Anda di halaman 1dari 245

METODOLOGI PENELITIAN

TERJEMAHAN BUKU:
HOW TO DESIGN AND EVALUATE RESEARCH IN EDUCATION

DI SUSUN OLEH:
FISIKA DIK D 2014

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.P 2016/2017

BAB I

PENDAHULUAN PENELITIAN
Pengertian Penelitian (Research)
Penelitian adalah terjemahan dari kata inggris research.Dari itu, ada juga
ahli yang menerjemahkan research sebagai riset.Research itu sendiri berasal daeri
kata re yang berarti kembali dan to search artinya mencari.Dengan demikian,
arti sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali.
Menurut

kamus

Websters New

International,

penelitian

adalah

penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip,
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu. Menurut ilmuan
Hilway (1956) penelitian tidak dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang
melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah,
sehingga diperoleh kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara
sungguh-sungguh dalam waktu lama.Dengan demikian, penelitian merupakan
suatu metode untuk menemukaan kebenaran, sehingga penelitian juga merupakan
metode berfikir secara kritis.
Whetiney mengutip beberapa defenisi tentang penelitian yang diturunkan
di bawah ini :
Penelitian adalah pencarian atas suatu (inquiry) secara sistematis dengan
penekanan bahwa pencariaan ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan. (Parsons,1964).
Penelitian adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang
dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada pada hubungan, seperti mengubah
unsur dari situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu. (Deway,
1936).
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga
merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi
pemberian defenisi dan redefenisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis
atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya
mengadakan pengujian secara hati-hati atas semua kesimpulan untuk menetukan
apakah ia cocok dengan hipotesis. (Woody, 1927).

Dalam hubungannya dengan defenisi penilitian, Gee (1957).Memberikan


tanggapannya sebagai berikut.
Dalam berbagai defenisi penelitian, terkandung ciri tertentu yang lebih kurang
bersamaan.Adanya suatu pencarian, penyelidikan atau investigasi terhadap
pengetahuan baru, atau sekurang-kurangnya sebuah pengetahuan atau interprestasi
(tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul.Metode yang digunakan bisa saja
ilmiah atau tidak, tetapi pandangan harus kritis dan prosedur harus
sempurna.Tenaga bisa saja signafikan atau tidak.Dalam masalah aplikasi, maka
tampaknya aktivitaslebih banyak tertuju pada pencarian (search) dari pada
pencarian kembali (re-search). Jika prosesyang dilakukan adalah hal yang selalu
diperlukan, maka penelitian sebaiknya digunakan untuk menentukan ruang
lingkup dari konsep dan bukan untuk menambah defenisi lain terhadap defenisdefenis yang begitu banyak.
Sesuai dengan tujuannya research (penelitian) dapat didefenisikan sebagai
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran suatu
pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Pelajaran yang mengajarkan metode-metode ilmiah disebut metodologi research.

Menemukan
Mengembangkan

ada.
Menguji kebenaran

: mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan.


: memperluas mengali lebih dalam apa yang sudah
: apa yang sudah adaatau masih diragukakan
kebenarannya.

Dari tanggapan serta defenisi-defenisi tentang penelitian, maka nyata


bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisir.Dalam defenisidefenisi diatas, penekanan diletakan pada sistem asuhan sebagai atribut-atribut
yang esensial (mutlak dan dijadikan untukmemperoleh jawaban atas pertanyaanpertanyaan atau soal-soal melalui aplikasi suatu prosedur ilmiah).

Research disebut :

Pasif, jikahanya ingin memperoleh gambaran tentang keadaan atau


pesoalan,

Aktif, jika penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan


penyajian dan analisa data secara sistematis dan efisien untuk
memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Apa? Mengapa?
Bagaimana?dsb

Masalah

Diselesaikan dengan cara

Tidak ilmiah

Ilmiah

(subjektif)

(objektif, cermat, sistematik, dan


berdasarkan ilmu pengetahuan)

1. Kekerasan hati
2. Otoritas // kewibawaan
3. Intuisi

RISET
(Penelitilan)

Riset merupakan proses yang terjadinya secara terus menerus (research


= pencarian kembali). Ini berarti bahwa hasil penelitian tidak bersifat final yang
tidak dapat diganggu gugat lagi, yaitu selama masih dapat disempurnakan, orang
akan berusaha menyempurnakannya, mencari jawaban-jawaban yang lebih
mantapterhadap masalah yang dihadapinya.

Review sepanjang waktu


o.
o

Permulaan
Laporan
Penelitian

penelitian

selesai
Dalam proses penelitian harus dilakukan review (peninjauan kembali) terhadap
situasi dan perkembangan penelitian secara terus-menerus.
2.2. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, membagikan
maupun koreksi atau menguji kebenaran ilmu pengetahuan yang telah ada, tetapi
secara spesifik tujuan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Mendeskripsikan fenomena
Menjelaskan hubungan antara fenomena terutama hubungan sebab akibat
Meramalkan fenomena yang akan terjadi
mengendalikan fenomena

2.3. Fungsi Penelitian


Adapun fungsi penting yang diemban dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik berupa
temuan baru, pengembangan ilmu/teori yang ada maupun koreksi terhadap
ilmu/teori yang telah using.
2. Sebagai cara untuk pengembangan teknologi. Teknologi merupakan
penerapan ilmu dalam praktek.
3. Sebagai penyumbang informasi bagi pengambilan kebijakan dan
perancangan program pembangunan.
4. Sebagai alat pemecahan masalah praktis di lapangan.
2.4. Jenis-Jenis Penelitian (Research)
Ditinjau dari berbagai segi, penelitian (research) di golongkan sebagai
berikut.
Dasar Penggolongan
Bidang yang di teliti

Jenis Penelitian (Research)


-

Penelitian sosial
Penelitian ilmu pengetahuan

Pendekatan
dipakai

yang -

Penelitian kuantitatif (quantitative research)


Penelirian Kualitatif (qualitative research)

Tempat penelitian

Penelitian laboratorium (laboratory research)


Penelitian perpustakaan (library research)
Penelitian lapangan (field research)

Pemakaian

Penelitian murni (pure research / basic research)


Penelitian terapan (applied research)

Tujuan umum

Penelitian eksploratif
Penelitian developmental (developmental research)
Penelitian verifikatif

Taraf

Penelitian deskriptif (descriptive research)


Penelitian inferensial

Metode

Penelitian longitudinal (longitudinal research)


Penelitian cross-sectional (Cross-sectional research)

Proses berlangsungnya

Penelitian historis dokumenter


Penelitian eksperimental (experimental research)

Prosedur penelitian
Aktivitas
dilakukan

yang -

Penelitian Penemuan fakta (fact finding research)


Penelitian Interpretasi kritis(interpretation research)
Penelitian lengkap (complete research)

Berikut ini merupakan penjelasan dari jenis-jenis penelitiaan yaitu sebagai


berikut.
Penelitian kuantitatif (quantitative research) adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.


Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-

lain.
Penelitian murni (pure research, basic research) dilakukan dengan
intellectual reason,ialah alasan yang berdasarkan atas keinginan untuk
mengetahui semata-mata, yang tidak langsung mempunyai kegunaan
praktis (misal : penelitian ruang angkasa). Penelitian ini berkaitan dengan
klarifikasi yang mendasari suatu proses, biasanya hipotesis dinyatakan

sebagai teori. Peneliti yang terlibat dalam studi penelitian murni ini tidak

terlalu tertarik untuk meneliti efektifitas suatu praktek pendidikan tertentu.


Penelitian terapan (applied research)menggunakan practical reason untuk
menjawab semua masalah yang timbul pada suatu ketika, agar dapat
melakukan yang lebih baik (efisien) misalnya riset untuk biaya hidup
bermaksud untuk menentukan besarnya upah dan gaji. Dalam penelitian
ini berkaitan untuk meneliti efektifitas praktek pendidikan tertentu.
Peneliti yang terlibat dalam penelitian ini mungkin atau mungkin tidak
ingin menyelidiki sejauh mana teori-teori tersebut berguna dalam
pengaturan praktis.
Kedua macam research (penelitian murni dan penelitian terapan) tersebut

dapat saling mengisi.Riset praktis memungkinkan ditemukannya prinsip-prinsip


dasar, sebaiknya riset dasar mungkin memberikan pengetahuan yang berguna bagi
penemuan-penemuan yang bersifat praktis.Metodologi penelitian kuantitatif dan
kualitatif didasarkan pada asumsi yang berbeda, mereka membedakannya pada
tujuan penelitian, metode yang digunakan oleh para penelitian, jenis penelitian
yang dilakukan, peran peneliti dan sejuh mana generalisasinya.

Penelitian korelasional (correlational research) adalah penelitian yang


dilakukan untuk menentukan hubungan antara dua variabel atau lebih dan
untuk mengeksplorasi implikasinya terhadap sebab dan akibat. Penelitian
ini membantu kita dalam membuat prediksi yang lebih cerdas. Penelitian
ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh hubungan antara satu atau lebih
dari beberapa jenis yang ada. Pendekatan ini tidak memerlukan manipulasi
atau intervensi dari pihak penelitian selain pemberian instrumen yang

diperlukan untuk mengumpulkan data yang diinginkan.


Penelitian kausal-komperatif (causal-comperative research)
penelitian

yang

dilakukan

untuk

menentukan

penyebab

adalah
atau

konsekuensinya dari perbedaan antara kelompok orang.


Penelitian survey (survey research) adalah penelitian jenis ini untuk

memperoleh data dalam menentukan karakteristik khusus dari kelompok.


Penelitian eksploratif, penelitian yangbertujuan untuk menemukan
problematik-problematik baru.

Penelitaian developmental (developmental research), penelitian yang

bertujuanuntuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.


Penelitian verifikatif, penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran dari

suatu pengetahuan.
Penelitian deskritif (descriptive research), hanya akan melukiskan keadaan
obyek atau persoalan dan tidak dimasudkan untuk mengambil/menarik
kesimpulan yang berlaku umum. Dalam penelitian ini memerlukan analisis

yang lebih rinci dari berbagai aspek fenomena dan hubungannya.


Penelitian inferensial, tidak sekedar melukiskan. Dari bahan-bahan yang di
peroleh, diambil kesimpulan kesimpulan umum yang dapat dijadikan
deduksi untuk menghadapi hal-hal khusus atau langkah-langkah praktis

menghadapi kejadian-kejadian tertentu.


Penelitian longitudinal (longitudinal research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan metode longitudinal, yaitu metode penelitian yang

membutuhkan waktu yang lama secara berkesinambungan.


Panelitian cross-sectional (cross-sectional research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan metode cross-sectional, yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relatif pendek dan

tempat tertentu.
Penelitian historis documenter (historical research) bertujuan untuk
menetapkan status sejarah pada masa lampau (misalnya : perang gerliya
dari A.H.Nasution). Dalam penelitian jenis ini, beberapa aspek dari masa
lalu lalu dipelajari, beik dengan meneliti dokumen dari periode atau
dengan mewawancarai orang yang hidup pada saat itu. Kemudian peneliti
mencoba unruk merekonstruksi seakurat mungkin apa yang terjadi selama

waktu itu dan untuk menjelaskan mengapa hal itu terjadi.


Penelitian eksperimental (experimental Research) bertujuan untuk
meramalkan keadaan yang akan datang (misalnya : proyek Apollo untuk
persiapan pendaratan ke Bulan).
Penelitian untuk menjelaskan sebab-sebab berlangsungnya suatu proses,
akibat serta efek dari suatu kondisi tertentu).Dalam penelitian ini
menggunakan

metode

ilmiah,

dikarenakan

peneliti

benar-benar

menetapkan perlakuan yang berbeda dan kemudian mempelajari efeknya,

hasil dari penelitian ini cenderung mengarah pada interpretasi yang paling

jelas.
Penelitian penemuan fakta (fact finding research)untuk menemukan fakta

tanpa mengadakan suatu generalisasi (disebutjuga eksploratory study).


Penelitian interpretasi kritis (nterpretation research)untuk mengungkapkan
suatu pemikiran mengenai suatu masalah dalam bentuk uraian yang kritis

dan logis.
Penelitian lengkap (complete research)untuk mengadakan generalisasi atas
dasar fakta-fakta yang ada kemudian mengadakan interpretasi yang kritis

dan mencari metode pemecahanya.


Penelitian analisis kritis (critical analysis of research), dalam penelitian ini
menimbulkan pertanyaan yang mendasar mengenai asumsi dan implikasi
dari penelitian pendidikan.
Hampir semua rencana penelitian mencakup pernyataan masalah, sebuah

eksplorasi pertanyaan atau hipotesis, definisi, tinjauan literature, sampel mata


pelajaran, instrumentasi, deskripsi prosedur yang harus diikuti, jadwal waktu, dan
deskripsi data dimaksudkan analisis.
Langkah-Langkah Research
Ada

beberapa

langkah

(steps,

prosedur)

sebagai

pedomandalam

menjelaskan suatu research. Selain bait pedoman refleksibel sifatnya, berguna


pula untuk penyusunan pembiayaan research sejak dari persiapan sampai laporan
selesai.
Langkah-langkah research tersebut meliputi :

Menentukan topik
Merumuskanpersoalandenganjelas, yang menunjukan bahwa peneliti
mengetahui masalahnya dan beberapa faktor yang bersangkut-paut. Disini
dikemukakan pula definisi-definisi objek atau istilah-istilah yang dibahas,

maksud, tujuan dan kegunaan penelitian.


Menentukakn sumber informasi, apakah data yang dperlukan sudah
tersedia (data sekunder) ataukah data harus dikumpulkan terlebih dahulu
(data

primer).

Datasekunder, data yang di peroleh dari pihak lain. Artinya data itu tidak
diusahakan sendiri pengumpulannya seperti bermacam-macam publikasi

dari Biro Pusat Statistik, IMF, Bank Indonesia dan sebagainya. Sedangkan
data primer, semua keterangan yang untuk pertama kalinya dicatat oleh

peneliti.
Menetukan metode pengumpulan data dan cara memperoleh informasi,
ada 3 macam metode penngumpulan data:
1. Sensus, pencatatan menyeluruh terhadap elelmen-elemen yang menjadi
objek penelitian (populasi).
Kebaikannya
: bisa memperoleh nilai sebenarnya (truevalue).
kelemahannya
: makan waktu yang lama dan mahal.
2. Sampling, mencatat sebagian kecil populasi atau sampel. Yang
diperoleh adalah nilai fikiran. Agar perkiraan baik maka sampel harus
presentatif (mewakili populasi).
3. Casestudy, yaitu pengumpulan data dengan mengambil elemen dan
kemudian masing-masing diselidiki secara mendalam.
Cara mendekati responden (orang yang dimintai informasi) atau teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan:
a. Obsevasi : pengamatan
b. Komunikasi
Komunikasi langsung (wawancara, interview)
Komunikasi tak langsung (angket, questionare)
4. Pelaksanaan Research
Menentukan judul, waktu pelaksanaan riset dan penerangan atau
penyuluhan terhadap responden maupun kepada pihak pemakai
data. Dengan demikian diharapkan saling pengertian, sehingga

data yang dikumpul sebaik mungkin.


Memilih petuas pencacah dan petugas lapangan (enumerates dan
interviewer).
1. Umur, jangan terlalu muda
2. Pendidikan minimal berijazah SLTA
3. Dapat memahami persoalan dengan baik dan berkemauan

mempelajari hal-hal baru.


4. Sehat, rajin, teliti, dan disiplin
5. Mudah bergaul dengan segala tingkat masyarakat
6. Dekat dengan tempat yang diriset
Melatih petugas dan petugas lapangan, meliputi:
1. Arti pentingnya riset yang akan dijelaskan.
2. Prosedur yang akan di tempuh
3. Sikap dan motivasi yang perlu dilakukan dalam tugas
Melaksankan tugas lapangan (pengumpulan data)

Menghubungi para responden yang menjadi objek penelitian untuk


memperoleh data, dikerjakan sesuai dengan metode penelitian yang
telah ditetapkan.Tugas yang diberikan perlu dipertimbangkan

dengan matang, jangan sampai terlalu membebani responden.


Pengolahan data yang masuk (data prosesing), meliputi editing,
coding, tabulating, dan analyzing.
1. Editing, melakukan pengecekkan terhadap kemungkinan
kesalahan pengisian daftar pertanyaan dan ketidakserasian
informasi.
2. Coding, kegiatan pemberian kode-kode untuk mempermudah
pengolahan, terutama jika akan diolah dengan computer.
3. Tabulating, proses pengelompokan jawaban-jawaban yang
serupa dan menjumlahkannya dengan teliti dan teratur.
4. Analyzing, kegiatan pembuatan analisis-analisis sebagai dasar

bagi penarikan kesimpulan.


Menyusun laporan research, meliputi dua pokok, yakni:
1. Isi laporan, harus sesuai (consistent)ialah harus

ada

hubunganyang jelas antara masalahnya, pengajuan hipotesa,


data yang dikumpulkan, analisa dan penarikan kesimpulan
(mengenai sasaran).
2. Bentuk laporan, dibuat menurut aturan bagian umum yang
terdiri dari :
a. Pendahuluan, memuat bahan-bahan primer
b. Bagian pokok berisi pokok laporan:
Pedahuluan,
Laporan studi,
Kesimpulan.
c. Bagian akhir berupa bahan-bahan referensi.
Jika langkah-langkah diatas dikumpulkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Persiapan, meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.

Memilih judul penelitian


Studi pustaka untuk memperoleh gambaran
Merumuskan tujuan penelitian
Hipotesa hipotesis penelitian
Metode penelitian
Daerah
Sampling
Cara pengumpulan
Rencana analisa

f. Waktu penelitian
g. Regu penelitian
h. Anggaran belanja
i. Penyusunan project statement
2. Tugas lapangan
Pada waktu tugas lapangan, sikap yang harus dimiliki ialah pasifpositif.Pasif, dalam menghadapi responden yaitu untuk memperoleh data
jangan sampai merugikan responden.Postif bahwa data yang diperoleh itu
benar dan tidak boleh di ubah.
3. Analisa, pada tingkat analisa penelitian sikap mental yang perlu dimiliki
ialah: aktif analitis, artinya mencari fenomena-fenomena atau kenyataan
yang benar-benar ada.

Tahap-Tahap Penelitian
RESEARCH
1

TAHAP PERSIAPAN (aktif Negatif)

Merumuskan (masalah, tujuan, dan hipotesa)


Menentukan metode penelitian (pola, sampel,

teknik pengumpulan data, rencana analisa)


Jadwal waktu penelitian
Organisasi dan personalia
Anggaran biaya
Kepustakaan
USULAN PROYEK PENELITIAN
TUGAS LAPANGAN (pasif - positif)

LAPORAN

Mengumpulkan informasi sesuai dengan

rencana
Data sekunder dan data primer
Observasi, komunikasi
ANALISA ATAU PENGOLAHAN DATA
(aktif analitik aktif kritik)
Editing, coding, tabulating
Analizing

BAB II
RUMUSAN MASALAH
Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah diartikan sebagai usaha untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahan masalahnya.. Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu
yang seharusnya ada dengan kenyataan yang ada. Rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi.Seperti telah dikemukakan bahwa rumusan
masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data.
Sumber Permasalahan
Untuk meningkatkan kemampuan melihat suatu masalah yang perlu diteliti, ia
harus giat mencari masalah dari sumber-sumbernya. Adapun yang menjadisumber
utama permasalahan ialah :
a) Bacaan
Seseorang peneliti harus rajin membaca, terutama jurnal-jurnal penelitian
atau laporan penelitian. Pada umumnya penelitian ilmiah jarang menjawab
permasalahan dengan tuntas. Bahkan suatu penelitian itu member
rekomendasi tertentu untuk diteliti lebih lanjut.
b) Seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah
Peserta-peserta seminar, diskusi, dan pertemuan ilmiah membawa
makalah-makalah yang memecahkan permasalahan menurut bidangnya
masing-masing. Mungkin saja masalah itu perlu diteliti pula dari segi ilmu
yang lain.
c) Pernyataan dari orang yang memiliki otoritas
Sering dalam ceramah atau pernyataan seorang pejabat tinggi, misalnya
seorang menteri bahwa ada suatu masalah yang harus dipecahkan.
Demikian pula pernyataan ahli-ahli tertentu yang disiarkan melalui media

massa mengenai suatu permasalahan. Sehingga seorang peneliti tergugah


untuk menelitinya
d) Pengamatan sekilas
Mungkin seorang ahli ketika melakukan perjalanan dinas melihat suatu
gejala yang tidak sehat yang perlu dipecahkan. Untuk pemecahannya harus
diadakan penelitian terlebih dahulu.
e) Pengalaman pribadi
Dari pengalaman pribadi seorang yang berniat dalam penelitian mungkin
muncul suatu pertanyaan yang mendorong ia melakukan penelitian
f) Perasaan dan ilham
Dalam benak seorang peneliti yang sudah berpengalaman mungkin tibatiba muncul suatu pertanyaan yang mendorong melakukan penelitian.
Mungkin saja pertanyaan itu tiba-tiba ia rasakan ketika ia sedang santaisantai dengan anggota keluarganya.
Kriteria Permasalahan
Kriteria untuk mempermasalahkan suatu persoalan didalam penelitian,
yaitu:
a) Masalah itu penting dan berguna dipecahkan
b) Ada kemampuan untuk memecahkan masalah itu
c) Masalah itu menarik untuk dipecahkan
d) Hasil pemecahan masalah menambah pemahaman dan pengetahuan
e) Dapat dikumpulkan data-data yang cukup
f) Permasalahan dapat dibatasi
Bentuk Rumusan Masalah
Bentuk-bentuk

rumusan

masalah

penelitian

ini

di

kembangkan

berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk masalah dapat


dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

a. Rumusan masalah Deskriptif


Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel atau lebih (variabel
yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini penelitian tidak membuat
pernamdingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel
itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya
dinamakan penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan

komparatif

adalah

rumusan

masalah

penelitian

yang

membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
CaraMerumuskan Masalah
Setelah rumusan masalah diidentifikasikan dan dipilih, maka tibalah
saatnya masalah tersebut dirumuskan. Perumusan masalah merupakan titik tolak
bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah harus dilakukan
dengan kondisi berikut.
a)
b)
c)

Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.


