalah angka expected. Tabel ini menunjukkan
hubungan antara jabatan dan etnis. Maka untuk menghitung nilai expected adalah:
-
Berdasarkan tabel-tabel di atas kita melihat ada diskrepansi antar variabel gender,
etnis, peran/jabatan. Tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa ada kecenderungan lebih
banyak pribumi daripada nonpribumi (tabel 3); lebih banyak laki-laki daripada
perempuan (Tabel 5). Namun terdapat hubungan kuat bahwa lebih banyak laki-laki yang
menjadi administrator dan lebih banyak perempuan yang menjadi guru (Tabel 4). Mari
kita bandingkan diskrepansi antara frekuensi expected dan observed.
Tabel 6
Inferensial Statistik
Pengertian Inferensial Statistik
Inferensial statistik adalah penarikan kesimpulan (infernsi) tentang karakteristik
populasi dengan menggunakan informasi yang di peroleh dari sebuah sampel yang
dicuplik dari populasi.bahan inferensi statistik mencakup dua masalah: (1) membuat
dugaan tentang parameter populasi, dan (2) menguji hipotesis tentang karakteristik
populasi.
Problem utama dalam inferensial statistik adalah bagaimana memastikan bahwa
perbedaan-perbedaan yang teramati antara dua (atau beberapa) sampel benar-benar
mencerminkan perbedaan - perbedaan pada populasi asal sampel. Pada waktu melakukan
inferensi tentang karakteristik populasi sellu terdapat kemungkinan inakurasi penarikan
kesimpulan karena pelran peluang atau variasi-variasi pencuplikan (sampling variability).
Namun, peran peluang itu bisa diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel.
peneliti untuk membuat kesimpulan tentang populasi berdasarkan temuan dari sampel.
Seperti dengan statistik deskriptif, teknik statistik inferensial berbeda tergantung pada
jenis data-kategorikal atau kuantitatif-peneliti ingin menganalisis. Bab ini dimulai dengan
teknik yang berlaku untuk data kuantitatif, karena mereka memberikan pengenalan
terbaik untuk logika di balik teknik inferensi dan karena penelitian pendidikan yang
paling melibatkan data tersebut.
Desain penelitian ditunjukkan pada Gambar di bawah ini
Jika dua sampel dipilih secara acak, mereka akan berbeda dari aslinya dua, berarti
mereka pada skala sikap akan berbeda, dan peneliti akan berakhir dengan satu set data
yang berbeda.
Ini adalah kesulitan dasar yang kita hadapi ketika kita bekerja dengan sampel:
Sampel tidak mungkin identik dengan populasi orang tua mereka. Perbedaan antara
sampel dan populasi disebut sebagai kesalahan sampling.
Misalkan kita mengambil dua sampel dari 25 siswa masing-masing dari populasi
ini dan diukur tinggi mereka. Apa yang akan Anda memperkirakan peluang peneliti akan
menemukan persis ketinggian rata-rata yang sama di kedua sampel? Sangat, sangat tidak
mungkin. Bahkan, kita mungkin bisa mengambil sampel setelah sampel dan sangat jarang
mendapatkan dua set orang memiliki persis ketinggian rata-rata yang sama.
Seperti semua distribusi normal, distribusi sarana sampel (disebut distribusi sampling)
memiliki rata-rata sendiri dan standar deviasi. Mean dari distribusi sampling (yang "ratarata sarana") adalah sama dengan rata-rata populasi. Dalam jumlah tak terbatas dari
sampel, beberapa akan memiliki berarti lebih besar dari rata-rata populasi dan beberapa
akan memiliki sarana yang lebih kecil dari rata-rata populasi (Gambar di bawah ini. Data
ini cenderung untuk menetralisir satu sama lain, sehingga rata-rata keseluruhan yang
sama dengan rata-rata populasi. Pertimbangkan contoh. Misalkan Anda memiliki populasi
hanya tiga nilai-1, 2, 3. Rerata populasi ini 2. Sekarang, ambil semua kemungkinan jenis
sampel ukuran dua. Berapa banyakakan ada? Sembilan (1, 1); (1, 2); (1, 3); (2, 1); (2, 2);
(2, 3); (3, 1); (3, 2); (3, 3). Sarana sampel ini 1, 1,5, 2, 1,5, 2, 2,5, 2, 2,5, dan 3, masingmasing. Menambahkan semua sarana ini dan bagi dengan sembilan (yaitu, 18 9), dan
Anda melihat bahwa rata-rata cara ini sama dengan 2, sama dengan rata-rata populasi.
Deviasi standar dari distribusi sampling mean disebut standard error dari mean
(SEM). Seperti dalam semua distribusi normal, oleh karena itu, 68-95-99.7 aturan
berlaku: sekitar 68 persen dari sampel berarti jatuh antara 1 SEM; sekitar 95 persen
penurunan antara 2 SEM; dan 99,7 persen jatuh antara 3 SEM (Gambar di bawah ini).
Standar deviasi dari sampel dengan akar kuadrat dari ukuran sampel minus satu:
Mari kita tinjau ide dasar kita telah disajikan sejauh ini.
1
Distribusi sampling dari mean (atau statistik deskriptif) adalah distribusi sarana
(atau statistik lainnya) yang diperoleh (secara teoritis) dari nomor tak terhingga
Hipotesis Nol
Seperti yang Anda ingat, hipotesis penelitian menentukan hasil prediksi dari
penelitian. Banyak hipotesis penelitian memprediksi sifat hubungan peneliti berpikir ada
dalam populasi; misalnya: "Mean populasi siswa menggunakan metode A lebih besar dari
rata-rata populasi siswa menggunakan metode B." Hipotesis nol paling umum digunakan
menentukan tidak ada hubungan dalam populasi; misalnya: "Tidak ada perbedaan antara
rata-rata populasi siswa menggunakan metode A dan mean populasi siswa menggunakan
metode B." (ini adalah hal yang sama dengan mengatakan perbedaan antara sarana dua
populasi adalah nol.) Gambar dibawah menawarkan perbandingan penelitian dan
hipotesis nol.
Teknik inferensi
Keuntungan dari teknik parametrik adalah bahwa mereka umumnya lebih kuat
daripada teknik nonparametrik dan karenanya jauh lebih mungkin untuk mengungkapkan
perbedaan benar atau hubungan jika benar-benar ada. Kerugian mereka adalah bahwa
sering seorang peneliti tidak dapat memenuhi asumsi mereka butuhkan (misalnya, bahwa
populasi terdistribusi secara normal pada karakteristik bunga).
Tes menghasilkan nilai t (disebut t diperoleh), yang peneliti kemudian memeriksa
di tabel statistik (mirip dengan yang ditampilkan pada Lampiran B) untuk menentukan
tingkat signifikansi yang telah tercapai. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika .
05 tingkat signifikansi tercapai, peneliti lazim menolak hipotesis nol dan menyimpulkan
bahwa perbedaan nyata tidak ada. Ada dua bentuk ini t-test, a-uji t untuk sarana
independen dan t-test untuk sarana berkorelasi. T-test untuk sarana independen digunakan
untuk membandingkan nilai rata-rata dari dua kelompok yang berbeda, atau independen,
Analisis Varians. Ketika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang
signifikan antara sarana lebih dari dua kelompok, mereka biasanya menggunakan teknik
yang disebut analisis varians (ANOVA), yang sebenarnya adalah sebuah bentuk yang
lebih umum dari t-test yang sesuai untuk digunakan dengan tiga atau lebih kelompok.
(Hal ini juga dapat digunakan dengan dua kelompok.) Singkatnya, variasi baik di dalam
dan di antara masing-masing kelompok dianalisis secara statistik, menghasilkan apa yang
dikenal sebagai nilai F. Seperti dalam t-test, nilai F ini kemudian diperiksa di meja
statistik untuk melihat apakah itu signifikan secara statistik. Hal ini ditafsirkan cukup
mirip dengan t-nilai, bahwa semakin besar nilai yang diperoleh dari F, semakin besar
kemungkinan bahwa signifikansi statistik ada.
dengan t-test digunakan ketika seorang peneliti ingin menganalisis peringkat data.
Peneliti berbaur skor dari dua kelompok dan kemudian peringkat mereka seolah-olah
mereka semua hanya dari satu kelompok. Tes menghasilkan nilai (U), yang kemungkinan
terjadinya kemudian diperiksa oleh peneliti dalam tabel statistik yang sesuai. Logika dari
tes ini adalah sebagai berikut: Jika populasi orang tua identik, maka jumlah peringkat
dikumpulkan untuk setiap kelompok harus sekitar sama. Jika jajaran dijumlahkan adalah
sangat berbeda, di sisi lain, maka perbedaan ini mungkin signifikan secara statistik.
data kategoris adalah t-tests untuk perbedaan dalam proporsi-yaitu, apakah proporsi
dalam satu kategori (misalnya, laki-laki) berbeda dari proporsi di kategori lain (misalnya,
perempuan). Seperti halnya dengan t-tes untuk sarana, ada dua bentuk: satu t-test proporsi
tunggal dan satu t- tes untuk proporsi berkorelasi.
Produk akhir dari semua prosedur inferensi adalah sama: sebuah pernyataan
probabilitas yang berkaitan data sampel dengan karakteristik populasi yang
dihipotesiskan.
Semua teknik inferensi menganggap random sampling. Tanpa random sampling,
Membandingkan Grup:
Data kuantitatif
Teknik
Setiap kali dua atau lebih kelompok dibandingkan dengan menggunakan Data
kuantitatif, perbandingan dapat dibuat dalam berbagaia cara: melalui poligon frekuensi,
perhitungan dari satu atau lebih ukuran pemusatan (rata-rata), dan / atau perhitungan satu
atau lebih tindakan variabilitas (Spread). Poligon frekuensi memberikan informasi paling
average adalah ringkasan yang bermanfaat dari masing-masing kinerja kelompok dan
menyebar memberikan informasi tentang tingkat variabilitas dalam setiap kelompok.
Ketika menganalisis data yang diperoleh dari dua kelompok. Oleh karena itu,
yang pertama peneliti hal yang harus dilakukan adalah membangun poligon frekuensi
skor masing-masing kelompok. Ini akan menampilkan semua informasi yang tersedia
tentang masing-masing kelompok dan juga membantu para peneliti memutuskan mana
yang lebih pendek dan indeks lebih nyaman untuk menghitung. Sebagai contoh,
pemeriksaan poligon frekuensi dari kelompok Skor dapat menunjukkan apakah median
atau mean adalah ukuran yang paling tepat tendensi sentral untuk digunakan. Ketika
membandingkan data kuantitatif dari dua kelompok. Oleh karn itu, peneliti
merekomendasikan sebagai berikut :
Rekomendasi 1: Sebagai langkah pertama, siapkan frekuensi poligon skor masing-masing
kelompok.
Rekomendasi 2: Gunakan poligon ini untuk memutuskan yang ukuran tendensi sentral
sesuai menghitung. Jika setiap poligon menunjukkan skor ekstrim di salah satu ujung,
menggunakan median untuk semua kelompok daripada, atau di samping, berarti.
Interpretasi
Setelah statistik deskriptif telah dihitung, mereka harus ditafsirkan. Pada titik ini,
tugas ini adalah untuk menggambarkan kata-kata, apa yang poligon dan rata-rata
memberitahu peneliti tentang pertanyaan atau hipotesis sedang diselidiki. Sebuah
pertanyaan kunci muncul: Berapa besar perbedaan yang tidak berarti di antara dua
kelompok ini yang berada dalam urutan penting? Ketika perbedaan ini akan membuat
perbedaan? Bagaimana seseorang memutuskan? Anda akan ingat bahwa ini adalah isu
praktis dibandingkan signifikansi statistik yang kita bahas dalam Bab 11.
dari nilai rata-rata dari kesebelas-kelas pada umumnya dan dekat dengan skor rata-rata
dari kelompok mahasiswa, sedangkan perbandingan Kelompok mencetak lebih rendah
dari keduanya. Karena special curriculum yang kelompok juga menunjukkan penurunan
air berarti keuntungan yang dua kali lipat dari kelompok pembanding, bukti keseluruhan
diperoleh melalui membandingkan mereka kinerja dengan kelompok lain menunjukkan
bahwa keuntungan yang dibuat oleh kelompok khusus-kurikulum yang penting.
Hitung Ukuran Effect. teknik lain untuk menilai besarnya perbedaan antara cara dua
kelompok adalah menghitung apa yang dikenal sebagai efek ukuran (ES). *
Efek ukuran memperhitungkan ukuran perbedaan antara sarana yang diperoleh,
terlepas dari apakah itu signifikan secara statistik. Salah satu yang paling umum
digunakan indeks efek ukuran diperoleh dengan membagi perbedaan antara sarana dua
kelompok yang dibandingkan dengan standar deviasi dari kelompok pembanding.
Demikian berarti dari kelompok eksperimen
ES=
Ketika pre-to-post keuntungan dalam nilai rata-rata dari dua kelompok dibandingkan,
rumus dimodifikasi sebagai berikut:
berarti gain eksperimental
ES=
Standar deviasi dari skor gain diperoleh dengan pertama mendapatkan gain (pasca - pra)
skor untuk setiap individu dan kemudian menghitung standar deviasi seperti biasa.
Sementara efek ukuran adalah alat yang berguna untuk menilai besarnya
perbedaan antara cara dua kelompok, itu tidak, dalam dan dari dirinya sendiri, menjawab
pertanyaan dari seberapa besar itu harus bagi para peneliti untuk mempertimbangkan
diperoleh perbedaan penting. Seperti halnya dengan signifikansi tingkat, ini pada
dasarnya adalah keputusan yang sewenang-wenang. Sebagian peneliti menganggap
bahwa ukuran efek 0,50
(Yaitu, setengah standar deviasi dari perbandingan skor kelompok) atau lebih
besar adalah temuan penting. Jika skor sesuai dengan distribusi normal, nilai tersebut
menunjukkan bahwa perbedaan dalam cara antara kedua kelompok adalah sekitar satudua belas jarak antara tertinggi dan skor terendah dari kelompok pembanding. ketika
menilai
besarnya perbedaan antara cara dua kelompok, oleh karena itu, peneliti
Kecuali kelompok dibandingkan yang sampel acak dari populasi tertentu (yang
tidak biasa), yang hasil (probabilitas, tingkat signifikansi, dan keyakinan interval)
adalah untuk gelar yang tidak diketahui kesalahan dan karenanya menyesatkan.
. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh ukuran sampel. Dengan 100 kasus di masingmasing dua kelompok, perbedaan berarti di skor IQ 4,2 poin secara statistik
signifikan pada 05 tingkat (dengan asumsi deviasi standar 15, seperti khas dengan
sebagian besar tes IQ). Meskipun secara statistik signifikan, Perbedaan ini sangat
3
4
Oleh karna
itu,
peneliti
Contoh.
Mari kita memberikan contoh untuk mengilustrasikan ini jenis analisis. Peneliti
akan menyajikan perhitungan yang tepat secara rinci dan kemudian menginterpretasikan
hasil. Membayangkan bahwa kita memiliki dua kelompok siswa kelas delapan, 60 di
masing-masing kelompok, yang menerima metode yang berbeda dari sosial Studi
instruksi untuk satu semester. Guru satu kelompok menggunakan metode inquiry
instruksi, sementara guru dari kelompok lain menggunakan metode ceramah. Hipotesis
peneliti adalah bahwa metode inquiry akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar
daripada
metode
ceramah
di
keterampilan menjelaskan yang diukur dengan "uji kemampuan untuk menjelaskan "(lihat
halaman 151) dalam Bab 8. Setiap siswa diuji di awal dan di akhir semester. Tes terdiri
dari 40 item; rentang skor pada pretest adalah 3-32, atau 29 poin. Sebuah skor gain
(Posttest-pretest) diperoleh. Skor gain ini ditunjukkan dalam distribusi frekuensi pada
Tabel 12.1 dan poligon frekuensi pada Gambar 12.3.
Kuliah
Kumulatif
Kumulatif
skor
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
Frekuensi
11
60
60
10
59
60
56
58
51
55
44
51
35
47
26
40
20
31
14
23
16
10
-1
dengan sarana kelompok yang dikenal tidak mungkin, karena data tersebut tidak tersedia.
Sebuah perhitungan mempengaruhi hasil ukuran dalam ES dari 0,44, agak di bawah 0,50
yang paling peneliti merekomendasikan untuk signifikansi. Pemeriksaan Gambar 12.3,
bagaimanapun, menunjukkan bahwa Perbedaan antara sarana kedua kelompok harus
tidak didiskontokan. Gambar 12.4 dan Tabel 12.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa
memperoleh 7 atau lebih poin 25 di kelompok penyelidikan dan 13 (sekitar setengah
sebanyak) dalam perkuliahan kelompok. Sebuah keuntungan dari 7 poin pada tes 40-item
dapat dianggap substansial, bahkan lebih jika mengingat rentang itu 29 poin (3-32) pada
pretest. Jika keuntungan dari 8 poin digunakan, jumlahnya 16 pada kelompok
penyelidikan dan 9 pada kelompok kuliah. Jika keuntungan dari 6 poin digunakan, angka
menjadi 34 dan 20. Peneliti berpendapat bahwa perbedaan ini cukup besar, dalam
konteks, untuk merekomendasikan metode inquiry atas metode ceramah.
f a fX b
Menda
X X c
patkn
Scor
Kuliah Grup
X
X
X
X
Menda
fX
X X
patkan
Scor
X
X
X
X
11
11
5,4
292
29,2
11
6,6
43,6
0,0
10
30
4,4
19,4
58,2
10
20
5,6
31,4
62,8
45
3,4
11,6
58,0
27
4,6
21,2
63,6
56
2,4
5,8
40,6
32
3,6
13,0
52,0
63
1,4
2,0
18,0
28
2,6
6,8
27,2
54
0,4
0,2
1,8
42
1,6
2,6
18,2
30
-0,6
0,4
2,4
45
0,6
0,4
3,6
24
-1,6
2,6
15,6
32
-0,4
0,2
1,6
15
-2,6
6,8
34,0
21
-1,4
2,0
14,0
-3,6
130
52,0
12
-2,4
5,8
34,8
-4,6
21,2
42,4
-3,4
11,6
46,4
-5,6
31,4
94,2
-4,4
19,4
97,2
-1
-6,6
43,6
0,0
-1
-1
-5,4
29,2
29,2
-2
-7,6
57,8
0,0
-2
-6,4
41,0
0,0
Total
338
fX = 338 =5,6
X 1=
n
60
446,4
262
450,4
X
X
SD 1 =
SEM 1=
SD
2.7 2,7
=
=
=0,35
n1 59 7,7
fX = 262 =4,4
X 2=
n
60
X
X
SD 2 =
SEM 2=
SD
2,7 2,7
=
=
=0,35
n1 59 7,7
t=
1 X 2 1,2
X
=
=2,45 P<0,05
SED
0,49
ES ( ) =
1 X 2 1,2
X
=
=0,44
SD 2
2,4
f a=frekuensi
X
X2
mean
scor
fX b=frekuensi scor
X X c =scormean
X
X
mean
scor
f e
Rekomendasi 12: Menarik garis yang paling cocok untuk semua menunjukkan di sebar,
dan perhatikan tingkat penyimpangan dari itu. Semakin kecil penyimpangan semua
sepanjang garis, yang lebih berguna hubungan. *
Rekomendasi 13: Pertimbangkan untuk menggunakan inferensial statistik hanya jika
Anda dapat memberikan argumen yang meyakinkan untuk pentingnya ukuran hubungan
ditemukan dalam sampel.
Rekomendasi 14: Jangan gunakan tes statistik signifikansi untuk mengevaluasi besarnya
hubungan. Gunakan mereka, karena mereka dimaksudkan, untuk menilai generalisasi.
Rekomendasi 15: Kecuali sampel acak adalah digunakan, menafsirkan probabilitas dan /
atau signifikansi tingkat seperti indeks mentah, nilai-nilai tidak tepat.
Rekomendasi 16: Laporkan hasil inferensi teknik sebagai interval kepercayaan lebih
selain sebagai tingkat signifikansi.
TABEL Interpretasi KorelasiKoefisien ketika Pengujian Penelitian Hipotesis
Besaran r
Interpretasi
0,00 0,40
0,41 0,60
0,61 0,80
harga
diri
rendah.
persediaan kepuasan pernikahan diambil lagi pada akhir enam bulan konseling. Data yang
ditampilkan di Tabel 12.4. Perhitungan ditunjukkan pada Tabel 12.4 tidak sesulit karena
mereka melihat. Berikut adalah langkah-langkah yang peneliti ikuti untuk mendapatkan r
= 0,42.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Penghargaan
X2
Keuntungan
diri
di
skor sebelum
Pernikahan
Konseling
kepuasan
klien (X)
setelah
Y2
XY
Konseling
(Y)
1
20
400
-4
16
-80
21
441
-2
-42
22
484
-7
49
-154
23
576
24
24
576
16
96
25
625
25
125
26
676
-1
-26
27
729
64
216
28
841
58
10
29
784
25
140
11
30
900
25
150
12
30
900
14
196
420
13
32
1024
49
219
14
33
1089
15
225
495
15
35
1225
36
210
16
35
1225
16
256
560
17
36
1269
11
121
396
18
37
1396
14
196
518
19
36
1296
18
324
648
20
38
1444
81
342
21
39
1527
14
196
546
22
39
1527
15
225
585
23
40
1600
16
160
24
41
1681
64
328
25
42
1764
26
43
1849
129
27
43
1849
25
215
28
43
1849
64
344
29
44
1936
16
176
30
45
2025
25
225
Total
1,007
35,507
192
2,354
7,023
X
2
Y
2
Y 2
2
X n
n
n XY X Y
r=
210690193344
17346
=
( 10652101014049 )( 7062036864 ) ( 51161 )( 33756 )
17346
17346
=
=0,42
1726990716 41557
t r=
r0,00 0,420,00
=
SE r
0,185
r=SEr =
1
n1
1
=0,185
29
2,3 ; p<0,01
Seperti yang Anda lihat, itu menghasilkan nilai yang diperoleh dari 2.3 dan probabilitas p
= 01, dengan menggunakan uji satu-ekor. SEBUAH satu-ekor tes sesuai untuk r jika arah
hubungan diprediksi sebelum memeriksa data. Probabilitas yang terkait dengan eta akan
(Mungkin) diperoleh dengan menggunakan uji dua sisi (Kecuali peneliti meramalkan
bentuk
kurva dari Gambar 12.6 sebelum memeriksa data). Sebuah eta dari 0,82 juga signifikan
secara statistik pada p = 0,01, menunjukkan bahwa hubungan tidak mungkin karena
sampel tertentu dipelajari. Apakah atau tidak ini probabilitas benar tergantung pada
apakah atau tidak sampel dipilih secara acak. 95 persen kepercayaan Interval sekitar nilai
yang diperoleh untuk r adalah ditunjukkan pada Gambar terakhir.