Rumusan hendaklah jelas dan padat.
Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan

d)
e)

masalah.
Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian

Biasanya rumusan masalah awalnya diajukanberupa pertanyaan,yang


berfungsi sebagai fokus penyelidikan penelitian.Contoh berikutpertanyaan
penelitian dalam pendidikan tidak cukup dikembangkan untukpenggunaan aktual
dalam sebuah proyek penelitian tetapi akan cocokselama tahap awal dalam
merumuskan pertanyaan penelitian.Metodologi yang tepat (dalam kurung)
disediakanuntuk setiap pertanyaan. Meskipun ada kemungkinanmetodologi lain
yang dapat digunakan.
a. Apakah terapi yang berpusat pada pelanggan memberikan kepuasan lebih
baik pada pelanggan daripada terapi tradisional ? (penelitian tradisional)
b. Apakah perubahan perilaku mengurangi agresipada anak-anak autis ?
(penelitian eksperimen)
c. Apakahdeskripsi dari orang di diskusi penelitian sosialtidak seimbang ?
(penelitian teori dasar)
d. Apa rata-rata yang terjadi di dalam kelas sekolah dasarselama seminggu ?
( penelitian etnografi )
e. Apakah guru berperilaku berbeda terhadap jenis kelamin mahasiswa yang
berbeda ? (penelitian kausal -komparatif)
f. Bagaimana kita bisa memprediksi siswa yang mungkin akan
kesulitanbelajar materi pelajaran jenis tertentu ? (penelitian korelasi)
g. Bagaimana pengaruh orang tua terhadap program konseling sekolah ?
(penelitian survei)
h. Bagaimana bisa seorang pelaku meningkatkan moral fakultas ?
(wawancarapenelitian)
Apa semua pertanyaan ini memiliki kesamaan bahwa kita dapat
mengumpulkan data dari beberapa macam untuk menjawab mereka (setidaknya
sebagian). Itulah yang membuat mereka bisa diteliti.Sebagai contoh,seorang
peneliti dapat mengukur tingkat kepuasan pelangganyang menerima metode yang
berbeda dari terapi. Atau penelitidapat mengamati dan mewawancarai untuk
menjelaskan fungsi ruang kelas sekolah dasar.
Untuk mengulang,kemudian, apa yang membuat pertanyaan-pertanyaan ini bisa
diteliti

adalahsemacam

informasi

dapat

dikumpulkan

untuk

menjawab

mereka.Ada jenis dari pertanyaan lain, bagaimanapun, bahwatidak dapat dijawab


dengan mengumpulkan dan menganalisis data.Berikut adalah dua contoh :
a. Haruskah filsafat dimasukkan di kurikulumsekolah tinggi?
b. Apa arti kehidupan ?
Mengapa pertanyaan ini tidak bisa diteliti? Bagaimana itu bisa
mencegah kita untukmengumpulkan informasi untuk menjawabnya ? Alasannya
sederhana dan mudah yaitutidak ada cara untuk mengumpulkan informasi untuk
menjawab baik pertanyaan. Kedua pertanyaan dalam analisis akhir, tidak melalui
penelitian. Pertanyaan pertama adalah pertanyaan tentang pengertian kandungan
nilainya tentang benar dan salah, tepat dan tidak tepat. Dan oleh karena itu tidak
memiliki empiris (atau diamati) acuan. Tidak ada cara untuk menangani, secara
empiris, seharusnya dengan kata kerja. Bagaimana bisa kita empiris menentukan
apakah sesuatu yang "harus" dilakukan? Data apa bisa kita kumpulkan? Tidak ada
cara bagi kita untuk melanjutkan. Namun, jika pertanyaan ini berubah menjadi
"Apakah yang menjadi alasan bahwa filsafat harus dimasukkan dalam kurikulum
sekolah tinggi?" itu bisa diteliti.
Mengapa? Karena kita dapat mengumpulkan data untuk membantu menjawab
pertanyaan itu. Pertanyaan kedua adalah metafisik di alam-yang, di luar fisik,
transendental. Jawaban ini semacam pertanyaan kebohongan luar akumulasi
informasi. Berikut adalah lebih banyak ide untuk pertanyaan penelitian. Menurut
anda, mana yang bisa diteliti?
a. Apakah Tuhan itu baik?
b. Apakah anak-anak lebih bahagia ketika diajarkan oleh seorang guru dari jenis
kelamin yang sama?
c. Apakah prestasi sekolah tinggi mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa?
d. Apa cara terbaik untuk mengajar tata bahasa?
e. Apa yang sekolah akan menjadi seperti sekarang ini jika Perang Dunia II
tidak terjadi?
Kita harap anda mengidentifikasi pertanyaan 2 dan 3 sebagai dua yang yang bisa
diteliti. Pertanyaan 1, 4, dan 5, seperti yang dinyatakan, tidak bisa diteliti.
Pertanyaan 1 adalah pertanyaan metafisik dan dengan demikian, tidak

meminjamkan dirinya untuk penelitian empiris (kita bisa meminta orang jika
mereka percaya Tuhan itu baik, tapi itu akan menjadi pertanyaan lain). Pertanyaan
4 meminta untuk cara "terbaik" untuk melakukan sesuatu. Pikirkan tentang yang
satu ini sejenak. Disana cara kita dapat menentukan cara terbaik untuk melakukan
sesuatu? Untuk akan dapat menentukan ini, kita harus memeriksa setiap
kemungkinan alternatif, dan refleksi sejenak membawa kita ke realisasi bahwa ini
tidak dapat dicapai. Bagaimana akan kita pernah yakin bahwa semua alternatif
yang mungkin telah diperiksa? Pertanyaan 5 membutuhkan penciptaan kondisi
mustahil. Kita bisa, tentu saja, menyelidiki apa yang orang pikirkan sekolah akan
seperti.

Gambar 1.Mengilustrasikan perbedaan antara pertanyaan penelitian dan bukan


penelitian.

Karakteristik Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian yang Baik


Setelah

pertanyaan

penelitian

telah

dirumuskan,

penelitiingin

mengubahnya menjadi sebaikpertanyaan mungkin.Pertanyaanpenelitian yang baik


memiliki empat penting
Karakteristik.
a) Pertanyaannya layak (yaitu, dapat diselidikitanpa pengeluaran jumlah yang
tidak semestinya waktu, tenaga,atau uang ).

b) Pertanyaannya jelas (yaitu, kebanyakan orang akan setujuseperti apa katakata kunci dalam pertanyaan maksud).
c) Pertanyaannya

signifikan

(yakni,

perlu

menyelidikikarena

akan

menyumbangkan pengetahuan pentingtentang kondisi manusia).


d) Pertanyaannya beretika (yakni, tidak akan melibatkan fisikatau kerugian
psikologis atau kerusakan manusiaatau dengan lingkungan alam atau sosial
pada bagian mereka).
Pertanyaan Penelitian harus Layak
Kelayakan merupakan isu penting dalam merancang penelitian. Sebuah
pertanyaan yang layak adalah salah satu yang dapat diselidikidengan sumber yang
tersedia. Beberapa pertanyaan (sepertiyang melibatkan eksplorasi ruang angkasa,
misalnya, ataustudi tentang efek jangka panjang dari program khusus,
sepertisebagai Head Start) memerlukan banyak waktu dan uang, orang lain
membutuhkan jauh lebih sedikit. Sayangnya, bidangpendidikan, tidak seperti
obat-obatan, bisnis, hukum, pertanian,farmakologi, atau militer, tidak pernah
membentukupaya penelitian yang sedang berlangsung terkait erat untuk berlatih.
Kebanyakanpenelitian yangdilakukan di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya kemungkinan akan dilakukan oleh " orang luar " seringprofesor
universitas dansiswa mereka - dan biasanyadidanai oleh hibah sementara. Dengan
demikian, kurangnya kelayakansering membatasi upaya penelitian. Berikutini
adalahdua contoh pertanyaan penelitian, satu layak dansatu tidak begitu layak .
Kelayakan:
Bagaimana pandangan siswa di Sekolah TinggiOceanatentang program bimbingan
baru-baru ini dilembagakan di kabupaten ?
Tidak layak:
Apakah dengan memberikan setiap siswa komputer atau laptop sendiri
untukdigunakan satu semester berpengaruh terhadap prestasi siswa ?
Pertanyaan Penelitian harus Jelas

Karena pertanyaan penelitian merupakan fokus dari penyelidikan


penelitian, itu sangat penting bahwa pertanyaanjelas. Apa sebenarnya yang sedang
diselidiki? Mari kitapertimbangkan dua contoh pertanyaan penelitian yangtidak
cukup jelas.
Contoh 1. "Apakah seorang manusiawi dapat berorientasi di kelas secara efektif?
" Meskipun manusiawi berorientasi di kelas mungkin tampak cukup jelas, banyak
orang mungkin tidakbisa memastikan persis apaartinya. Jika kita bertanya, apa
itu ? kita mulai menemukan bahwa tidak semudah yang kita mungkin berpikir
untuk menggambarkankarakteristik esensialnya. Apa yang terjadi sedemikiankelas
yang berbeda dari apa yang terjadi di ruang kelas lain? Apakah guru
menggunakan beberapa jenis strategi?Apakah mereka kuliah ? Dalamkegiatan
seperti apa siswaikut? Apa ruang kelas terlihat seperti bagaimanatempat duduk
diatur, misalnya? jenis bahanapa yang digunakan? Apakah ada banyak variasi
dapat ditemukandari ruang kelas ke kelas dalam strategi yang digunakanoleh guru
atau dalam berbagai kegiatan yangsiswa terlibat? Melakukan jenis bahan yang
tersediadan/atau digunakan bervariasi?
Istilah lain dalam pertanyaan ini juga ambigu.Apa maksud dari istilah efektif ?
Apakah itu berarti "hasilpeningkatan kemampuan akademis, hasil yang
membahagiakananak-anak, membuat hidup lebih mudah bagi para guru, "atau"
biaya yangsedikit "? Mungkin itu berarti semua hal ini dan banyak lagi.

Contoh 2. "Bagaimana guru mendidik kelas khusus yang cacat fisik? Pertama
kali yang perlu diperbaiki adalah gurunya. Apa yang menjadi indikator
keterlibatan ini ? Apakah tingkat pengalaman (yaitu, adalah percobaan guru,
latarbelakang) ? Apakah guru di kedua sekolah negeri dan swasta juga bisa
melakukan hal yang sama ? Apakah guru diseluruh bangsa juga bisa
melakukannya?, atau hanya guru-guru dalam suatu tempat tertentu ? Apakah

istilah yang merujuk kepada guru yang melakukan tidak mengajar kelas khusus
serta mereka yang mengajar kelas khusus ?
Ungkapan yang akan dibuat juga akan ambigu. Apakah dilihat dari
pendapat ? Dari emosional ? Dari perbuatannya ? Atau apa ? Istilah kelas khusus
dan mendidik anak cacat juga perlu diperjelas. Sebuah contoh definisi hukum dari
mendidik anak cacat adalah:
Yang dimaksud dengan gangguan belajar ditandai kelainan perilaku, tidak dapat
beradaptasi

dengan situasi kelas normal. Kelainan harus dikaitkan dengan

neurologis yang cacat atau gangguan emosional dan tidak harus karena
keterbelakangan mental, kekurangan budaya, atau kesulitan berbahasa.
Perhatikan bahwa definisi ini sendiri berisi beberapa kata-kata ambigu, seperti
gangguan belajar. Ini adalah sama halnya dengan perampasan budaya jangka
panjang, yang tidak hanya ambigu tetapi juga sering menyinggung anggota
kelompok etnis kepada siapa itu sering diterapkan.
Ketika kita mulai berpikir mempertanyakan tentang ini (atau lainnya),
tampak bahwa hal yang tampak pada pandangan pertama menjadi kata atau frasa
yang semua orang akan dengan mudah memahaminya dengan kompleks dan jauh
lebih sulit untuk memikirkan definisinya pertama kali.
Hal ini berlaku dari banyak konsep pendidikan saat ini dan metodologi.
Ada Hal-hal yang perlu diperhatikan seperti kurikulum inti, klien konseling,
pembelajaran aktif, dan manajemen mutu. Maka disebut apa hal tersebut? Jika
Anda bertanya sampel lima atau enam guru, konselor, atau administrator, Anda
mungkin akan mendapatkan beberapa definisi yang berbeda. Meskipun
ambiguitas tersebut berharga dalam beberapa keadaan dan untuk tujuan tertentu,
itu merupakan masalah bagi penyidik dari penelitian pertanyaan. Para peneliti
tidak punya pilihan selain menspesifikasi tentang istilah yang digunakan dalam
pertanyaan penelitian, untuk mendefinisikan dengan tepat apa yang harus
dipelajari.

Dalam membuat upaya ini, peneliti mendapatkan gambaran yang lebih


jelas tentang bagaimana untuk melanjutkan dengan penyelidikan dan, pada
kenyataannya, kadang-kadang memutuskan untuk mengubah sifat penelitian.
Bagaimana, kemudian, mungkin kejelasan dari pertanyaan penelitian akan perlu
ditingkatkan ?
Definisi Istilah. Pada dasarnya ada tiga cara untuk memperjelas istilah
penting dalam pertanyaan penelitian. Yang pertama kali adalah dengan
menggunakan definisi yang konstitutif--untuk menggunakan apa yang sering
disebut sebagai pendekatan kamus. Peneliti hanya menggunakan kata-kata lain
untuk mengatakan lebih jelas apa yang dimaksud. Dengan demikian, kelas
humanistik mungkin didefinisikan sebagai Sebuah kelas di mana: (1) kebutuhan
dan kepentingan siswa memiliki prioritas tertinggi; (2) siswa bermain sendiri
untuk cukup banyak waktu di masing-masing kelas periode; dan (3) guru
bertindak sebagai panduan dan pedoman bukan seorang informan.
Perhatikan, bagaimanapun, bahwa definisi ini masih tidak begitu jelas,
karena kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan istilah humanistik itu sendiri
ambigu. Apa itu yang dimaksud dengan pernyaataan kebutuhan dan minat siswa
memiliki prioritas tertinggi" atau pernyataan "siswa bekerja pada mereka
sendiri" ? Apa yang dimaksud dengan "cukup" dari masing-masing kelas periode?
Apa yang guru lakukan ketika bertindak sebagai "panduan" atau "pedoman" ?
klarifikasi lebih lanjut diperlukan.
Komunikasi siswa telah menunjukkan betapa sulitnya untuk memastikan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal ini mungkin benar bahwa tidak
ada yang pernah benar-benar memahami arti dari istilah yang digunakan untuk
berkomunikasi. Artinya, kita tidak pernah bisa yakin bahwa apa yang kita fahami
adalah yang dimaksud pembicara. Beberapa tahun yang lalu, salah satu pemimpin
di bidang kita dikatakan telah menjadi begitu tertekan dengan pendapat ini
sehingga ia berhenti berbicara dengan rekan-rekannya selama beberapa minggu.
SEBUAH Pendekatan yang lebih konstruktif adalah dengan melakukan terbaik
yang kami bisa. Kami harus mencoba untuk menjelaskan istilah kami kepada
orang lain. Sementara kebanyakan peneliti mencoba untuk memperjelaskannya,

tidak ada yang bisa menjamin bahwa seseorang melakukan pekerjaan yang lebih
baik daripada yang lain.
Hal lain yang penting untuk diingat adalah sering istilah majemuk atau
frase yang perlu didefinisikan bukan hanya satu kata. Misalnya, istilah Terapi
nondirective pasti tidak akan diklarifikasi oleh definisi yang tepat dari
nondirective dan terapi, karena memiliki arti yang lebih khusus dari dua kata yang
didefinisikan secara terpisah.
Sama halnya dengan ketidakmampuan belajar, pendidikan bilingual, video
interaktif, dan perawatan kesehatan di rumah berpusat perlu didefinisikan sebagai
keutuhan linguistik.Berikut adalah tiga definisi dari istilah motivasi untuk belajar.
Yang mana menurut Anda adalah yang paling baik?
1. Belajar bersungguh-sungguh.
2. Semangat dan antusias.
3. Tugas dikerjakan berkelompok.
Seperti yang Anda lihat, pendekatan kamus untuk mengklarifikasi istilah
memiliki keterbatasan. Kemungkinan kedua adalah untuk memperjelas dengan
contoh. Peneliti mungkin berpikir dari beberapa ruang kelas humanistik dengan
yang mereka kenal dan kemudian mencoba untuk menggambarkan semaksimal
mungkin apa yang terjadi di ruang kelas tersebut. Biasanya kami menyarankan
bahwa orang-orang mengamati ruang kelas tersebut untuk melihat sendiri
bagaimana mereka berbeda dari kelas lain. Pendekatan ini juga memiliki masalah,
namun, karena deskripsi kami mungkin masih belum dimengerti dengan jelas.
Dengan demikian, metode klarifikasi ketiga adalah tentang pentingnya
istilah operasional. definisi operasional mengharuskan peneliti menentukan
tindakan atau operasi untuk mengukur atau mengidentifikasi istilah. Sebagai
contoh, di sini ada dua definisi operasional yang mungkin dari istilah kelas
humanistik.
1. Setiap kelas diidentifikasi oleh para ahli ditetapkan sebagai contoh dari kelas
humanistik

2. Setiap kelas dinilai (oleh pengeluaran pengamat satu hari per minggu selama
empat sampai lima minggu) untuk memiliki semua karakteristik sebagai
berikut :
a. Tidak lebih dari tiga anak yang beraktifitas dengan bahan yang sama pada
saat yang sama
b. Guru tidak pernah menghabiskan lebih dari 20 menit per hari mengajarkan
siswa berkelompok
c. Setidaknya setengah dari setiap periode kelas terbuka untuk siswa untuk
belajar pada proyek-proyek yang mereka pilih sendiri dengan langkah
mereka sendiri
d. Beberapa (lebih dari tiga) set dari berbagai jenis materi pendidikan yang
tersedia untuk setiap siswa di kelas digunakan.
e. sistem duduk tradisional - siswa duduk dalam lingkaran, pengelompokan
kecil kursi, atau bahkan di lantai untuk belajar pada proyek-proyek mereka
f. Sering (setidaknya dua per minggu) diskusi dimana siswa didorong untuk
memberikan pendapat mereka dan ide-ide tentang topik yang baca di
mereka buku teks.
Di atas daftar karakteristik dan perilaku mungkin menjadi definisi yang
cukup memuaskan dari humanistic kelas untuk banyak orang (dan mungkin untuk
Anda). Tapi itu jauh lebih spesifik (dan dengan demikian lebih jelas) daripada
definisi yang kita mulai. * Berbekal definisi ini (Dan fasilitas yang diperlukan),
peneliti bisa memutuskan dengan cepat apakah kelas tertentu memenuhi syarat
atau tidak sebagai contoh dari kelas humanistik.
Definisi istilah operasional adalah cara yang bermanfaat untuk memperjelas
maknanya. definisi operasional alat yang berguna harus dikuasai oleh seluruh
siswa penelitian. mengingat bahwa operasi atau kegiatan yang diperlukan untuk
mengukur atau mengidentifikasi istilah harus ditentukan. yang dari definisi
berikut mungkin istilah motivasi belajar matematika menurut Anda operasional?
1. Ditunjukkan oleh antusiasme di kelas
2. Dinilai oleh guru matematika siswa tersebut menggunakan skala penilaian ia
3.
4.
5.
6.

dikembangkan
Diukur dengan kuis "Minat Matematika
Ditunjukkan oleh memberikan tugas matematika di kelas
Ditampilkan dalam bentuk prestasi dalam matematika
Ditunjukkan oleh catatan pendaftaran di pilihan matematika

7. Ditunjukkan oleh usaha yang dikeluarkan di kelas


8. Ditunjukkan oleh jumlah tugas opsional lengkap
9. Ditunjukkan dengan membaca buku matematika luar kelas
10. Diamati oleh pembantu guru menggunakan "Tujuan Matematika"catatan
pengamatan

Gambar 2. Kadang-kadang ketika definisi operasional akan sangat membantu.


Nilai mereka untuk membantu pembaca memahami bagaimana peneliti
benar-benar mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, definisi operasional
sering membantu dalam menjelaskan beberapa hal. Berpikir tentang bagaimana
mengukur kepuasan kerja, misalnya, cenderung memaksa peneliti untuk
memperjelas, di pikirannya sendiri, apa yang dia maksudkan dengan istilah itu.
(Untuk contoh sehari-hari diperlukan ketika definisi operasional, lihat Gambar 2.)
Meskipun definisi operasional mereka dalam diri mereka sendiri sering
tidak

mencerahkan.

Melihat

bahwa

"kemampuan

bahasa

(operasional)

didefinisikan sebagai skor siswa pada tes MEMBERITAHU "tidak sangat


membantu kecuali pembaca akrab dengan tes tertentu. Bahkan ketika hal ini
terjadi, itu lebih memuaskan untuk memberitahu tentang apa yang peneliti

maksud. Untuk alasan ini kami percaya bahwa definisi operasional harus selalu
disertai oleh satu konstitutif. Pentingnya kejelasan tentang istilah dalam
pertanyaan penelitian mereka.
Para peneliti akan mengalami kesulitan melanjutkan rencana untuk
pengumpulan dan analisis data jika mereka tidak tahu persis apa jenis data untuk
mencarinya. Dan mereka tidak akan mengetahui data apa yang harus dicari jika
mereka tidak benar benar memahami dengan jelas arti dari istilah yang merupakan
kunci dalam penelitian.
Pertanyaan Penelitian harus Signifikan
Pertanyaan penelitian juga harus bernilai. Pada intinya, kita harus
mempertimbangkan untuk mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan yang
memiliki waktu dan energi yang bernilai (dan biasanya uang). Yang mungkin kita
tanyakan adalah, apakah nilai dari penyelidikan sebuah pertanyaan ? Dengan cara
apa itu akan berkontribusi untuk pengetahuan kita tentang pendidikan? untuk
pengetahuan kita tentang kehidupan ? Apakah pengetahuan tersebut penting dalam
beberapa cara ? Jika demikian, bagaimana? Pertanyaan-pertanyaan ini meminta
peneliti untuk berpikir tentang mengapa pertanyaan penelitian adalah berharga penting atau signifikan ?
Mungkin tak perlu mengatakan bahwa pertanyaan penelitian adalah
kepentingan untuk orang yang meminta itu. Tapi apakah bukti saja cukup untuk
penyelidikan? Untuk beberapa orang, jawabannya adalah ya . Mereka mengatakan
bahwa setiap pertanyaan yang mana seseorang ingin sebuah jawaban adalah
bernilai dalam penyelidikan.
Namun, yang mengatakan bahwa seseorang yang tertarik adalah alasan
yang cukup . Terlalu sering, mereka menunjukkan, kepentingan pribadi
menghasilkan pertanyaan sepele atau tidak signifikan. Karena sebagian besar
upaya penelitian membutuhkan beberapa (dan sering cukup) pengeluaran waktu,
energi, bahan, uang, dan / atau sumber daya lainnya, mudah untuk menghargai inti
dari beberapa hasil yang berguna atau bayaran yang dihasilkan dari penyelidikan.
Investasi diri sendiri dan orang lain di sebuah perusahaan penelitian harus

memberikan kontribusi pengetahuan nilai untuk bidang pendidikan. Secara umum,


kebanyakan peneliti tidak percaya bahwa upaya penelitian yang didasarkan pada
kepentingan pribadi menjamin penyelidikan. Selain itu, ada beberapa alasan untuk
mempertanyakan rasa ingin tahu pada dasar kejiwaan. Kebanyakan pertanyaan
mungkin memiliki beberapa tingkat motivasi tersembunyi di belakang mereka,
dan untuk kepentingan kredibilitas, alasan ini harus dibuat eksplisit yang
merupakan salah satu tugas paling penting bagi peneliti.
Tiga pertanyaan penting yang harus diajukan :
1. Bagaimana cara menjawab untuk pertanyaan penelitian yang meningkatkan
pengetahuan saya ?
2. Bagaimana cara menjawab untuk pertanyaan penelitian yang meningkatkan
pendidikan secara praktek ?
3. Bagaimana cara menjawab untuk pertanyaan penelitian yang meningkatkan
kondisi manusia ?
Ketika Anda berpikir membuat pertanyaan penelitian, tanyakan diri
sendiri: Mengapa itu penting untuk menjawab pertanyaan ini ? Apakah pertanyaan
memiliki implikasi untuk meningkatkan praktek ? untuk membuat keputusan
administratif ? untuk perencanaan program? Apakah ada yang masalah penting
yang dapat diterangkan sampai tahap tertentu oleh pertanyaan penelitian ? Apakah
itu terkait dengan teori saat ini bahwa saya memiliki keraguan tentang atau ingin
membuktikan? Memikirkan kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini
dapat membantu Anda menilai pentingnya potensi dari pertanyaan penelitian.
Dalam pengalaman kita, siswa yang mengusulkan penelitian memiliki dua
kelemahan. Pertama, mereka menganggap terlalu banyak - misalnya, bahwa setiap
orang setuju dengan mereka (misalnya, itu adalah jelas) bahwa itu adalah penting
untuk mempelajari sesuatu seperti harga diri atau kemampuan untuk membaca.
Dalam kenyataannya, tidak semua orang setuju bahwa ini adalah topik penting
untuk dipelajari; namun, itu adalah masih tugas peneliti untuk membuat kasus
bahwa mereka penting bukan hanya dengan asumsi mereka. Kedua, siswa sering
melebih-lebihkan implikasi dari belajar.

Gambar
3.
Ilustrasi
hubungan jenis kelamin pemilih dan afiliasi partai.

Pertanyaan Penelitian Sering Berhubungan


Ada karakteristik tambahan bahwa pertanyaan penelitian yang baik sering
menguasai. Mereka sering (tetapi tidak selalu) menunjukkan adanya hubungan
untuk diselidiki. (Kita mendiskusikan alasan ini dalam Bab 3) . Menyarankan
hubungan berarti dua kemampuan atau ciri yang diikat bersama-sama atau
terhubung dalam beberapa cara. Apakah motivasi dan belajar berhubungan ? Jika
demikian, bagaimana ? bagaimana dengan usia dan daya tarik ? kecepatan dan
berat badan ? tinggi dan kekuatan ? sebuah kepala sekolah kebijakan administratif
dan fakultas moral ?
Hal ini penting untuk memahami bagaimana hubungan digunakan dalam
penelitian, karena istilah tersebut memiliki arti lain dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika peneliti menggunakan hubungan , mereka tidak mengacu pada sifat atau
kualitas dari hubungan antara orang Lihat contoh pada data grup A dan grup B
pada gambar 2.3 . Apa yang anda lihat ? Data hipotetis untuk grup A menunjukkan
bahwa dari Sebanyak 32 orang, 16 adalah Partai Republik dan 16 adalah Partai
Demokrat. Hal ini juga menunjukkan bahwa setengah laki-laki dan setengah
wanita. Grup B menunjukkan rincian yang sama berdasarkan afiliasi dan jenis
kelamin.

Yang membedakan adalah tidak ada asosiasi atau hubungan antara gender
dan partai politik dalam kelompok A, sedangkan ada hubungan yang sangat kuat
antara kedua faktor ini dalam kelompok B. Kita dapat mengungkapkan hubungan
dalam kelompok B dengan mengatakan bahwa laki-laki cenderung Partai
Republik sementara wanita cenderung Demokrat.

BAB III
ANALISA DATA
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik
analisis data kualitatif. Bagi data yang bersifat kuantitatif (numerical) tentu saja analisis
data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan ukuran-ukuran statistic. Untuk

analisis data kuantitatif dalam penggunaan statistik deskriptif dapat disesuaikan dengan
ruang lingkup yang hendak dicapai. Apakah mengharuskan data untuk memiliki
normalitas, homogenitas atau syarat lainnya. Teknik analisis data kuantitatif berbeda
dengan kualitatif. Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam
statistik yang digunakan pada data kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan inferensial.

Statistik Deskriptif

Stastistik Versus Paramater

Keuntungan utama dari statistik deskriptif adalah bahwa mereka mengizinkan peneliti
untuk menggambarkan informasi yang mengandung dalam banyak nilai hanya dengan
beberapa indeks, seperti mean dan median dan lain-lain. Ketika indeks tersebut dihitung
untuk sampel yang diambil dari populasi, mereka disebut statistic; ketika mereka dihitung
dari seluruh populasi, mereka disebut parameter. Karena sebagian besar pendidikan
penelitian melibatkan data dari sampel dan bukan dari populasi.

Dua Jenis Dasar Data Numerik


Dalam analisis data, informasi dapat dikumpulkan dalam beberapa cara, tetapi

dapat dilaporkan hanya dalam tiga cara: melalui kata-kata, melalui angka dan melalui
grafik yang menunjukkan pola atau menggambarkan suatu hubungan.
Dalam beberapa jenis penelitian, seperti wawancara, studi etnografi, atau studi kasus,
peneliti sering mencoba untuk menggambarkan temuan mereka melalui narasi deskripsi
dari beberapa macam. Peneliti tidak bermaksud untuk mengurangi
informasi ke bentuk numerik tetapi untuk hadir dalam bentuk deskriptif.dan sesering kaya
mungkin.
Banyak informasi yang dilaporkan dalam penelitian pendidikan terdiri dari
jumlah beberapa nilai semacam tes, persentase, indeks prestasi rata-rata, peringkat,
frekuensi, dan sejenisnya. Alasannya adalah angka merupakan cara yang berguna untuk
menyederhanakan informasi. Informasi numerik, biasanya disebut sebagai data, dapat
diklasifikasikan di salah satu dari dua cara dasar: baik sebagai kategoris atau kuantitatif
data. Data kategori berbeda dalam jenis, tapi tidak dalam derajat atau jumlah. Di sisi lain,
data kuantitatif berbeda

dalam derajat atau jumlah.

Data Kuantitatif
Data kuantitatif Diperoleh bila variabel yang diteliti, diukur dengan skala yang
menyatakan berapa jumlah yang dicapai oleh variabel tersebut. Data kuantitatif
dilaporkan dalam bentuk nilai. Beberapa contoh data kuantitatif seperti berikut:
-

Jumlah uang yang dihabiskan untuk peralatan olahraga oleh berbagai sekolah di
daerah tertentu pada satu semester (Variabel adalah jumlah uang yang dihabiskan

untuk peralatan olahraga).


Suhu dicatat setiap hari selama bulan September sampai Desember di Omaha,
Nebraska, pada tahun tertentu (variabel adalah suhu).

Data Kategorial
Data kategoria hanya menunjukkan jumlah total objek, individu, atau peristiwa sebuah
penemuan termasuk dalam kategori teretentu. Beberapa contoh kategori data sebagai
berikut:
- Representasi dari masing-masing kelompok etnis di sekolah (Variabel adalah
etnis); misalnya, Kaukasia, 1.462 (41 persen); hitam, 853 (24 persen);
-

Hispanik,760 (21 persen); Asia, 530 (15 persen)


Jumlah siswa laki-laki dan perempuan dalam kimia suatu kelas (variabel gender)
Jumlah guru di sebuah distrik sekolah besar yang menggunakan (1) kuliah dan

(2) metode diskusi (yang variabel mengajar metode)


Jumlah masing-masing jenis alat yang ditemukan di ruang kerja suatu (Variabel

adalah jenis alat)


Jumlah masing-masing jenis barang yang ditemukan di department store besar
(variabel adalah jenis barang dagangan )

Teknik Penyimpulan Data Kuantitatif


Catatan : Tidak ada teknik dalam bagian ini untuk meringkas Data kuantitatif

yang tepat untuk kategoris data; mereka digunakan hanya dengan data kuantitatif.
Frekuensi Poligon
Di bawah ini merupakan nilai dari 50 orang siswa pada ujian midsemester
Biologi.
64, 27, 61, 56, 52, 51, 3, 15, 6, 17, 27, 17, 24, 64, 31, 29, 31, 29, 29, 31, 29, 61,
59, 56, 34, 59, 51, 38, 28, 38, 38, 34, 36, 36, 34, 34, 36, 21, 21, 24,
63

25, 27, 27, 27,

Dari data di atas dapat dilihat data yang tercantum belum jelas urutannya
sehingga sulit dijelaskan. Agar mudah dimengerti, kita harus mengaturnya kedalam suatu
urutan. Salah satu yang paling umum cara untuk melakukan ini adalah untuk
mempersiapkan distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan dengan membuat daftar nilai di
urutan peringkat dari tinggi ke rendah. Seringkali, skor dalam distribusi dikelompokkan
ke dalam interval. Hal ini menghasilkan
distribusi frekuensi kelompok.

Tabel 1
Tabel 2
Meskipun distribusi frekuensi seperti yang di atas cukup informatif, sering informasi
yang dikandungnya sulit untuk divisualisasikan. untuk lebih mudah dipahami dan
interpretasi data kuantitatif, akan sangat membantu bila disajikan dalam grafik. Satu
grafilk seperti display dikenal sebagai poligon frekuensi.

Gambar1: poligon frekuensi dari tabel di atas.

Langkah-langkah membuat frekuensi poligon adalah sebagai berikut:


1 Daftar semua nilai di urutan ukuran, dan perhitungan berapa nilai dari masing2

masing siswa. Jika perlu masukkan nilai kedalam bentuk interval.


Label sumbu horisontal dengan menempatkan semua kemungkinan nilai

(atau

kelompok) pada interval yang sama, dimulai dengan nilai terendah di sebelah
3

kiri.
Beri label sumbu vertikal dengan menunjukkan frekuensi, di interval yang sama,

dimulai dengan nol.


Untuk setiap nilai (atau pengelompokan nilai), menemukan titik di mana ia

memotong dengan frekuensi , dan menempatkan sebuah titik pada titik itu.
Menghubungkan semua titik-titik dengan garis lurus.

Poligon Miring
Data dapat didistribusikan di hampir bentuk apapun. Jika sebuah peneliti
memperoleh satu set data di mana banyak individu menerima nilai rendah, misalnya
bentuk distribusi akan terlihat seperti frekuensi polygon yang ditunjukkan pada Gambar
2. Seperti yang terlihat, dalam hal ini distribusi tertentu hanya beberapa orang yang
menerima nilai tinggi. Frekuensi poligon pada Gambar 2 dikatakan miring positif karena
ekor distribusi trails ke kanan, ke arah yang lebih tinggi (lebih positif) nilai skor.
Misalkan seorang peneliti memperoleh satu set data di mana beberapa individu menerima
nilai relatif rendah. Maka bentuk distribusi akan terlihat seperti poligon frekuensi pada
Gambar 3. poligon ini dikatakan miring negatif, karena ekor panjang distribusi pergi ke
kiri.

Gambar 2. Poligon Miring Positif

Gambar 3. Poligon Miring Negatif


Histogram dan Plot Batang Daun
Histogram adalah grafik batang yang digunakan untuk menampilkan kuantitatif
data pada interval atau rasio tingkat pengukuran. Bar yang diatur dalam urutan dari kiri
ke kanan pada sumbu horisontal , dan lebar dari bar menunjukkan kisaran dari nilai-nilai
yang jatuh dalam setiap batang. Frekuensi ditampilkan pada sumbu vertikal, dan titik
persimpangan dua sumbu selalu nol. Selain itu, bar di histogram menunjukkan bahwa
mereka menggambarkan kuantitatif daripada kategorism data. Gambar 4 adalah
histogram dari data yang disajikan dalam distribusi frekuensi kelompok ditunjukkan pada
Tabel 2.

Gambar 4. Histogram dari tabel 2


Sebuah plot batang-daun adalah tampilan yang menyelenggarakan serangkaian
data yang menunjukkan kedua bentuk dan distribusinya. Setiap nilai data dibagi menjadi

"batang" dan "daun." daun biasanya digit terakhir nomor, dan angka lainnya di sebelah
kiri daun membentuk batang. Sebagai contoh angka 149 akan di bagi menjadi:
Batang
14
Daun
9
Mari kita membangun plot batang-daun untuk set berikut. Skor pada kuis matematika:
29, 37, 32, 46, 45, 45, 54, 51, 55, 55, 55, 60. Pertama, memisahkan setiap nomor ke
batang dan daun. Karena ini adalah nomor dua digit, puluhan digit adalah batang dan unit
digit adalah daun. Berikutnya, kelompok angka dengan batang sama seperti yang
ditunjukkan dibawah, daftar mereka dalam urutan numerik:

Kurva Normal
Secara sederhana, kurva normal adalah kurva yang berasal dari data-data yang
terdistribusi normal. Ciri-ciri data terdistribusi normal terdapat keseimbangan simpangan
antara sisi kiri dan sisi kanan sehingga sigma total dari data keseluruhan adalah nol.

Gambar 5. Kurva Normal


Kurva normal adalah suatu bentuk kurva yang sudah direncanakan, ordinatnya
menunjukkan frekuensi dan poros absisnya memuat nilai variabel. Jika dilihat dari
bentuknya, sudah bisa dipastikan bahwa disetiap ujung-ujungnya adalah distribusi atau
sebaran dengan frekuensi (kemunculan) paling kecil. Sebaliknya, frekuensi yang paling
banyak berada pada tengah-tengah kurva.
Rata-Rata
Rata-rata, atau ukuran pemusatan, memungkinkan peneliti untuk meringkas data
dalam distribusi frekuensi dengan satu nomor. Tiga jenis rata-rata yang sering digunakan
adalah modus, median, dan mean. Masing-masing mewakili jenis nilai rata-rata oleh
sekelompok individu pada beberapa ukuran.

Modus. Modus adalah skor yang paling sering di distribusi-yaitu, nilai yang dicapai oleh
siswa lebih daripada skor lainnya. Misalnya :
25, 20, 19, 17, 16, 16, 16, 14, 14, 11, 10, 9, 9
Dari distribusi tersebut modusnya adalah 16. Contoh lain yaitu :
25, 24, 24, 23, 22, 20, 19, 19, 18, 11, 10.
Distribusi ini (disebut distribusi bimodal) karena memiliki dua modus, 24 dan 19.
Median. Median adalah titik bawah dan titik atas yang 50 persen dari nilai dalam
distribusi. Lebih singkatnya, titik tengah. Dalam distribusi yang berisi jumlah nilai yang
tidak merata, median adalah yang terdekat dari pusat nilai. Dengan demikian, dalam
distribusi 5, 4, 3, 2, 1, median adalah 3. Dalam distribusi yang berisi jumlah nilai, median
adalah titik tengah antara dua nilai yang terdekat dari pusat. Dengan demikian, dalam
distribusi 70, 74, 82,86, 88, 90, median adalah 84. Oleh karena itu, median tidak tentu
salah satu nilai yang sebenarnya dalam distribusi yang diringkas.
Mean. Mean rata-rata lain semua nilai dalam distribusi. Hal ini ditentukan dengan
menambahkan semua nilai dan kemudian membagi jumlah ini dengan total jumlah nilai.
Mean dari distribusi mengandung nilai dari 52, 68, 74, 86, 95, dan 105, adalah 80. Cara
menentukan mean ini yaitu dengan menjumlah total nilai 480 kemudian membaginya
dengan banyaknya nilai yaitu 6. Dalam bentuk simbolik, rumus untuk menghitung mean
terlihat seperti ini:

X
n

Dimana merupakan "jumlah," X mewakili setiap baku skor nilai, n merupakan jumlah

total nilai, dan

mewakili mean.

Tabel 3. Modus, median, mean


Selisih
Ukuran pemusatan adalah statistik yang berguna untuk meringkas nilai dalam
distribusi, namun itu saja tidak cukup. Dua distribusi mungkin memiliki mean dan
median

yang

identik

namun

tidak

dengan

yang

lainnya.

Sebagai

contoh,

mempertimbangkan dua distribusi ini:


Distribusi A: 19, 20, 25, 32, 39
Distribusi B: 2, 3, 25, 30, 75
Mean di kedua distribusi ini adalah 27, dan median di kedua adalah 25. Namun
anda dapat melihat bahwa distribusi sangat berbeda. Dalam distribusi A,nilai lebih dekat
dan cenderung mengelompok di sekitar mean. Dalam distribusi B, mereka jauh lebih
menyebar. Karenanya dua distribusi berbeda dalam apa yang ahli statistik sebut
variabilitas. Gambar 6 mengilustrasikan contoh lebih lanjut.

Gambar 6
Dengan demikian, ukuran pemusatan, ketika disajikan tanpa informasi yang
menyertainya bagaimana penyebaran keluar atau tersebar data yang bisa menyesatkan.
Kuartil dan Ringkasan Lima Nomor.
Ketika distribusi miring, baik variabilitas dan bentuk umum dari distribusi dapat
dijelaskan oleh melaporkan beberapa persentil. Persentil di satu set nomor adalah nilai di
bawah yang persentase tertentu dari angka yang ditetapkan dan atas yang sisa nomor
angka yang ditetapkan. Pada distribusi, median adalah persentil ke-50. persentil lainnya
yang penting adalah persentil 25, juga dikenal sebagai kuartil pertama (Q1), dan persentil
ke-75, merupakan kuartil ketiga (Q3). Sebuah cara yang berguna untuk menggambarkan
distribusi miring dengan memberikan apa yang dikenal 5 nomor. Singkatnya, yang terdiri
dari skor terendah, Q1, median, Q3, dan skor tertinggi. Antar-kuartil Kisaran (IQR)
adalah perbedaan antara kuarti pertama dengan kuartil ketiga (Q 3-Q1=IQR).

Boxplots
Ringkasan lima jumlah distribusi secara grafis digambarkan dengan cara boxplot.
Boxplots sangat berguna dalam membandingkan dua atau lebih distribusi. Gambar 7
memberikan boxplots untuk distribusi dari nilai tengah semester dua kelas mengambil
ujian biologi yang sama. Setiap kotak pusat memiliki ujungnya di kuartil, dan median

ditandai dengan garis dalam kotak. The "kumis" di kedua ujung meluas ke terendah dan
skor tertinggi.

Gambar 7. Boxplots
Secara keseluruhan, kelas B memang lebih baik, tapi kumis atas menggambarkan
bahwa

kelas

memiliki

siswa

dengan

nilai

tertinggi.

Jangkauan.
Rentang keseluruhan merupakan jarak antara nilai tertinggi dan terendah dalam distribusi.
Dengan demikian, jika skor tertinggi dalam distribusi adalah 89 dan terendah adalah 11,
rentang akan 89-11, atau 78. Karena hanya melibatkan dua nilai paling ekstrim dalam
distribusi, kisaran adalah indikasi kasar variabilitas. Keuntungan utamanya adalah
memberikan

cepat

(meskipun

kasar)

perkiraan

variabilitas.

Standard Deviasi.
Standar deviasi (SD) adalah indeks yang paling berguna dalam variabilitas. Ini adalah
satu angka yang merepresentasikan penyebaran distribusi. Sesuai dengan mean, setiap
skor dalam distribusi digunakan untuk menghitungnya. Langkah-langkah yang terlibat
dalam menghitung standar deviasi yang mudah.
1 Hitung mean dari distribusi.

X
n

Kurangi mean dari nilai masing-masing. Setiap hasil dilambangkan

3
4

Pangkatkan masing-masing nilai tersebut (


Jumlahkan semua kotak dari nilai ini:

(
)2
Bagilah total dengan jumlah nilai. Hasil disebut varians.
Ambil akar kuadrat dari varians. Ini adalah standardeviasi.

X X

SD

X X
n

XX

)2.

XX

di mana SD adalah simbol untuk standar deviasi, adalah simbol untuk "jumlah," X

adalah simbol untuk nilai mentah,

adalah simbol untuk mean, dan n merupakan

nomor nilai dalam distribusi.


Contoh:

Tabel 4. Contoh standar deviasi


Standar Deviasi dari Normal Distribusi
Total luas di bawah kurva normal mewakili semua skor dalam distribusi normal.
Di kurva tersebut, mean, median, dan modus yang sama, sehingga rata-rata jatuh tepat di
pusat kurva. Berikut adalah beberapa fakta penting tentang normal distribusi:
o Lima puluh persen dari semua pengamatan (misalnya nilai) pada setiap sisi dari
o

mean (Gambar 8).


Dalam setiap distribusi normal, 68 persen dari nilai jatuh dalam satu standar
deviasi dari mean. Setengah ini (34 persen) berada dalam satu standar deviasi di

atas rata-rata dan setengah lainnya dalam satu standar deviasi di bawah rata-rata.
27 persen lagi dari pengamatan jatuh antara satu dan dua standar deviasi jauh.
Oleh karena itu 95 persen (68 persen ditambah 27 persen) jatuh dalam dua

standar deviasi dari mean.