1
PENDAHULUAN PENELITIAN KUANTITATIF
PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian eksperimental
Penelitian Korelasional
Penelitian kausal Komperatif
Penelitian Survey
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Pengertian
Penelitian eksperimen adalah satu-satunya jenis penelitian yang secara
langsung mencoba mempengaruhi variabel tertentu dan mencari pengaruh dari
suatu perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.. Variabel
bebas dalam penelitian eksperimental juga sering disebut sebagai atau perlakuan
variabel. Variabel dependen, juga dikenal sebagai kriteria, atau hasil, variabel
mengacu pada hasil atau hasil penelitian.
Karakteristik utama dari penelitian eksperimental yang membedakannya
dari semua jenis penelitiaan lain adalah bahwa peneliti memanipulasi variabel
independen. Mereka memberikan perlakuan (yaitu hal yang terjadi pada subyek
penelitian), terhadap apa itu harus diterapkan, dan sampai sejauh mana. Variabel
independen sering dimanipulasi dalam penelitian pendidikan meliputi yang
metode pengajaran, jenis tugas, bahan belajar, penghargaan yang diberikan kepada
siswa, dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru. Variabel dependen yang
sering dipelajari meliputi prestasi, minat subjek, rentang perhatian, motivasi, dan
sikap terhadap sekolah.
Setelah perlakuan diberikan untuk jangka waktu yang tepat, peneliti
mengamati atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan yang berbeda
(dengan cara posttest) untuk melihat apakah mereka berbeda. Cara lain untuk
mengatakan ini adalah bahwa peneliti ingin melihat apakah perlakuan membuat
perbedaan. Jika nilai rata-rata dari kelompok pada posttest berbeda dan peneliti
tidak dapat menemukan penjelasan alternatif yang masuk akal untuk perbedaan
ini, mereka dapat menyimpulkan bahwa perlakuan memiliki efek Oleh karena itu,
memungkinkan peneliti untuk melampaui deskripsi dan prediksi, di luar
identifikasi hubungan.. Studi korelasional dapat menunjukkan hubungan yang
kuat antara tingkat sosial ekonomi dan prestasi akademik, misalnya, mereka tidak
bisa menunjukkan bahwa meningkatkan tingkat sosial ekonomi tentu akan
meningkatkan prestasi. Hanya penelitian eksperimental memiliki kemampuan ini.
Beberapa contoh aktual dari jenis penelitian eksperimental yang telah dilakukan
oleh para peneliti pendidikan yang sebagai berikut:
a) Perbandingan kualitas belajar aktif dengan set motivasi pasif.
b) Perbandingan koperasi oleh komputer, kompetitif, dan
pembelajaran individualistik.
c) Efek dari pertanyaan-pertanyaan siswa dan pertanyaan guru dalam
konsep akusisi.
d) Mengubah praktik pengajaran di kelas untuk meningkatkan
perilaku siswa berprestasi rendah.
Karakteristik Utama Penelitian Eksperimental
Ide dasar yang mendasari semua penelitian eksperimental adalah cukup
sederhana yaitu mencoba sesuatu secara sistematis dan mengamati apa yang
terjadi. Percobaan formal terdiri dari dua kondisi dasar.
Pertama, setidaknya ada dua (namun sering lebih) kondisi atau metode
yang dibandingkan untuk menilai efek (s) dari kondisi tertentu atau
"perawatan" (variabel independen).
Kedua, variabel independen secara langsung dimanipulasi oleh peneliti.
Perubahan direncanakan untuk dan sengaja dimanipulasi untuk
mempelajari efeknya (s) pada satu atau lebih hasil (variabel dependen).
O1
O2
d)Desain Faktorial
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma
design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:
R
O1
Y1
O2
O3
Y1
PENELITIAN KORELASIONAL
Sifat Penelitian korelasional
Penelitian Korelasional seperti penelitian kausal- adalah contoh dari apa
yang kadang-kadang disebut penelitian asosiasi. Dalam penelitian asosiasi,
hubungan antara dua atau lebih variabel yang dipelajari tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi mereka. Dalam bentuk yang paling sederhana, studi korelasional
menyelidiki kemungkinan hubungan antara dua variabel, meskipun penyelidikan
lebih dari dua variabel yang umum. Berbeda dengan penelitian eksperimental,
namun, tidak ada manipulasi variabel dalam penelitian korelasional. Penelitian
korelasional juga kadang-kadang disebut sebagai bentuk penelitian deskriptif
karena menggambarkan hubungan yang ada antara variabel. Cara itu menjelaskan
hubungan ini, bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari deskripsi yang
ditemukan di jenis-jenis penelitian. Sebuah studi korelasional menggambarkan
sejauh mana dua atau lebih variabel kuantitatif terkait, dan ia melakukannya
dengan menggunakan koefisien korelasi.
Ketika korelasi ditemukan ada antara dua variabel, itu berarti bahwa skor
dalam kisaran tertentu pada satu variabel berhubungan dengan skor dalam kisaran
tertentu pada variabel lainnya. Anda akan ingat bahwa korelasi positif berarti skor
tinggi pada satu variabel cenderung dikaitkan dengan skor tinggi pada variabel
lain, sedangkan skor rendah pada satu berhubungan dengan * Meskipun asosiasi
antara dua atau lebih kategoris variabel juga dapat dipelajari, penelitian tersebut
biasanya tidak disebut sebagai korelasional.
Tujuan penelitian korelasional
Penelitian korelasional dilakukan untuk salah satu dari dua tujuan-baik
dasar untuk membantu menjelaskan perilaku manusia yang penting atau untuk
memprediksi kemungkinan hasil.
a) Studi penjelasan
Tujuan utama penelitian korelasional adalah untuk memperjelas
pemahaman kita tentang fenomena penting dengan mengidentifikasi
hubungan antara variabel. Khususnya di psikologi perkembangan, di
mana penelitian eksperimental yang sangat sulit untuk merancang,
telah banyak belajar dengan menganalisis hubungan antara beberapa
variabel. Misalnya, korelasi ditemukan antara variabel seperti
b) Sampel
Sampel untuk studi korelasional, karena di setiap jenis studi, harus dipilih
dengan hati-hati dan, jika mungkin, secara acak. Langkah pertama dalam memilih
sampel, tentu saja, adalah mengidentifikasi populasi yang tepat.Ssalah satu yang
bermakna dan dari mana data pada masing-masing variabel yang dapat
dikumpulkan. Ukuran sampel minimum yang dapat diterima untuk studi
korelasional tidak kurang dari 30. Data yang diperoleh dari sampel yang lebih
kecil dari 30 dapat memberikan perkiraan akurat dari tingkat hubungan. Sampel
yang lebih besar dari 30 jauh lebih mungkin untuk memberikan hasil yang berarti.
c) Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur dua (atau lebih) variabel yang
terlibat dalam studi korelasional harus menghasilkan data kuantitatif. Meskipun
data kadang-kadang dapat dikumpulkan dari catatan atau sejenisnya (transkrip
kelas), kebanyakan studi korelasional melibatkan administrasi dari beberapa jenis
instrumen (Tes, kuesioner, dan sebagainya) dan kadang-kadang observasi. Seperti
studi apapun, instrumen apa pun yang digunakan harus menghasilkan skor
terpercaya. Dalam sebuah studi jelas, instrumen juga harus menunjukkan bukti
validitas. Jika mereka tidak benar-benar mengukur variabel yang dimaksud, maka
setiap korelasi yang diperoleh tidak akan menjadi indikasi dari hubungan yang
dimaksudkan.
d) Desain Dan Prosedur
Desain dasar yang digunakan dalam studi korelasional cukup mudah.
Desain dapat digambarkan seperti berikut:
Seperti yang Anda lihat, dua (atau lebih) skor yang diperoleh dari masingmasing individu dalam sampel, satu skor untuk setiap variabel bunga. Pasangan
skor kemudian berkorelasi, dan koefisien korelasi yang dihasilkan menunjukkan
tingkat hubungan antara variabel. Perhatikan, sekali lagi, bahwa kita tidak bisa
mengatakan bahwa variabel yang diukur oleh instrumen pertama (O1) adalah
penyebab dari setiap perbedaan skor kita dapat menemukan dalam variabel yang
diukur oleh instrumen kedua (O2).
e) Pengumpulan Data
Dalam sebuah studi jelas, semua data pada kedua variabel biasanya akan
dikumpulkan dalam waktu yang cukup singkat. Seringkali, instrumen yang
digunakan diberikan dalam satu sesi, atau dalam dua sesi satu setelah yang lain.
Jadi, jika seorang peneliti yang tertarik dalam mengukur hubungan antara bakat
verbal dan memori, tes bakat verbal dan memori yang lain akan diberikan sama
untuk kelompok yang sama dari mata pelajaran. Dalam sebuah penelitian prediksi,
pengukuran variabel kriteria sering terjadi beberapa saat setelah pengukuran
variabel prediktor. Jika seorang peneliti tertarik untuk mempelajari nilai prediktif
tes bakat matematika, tes bakat mungkin diberikan sesaat sebelum awal kursus
dalam matematika.
f) Analisis Data Dan Interpretasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika variabel berkorelasi,
koefisien korelasi yang dihasilkan akan menjadi desimal, di suatu tempat antara
0.00 dan _1.00 atau _1.00. Semakin dekat koefisien adalah untuk _1.00 atau
_1.00, semakin kuat hubungan. Jika tanda positif, hubungan yang positif, yang
menunjukkan bahwa skor tinggi pada satu variabel cenderung untuk pergi dengan
skor tinggi pada variabel lainnya. Jika tanda negatif, hubungan negatif,
menunjukkan bahwa skor tinggi pada satu variabel cenderung untuk pergi dengan
skor rendah pada variabel lainnya. Koefisien yang berada di atau dekat 0,00
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ada antara variabel yang terlibat.
Koefisien Korelasi
Arti dari koefisien korelasi yang diberikan tergantung pada bagaimana itu
diterapkan. koefisien korelasi di bawah 0,35 menunjukkan hanya hubungan kecil
antara variabel. Sebuah korelasi minimal 0,50 harus diperoleh sebelum prediksi
mentah. Hanya korelasi 0,65 atau lebih tinggi akan memungkinkan prediksi
individu yang cukup akurat untuk sebagian besar tujuan. Korelasi lebih 0,85
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara variabel berkorelasi dan berguna
dalam memprediksi kinerja individu, tetapi korelasi yang tinggi ini jarang
diperoleh di pendidikan penelitian, kecuali ketika memeriksa keandalan.
Koefisien korelasi juga digunakan untuk memeriksa keandalan dan
validitas skor yang diperoleh dari tes dan instrumen lain yang digunakan dalam
penelitian; ketika begitu digunakan, mereka disebut keandalan dan validitas
koefisien. Ketika digunakan untuk memeriksa keandalan skor, koefisien harus
setidaknya 0,70, sebaiknya lebih tinggi; banyak tes mencapai koefisien keandalan
0,90.
PENELITIAN KAUSAL-KOMPARATIF
Pengertian
Penelitian Kausal komparatif adalah suatau penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua
tau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Penelitian ini ditujukan
untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan prilaku atau status
kelompok indifidual. Studi kausal-komperatif ini merupakan tindak lanjut dari
studi korelasional. Jika studi korelasional menggambarkan derajat hubungan
antara dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti, maka studi
kausal-komperatif menggambarkan sedemikian rupa hubungan sebab akibat
Dalam penelitian kausal-komparatif, peneliti mencoba untuk menentukan
penyebab atau konsekuensi dari perbedaan yang sudah ada antara atau di antara
kelompok individu. Akibatnya, kadang-kadang dilihat, bersama dengan penelitian
korelasional, sebagai bentuk penelitian asosiasi, karena keduanya menggambarkan
kondisi yang sudah ada. Peneliti dapat mengamati, misalnya, bahwa dua
kelompok individu berbeda pada beberapa variabel (seperti gaya mengajar) dan
kemudian berusaha untuk menentukan alasan, atau hasil, perbedaan ini.
Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai jenis penelitian kausal-komparatif.
Tipe 1:
o Eksplorasi efek (variabel dependen) yang disebabkan oleh
keanggotaan dalam kelompok tertentu.
o Pertanyaan: Apa perbedaan kemampuan yang disebabkan
oleh perbedaan gender?
o Hipotesis penelitian: Wanita memiliki jumlah kemampuan
linguistik yang lebih besar dari daripada laki-laki.
Tipe 2:
o Eksplorasi penyebab (variabel independen) dari
keanggotaan kelompok
o Pertanyaan: Apa yang menyebabkan individu bergabung
dalam geng?
o hipotesis penelitian: Individu yang tergabung dalam geng
memiliki kepribadian yang lebih agresif daripada orang
yang bukan anggota geng.
Tipe 3:
o Eksplorasi konsekuensi (variabel dependen) dari intervensi
b) Sampel
Setelah peneliti telah merumuskan pernyataan masalah (dan hipotesis, jika
ada) langkah berikutnya adalah memilih sampel dari individu untuk dipelajari.
Tugas yang paling penting di sini adalah untuk menentukan dengan cermat
karakteristik untuk dipelajari dan kemudian untuk memilih kelompok yang
berbeda dalam karakteristik ini.
c) Instrumentasi
Tidak ada batasan pada jenis instrumen yang dapat digunakan dalam studi
kausal-komparatif. tes prestasi, kuesioner, jadwal wawancara, tindakan sikap,
pengamatan perangkat
d) Desain
Desain kausal-komparatif dasar melibatkan dua atau lebih kelompok yang
berbeda pada variabel tertentu yang menarik dan membandingkan mereka pada
variabel atau variabel lain. Kedua variasi desain dasar yang sama (kadang-kadang
disebut desain kriteria-kelompok) adalah sebagai berikut:
Sebuahanalisis
faktorvarians(dibahas
lebih
lanjut
dalam
Bab13)
memungkinkanpenelitiuntukmenentukan
dampakdarivariabelpengelompokan(untuk desain kausal-komparatif) atau variabel
bebas(untuk desain eksperimental) dankontrolbaik secara terpisahdandalam
kombinasi. Dengan kata lain, analisis faktortesvarians untukinteraksi
antaraindependen/pengelompokanvariabeldanvariabel
kontrolsehinggaindependen/variabelpengelompokanberoperasi
secara
berbedapadasetiap tingkatvariabel kontrol. Sebagai contoh, sebuahstudikausalkomparatif
efekyangmetode
yang
berbedadarifraksipembelajaransaya
termasukIQsebagaivariabel
kontrol.
Satuinteraksipotensial
antarapengelompokandanvariabel
kontrolakan
bahwametodeyang
melibatkanmanipulasibloklebih efektif dibandingkanmetode lainuntuk siswa
denganIqslebih rendah, tetapi metodemanipulasitidak lebihefektif daripadametode
lainbagi siswa denganIQ yang lebih tinggi.
c. AnalisisKovarian
Analisiskovariansadalah
teknikstatistik
yang
digunakanuntuk
menyesuaikanperbedaan
kelompokawal
padavariabel
yang
digunakan
dalampenelitiankausal-komparatif daneksperimental. Dalamassence, analisis
kovariansmenyesuaikannilai
padavariabel
dependenperbedaanawalpada
beberapavariabelvariabellain yang berkaitan dengankinerja padavariabel
dependen. Sebagai contoh, misalkan kitapalnedpenelitian untukmembandingkan
duametode,
XdanY,
mengajaranak
kelas
limauntuk
memecahkankemampuanmatematikasebelumintriducingmetodepengajaran baru,
kami menemukan bahwakelompokyang akandiajarkandengan metodeX.Perbedaan
inimenunjukkan
bahwametode
kelompokYakan
unggulkepada
kelompokXmetodepadaakhir
penelitiankarenaanggota
kelompokdimulai
dengankemampuanmatematikayang
lebih
tinggi
daripadaanggota
kelompoklainnya.
Analisiskovariansstatistikmenyesuaikannilaidarimetode
kelompokYuntuk
menghapuskeuntunganawalsehingga
padaakhir
penelitianhasilnya
bisacukupdibandingkan,
seolah-olahkedua
kelompokmulaisama.
PENELITIAN SURVEI
Pengertian
Penelitian Survey adalah metode penelitian survey adalah
pengamatan/penyeledikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang
dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.
Penelitian survey umumnya bertujuan untuk mencapai generalisasi, dan sebagian
lain juga untuk membuat prediksi.
analisis juga bisa menjadi objek, klub, perusahaan, ruang kelas, sekolah,
instansi pemerintah, dan lain-lain.
Seperti dalam jenis penelitian, kelompok orang (Benda, lembaga, dan
sebagainya) yang merupakan fokus dari Studi disebut populasi sasaran. Untuk
membuat pernyataan yang dapat dipercaya tentang populasi sasaran, itu harus
sangat baik didefinisikan.
c). Memilih Mode Pengumpulan Data
Ada empat cara dasar untuk mengumpulkan data dalam survei:
Administrasi langsung ke Group, melalui surat; lewat telepon; atau melalui
tatap muka wawancara.
Administrasi langsung ke Group.
Digunakan setiap kali seorang peneliti memiliki akses ke
semua (atau sebagian besar) anggota dari kelompok tertentu di satu
tempat. instrumen yang diberikan kepada semua anggota kelompok di
waktu yang sama dan biasanya di tempat yang sama. contohakan
memberikan kuesioner kepada siswa untuk menyelesaikan di kelas atau
pekerja mereka untuk menyelesaikan di mereka pengaturan pekerjaan.
Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah tingkat tinggi respon-sering
dekat dengan 100 persen (biasanya dalam pengaturan tunggal).
Keuntungan lainnya termasuk faktor biaya umumnya rendah, ditambah
fakta bahwa peneliti memiliki kesempatan untuk menjelaskan penelitian
dan menjawab pertanyaan bahwa responden mungkin memiliki sebelum
mereka menyelesaikan kuesioner. Kelemahan utamanya adalah bahwa ada
tidak banyak jenis survei yang dapat menggunakan sampel dari individu
yang dikumpulkan bersama-sama sebagai sebuah kelompok.
Survei Mail.
Ketika data dalam survei dikumpulkan melalui surat, kuesioner
dikirim ke masing-masing individu dalam sampel, dengan permintaan
yang diselesaikan dan kemudian kembali dengan tanggal tertentu.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa itu adalah relatif murah dan
dapat dicapai oleh peneliti sendiri (atau dengan hanya beberapa asisten).
Hal ini juga memungkinkan peneliti untuk memiliki akses ke sampel yang
mungkin sulit dijangkau di langsung atau melalui telepon (seperti orang
tua), dan itu memungkinkan responden untuk mengambil waktu yang
cukup untuk memberikan jawaban yang bijaksana untuk pertanyaan yang
diajukan. Kelemahan survei surat adalah bahwa ada sedikit kesempatan
untuk mendorong kerja sama dari responden (melalui membangun
hubungan, misalnya) atau untuk memberikan bantuan (melalui menjawab
pertanyaan mereka, mengklarifikasi instruksi, dan sebagainya). Akibatnya,
survei email memiliki kecenderungan untuk menghasilkan tingkat respons
yang rendah. Survei Mail juga tidak meminjamkan diri dengan baik untuk
d).Pemilihan Sampel
Subyek yang akan disurvei harus dipilih (secara acak, jika mungkin) dari
populasi bunga. Peneliti harus memastikan, bagaimanapun, bahwa mata pelajaran
yang mereka tanyak an memiliki informasi yang diinginkan danbahwa mereka
akan bersedia untuk menjawab pertanyaan ini. Individu yang memiliki informasi
yang diperlukan tapi siapa yang tidak tertarik pada topik survei (atau yang tidak
melihatnya sebagai penting) tidak mungkin untuk merespon. Dengan demikian,
hal ini sering ide yang baik bagi para peneliti untuk melakukan
penyelidikan awal di antara responden potensial untuk menilai penerimaan
mereka. Sering, dalam survei berbasis sekolah, tingkat respons yang lebih tinggi
dapat diperoleh jika kuesioner dikirim ke orang dalam otoritas untuk mengelola
untuk responden potensial daripada mengirimnya ke responden sendiri. Misalnya,
seorang peneliti mungkin meminta guru kelas untuk mengelola kuesioner untuk
siswa mereka daripada meminta siswa secara langsung.
e) Mempersiapkan Instrument
Jenis yang paling umum dari instrumen yang digunakan dalam
penelitian survei adalah kuesioner dan jadwal wawancara. * Mereka hampir
identik, kecuali bahwa kuesioner biasanya dikelola sendiri oleh responden,
sedangkan jadwal wawancara diberikan secara lisan oleh peneliti (atau asisten
yang terlatih). Dalam kasus ini kuesioner mengirimkan surat atau dikelola sendiri,
penampilan instrumen yang sangat penting untuk keseluruhan Pertanyaan dalam
survei, dan cara mereka tanya, adalah sangat penting. Fowler menunjukkan bahwa
ada empat standar pertanyaan survei yang harus dipenuhi
1. Apakah ini sebuah pertanyaan yang bisa ditanyakan persis seperti ditulis?
2. Apakah ini sebuah pertanyaan yang akan berarti hal yang sama untuk semua
orang?
3. Apakah ini sebuah pertanyaan yang orang bisa menjawab?
4. Apakah ini sebuah pertanyaan yang orang akan bersedia untuk menjawab,
mengingat prosedur pengumpulan data?
Jawaban atas setiap pertanyaan sebelumnya untuk setiap pertanyaan dalam survei
harus ya. setiap survei Pertanyaan yang melanggar salah satu atau lebih dari
standar harus ditulis ulang.
Dalam kasus wawancara pribadi atau survei telepon, cara penanya adalah sangat
penting. Dia harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti cara yang ingin
subyek peneliti merespon.
Hal yang paling penting bagi para peneliti untuk diingat, bagaimanapun,
adalah bahwa apa pun jenis instrumen yang digunakan, pertanyaan yang sama
harus diminta dari semua responden dalam sampel. Selain itu, kondisi di mana
kuesioner diberikan atau wawancara dilakukan harus semirip mungkin untuk
semua responden
f). Jenis Pertanyaan.
Sifat dari pertanyaan sangat penting dalam penelitian survei. Buruknya
pertanyaan dapat mengakibatkan kegagalan dalam penelitian. Oleh karena itu,
pertanyaan harus jelas ditulis dengan cara yang mudah dimengerti oleh responden.