Pada semua 99,7 persen dari pengamatan jatuh dalam tiga standar deviasi dari
mean. Gambar 9 menggambarkan ketiga fakta-fakta ini, sering disebut sebagai
aturan 68-95-99.7.

Gambar 8.

Gambar 9

Nilai Standar dan Kurva Normal


Nilai standar menggunakan skala umum untuk menunjukkan bagaimana seorang
individu dibandingkan dengan individu lain dalam kelompok. Nilai ini sangat membantu
dalam membandingkan posisi relatif individu pada instrumen yang berbeda. Dua nilai
standar yang paling sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah z nilai dan T
nilai.

Z skor. Bentuk paling sederhana dari nilai standar adalah z skor. Z skor digunakan untuk
mengetahui lebih detail dimana posisi suatu skor dalam suatu distribusi. Posisi dalam
suatu distribusi itu sendiri ditunjukan dengan simbol +/- yang menunjukan bahwa kalau
positif berada di atas mean dan kalo negatif menandakan sebaliknya. Z-score juga
memberi tahu berapa jarak skor itu sendiri dengan mean. Rumus mengubah satu data
menjadi z-skor :

z skor

nilai mentah mean


s tan dar deviasi

Contohnya :
Suatu kumpulan data memiliki rata-rata 76. Data tersebut memiliki standar deviasi
sebesar 3. Tentukan z-score untuk data bernilai 82 dan 73!
Cara menentukannya, kita harus melihat jarak antara rata-rata dengan skor. Kita ambil
data pertama contohnya 82.
Rumusnya adalah : nilai mentah-mean = 82-76 = +6
Setelah mengetahui jaraknya, kita harus melihat berapa s yang dimiliki oleh data tersebut.
Karena dalam soal ini, s bernilai 3, berarti +6 dibagi dengan 3 dan menghasilkan +2.

Berarti z-score untuk nilai 82 adalah +2. Sedangkan kalau untuk 73, jaraknya menjadi :
nilai mentah-mean = 73-76 = -3
Setelah itu langkahnya sama dengan atas dan menjadikan z-score untuk nilai 73 adalah
-1.
Probabilitas dan z Skor. Karakteristik dari distribusi normal adalah bahwa persentase
terkait dengan daerah di bawah kurva dapat dianggap sebagai probabilitas. Sebuah
probabilitas adalah persen yang dinyatakan dalam bentuk desimal dan mengacu pada
kemungkinan suatu peristiwa yang terjadi. Sebagai contoh, jika ada probabilitas bahwa
suatu peristiwa akan terjadi 25 persen dari waktu, acara ini dapat dikatakan memiliki
probabilitas 0,25. Demikian pula, Acara yang mungkin akan terjadi 90 persen dari waktu
adalah dikatakan memiliki probabilitas 0,90. Semua persentase terkait dengan daerah di
bawah kurva normal, oleh karena itu, dapat dinyatakan dalam bentuk desimal dan
dipandang sebagai probabilitas laporan. Beberapa probabilitas ini diperlihatkan pada
Gambar 10.

Gambar 10.

Mengingat daerah di bawah kurva normal dalam hal probabilitas sangat


membantu untuk seorang peneliti.
T Skor. Skor mentah di bawah mean adalah negatif; untuk menghilangkan tanda negatif,
maka Z score dikonversi ke T score. Untuk mengubah Z score menjadi T score, maka Z
score dikalikan 10 lalu ditambah 50. Dengan demikian: Z score = +1 setara dengan T
score: (1 x 10) +50 = 60 Z score = -2 setara dengan T score:
(-2x 10) +50 = 30 Ada pula sistem penilaian yang mirip dengan T score yang dibedakan
pada pilihan nilai mean dan SD. Dua diantaranya adalah yang digunakan dalam Graduate

Record Examination/ GRE : X = 500; SD 100, dan Weschler Intelligence Scale: X =100,
SD=15.

Gambar 11.

Korelasi
Dalam mempelajari adanya hubungan, maka peneliti dapat membandingkan dua variabel,
baik variabel kategorial (misalnya; metode A dan metode B) maupun variabel kuantitatif
(misalnya: usia dan berat badan; usia dengan kemampuan membaca atau berhitung dll).
Kadang-kadang hubungan ini sangat berguna untuk memprediksi. Langkah awal untuk
mengetahui korelasi adalah membuat scatterplot diagram, yaitu gambaran berupa titiktitik yang menunjukkan hubungan antara dua variabel kuantitatif.

Bagaimana menginterpretasikan Scatterplot?

Titik-titik yang digambarkan dalam scatterplot (diagram pencar) menunjukkan arah


hubungan antara variabel 1 dan variabel 2 apakah menunjukkan hubungan yang positif
atau negatif. Koefisien korelasi (r ) berkisar antara -1,00 hingga +1,00. yang
menunjukkan hubungan positif sempurna (+1,00) atau negatif sempurna (-1,00).
Beberapa contoh diagram pencar/scatterplot.

Koeffisien Product-Moment PEARSON


Bila data dari kedua variabel adalah data kuantitatif, maka peneliti dapat
menggunakan rumus Product Momen Pearson

n X

n XY ( X )( Y )
2

( X ) 2 ( n Y 2 ( Y ) 2

Contoh penggunaannya :

Maka:

5(1328) (81)( 78)

5(1373) 81 5(1300) 78
2

0,90

Teknik Menyimpulkan Data Kategorial


Tabel Distribusi Frekuensi
Seandainya peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data secara
random dari 50 orang guru di suatu kota. Kuesioner ini meliputi beberapa variabel yang
berkaian dengan minat dan kegiatan mengajar. Salah satu variabelnya adalah Kegiatan
pembelajaran yang paling sering digunakan guru di kelas, maka bentuk tabel
frekuensinya harus menunjukkan adanya beberapa kegiatan pembelajaran, yang
menunjukkan kategori dari kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti kemudian
menghitung dengan rigi (tally)
Respon Guru

Tally

ceramah

||||||||||||

15

30

Diskusi

||||||||

10

20

laporan lisan

||||

demonstrasi

|||| |||

16

praktikum

||||

10

studi pustaka

||

presentase

|||| |

12

Total
Data di atas dapat disajikan dalam bentuk

Frekuensi

n=50

Persentase (%)

100

Grafik batang

Diagram pie

Tabel Kontingensi
Tabel kontingensi merupakan tabelyang menggambarkan hubungan antara 2
variabel kategorial. Tabel kontingensi yang paling sederhana adalah tabel kontingensi 2x2
Contoh: Tabel 1 Data hipotetik jenjang guru dan gender guru.

Data di atas merupakan data hipotetik hasil pengamatan (observasi), namun


dengan asumsi yang sesuai kita berharap bahwa guru laki-laki dan wanita sama
jumlahnya. Maka peneliti dapat menambahkan data yang diharapkan (expected) selain
data pengamatan (observed)
Tabel 2 Data hipotetik jenjang guru dan gender guru dengan frekuensi harapan (dalam
kurung)

Jumlah yang diharapkan (expected) adalah 50 laki-laki dan 50 perempuan, karena


diasumsikan jumlah laki-laki dan perempuan seimbang. Contoh lainnya sebagai
pembanding, di mana datanya tak dapat diasumsikan seperti halnya gender.
Tabel 3.

Angka yang ada di dalam kurung adalah angka expected. Tabel ini menunjukkan
hubungan antara jabatan dan etnis. Maka untuk menghitung nilai expected adalah:
-

Jumlah administrator dibandingkan total jumlah adalah 100/600


Jumlah administrator pribumi = 1/6 x 370 =62
Jumlah administrator non pribumi = 1/6 x 230 =38
Jumlah guru dibandingkan total jumlah adalah 500/600 Jumlah guru pribumi =

5/6 x 370 = 308


- Jumlah guru non pribumi = 5/6 x 230 = 192
Data kategorial ini dapat digabungkan dengan kategori gender seperti contoh berikut
ini:
Tabel 4

Berdasarkan contoh di atas, perbandingan antar gender adalah sama (1:1)


sehingga angka expected 50, 50; 250, 250. Tabel Jabatan dan Etnis serta Tabel Jabatan
dan Gender di atas dapat pula diubah menjadi Tabel Gender dan Etnis berikut:
Tabel 5

Berdasarkan tabel-tabel di atas kita melihat ada diskrepansi antar variabel gender,
etnis, peran/jabatan. Tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa ada kecenderungan lebih
banyak pribumi daripada nonpribumi (tabel 3); lebih banyak laki-laki daripada
perempuan (Tabel 5). Namun terdapat hubungan kuat bahwa lebih banyak laki-laki yang
menjadi administrator dan lebih banyak perempuan yang menjadi guru (Tabel 4). Mari
kita bandingkan diskrepansi antara frekuensi expected dan observed.
Tabel 6

Inferensial Statistik
Pengertian Inferensial Statistik
Inferensial statistik adalah penarikan kesimpulan (infernsi) tentang karakteristik

populasi dengan menggunakan informasi yang di peroleh dari sebuah sampel yang
dicuplik dari populasi.bahan inferensi statistik mencakup dua masalah: (1) membuat
dugaan tentang parameter populasi, dan (2) menguji hipotesis tentang karakteristik
populasi.
Problem utama dalam inferensial statistik adalah bagaimana memastikan bahwa
perbedaan-perbedaan yang teramati antara dua (atau beberapa) sampel benar-benar
mencerminkan perbedaan - perbedaan pada populasi asal sampel. Pada waktu melakukan
inferensi tentang karakteristik populasi sellu terdapat kemungkinan inakurasi penarikan
kesimpulan karena pelran peluang atau variasi-variasi pencuplikan (sampling variability).
Namun, peran peluang itu bisa diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel.

Logika Inferensial Statistik


Statistik inferensial adalah jenis tertentu dari prosedur yang memungkinkan

peneliti untuk membuat kesimpulan tentang populasi berdasarkan temuan dari sampel.
Seperti dengan statistik deskriptif, teknik statistik inferensial berbeda tergantung pada
jenis data-kategorikal atau kuantitatif-peneliti ingin menganalisis. Bab ini dimulai dengan
teknik yang berlaku untuk data kuantitatif, karena mereka memberikan pengenalan
terbaik untuk logika di balik teknik inferensi dan karena penelitian pendidikan yang
paling melibatkan data tersebut.
Desain penelitian ditunjukkan pada Gambar di bawah ini

Jika dua sampel dipilih secara acak, mereka akan berbeda dari aslinya dua, berarti
mereka pada skala sikap akan berbeda, dan peneliti akan berakhir dengan satu set data
yang berbeda.
Ini adalah kesulitan dasar yang kita hadapi ketika kita bekerja dengan sampel:
Sampel tidak mungkin identik dengan populasi orang tua mereka. Perbedaan antara
sampel dan populasi disebut sebagai kesalahan sampling.
Misalkan kita mengambil dua sampel dari 25 siswa masing-masing dari populasi
ini dan diukur tinggi mereka. Apa yang akan Anda memperkirakan peluang peneliti akan
menemukan persis ketinggian rata-rata yang sama di kedua sampel? Sangat, sangat tidak
mungkin. Bahkan, kita mungkin bisa mengambil sampel setelah sampel dan sangat jarang
mendapatkan dua set orang memiliki persis ketinggian rata-rata yang sama.
Seperti semua distribusi normal, distribusi sarana sampel (disebut distribusi sampling)
memiliki rata-rata sendiri dan standar deviasi. Mean dari distribusi sampling (yang "ratarata sarana") adalah sama dengan rata-rata populasi. Dalam jumlah tak terbatas dari
sampel, beberapa akan memiliki berarti lebih besar dari rata-rata populasi dan beberapa
akan memiliki sarana yang lebih kecil dari rata-rata populasi (Gambar di bawah ini. Data
ini cenderung untuk menetralisir satu sama lain, sehingga rata-rata keseluruhan yang
sama dengan rata-rata populasi. Pertimbangkan contoh. Misalkan Anda memiliki populasi
hanya tiga nilai-1, 2, 3. Rerata populasi ini 2. Sekarang, ambil semua kemungkinan jenis
sampel ukuran dua. Berapa banyakakan ada? Sembilan (1, 1); (1, 2); (1, 3); (2, 1); (2, 2);
(2, 3); (3, 1); (3, 2); (3, 3). Sarana sampel ini 1, 1,5, 2, 1,5, 2, 2,5, 2, 2,5, dan 3, masingmasing. Menambahkan semua sarana ini dan bagi dengan sembilan (yaitu, 18 9), dan
Anda melihat bahwa rata-rata cara ini sama dengan 2, sama dengan rata-rata populasi.

Deviasi standar dari distribusi sampling mean disebut standard error dari mean
(SEM). Seperti dalam semua distribusi normal, oleh karena itu, 68-95-99.7 aturan
berlaku: sekitar 68 persen dari sampel berarti jatuh antara 1 SEM; sekitar 95 persen
penurunan antara 2 SEM; dan 99,7 persen jatuh antara 3 SEM (Gambar di bawah ini).

Standar deviasi dari sampel dengan akar kuadrat dari ukuran sampel minus satu:
Mari kita tinjau ide dasar kita telah disajikan sejauh ini.
1

Distribusi sampling dari mean (atau statistik deskriptif) adalah distribusi sarana
(atau statistik lainnya) yang diperoleh (secara teoritis) dari nomor tak terhingga

besar sampel dengan ukuran yang sama.


Bentuk distribusi sampling dalam banyak kasus (tetapi tidak semua) adalah

bentuk dari distribusi normal.


SEM (standard error dari mean) -yaitu, deviasi standar dari distribusi sampling
mean-dapat diperkirakan dengan membagi standar deviasi dari sampel dengan

akar kuadrat dari satu sampel ukuran dikurangi.


Frekuensi rata-rata sampel tertentu akan terjadi dapat diperkirakan dengan
menggunakan skor z berdasarkan data sampel untuk menunjukkan posisinya
dalam distribusi sampling.

Hipotesis Nol
Seperti yang Anda ingat, hipotesis penelitian menentukan hasil prediksi dari
penelitian. Banyak hipotesis penelitian memprediksi sifat hubungan peneliti berpikir ada
dalam populasi; misalnya: "Mean populasi siswa menggunakan metode A lebih besar dari
rata-rata populasi siswa menggunakan metode B." Hipotesis nol paling umum digunakan
menentukan tidak ada hubungan dalam populasi; misalnya: "Tidak ada perbedaan antara
rata-rata populasi siswa menggunakan metode A dan mean populasi siswa menggunakan
metode B." (ini adalah hal yang sama dengan mengatakan perbedaan antara sarana dua
populasi adalah nol.) Gambar dibawah menawarkan perbandingan penelitian dan
hipotesis nol.

Teknik inferensi
Keuntungan dari teknik parametrik adalah bahwa mereka umumnya lebih kuat
daripada teknik nonparametrik dan karenanya jauh lebih mungkin untuk mengungkapkan
perbedaan benar atau hubungan jika benar-benar ada. Kerugian mereka adalah bahwa
sering seorang peneliti tidak dapat memenuhi asumsi mereka butuhkan (misalnya, bahwa
populasi terdistribusi secara normal pada karakteristik bunga).
Tes menghasilkan nilai t (disebut t diperoleh), yang peneliti kemudian memeriksa
di tabel statistik (mirip dengan yang ditampilkan pada Lampiran B) untuk menentukan
tingkat signifikansi yang telah tercapai. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika .
05 tingkat signifikansi tercapai, peneliti lazim menolak hipotesis nol dan menyimpulkan
bahwa perbedaan nyata tidak ada. Ada dua bentuk ini t-test, a-uji t untuk sarana
independen dan t-test untuk sarana berkorelasi. T-test untuk sarana independen digunakan
untuk membandingkan nilai rata-rata dari dua kelompok yang berbeda, atau independen,

Analisis Varians. Ketika peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang
signifikan antara sarana lebih dari dua kelompok, mereka biasanya menggunakan teknik
yang disebut analisis varians (ANOVA), yang sebenarnya adalah sebuah bentuk yang
lebih umum dari t-test yang sesuai untuk digunakan dengan tiga atau lebih kelompok.
(Hal ini juga dapat digunakan dengan dua kelompok.) Singkatnya, variasi baik di dalam
dan di antara masing-masing kelompok dianalisis secara statistik, menghasilkan apa yang
dikenal sebagai nilai F. Seperti dalam t-test, nilai F ini kemudian diperiksa di meja
statistik untuk melihat apakah itu signifikan secara statistik. Hal ini ditafsirkan cukup
mirip dengan t-nilai, bahwa semakin besar nilai yang diperoleh dari F, semakin besar
kemungkinan bahwa signifikansi statistik ada.

hipotesis nol: Tidak ada perbedaan antara kelompok-kelompok.


hipotesis penelitian : diperlukan untuk menemukan hal ini. ANOVA juga digunakan
ketika lebih dari satu variabel independen diteliti, seperti dalam desain factorial.
Analisis Kovarian. Analisis kovarians (ANCOVA) adalah variasi dari ANOVA
digunakan ketika, misalnya, kelompok diberi pretest terkait dalam beberapa cara untuk
variabel dependen dan nilai rata-rata mereka pada pretest ini ditemukan berbeda.
ANCOVA memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan nilai rata-rata posttest pada
variabel dependen untuk setiap kelompok untuk mengkompensasi perbedaan awal antara
kelompok-kelompok di pretest. pretest disebut kovariat. Berapa banyak posttest berarti
skor harus disesuaikan tergantung pada seberapa besar perbedaan antara sarana pretest
adalah dan derajat hubungan antara kovariat dan variabel dependen. Beberapa kovariat
dapat digunakan dalam tes ANCOVA, sehingga selain (atau bukan) menyesuaikan untuk
pretest, peneliti dapat menyesuaikan untuk efek variabel lainnya. (Peneliti membicarakan
hal ini lebih lanjut dalam Bab 13). Seperti ANOVA, ANCOVA menghasilkan nilai F, yang
kemudian mendongak dalam tabel statistik untuk menentukan apakah itu signifikan
secara statistik.
Analisis multivariat Variance. Analisis varians multivariat (MANOVA) berbeda
dari ANOVA hanya satu hal: Ia menggabungkan dua atau lebih tergantung variabel dalam
analisis yang sama, sehingga memungkinkan tes yang lebih kuat dari perbedaan antara
means.

Teknik Nonparametik Untuk Analisis Data Kuantitatif


TheMann-Whitney U Test. TheMann-Whitney U test alternatif nonparametrik

dengan t-test digunakan ketika seorang peneliti ingin menganalisis peringkat data.
Peneliti berbaur skor dari dua kelompok dan kemudian peringkat mereka seolah-olah
mereka semua hanya dari satu kelompok. Tes menghasilkan nilai (U), yang kemungkinan
terjadinya kemudian diperiksa oleh peneliti dalam tabel statistik yang sesuai. Logika dari
tes ini adalah sebagai berikut: Jika populasi orang tua identik, maka jumlah peringkat
dikumpulkan untuk setiap kelompok harus sekitar sama. Jika jajaran dijumlahkan adalah
sangat berbeda, di sisi lain, maka perbedaan ini mungkin signifikan secara statistik.

The Kruskal-Wallis One-Way Analysis of Variance. The Kruskal-Wallis


analisis satu arah varians digunakan ketika peneliti memiliki lebih dari dua kelompok
independen untuk membandingkan. Prosedur ini sangat mirip dengan uji Mann-Whitney
U. Skor dari individu-individu dalam beberapa kelompok dikumpulkan dan kemudian
peringkat seolah-olah mereka semua berasal dari satu kelompok. Jumlah dari jajaran
ditambahkan bersama-sama untuk masing-masing kelompok yang terpisah kemudian
dibandingkan. Analisis ini menghasilkan nilai (H), yang kemungkinan terjadinya
diperiksa oleh peneliti dalam tabel statistik yang sesuai.
Uji Tanda. Uji tanda digunakan ketika peneliti ingin menganalisis dua terkait
(sebagai lawan independen) sampel. sampel terkait yang terhubung dalam beberapa cara.
Misalnya, sering seorang peneliti akan mencoba untuk menyamakan kelompok pada IQ,
jenis kelamin, usia, atau beberapa variabel lainnya. Kelompok-kelompok dicocokkan,
sehingga untuk berbicara, padavariabel. Contoh lain dari sampel terkait adalah ketika
kelompok yang sama adalah baik pra dan posttested (yaitu, diuji dua kali). Setiap
individu, dengan kata lain, diuji pada dua kesempatan yang berbeda (seperti dengan t-test
untuk sarana berkorelasi). Tes ini sangat mudah digunakan. Peneliti hanya berbaris
pasang mata kuliah terkait dan kemudian menentukan berapa kali mata pelajaran
dipasangkan dalam satu kelompok dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
lain. Jika kelompok-kelompok tidak berbeda secara signifikan, total untuk kedua
kelompok harus sekitar sama. Jika ada perbedaan yang jelas dalam angka (seperti banyak
lagi dalam satu kelompok mencetak lebih tinggi), perbedaan mungkin signifikan secara
statistik. Sekali lagi, probabilitas terjadinya ini dapat ditentukan dengan konsultasi tabel
statistik yang sesuai.
The Friedman Two-Way Analysis of Variance. Jika lebih dari dua kelompok
terkait yang terlibat, maka Friedman analisis dua arah varians uji dapat digunakan.
Sebagai contoh, jika seorang peneliti mempekerjakan empat kelompok cocok, tes ini akan
sesuai.

Teknik Parametik untuk Analisis Kategori Data


Uji T proporsi. tes parametrik yang paling sering digunakan untuk menganalisis

data kategoris adalah t-tests untuk perbedaan dalam proporsi-yaitu, apakah proporsi
dalam satu kategori (misalnya, laki-laki) berbeda dari proporsi di kategori lain (misalnya,

perempuan). Seperti halnya dengan t-tes untuk sarana, ada dua bentuk: satu t-test proporsi
tunggal dan satu t- tes untuk proporsi berkorelasi.

Teknik Nonparametik untuk Analisis Kategori Data


The Chi-Square Test. Uji chi-square digunakan untuk menganalisis data yang

dilaporkan dalam kategori. Misalnya, seorang peneliti mungkin ingin membandingkan


berapa banyak guru pria dan wanita mendukung kurikulum baru yang akan dilembagakan
dalam sebuah distrik sekolah tertentu. Dia meminta sampel dari 50 guru jika mereka
mendukung atau menentang kurikulum baru. Jika mereka tidak berbeda secara signifikan
dalam respon mereka, dia akan berharap bahwa sekitar proporsi yang sama dari laki-laki
dan perempuan akan mendukung (atau lawan) melembagakan kurikulum.
Uji chi-square didasarkan pada perbandingan antara frekuensi yang diharapkan
dan aktual, frekuensi diperoleh. Jika frekuensi yang diperoleh sama dengan frekuensi
yang diharapkan, maka peneliti menyimpulkan bahwa kelompok tidak berbeda (dalam
contoh kita di atas, mereka tidak berbeda dalam sikap mereka terhadap kurikulum baru).
Jika ada perbedaan yang cukup besar antara frekuensi yang diharapkan dan yang
diperoleh, di sisi lain, maka peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
dalam sikap antara kedua kelompok.
Koefisien, dilambangkan dengan huruf C, yang kita disebut dalam Bab 10. Ini
adalah ukuran dari tingkat asosiasi dalam tabel kontingensi. Peneliti menunjukkan
bagaimana menghitung kedua uji chi-square dan koefisien kontingensi dalam Bab 12.
Koefisien kontingensi tidak dapat ditafsirkan dengan cara yang persis sama dengan
koefisien korelasi. Itu harus ditafsirkan dengan menggunakan Tabel dibawah ini.. Tabel
ini memberikan batas atas untuk C, tergantung pada jumlah sel dalam tabel crossbreak.

IKHTISAR TEKNIK Nama-nama prosedur inferensial yang paling umum


digunakan dan jenis data yang sesuai untuk penggunaannya dirangkum dalam Tabel 11.2.
Ringkasan ini harus berguna bagi Anda setiap kali Anda temui istilah ini dalam membaca
Anda. Sementara rincian dari kedua pemikiran matematika dan perhitungan berbeda jauh
antara teknik ini, hal yang paling penting untuk diingat adalah sebagai berikut:
1

Produk akhir dari semua prosedur inferensi adalah sama: sebuah pernyataan
probabilitas yang berkaitan data sampel dengan karakteristik populasi yang

dihipotesiskan.
Semua teknik inferensi menganggap random sampling. Tanpa random sampling,

probabilitas yang dihasilkan dalam kesalahan-ke tingkat yang tidak diketahui.


Teknik Inference dimaksudkan untuk menjawab satu pertanyaan: Mengingat data
sampel, apa karakteristik populasi kemungkinan? teknik ini tidak membantu
memutuskan apakah hasil data menunjukkan yang bermakna atau bergunamereka menunjukkan hanya sejauh mana mereka dapat digeneralisasikan.

Statistik dalam Perspektif

Membandingkan Grup:
Data kuantitatif

Teknik
Setiap kali dua atau lebih kelompok dibandingkan dengan menggunakan Data
kuantitatif, perbandingan dapat dibuat dalam berbagaia cara: melalui poligon frekuensi,
perhitungan dari satu atau lebih ukuran pemusatan (rata-rata), dan / atau perhitungan satu
atau lebih tindakan variabilitas (Spread). Poligon frekuensi memberikan informasi paling
average adalah ringkasan yang bermanfaat dari masing-masing kinerja kelompok dan
menyebar memberikan informasi tentang tingkat variabilitas dalam setiap kelompok.
Ketika menganalisis data yang diperoleh dari dua kelompok. Oleh karena itu,
yang pertama peneliti hal yang harus dilakukan adalah membangun poligon frekuensi
skor masing-masing kelompok. Ini akan menampilkan semua informasi yang tersedia
tentang masing-masing kelompok dan juga membantu para peneliti memutuskan mana
yang lebih pendek dan indeks lebih nyaman untuk menghitung. Sebagai contoh,
pemeriksaan poligon frekuensi dari kelompok Skor dapat menunjukkan apakah median
atau mean adalah ukuran yang paling tepat tendensi sentral untuk digunakan. Ketika

membandingkan data kuantitatif dari dua kelompok. Oleh karn itu, peneliti
merekomendasikan sebagai berikut :
Rekomendasi 1: Sebagai langkah pertama, siapkan frekuensi poligon skor masing-masing
kelompok.
Rekomendasi 2: Gunakan poligon ini untuk memutuskan yang ukuran tendensi sentral
sesuai menghitung. Jika setiap poligon menunjukkan skor ekstrim di salah satu ujung,
menggunakan median untuk semua kelompok daripada, atau di samping, berarti.

Interpretasi
Setelah statistik deskriptif telah dihitung, mereka harus ditafsirkan. Pada titik ini,
tugas ini adalah untuk menggambarkan kata-kata, apa yang poligon dan rata-rata
memberitahu peneliti tentang pertanyaan atau hipotesis sedang diselidiki. Sebuah
pertanyaan kunci muncul: Berapa besar perbedaan yang tidak berarti di antara dua
kelompok ini yang berada dalam urutan penting? Ketika perbedaan ini akan membuat
perbedaan? Bagaimana seseorang memutuskan? Anda akan ingat bahwa ini adalah isu
praktis dibandingkan signifikansi statistik yang kita bahas dalam Bab 11.

Gunakan Informasi Tentang Grup


Sayangnya, dalam penelitian pendidikan yang paling informasi ini sangat sulit
untuk mendapatkan. Kadang-kadang, pengalaman sebelumnya dapat membantu. Salah
satu keuntungan dari IQ Skor adalah bahwa selama bertahun-tahun banyak pendidik
memiliki cukup pengalaman mereka untuk membuat perbedaan antara mereka bermakna.
Kebanyakan konselor berpengalaman, administrator, dan guru menyadari, misalnya :
bahwa perbedaan berarti kurang dari 5 poin antara dua kelompok memiliki sedikit makna
yang berguna, tidak peduli seberapa statistik signifikan perbedaan mungkin. Mereka juga
tahu
bahwa perbedaan antara sarana 10 poin cukup memiliki implikasi penting. Di lain waktu,
seorang peneliti mungkin telah tersedia kerangka acuan, atau standar, untuk digunakan
dalam menafsirkan besarnya perbedaan antara berarti. Salah satu standar tersebut terdiri
dari skor rata-rata dari kelompok yang dikenal. Dalam sebuah studi kritis berpikir di
mana salah satu penulis hadir berpartisipasi, misalnya, akhir tahun berarti skor untuk
kelompok sebelas kelas yang menerima kurikulum khusus lebih tinggi dari yang khas

dari nilai rata-rata dari kesebelas-kelas pada umumnya dan dekat dengan skor rata-rata
dari kelompok mahasiswa, sedangkan perbandingan Kelompok mencetak lebih rendah
dari keduanya. Karena special curriculum yang kelompok juga menunjukkan penurunan
air berarti keuntungan yang dua kali lipat dari kelompok pembanding, bukti keseluruhan
diperoleh melalui membandingkan mereka kinerja dengan kelompok lain menunjukkan
bahwa keuntungan yang dibuat oleh kelompok khusus-kurikulum yang penting.
Hitung Ukuran Effect. teknik lain untuk menilai besarnya perbedaan antara cara dua
kelompok adalah menghitung apa yang dikenal sebagai efek ukuran (ES). *
Efek ukuran memperhitungkan ukuran perbedaan antara sarana yang diperoleh,
terlepas dari apakah itu signifikan secara statistik. Salah satu yang paling umum
digunakan indeks efek ukuran diperoleh dengan membagi perbedaan antara sarana dua
kelompok yang dibandingkan dengan standar deviasi dari kelompok pembanding.
Demikian berarti dari kelompok eksperimen

ES=

Berarti d ari kelompok pembanding


standar deviasi darikelompok pembanding

Ketika pre-to-post keuntungan dalam nilai rata-rata dari dua kelompok dibandingkan,
rumus dimodifikasi sebagai berikut:
berarti gain eksperimental

ES=

Berarti dari kelompok pembanding


standar deviasi darikelompok pembanding

Standar deviasi dari skor gain diperoleh dengan pertama mendapatkan gain (pasca - pra)
skor untuk setiap individu dan kemudian menghitung standar deviasi seperti biasa.
Sementara efek ukuran adalah alat yang berguna untuk menilai besarnya
perbedaan antara cara dua kelompok, itu tidak, dalam dan dari dirinya sendiri, menjawab
pertanyaan dari seberapa besar itu harus bagi para peneliti untuk mempertimbangkan
diperoleh perbedaan penting. Seperti halnya dengan signifikansi tingkat, ini pada
dasarnya adalah keputusan yang sewenang-wenang. Sebagian peneliti menganggap
bahwa ukuran efek 0,50
(Yaitu, setengah standar deviasi dari perbandingan skor kelompok) atau lebih
besar adalah temuan penting. Jika skor sesuai dengan distribusi normal, nilai tersebut

menunjukkan bahwa perbedaan dalam cara antara kedua kelompok adalah sekitar satudua belas jarak antara tertinggi dan skor terendah dari kelompok pembanding. ketika
menilai

besarnya perbedaan antara cara dua kelompok, oleh karena itu, peneliti

merekomendasikan sebagai berikut:


Rekomendasi 3: Bandingkan hasil yang diperoleh sdengan Data pada sarana kelompok
yang dikenal, jika memungkinkan.
Rekomendasi 4: Hitung efek ukuran. Menafsirkan ES dari 0,50 atau lebih besar sama
pentingnya.

Gunakan inferensial Statistik.


Metode ketiga untuk menilai pentingnya perbedaan antara sarana dari dua
kelompok adalah dengan menggunakan statistik inferensial. Saya t adalah umum untuk
menemukan, bahkan sebelum memeriksa poligon atau perbedaan berarti, bahwa peneliti
telah menerapkan teknik inferensi (t-test, analisis varians, dan sebagainya) dan kemudian
menggunakan hasil sebagai satu-satunya kriteria untuk mengevaluasi pentingnya hasil.
praktek ini telah datang di bawah serangan meningkat untuk berikut alasan:
1

Kecuali kelompok dibandingkan yang sampel acak dari populasi tertentu (yang
tidak biasa), yang hasil (probabilitas, tingkat signifikansi, dan keyakinan interval)

adalah untuk gelar yang tidak diketahui kesalahan dan karenanya menyesatkan.
. Hasilnya sangat dipengaruhi oleh ukuran sampel. Dengan 100 kasus di masingmasing dua kelompok, perbedaan berarti di skor IQ 4,2 poin secara statistik
signifikan pada 05 tingkat (dengan asumsi deviasi standar 15, seperti khas dengan
sebagian besar tes IQ). Meskipun secara statistik signifikan, Perbedaan ini sangat

3
4

kecil untuk menjadi bermakna dalam arti praktis.


Besarnya sebenarnya perbedaan diminimalkan atau kadang-kadang diabaikan.
Tujuan dari statistik inferensial adalah untuk memberikan informasi berkaitan
dengan generalisasi hasil sampel untuk populasi, tidak untuk mengevaluasi hasil
sampel.

Berkenaan dengan penggunaan statistik inferensial.


merekomendasikan sebagai berikut :

Oleh karna

itu,

peneliti

Rekomendasi 5: Pertimbangkan untuk menggunakan statistik inferensial hanya jika Anda


dapat membuat argumen yang meyakinkan bahwa perbedaan antara sarana besarnya
diperoleh penting
Rekomendasi 6: Jangan gunakan tes statistik signifikansi untuk mengevaluasi besarnya
perbedaan antara mean sampel. Menggunakannya hanya sebagai mereka dimaksudkan:
untuk menilai generalisasi yang hasil.
Rekomendasi 7: Kecuali sampel acak yang digunakan, menafsirkan probabilitas dan /
atau signifikansi tingkat seperti indeks mentah, nilai-nilai tidak tepat.
Rekomendasi 8: Laporkan hasil inferensi teknik sebagai interval kepercayaan daripada
(atau selain) tingkat signifikansi.

Contoh.
Mari kita memberikan contoh untuk mengilustrasikan ini jenis analisis. Peneliti
akan menyajikan perhitungan yang tepat secara rinci dan kemudian menginterpretasikan
hasil. Membayangkan bahwa kita memiliki dua kelompok siswa kelas delapan, 60 di
masing-masing kelompok, yang menerima metode yang berbeda dari sosial Studi
instruksi untuk satu semester. Guru satu kelompok menggunakan metode inquiry
instruksi, sementara guru dari kelompok lain menggunakan metode ceramah. Hipotesis
peneliti adalah bahwa metode inquiry akan menghasilkan peningkatan yang lebih besar
daripada

metode

ceramah

di

keterampilan menjelaskan yang diukur dengan "uji kemampuan untuk menjelaskan "(lihat
halaman 151) dalam Bab 8. Setiap siswa diuji di awal dan di akhir semester. Tes terdiri
dari 40 item; rentang skor pada pretest adalah 3-32, atau 29 poin. Sebuah skor gain
(Posttest-pretest) diperoleh. Skor gain ini ditunjukkan dalam distribusi frekuensi pada
Tabel 12.1 dan poligon frekuensi pada Gambar 12.3.

Tabel Gain Skor pada uji Kemampuan untuk


Jelaskan: Kirim dan Kuliah Grup
Penyelidikan
Keuntungan

Kuliah
Kumulatif

Kumulatif

skor

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

Frekuensi

11

60

60

10

59

60

56

58

51

55

44

51

35

47

26

40

20

31

14

23

16

10

-1

Gambar Poligon Frekuensi Gain Skor pada Uji


Kemampuan untuk Jelaskan: Kirim dan Grup Kuliah
Poligon ini menunjukkan bahwa perbandingan sarana adalah tepat. Mengapa? *
Mean dari kelompok penyelidikan adalah 5,6 dibandingkan dengan rata-rata 4,4 untuk
kelompok kuliah. Perbedaan antara berarti adalah 1,2. Dalam hal ini, perbandingan

dengan sarana kelompok yang dikenal tidak mungkin, karena data tersebut tidak tersedia.
Sebuah perhitungan mempengaruhi hasil ukuran dalam ES dari 0,44, agak di bawah 0,50
yang paling peneliti merekomendasikan untuk signifikansi. Pemeriksaan Gambar 12.3,
bagaimanapun, menunjukkan bahwa Perbedaan antara sarana kedua kelompok harus
tidak didiskontokan. Gambar 12.4 dan Tabel 12.2 menunjukkan bahwa jumlah siswa
memperoleh 7 atau lebih poin 25 di kelompok penyelidikan dan 13 (sekitar setengah
sebanyak) dalam perkuliahan kelompok. Sebuah keuntungan dari 7 poin pada tes 40-item
dapat dianggap substansial, bahkan lebih jika mengingat rentang itu 29 poin (3-32) pada
pretest. Jika keuntungan dari 8 poin digunakan, jumlahnya 16 pada kelompok
penyelidikan dan 9 pada kelompok kuliah. Jika keuntungan dari 6 poin digunakan, angka
menjadi 34 dan 20. Peneliti berpendapat bahwa perbedaan ini cukup besar, dalam
konteks, untuk merekomendasikan metode inquiry atas metode ceramah.

Gambar 90 Persen Confidence Interval untuk


Perbedaan 1,2 Antara Sarana Contoh
Penggunaan teknik inferensi (a-uji t untuk mandiri berarti) menunjukkan bahwa p
<0,05 dalam satu ekor. Hal ini menyebabkan peneliti untuk menyimpulkan bahwa
perbedaan diamati antara sarana 1,2 poin mungkin bukan karena sampel tertentu yang
digunakan. Apakah probabilitas ini dapat diambil sebagai tepat tergantung terutama pada
apakah sampel dipilih secara acak. Selang kepercayaan 90 persen ditunjukkan pada
Gambar 12.4. Perhatikan bahwa perbedaan nol antara berarti populasi tidak dalam selang
kepercayaan.

Berkaitan Variabel Dalam Kelompok: Data kuantitatif


Teknik
Setiap kali hubungan antara variabel kuantitatif dalam satu kelompok diperiksa,
teknik yang sesuai adalah sebar dan koefisien korelasi. Sebar yang menggambarkan
semua data visual, sedangkan koefisien korelasi memberikan ringkasan numerik dari
data. Ketika menganalisis data yang diperoleh dari satu kelompok, oleh karena itu,
peneliti harus dimulai dengan membangun sebar. Tidak hanya akan memberikan semua
informasi yang tersedia, tetapi akan membantu mereka menilai mana koefisien korelasi
untuk menghitung (pilihannya biasanya akan antara r Pearson, yang mengasumsikan
linear, atau hubungan garis lurus, dan eta, yang menggambarkan sebuah lengkung, atau
melengkung, hubungan). Pertimbangkan Gambar 12.5. Semua dari lima scatterplots yang
ditampilkan menunjukkan korelasi Pearson dari sekitar 0,50. Hanya dalam (a),
bagaimanapun, tidak koefisien ini (0,50) benar-benar menyampaikan sifat hubungan.
Dalam (b) hubungan bersahaja, karena merupakan salah satu lengkung, dan eta akan
memberikan koefisien lebih tinggi. Dalam (c) koefisien tidak mencerminkan sifat
berbentuk kipas hubungan. Dalam (d) koefisien tidak mengungkapkan bahwa ada dua
subkelompok yang berbeda. Dalam (e) koefisien ini sangat meningkat oleh kasus yang
tidak biasa. sementara ini ilustrasi yang sedikit berlebihan, hasil serupa sering ditemukan
pada data real.
Ketika memeriksa hubungan dalam satu kelompok, Oleh karena itu, peneliti
merekomendasikan sebagai berikut:
Rekomendasi 9: Mulailah dengan membangun sebar a.
Rekomendasi 10: Gunakan sebar untuk menentukan yang koefisien korelasi sesuai
menghitung.
Rekomendasi 11: Gunakan kedua sebar dan koefisien korelasi untuk menafsirkan hasil.
Interpretasi
Menafsirkan scatterplots dan korelasi menyajikan masalah mirip dengan yang
kita bahas dalam kaitannya dengan perbedaan berarti. Berapa besar harus korelasi

Koefisien menjadi menyarankan hubungan penting? Apa hubungan penting terlihat


seperti pada sebar?
Grup Kirim

f a fX b

Menda

X X c

patkn
Scor

Kuliah Grup

X
X

X
X

Menda

fX

X X

patkan
Scor

X
X

X
X

11

11

5,4

292

29,2

11

6,6

43,6

0,0

10

30

4,4

19,4

58,2

10

20

5,6

31,4

62,8

45

3,4

11,6

58,0

27

4,6

21,2

63,6

56

2,4

5,8

40,6

32

3,6

13,0

52,0

63

1,4

2,0

18,0

28

2,6

6,8

27,2

54

0,4

0,2

1,8

42

1,6

2,6

18,2

30

-0,6

0,4

2,4

45

0,6

0,4

3,6

24

-1,6

2,6

15,6

32

-0,4

0,2

1,6

15

-2,6

6,8

34,0

21

-1,4

2,0

14,0

-3,6

130

52,0

12

-2,4

5,8

34,8

-4,6

21,2

42,4

-3,4

11,6

46,4

-5,6

31,4

94,2

-4,4

19,4

97,2

-1

-6,6

43,6

0,0

-1

-1

-5,4

29,2

29,2

-2

-7,6

57,8

0,0

-2

-6,4

41,0

0,0

Total

338

fX = 338 =5,6
X 1=
n
60

446,4

262

450,4

X
X

SD 1 =

SEM 1=

SD
2.7 2,7
=
=
=0,35
n1 59 7,7

fX = 262 =4,4
X 2=
n
60
X
X

SD 2 =

SEM 2=

SD
2,7 2,7
=
=
=0,35
n1 59 7,7

SED = (SEM 1)2 +(SEM 2)2= 0,35 2+ 0,352= 0,12+0,12= 0,24=0,49

t=

1 X 2 1,2
X
=
=2,45 P<0,05
SED
0,49

ES ( ) =

1 X 2 1,2
X
=
=0,44
SD 2
2,4

f a=frekuensi

X
X2

mean
scor

fX b=frekuensi scor

X X c =scormean

X
X

mean
scor

f e

Gambar Plot sebar dengan r Pearson dari 0,50


Seperti yang Anda lihat, melakukan atau mengevaluasi penelitian tidak Potong
dan keringkan; itu bukan masalah berikut seperangkat aturan, melainkan membutuhkan
informasi penghakiman. dalam menilai koefisien korelasi, yang pertama harus menilai
kesesuaian mereka, seperti yang dilakukan dengan orang-orang pada Gambar 12.5. Jika
koefisien korelasi Pearson adalah ringkasan yang memadai (Dan peneliti telah
menunjukkan pada Gambar 12.5 bahwa ini bukan selalu terjadi), sebagian besar peneliti
akan setuju dengan
interpretasi ditunjukkan pada Tabel 12.3 ketika menguji penelitian hipotesa.
Sebagai dengan perbandingan sarana, penggunaan inferensial statistik untuk menilai
pentingnya besarnya dari Hubungan keduanya umum dan sering menyesatkan. Dengan
sampel 100, korelasi hanya 0,20 secara statistik signifikan pada tingkat 0,05 dengan uji
dua sisi. Demikian, peneliti merekomendasikan berikut ketika menafsirkan scatterplots
dan koefisien korelasi:

Rekomendasi 12: Menarik garis yang paling cocok untuk semua menunjukkan di sebar,
dan perhatikan tingkat penyimpangan dari itu. Semakin kecil penyimpangan semua
sepanjang garis, yang lebih berguna hubungan. *
Rekomendasi 13: Pertimbangkan untuk menggunakan inferensial statistik hanya jika
Anda dapat memberikan argumen yang meyakinkan untuk pentingnya ukuran hubungan
ditemukan dalam sampel.
Rekomendasi 14: Jangan gunakan tes statistik signifikansi untuk mengevaluasi besarnya
hubungan. Gunakan mereka, karena mereka dimaksudkan, untuk menilai generalisasi.
Rekomendasi 15: Kecuali sampel acak adalah digunakan, menafsirkan probabilitas dan /
atau signifikansi tingkat seperti indeks mentah, nilai-nilai tidak tepat.
Rekomendasi 16: Laporkan hasil inferensi teknik sebagai interval kepercayaan lebih
selain sebagai tingkat signifikansi.
TABEL Interpretasi KorelasiKoefisien ketika Pengujian Penelitian Hipotesis
Besaran r

Interpretasi

0,00 0,40

Sedikit kepentingan praktis kecuali dalam kondisi yang tidak


biasa, mungkin dari nilai teoritis.