Sebagian besar survei mengandalkan pilihan ganda atau lainnya. pertanyaan
pilihan ganda memungkinkan responden untuk memilih atau jawabannya dari
sejumlah pilihan. Ini dapat digunakan untuk mengukur opini, sikap, atau
pengetahuan
Beberapa contoh pertanyaan tertutup adalah sebagai berikut:
1. subjek yang paling Anda sukai?
a. IPS
b. Inggris
c. ilmu
d. matematika
Pertanyaan terbuka memungkinkan untuk respon lebih individual, tetapi
mereka kadang-kadang sulit untuk menafsirkan. Mereka juga sering sulit untuk
mencetak gol, karena begitu berbagai macam tanggapan diterima. Selain itu,
responden kadang-kadang tidak menyukai mereka.
Beberapa contoh pertanyaan terbuka adalah sebagai berikut:
1. Apa yang Anda anggap sebagai masalah paling penting yang dihadapi guru
kelas di sekolah tinggi saat ini?
2. Apa tiga hal tentang kelas ini yang paling berguna selama semester lalu?
Tabel kelebihan dan kekurangan pertanyaan tertutup dan terbuka
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan terbuka
Keuntungan
Meningkatkan konsistens tanggapan seluruh Memungkinkan lebih banyak kebebasan
responden
tanggapan
Mudah dan lebih cepat untuk tabulasi
Kami akan sangat menghargai jika Anda akan menyelesaikan kuesioner dan
mengembalikannya dalam dicap tertutup, amplop diri ditujukan oleh 18 Oktober. Kami
menyadari jadwal Anda yang sibuk dan waktu Anda
berharga, tetapi kami yakin bahwa Anda ingin meningkatkan kualitas pelatihan guru
sebanyak yang kita lakukan. Anda tanggapan akan dijaga benar-benar rahasia; kami meminta
informasi yang bersifat pada kuesioner bentuk. Studi ini telah disetujui oleh Universitas Riset
dengan Human Subjects ulasan panitia.
Kami ingin mengucapkan terima kasih sebelumnya atas kerja sama Anda.
William P. Jones
Ketua Departemen
Surat lamaran harus singkat dan ditujukan khusus untuk para peserta
yang diminta untuk merespon. Itu harus menjelaskan tujuan survei, menekankan
pentingnya topik penelitian, dan (diharapkan) terlibat kerjasama responden. Jika
memungkinkan, seharusnya menunjukkan kesediaan peneliti untuk berbagi hasil
penelitian setelah selesai. kerahasiaan dan anonimitas responden harus terjamin. *
Hal ini juga membantu jika peneliti memperoleh sponsor dari lembaga penting
beberapa yang diketahui responden. Surat tersebut harus menentukan tanggal
dimana menyelesaikan kuesioner harus dikembalikan, dan seharusnya secara
individual ditandatangani oleh peneliti. setiap upaya harus dilakukan untuk
menghindari munculnya surat formulir.
h) Latihan Wawancara
Topik umum yang akan dibahas dalam latihan wawancara harus selalu
menyertakan setidaknya berikut:
1. Prosedur untuk menghubungi responden dan memperkenalkan studi. Semua
pewawancara harus memiliki pemahaman umum dari tujuan penelitian.
2. konvensi yang digunakan dalam desain kuesioner terhadap kata-kata dan
petunjuk untuk melewatkan pertanyaan (jika perlu) sehingga pewawancara dapat
mengajukan pertanyaan secara konsisten dan cara standar.
3. Prosedur untuk menyelidik jawaban yang tidak memadai dalam cara
nondirective. Probingrefers untuk menindaklanjuti jawaban yang tidak lengkap
dengan cara yang tidak mendukung salah satu jawaban tertentu atas yang lain.
Beberapa jenis probe standar, seperti bertanya "Ada lagi?" "Katakan saya lebih,
"atau" Bagaimana Anda berarti bahwa? "biasanya akan menangani kebanyakan
situasi.
4. Prosedur untuk merekam jawaban terbuka-berakhir dan ditutup-berakhir
pertanyaan. Hal ini sangat penting dengan pertanyaan berkaitan dengan jawaban
untuk membuka-berakhir, yang pewawancara diharapkan untuk merekam
verbatim.
nonresponse total
Kalton menunjukkan bahwa jumlah nonresponse dapat terjadi dalam
survei wawancara untuk salah satu alasan berikut: responden Ditujukan dapat
menolak untuk diwawancarai, tidak di rumah ketika pewawancara panggilan,
tidak dapat mengambil bagian dalam wawancara karena berbagai alasan (seperti
sakit, tuli, ketidakmampuan untuk berbicara bahasa), atau kadang-kadang bahkan
tidak bisa terletak. Dari jumlah tersebut, penolakan dan tidak-athomes adalah
yang paling umum. Dalam survei mail, beberapa kuesioner mungkin tidak
deliverable, dan kadang-kadang beberapa responden akan kembali kuesioner
mereka terjawab sebagai indikasi penolakan mereka untuk berpartisipasi.
Umumnya, bagaimanapun, semua itu yang diketahui tentang yang paling
nonresponse surat survei adalah bahwa kuesioner belum dikembalikan. Alasan
untukkurangnya pengembalian mungkin salah satu yang kita sudah tersebut.
Berbagai teknik yang digunakan oleh para peneliti survei untuk
mengurangi nonresponse. Dalam survei wawancara, pewawancara secara hati-hati
dilatih untuk menjadi sopan, untuk mengajukan pertanyaan senang dan sensitif,
berpakaian konservatif, atau kembali untuk melakukan wawancara di sebuah lebih
banyak waktu tepat jika waran situasi. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan yang
dibuat (ini adalah dilakukan dalam survei mengirimkan surat juga). Pertanyaan
biasanya terorganisir untuk memulai dengan cukup sederhana dan tidak
mengancam pertanyaan. Tidak-di-rumah diperlakukan dengan callback (kedua,
ketiga, atau bahkan kunjungan keempat) pada hari-hari dan berbeda pada waktu
yang berbeda sepanjang hari. Kadang-kadang janji ditetapkan pada waktu yang
nyaman untuk responden. kuesioner dikirimkan dapat ditindaklanjuti dengan surat
pengingat dan sering kedua atau kadang-kadang bahkan mailing ketiga. Sebuah
teknik yang sering diabaikan adalah persembahan hadiah nyata sebagai bujukan
untuk merespon. Tidak ada yang pantas tentang membayar (di beberapa cara)
responden untuk memberikan informasi. adalah masalah serius di banyak survei.
Prosedur yang biasa digunakan untuk menangani nonresponse, terutama
dalam survei telepon, adalah penggantian acak, yang terus menambah kasus yang
dipilih secara acak sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai. Metode ini
tidak bekerja untuk alasan yang sama disebutkan sebelumnya: Mereka yang tidak
dihubungi atau yang menolak untuk menanggapi mungkin akan telah menjawab
berbeda dari mereka yang melakukan merespon. Ingat: Sebuah sampel acak
mengharuskan sampel sebenarnya terdiri orang-orang yang awalnya dipilih.
Selain melakukan sebanyak mungkin untuk mengurangi nonresponse,
peneliti harus memperoleh, selama survei atau dengan cara lain, sebanyak
informasi demografis karena mereka dapat pada responden. Hal ini tidak hanya
memungkinkan lebih deskripsi lengkap tentang sampel, tetapi juga dapat
mendukung argumen untuk keterwakilan-jika ternyata
sampel sangat mirip dengan populasi berkenaan bagi mereka demografi yang
berhubungan dengan penelitian
item nonresponse
Kesenjangan parsial dalam informasi yang diberikan oleh responden
juga dapat terjadi karena berbagai alasan: Responden mungkin tidak tahu jawaban
untuk pertanyaan tertentu; dia atau dia mungkin menemukan pertanyaan tertentu
memalukan atau mungkin tidak relevan; responden dapat terdesak waktu, dan
pewawancara dapat memutuskan untuk melewatkan bagian dari pertanyaan;
pewawancara mungkin gagal untuk merekam jawaban. Kadang-kadang selama
tahap analisis data survei, jawaban atas pertanyaan tertentu dibuang karena
mereka tidak konsisten dengan jawaban lainnya. beberapa jawaban mungkin tidak
jelas atau tidak terbaca.
Di bawah ini adalah ringkasan dari beberapa saran umum untuk
meningkatkan tingkat respon disurvei
1. Administrasi kuesioner atau wawancara susunan acara:
Membuat kondisi di mana wawancara adalah dilakukan, atau kuesioner
diberikan, sebagai sederhana dan nyaman mungkin bagi setiap individu
dalam sampel.
Pastikan bahwa kelompok yang akan disurvei tahu sesuatu tentang
informasi yang Anda ingin mendapatkan.
Kereta tatap muka atau telepon pewawancara di bagaimana mengajukan
pertanyaan.
Kereta pewawancara tatap muka dalam cara berpakaian.
2. Format kuesioner atau wawancara jadwal:
BAB V
PENELITIAN KUALITATIF
atau laporan penelitian. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang konflik agraria
dengan menggunakan data kualititatif, diperlukan data kuantitatif misalnya luas
lahan yang dituntut, besarnya kompensasi yang diinginkan, besaran atau jumlah
kejadian-kejadian tindakan kekerasan, tahun-tahun penyerahan lahan dan jumlah
orang-orang yang terlibat. Data-data tersebut pada dasarnya digunakan sebagai
pendukung interpretasi atas temuan dalam penelitian.
Untuk dapat memahami pengertian dan ciri khas metode penelitian
kualitatif diperlukan penjelasan mengenai perbedaan antara metode penelitian
kualitatif dengan metode peneltian kuantitaif. Berikut ini penjelasan hal perbedaan
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif :
Metode penelitian
Kuantitatif
Kualitatif
Preferensi yang muncul untuk hipotesis
Preferensi yang tepat untuk hipotesis yang berkembang dalam pelaksanaan
yang dinyatakan di awal
penelitian
Preferensi yang tepat untuk definisi
yang dinyatakan di awal
Data diubah menjadi skor numerik
Preferensi pada pengukuran dan
penyempurnaan skor yang diperoleh
dari instrumen
Preferensi
penguraian
fenomena
kompleks menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil
Preferensi manipulasi aspek, sistuasi,
kondisi dalam mengkaji fenomena yang
kompleks
Bersifat induktif
Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris.
Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang
terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta
menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut. Hasil
temuan penelitian dari lapangan dalam bentuk konsep, prinsip, teori
dikembangkan bukan dari teori yang telah ada. Penelitian kualitatif
menggunakan proses induktif artinya dari data yang terpisah-pisah namun
saling berkaitan erat.
Mengutamakan makna
Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu
peristiwa yang akan diteliti tersebut.Contoh, penelitian yang dilakukan tentang
peran kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian
pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi
dan pandangan kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya
membina guru, apa saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya
gagal dibina, dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada
kepala sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai bahan
perbandingan supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap
oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat dan
sahih.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif dimulai dari lapangan yang berdasarkan pada lingkungan alami,
bukan pada teori. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik
makna dan konsepnya, melalui pemaparan secara deskriptif analitik dan tanpa
menggunakan angka, karena lebih mengutamakan prosesnya.
Asumsi-Asumsi Filosofis yang Mendasari Penelitian Kualitatif Bertentangan
dengan Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan aspek filosofi yang mendasarinya penelitian secara garis besar
dapat dikategorikan menjadi dua dua macam, yaitu penelitian yang berlandaskan
pada aliran atau paradigma filsafat positivisme dan aliran filsafat postpositivisme.
Apabila penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan akhir menemukan
kebenaran, maka ukuran maupun sifat kebenaran antara kedua paradigma filsafat
tersebut berbeda satu dengan yang lain. Pada aliran atau paradigma positivisme
ukuran kebenarannya adalah frekwensi tinggi atau sebagian besar dan bersifat
probalistik. Kalau dalam sampel benar maka kebenaran tersebut mempunyai
peluang berlaku juga untuk populasi yang lebih besar. Pada filsafat
postpositivisme kebenaran didasarkan pada esensi (sesuai dengan hakekat obyek)
dan kebenarannya bersifat holistik.
Kedua aliran filsafat tersebut mendasari bentuk penelitian yang berbeda satu
dengan yang lain. Aliran positivisme dalam penelitian berkembang menjadi
penelitian dengan paradigma kuantitatif. Sedangkan postpositivisme dalam
penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kualitatif.
Karakteristik utama penelitian kualitatif dalam paradigma postpositivisme adalah
pencarian makna di balik data. Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme
dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dalam paradigma
phenomenologi dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Penelitian
kualitatif dalam paradigma phenomenologi bertujuan mencari esensi makna di
balik fenomena, sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna
kata maupun makna kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah
karya sastra.
Tabel. Perbedaan asumsi penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Ada kenyataan "out there,"
Individu yang terlibat dalam situasi
independen dari kami,
penelitian membangun realitas;
menunggu untuk diketahui. Tugas
dengan demikian, realitas ada
ilmu pengetahuan adalah untuk
dalam beberapa bentuk konstruksi
menemukan sifat
mental.
kenyataan dan cara kerjanya.
Investigasi penelitian berpotensi
menemukan pernyataan yang akurat
memprediksi hubungan.
orang lain
Memilih lapangan
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka
dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan
mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak
terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan
yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung
dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas
Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak
yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar
tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang
dimilikinya.
Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu
kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya
dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan
kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan
yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas
kehadiran kita sebagai peneliti.
Menjajagi dan menilai keadaan
Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi
kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses
penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah
yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat
digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan
menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun
dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada
hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja
sebagai mata kedua kita yang dapat memberikan informasi banyak
tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang
yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara
kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai
pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan
untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Peneliti sebagai
intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut
:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan
yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus
c. Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau
angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh
d. Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
oleh pengetahuan semata-mata
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari
data yang diperoleh
g. Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat
perhatian yang seksama. (Sanafiah Faisal:1990)
Lapangan
Memahami dan memasuki lapangan
Memahami latar penelitian, latar terbuka, dimana secara terbuka
orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup
dimana peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang.
Penampilan, menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata
cara, dan budaya latar penelitian.
Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan
peranserta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan
informasi yang dibutuhkan.
Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Pendekatan kualitatif yang dipergunakan beranjak dari bahwa hasil
yang diperoleh dapat dilihat dari proses secara utuh, untuk memenuhi hasil
yang akurat maka pendekatan ini menempatkan peneliti adalah instrumen
utama dalam penggalian dan pengolahan data-data kualitatif yang diperoleh.
Berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang menafsirkan data-data
Pengolahan Data
Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang
penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan
konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih
tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari
kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika
diperlukan.
Display Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.
Analisis Data
Contoh analisis data yang dipergunakan seperti model Content
Analisis, yang mencakup kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang
dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria-kriteria dalam klarifikasi,
dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksikan. Adapun kegiatan
yang dijalankan dalam proses analisis ini meliputi : (1) menetapkan
lambang-lambang tertentu, (2) klasifikasi data berdasarkan lambang/simbol
dan, (3) melakukan prediksi atas data.
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan dan melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses
Penelitian Fenomenologi
Penelitian fenomenologi bersifat induktif. Pendekatan yang dipakai adalah
deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat
fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau
kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang
spesifik atau prilaku khusus. Fenomologi umumnya berasumsi bahwa
ada beberapa kesamaan dalam memahami dan menafsirkan pengalaman
manusia; mereka berusaha untuk mengidentifikasi, memahami, dan
menggambarkan kesamaan ini. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah
menjelaskan pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam
kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain. Contoh penelitian
fenomenologi atau study mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat
dari perspektif kebiasaan hidup sehat. .
Berikut adalah beberapa contoh dari jenis topik yang bisa berfungsi
sebagai fokus untuk studi fenomenologis.
Guru yang telah menggunakan pendekatan investigasi dalam
mengajar ilmu-ilmu sosial kelas sembilan
Pekerja hak-hak sipil di bagian Selatan selama tahun 1960-an
Perawat
yang
bekerja
di
ruang
operasi
besar
pusat medis
Penelitian Teori Grounded
Penelitian grounded adalah tehnik penelitian induktif. Tekhnik ini pertama
kali digagas oleh Strauss dan sayles pada tahun 1967. Pendekatan penelitian ini
bermaslahat dalam menemukan problem-problem yang muncul dalam situasi
kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi untuk menanganinya. Metodologi
teori ini preferensi observasi dan mengembangkan basis praktik hubungan
intuitif antara variabel. Proses penelitian ini melibatkan formulasi, pengujian
dan pengembangan ulang proposisi selama penyusunan teori.
Para peneliti melakukan studi teori Grounded menggunakan metode
komparatif konstan. Terdapat interaksi secara terus-menerus antara peneliti,
data dan teori yang sedang dikembangkan.
Penelitian Studi Kasus
Penelitian kasus atau penelitian lapangan dimaksudkan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta interaksi
linkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek
penelitian dapat berupa individu,kelompok, institusi atau masyarakat.Penelitian
kasus merupakan penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil
penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial
tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, tetapi variabel-variabel dan fokus
yang diteliti sangat luas dimensinya. Contoh, studi lapangan yang tuntas dan
mendalam mengenai kegiatan yan paling banyak dilakukan oleh tenaga pekerja
sosial selama menjalankan tugas di camp pengungsi.
SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu
dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu,
dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel
sama.
a.
b.
c.
d.
Observasi Partisipatif
Dalam observasi partisipan, peneliti berpartisipasi atau ikut serta dan
terlibat dalam situasi dan kegiatan yang mereka amati
maka peneliti seperti tidak sedang melakukan penelitian dan orang yang
diamati tidak mengetahui bahwa kegiatan penelitian sedang berlangsung .
Peneliti berinteraksi dengan anggota kelompok secara alami ketika ia
memilih observasi partisipatif maka peneliti berpartisipasi penuh dalam
kegiatan kelompok
Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap
perilaku yang tampak. Dalam suatu lembaga penelitian misalnya peneliti
dapat berperan sebagai guru , ia dapat mengamati bagaimana perilaku guru
dan murid dalam pemebelajaran , bagaimana semangat belajar murid
bagaimana hubungan satu guru dengan guru yang lain
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa dalam observasi
partisipatif , peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan barpartisipasi dalam aktivitas mereka
Observasi patisipatif digolongkan menjadi 4 macam yaitu sebagai
berikut :
Patisipasi Pasif ( Passive Participation )
Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati ,tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut
Partisipai Moderat ( Moderate Participation )
Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi
orang dalam dan menjadi orang luar,dimana peneliti dalam mengumpulkan
data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semua
Partisipasi Aktif ( Active Participation )
Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
nara sumber ,tetapi belum sepenuhnya lengkap
Partisipasi Lengkap ( Complete Participation )
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat
sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data ,jadi suasananya
sudah natural dan peneliti tidak terlihat seperti sedang melakukan
penelitian ,hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap
aktivitas kehidupan yang diteliti
Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut
Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen yaitu :
Place,atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung ,dalam pendidikan misalnya diruang kelas
Actor , pelaku atau orang orang yang sedang memainkan peran
tertentu,seperti guru,kepala sekolah,pengawas,orangtua murid
Activity atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial
yang sedang berlangsung seperti kegiatan belajar mengajar
Tiga elemen utama diatas ,dapat diperluas ,sehingga apa yang dapat kita
amati adalah :
Space : the physical place : ruang dalam aspek fisiknya
Actor : the people involve : yaitu semua orang yang terlibat dalam
situasi sosial
Activity : a set of related acts people do : yaitu seperangkat kegiatan
yang dilakukan orang
Object : the physical things that are present : yaitu benda benda
yang terdapat di tempat itu
Act : single actions that people do : yaitu perubahan atau tindakan
tindakan tertentu
Event : a set of related activities that people carry out : yaitu
rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang orang
Time : the sequencing that takes place over time yaitu : urutan
kegiatan
Goal : the things people are trying to accomplish : yaitu tujuan yang
ingin dicapai orang orang
Feeling : the emotion felt and expressed : yaitu emosi yang dirasakan
dan diekspresikan oleh orang orang
Tahapan Observasi
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi terdiri dari tiga tahapan yaitu
sebagai berikut :
Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai obyek penelitian ,pada tahap ini peneliti belum
membawa masalah yang akan diteliti,maka peneliti melakukan penjelajahan
umum dan menyeluruh ,melakukan deskripsi terhadap semua yang
dilihat,didengar,dan dirasakan oleh karena itu hasil dari observasi ini
disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata dan peneliti menghasilkan
kesimpulan pertama.
Observasi Terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang telah
dipersempit utuk difokuskan pada aspek tertentu.Observasi ini dinamakan
observasi terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan analisi
taksonomi sehingga dapat menemukan fokus yang selanjutnya dapat
menghasilkan kesimpulan.
Observasi Terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci,dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus maka pada tahap ini peneliti telah menemukan
karakteristik,kontras kontras/perbedaan, dan kesamaan antar kategori,serta
menemukan hubungan antara sat kategori dengan kategori yang lain,pada
tahap ini peneliti diharapkan telah dapat menemukan pemahaman yang
mendalam atau hipotesis.
Bias Pengamat
Bias adalah menyimpang dari yang seharusnya ,sehingga dapat dinyatakan
data tersebut subyektif dan tidak akurat. Pengamat Bias mengacu pada
kemungkinan bahwa karakteristik tertentu atau ide dari pengamat mungkin bias
dengan apa yang mereka lihat pada penelitian.
Hal ini mungkin benar bahwa tidak peduli seberapa pengamat keras
mencoba untuk menjadi berimbang, pengamatan mereka akan memiliki beberapa
derajat bias. Tidak ada yang bisa sepenuhnya obyektif, seperti kita semua
dipengaruhi sebanyak beberapa derajat oleh pengalaman masa lalu kita, yang
mana dapat mempengaruhi cara pandang kita terhadap dunia dan orang-orang
didalamnya. Namun demikian, semua peneliti harus melakukan usaha yang
terbaik untuk sadar, dan mencoba untuk mengendalikan bias mereka
Pengumpulan Data dengan Wawancara
Menghormati
budaya
kelompok
yang
diwawancarai
misalnya,seorang
peneliti mengenakan pakaian mahal dan
mencolok saat melakukan wawancaradengan siswa SMA ,Tentu
saja, seorang peneliti dapat melakukan suatu sesekali kecerobohan
secara tidak sengaja, yang paling diwawancarai akan mengampuni
namun jika kecerobohan tersebut berulang secara terus menerus
dan mengabaikan
tradisi dan nilai-nilai kelompok, maka
bagaimanapun juga dapat menghambat upaya peneliti untuk
mendapatkan informasi yang valid
Menghormati orang yang sedang diwawancarai. Orang-orang yang
setuju untuk diwawancarai memberikan waktu mereka yang
mungkin
dapat digunakan untuk kegiatan lain untuk menjawab pertanyaan
peneliti.
oleh karena itu, pada saat wawancara tidak harus dilihat sebagai
kesempatan untuk mengkritik atau mengevaluasi sumber data yang
diwawancarai atas tindakan atau ide-ide serta pendapat tentagng
suatu hal yang mana sumber data yang diwawancarai mungkin
memeiliki pekerjaan yang harud dilakukan dan karenanya setiap
peneliti baik diingatkan untuk tidak buang waktu mereka.