0,41 0,60

Cukup besar untuk menjadi praktis juga digunakan sebagai


teoritis.

0,61 0,80

Sangat penting, tapi jarang diperoleh dalam penelitian


pendidikan.

0,81 atau di atas

Mungkin kesalahan dalam perhitungan, jika tidak, hubungan


yang sangat cukup besar.

Contoh. Mari kita mempertimbangkan contoh untuk menggambarkan analisis hubungan


diduga antara variabel. Misalkan seorang peneliti ingin menguji hipotesis bahwa, di
antara konseling klien, perbaikan kepuasan perkawinan setelah enam bulan konseling
berhubungan dengan harga diri pada awal konseling. Dengan kata lain, orang dengan
tinggi harga diri akan diharapkan untuk menunjukkan lebih banyak perbaikan di kepuasan
pernikahan setelah menjalani terapi untuk jangka waktu enam bulan dari orang-orang
dengan

harga

diri

rendah.

Peneliti memperoleh sekelompok 30 klien, yang masing-masing membutuhkan


persediaan harga diri dan persediaan kepuasan pernikahan sebelum konseling. Itu

persediaan kepuasan pernikahan diambil lagi pada akhir enam bulan konseling. Data yang
ditampilkan di Tabel 12.4. Perhitungan ditunjukkan pada Tabel 12.4 tidak sesulit karena
mereka melihat. Berikut adalah langkah-langkah yang peneliti ikuti untuk mendapatkan r
= 0,42.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Multiply n oleh XY: 30 (7023) = 210.690


Kalikan X oleh Y: (1007) (192) = 193.344
Kurangi langkah 2 dari langkah 1: 210.690 - 193.344 = 17.346
Kalikan n oleh X2: 30 (35.507) = 1.065.210
X Square: (1007) 2 = 1.014.049
Kurangi langkah 5 dari langkah 4: 1065210 1014049 = 51.161
Multiply n oleh Y2: 30 (2354) = 70.620
Y Square: (192) 2? 36.864
Kurangi langkah 8 dari langkah 7: 70620 - 36864 33756
Multiply langkah 6 demi langkah 9: (51.161) (33.756) = 1726990716
Ambil akar kuadrat dari langkah 10 = 41.557
Divide Langkah 3 demi langkah 11: 17.346 / 41.557 = 0,42

TABEL Penghargaan diri Skor dan Keuntungan di Kepuasan Perkawinan


Klien

Penghargaan

X2

Keuntungan

diri

di

skor sebelum

Pernikahan

Konseling

kepuasan

klien (X)

setelah

Y2

XY

Konseling
(Y)
1

20

400

-4

16

-80

21

441

-2

-42

22

484

-7

49

-154

23

576

24

24

576

16

96

25

625

25

125

26

676

-1

-26

27

729

64

216

28

841

58

10

29

784

25

140

11

30

900

25

150

12

30

900

14

196

420

13

32

1024

49

219

14

33

1089

15

225

495

15

35

1225

36

210

16

35

1225

16

256

560

17

36

1269

11

121

396

18

37

1396

14

196

518

19

36

1296

18

324

648

20

38

1444

81

342

21

39

1527

14

196

546

22

39

1527

15

225

585

23

40

1600

16

160

24

41

1681

64

328

25

42

1764

26

43

1849

129

27

43

1849

25

215

28

43

1849

64

344

29

44

1936

16

176

30

45

2025

25

225

Total

1,007

35,507

192

2,354

7,023

X
2

Y
2

Y 2
2
X n
n

n XY X Y
r=

210690193344
17346
=
( 10652101014049 )( 7062036864 ) ( 51161 )( 33756 )

17346
17346
=
=0,42
1726990716 41557

Gambar Menggambarkan Hubungan Antara Awal


Self-Esteem dan Gain di Kepuasan Perkawinan antara Klien Konseling

Gambar 95 Persen Confidence Interval untuk r = 0,42


Menggunakan data yang disajikan dalam Tabel 12.4, peneliti plot sebar dan
menemukan bahwa itu mengungkapkan dua hal. Pertama, ada kecenderungan untuk
individu dengan awal yang lebih tinggi Skor diri menunjukkan peningkatan yang lebih
besar dalam kepuasan pernikahan dibandingkan dengan harga diri awal rendah skor.
Kedua, hal itu juga menunjukkan bahwa hubungan lebih tepat digambarkan sebagai
lengkung-yaitu, klien dengan harga diri rendah atau tinggi menunjukkan peningkatan
kurang dibandingkan dengan tingkat moderat harga diri (ingat, Data ini fiktif). Pearson r
sama dengan 0,42.
Nilai eta diperoleh untuk data-data yang sama adalah 0,82, menunjukkan tingkat
substansial hubungan antara dua variabel. Peneliti belum menunjukkan perhitungan untuk
eta karena mereka agak lebih rumit daripada mereka untuk r. Hubungan ini digambarkan
dengan kurva merapikan ditunjukkan pada Gambar pertama di atas. Peneliti menghitung
kesimpulan yang tepat statistik (a-uji t untuk r), seperti yang ditunjukkan, untuk
menentukan apakah r = 0,42 adalah signifikan.

Standard error dari r

t r=

r0,00 0,420,00
=
SE r
0,185

r=SEr =

1
n1

1
=0,185
29

2,3 ; p<0,01

Seperti yang Anda lihat, itu menghasilkan nilai yang diperoleh dari 2.3 dan probabilitas p
= 01, dengan menggunakan uji satu-ekor. SEBUAH satu-ekor tes sesuai untuk r jika arah
hubungan diprediksi sebelum memeriksa data. Probabilitas yang terkait dengan eta akan
(Mungkin) diperoleh dengan menggunakan uji dua sisi (Kecuali peneliti meramalkan
bentuk
kurva dari Gambar 12.6 sebelum memeriksa data). Sebuah eta dari 0,82 juga signifikan
secara statistik pada p = 0,01, menunjukkan bahwa hubungan tidak mungkin karena
sampel tertentu dipelajari. Apakah atau tidak ini probabilitas benar tergantung pada
apakah atau tidak sampel dipilih secara acak. 95 persen kepercayaan Interval sekitar nilai
yang diperoleh untuk r adalah ditunjukkan pada Gambar terakhir.

1
PENDAHULUAN PENELITIAN KUANTITATIF

PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam


maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari
pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu
sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Metode penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data
numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki
realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi
dan interkorelasi variabel dapat diukur.Peneliti kuantitatif menggunakan sisi
pandangannya untuk mempelajari subyek yang ia teliti. Selain itu, penelitian
kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya sebagai berikut[:
1. Tujuan penelitian.Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi
temuan penelitian sehingga dapat digunakan untuk memprediksi situasi
yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif juga digunakan untuk
menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti.
2. Pendekatan. Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis.
Peneliti menggunakan teknik manipulasi dan mengkontrol variabel
melalui instrumen formal untuk melihat interaksi kausalitas. Peneliti
mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia
melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan
kesimpulan secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus.
Bahasa penelitian dikemas dalam bentuk laporan.
3. Peran peneliti. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku
sebagai observer subyek penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak
(obyektif)
4. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi
5. Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik
dan dapat di generealisasi.
6. Penelitian kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah. Segala
sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif
yang mengarah kepada kepastian.
7. Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori. Sehingga bersifat
reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima
atau menolak teori).
8. Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan
sebab-akibat. Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X
mengakibatkan Y? atau, sejauh mana X mengakibatkanY? Jika peneliti
hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X terhadap Y, penelitian
eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai variabel (X1,
X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y.
Kontrol dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknik-teknik
penelitian melainkan juga melalui analisis statistik.

9. Waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan.Peneliti


dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data,
jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan
dilakukan, dan jenis data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang
dirumuskan. Hal ini sejalan dengan instrumen yang sudah baku dan sudah
dipersiapkan. Demikian halnya model analisis data, uji-uji statistik, dan
penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah dapat
ditentukan.
Berikut akan dibahas jenis-jenis penelitian yang termasuk dalam penelitian
kuantitati, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.

Penelitian eksperimental
Penelitian Korelasional
Penelitian kausal Komperatif
Penelitian Survey

PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Pengertian
Penelitian eksperimen adalah satu-satunya jenis penelitian yang secara
langsung mencoba mempengaruhi variabel tertentu dan mencari pengaruh dari
suatu perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.. Variabel
bebas dalam penelitian eksperimental juga sering disebut sebagai atau perlakuan
variabel. Variabel dependen, juga dikenal sebagai kriteria, atau hasil, variabel
mengacu pada hasil atau hasil penelitian.
Karakteristik utama dari penelitian eksperimental yang membedakannya
dari semua jenis penelitiaan lain adalah bahwa peneliti memanipulasi variabel
independen. Mereka memberikan perlakuan (yaitu hal yang terjadi pada subyek
penelitian), terhadap apa itu harus diterapkan, dan sampai sejauh mana. Variabel
independen sering dimanipulasi dalam penelitian pendidikan meliputi yang
metode pengajaran, jenis tugas, bahan belajar, penghargaan yang diberikan kepada
siswa, dan jenis pertanyaan yang diajukan oleh guru. Variabel dependen yang
sering dipelajari meliputi prestasi, minat subjek, rentang perhatian, motivasi, dan
sikap terhadap sekolah.
Setelah perlakuan diberikan untuk jangka waktu yang tepat, peneliti
mengamati atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan yang berbeda
(dengan cara posttest) untuk melihat apakah mereka berbeda. Cara lain untuk
mengatakan ini adalah bahwa peneliti ingin melihat apakah perlakuan membuat
perbedaan. Jika nilai rata-rata dari kelompok pada posttest berbeda dan peneliti
tidak dapat menemukan penjelasan alternatif yang masuk akal untuk perbedaan

ini, mereka dapat menyimpulkan bahwa perlakuan memiliki efek Oleh karena itu,
memungkinkan peneliti untuk melampaui deskripsi dan prediksi, di luar
identifikasi hubungan.. Studi korelasional dapat menunjukkan hubungan yang
kuat antara tingkat sosial ekonomi dan prestasi akademik, misalnya, mereka tidak
bisa menunjukkan bahwa meningkatkan tingkat sosial ekonomi tentu akan
meningkatkan prestasi. Hanya penelitian eksperimental memiliki kemampuan ini.
Beberapa contoh aktual dari jenis penelitian eksperimental yang telah dilakukan
oleh para peneliti pendidikan yang sebagai berikut:
a) Perbandingan kualitas belajar aktif dengan set motivasi pasif.
b) Perbandingan koperasi oleh komputer, kompetitif, dan
pembelajaran individualistik.
c) Efek dari pertanyaan-pertanyaan siswa dan pertanyaan guru dalam
konsep akusisi.
d) Mengubah praktik pengajaran di kelas untuk meningkatkan
perilaku siswa berprestasi rendah.
Karakteristik Utama Penelitian Eksperimental
Ide dasar yang mendasari semua penelitian eksperimental adalah cukup
sederhana yaitu mencoba sesuatu secara sistematis dan mengamati apa yang
terjadi. Percobaan formal terdiri dari dua kondisi dasar.

Pertama, setidaknya ada dua (namun sering lebih) kondisi atau metode
yang dibandingkan untuk menilai efek (s) dari kondisi tertentu atau
"perawatan" (variabel independen).
Kedua, variabel independen secara langsung dimanipulasi oleh peneliti.
Perubahan direncanakan untuk dan sengaja dimanipulasi untuk
mempelajari efeknya (s) pada satu atau lebih hasil (variabel dependen).

Berikut akan dibahas beberapa karakteristik penting penelitian eksperimental.


a) Perbandingan Kelompok
Percobaan biasanya melibatkan dua kelompok subjek yaitu
kelompok eksperimen dan kontrol atau kelompok pembanding, meskipun
ada kemungkinan untuk melakukan percobaan dengan hanya satu
kelompok (dengan memberikan semua perawatan untuk mata pelajaran
yang sama) atau dengan tiga atau lebih kelompok. Kelompok eksperimen
menerima perlakuan semacam pemberian buku teks baru atau metode
pengajaran yang berbeda, sedangkan kelompok kontrol atau kelompok
pembanding menerima perlakuan yang berbeda.
Kontrol atau kelompok pembanding adalah sangat penting dalam
semua penelitian eksperimental, untuk itu memungkinkan peneliti untuk
menentukan apakah perlakuan memiliki efek atau apakah satu perlakuan
lebih efektif daripada yang lain.

Secara historis, kelompok kontrol murni adalah salah satu yang


tidak menerima perlakuan sama sekali. Meskipun ini sering terjadi dalam
penelitian medis atau psikologis, jarang benar dalam penelitian
pendidikan. Kelompok kontrol hampir selalu menerima perlakuan yang
berbeda dari beberapa macam.
Misalkan seorang peneliti ingin mempelajari efektivitas metode
baru pengajaran sains. Dia akan memiliki siswa pada kelompok
eksperimen diajarkan dengan metode baru, tetapi siswa dalam kelompok
pembanding akan terus diajarkan dengan metode yang biasa guru mereka.
Peneliti tidak akan mengelola metode baru untuk kelompok eksperimen
dan memiliki kelompok kontrol melakukan apa-apa.
b) Manipulasi Variabel Independen
Karakteristik penting kedua dari semua percobaan adalah bahwa
peneliti secara aktif memanipulasi variabel independen. Sederhananya,
bahwa peneliti sengaja dan langsung menentukan apa yang membentuk
variabel independen Misalnya, jika independen variabel dalam penelitian
adalah tingkat enthusiasman instruktur, seorang peneliti mungkin akan
melatih dua guru untuk menampilkan jumlah yang berbeda dari
antusiasme mereka mengajar di kelas.
Meskipun banyak variabel independen dalam pendidikan dapat
dimanipulasi, banyak juga yang tidak dapat dimanipulasi. Contoh variabel
independen yang dapat dimanipulasi termasuk metode pengajaran, jenis
konseling, kegiatan belajar, tugas yang diberikan, dan bahan yang
digunakan; contoh variabel independen yang tidak dapat dimanipulasi
termasuk jenis kelamin, etnis, usia, dan preferensi agama. Peneliti dapat
memanipulasi jenis kegiatan belajar yang siswa yang terkena di ruang
kelas, tetapi mereka tidak dapat memanipulasi. Contoh tentang agama,
bahwa siswa tidak bisa "dibuat menjadi" Protestan, Katolik, Yahudi, atau
Muslim untuk melayani keperluan penelitian. Untuk memanipulasi
variabel, peneliti harus memutuskan siapa kapan, di mana, dan bagaimana
mereka akan mendapatkan perlakuan.
c) Randomized (Pengacakan)
Sebuah aspek penting dari banyak percobaan adalah pengacakan
kelompok. Pengacakan adalah bahan penting dalam jenisdari percobaan.
Pengacakan berarti setiap individu yang berpartisipasi dalam percobaan
memiliki peluang yang sama untuk ditugaskan ke salah satu kondisi
eksperimental atau kontrol yang dibandingkan, bahwa setiap anggota
populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota
sampel. Hal yang harus diperhatikan tentang tugas acak subyek untuk
kelompok.
1. terjadi sebelum percobaan dimulai.

2. Proses untuk menempatkan atau mendistribusikan individu dalam


kelompok, bukan hasilnya. Ini berarti bahwa kita tidak dapat
melihat dua kelompok yang telah terbentuk dan dapat
memberitahu, hanya dengan melihat, apakah mereka terbentuk
secara acak.
Tugas acak dimaksudkan untuk menghilangkan ancaman variabeltidak asing, atau tambahan.
Pengendalian variabel asing
Para peneliti dalam studi eksperimental memiliki kesempatan untuk
melakukan kontrol penelitian. Mereka menentukan perlakuan, memilih sampel,
menetapkan individu untuk kelompok, menentukan kelompok mana yang akan
mendapatkan perawatan, mencoba mengendalikan faktor-faktor lain selain
perlakuan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, dan kemudian
mengamati atau mengukur efek dari perlakuan pada kelompok ketika perlakuan
selesai.
Hal ini sangat penting bagi para peneliti melakukan studi eksperimental
untuk mengontrol atau meminimalkan efek yang mungkin dari variabel
penganggu. Jika peneliti tidak yakin apakah variabel lain mungkin menjadi
penyebab hasil yang diamati dalam penelitian, mereka tidak bisa memastikan
apa penyebab sebenarnya. alternatif (bukan thanthe perbedaan dalam metode )
untuk setiap perbedaan sikap
Berikut adalah beberapa cara umum yang digunakan peneliti
mengendalikan variabel asing :
Pengacakan: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika subjek
dapat secara acak ditugaskan untuk berbagai kelompok dalam studi
eksperimental, peneliti dapat mengasumsikan bahwa kelompok tersebut
adalah seimbang. Ini adalah cara terbaik untuk memastikan efek dari satu
atau lebih variabel asing
Mempertahankan variabel-variabel yang konstan. Idenya di sini adalah
untuk menghilangkan efek variabel lain dengan menghapusnya dari
penelitian. Sebagai contoh, jika seorang peneliti mencurigai bahwa
gender mungkin mempengaruhi hasil penelitian, dia bisa mengontrol
untuk itu dengan membatasi subjek penelitian.
Membuat variabel ke dalam suatu bentuk desain.
Matching: Subjek dapat dicocokkan pada variabel tertentu yang
menarik. Jika seorang peneliti merasa bahwa usia mempegaruhi hasil
penelitian, ia mungkin berusaha untuk mencocokkan siswa sesuai dengan
usia mereka dan kemudian menetapkan salah satu pasangan anggota
masing-masing (secara acak jika mungkin) untuk masing-masing
kelompok pembanding.

Menggunakan subjek sebagai kontrol sendiri: Saat subyek digunakan


sebagai kontrol sendiri, hasil perlakuannya dapat dibandingkan. Dengan
demikian, siswa yang sama mungkin diajarkan unit aljabar pertama
dengan metode penyelidikan dan kemudian dengan metode ceramah.
Contoh lain adalah penilaian perilaku individu selama periode waktu
sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilaksanakan untuk melihat apakah
perubahanterjadi perubahan perilaku.
Menggunakan analisis kovarians: Seperti disebutkan dalam Bab 11,
analisis kovarians dapat digunakan untuk menyamakan kelompok
statistik atas dasar pretest atau variabel lainnya. Skor posttest subjek
dalam setiap kelompok kemudian disesuaikan. Maka dapat ditampilkan
sejumlah desain penelitian yang menggambarkan bagaimana kontrol
dapat diimplementasikan dalam sebuah studi eksperimental.

Jenis-jenis Desain Penelitian Eksperimental


Suatu desain dikatakan lemah ketika tidak dapat mengontrol perlakuan
terhadap internal validitas. Selain variabel independen, ada sejumlah penjelasan
yang masuk akal untuk setiap hasil yang terjadi. Akibatnya, setiap peneliti yang
menggunakan salah satu dari desain memiliki kesulitan menilai efektivitas
variabel independen.
a) Studi Kasus Bentuk Tunggal (One - Shot Case Study)
Yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok
pembanding dan
juga tanpa adanya tes awal. Skema dari model ini
adalah sebagai berikut:

Penempatan simbol dari kiri ke kanan menunjukkan urutan waktu dari X


dan O. Seperti yang tertera perlakuan X ada sebelum pengamatan variabel
dependen O. Misalkan seorang peneliti ingin melihat apakah sebuah buku
baru meningkatkan minat mahasiswa dalam sejarah. Dia menggunakan
buku teks (X) untuk satu semester dan kemudian mengukur minat siswa
(O) .
Kelemahan paling jelas dari desain ini adalah ketiadaan kontrol
apapun. Peneliti tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah hasil yang
diperoleh di O (yang diukur dengan skala sikap) adalah karena perlakuan

X (buku teks).Desain tidak menyediakan perbandingan, jadi peneliti tidak


dapat membandingkan hasil perlakuan (yang diukur dengan skala sikap)
dengan kelompok yang sama sebelum menggunakan buku teks baru, atau
dengan orang-orang dari kelompok lain menggunakan buku teks yang
berbeda. Karena kelompok belum diujicobakan dengan cara apapun,
peneliti tahu apa-apa tentang apa yang kelompok seperti sebelum
menggunakan teks. Dengan demikian, dia tidak tahu apakah perlakuan
memiliki efek sama sekali.
b) Pratest-Postest Kelompok Tunggal (The One Group Pratest Posttest)
Rancangan eksperimen yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa
kelompok pembanding.Model ini lebih sempurna jika dibandingkan
dengan model pertama, karena sudah menggunakan tes awal (pratest)
kemudian setelah diberikan perlakukan dilakukan pengukuran (posttest)
lagi untuk mengetahui akibat dari perlakukan itu, sehingga besarnya efek
dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti. Skema dari model ini
adalah:

Desain ini mempunyai beberapakelemahan, karena akan


menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara
lain disebabkan olehfaktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan
O2).
c) Perbandingan Kelompok Statis (The Static Group Comparison Group)
Pada rancangan ini, ada kelompok yang diberikan treatmen
eksperimental, dan ada kelompok lainnya yang tak diberikan treatmen,
dua-duanya adalah kelompok yang sudah ada. Skema dari model ini
adalah:

Garis putus-putus menunjukkan bahwa kedua kelompok yang


dibandingkan sudah terbentuk-yaitu, subjek tidak secara acak ditugaskan
untuk dua kelompok. X melambangkan perlakuan eksperimental. Ruang
kosong dalam desain menunjukkan bahwa "kontrol" kelompok tidak
menerima perlakuan ekperimental
tersebut; mungkin menerima
perlakuan yang berbeda atau tanpa perlakuan sama sekali. Kedua Os
ditempatkan persis vertikal satu sama lain, menunjukkan bahwa
pengamatan atau pengukuran dua kelompok terjadi pada saat yang sama.

d) Desain Static - Grup Pretest - Posttest


Desain Static - Grup Pretest - Posttest berbeda dari desain statiskelompok perbandingan .. Sebuah diagram untuk desain ini adalah
sebagai berikut:

Dalam menganalisis data, skor pretest masing-masing individu


dikurangi dari atau skor posttest nya, sehingga analisis dari "keuntungan"
atau mengizinkan "perubahan.". Dalam hal pretest digunakan untuk
mencocokkan kelompok, desain ini menjadi pencocokan-satunya pretestposttest control group design desain yang jauh lebih efektif.