Wawancara harus mulai dan berakhir pada waktu yang dijadwalkan
dan dilakukan secara sopan,dan peneliti harus dapat mengerti
isyarat yang diberikan oleh narasumber, Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Fetterman "biasany jika narasumber berulang ulang melirik jam tangan biasanya sinyal yang jelas untuk
menunjukkan waktunya habis
Berprilaku seacara alami (tidak meniru niru prilaku narasumber)
misalnya bertindak seperti remaja tidak akan memenangkan
kepercayaan dari remaja, itu hanya akan membuat mereka semakin
mencurigai kita dan tidak percaya ,maka meniru niru dalam
bentuk apapun tidak diindahkan di dalam wawancara.
Mengembangkan hubungan yang sesuai dengan narasumber ,dalam
mengambangkan hubungan antara peneliti dengan narasumber
harus penuh dengan kehati hatian ,karena hubungan yang terlalu
dekat juga tidak baik untuk keakuratan data yang diperoleh karena
ada rasa pertimbangan hubungan yang dijalin,dan kalau tidak
membangun hubungan dengan narasumber sama sekali maka
narasumber
tidak
akan
mudah
untuk
mengeluarkan
pendapat,pikiran pikiran atau ide ide nya tentang suatu hal
ataupun kasus
Mengajukan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda
selama
Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan ,dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.Dengan meningkatkan ketekunan peneliti dapat
mengecek kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi dokumentasi yang terkait dengan
temuan yang diteliti,dengan membaca ini maka wawasan peneliti
akan semakin luas dan tajam ,sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa apakah data yang ditemukan itu benar atau tidak.
Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu (Wiliam Wiersma,1986),ada tiga bentuk triangulasi
yaitu sebagi berikut:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari
beberapa sumber.
Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku
murid,maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dapat
dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tua
murid ,data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata ratakan
seperti
pada
penelitian
kuantitatif
tetapi
dideskripsikan,dikategorisasikan,mana pandangan yang sama,yang
berbeda dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik
yang berbeda.Misalnya data diperoleh dengan wawancara ,lalu
dicek dengan observasi , dokumentasi,atau kuosioner.
c. Triangulasi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data ,data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar,akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel.Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan
wawancara,observasi atau teknik lain dengan waktu yang berbeda,
bila menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan berulang
ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
Pengujian Konfirmability
BAB VI
PENELITIAN ETNOGRAFIDANPENELITIAN SEJARAH
PENELITIAN ETNOGRAFI
A. PENGERTIAN PENELITIAN ETNOGRAFI
Metode penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif.
Kata etnografi berasal dari kata-kata Yunani ethos yang artinya suku bangsa
dan graphos yang artinya sesuatu yang ditulis. Menurut Creswell (2012:462)
Metode etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan,
menganalisa, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok budaya seperti
pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu.
Fokus dari penelitian ini adalah budaya. Budaya sendiri menurut LeCompte dkk
(dalam Creswell, 2012:462) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
perilaku manusia dan keyakinan. Termasuk di dalamnya adalah bahasa, ritual,
ekonomi, dan struktur politik, tahapan kehidupan, interaksi, dan gaya
komunikasi.
Dalam banyak penelitian, etnografi adalah penelitian yang paling
kompleks dari semua metode. Keragaman dalam penelitian ini adalah pendekatan
yang digunakan dalam upaya untuk mendapatkan analisis secara keseluruhan dari
gambaran yang mungkin dari masyarakat, kelompok, lembaga, pengaturan, atau
situasi
tertentu.
Penekanan
dalam
penelitian
etnografi
adalah
pada
untuk
berbicara.
Bernard menggambarkan proses laporan secara singkat, tapi juga: ini
melibatkan hubungan dalam komunitas baru; belajar bagaimana untuk bersikap
sehingga seseorang tetap dapat melakukan pekerjaannya seperti biasanya ketika
orang lain muncul; dan menutup diri dari keberadaan budaya maka anda dapat
Sebagian besar mahasiswa merasa gagasan ini tidak masuk akal. Untuk
menyelesaikan masalah ini, saya menyarankan agar murid-murid saya mulai
memperbaiki masalah umum yang mereka hadapi di dalam perjalanan dan
kegiatan sehari-hari mereka seperti murid-murid mengambil sampah, menetapkan
dengan benar tanda-tanda jalan, menempatkan tempat sampah kembali tempatnya,
membersihkan dan menghiasi asrama mereka, memangkas pohon yang
menghalangi jarak pandang di persimpangan, memperbaiki peralatan bermain
publik, membersihkan toilet umum, dan merawat seratus masalah umum lainnya
yang tidak "direspon oleh mereka
Kebanyakan laporan mengatakan bahwa sangat tidak nyaman melakukan
apa pun yang mereka lakukan. Mereka merasa bodoh, sok alim, mencolok. Dalam
hampir setiap kasus, perasaan ketidaknyamanan meningkat dengan reaksi orangorang di sekitar mereka. Seorang mahasiswa membuang kotak surat yang sudah
rusak dan lama tidak terpakai dari halte bus yang telah membuat masalah
berbulan-bulan saat polisi tiba, dipanggil oleh tetangganya. Siswa lain yang
berniat untuk membersihkan saluran tersumbat di jalan justru diteriaki oleh
tetangganya yang membuat kekacauan dengan meninggalkan pembersih jalan.
Setiap orang yang mengambil sampah itu dicemooh, ditertawakan, dan umumnya
direndahkan. Seorang pria muda memungut sampah yang tersebar di luar tempat
sampah, ketika seorang pejalan kaki lewat ia mencibir, "janggal!"
Dari contoh di atas, kami berharap, jelas. Apa yang orang pikirkan dan
katakan terjadi (atau mungkin terjadi) sering tidak benar-benar terjadi. Dengan
berkeliling dunia dan mengamati hal-hal yang terjadi, kita (biasanya) lebih
mampu untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat. Ini adalah apa yang
etnografer coba lakukan- mempelajari
"melihat" hal-hal yang mungkin bahkan tidak diantisipasi. Ini adalah keuntungan
utama dari pendekatan etnografi.
C. ONSEP ETNOGRAFI
Ada sejumlah konsep yang mengarahkan pekerjaan etnografer saat mereka
pergi melakukan penelitian mereka dalam sebuah bidang. Beberapa yang paling
penting termasuk budaya, pandangan holistik, kontekstualisasi, perspektif emic,
beberapa realita, deskripsi tebal, pengecekan anggota, dan orientasi yang tidak
menghakimi. Mari kita memberikan penjelasan singkat dari masing-masing.
Budaya
Kebudayaan adalah konsep etnografi yang sifatnya sangat luas. Definisi
Perspektif Holistik
Seorang Etnografer mempelajari sesuatu yang baru dan kemudian mencoba
untuk mengerti bagaimana itu terhubung dengan berbagai aspek dalam situasi
dengan hal yang baru terjadi. Mencari hubungan-hubungan ini secara lebih luas
dinamakan holistic perspective. Bersifat menyeluruh antar berbagai aspekaspeknya.
Intinya, seorang etnografer dalam melakukan penelitian etnografi melihat
masyarakat dan membandingkannya dengan konteks tertentu, kemudian
Kontekstualisasi
Kontestualisasi data adalah penempatan observasi pada perspektif yang luas. Jadi
disini observasi pada satu masalah menuntut observasi pada beberapa aspek
yang relevan untuk menghindari kesalahan dalam melihat permasalahan.
Perspektif Emic
Perspektif emik yaitu cara pandang tentang realita yang berasal dari orang
Perspektif etik
Perspektif etik berasal dari sudut pandang ilmuwan sosial. Sehubungan
Deskripsi
Ketika ahli etnografi mempersiapkan laporan akhir penelitian mereka,
mereka terlibat dalam apa yang dikenal sebagai deskripsi. Pada dasarnya, ini
melibatkan penggambaran dari apa yang mereka lihat dan dengar - saat mereka
bekerja di bidang yang lebih rinci, sering menggunakan kutipan ekstensif dari
partisipan dalam studi mereka. Maksudnya adalah, seperti yang disebutkan
sebelumnya, untuk "melukis potret" dari budaya yang telah mereka pelajari,
untuk membuatnya "hidup" bagi mereka yang membaca laporan.
Memeriksa Anggota
Seperti disebutkan di atas, objek utama dari penelitian etnografi adalah
untuk mewakili seakurat mungkin perspektif emic dari realitas - yaitu, realitas
seperti yang terlihat dari sudut pandang peserta dalam penelitian ini. Salah satu
cara yang peneliti etnografi lakukan ini adalah melalui apa yang dikenal dengan
memeriksa anggota dengan meninjau peserta apa yang para peneliti tulis
sebagai bukti cek untuk akurasi dan kelengkapan. Ini adalah salah satu strategi
utama yang digunakan dalam penelitian etnografi untuk memvalidasi
keakuratan temuan peneliti.
Nonjudgemental Orientation
Nonjudgmental Orientasi menolong peneliti etnografi untuk terhindar dari
pembuatan penilaian yang tidak tepat dan tidak akurat tentang apa yang telah
mereka observasi. Orientasi tidak menghakimi membutuhkan peneliti yang dapat
melakukan yang terbaik dalam hal menahan diri dari membuat pertimbangan nilai
tentang praktek asing. Tentu saja tak satu pun dari kita, dapat benar-benar netral.
Tapi kita bisa menjaga prasangka terhadap kita. Bagaimana? Dengan melakukan
yang terbaik yang kita bisa untuk memandang kebiasaan kelompok lain secara
seimbang.Fetterman memberikan contoh bagaimana salah satu perilaku nya
mungkin berakibat fatal:
Sebuah pengalaman yang saya miliki dengan orang-orang Arab Badui di
Gurun Sinai memberikan contoh yang berguna. Selama saya tinggal dengan suku
Badui, saya mencoba untuk tidak membiarkan perilaku saya dalam praktek
kebersihan barat [acara]. Reaksi saya saat pertama berkenalan, terhadap seorang
Badui dengan wajah dan kaki kasar, jauh dari netral. Saya mengagumi
kemampuannya untuk bertahan hidup dan beradaptasi di lingkungan yang keras,
bergerak dari satu lubang air ke padang pasir. Namun, reaksi saya terhadap bau
pakaiannya (terutama setelah naik unta) adalah jauh dari tidak normal. Ia
membagi jaketnya pada saya untuk melindungi saya dari panas. Tentu saja saya
berterimakasih padanya, karena. . . Saya tidak ingin menghinanya. Tapi saya jadi
berbau seperti unta selama di gurun kering yang panas. Sebenarnya saya tidak
terlalu memerlukan jaket karena jarak tempat tujuan kami hanya 2 kilometer.
Kemudian saya sadar bahwa tanpa jaketnya saya akan menderita karena sengatan
matahari. Gurun panas begitu kering membuat keringat segera menguap dan
wisatawan yang tidak berpengalaman tidak selalu menyadari suhu meningkat
hingga 130
menahan air. Saya Telah menolak jaket dan, dengan implikasi, praktik kebersihan
Bedouin, saya akan dipanggang, dan saya tidak akan pernah mengerti berapa
banyakhidup mereka berputar di sekitar air.
Kesalahan paling serius yang dibuat oleh etnografer adalah memaksakan
standar
budaya lain.
D. TOPIK YANG BAIK UNTUK PENELITIAN ETNOGRAFI
Seperti yang disarankan, peneliti yang melakukan suatu studi etnografi
ingin mendapatkan gambaran pengaturan pendidikan holistik. Memang, salah
satu kunci kekuatan dari penelitian etnografi adalah menyediakan kelengkapan
perspektif. Karena peneliti pergi langsung ke situasi atau pengaturan bahwa ia
ingin belajar, pemahaman akan lebih dalam dan mungkin menjadi lebih lengkap.
Akibatnya, penelitian etnografi sangat cocok untuk topik seperti berikut:
generalisasi untuk populasi yang lebih besar. Pada kenyataannya banyak ahli
etnografi, tepat pada awal penelitian bahwa mereka tidak punya niat generalisasi
hasil penelitian mereka. Setelah apa yang mereka tunjukkan, adalah pemahaman
yang lebih lengkap dari situasi tertentu. Penerapan temuan terbaik mereka dapat
ditentukan oleh replikasi dari mereka bekerja dalam pengaturan lain atau situasi
oleh peneliti lain.
Apakah Peneliti Etnografi menggunakan Hipotesis?
Penelitian etnografi jarang melakukan penelitian mereka dengan hipotesis
yang tepat. Sebaliknya, mereka mencoba untuk memahami situasi yang sedang
berlangsung atau serangkaian kegiatan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Mereka mengamati jangka waktu, merumuskan beberapa hipotesis awal yang
menyarankan
mereka
untuk
menambah
jenis
pengamatan
yang
dapat
menjelaskan, sepenuhnya dan sebanyak mungkin, apa yang ada dan apa yang
terjadi di ruang-ruang kelas. Dia juga akan mewawancarai secara mendalam
beberapa guru, siswa, administrator, dan staf pendukung.
Deskripsi (kata yang lebih baik mungkin penggambaran) mungkin
menggambarkan suasana sosial sekolah; pengalaman intelektual dan emosional
siswa; cara di mana administrator dan guru ( staf dan siswa) bertindak dan
bereaksi terhadap orang lain yang berbeda kelompok etnis, jenis kelamin, atau
kemampuan; bagaimana "aturan" dari sekolah ( kelas) dipelajari, dimodifikasi,
dan ditegakkan; jenis kekhawatiran guru (dan siswa) memiliki; pandangan siswa
memiliki sekolah, dan bagaimana ini dibandingkan dengan pandangan
administrasi dan Fakultas; dan seterusnya.
Data yang akan dikumpulkan mungkin termasuk tulisan tangan yang rinci
oleh peneliti-pengamat; kaset murid-murid, administrator-siswa, dan konferensi
administrator-fakultas; rekaman video kelas diskusi dan pertemuan fakultas;
contoh dari rencana pelajaran guru dan pekerjaan siswa; sociograms
menggambarkan "kekuatan" hubungan yang ada di ruang kelas; diagram yang
menggambarkan arah dan frekuensi jenis tertentu; komentar (misalnya, jenis
pertanyaan yang diajukan oleh guru dan siswa dari satu sama lain, dan
menghasilkan jenis tanggapan yang berbeda); dan peneliti berpikir akan
memberikan wawasan apa yang terjadi di sekolah ini. Perhatikan bahwa dalam hal
ini, hipotesis tidak akan dirumuskan di awal mulai dari penelitian.
Singkatnya, kemudian, tujuan dari peneliti terlibat dalam penelitian
etnografi adalah untuk "melukis potret" dari sekolah atau kelas (atau pengaturan
pendidikan lainnya) secara menyeluruh, akurat, dan sejelas mungkin sehingga
orang lain juga bisa benar-benar "melihat" bahwa sekolah atau ruang kelas itu dan
apa yang mereka lakukan. Bahkan, dapat dilihat sebagai upaya untuk menentukan
bagaimana kelompok memberi makna untuk kegiatannya. Banyak yang percaya
bahwa pendekatan etnografi menawarkan kekayaan deskripsi yang sangat berbuah
untuk memahami pendidikan.
F. PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN ETNOGRAFI
Dua sarana utama pengumpulan data pada penelitian etnografi yaitu melalui
observasi partisipan dan wawancara. Wawancara, pada kenyataannya, adalah alat
yang paling penting yang digunakan ahli etnografi.
1. Wawancara
Merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek
penelitian. Mengingat karakter etnografi yang naturalistik, maka bentuk
pertanyaan atau wawancara yang dilakukan merupakan pertanyaan terbuka dan
sifatnya mengalir, meski demikian untuk menjaga fokus penelitian ada baiknya
seorang peneliti memiliki panduan wawancara yang sifatnya fleksibel. Setiap
wawancara yang dilakukan, peneliti harus memperdalamnya dengan cara
membuat catatan hasil wawancara dan observasi. Karena itu, kegiatan
wawancara akan selalu menghasilkan pertanyaan baru yang sifatnya
memperdalam apa yang telah diterima dari subjek penelitan. Dalam konteks
memperdalam data, proses wawancara dapat dilakukan secara spontan maupun
terencana.
2. Observasi Partisipan
Untuk mengetahui secara detail langsung bagaimana budaya yang dimiliki
individu atau sekelompok masyarakat maka seorang peneliti etnografi harus
menjadi orang dalam. Menjadi orang dalam akan memberi keuntungan
peneliti dalam menghasilkan data yang sifatnya natural. Peneliti akan
mengetahui dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku
keseharian, kebiasaan kebiasaan yang dilakukan keseharian, hingga pada
pemahaman terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian dalam
keseharian yang bisa jadi orang lain tidak memahami apa sebenarnya simbol
itu. Menjadi orang dalam memberikan akses yang luar biasa bagi peneliti untuk
menguak semua hal tanpa sedikitpun halangan, karena subjek penelitian akan
merasa kehadiran peneliti tak ubahnya sebagai bagian dari keluarganya,
sehingga tidak ada keraguan dan hambatan bagi subjek untuk berperilaku alami,
sebagaimana layaknya dia hidup dalam keseharian. Namun demikian, menjadi
orang dalam melalui kegiatan observasi partisipan tidak menjadikan peneliti
larut hingga tidak bisa membedakan dirinya dengan diri subjek penelitian.
Posisi inilah yang harus benar-benar dijaga dalam melakukan riset etnografi.
G. PENELITIAN LAPANGAN
Etnografer mengumpulkan data dengan menghabiskan waktu ditempat di
mana mereka tinggal, bekerja, atau bermain. Untuk memahami pola terbaik dari
suatu kelompok budaya, etnografer menghabiskan waktu yang cukup lama
dengan kelompok tersebut. Pola-pola tersebut tidak dapat dengan mudah dilihat
melalui kuesioner atau dengan pertemuan singkat. Sebaliknya, etnografer pergi
"ke lapangan," tinggal bersama atau sering mengunjungi orang-orang yang
sedang dipelajari, dan perlahan-lahan belajar cara-cara budaya di mana kelompok
berperilaku atau berpikir. Lapangan (field) dalam etnografi berarti bahwa
peneliti mengumpulkan data dalam lingkungan di mana partisipan berada dan di
mana pola-pola budaya dapat dipelajari. Data-data yang dikumpulkan etnografer
dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Data Emic
Informasi yang diberikan langsung oleh para partisipan. Data ini sering
disebut sebagai konsep-konsep tingkat pertama, yang berbentuk bahasa lokal,
pemikiran-pemikiran, cara-cara berekspresi yang dimiliki/digunakan secara
bersama-sama oleh para partisipan.
b. Data Etic
Informasi berbentuk interpretasi peneliti yang dibuat sesuai dengan perspektif
para partisipan. Data ini sering disebut sebagai konsep-konsep tingkat kedua,
yaitu ungkapan-ungkapan atau terminologi yang dibuat peneliti untuk
menyatakan fenomena yang sama dengan yang diungkapkan para partisipan.
c. Data Negoisasi
Informasi yang disetujui bersama oleh para partisipan dan peneliti untuk
digunakan dalam penelitian. Negoisasi dapat terjadi dalam tahapan yang berbedabeda selama pelaksanaan penelitian, seperti saat menyetujui prosedur memasuki
Bongdan dan Biken tinggal dinegara yang memiliki dua jenis penelitian yaitu
deskriptif dan reflective. Catatan lapangan deskriptif berusaha menggambarkan
pengaturan, orang-orang, dan apa yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang
peneliti mengamati.
Catatan Lapangan Deskriptif adalah sebagai berikut:
1) Potret dari subyek yaitu penampilan fisik mereka, perilaku, gerak tubuh,
bagaimana mereka bertindak, bicara, dan sebagainya.
2) Rekonstruksi dialog yaitu percakapan antar subjek, serta apa yang mereka
katakan kepada peneliti.
3) Deskripsi pengaturan fisik yaitu sketsa pengaturan dari ruang, penempatan
bahan, dan sebagainya.
4) Peristiwa tertentu yaitu khususnya terlibat, kapan, di mana, dan
bagaimana.
5) Gambaran kegiatan yaitu penjelasan rinci tentang apa yang terjadi,
bersama dengan urutan yang terjadi.
6) Perilaku pengmat yaitu tindakan peneliti, percakapan dengan peserta,
reaksi, dan seterusnya.
Catatan lapangan reflektif muncul lebih baik dari apa yang peneliti pikir
tentang saat ia mengamati. Catatan Lapangan Reflektif meliputi:
1) Refleksi spekulasi analisis yaitu spekulasi peneliti tentang apa yang dia
pelajari, ide-ide yang berkembang, pola atau koneksi yang dilihat, dan
sebagainya.
2) Refleksi metode yaitu prosedur dan bahan yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini, komentar tentang desain penelitian, masalah yang timbul,
dan sebagainya.
3) Refleksi dari dilema etika dan konflik yaitu keprihatinan yang timbul atas
tanggung jawab untuk subyek atau nilai konflik.
4) Refleksi kerangka pikiran pengamat yaitu seperti pada apa yang peneliti
berpikir sebagai studi berlangsung (sikapnya, pendapat, dan keyakinan)
dan bagaimana mungkin mempengaruhi penelitian.
5) Tempat klarifikasi yaitu catatan peneliti tentang hal-hal yang perlu
diperjelas, diperiksa nanti, dll
Dalam bentuk penelitian tidak lain adalah melakukan penelitian-proses itu
sendiri-dianggap sadar dan sengaja karena dalam penelitian etnografi. Itu Aspek
reflektif dari catatan lapangan adalah cara peneliti mencoba untuk mengendalikan
kosekuensi efek pengamat dan untuk mengingatkan kita bahwa penelitian, harus
dilakukan dengan baik, membutuhkan evaluasi berkelanjutan dan penilaian.
H. INSTRUMEN PENGUMPUL DATA ETNOGRAFI
Selama penelitian lapangan, etnografer menggunakan berbagai teknik untuk
mengumpulkan data. Observasi dan wawancara terstruktur sangat populer di
kalangan ahli etnografi. Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian
etnografi selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara mendalam (indepth interview)
Merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek
penelitian. Mengingat karakter etnografi yang naturalistik, maka bentuk
pertanyaan atau wawancara yang dilakukan merupakan pertanyaan terbuka dan
sifatnya mengalir, meski demikian untuk menjaga fokus penelitian ada baiknya
seorang peneliti memiliki panduan wawancara yang sifatnya fleksibel. Setiap
wawancara yang dilakukan, peneliti harus memperdalamnya dengan cara
membuat catatan hasil wawancara dan observasi. Karena itu, kegiatan wawancara
akan selalu menghasilkan pertanyaan baru yang sifatnya memperdalam apa yang
telah diterima dari subjek penelitan. Dalam konteks memperdalam data, proses
wawancara dapat dilakukan secara spontan maupun terencana.
2. Observasi partisipan (participant observation).
Untuk mengetahui secara detail langsung bagaimana budaya yang dimiliki
individu atau sekelompok masyarakat maka seorang peneliti etnografi harus
menjadi orang dalam. Menjadi orang dalam akan memberi keuntungan
peneliti dalam menghasilkan data yang sifatnya natural. Peneliti akan mengetahui
dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku keseharian,
kebiasaan kebiasaan yang dilakukan keseharian, hingga pada pemahaman
terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian dalam keseharian yang bisa
jadi orang lain tidak memahami apa sebenarnya simbol itu. Menjadi orang dalam
memberikan akses yang luar biasa bagi peneliti untuk menguak semua hal tanpa
sedikitpun halangan, karena subjek penelitian akan merasa kehadiran peneliti tak
ubahnya sebagai bagian dari keluarganya, sehingga tidak ada keraguan dan
hambatan bagi subjek untuk berperilaku alami, sebagaimana layaknya dia hidup
dalam keseharian. Namun demikian, menjadi orang dalam melalui kegiatan
observasi partisipan tidak menjadikan peneliti larut hingga tidak bisa
membedakan dirinya dengan diri subjek penelitian. Posisi inilah yang harus benarbenar dijaga dalam melakukan riset etnografi.
3. Diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion)
Merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek
penelitian secara terarah. Dalam konteks ini sebenarnya kemampuan peneliti
untuk menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian
mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah dalam arti proses
diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi sampai
menyertakan emosi subjek secara berlebihan menjadi kata kunci dari
proses diskusi yang baik. Diskusi kelompok terarah ini bisa diawali dengan
pemilihan anggota diskusi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti,
ataupun dapat saja dilakukan dengan secara acak, namun tetap memperhatikan
kekuatan masing-masing peserta diskusi, mulai dari tingkat pendidikan,
intelektualitas, pengalaman bahkan keseimbangan gender. Dengan penetapan ini,
merupakan langkah untuk menghindari ketimpangan atau dominannya satu
kelompok atau individu dalam sebuah diskusi. Kemudian, dilanjutkan dengan
tema yang akan diusung peneliti, dan diskusikan secara bersama. Proses inilah
yang kemudian oleh peneliti dicatat secara rinci untuk kemudian dijadikan dasar
pijak untuk memperdalam dan memperkaya data etnografi.
4. Sejarah hidup (Life history)
Merupakan catatan panjang dan rinci sejarah hidup subjek penelitian.
Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail
apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya termasuk budaya yang ada di lingkungannya. Catatan sejarah
hidup, menghendaki kemampuan peneliti untuk jeli dalam melihat setiap detail
kehidupan seseorang, sehingga tergambar dengan jelas bagaimana jalan
Triangulasi
Triangulasi adalah hal yang mendasar dalam penelitian etnografi. Pada
dasarnya, itu menetapkan validitas pengamatan etnografer ini. Ini melibatkan
memeriksa apa yang mendengar dan melihat dengan membandingkan
seseorang Sumber informasi-apakah mereka setuju? Berikut ini contohnya:
Seorang peneliti mungkin membandingkan laporan siswa bahwa dia adalah
seorang baik siswa dengan transkip nilai-nilainya, komentar gurunya dalam
hal ini hal, dan, mungkin, beberapa komentar yang tidak diminta dari temantemannya. Triangulasi sini bisa memverifikasi atau penilaian diri siswa.
Pola
Mereka yang melakukan penelitian etnografi tampilan pola dalam cara-cara
yang berpikir orang dan berperilaku. Mereka menawarkan cara memeriksa
keandalan etnografis ketika mereka mengungkapkan konsistensi dalam apa
yang dikatakan orang dan apa yang mereka lakukan. Biasanya, para peneliti
mulai dengan sampel besar informasi dibeda-bedakan dan kemudian, dengan
membandingkan dan kontras apa yang mereka kumpulkan, semacam
informasi ini sampai terlihat garis pemikiran atau pola perilaku yang muncul.
Mereka kemudian mengamati dan mendengarkan beberapa untuk melihat
apakah pengamatan baru sesuai untuk apa yang mereka lihat dan dengar
sebelumnya. Ini kemudian mengharuskan lanjut penyaringan dan pemilahan
sampai peneliti puas bahwa apa yang mereka menggambarkan pertandingan
apa diamati.
Peristiwa Penting
Peristiwa penting terjadi pada setiap kelompok sosial dan menyediakan data
kepada peneliti etnografi yang dapat diggunakan untuk menggambarkan dan
menganalisis seluruh budaya. Mereka menyampaikan sejumlah besar
informasi. Mereka menyediakan "Lensa yang akan digunakan untuk melihat
budaya." Contoh mungkin termasuk pengenalan komputer di SD, pertikaian
antara dua gadis selama pertandingan basket sekolah tinggi, respon kelompok
ruang pemulihan perawat untuk keadaan darurat, kebakaran disebuah gedung
apartemen yang penuh dan sesak, pengenalan metode pengajaran baru dalam
studi kelas sosial, atau kembalinya seorang profesor populer untuk cuti.
Peristiwa tersebut sangat berguna untuk analisis, karena mereka tidak hanya
membantu peneliti memahami kelompok dia atau dia belajar, tetapi mereka
juga membantu peneliti menjelaskan budaya dari kelompok kepada orang
lain.
Representasi visual
Ini termasuk seperti hal seperti peta (misalnya, dari kelas atau sekolah),
diagram alur (Misalnya, dari yang mengatakan apa kepada siapa selama kelas
diskusi), bagan organisasi (misalnya, bagaimana sebuah perpustakaan sekolah
diatur), sociograms (misalnya, yang siswa menerima banayak undangan
untuk berpartisipasi sebagai anggota dari tim riset kelas, matriks (misalnya,
grafik untuk membandingkan dan referensi silang berbagai kategori yang ada
di departemen seni kreatif di universitas, seperti musik, tari, teater, melukis,
dan seperti). Proses sangat mempersiapkan representasi visual sering dapat
membantu peneliti mengkristal nya pemahaman suatu daerah, sistem, lokasi,
atau bahkan interaksi. representasi visual yang sangat berguna sebagai alat
dalam penelitian etnografi
Statistik.
Meskipun Anda mungkin tidak mengharapkan itu, etnografer sering
menggunakan
statistik
dalam
pekerjaan
mereka.
Biasanya,
mereka
Kristalisasi.
Ahli etnografi mencoba untuk menarik bersama-sama pikiran mereka pada
berbagai tahap seluruh penelitian mereka. Kadang-kadang ini menyebabkan
hanya summing up informasi, tapi kali lain itu menghasilkan asli wawasan.
"Setiap studi memiliki saat-saat klasik ketika segala sesuatu jatuh ke
tempatnya. Setelah berbulan-bulan pemikiran dan perendaman dalam budaya,
danberbagai
bentuk
sangat
penting.
Seringkali
siklus-data
e. Membantu
kemampuan
beinteraksi
karena
menuntut
kemampuan
Seperti yang dipelajari dalam bab 1 bahwa ada beberapa aspek dalam meneleti
kejadian dimasa lalu diantaranya dengan memeriksa peninggalan, meneliti
dokumen periode, atau mewawancarai orang yang hidup pada masa tersebut.
Upaya ini dibuat untuk merekontruksi apa yang terjadi selama waktu itu sebagai
hal yang sebenarnya dan seakurat mungkin dan biasanya untuk menjelaskan
mengapa hal itu benar benar terjadi, meskipun ini tidak pernah tercapai karena
informasi tentang masa lalu selalu tidak lengkap.
B. TUJUAN DARI PENELITIAN SEJARAH
Pendidikan melakukan studi sejarah untuk berbagai alasan :
1. Untuk membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan pada masa lalu
tersebut. Seorang peneliti mungkin akan tertarik, misalnya menyelediki
mengapa modifikasi kurikulum tertentu berhasil dibeberapa kabupaten
sekolah tetapi tidak pada orang lain.
2. Untuk mempelajari bagaimana hal itu dilakukan di masa lalu serta melihat
apakah hal tersebut mungkin berlaku untuk masa kini. Seringkali beberapa
literatur menunjukkan bahwa apa yang kita anggap baru telah dilakukan
sebelumnya.
3. Untuk membantu prediksi. Artinya, jika suatu ide atau gagasan diterapkan
pada masa lalu dan berhasil maka kemungkinan jika ide atau gagasan itu
diterapkan pada masa sekarang akan berhasil.
4. Untuk mentest suatu hipotesis yang ada kaitannya dengan masa sekarang.
Apabila didesain dengan cermat, penelitian sejarah juga dapat menghasilkan
hipotesis yang dapat diuji secara ilmiah.
5. Untuk memahami praktik dan kebijakan pendidikan yang telah dilakukan
pada masa lalu, misalnya bagaimana penerapan kelas terbuka pasa zaman
dahulu? Bagaimana pengajaran inkuiri dilaksanakan oleh para guru
disekolah? Bagaimana penerapan metode socratic dalam kelas? Dan
sebagainya.
6. Untuk menguji hubungan atau tren. Banyak peneliti cenderung berpikir
bahwa penelitian sejarah sebagai gambaran murni di alam. Ketika dirancang
dengan baik baik dan dieksekusi dengan hati hati, bagaimanapun
masalah
atau
permasalahan
untuk
diselidiki(
termasuk
Mendefenisikan masalah sejelas mungkin adalah tahap awal yang baik dalam
sebuah penelitian. Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk pertanyaan
yang terukur. Melalui bentuk pertanyaan itulah akan memudahkan bagi peneliti
apa yang harus dikerjakan selanjutnya, khususnya dalam menentukan sumber
data yang harus digunakan. Selain itu , masalah harus didefenisikan dan kalau
mungkin dirumuskan hipotesis yang menghubungkan dua atau lebih variabel.
Mendefenisikan masalah merupakan bagian penting seperti pada jenis penelitian
pada umumnya. Ada dua keuntungan minimal dalam merumuskan masalah:
Pertama, untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang yang akan
membaca hasil penelitian. Kedua, dengan mendefenisikan rumusan masalah yang
jelas, maka peneliti dapat dengan mudah menentukan data apa yang diperlukan
serta darimana data tersebut diperoleh.
Untuk menjamin penelitian sejarah memiliki manfaat untuk kehidupan
manusia pada masa kini, maka peneliti sejarah perlu mencantumkan signikansi
penelitian, artinya menjelaskan manfaat apa yang diperoleh dari masalah yang
hendak diselidiki. Hal ini penting untuk diingat, sebab penelitian sejarah tidak
hanya sekedar berangkat dari keingintahuan peneliti pada kejadian kejadian
masa lalu, tetapi juga sejauh mana pengetahuan masa lalu itu dapat berkontribusi
pada kehidupan manusia pada masa kini.
F. PENEMPATAN SUMBER RELEVAN
Telah dikemukakan salah satu keunikan dari penelitian sejarah terletak dari
data serta sumber sumber yang digunakan dalam penelitiannya. Menentukan
asal sumber data ini berkenaan dengan darimana data itu diperoleh. Ketika
peneliti merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian, semestinya sudah
dipikirkan dari mana sumber data yang relevandenga rumusan masalah itu dapat
diperoleh.
a. Kategori Sumber
Setelah peneliti telah memutuskan masalah yang ingin ia teliti, langkah
selanjutnya adalah mencari sumber. Setiap objek dari masalah yang diteliti
merupakan sumber potensial untuk penelitian sejarah. Secara umum,
bagaimanapun, bahan sumber sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori dasar: dokumen, catatan numerik, pernyataan lisan dan catatan, dan
relik.
1. Dokumen
Dokumen adalah rekaman atau catatan catatan kejadian dimasa
lalu(records of past events) yang ditulis atau dicetak dalam beberapa
bentuk atau laporan tahunan, karya seni, tagihan, buku, kartun, surat
edaran, catatan pengadilan, catatan harian, ijazah, catatan hukum, surat
kabar, majalah, buku tulis, buku tahunan sekolah, memo, tes, dan
sebagainya. Mereka dapat ditulis tangan, dicetak, digambar, atau
membuat sketsa; mereka dapat dipublikasikan atau tidak dipublikasikan;
mereka mungkin dimaksudkan untuk konsumsi pribadi atau umum;
mereka mungkin karya-karya asli atau salinan. Singkatnya, dokumen
mengacu pada setiap jenis informasi yang ada dalam bentuk tertulis atau
dicetak.
2. Catatan numerik
Catatan numerik merupakan catatan yang berisi tentang angka angka.
catatan tersebut mencakup semua jenis data numerik dalam bentuk
cetakan: nilai tes, angka kehadiran, laporan sensus, anggaran sekolah, dan
sejenisnya. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti sejarah membuat
meningkatnya penggunaan komputer untuk menganalisis sejumlah besar
data numerik yang tersedia untuk mereka.
3. Laporan Lisan (kesaksian orang)
Sumber lain informasi yang berharga bagi peneliti sejarah adalah
pernyataan orang yangdibuat secara lisan. Cerita, mitos, dongeng,
legenda, nyanyian, lagu, dan bentuk-bentuk ekspresi lisan telah digunakan
oleh orang-orang selama berabad-abad untuk meninggalkan catatan untuk
generasi mendatang. Tapi sejarawan juga dapat melakukan wawancara
lisan dengan orang-orang yangmenyaksikan peristiwa masa lalu.
4. Relics
Jenis keempat sumber sejarah disebut relik. Sebuah peninggalan adalah
benda yang fisik atau karakteristik visual yang dapat memberikan
beberapa informasi tentang masa lalu. Contohnya termasuk furnitur, karya
seni, pakaian, bangunan, monumen, atau peralatan.
b. Sumber Primer Versus Sumber Sekunder.
tidak pernah bisa yakin tentang keaslian dan keakuratan sumber sejarah. Sebuah
memo yang mungkin telah ditulis oleh orang lain selain orang yang
menandatanganinya. Surat mungkin merujuk kepada peristiwa yang tidak terjadi
atau yang terjadi pada waktu yang berbeda atau di tempat yang berbeda.
Dokumen palsu atau informasi sengaja dipalsukan.
Pertanyaan kunci untuk setiap peneliti sejarah:
itu asli)?
Apakah informasi yang terkandung dalam dokumen ini benar (yaitu,
itu akurat)?
Siapa yang menulis dokumen ini? Dimana penulis tinggal pada waktu itu?
Beberapa dokumen sejarah telah ditunjukkan untuk menjadi pemalsuan.
Artikel yang seharusnya ditulis oleh Martin Luther King, Jr, mungkin
benar-benar telah disusun oleh seseorang yang ingin menodai reputasi
nya.
Untuk tujuan apa dokumen ditulis? Untuk siapa itu ditujukan? Dan
mengapa? (Terhadap siapa adalah sebuah memo dari pengawas sekolah
memiliki masa.)
Apakah bentuk yang berbeda atau versi dokumen yang ada? (Kadangkadang dua versi surat yang ditemukan dengan kata-kata yang hampir
identik dan perbedaan hanya sedikit dalam tulisan tangan, menunjukkan
bahwa satu mungkin palsu.)
Hal penting untuk diingat mengenai kritik eksternal adalah bahwa
peneliti harus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa dokumendokumen yang mereka gunakan asli. Pertanyaan di atas (dan orang lain seperti
mereka) diarahkan ke tujuan ini.
Kritik Internal.
Setelah para peneliti telah puas dengansumber dokumen asli, mereka perlu
menentukan apakah isi dari dokumen akurat. Ini melibatkan apa yang dikenal
sebagai kritik internal. Kedua keakuratan informasi yang terkandung dalam
dokumen dan kebenaran penulis perlu dievaluasi. Sedangkan kritik eksternal ada
hubungannya dengan sifat atau keaslian dokumen itu sendiri, kritik internal ada
hubungannya dengan apa yang dikatakan dokumen.
Peneliti tidak boleh mengabaikan peristiwa yang terjadi jika menurutnya hal itu
tidak mungkin terjadi. Apa yang peneliti harus tentukan adalah apakah event
tertentu mungkin telah terjadi, bahkan jika itu tidak mungkin. Sebagai eksternal
dibandingkan peserta.
Apakah penulis kompeten untuk menggambarkan acara tersebut? Hal ini
mengacu pada kualifikasi penulis. Apakah ia seorang ahli dari apa pun
yang sedang dijelaskan atau dibahas? Apakah
Lebih kaya informasi. Dalam artian sumber yang didapat lebih banyak
mnegenai topik yang akan dibahas oleh si peneliti.
Kerugian :
Dalam mengulas kembali sumber sumber data yang diperoleh oleh si
peneliti dibutuhkan keterampilan yang tinggi bagi si peneliti karena sipeneliti
harus dengan secara detail untuk menggambarkan, mendeskripsikan dan
memahami peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Dimana sipeneliti disini harus
memastikan kembali keakuratan dari sumber yang ia dapatkan. Dan si peneliti
harus mempunyai keterampilan dalam berbahasa, karena dokumen yang
merupakan sumber dari penelitian tidak selamanya serupa dengan bahasa yang
dipakai oleh si peneliti.
BAB VII
MIXED-METHODS RESEARCH
A. Pengertian Mixed- Methods Research
Mixed-methods research adalah penelitian yang menggunakan dua metode
sekaligus dalam satu penelitian, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Para
peneliti yang terlibat dalam mixed-methods research berpendapat bahwa
penggunaan kedua metode tersebut memberikan pemahaman yang lebih lengkap
tentang masalah penelitian daripada penggunaan satu pendekatan saja.
Meskipun penggunaan mixed-methods research dianggap ketinggalan
jaman karena kembali ke era tahun 1950-an, namun belakangan ini banyak
muncul penelitian/jurnal pendidikan yang menggunakan metode ini, terutama
sejak tahun 2005. Fitur penting dalam mixed-methods research adalah
menggabungkan metode pengumpulan data dan analisis dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Banyak orang yang tidak puas dengan hanya disajikan
data numerik dan analisis statistik, mereka menginginkan informasi yang lebih
mendalam, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat holistik dari fenomena
yang sedang diteliti.
Perlu dicatat bahwa jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data tidak terdapat perbedaan besar antara metode kuantitatif dan kualitatif.
Pengamatan dan wawancara, instrumen utama yang digunakan dalam penelitian
kualitatif, juga sering ditemukan dalam penelitian kuantitatif. Namun cara,
konteks, dan kadang-kadang maksudnya berbeda.
Beberapa contoh aktual dari jenis penelitianmetode campuranyang telah dilakukan
oleh peneliti pendidikan adalah sebagai berikut:
pemberian kuesioner ini kepada 300 mahasiswa, peneliti dapat mengkorelasikan skor
masalah dalam belajar dengan variabel lain, seperti nilai siswa, hasil tes standar, tingkat
sosial ekonomi, dan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, untuk melihat apa dan
bagaimana keterkaitan antar variabel, khususnya dengan masalah belajar.
Ketiga, mixed-methods research dapat membantu untuk mengkonfirmasi atau
memvalidasi silang hubungan antar variabel yang ditemukan. Ketika metode kuantitatif
dan kualitatif dibandingkan, bisa untuk melihat apakah kedua metode tersebut
memberikan penafsiran yang sama dari sebuah fenomena. Jika tidak sama, alasan
kurangnya konvergensi dapat diselidiki. Misalnya, seorang profesor yang mengkhususkan
diri dalam penelitian mixed-methods research diminta untuk menyelidiki kepuasan siswa
sekolah menengah terhadap penilaian guru mereka. Dia mempersiapkan kuesioner yang
dirancang untuk menentukan sikap siswa dan kemudian melakukan focus group dengan
sampel berbagai siswa. Jika tanggapan survei umumnya mengungkapkan kepuasan
dengan penilaian guru, namun terdapat peserta focus group yang menunjukkan
ketidakpuasan karena siswa merasa bahwa guru mereka akan melihat tanggapan terhadap
survei (dan dengan demikian mereka enggan untuk menjadi kritis). Sedangkan dalam
focus group tanpa guru atau orang dewasa lain yang hadir, mereka bisa merasa bebas
untuk mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya. Dengan demikian, jelas
kurangnya konvergensi dalam hal ini dapat dijelaskan oleh variabel ketiga: apakah guru
akan memiliki akses ke hasil survei.
D. Sejarah Singkat
Mixed-methods research pertama kali datang pada tahun 1950an ketika
beberapa minat awal dikembangkan menggunakan lebih dari satu metode
penelitian dalam studi tunggal.
Sebenarnya penelitian gabungan, muncul secara konseptual pada saat Tashakori dan
Teddlie (1998) menampilkan overviu penelitian gabungan dalam bukunya Mixed
Methodology: Combining Qualitatve and Quantitative Approachs, namun kalau dilihat ke
belakang masih banyak ahli lainnya yang menampilkan karya sebagai dampak
ketidakpuasan kalau hanya menggunakan penelitian kualitatif atau kuantitatif.
Diantaranya
1. Fase formative
Campbell dan Fiske (1959) dalam penelitian tentang sifat-sifat psikologis
manusia telah menggunakan berbagai metode dan teknik (multi-methods and multiraits)
pada saat pengumpulan data tentang sifat-sifat individu. Mereka mengembangkan
multitrait, dan matriks multimethod untuk mengetahui variasi atribut dalam kepribadian
seseorang. Dilanjutkan oleh Sieber (1973) dan Jick (1978)
2. Fase Debat
Pada 1970-an 1980-an diwarnai oleh massa debat antara pro dan kontra tentang
apakah penelitian kuantitatif ataukah kualitatif yang lebih tepat darn benar untuk
memecahkan suatu masalah penelitian, karena penelitian kualitatif berbeda asumsi
dasarnya kalau dibandingkan dengan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan filosopi
dasarnya positivism, sedangkan penelitian kualitatif berpijak pada constructism. Rosman
dan Wilson (1985) mencoba mendiskusikan ke arah penggabungan penelitian kualitatif
dan kuantitatif, sedangkan Bryman (1988) mencoba mereviu perdebatan dan menetapkan
hubungan di antara penelitian kualitatif dan kuantitatif
1. Exploratory design
Dalam desain ini, pertama-tama peneliti menggunakan metode kualitatif untuk
menemukan informasi dan variabel penting pada suatu fenomena yang menarik,
kemudian metode kuantitatif.