Desain Penelitian Eksperimental yang Benar


Rancangan penelitian ekperimen ini digunakan untuk mengungkapkan
hubungan sebab-akibat dengan cara melibatkan kelompok control disamping
kelompok eksperimental, yang pemilihan kedua kelompok tersebut menggunakan
tekhnik acak.
Terdapat tiga karakter dalam rancangan penelitian ini: (1) adanya
kelompok kontrol, (2) siswa ditarik secara random/acak dan ditandai untuk
masing-masing kelompok, (3) sebuah tes awal dilakukan untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok. Terdapat lima jenis rancangan penelitian eksperimen
murni, antara lain:
a) Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok control (The
randomized posttest only control group design)
Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok
kontrol.Pada kelompok eksperimen dikenai perlakuan X 1 dan pada
kelompok kontrol tidak dikenai perlakuan.Dan pada akhir penelitian
kedua kelompok dikenai posttest. Pemilihan subjek ke dalam kedua
kelompok yang dikenai eksperimen menggunakan proses randomisasi.
Dengan begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok
yang dikenai eksperimen adalah ekuivalen (hampir sama). Skema
model ini adalah:

b) Rancangansecaraacak dengan tes awal dan tes akhir dengan


kelompok kontrol (The randomized pretest-posttest contol group
design)
Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan
sedangkan kelompok kontrol tidak. Pada kedua kelompok diawali
dengan pratest, dan setelah pemberian perlakuan diadakan pengukuran
kembali (pascatest). Subjek yang dipilih pada racangan penelitian ini
menggunakan tekhnik acak. Skema model penelitian ini adalah:

c) Empat kelompok Solomon (The randomized Solomon four group


design)
Rancangan ini pada dasarnya menggabungkan dua rancangan
eksperimental sebelumnya sehingga terbentuk rancangan yang
melibatkan empat kelompok. Dua kelompok sebagai kelompok
eksperimen dan dua lainnya sebagai kelompok control. Pada kedua
kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan pada kedua
kelompok control tidak. Pada satu pasangan kelompok eksperimen dan
control diawali dengan pratest, sedangkan pada pasangan yang lain
tidak. Setelah pemberian perlakuan selesai diadakan pengukuran atau
pascatest pada keempat kelompok.Peneliti dapat menekan sekecil
mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok
yang berbeda dengan enam format pengukuran.
Skema model penelitian ini adalah:

d) Desain Quasi Eksperimental

Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang


sulit dilaksanakan. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dua bentuk eksperimen ini yaitu:

Time series design. Desain ini tidak dapat di pilih secara


randum. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui
keistabilan dan kejelasan kelompok sebelum di beri
perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilanya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut labil, dan
konsisten.

Hasil pre test yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan


perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. besarnya
pengaruh perlakuan adalah= (O5 + O6 + O7 O8) (O1 + O2 + O3
+ O4).

Nonequivalent control group design


Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control
group desain, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompk kontrol tidak dipilih secara random.

O1

O2

d)Desain Faktorial
Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan ( variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma
design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:
R

O1

Y1

O2

O3

Y1

Semua kelompok di pilih secara randum, kemudian masing-masing diberi


pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatajkan baik , bila setiap keompok nilai
pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7

PENELITIAN KORELASIONAL
Sifat Penelitian korelasional
Penelitian Korelasional seperti penelitian kausal- adalah contoh dari apa
yang kadang-kadang disebut penelitian asosiasi. Dalam penelitian asosiasi,
hubungan antara dua atau lebih variabel yang dipelajari tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi mereka. Dalam bentuk yang paling sederhana, studi korelasional
menyelidiki kemungkinan hubungan antara dua variabel, meskipun penyelidikan
lebih dari dua variabel yang umum. Berbeda dengan penelitian eksperimental,
namun, tidak ada manipulasi variabel dalam penelitian korelasional. Penelitian
korelasional juga kadang-kadang disebut sebagai bentuk penelitian deskriptif
karena menggambarkan hubungan yang ada antara variabel. Cara itu menjelaskan
hubungan ini, bagaimanapun, adalah sangat berbeda dari deskripsi yang
ditemukan di jenis-jenis penelitian. Sebuah studi korelasional menggambarkan
sejauh mana dua atau lebih variabel kuantitatif terkait, dan ia melakukannya
dengan menggunakan koefisien korelasi.
Ketika korelasi ditemukan ada antara dua variabel, itu berarti bahwa skor
dalam kisaran tertentu pada satu variabel berhubungan dengan skor dalam kisaran
tertentu pada variabel lainnya. Anda akan ingat bahwa korelasi positif berarti skor
tinggi pada satu variabel cenderung dikaitkan dengan skor tinggi pada variabel
lain, sedangkan skor rendah pada satu berhubungan dengan * Meskipun asosiasi
antara dua atau lebih kategoris variabel juga dapat dipelajari, penelitian tersebut
biasanya tidak disebut sebagai korelasional.
Tujuan penelitian korelasional
Penelitian korelasional dilakukan untuk salah satu dari dua tujuan-baik
dasar untuk membantu menjelaskan perilaku manusia yang penting atau untuk
memprediksi kemungkinan hasil.
a) Studi penjelasan
Tujuan utama penelitian korelasional adalah untuk memperjelas
pemahaman kita tentang fenomena penting dengan mengidentifikasi
hubungan antara variabel. Khususnya di psikologi perkembangan, di
mana penelitian eksperimental yang sangat sulit untuk merancang,
telah banyak belajar dengan menganalisis hubungan antara beberapa
variabel. Misalnya, korelasi ditemukan antara variabel seperti

kompleksitas pidato orang tua dan tingkat penguasaan bahasa telah


diajarkan para peneliti banyak tentang bagaimana bahasa diperoleh.
Para peneliti yang melakukan studi jelas sering menyelidiki sejumlah
variabel mereka percaya terkait dengan variabel yang lebih kompleks,
seperti motivasi atau belajar.
Korelasional berfungsi sebagai fokus penelitian tambahan,
menggunakan desain eksperimental, untuk melihat apakah hubungan
memang kausal. Mari kita katakan sedikit lebih di sini tentang sebabakibat.
b) Studi prediksi
Tujuan kedua dari penelitian korelasional adalah prediksi: Jika
hubungan besarnya cukup ada antara dua variabel, menjadi mungkin
untuk memprediksi skor pada satu variabel jika nilai dari variabel lain
yang diketahui. Para peneliti telah menemukan, misalnya, bahwa nilai
sekolah tinggi sangat terkait dengan nilai kuliah. Oleh karena itu, nilai
sekolah tinggi dapat digunakan untuk memprediksi nilai kuliah.
Variabel yang digunakan untuk membuat prediksi yang disebut
variabel prediktor; variabel tentang yang prediksi yang dibuat disebut
variabel kriteria. Oleh karena itu, dalam contoh di atas, nilai sekolah
tinggi akan menjadi variabel prediktor, dan nilai perguruan tinggi akan
menjadi variabel kriteria. Studi prediksi dapat dilakukan melalui :
Menggunakan scatterplots untuk Memprediksi Score
a.Prediksi dapat digambarkan melalui penggunaan
scatterplots. Scatter plot adalah sebuah grafik yang biasa
digunakan untuk melihat suatu pola hubungan antara 2
variabel. Untuk bisa menggunakan scatter plot, skala data
yang digunakan haruslah skala interval dan rasio

Menggunakan Prediksi Persamaan Sederhana.

Meskipun scatterplots adalah perangkat cukup mudah


digunakan dalam membuat prediksi, mereka tidak efisien
ketika pasang skor dari sejumlah besar individu telah
dikumpulkan.Garis regresi kita hanya dijelaskan dapat

dinyatakan dalam bentuk persamaan prediksi, yang memiliki


bentuk berikut:
Y1 = a + BX1
dimana Y1 = skor diprediksi pada Y (variabel kriteria) untuk i
individu, X1 = individu skor i pada X (variabel prediktor), dan
a dan b nilai dihitung secara matematis dari nilai aslinya.
Untuk setiap himpunan data, a dan b adalah konstanta.

Teknik Korelasional Lebih Kompleks


o Regresi. Regresi adalah teknik yang memungkinkan
peneliti untuk menentukan korelasi antara variabel
kriteria dan kombinasi terbaik dari dua atau lebih
variabel prediktor. Rumusnya adalah mirip dengan
persamaan prediksi sederhana, kecuali bahwa
sekarang mencakup lebih dari satu variabel
prediktor dan lebih dari dua konstanta. Ini
mengambil bentuk sebagai berikut:
Y '= + b1x1 + b2X23 b1X3
o Koefisien Korelasi Berganda, dilambangkan dengan
R, menunjukkan kekuatan korelasi antara kombinasi
variabel prediktor dan variabel kriteria. Hal ini
dapat dianggap sebagai Pearson korelasi sederhana
antara skor aktual dari variabel kriteria dan
diprediksi skor pada variabel tersebut
o Koefisien Determinasi, yaitu Kuadrat korelasi
antara prediktor dan variabel kriteria dilambangkan
dengan r2. Nilai persamaan prediksi tergantung
pada apakah dapat digunakan dengan kelompok
baru dari individu.
o Diskriminan Fungsi Analisis. Dalam studi prediksi
kebanyakan, variabel kriteria adalah quantitativeyaitu, melibatkan skor yang bisa jatuh di mana saja
sepanjang kontinum dari rendah ke tinggi. Kadangkadang, bagaimanapun, variabel kriteria mungkin
variabel-yang, melibatkan keanggotaan kategoris
dalam kelompok (atau kategori) daripada skor
sepanjang kontinum.
o Analisis faktor. Ketika sejumlah variabel yang
diteliti dalam studi tunggal, analisis dan interpretasi
data dapat menjadi agak rumit. Oleh karena itu,

untuk mengurangi jumlah variabel dilakukan


dengan mengelompokkan mereka yang berkorelasi
satu sama lain dalam faktor.Analisis faktor adalah
teknik yang memungkinkan peneliti untuk
menentukan apakah banyak variabel dapat
dijelaskan oleh beberapa faktor. Perhitungan
matematika yang terlibat berada di luar cakupan
buku ini, tetapi teknik dasarnya melibatkan
pencarian untuk "cluster" variabel, yang semuanya
berkorelasi dengan satu sama lain.
o Analisis jalur, digunakan untuk menguji
kemungkinan hubungan sebab-akibat antara tiga
atau lebih variabel. Beberapa teknik lain yang kita
telah dijelaskan dapat digunakan untuk
mengeksplorasi teori tentang kausalitas, tetapi
analisis jalur jauh lebih kuat daripada yang lain.
Meskipun penjelasan rinci dari teknik ini adalah
terlalu teknis untuk dimasukkan di sini, gagasan
penting di balik analisis jalur adalah untuk
merumuskan teori tentang kemungkinan penyebab
dari fenomena tertentu yang bisa menjelaskan
mengapa fenomena terjadi-dan kemudian untuk
menentukan apakah korelasi antara semua variabel
yang konsisten dengan
o Modeling struktural, adalah metode canggih untuk
menjelajahi dan mungkin mengkonfirmasikan
penyebab antara beberapa variabel.Bahwa itu
menggabungkan regresi berganda, analisis jalur, dan
analisis faktor. Perhitungan yang sangat
disederhanakan dengan menggunakan program
komputer; program komputer yang paling banyak
digunakan adalah mungkin LISREL.
Langkah-langkah dasar dalam Penelitian korelasional
a) Seleksi masalah
Variabel yang akan disertakan dalam studi korelasional harus didasarkan
pada dasar pemikiran suara yang tumbuh dari pengalaman atau teori. peneliti
harus memiliki beberapa alasan untuk berpikir variabel-variabel tertentu mungkin
terkait. Seperti biasa, kejelasan dalam variabel menghindari banyak masalah di
kemudian hari. Secara umum, tiga jenis utama dari masalah yang menjadi fokus
studi korelasional:

Apakah variabel X berkaitan dengan variabel Y?


. Seberapa baik variabel P memprediksi variabel C?

b) Sampel
Sampel untuk studi korelasional, karena di setiap jenis studi, harus dipilih
dengan hati-hati dan, jika mungkin, secara acak. Langkah pertama dalam memilih
sampel, tentu saja, adalah mengidentifikasi populasi yang tepat.Ssalah satu yang
bermakna dan dari mana data pada masing-masing variabel yang dapat
dikumpulkan. Ukuran sampel minimum yang dapat diterima untuk studi
korelasional tidak kurang dari 30. Data yang diperoleh dari sampel yang lebih
kecil dari 30 dapat memberikan perkiraan akurat dari tingkat hubungan. Sampel
yang lebih besar dari 30 jauh lebih mungkin untuk memberikan hasil yang berarti.
c) Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur dua (atau lebih) variabel yang
terlibat dalam studi korelasional harus menghasilkan data kuantitatif. Meskipun
data kadang-kadang dapat dikumpulkan dari catatan atau sejenisnya (transkrip
kelas), kebanyakan studi korelasional melibatkan administrasi dari beberapa jenis
instrumen (Tes, kuesioner, dan sebagainya) dan kadang-kadang observasi. Seperti
studi apapun, instrumen apa pun yang digunakan harus menghasilkan skor
terpercaya. Dalam sebuah studi jelas, instrumen juga harus menunjukkan bukti
validitas. Jika mereka tidak benar-benar mengukur variabel yang dimaksud, maka
setiap korelasi yang diperoleh tidak akan menjadi indikasi dari hubungan yang
dimaksudkan.
d) Desain Dan Prosedur
Desain dasar yang digunakan dalam studi korelasional cukup mudah.
Desain dapat digambarkan seperti berikut:

Seperti yang Anda lihat, dua (atau lebih) skor yang diperoleh dari masingmasing individu dalam sampel, satu skor untuk setiap variabel bunga. Pasangan
skor kemudian berkorelasi, dan koefisien korelasi yang dihasilkan menunjukkan
tingkat hubungan antara variabel. Perhatikan, sekali lagi, bahwa kita tidak bisa
mengatakan bahwa variabel yang diukur oleh instrumen pertama (O1) adalah

penyebab dari setiap perbedaan skor kita dapat menemukan dalam variabel yang
diukur oleh instrumen kedua (O2).
e) Pengumpulan Data
Dalam sebuah studi jelas, semua data pada kedua variabel biasanya akan
dikumpulkan dalam waktu yang cukup singkat. Seringkali, instrumen yang
digunakan diberikan dalam satu sesi, atau dalam dua sesi satu setelah yang lain.
Jadi, jika seorang peneliti yang tertarik dalam mengukur hubungan antara bakat
verbal dan memori, tes bakat verbal dan memori yang lain akan diberikan sama
untuk kelompok yang sama dari mata pelajaran. Dalam sebuah penelitian prediksi,
pengukuran variabel kriteria sering terjadi beberapa saat setelah pengukuran
variabel prediktor. Jika seorang peneliti tertarik untuk mempelajari nilai prediktif
tes bakat matematika, tes bakat mungkin diberikan sesaat sebelum awal kursus
dalam matematika.
f) Analisis Data Dan Interpretasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika variabel berkorelasi,
koefisien korelasi yang dihasilkan akan menjadi desimal, di suatu tempat antara
0.00 dan _1.00 atau _1.00. Semakin dekat koefisien adalah untuk _1.00 atau
_1.00, semakin kuat hubungan. Jika tanda positif, hubungan yang positif, yang
menunjukkan bahwa skor tinggi pada satu variabel cenderung untuk pergi dengan
skor tinggi pada variabel lainnya. Jika tanda negatif, hubungan negatif,
menunjukkan bahwa skor tinggi pada satu variabel cenderung untuk pergi dengan
skor rendah pada variabel lainnya. Koefisien yang berada di atau dekat 0,00
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan ada antara variabel yang terlibat.
Koefisien Korelasi
Arti dari koefisien korelasi yang diberikan tergantung pada bagaimana itu
diterapkan. koefisien korelasi di bawah 0,35 menunjukkan hanya hubungan kecil
antara variabel. Sebuah korelasi minimal 0,50 harus diperoleh sebelum prediksi
mentah. Hanya korelasi 0,65 atau lebih tinggi akan memungkinkan prediksi
individu yang cukup akurat untuk sebagian besar tujuan. Korelasi lebih 0,85
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara variabel berkorelasi dan berguna
dalam memprediksi kinerja individu, tetapi korelasi yang tinggi ini jarang
diperoleh di pendidikan penelitian, kecuali ketika memeriksa keandalan.
Koefisien korelasi juga digunakan untuk memeriksa keandalan dan
validitas skor yang diperoleh dari tes dan instrumen lain yang digunakan dalam
penelitian; ketika begitu digunakan, mereka disebut keandalan dan validitas
koefisien. Ketika digunakan untuk memeriksa keandalan skor, koefisien harus
setidaknya 0,70, sebaiknya lebih tinggi; banyak tes mencapai koefisien keandalan
0,90.

Ancaman Internal Validitas dalam Penelitian korelasional


Yang menjadi perhatian utama bagi para peneliti adalah bahwa variabel
asing dapat menjelaskan hasil apapun yang diperoleh. Berikut merupakan
ancaman Internal validitas Penelitian Korelasional.
a) Karakteristik Subject
Setiap kali dua atau lebih karakteristik individu (atau kelompok) yang
berkorelasi, terdapat kemungkinan bahwa karakteristik lain dapat
menjelaskan setiap hubungan yang ditemukan. Dalam kasus tersebut,
karakteristik lainnya dapat dikontrol melalui teknik statistik yang dikenal
sebagai korelasi parsial.
Dalam rangka untuk mengendalikan variabel ini, peneliti perlu untuk
mengukur tingkat kemampuan masing-masing kelas. Dia kemudian dapat
membangun scatterplots dengan menunjukkan korelasi antara jumlah
perilaku mengganggu dan tingkat kemampuan, menunjukkan korelasi
antara harapan guru dan kemampuan tingkat kelas
b) Lokasi
Ancaman lokasi adalah mungkin setiap kali semua instrumen yang
diberikan untuk setiap mata pelajaran di suatu tempat tertentu, tapi lokasi
yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda. Hal ini tidak biasa bagi
para peneliti untuk menemukan perbedaan kondisi pengujian, terutama
ketika tes individual diperlukan.Kondisi seperti bisa.
Misalnya, Kondisi di sekolah yang berbeda dapat menjelaskan
hubungan yang diamati. Korelasi negatif yang tinggi antara jumlah
perilaku mengganggu di kelas dan prestasi mungkin hanyalah sebuah
refleksi dari sumber yang berbeda. Satu-satunya solusi untuk masalah
lokasi seperti ini baik untuk mengukur variabel asing (seperti tingkat
sumber daya) dan menggunakan korelasi parsial atau untuk menentukan
korelasi secara terpisah untuk masing-masing lokasi.
c) Instrumentasi
Instrumen Decay. Dalam setiap penelitian menggunakan instrumen
tertentu berkali-kali, pikiran harus diberikan kepada kemungkinan
kerusakan alat. Hal ini kemungkinan besar terjadi dalam studi
observasional karena kebanyakan studi korelasional lainnya tidak
menggunakan instrumen. Ketika kedua variabel diukur oleh
perangkat pengamatan pada saat yang sama, perawatan harus
dilakukan untuk memastikan bahwa pengamat tidak menjadi lelah,
bosan, atau lalai (ini mungkin memerlukan menggunakan
pengamat tambahan). Dalam sebuah studi di mana pengamat
diminta untuk merekam (selama periode waktu yang sama) baik
jumlah "pertanyaan pikiran" tanya oleh guru dan perhatian dari
siswa,

Karakteristik Data Collector. Karakteristik pengumpul data dapat


membuat ancaman jika orang yang berbeda mengelola kedua
instrumen. Gender, usia, atau etnis, misalnya, dapat mempengaruhi
tanggapan khusus, terutama dengan opini atau instrumen sikap,
serta keseriusan yang responden menjawab pertanyaan-pertanyaan
tertentu.. Jika setiap data kolektor memberikan kedua instrumen
untuk beberapa kelompok, korelasi antara skor ini akan lebih tinggi
sebagai akibat dampak dari kolektor data.
Data Collector Bias. Ancaman instrumentasi lain dapat hasil dari
bias sadar pada bagian dari pengumpul data kapan kedua instrumen
diberikan atau dicetak oleh orang yang sama. Hal ini tidak biasa,
terutama dengan tes kinerja diberikan secara individual, untuk
orang yang sama untuk mengelola kedua tes kepada siswa yang
sama, dan bahkan selama periode waktu yang sama. Hal ini
mempengaruhi perilaku pemeriksa pada pengujian kedua. Skor
tinggi pada tes pertama, misalnya, dapat menyebabkan harapan
pemeriksa dari skor tinggi pada kedua , sehingga siswa diberi
waktu tambahan atau dorongan pada tes kedua.
d) Pengujian
Pengalaman menanggapi instrumen pertama yang diberikan dalam
penelitian korelasional dapat mempengaruhi tanggapan tunduk pada
instrumen kedua. Siswa diminta untuk menanggapi pertama yang skala
"keinginan untuk guru", dan kemudian tak lama kemudian ke "keinginan
untuk studi sosial" Sejauh ini terjadi, hasil yang diperoleh dapat
menyesatkan . Solusinya adalah mengelola instrumen, jika mungkin, pada
waktu yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda.
e) Kematian
Kematian, tegasnya, tidak masalah validitas internal dalam
penelitian korelasional karena orang "hilang" harus dikeluarkan dari studikorelasi tidak dapat diperoleh kecuali seorang peneliti memiliki skor untuk
setiap orang di kedua variabel yang diukur. Ada saat-saatnya, namun
ketika kehilangan subjek dapat membuat ancaman bagi validitas eksternal.
Evaluasi Ancaman Internal Validitas dalam Studi Korelasional
Evaluasi ancaman spesifik untuk validitas internal dalam studi
korelasional mengikuti prosedur yang sama dengan yang untuk studi
eksperimental.
Langkah 1: Tanyakan: Apa faktor tertentu yang diketahui mempengaruhi salah
satu variabel yang berkorelasi? Tidak peduli yang variabel yang dipilih.
Langkah 2: Tanyakan: Apa kemungkinan masing-masing faktor juga
mempengaruhi variabel yang lain?