Qualitative study
(higher priority)
Quantitative study
(lower priority)
Combine and
interpret results
time
2. Explanatory design
Kadang-kadang seorang peneliti akan melakukan studi kuantitatif, tetapi memerlukan
informasi tambahan untuk menyempurnakan hasilnya. Ini adalah tujuan di balik
explanatory design. Dalam desain ini, peneliti terlebih dahulu melakukan metode
kuantitatif dan kemudian menggunakan metode kualitatif untuk menindaklanjuti dan
memperbaiki temuan kuantitatif. Dua jenis data yang dianalisis secara terpisah,
dengan hasil analisis kualitatif digunakan oleh peneliti untuk memperluas hasil
penelitian kuantitatif.
Quantitative study
(higher priority)
Qualitative study
(lower priority)
Combine and
interpret results
time
Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian di mana empat guru kelas V masingmasing mengajar matematika dengan menggunakan pengelompokan dan nonpengelompokan kemampuan siswa dalam eksperimen. Temuan utama adalah bahwa
seorang guru memperoleh hasil yang jauh lebih tinggi pada non-pengelompokan
kemampuan, sedangkan tiga lainnya memperoleh hasil lebih baik dengan
pengelompokan kemampuan siswa. Sebuah studi lanjutan menggunakan metode
kualitatif dengan cara wawancara, deskripsi narasi dan observasi pada kegiatan kelas
menunjukkan bahwa seorang guru lebih mahir mengajar secara individual, sedangkan
tiga guru lainnya lebih banyak dengan pengelompokan.
3. Triangulation design
Dalam desain triangulasi, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif
untuk mempelajari fenomena yang sama untuk menentukan apakah keduanya
bertemu pada pemahaman yang sama dari masalah penelitian sedang diselidiki. Jika
tidak, maka peneliti harus mengeksplorasi mengapa dua metode memberikan hasil
yang berbeda. Metode kuantitatif dan kualitatif diberikan prioritas yang sama, dan
semua data dikumpulkan secara bersamaan. Data dapat dianalisis bersama-sama atau
secara terpisah. Jika dianalisis bersama-sama, data dari studi kualitatif mungkin harus
diubah menjadi data kuantitatif (misalnya, memberikan kode-kode numerik dalam
suatu proses yang disebut quantitizing) atau data kuantitatif mungkin harus diubah
menjadi data kualitatif (misalnya, memberikan narasi dalam suatu proses yang
disebut qualitizing). Jika data yang dianalisis secara terpisah, konvergensi atau
divergensi dari hasil kemudian akan dibahas. Alasan yang mendasari penggunaan
desain triangulasi adalah bahwa kekuatan dari dua metode akan saling melengkapi
dan saling mengimbangi kelemahan masing-masing metode.
Quantitative study
(equal priority)
Combine and
interpret results
Qualitative study
(equal priority)
time
menunjukkan atau menyiratkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki kondisi populasi peserta. Secara eksplisit, desain penelitian dapat
didekati dengan advocacy lens. Misalnya, seorang peneliti tertarik dengan metode
triangulasi untuk mengetahui kinerja akademik siswa di sekolah dasar dengan
membandingkan kinerja di sekolah yang didominasi kulit putih dengan kulit hitam.
Tujuan dari penelitian ini mungkin untuk memperbaiki kondisi dan kinerja akademik,
terutama pada sekolah yang didominasi kulit hitam.
2. Sampling
Sampling pada mixed-methods study sama pentingnya seperti pada jenis penelitian
lainnya. Peneliti kualitatif biasanya menggunakan purposive sampling, dimana
peneliti sengaja memilih peserta yang memiliki pengalaman dengan konsep utama
yang sedang diselidiki. Biasanya sampel kecil, namun dapat memberikan informasi
yang banyak, rinci, dan mendalam. Peneliti kuantitatif biasanya ingin memilih sampel
individu yang lebih besar yang bisa mewakili populasi, sehingga hasilnya bisa
digeneralisasi untuk populasi tersebut.
Biasanya ada beberapa sampel dalam mixed-methods study. Sebagai contoh, seorang
peneliti secara acak memilih dua SMA untuk mixed-methods study pada penggunaan
narkoba di sekolah-sekolah pinggiran. Pertama kali, dia melakukan survei terhadap
800 alumni dari dua sekolah tersebut, kemudian membuat enam focus group
menggunakan sampel purposive siswa, dan menyimpulkan dengan cara memilih 40
siswa untuk diwawancara.
Teddlie dan Yu (2007) menjelaskan bahwa sampling pada mixed-methods menempati
bagian tengah kontinum, dengan teknik sampling kuantitatif pada salah satu ujung
dan sampling kualitatif di sisi lain. Mereka berpendapat bahwa peneliti mixedmethods harus menggunakan kombinasi strategi random dan purposive sampling
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Salah satu karakteristik mixed-methods
research adalah kemampuan peneliti untuk secara kreatif menggabungkan teknik
dalam menjawab pertanyaan penelitian.
3. Mixed-model study
Tashakkori dan Teddlie (1998) mendefinisikan mixed-model study
sebagai
"menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam fase yang berbeda dari
proses penelitian." Dalam sebuah studi tunggal, ini mungkin melibatkan studi
eksperimental, diikuti dengan pengumpulan data kualitatif, diikuti dengan analisis
penelitian ini dibahas lebih mendalam pada Bab 4 dan Bab 18 buku How to Design and
Evaluate Research in Education ini.
BAB VIII
PENELITIAN TINDAKAN
PENELITIAN OLEH PRAKTISI
duduk
mengalami kesulitan ketika dia memberikan instruksi, dan siswa nya sering
bertengkar dengan siswa lain tanpa alasan. Para siswi dalam kelas sepertinya
tidak pernah berhenti bicara. Robert menjadi sangat prihatin, banyak waktu
terbuang untuk mengurus masalah ini. Yang menjadi Perhatian adalah bahwa ia
merasa bahwa siswanya hanya belajar sedikit dari apa yang mereka bisa.
Apa yang mungkin Robert lakukan dalam situasi ini? Tindakan penelitian, subjek
bab ini, adalah metodologi yang ideal yang mungkin dapat ia gunakan.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN ACTION RESEARCH (PENELITIAN
TINDAKAN) ?
Penelitian tindakan dilakukan oleh satu atau lebih individu atau kelompok
untuk memecahkan masalah atau memperoleh informasi untuk menginformasikan
praktek lokal. Mereka yang terlibat dalam aksi penelitian umumnya ingin
memecahkan beberapa jenis masalah sehari-hari, seperti bagaimana untuk
mengurangi
ketidakhadiran
atau
insiden
vandalisme
antara
mahasiswa,
(dan lainnya) dengan terlibat dalam tindakan penelitian. Penelitian tindakan sering
tidak memerlukan penguasaan konsep yang lengkap dari bab-bab sebelumnya.
Asumsi Dasar Yang Mendasari Penelitian Tindakan
Asumsi
Contoh
Guru
dan
pendidik
bertemu
mingguan
kurikulum
untuk
merevisi
matematika
untuk
lainnya ingin memperbaiki praktik satu sama lain setiap minggu dan
mereka.
diatas, staf
meninjau
catatan
kehadiran
dan
,untuk
mengidentifikasi
pendidik
profesional masalah dan membahas bagaimana caralainnya akan dan dapat terlibat cara untuk menyelesaikan masalahdalam penelitian sistematis.
masalah
perselisihan,
dan
untuk
menginformasikan masalah besar. Ini dapat dilakukan oleh individu, tim, atau
kelompok-kelompok yang lebih besar, memberikan fokus tetap jelas dan spesifik.
2. PENELITIAN TINDAKAN PARTISIPASIF
Penelitian tindakan partisipasif, ketika berbagi fokus pada masalah tertentu dan
menggunakan temuan untuk menerapkan tindakan, perbedaan dalam cara yang
penting dari penelitian tindakan praktis. Perbedaan pertama adalah bahwa ia
memiliki dua tujuan tambahan: untuk memberdayakan individu dan kelompok
untuk memperbaiki kehidupan mereka dan untuk membawa perubahan sosial pada
tingkat tertentu-sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, sengaja melibatkan
sekelompok orang yang mewakili beragam pengalaman dan sudut pandang,
semuanya berpusat pada masalah yang sama yang cukup besar. Tujuannya adalah
untuk memiliki keterlibatan semua pihak tersebut, yang berfungsi sebagai mitra
yang setara (gambar 24: 1).
masalah
ini.berpartisipasi
dalam
interpretasi
data;
membuat
ketertarikan peserta dan latar belakangnya. Akan sangat luar biasa, misalnya, bagi
siswa SD untuk berpartisipasi pada atau di luar tingkat tiga. Demikian pula, para
penelitian tindakan dapat berhasil , itu harus dikelola. Dengan demikian, dalam
skala yang besar, masalah yang kompleks mungkin sebaiknya diserahkan kepada
peneliti profesional. proyek penelitian tindakan yang (biasanya) cukup terbatas
ruang lingkupnya. Namun, jika sekelompok guru, siswa, administrator, dan
sebagainya telah memutuskan untuk bekerja sama pada beberapa jenis proyek
jangka panjang, penelitian bisa lebih luas.
2. MENGUMPULKAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah untuk
memutuskan apa jenis
menindaklanjuti
melalui
wawancara
atau
administrasi
kuesioner.
hal-hal yang mereka memiliki sendiri dibahas (ditangkap di data) atau yang
peserta lain telah disebutkan.
Ketika menganalisis dan menafsirkan data yang dikumpulkan dalam penelitian
aksi partisipatif, penting bahwa peserta mencoba untuk mencerminkan persepsi
dari semua pemimpin kepentingan yang terlibat dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, mereka harus bekerja sama untuk membuat deskripsi dari apa yang
mengungkapkan data. Selanjutnya, peserta harus melakukan segala upaya untuk
menjaga semua stakeholder diberitahu tentang apa yang terjadi selama tahap
pengumpulan data dan untuk memberikan kesempatan bagi setiap orang yang
terlibat untuk membaca data apa yang terjadi (tidak hanya setelah penelitian
selesai) . Hal ini memungkinkan semua pemimpin kepentingan untuk memberikan
masukan mereka selama studi berlangsung (Gambar 24.4).
KUALITATIF PENELITIAN
TINDAKAN
1. PENGELOMPOKAN DALAM PENELITIAN TINDAKAN
Masalah penelitian tindakan hampir selalu fokus hanya pada individu dari
suatu kelompok tertentu (kelas guru, beberapa klien konselor, fakultas
administrator),
dan
karenanya
sampel
dan
populasi
adalah
identik.
Pengelompokkan acak seringkali sulit di sekolah, tapi ini tidak penting melebihi
usaha penelitian tradisional, karena generalisasi tidak selalu mungkin atau
diinginkan.
2. VALIDITAS INTERNAL DALAM PENELITIA TINDAKAN
Mempelajari penelitian tindakan adalah pembelajaran untuk semua masalah
dalam keabsahan iternal yang telah dijelaskan pada bab 9. Meskipun dalam
tingkat yang berbeda. Masalah utama dalam pembelajaran ini kemungkinan dari
kesalahan pengumpulan data pengumpul data, karena pengumpul data harus
berhati-hati dalam penelitian. Dia harus berhati-hati untuk tidak mengabaikan
hasil atau tanggapan. Implementasi dan efek sikap juga kemungkinan kuat, baik
sebagai pelaksana atau pengumpul data , tanpa disadari, menyimpangkan hasil
sebuah penelitian.
5. PENELITIAN TINDAKAN DAN VALIDITASEXTERNAL
Seperti halnya studi eksperimental subjek tunggal, penelitian tindakan lemah
ketika
beralih
ke
eksternal
validitas-generalisasi.
Satu
tidak
bisa
menjadi efektif, yang mengungkapkan beberapa jenis sikap, atau yang mendorong
jenis tertentu dari perubahan perlu direplikasi jika hasil mereka harus
digeneralisasi untuk orang lain, pengaturan, dan situasi.
Table 24. 2 Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian Tindakan dan
Formal Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Penelitian Tindakan
penyelidikan sistematis.
Penelitian Formal
penyelidikan sistematis.
adalah
untuk
memperbaiki
masalah
selektif
peneliti
menyelidiki tentang masalah apapun. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang guru
individu dalam kelasnya. Hal ini dapat dilakukan oleh sekelompok guru dan / atau
orang tua, oleh kepala sekolah atau konselor, atau oleh administrator sekolah di
tingkat kabupaten.
Kedua, penelitian tindakan dapat meningkatkan praktik pendidikan. Ini
membantu guru, konselor, dan administrator menjadi profesional yang lebih
kompeten. Tidak hanya itu dapat membantu mereka untuk menjadi lebih
kompeten dan efektif dalam apa yang mereka lakukan, tetapi juga dapat
membantu mereka menjadi lebih mampu memahami dan menerapkan hasil
penelitian orang lain.Dengan melakukan tindakan penelitian sendiri, guru dan
profesional pendidikan lainnya tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan
mereka, mereka juga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca,
menafsirkan, dan penelitian kritik yang lebih formal dengan tepat.Tidak hanya itu
dapat membantu mereka untuk menjadi lebih kompeten dan efektif dalam apa
yang mereka lakukan, tetapi juga dapat membantu mereka menjadi lebih mampu
memahami dan menerapkan hasil penelitian orang lain.
Ketiga, ketika guru atau profesional lainnya melaksanakan penelitian
tindakan mereka sendiri, mereka dapat mengembangkan cara-cara yang lebih
efektif untuk berlatih kerajinan mereka. Hal ini dapat membuat mereka untuk
membaca laporan penelitian formal tentang praktek-praktek serupa dengan
pemahaman yang lebih besar tentang bagaimana hasil penelitian tersebut mungkin
berlaku untuk situasi mereka sendiri. Lebih penting lagi, penelitian tersebut dapat
berfungsi sebagai sumber yang kaya ide-ide tentang bagaimana memodifikasi dan
mungkin memperkaya strategi dan teknik sendiri. cara yang lebih efektif untuk
berlatih kerajinan mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka untuk membaca
laporan penelitian formal tentang praktek-praktek serupa dengan pemahaman
yang lebih besar tentang bagaimana hasil penelitian tersebut mungkin berlaku
untuk situasi mereka sendiri.
Keempat, penelitian tindakan dapat membantu guru mengidentifikasi
masalah dan isu-isu sistematis. Belajar bagaimana melakukan penelitian tindakan
mengharuskan
individu
mendefinisikan
masalah
dengan
tepat
(sering
yang dirancang untuk mengukur pemahaman konseptual. Skor rata-rata dari kelas
yang berbeda pada tes (variabel bebas) akan memberikan Ms. Gonzales beberapa
gagasan tentang efektivitas metode yang dibandingkan. Tentu saja, Ms. Gonzales
ingin memiliki kontrol sebanyak mungkin selama penugasan individu untuk
berbagai kelompok perlakuan. Di sebagian besar sekolah, tugas acak siswa untuk
kelompok perlakuan (kelas) akan sangat sulit untuk dicapai. Jika hal ini terjadi,
perbandingan masih akan mungkin menggunakan desain kuasi-eksperimental. Ms.
Gonzales mungkin, misalnya, membandingkan prestasi siswa di dua atau lebih
kelas utuh di mana beberapa guru setuju untuk menggunakan pendekatan drama.
Karena siswa di kelas-kelas ini akan tidak telah ditetapkan secara acak, desain
tidak dapat dianggap sebagai percobaan yang benar; tetapi jika perbedaan antara
kelas dalam hal apa yang diukur cukup besar, dan jika siswa telah dicocokkan
pada variabel yang bersangkutan (termasuk pretest pemahaman konseptual),
hasilnya masih bisa berguna dalam menunjukkan bagaimana dua metode
membandingkan.Kami akan khawatir bahwa kelas mungkin berbeda berkaitan
dengan variabel penting yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Jika Ms.
Gonzales adalah kolektor data, ia tidak sengaja bisa mendukung satu kelompok
saat dia mengelola instrumen (s).
Ms. Gonzales harus berusaha untuk mengendalikan semua variabel asing
(mahasiswa tingkat kemampuan, usia, waktu pembelajaran, karakteristik guru,
dan sebagainya) yang mungkin mempengaruhi hasil diselidiki. Beberapa prosedur
pengendalian yang dijelaskan dalam Bab 9: mengajar selama periode yang sama
atau berhubungan erat waktu, menggunakan guru sama-sama berpengalaman
untuk kedua metode, pencocokan siswa pada kemampuan dan jenis kelamin,
memiliki orang lain mengelola instrumen (s), dan sebagainya. Ms. Gonzales
mungkin memutuskan untuk menggunakan metode causalcomparative jika
beberapa kelas sudah diajarkan oleh guru menggunakan pendekatan drama.
TIPS PENELITIAN
hal yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan penelitian di sekolah:
Menggunakan
statistik
dimana
tepat
untuk
memperjelas
data.
melakukan penelitian untuk menginformasikan diri secara rinci tentang aset dan
karakteristik kota mereka serta rincian perencanaan masyarakat dan proses politik.
mahasiswa tinggal dan bekerja di kota karena mereka mengumpulkan data
melalui dokumen, diskusi informal, dan lokakarya disertai dengan umpan balik
yang berkelanjutan dan diskusi dengan semua sektor masyarakat. Dewan kota
memberikan dukungan keuangan dan logistik. Warga menjadi semakin terlibat
dalam memberikan informasi dan dalam melaksanakan tindakan politik. Pada
akhirnya, mereka tidak hanya mencapai tujuan mereka tetapi berhasil memiliki
desain mereka karena mereka "baru" kota menggantikan yang diusulkan oleh
Corps of Engineers.
BAB IX
PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN
Pengertian Penelitian
Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search.
Re berarti kembali atau berulang-ulang dan search berarti mencari, menjelajahi,
atau menemukan makna.Dengan demikian penelitian atau research berarti
mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara berulangulang.Pengertian penelitian menurut beberapa ahli antara lain;
1. Menurut Ary, Jacobs, dan Razafieh
o Penelitian dapat dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian
masalah.
o Penelitian merupakan usaha sistematis dan objektif untuk mencari
pengetahuan yang dapat dipercaya.
2. Menurut Ostle
o Penelitian dengan mengunakan metoda ilmiah (scientific method) disebut
penelitian ilmiah (scientific research).
o Dalam penelitian ilmiah selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur
observasi (empiris) dan nalar (rasional).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang
melibatkan unsur penalaran dan observasi untuk menemukan, memferivikasi, dan
memperkuat teori serta untuk memecahkan masalah yang muncul dalam
kehidupan. Ada tujuan tertentu yang akan dicapai melalui penelitian. Berdasarkan
kesimpulan pengertian penelitian sebagaimana dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data empiris yang dapat digunakan dalam merumuskan,
memperluas, dan memverifikasi teori. Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh
ilmu-ilmu murni (pure science)
2. Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan. Tujuan penelitian
semacam ini terdapat pada ilmu-ilmu terapan (appliedsciences).
Unsur-unsur Penelitian
Penelitian merupakan sistem berpikir dan bertindak, artinya ada berbagai faktor
dan tindakan yang harus dipikirkan dan dilakukan sehingga tujuan bias
tercapai.Sebagai suatu sistem, penelitian terdiri dari berbagai unsur yang saling
berhubungan secara fungsional. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki unsurunsur sebagai berikut :
1. permasalahan
2. teori dan konsep-konsep ilmiah
3. variabel
4. hipotesis (fakultatif)
5. populasi, sampel, dan teknik sampling
6. data
7. instrumen pengumpul data
8. teknik analisis data
Proposal Penelitian
Penelitian tidak sekedar sebuah rencana tertulis untuk melakukan sebuah
penelitian pendidikan. Secara umum dalam penelitian diperlukan psrasyrat
sebelum
adanya ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang terwujud
atau
biasanya terdapat empat topilk yang akan ditujukan pada bagian ini, yaitu
Gambar 2.1
Suatu masalah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek empiris dan aspek
logis atau rasional. Dilihat dari apa yang diharapkan itu, masalah dapat
dikelompokkan kedalam 3 kategori, yaitu:
1.
Masalah filosofis,
2.
Masalah kebijakan, dan
3.
Masalah ilmiah
Suatu masalah dikatakan filosofis jika gejala-gejala empirisnya tidak
sesuai dengan pandangan hidup yang ada dalam masyarakat. Masalah
tergolong dalam masalah kebijakan adalah perilaku-perilaku atau
kenyataan kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
si pembuat kebijakan. Masalah yang tergolong dalam kategori masalah
ilmiah adalah kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan teori ilmu
pengetahuan.Dari ketiga masalah yang dikategorikan muncul suatu
masalah yang menjadi masalah social yang berkembang dalam
masyarakat, masalah ini yang menimbulakn isu yang menjadi pembicaraan
masyarakat.gambar 2.2 menunjukkan hal hal yang berhubungan dengan
masalah.
Gambar 2.2
Tujuan Penelitian
Biasanya hal yang pertama yang menjadi bagian dari sebuah proposal atau
laporan adalah tujuan yang dinyatakan secara ringkas dan tepat oleh
peneliti dalam penyelidikan.Tujuan dalam sebuah penelitian harus singkat
dan tepat, dan menyediakan kerangka yang jelas untuk tambahan
kemudian. Secara umum penelitian seharusnya mencari penjelasan dari
aspek-aspek
yang
menjadi
hal
menarik
yang
penting
untuk
mereka. Pasti,survei
menunjukkan
bahwa
anak-anak
tidak
Gambar 2.3
Definisi
Semua istilah kunci harus didefinisikan. Di sebuah Studi hipotesis-pengujian, ini
terutama istilah yang menggambarkan variabel penelitian. Penelitimempunyai
tugas adalah untuk membuat nya definisi sejelas mungkin. Jika definisi
sebelumnya ditemukan dalam literatur yang jelas, baik dan bagus untuk semua
pihak. Seringkali, mereka perlu untuk memodifikasinya
penelitian ini. Hal ini sering membantu merumuskan definisi operasional sebagai
cara
memperjelas
istilah
atau
frase. Sementara
itu
kemungkinan
untukmenghilangkan semua ambiguitas dari definisi, semakin jelas istilah yangbaik peneliti dan lain-yang lebih sedikit kesulitan akan dihadapi dalam
perencanaan berikutnya dan melakukan penelitian. Berikut adalah beberapa
contoh dari definisi yang diambil dari literatur. Tiga pertama diambil dari sebuah
studi yang menyelidikihubungan antara pengalaman rekan dan self-persepsi sosial
antara siswa Kanadadari berbagai latar belakang sosial ekonomi di 10 SD sekolah:
kesiapan sosial dinilai dengan meminta setiap anak untuk nama tiga anak lain
mereka ingin yang paling dan seperti setidaknya untuk bermain bersama,
mengundang untuk pesta ulang tahun, dan duduk bersebelahan di bus. Korban
oleh
rekan-rekan diukur
dengan
meminta
masing-masing
anak
untuk
mencalonkan hingga lima siswa lain yang dapat digambarkan sebagai mengolokolok, yang disebutnama, dan tertabrak dan didorong oleh anak-anak lain.
Kesepian diukur dengan kuesioner 16-item dengan skor yang lebih tinggi
menunjukkan lebih besar
1. Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok berdasarkan
situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibat pada situasi tertentu?
2. Apakah suatu perlakuan perawatan akan digunakan?
3. Jika ya, apakah perawatanakan dikontrol oleh peneliti?
4. Apakah sampel akan dikenai pretest sebelum ?
5. Apakah sampel akan diseleksi secara random?
6. Apakah sampel akan diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok?
7. Berapa besarnya kelompok yang akan diteliti?
8. Berapa jumlah masing-masing kelompok?
9. Apakah setiap kelompok akan diberikan tanda secara random?
10. Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
11. Apakah menggunakan pengumpulan data corss-sectional atau cross time?
12. Apakah variable sudah diidentifikasi?
13. Apakah data yang sedang dikumpulkan memiliki banyak variable?
14. Strategi apa yang dipakai untuk mengontrol variable yang bervariasi?
15. Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable atau kelompok?
16. Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau multipel?
Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Nonekperimental dan
Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain
pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas
sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama
penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua
bersifat eksplanatori (sebab akibat).Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan
yang diteliti, maka desain noneksperimental menghasilkan tingkat pemahaman persoalan
yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat
pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain
yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama desain penelitian deskriptif, desain
penelitian korelasional, Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di
lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment)
keandalan skor dari waktu ke waktu lebih sulit karena administrasi tambahan instrumen yang
diperlukan. Bahkan ketika sudah dikatakan layak, pengulangan persis instrumen yang sama
mungkin dipertanyakan kembali karena individu dapat mengubah tanggapan mereka sebagai
akibat dari mengambil instrumen pertama kalinya.Meminta responden untuk membalas
kuesioner atau wawancara kedua kalinya seringkali sulit karena tampaknya agak rancu untuk
mereka. Meskipun demikian, usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan bentuk paralel
dari instrumen sering mengatasi hambatan tersebut. Cara yang paling mudah untuk
memeriksa validitas adalah dengan menggunakan instrumen kedua untuk mengukur variabel
yang sama. Seringkali, hal ini tidak sesulit mungkin tampak, mengingat berbagai instrumen
yang tersedia. Sering, penghakiman orang berpengetahuan (misalnya guru, konselor, orang
tua, dan teman-teman) dinyatakan sebagai sebagai peringkat satu anggota kelompok, dapat
berfungsi sebagai instrumen kedua. Kadang-kadang alat yang berguna untuk memvalidasi
respon sikap, pendapat, atau kepribadian skala yang diisi oleh subyek adalah memiliki orang
yang tahu setiap mata pelajaran dengan baik mengisi skala yang sama (yang berlaku untuk
subjek) dan kemudian memeriksa untuk melihat seberapa baik peringkat sesuai. Titik akhir
adalah bahwa reliabilitas dan validitas data yang tidak perlu diperoleh untuk seluruh sampel,
meskipun hal ini lebih baik. Hal ini lebih baik untuk mendapatkan data tersebut hanya
sebagian dari sampel daripada tidak ada memperoleh data sama sekali. Dalam beberapa
penelitian, terutama yang historis dan kualitatif, mungkin tidak ada instrumen yang formal
seperti tes atau skala penilaian yang terlibat. Dalam studi tersebut, peneliti sering mengatakan
"instrumen" untuk memperoleh data. Meski begitu, cara memaksimalkan dan memeriksa
validitas dan reliabilitas harus ditetapkan dalam proposal dan dijelaskan nanti dalam laporan.
Berikut adalah beberapa contoh instrumen yang diambil dari literatur:
kelas sosial: Status sosial ekonomi (SES) ditentukan atas dasar pendudukan orangtua
ayah atau ibu, siapa lebih tinggi. SkalaWarner terdiri dari tujuh kategori pekerjaan
dengan nilai-nilai yang ditetapkan mulai dari 1 sampai 7, berdasarkan persyaratan
keterampilan dan prestise sosial dari pekerjaan. "Skor yang lebih tinggi menunjukkan
DetailProsedural
Selanjutnya, prosedur yang diikuti dalam penelitianapa yang akandilakukan, serta kapan,
di mana, dan bagaimanaharus dijelaskan secara rinci. Dalam studi intervensi, rincian
tambahan biasanya dibutuhkan pada sifat intervensi dan pada sarana memperkenalkan
metode atau strategi. Perlu diingat bahwa tujuan di sini adalah untuk memungkinkan untuk
meniru penelitian; peneliti lain harus menulis atas dasar informasi yang diberikan dalam
bagian ini, dapat mengulang penelitian dengan cara yang persis sama dengan peneliti aslinya.
Prosedur tertentu dapat berubah sebagai studi yang dilakukan,tapiproposal tetap harus
memiliki tingkat kejelasan tujuannya. Peneliti juga harus membuat jelas bagaimana informasi
yang dikumpulkan akan digunakan untuk menjawabpertanyaan awal atau untuk menguji
hipotesis asli.
Berikut adalah beberapa contoh rincian prosedural yang diambil dari literatur: (Dari sebuah
studi yang menyelidiki mengapa siswa warna tidak masuk mengajar): "Selama periode dua
tahun, saya melakukan tatap muka, wawancara semi-terstruktur dengan 140 guru warna di
Cincinnati, Ohio; Seattle, Washington; dan Long Beach, California. Semiterstruktur, tatap
muka mewawancarai terpilih sebagai strategi penelitian yang paling tepat karena sifat intens
dan kritis terhadap topik di bawah pengawasan dan informan yang terlibat (Dari studi
deskriptifkelas sebelas kelas Sejarah AS):kelas 4-11 Sejarah Amerika Serikat yang terletak di
sebuah sekolah tinggi kota besar dan kelas 9-12 yang terletak di pantai barat Amerika Serikat,
diamati diam-diam setidaknya tiga kali seminggu selama enam minggu di bulan Januari dan
Februari 1993. Selain itu, masing-masing guru dari tiap kelas diwawancarasecara panjang
lebar.
ValiditasInternal
Pada titik ini, perencanaan penting untuk studi harus hampir selesai. Sekarang perlu bagi
peneliti untuk memeriksa metodologi yang diusulkan setiap penjelasan alternatif yang layak
agar hipotesis penelitian didukung. Setiap ancaman terhadap validitas internal ditinjau untuk
melihat apakahberlaku untuk studi yang diusulkan.Setiap daerah yang bermasalah ditemukan,
mereka harus disebutkan dan dibahas. Peneliti harus menjelaskan apa yang dia akan lakukan
untuk menghilangkan atau meminimalkan masalah mereka.
AnalisisData
Peneliti kemudian harus menunjukkan bagaimana data yang akan dikumpulkan akan
diselenggarakan. Biasanya, setelah terjadi analisis sering mengakibatkan perubahan
substansial dalam atau penambahan metodologi penelitian; jika hal ini terjadi, lebih baik
peneliti segera sadar akan kebutuhan untuk perubahan tersebutpada tahapini.
ANGGARAN
Proposal penelitian sering disampaikan kepada pemerintah atau pendanaan
lembagaswasta dengan harapan memperoleh dukungan keuangan. Lembaga-lembaga tersebut
hampir selalu memerlukan pengajuan anggaran bersama dengan proposal. Tak perlu
dikatakan, jumlah uang yang terlibat dalam proposal penelitian dapat memiliki dampak yang
cukup besar antara didanai dan tidak. Jadi, hati-hati harus dalam menyusun anggaran.
Anggaran biasanya termasuk barang-barang seperti gaji, bahan, biaya peralatan, sekretaris
dan bantuan lainnya, biaya perjalanan dan ongkos kirim, dan overhead.
PENDAPAT UMUM
Satu hal lagi yang mungkin tidak dapat dihindari, tetapi dalam pengalaman itu sangat
perlu. Ingat bahwa semua bagian dari proposal harus konsisten. Hal ini tidak biasa untuk
membaca proposal dimana setiap bagian dengan sendirinya cukup dapat diterima tetapi
beberapa bagian bertentangan. Setiap hipotesis harus konsisten dengan pertanyaan penelitian.
Instrumentasi harus konsisten dengan atau sesuai untuk pertanyaan penelitian, hipotesis, dan
prosedur untuk pengumpulan data. Metode memperoleh sampel harus sesuai untuk instrumen
yang akan digunakan dan untuk sarana berurusan dengan penjelasan alternatif ,
dansebagainya.
Bagian menarik untuk laporan penelitian setelah peneliti telah melakukan dan
menyelesaikan studi mereka, mereka harus menulis laporan prosedur dan temuan mereka.
Fitur-fitur unik dari laporan menggambarkan apa yang dilakukan dalam penelitian,
bagaimana hal itu dilakukan, apa hasil yang diperoleh, dan apa yang mereka maksud.
Meskipun rincian dari studi kuantitatif mungkin agak berbeda dari orang-orang dari studi
kualitatif, penekanan dikeduanya harus pada gambaran yang akurat sehingga pembaca cukup
jelas tentang apa yang terjadi.
Beberapa Aturan Umum Yang Perlu Dipertimbangkan
Sebuah laporan penelitian harus ditulis dengan jelas dan seringkas mungkin. Ejaan, tanda
baca, dan tata bahasa dalam penulisan laporan harus benar. Pengguna gaya tulisan harus
dikonsultasikan sebelum memulai laporan. Sebuah sumber yang baik, direkomendasikan oleh
sebagian besar editor jurnal dan digunakan oleh banyak peneliti ketikamempersiapkan
laporan penelitian mereka. Meskipun ada yang menekankan aturan yang berbeda, tetapi ratarata aturan yang digunakan tidak jauh berbeda. Penulisan referensi yang dikutip dalam
laporan biasanya disebut dengan nama belakang saja (nama pertama dan inisial tengah hanya
diberikan dalam daftar pustaka; Tabel 25.1). Sebutan kehormatan (misalnya, Dr., Profesor,
dll) tidak diberikan. Setelah laporan selesai, laporan di review kembali guna memperkecil
kesalahan yang ada. Membaca laporan juga dapat membantu memeriksa kesalahan dalam tata
bahasa serta mengidentifikasi bagian-bagian yang tidak lengkap ditulis. Penggunaan
komputer dapat membantu banyak dalam penulisan laporan karena menyediakan kemampuan
untuk mengatur ulang kata-kata dan kalimat dengan mudah, memeriksa ejaan dan tata bahasa,
dan nomor halaman secara otomatis.
TABEL 25.1 Contoh penulisan referensi
Sumber Referensi
Buku
Format
Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2009). How to design and
evaluate research in education (7th ed.). San Francisco:
McGraw-Hill.
Buku yang beredisi Jacoby, R., & Glauberman, N. (Eds.). (1995). The bell curve
Bab buku
Jurnal
Disertasi
Review buku
Internet
15,
2002,
from
ERIC reference
http://www.learnframe.com/aboutlearning/
Mead, J. V. (1992). Looking at old photographs: Investigating
the teacher tales that novice teachers bring with them
(ReportNo. NCRTL-RR-92-4). East Lansing, MI: National
Center for Research on Teacher Learning. (ERIC Document
Reproduction ServiceNo. ED 345 082)
Format
Format laporan harus terorganisir. Laporan penelitian umumnya mengikuti format yang
mencerminkan langkah-langkah yang terlibat dalam studi itu sendiri; mereka juga memiliki
banyak komponen yang sama termasuk dalam proposal penelitian. Gambar 25.1
mengilustrasikan komponen dari laporan penelitian yang khas.
Abstrak
Abstrak adalah ringkasan singkat dari seluruh laporan penelitian. Hal ini biasanya tidak lebih
dari satu atau dua paragraf dan diketik pada halaman terpisah dengan kata Abstrak berpusat di
bagian atas halaman. Biasanya, abstrak berisi pernyataan singkat tentang masalah penelitian,
hipotesis, deskripsi sampel, diikuti dengan ringkasan singkat dari prosedur, termasuk
deskripsi instrumen yang digunakan, bagaimana data dikumpulkan, hasil penelitian, dan
kesimpulan
peneliti.
Hasil / Temuan
Seperti telah dibahas sebelumnya, hasil penelitian dapat disajikan hanya dalam sebuah
laporan penelitian; biasanya tidak ada hasil dalam proposal (kecuali hasil beberapa penelitian
eksplorasi atau studi percontohan dimasukkan sebagai bagian dari latar belakang proposal).
Sebuah laporan dari hasil, kadang-kadang disebut temuan. Temuan dari penelitian ini
merupakan hasil analisis penelitiyang mengungkapkan data yang dikumpulkan. Dalam studi
perbandingan-kelompok, sarana dan standar deviasi untuk setiap kelompok pada ukuran
posttest biasanya dilaporkan. Dalam studi korelasional, koefisien korelasi dan scatterplots
dilaporkan. Dalam studi survei, persentase tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan,
meja crossbreak, koefisien kontingensi, dll, diberikan. Hasil bagian harus menjelaskan teknik
statistik setiap yang diterapkan pada data dan hasil yang diperoleh. Setiap hasil harus dibahas
sesuai dengan topik yang diteliti. Hasil dari setiap uji statistik signifikansi harus dilaporkan.
Analisis data kualitatif harus menyajikan deskripsi yang jelas (dan kadang-kadang kutipan)
untuk mendukung dan / atau menggambarkan hasil yang diperoleh melalui pengamatan dan /
atau interviews.Tabel harus menyajikan ringkasan yang jelas dari analisis data. Hal ini sangat
penting dibagian hasil laporan penelitian bahwa prosedur pengumpulan data secara jelas
diuraikan.
Berikut adalah dua contoh yang diambil dari literatur :
(Dari sebuah studi yang menyelidiki efek dari pembelajaran kooperatif antara siswa
Hispanik di IPS SD): "Sarana dan standar deviasi dari skor mentah untuk pencapaian
IPS pretest dan posttests, serta sarana yang disesuaikan untuk studi sosial prestasi
posttest, dilaporkan. Hasil ANCOVA mengungkapkan efek yang signifikan secara
statistik utama mendukung pembelajaran kooperatif dengan instruksi tradisional;
Namun, tidak ada efek signifikan secara statistik ditemukan untuk jenis kelamin atau
interaksi antara perlakuan dan jenis kelamin terhadap prestasi IPS. Korelasi r antara
Bagian pembahasan laporan menyajikan interpretasi penulis dari hasil tersirat untuk teori
dan / atau praktek. Ini termasuk, dalam studi hipotesis-pengujian, penilaian sejauh mana
hipotesis didukung. Pada bagian pembahasan, peneliti menempatkan hasil mereka dalam
konteks yang lebih luas. Di sini mereka rekapitulasi kesulitan yang dihadapi, membuat
catatan dari keterbatasan penelitian, dan menyarankan penelitian lebih lanjut, terkait dengan
yang mungkin bisa dilakukannya. Sebisa mungkin, hasil dan bagian pembahasan studi harus
disimpan berbeda satu sama lain. Bagian dari diskusi biasanya akan jauh melampaui data
dalam menempatkan temuan pada perspektif yang lebih luas. Sangat penting bahwa pembaca
tidak disesatkan dengan berpikir bahwa penyidik telah memperoleh bukti untuk sesuatu yang
hanya spekulasi. Laporan harus mengikuti secara jelas dan langsung dari data yang diperoleh.
Pada bagian pembahasan, temuan ini mungkin ditempatkan di berbagai perspektif
kontroversial. Salah satu penyidik mungkin mengusulkan bahwa penelitian ini memberikan
dukungan untuk pemilihan calon guru, dengan alasan bahwa siapa pun skor tinggi dalam
pengendalian perlu dikeluarkan dari program pelatihan dengan alasan bahwa karakteristik
dan kelas ini tampaknya memprediksi perilaku yang tidak diinginkan guru. Sebaliknya,
penyidik lain mungkin menafsirkan hasil untuk mendukung keinginan menarik orang dengan
kontrol yang lebih tinggi perlu dalam mengajar. penyidik ini mungkin berpendapat bahwa,
setidaknya di sekolah-sekolah dalam kota, guru mencetak lebih tinggi dalam pengendalian
kebutuhan cenderung memiliki kelas lebih tertib. Jelas, kedua interpretasi ini jauh melampaui
hasil dari studi tertentu. Tidak ada alasan penyidik tidak harus membuat penafsiran seperti
itu, asalkan jelas diidentifikasi dan tidak memberikan kesan bahwa hasil studi ini
memberikan bukti langsung untuk mendukung interpretasi. Banyak peneliti tajam akan
membedakan antara hasil dan interpretasi dengan menempatkan mereka di bagian yang
berbeda dari laporan dan label yang sesuai dengan mereka. Di lain waktu peneliti dapat
mencampurkan keduanya, sehingga sulit bagi pembaca untuk membedakan hasil studi dari
interpretasi peneliti.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Biasanya ini adalah bagian akhir dari laporan. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, peneliti
menyarankan beberapa penelitian terkait dan tindak lanjut yang mungkin dilakukan di masa
depan untuk memajukan pengetahuan di lapangan.
Referensi
Referensi (daftar pustaka) harus mendaftarkan semua sumber yang digunakan dalam
penulisan laporan. Setiap sumber yang dikutip dalam laporan harus disertakan dalam
referensi, dan setiap laporan yang dikutip harus muncul dalam tubuh laporan. Bagian
referensi harus dimulai pada halaman baru. Biasanya format gantung-indent digunakan,
dengan semua sumber yang tercantum menurut abjad nama terakhir penulis.
Catatan kaki
Catatan kaki diberi nomor berurutan menggunakan angka Arab superscript, dalam urutan di
mana mereka muncul dalam teks laporan.
Gambar
Gambar terdiri dari gambar, grafik, diagram, bahkan foto-foto. Semua gambar harus diberi
nomor dan disebut dalam teks laporan. Mereka harus dimasukkan dalam laporan hanya ketika
mereka dapat menyampaikan informasi yang lebih baik atau lebih jelas dari teks itu sendiri
atau ketika mereka dapat meringkas informasi yang akan membutuhkan penjelasan yang
sangat panjang. Setiap gambar harus disertai dengan keterangan yang menangkap esensi dari
informasi yang digambarkan.
Tabel
Tabel juga harus digunakan hanya ketika mereka dapat meringkas atau menyampaikan
informasi yang lebih baik, lebih sederhana, atau lebih jelas daripada teks. Tabel dan gambar
harus selalu dilihat sebagai suplemen untuk teks, tidak pernah memberikan informasi baru
dimaksudkan untuk berdiri sendiri. Seperti gambar, masing-masing tabel harus memiliki
judul yang singkat yang menangkap esensi dari informasi yang terkandung dalam tabel. Ini
adalah ide yang baik untuk berkonsultasi dengan Publikasi Pedoman APA untuk spesifik
mengenai presentasigambar dan tabel dalam sebuah laporan penelitian.
Beberapa Komentar Tentang Laporan Penelitian Kualitatif
Banyak informasi yang perlu dimasukkan dalam laporan penelitian kualitatif mirip dengan
yang termasuk dalam sebuah laporan penelitian kuantitatif. Saat ini, bagaimanapun, tidak ada
yang disepakati bersamaformat laporan penelitian kualitatif. Penemuan berbagai format,
dengan peneliti sering termasuk hal-hal seperti puisi, cerita, buku harian, foto, esai, bahkan
lirik lagu dan gambar dalam laporan mereka. Dua karakteristik terlihat dari laporan kualitatif
yang jarang ditemukan dalam laporan kuantitatif adalah bahwa :
1. peneliti kualitatif sering menulis laporan mereka sebagai orang pertama (misalnya,
menggunakan kata ganti aku atau kita daripada peneliti atau penulis)
2. mereka sering menggunakan aktif bukan pasif ( "Kami mengamati kelas X," daripada
"kelas X diamati oleh peneliti.")
Selanjutnya, masalah kerahasiaan adalah perhatian yang lebih besar dalam kualitatif dari
laporan kuantitatif. Seringkali sejumlah besar informasi, banyak yang sangat pribadi,
diperoleh dari peserta dalam penelitian kualitatif. Jaminan sederhana kerahasiaan sering tidak
cukup untuk melindungi identitas mereka. Akibatnya, nama fiktif yang sering digunakan
dalam laporan kualitatif karena sampel yang terlibat biasanya jauh lebih kecil daripada yang
digunakan dalam studi kuantitatif. Jika seorang peneliti sedang melakukan serangkaian
wawancara di sebuah sekolah tinggi innercity, misalnya selama periode minggu, banyak
pembaca mungkin bisa mengenali siapa yang diwawancarai. Penggunaan nama fiktif
diperbolehkan
untuk
perlindungan
lebih
lanjut
dari
identitas
mereka.
II.
III.
IV.
V.
Refrensi (Bibliografi)
Lampiran
kejengahan karena kurangnya motivasi untuk orang lain. Meskipun sudah menulis inti dari
pendekatan membaca individual yang diduga sangat memotivasi metode membaca, data yang
memadai belum disajikan untuk membuat pendapat atau menentang untuk menentukan
program membaca individual. Dengan data disediakan oleh studi ini dan data yang akan
datang, sekolah akan bebas untuk membuat pilihan antara menerapkan program membaca
individual atau mempertahankan metode membaca sebagai dasar.
Defenisi
Motivasi : motivasi mengahsut dan mempartahankan tindakan dalam makhluk hidup.
Motivasi belajar bisa dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari kombinasi beberapa
kebutuhan yang lebih mendasar seperti kebutuhan untuk mencapai, untuk mengeksplorasi,
untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Individualisasi : individualisasi adalah karakteristik dari suatu individual program
membaca. Membaca individual memiliki sebagai dasar dalam konsep mencari, menyeleksi,
dan terus mencari. Sebuah program membaca individual memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
Penelitian sebelumnya
Abbot, J.L, 15Alasan Mengapa Instruksi Membaca secara Personal Tidak Bekerja
Elementary English (Januari,1972), 44:33-36
Artikel ini membantah banyak argument yang biasa terhadap instruksi membaca
individual. Ini daftar argument-argumen biasa kemudian mulai menjelaskan mengapa salah
satu objek tidak valid.
Ini menjelaskan bagaimana program tersebut dapat dilaksanakan oleh guru dikelas
untuk menunjukkan kekeliruan dalam keluhan individualistis yang tidak praktis. Kesalahan
lain melibatkan argumen bahwa kalau program membaca sebagai dasar dilakukan, anak-anak
tidak mendapatkan semua hal penting dalam keterampilan membaca.
Barbe, Walter B., Panduan Instruksi Pendidik Membaca Personal. Englewood Cliffe, New
Jerse. Englewood Cliffe, New Jersey : Prentice-Hall, Inc., 1961.
Mr.Barbe menguraikan program membaca individual lengkap.Dia menjelaskan
perlunya menjaga catatan bacaan anak-anak.Buku ini mencakup sampel dari kegiatan bukumeringkas serta banyak daftar yang perlu diperiksa untuk memastikan benar dan lengkapnya
pengembangan keterampilan untuk membaca.
Hunt, Lyman C., Jr, Pengaruh seleksi diri, minat dan motivasi terhadap diri sendiri,
Instruksional dan Frustrational Levels. Reading Teacher (November,1970), 24:146-151.
Dr. Hunt menjelaskan bagaimana seleksi diri, minat, dan motivasi (beberapa prinsip
dasar di balik membaca individual), bila digunakan dalam program membaca, mengakibatkan
membaca lebih besar mencapai prestasi.
Miel, Alice, Ed., Individualizing Reading Practice. New York : Bureau of Publications,
Teachers College, Columbia University, 1959.
Veatch, Jeanette, Reading in the Elementary School. New York: The Roland Press Co., 1966.
West, Roland, Individualized Reading Instruction. Port Wshington, New York : Kennikat
Press, 1964.
Tiga buku yang tercantum di atas semua memberikan contoh berbagai program
membaca individual sebenarnya digunakan oleh berbagai guru (defenisi dan item pada sakala
rating yang berasal dari tiga buku tersebut).
Hipotesis
Semakin besar tingkat individualisasi dalam program membaca, semakin tinggi akan
menjadi motivasi siswa.
Populasi
Sebuah populasi yang ideal akan menjadi semua kelas 4 di Amerika Serikat. Karena
persyaratan kualifikasi guru yang berbeda, hukum yang berbeda, dan program pengajaran
yang berbeda, meskipun, misalnya generalisasi tidak dibenarkan. Salah satu yang mungkin
dibenarkan akan menjadi populasi seluruh kelas empat di San Fransisco-Bay Area.
Contoh
Penelitian ini akan dilakukan di kelas empat di San Fransisco-Bay Area, termasuk
dalam kota, pedesaan, dan sekolah pinggiran kota. Sampel akan mencakup setidaknya seratus
ruang kelas. Idealnya pengambilan sampel akan dilakukan secara acak dengan
mengidentifikasi semua kelas empat untuk memilih kelas sampel. Karena hal ini akan
membutuhkan jumlah waktu yang berlebihan, pengambilan sampel ini mungkin perlu
dimodifikasi dengan mengambil sampel dari sekolah daerah, mengeditifinkasi semua ruang
di kelas empat di sekolah ini saja, kemudian mengambil sampel acak dari ruang kelas ini.
Instrumentasi
Instrumentasi akan mencakup skala penilaian yang akan digunakan untuk menilai
tingkat individualisasi dalam program membaca di setiap kelas. Sebuah skala rating sampel
ditunjukkan dibawah ini. Item-item disebelah kiri menunjukkan karakteristik ruang kelas
dengan sedikit individualisasi.
Keandalan : peringkat dari dua pengamat yang mengamati secara terpisah tetapi pada
saat yang sama di ruangan yang sama akan dibandingkan dengan melihat seberapa dekat
peringkat setuju. Skala penilaian akan diulang untuk masing-masing kelas pada setidknya tiga
hari yang berbeda.
Validity : item tertentu pada kuesioner siswa (akan dibahas dibagian berikutnya) akan
dibandingkan dengan peringkat pada skala penilaian untuk menentukan apakah ada korelasi
antara derajat individualisasi yang diamati dan derajat ditunjukkan oleh tanggapan siswa.
Dalam cara yang sama, tanggapan terhadap pertanyaan guru dan orangtua dapat digunakan
untuk menunjukkan apakah skala rating adalah ukuran yang benar dari tingkat
individualisasi.
Cara lain instrumentasi yang akan digunakan adalah daftar pertanyaan mahasiswa.
Sebuah kuesioner sampel disertakan. Pertanyaan berikut ini memiliki tujuan untuk
menentukan tingkat motivasi dengan menanyakan berapa banyak buku yang dibaca dan
bagaimana anak menunjukkan apa yang dia rasakan tentang membaca : pertanyaan nomor
1,4,5,6,7,9,10,11,12, dan 13. Pertanyaan 2,3,4, dan memiliki sebagai tujuan mwewka untuk
membantu menentukan validitas item pada skala rating. Pertanyaan 14 dan 15 termasuk
untuk menentukan sikap siswa menuju kuesioner untuk membantu menentukan apakah sikap
mereka bisa menjadi sumber-sumber untuk penelitian.Pertanyaan 8 dan 9 memiliki tujuan
tambahan yang menambahkan pengetahuan tentang kebaruan situasi membaca di mana anak
sekarang menemukan dirinya.Hal ini mungkin digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan antara hal-hal baru situasi dan tingkat motivasi.
Wajib dokumentasi
Menunjukkan pentingnya penelitian
Meskipun sudah menulis inti dari pendekatan membaca individual yang diduga sangat
memotivasi metode membaca, data yang memadai belum disajikan untuk membuat pendapat
atau menentang untuk menentukan program membaca individual. Dengan data disediakan
oleh studi ini dan data yang akan datang, sekolah akan lebih mampu untuk membuat pilihan
antara menerapkan program membaca individual atau mempertahankan metode membaca
basal.
Wajib dokumentasi
Menunjukkan implikasi jika hipotesis didukung
Defenisi
Motivasi : motivasi mengahasut dan mempartahankan tindakan dalam organism.
Motivasi belajar bisa dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari kombinasi beberapa
kebutuhan yang lebih mendasar seperti kebutuhan untuk mencapai, untuk mengeksplorasi,
unutk memuaskan rasa ingin tahu.
4. Setiap anak menceritakan pada gurunya tentang apa yang telah ia baca dan kemajuan
apa yang telah ia buat.
5. Setiap anak membawa bacaan yang telah ia baca kedalam beberapa bentuk dari
aktivitas hidupnya
6. Beberapa jenis dari catatan disimoan oleh guru dan/atau mahasiswa.
7. Anak-anak bekerja dalam kelompok untuk tujuan pembelajaran langsung dan
meninggalkan kelompok ketika tujuan tercapai.
8. Kata pengakuan dan keterampilan yang terkait yang diajarkan dan kosakata
terakumulasi dengan cara alami pada masing-masing kebutuhan anak.
Dr. Hunt menjelaskan bagaimana seleksi diri, minat, dan motivasi (beberapa prinsip
dasar di balik membaca individual), bila digunakan dalam program membaca, mengakibatkan
membaca lebih besar mencapai prestasi.
OK
Miel, Alice, Ed., Individualizing Reading Practice. New York : Bureau of Publications,
Teachers College, Columbia University, 1959.
Veatch, Jeanette, Reading in the Elementary School. New York: The Roland Press Co., 1966.
West, Roland, Individualized Reading Instruction. Port Wshington, New York : Kennikat
Press, 1964.
Ini benar-benar bukan tinjauan pustaka, meskipun baik dimulai mempersiapkan satu.
Tambahan kebutuhan material yang akan ditambahkan dan diringkas untuk membenarkan
belajar.
Tiga buku yang tercantum di atas semua memberikan contoh berbagai program
membaca individual sebenarnya digunakan oleh berbagai guru (defenisi dan item pada sakala
rating yang berasal dari tiga buku tersebut).
yang berbeda, meskipun, misalnya generalisasi tidak dibenarkan. Salah satu yang mungkin
dibenarkan akan menjadi populasi seluruh kelas empat di San Dransisco-Bay Area.
Tepat
Sampel
Penelitian ini akan dilakukan di kelas empat di San Fransisco-Bay Area, termasuk
dalam kota, pedesaan, dan sekolah pinggiran kota. Sampel akan mencakup setidaknya seratus
ruang kelas. Idealnya pengambilan sampel akan dilakukan secara acak dengan
mengidentifikasi semua kelas empat untuk memilih kelas sampel.
Contoh 2 tahap
Instrumentasi
Instrumentasi akan mencakup skala penilaian yang akan digunakan untuk menilai
tingkat individualisasi dalam program membaca di setiap kelas. Sebuah skala rating sampel
ditunjukkan dibawah ini. Item-item disebelah kiri menunjukkan karakteristik ruang kelas
dengan sedikit individualisasi.
tampaknya memiliki kadar validitas yang baik : item konsisten dengan definisi
Keandalan : peringkat dari dua pengamat yang mengamati secara terpisah tetapi pada
saat yang sama di ruangan yang sama akan dibandingkan dengan melihat seberapa dekat
peringkat setuju. Skala penilaian akan diulang untuk masing-masing kelas pada setidaknya
tiga hari yang berbeda.
Harus menyatakan bagaimana data hari yang berbeda akan digunakan; itu dapat digunakan
untuk memeriksa stabilitas
Tiga hari mungkin tidak cukup untuk mendapatkan skor yang terpercaya.
Validity : item tertentu pada kuesioner siswa (akan dibahas dibagian berikutnya) akan
dibandingkan dengan peringkat pada skala penilaian untuk menentukan apakah ada korelasi
antara derajat individualisasi yang diamati dan derajat ditunjukkan oleh tanggapan siswa.
Dalam cara yang sama, tanggapan terhadap pertanyaan guru dan orangtua dapat digunakan
untuk menunjukkan apakah skala rating adalah ukuran yang benar dari tingkat
individualisasi.
Akankah orang tua memenuhi syarat untuk menilai ini?
Cara lain instrumentasi yang akan digunakan adalah daftar pertanyaan mahasiswa.
Sebuah kuesioner sampel disertakan.Pertanyaan berikut ini memiliki tujuan untuk
menentukan tingkat motivasi dengan menanyakan berapa banyak buku yang dibaca dan
bagaimana anak menunjukkan apa yang dia rasakan tentang membaca : pertanyaan nomor
1,4,5,6,7,9,10,11,12, dan 13. Pertanyaan 2,3,4, memiliki sebagai tujuan mereka untuk
membantu menentukan validitas item pada skala rating. Pertanyaan 14 dan 15 termasuk
untuk menentukan sikap siswa menuju kuesioner untuk membantu menentukan apakah sikap
mereka bisa menjadi sumber-sumber untuk penelitian.Pertanyaan 8 dan 9 memiliki tujuan
tambahan yang menambahkan pengetahuan tentang kebaruan situasi membaca di mana anak
sekarang menemukan dirinya.Hal ini mungkin digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan antara hal-hal baru situasi dan tingkat motivasi.
1. Pembaca membaca
di ruangan secara
mengandung setidaknya
bergiliran
kelompok
per anak.
Guru bekerja dengan
individualis atau
kelompok-kelompok
3. Anak-anak semua
kecil
Anak-anak membaca
berbagai bahan pada
yang sama.
4. Guru memulai
kegiatan.
5. Tidak ada catatan
kegiatan.
Anak-anak atau guru
membaca
kegiatan buku
meringkas kegiatan di
meringkas dalam
sekitar ruangan
ruangan
(misalnya, siswa
membuat
sampul buku, lukisan,
gambar, model
adegan atau karakter
dari buku-buku, daftar
kelas buku yang dibaca,
papan buletin
menampilkan tentang
memiliki peluang-
kesempatan untuk
menemukan tempat
sendiri.
Ada area konferensi
anak
anak-anak secara
individual.
individual.
9. Anak-anak
Anak-anak melakukan
melakukan
mereka.
Anak-anak memilih
sendiri.
kelas.
11. Anak-anak membaca
Anak-anak membaca
keras-keras pada
diam-diam di meja
kelompok menggunakan
individual.
yang sama.
Angket Mahasiswa
Umur________Kelas________Pekerjaan Ayah________Pekerjaan Ibu
Sudah tepat
5. Apakah Anda merasa Anda telah banyak membaca dalam satu tahun ini? __________
Mengapa atau mengapa tidak? _________
Masih dipertanyakan
6. Lengkapi kalimat ini:
Buku _________________________________________________
Bacaan _______________________________________________
Bagaimana nilanya?
7. Apakah Anda menikmati waktu membaca? _____________
Sudah tepat
8. Apakah anda pernah diajarkan membaca dengan cara yang berbeda? __________
Kapan? __________________ Bagaimana itu berbeda? ____________________
Sudah tepat
12. Apakah sebagian besar anak-anak di kelas Anda menikmati membaca? ____
Masih dipertanyakan
13. Berapa banyak waktu luang Anda pada saat dirumah anda habiskan membaca hanyauntuk
kesenangan? __________________________________
Sudah tepat
14. Apakah Anda lebih suka menjawab pertanyaan-pertanyaan atau lebih suka
Tidak menjawab pertanyaan? ______________________
15. Apakah ada pertanyaan yang membingungkan? __________ Jika demikian, yang
mana? ___________________________Bagaimana pertanyaan tersebut bisa
membingungkan _______________________
disertakan. Beberapa
Angket Guru:
1. Berapa lama Anda telah mengajar? _______________________________
2. Berapa lama Anda mengajar menggunakan pendekatan membaca yang sekarang anda
gunakan? _____________________________
3. Apapendekatan lain telah Anda gunakan? ________________
4. Jika Anda bisa menggunakan pendekatan membaca anda sukai, mana yang akan anda
gunakan?_______Mengapa? ____________________
Berdasarkan prosedur, Anda menjelaskan bahwa soal 1-5 dan 7 dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengendalikan variabel asing. Ini adalah ide yang sangat baik, tetapi terlebih dahulu
tujuannya harus dijelaskan (di bagian ini).
5. Bagaimana anda mendapatkan bahan bacaan? _________________Di mana Anda
mendapatkan bahan bacaan yang sekarang Anda gunakan? _____________________
6. Seberapa sering anak-anak dikelompokkan untuk membaca? ___________________
7. Dari lingkungan atau daerah mana sebagian besar anak-anak ini berasal? __________
8. Bagaimana Anda memutuskan kapan dan bagaimana keterampilan pengenalan kata
dankosakata diajarkan untuk setiap anak? __________________________________
Jika hal itu layak,akan diberikan angket kepada orang tua siswa. Tujuannyauntuk
mengetahuiseberapa sering siswa membaca di rumah, sikap umum ke arah membaca, dan dan
orang tua dapat melihat perubahannya.Ide bagus; orang tua harus bisa menilai "motivasi
untuk membaca."
Prosedur: Mengidentifikasi metode penelitian yang akan digunakan
Karena sampel seratus ruang kelas besar dan masing-masing kelas akan dikunjungi
setidaknya tiga kali dalam tiga puluh menit sampai satu jam selama setiap minggu yang
berbeda, maka dibutuhkan dua puluh tim pengamat. Mereka akan bekerja berpasangan
mengamati secara mandiri. Mereka akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam
setiap kunjungan pada skala rating. Kunjungan harus dilakukan hari Senin dan Kamis, karena
kegiatan dan sikap sering berbeda pada hari Jumat. Waktu dibutuhkan paling sedikit
enamuntuk mingguuntuk melakukan penyelidikan kesekolah sehingga semua program yang
akan digunakandapat berfungsi dengan lancar.
Pengendalian variabel asing: cara yang lain digunakan guru ialah membaca secara
individu yang memungkinkan guru lebih trampil dan inovatif. Juga, di mana program
membaca individual ini adalah baru, semangat guru untuk program baru mungkin membawa
ke siswa. Dalam hal ini mungkin dapat meningkatkan antusias dan memotivasi guru terhadap
cara yang baru ini.
Upaya yang dilakukan untuk menentukan apakah ada hubungan antara hal-hal baru
danantusiasme guru dan motivasi siswa dengan menghubungkan hasil pertanyaan untuk
guru(menunjukkan program baru dan preferensi programguru), indikasi dari pertanyaan
padakuesioner siswa, dan statistik motivasi. Pengaruh tingkat sosial ekonomi siswa pada
motivasi akan ditentukan dengan membandingkan jawaban atas pertanyaan pada kuesioner
guru mengenai apa daerah atau anak-anak lingkungan hidup, pertanyaan tentang pekerjaan
orangtua pada kuesioner siswa dengan motivasi siswa. Jumlah dan ketersediaan bahan dapat
mempengaruhi motivasi juga. Pengaruh ini akan ditentukan oleh jawaban dari guru tentang di
mana dan bagaimana mereka mendapatkan bahan. Bagian ini dapat mengidentifikasi dan
mengontrol variabel yang cenderung merugikan validitas internal
Kehadiran pengamat di dalam kelas dapat mengganggu konsentrasi dan
mempengaruhi tingkat belajar. Dengan mengulangi prosedur tiga kali atau lebih, kemudian
pengamatan mungkin membuktikan prosedur ini. Dengan berharap pengamat tidak
mengetahui tujuan penelitian, berharap akan mengontrol dalam pengamatan mereka dan
member kan pertanyaan.
Ide bagus. Namun, karena mereka berdua mengamati (individualisasi) dan mengelola
kuesioner Anda (motivasi) mereka mungkin mengetahui hipotesis. Jika ada kekhawatiran
bahwa ini "kesadaran" bisa mempengaruhi penilaian atau administrasi kuesioner mereka, itu
akan lebih baik untuk memiliki masing-masing instrumen dikelola oleh orang yang berbeda.
Analisis data:
Pengamatan pada skala penilaian dan jawaban dari beberapa pertanyaan akan
diberikansesuaiperingkat nomor dengan tingkat individualisasi dan jumlah dorongan masingmasing. Total rata-rata dari penilaian kemudian dirata-ratakan untuk dua pengamat pada skala
rating, dan rata-rata dari total penilaian akan dirata-ratakan untuk beberapa pertanyaan di
setiap kelas yang akan digunakan pada untuk menunjukkan hubungan antara motivasi dan
individualisasi di masing-masing kelas. Hasil dari pertanyaan guru akan dibandingkan sama
dengan motivasi pada scatterplot. Korelasi akan digunakan untuk lebih menunjukkan
hubungan. Tapi isi pertanyaan guru kurang validitas sebagai indikator dari "motivasi." Item
6 dan 8 dapat memeriksa "individualisasi".
Penuntun Pelajaran
Prosedur:
Contoh mata pelajaran yang diamati di tiga sekolah kelas utama di San Francisco. Parakepala
sekolah masing-masing sekolah dihubungi dan diminta jika satu atau dua kelas membaca
dapat diamati oleh penyidik selama satu jam atau kurang. Prinsipal memilih kelas yang
diamati. Sekitar empat puluh lima menit dihabiskan di masing-masing empat ruang kelas
kelas tiga. Tidak ada nilai keempat yang tersedia di sekolah-sekolah.
Ruang
Individualizasi
motivasi
#1
1.4
1.3
#2
2.1
1.6
#3
3.0
1.8
#4
3.2
1.7
Rancangan
1.9
1.7
Tinggi
1.5
-Motivation1.3
Rendah
1.1
1.4
1.8
Rendah
2.2
2.6
3.0
Individualization
3.4
Tinggi
Instrumen yang diberikan adalah pertanyaan untuk siswa dan skala penilaian.
Kedua pertanyaan diberi kode oleh sekolah dan dengan peringkat kelas sehinggadapat
membandingkan antar kelas. Peringkat pada skala penilaian untuk masing-masing kelas yang
ditambahkan bersama-sama kemudian dirata-ratakan. Jawaban pada soal untuk pertanyaan
tersebut dinilai "1" untuk jawaban yang menunjukkan motivasi rendah dan "2" untuk jawaban
menunjukkan motivasi tinggi. (Catatan: Beberapa item memiliki sebagai tujuan mereka untuk
menguji validitas skala penilaian atau untuk memberikan data mengenai kemungkinan bias,
sehingga barang-barang tersebut tidak dinilai.) Menentukan apakah jawaban.
Ditunjukkan motivasi tinggi atau rendah dibuat tidak ada masalah kecuali pada ruang
#1. Diputuskan bahwa kurang dari delapan buku (dua buku per minggu) membaca dalam
sebulan terakhir menunjukkan motivasi rendah, sementara lebih menunjukkan motivasi
tinggi. Peringkat untuk pertanyaan ini kemudian ditambahkan dan rata-rata. Maka rata-rata
angka ini untuk semua pertanyaan di setiap ruang kelas. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Meskipun studi percontohan ini tidak mungkin dikatakan untuk menegakkan atau
menyangkal hipotesis, kita mungkin berani mengatakan bahwa jika studi yang sebenarnya
adalah untuk menghasilkan hasil yang sama dengan yang ditampilkan pada grafik, akan ada
korelasi yang kuat (perkiraan: r = 0,90) antara individualisasi dan motivasi. Korelasi ini jauh
terlalu tinggi untuk dikaitkan dengan kesempatan dengan sampel acak dari 100 ruang kelas.
Jika ini adalah hasil dari studi yang dijelaskan dalam proposal penelitian, hipotesis
tampaknya akan ditegakkan.
Indikasi
Sayangnya, saya tidak dapat melakukan studi percontohan di setiap kelas kelas empat
yang dan meragukan keabsahan hasil. Pengamatan yang bagus
Dalam menjalankan kuesioner siswa, saya menemukan ada tiga orang anak dikelas
yang sulit memahami pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan yang berupa wawancara
terstruktur individual. Apakah kesulitan ini akan terus untuk keempat kelas, juga, perlu
ditentukan dengan melakukan studi percontohan yang lebih luas dalam ruang kelas kelas
empat.Benar
Kesulitan menilai juga ditemukan diruang #7. Mungkin harus dibagi menjadi dua soal
yang terpisah satu tentang penataan meja dan satu di hadapan pembacaan daerah-dan bernada
lebih jelas.Benar
Pada ruang #8 dari kuesioner siswa tampaknya memberikan beberapa masalah bagi
anak-anak.Tiga orang anak tampaknya tidak memahami maksud dari pertanyaan. Ada juga
beberapa ketidakpastian apakah jawaban pada ruang #15 tercermin perasaan siswa
sebenarnya. Jika pertanyaan diberikan secara lisan, siswa mungkin enggan menjawab negatif
tentang tes untuk administrator tes. Sekali lagi, penelitian awal yang lebih luas akan sangat
membantu dalam menentukan apakah indikasi ini khas.Benar
Meskipun hasil dari studi percontohan tidak sangat valid karena ukuran dan keadaan, nilainya
terletak pada pengetahuan yang didapat tentang hal tertentu dalam instrumen dan masalah
yang dapat diantisipasi untuk pengamat atau peserta dalam studi yang sama.