Langkah 3: Evaluasi berbagai ancaman dan rencana untuk pengendaliannya

PENELITIAN KAUSAL-KOMPARATIF
Pengertian
Penelitian Kausal komparatif adalah suatau penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan skema hubungan dan pengaruh yang lebih dalam dari dua
tau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti. Penelitian ini ditujukan
untuk menentukan penyebab atau alasan adanya perbedaan prilaku atau status
kelompok indifidual. Studi kausal-komperatif ini merupakan tindak lanjut dari
studi korelasional. Jika studi korelasional menggambarkan derajat hubungan
antara dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti, maka studi
kausal-komperatif menggambarkan sedemikian rupa hubungan sebab akibat
Dalam penelitian kausal-komparatif, peneliti mencoba untuk menentukan
penyebab atau konsekuensi dari perbedaan yang sudah ada antara atau di antara
kelompok individu. Akibatnya, kadang-kadang dilihat, bersama dengan penelitian
korelasional, sebagai bentuk penelitian asosiasi, karena keduanya menggambarkan
kondisi yang sudah ada. Peneliti dapat mengamati, misalnya, bahwa dua
kelompok individu berbeda pada beberapa variabel (seperti gaya mengajar) dan
kemudian berusaha untuk menentukan alasan, atau hasil, perbedaan ini.
Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai jenis penelitian kausal-komparatif.

Tipe 1:
o Eksplorasi efek (variabel dependen) yang disebabkan oleh
keanggotaan dalam kelompok tertentu.
o Pertanyaan: Apa perbedaan kemampuan yang disebabkan
oleh perbedaan gender?
o Hipotesis penelitian: Wanita memiliki jumlah kemampuan
linguistik yang lebih besar dari daripada laki-laki.
Tipe 2:
o Eksplorasi penyebab (variabel independen) dari
keanggotaan kelompok
o Pertanyaan: Apa yang menyebabkan individu bergabung
dalam geng?
o hipotesis penelitian: Individu yang tergabung dalam geng
memiliki kepribadian yang lebih agresif daripada orang
yang bukan anggota geng.
Tipe 3:
o Eksplorasi konsekuensi (variabel dependen) dari intervensi

o Pertanyaan: Bagaimana siswa diajarkan dengan metode


inquiry bereaksi terhadap propaganda?
o hipotesis penelitian: Siswa yang diajarkan oleh metode
inquiry lebih penting dari propaganda orang-orang yang
diajarkan diperkuliahan.
Penyelidikan sering mengidentifikasi hubungan yang kemudian dipelajari
secara eksperimental.

Persamaan Dan Perbedaan Antara Penyebab-Perbandingan Dan Penelitian


Korelasional
a) Kesamaan.
Kedua studi kausal-komparatif dan korelasional adalah contoh dari risetasosiasi dimana peneliti yang berusaha untuk menunjukan hubungan antar
variabel Keduanya berusaha untuk mengidentifikasi variabel yang layak
dieksplorasi kemudian melalui penelitian eksperimental, dan keduanya sering
memberikan bimbingan untuk studi eksperimental berikutnya. Dan adanya
manipulasi variabel oleh peneliti.
b) Perbedaan.
Studi kausal-komparatif biasanya membandingkan dua atau lebih
kelompok subjek sedangkan penelitian korelasional memerlukan skor pada
masing-masing variabel untuk setiap subjek.
Studi korelasional menyelidiki dua (atau lebih) variabel kuantitatif,
sedangkan penelitian kausal-komparatif biasanya melibatkan setidaknya satu
variabel kategorikal (keanggotaan kelompok).
Studi korelasional sering menganalisis data menggunakan scatterplots
dan / atau koefisien korelasi, sedangkan penelitian kausal-komparatif sering
membandingkan rata-rata atau menggunakan tabel crossbreak.
Langkah Penelitian kausal-komparatif
a) Formulasi Masalah
Langkah pertama dalam merumuskan masalah dalam penelitian
causalcomparative biasanya untuk mengidentifikasi dan menentukan fenomena
tertentu yang menarik dan kemudian mempertimbangkan kemungkinan penyebab,
atau konsekuensi dari, fenomena ini. Anggaplah, misalnya, bahwa seorang peneliti

tertarik kreativitas siswa. Apa yang menyebabkan kreativitas? Mengapa beberapa


siswa yang sangat kreatif sementara sebagian besar tidak? Mengapa beberapa
siswa yang awalnya tampak kreatif tampaknya kehilangan karakteristik ini?
Mengapa orang lain yang pada satu waktu tidak kreatif kemudian menjadi begitu?
Dan seterusnya.
Dalam hal ini, peneliti mungkin menyatakan bahwa tujuan dari
penelitiannya adalah "untuk memeriksa kemungkin perbedaan antara siswa
kreativitas tinggi dan rendah.

b) Sampel
Setelah peneliti telah merumuskan pernyataan masalah (dan hipotesis, jika
ada) langkah berikutnya adalah memilih sampel dari individu untuk dipelajari.
Tugas yang paling penting di sini adalah untuk menentukan dengan cermat
karakteristik untuk dipelajari dan kemudian untuk memilih kelompok yang
berbeda dalam karakteristik ini.
c) Instrumentasi
Tidak ada batasan pada jenis instrumen yang dapat digunakan dalam studi
kausal-komparatif. tes prestasi, kuesioner, jadwal wawancara, tindakan sikap,
pengamatan perangkat
d) Desain
Desain kausal-komparatif dasar melibatkan dua atau lebih kelompok yang
berbeda pada variabel tertentu yang menarik dan membandingkan mereka pada
variabel atau variabel lain. Kedua variasi desain dasar yang sama (kadang-kadang
disebut desain kriteria-kelompok) adalah sebagai berikut:

Ancaman Internal Validitas dalam Penelitian kausal-komparatif


Kelemahan dalam penelitian kausal-komparatif adalah kurangnya
pengacakan dan ketidakmampuan untuk memanipulasi variabel independen.

Manipulasi variabel independen tidak mungkin karena kelompok telah terkena


variabel independen.
a) Karakteristik Subject
Ancaman utama terhadap validitas internal studi causalcomparative
adalah kemungkinan ancaman karakteristik subjek. Ada sejumlah prosedur
yang peneliti dapat digunakan untuk mengurangi kemungkinan
karakteristik ancaman subjek dalam penelitian kausal-komparatif.
o Pencocokan Subyek.Salah satu cara untuk mengendalikan
variabel asing adalah dengan mencocokkan subyek dari
kelompok pembanding pada variabel tersebut. Dengan kata
lain, memasang satu subjek dari masing-masing kelompok
yang ditemukan mirip pada variabel tersebut. Pencocokan
menjadi lebih sulit ketika peneliti mencoba untuk
mencocokkan pada dua atau lebih variabel.
o Menemukan atau Menciptakan Subkelompok Homogen.
Cara lain untuk mengendalikan variabel asing adalah baik
untuk menemukan, atau membatasi perbandingan seseorang
untuk, kelompok yang relatif homogen pada variabel
tersebut.
o Pencocokan statistik.Cara ketiga untuk mengontrol variabel
asing adalah mencocokkan kelompok pada variabel itu,
dengan menggunakan teknik pencocokan statistik yaitu
menyesuaikan skor pada posttest untuk perbedaan awal
pada beberapa variabel lain yang diasumsikan berhubungan
dengan kinerja pada variabel dependen.
b) Ancaman Lain
Kemungkinan ancaman yang tersisa untuk validitas internal tergantung pada
jenis studi yang dipertimbangkan. Kekhawatiran tambahan adalah hilangnya
subjek, lokasi, instrumentasi,. Jika orang-orang yang hilang untuk pengumpulan
data yang berbeda dari orang-orang yang tetap (seperti yang sering mungkin) dan
jika lebih hilang dari satu kelompok dari yang lain (s) maka validitas internal
terancam. Jika nomor yang tidak sama hilang, upaya harus dilakukan untuk
menentukan kemungkinan alasan. Ancaman lokasi mungkin terjadi jika data
dikumpulkan dalam kondisi yang berbeda untuk kelompok yang berbeda.
Mengevaluasi Ancaman Internal Validitas di Studi kausal-komparatif
a. Matching/ pemasangan
Matchingadalahtehnikuntukmenyamakankelompokpada
satu
atau
lebihvariabel.
Jikapenelitimengidentifikasivariabelmungkinkinerjaberpengaruh
terhadapvariabel
dependen,
mereka

mungkinmengendalikanvariabeldenganmatcingberpasanganpeserta. Dengan kata


lain, untuk setiap pesertadalam satu kelompok, penelitifINDSpeserta
dalamkelompok laindengan skoryang samaatausangat mirippadavariabel kontrol.
Jikapesertapada kedua kelompoktidak memilikipasangan yang cocok,
pesertatereliminasidari
penelitian.Dengan
demikian,
kelompokyang
dihasilkancocokidentikatausangat
miripsehubungan
denganvariabelextrancousdiidentifikasi.
Misalnya,
jikaseorang
peneliticocokpeserta dalamsetiap kelompokpadaIQ,
pesertadalam satu
kelompokdengan
IQ140akandicocokkandenganpesertadengan
IQdiatau
dekat140pada kelompoklain. Masalah utamadenganpencocokanpasanganbijaksana adalah yang selalubeberapapesertamemilikitidak cocokdan harusada
kedepandihilangkandari
penelitian.Masalahnyamenjadi
lebihserius
ketikapenelitiattempsuntuk mencocokkanpesertapada duaatau lebih variabelsecara
bersamaan.
b. Membandingkankelompokhomogen atausubkelompok
Cara
lainuntuk
mengontrolvariabelextrancousadalah
untuk
membandingkankelompok
yanghamogeneousdenganresspectterhadap
variabelextrancous.
Dalam
studitentangprasekolahpadatendancekelas-kelas
prestasi,
dicisionuntuk
membandingkananak-anakhanyadari
sumur-to-do
keluargaadalahupaya
untuk
mengontrolvariabelextrancousdengan
membandingkankelompokhomogen.
Jika,
dalam
situasilain,
IQyangvariabelasingdiidentifikasi,
penelitidapat
membatasikelompokhanya
untukparticipantswithIQSantara85dan115(yaitu, IQ.average). Prosedur inidapat
menurunkanjumlahpeserta
dalam
penelitiandanjugamembatasigeneralisasitemuankarena
sampelpesertameliputisepertiyang terbatasIQ.
Pendekatanserupatetapi
lebihmemuaskanadalahdarisub
kelompok
dalammasing-masing kelompokuntukreprensentsemuatingkatvariabel kontrol.
Misalnya, setiap kelompok dapatdibagi menjadi subkelompokberdasarkanIQ:
tinggi (misalnya, 0,116dan di atas), rata-rata (misalnya, 85-115), danrendah
(misalnya, 0,84dan di bawah). Keberadaansub kelompoksebanding dalamsetiap
kelompokkontrol untukIQ. Pendekatan inijuga memungkinkanpenelitiuntuk
menentukan
apakahtargetpengelompokanvariabelmempengaruhivariabel
dependenberbeda padatingkatIQ, variabel kontrol. Artinya, peneliti dapatmenguji
apakahefek padavariabel dependenberbeda untuk setiapsub-kelompok.
Jikasubkelompokperbandinganbegitumenarik,
pendekatan
terbaik
adalahuntuk tidak melakukananalisis terpisahuntuk masing-masingsubkelompoktetapiuntuk membangunvariabel kontrolke dalam desainpenelitian
danmenganalisis hasildengantecniquestatistik yang disebutanalisis faktorvarians.

Sebuahanalisis
faktorvarians(dibahas
lebih
lanjut
dalam
Bab13)
memungkinkanpenelitiuntukmenentukan
dampakdarivariabelpengelompokan(untuk desain kausal-komparatif) atau variabel
bebas(untuk desain eksperimental) dankontrolbaik secara terpisahdandalam
kombinasi. Dengan kata lain, analisis faktortesvarians untukinteraksi
antaraindependen/pengelompokanvariabeldanvariabel
kontrolsehinggaindependen/variabelpengelompokanberoperasi
secara
berbedapadasetiap tingkatvariabel kontrol. Sebagai contoh, sebuahstudikausalkomparatif
efekyangmetode
yang
berbedadarifraksipembelajaransaya
termasukIQsebagaivariabel
kontrol.
Satuinteraksipotensial
antarapengelompokandanvariabel
kontrolakan
bahwametodeyang
melibatkanmanipulasibloklebih efektif dibandingkanmetode lainuntuk siswa
denganIqslebih rendah, tetapi metodemanipulasitidak lebihefektif daripadametode
lainbagi siswa denganIQ yang lebih tinggi.
c. AnalisisKovarian
Analisiskovariansadalah
teknikstatistik
yang
digunakanuntuk
menyesuaikanperbedaan
kelompokawal
padavariabel
yang
digunakan
dalampenelitiankausal-komparatif daneksperimental. Dalamassence, analisis
kovariansmenyesuaikannilai
padavariabel
dependenperbedaanawalpada
beberapavariabelvariabellain yang berkaitan dengankinerja padavariabel
dependen. Sebagai contoh, misalkan kitapalnedpenelitian untukmembandingkan
duametode,
XdanY,
mengajaranak
kelas
limauntuk
memecahkankemampuanmatematikasebelumintriducingmetodepengajaran baru,
kami menemukan bahwakelompokyang akandiajarkandengan metodeX.Perbedaan
inimenunjukkan
bahwametode
kelompokYakan
unggulkepada
kelompokXmetodepadaakhir
penelitiankarenaanggota
kelompokdimulai
dengankemampuanmatematikayang
lebih
tinggi
daripadaanggota
kelompoklainnya.
Analisiskovariansstatistikmenyesuaikannilaidarimetode
kelompokYuntuk
menghapuskeuntunganawalsehingga
padaakhir
penelitianhasilnya
bisacukupdibandingkan,
seolah-olahkedua
kelompokmulaisama.
PENELITIAN SURVEI
Pengertian
Penelitian Survey adalah metode penelitian survey adalah
pengamatan/penyeledikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang
dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.
Penelitian survey umumnya bertujuan untuk mencapai generalisasi, dan sebagian
lain juga untuk membuat prediksi.

Survei yang dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan


dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk
mengetahui: siapa mereka, apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan
suatu tindakan. Survei lazim dilakukan dalam penelitian kuantitatif maupun
kualitatif. Tiga karakteristik yang dimiliki survei yaitu:
1. Informasi dikumpulkan dari sekelompok orang untuk menguraikan beberapa
aspek atau karakteristik (Seperti kemampuan, opini, sikap, keyakinan, dan / atau
pengetahuan) dari populasi yang kelompok yang bagian.
2. Cara utama di mana informasi dikumpulkan adalah melalui mengajukan
pertanyaan, jawaban atas ini pertanyaan oleh anggota kelompok merupakan Data
penelitian.
3. Informasi dikumpulkan dari sampel daripada dari setiap anggota populasi
Tujuan dan Jenis penelitian Survei
Tujuan utama dari survei adalah untuk menggambarkan karakteristik
suatu populasi. Pada dasarnya, yang peneliti ingin ketahui adalah bagaimana
anggota populasi mendistribusikan sendiri pada satu atau lebih variabel (misalnya,
usia, etnis, preferensi agama, sikap terhadap sekolah).
Ada dua jenis utama dari survei-cross-sectional survei dan survei
longitudinal.
a) Survei-Cross-Sectional Survei
Di-sectional survey mengumpulkan informasi dari sampel yang telah
diambil dari populasi yang telah ditentukan. Selanjutnya, informasi yang
dikumpulkan di hanya satu titik waktu, meskipun waktu yang dibutuhkan
untuk mengumpulkan semua data dapat mengambil mana saja dari hari ke
beberapa minggu atau lebih.
Ketika seluruh penduduk yang disurvei, itu disebut sensus. Contoh
utama adalah sensus dilakukan oleh AS Biro Sensus setiap 10 tahun, yang
mencoba untuk mengumpulkan data tentang semua orang di Amerika Serikat
b) Survei Longitudinal
Dalam sebuah survei longitudinal, di sisi lain, informasi yang
dikumpulkan di berbagai titik dalam waktu untuk Studi berubah dari waktu ke
waktu. Tiga desain longitudinal umum digunakan dalam penelitian survey: studi
tren, penelitian kohort, dan studi panel.
Dalam sebuah studi tren, sampel yang berbeda dari populasi yang
anggotanya bisa berubah disurvei di berbagai titik dalam waktu. Misalnya,
seorang peneliti mungkin tertarik pada sikap kepala sekolah tinggiterhadap
penggunaan penjadwalan yang fleksibel. Dia akan memilih sebuah sampel setiap
tahun dari daftar saat ini tinggi kepala sekolah di seluruh negara bagian. Walaupun
populasi akan berubah agak dan individu yang sama tidak akan mencicipi setiap
tahun, jika pilihan acak digunakan untuk mendapatkan sampel, tanggapan
diperoleh setiap tahun bisa dianggap representatif dari populasi kepala sekolah

tinggi. Peneliti kemudian akan memeriksa dan membandingkan tanggapan dari


tahun ke tahun untuk melihat apakah ada tren yang semu
Sedangkan sebuah studi tren sampel populasi yang anggota dapat
berubah dari waktu ke waktu, sebuah sampel penelitian kohort populasi tertentu
yang anggotanya tidak berubah selama survei. Dengan demikian, seorang peneliti
mungkin ingin belajar pertumbuhan efektivitas mengajar semua guru tahun
pertama yang telah lulus dalam satu tahun terakhir dari San Francisco State
University. Nama-nama semua guru ini akan dicatatkan, dan kemudian sampel
yang berbeda akan dipilih dari daftar ini pada waktu yang berbeda.
Dalam sebuah studi panel, di sisi lain, peneliti survei sampel yang sama
dari individu di berbagai kali selama survei. Karena peneliti sedang mempelajari
individu yang sama, dia bisa dicatat perubahan karakteristik atau perilaku dan
menjelajahi mereka alasan untuk perubahan ini. Dengan demikian, peneliti di
contoh kita sebelumnya mungkin memilih sampel dari lulusan tahun lalu dari San
Francisco State University yang merupakan guru pertama tahun dan survei
individu yang sama beberapa kali selama tahun ajaran. Hilangnya individu
merupakan masalah yang sering dalam studi panel, bagaimanapun, terutama jika
studi membentang di atas cukup panjang periode waktu
Langkah-langkah dalam Penelitian Survei
a). Mendefinisikan Masalah
Masalah yang akan diselidiki dengan cara survei harus cukup menarik
dan penting untuk memotivasi individu untuk merespon. Peneliti perlu
mendefinisikan dengan jelas tujuan mereka melakukan survei. Setiap
pertanyaan harus berhubungan satu atau lebih dari tujuan survei. Salah satu
strategi untuk mendefinisikan pertanyaan survey adalah dengan menggunakan
pendekatan hirarkis, dimulai dengan luas, pertanyaan yang paling umum dan
berakhir dengan yang paling spesifik. Jaeger memberikan contoh rinci dari
survei tersebut pada pertanyaan mengapa banyak guru sekolah umum
"terbakar" dan meninggalkan profesi dalam beberapa tahun. Dia menyarankan
tiga Faktor-ekonomi umum, kondisi kerja, dan status sosial-sekitar yang untuk
struktur pertanyaan yang mungkin untuk survei. Berikut adalah pertanyaanpertanyaan yang dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi
Dengan menentukan apakah pertanyaan yang diajukan sesuai dengan
tujuan dari survei yang dituju, peneliti dapat menghilangkan kejenuhan
populasi. Ini adalah penting, karena panjang kuesioner survei atau jadwal
wawancara merupakan faktor penting dalam menentukan Keberhasilan survei
b). Identifikasi Target Populasi
Hampir segala sesuatu dapat dijelaskan dengan cara survei. Itu yang
dipelajari dalam survei ini disebut unit analisis. Meskipun biasanya orang, unit

analisis juga bisa menjadi objek, klub, perusahaan, ruang kelas, sekolah,
instansi pemerintah, dan lain-lain.
Seperti dalam jenis penelitian, kelompok orang (Benda, lembaga, dan
sebagainya) yang merupakan fokus dari Studi disebut populasi sasaran. Untuk
membuat pernyataan yang dapat dipercaya tentang populasi sasaran, itu harus
sangat baik didefinisikan.
c). Memilih Mode Pengumpulan Data
Ada empat cara dasar untuk mengumpulkan data dalam survei:
Administrasi langsung ke Group, melalui surat; lewat telepon; atau melalui
tatap muka wawancara.
Administrasi langsung ke Group.
Digunakan setiap kali seorang peneliti memiliki akses ke
semua (atau sebagian besar) anggota dari kelompok tertentu di satu
tempat. instrumen yang diberikan kepada semua anggota kelompok di
waktu yang sama dan biasanya di tempat yang sama. contohakan
memberikan kuesioner kepada siswa untuk menyelesaikan di kelas atau
pekerja mereka untuk menyelesaikan di mereka pengaturan pekerjaan.
Keuntungan utama dari pendekatan ini adalah tingkat tinggi respon-sering
dekat dengan 100 persen (biasanya dalam pengaturan tunggal).
Keuntungan lainnya termasuk faktor biaya umumnya rendah, ditambah
fakta bahwa peneliti memiliki kesempatan untuk menjelaskan penelitian
dan menjawab pertanyaan bahwa responden mungkin memiliki sebelum
mereka menyelesaikan kuesioner. Kelemahan utamanya adalah bahwa ada
tidak banyak jenis survei yang dapat menggunakan sampel dari individu
yang dikumpulkan bersama-sama sebagai sebuah kelompok.
Survei Mail.
Ketika data dalam survei dikumpulkan melalui surat, kuesioner
dikirim ke masing-masing individu dalam sampel, dengan permintaan
yang diselesaikan dan kemudian kembali dengan tanggal tertentu.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa itu adalah relatif murah dan
dapat dicapai oleh peneliti sendiri (atau dengan hanya beberapa asisten).
Hal ini juga memungkinkan peneliti untuk memiliki akses ke sampel yang
mungkin sulit dijangkau di langsung atau melalui telepon (seperti orang
tua), dan itu memungkinkan responden untuk mengambil waktu yang
cukup untuk memberikan jawaban yang bijaksana untuk pertanyaan yang
diajukan. Kelemahan survei surat adalah bahwa ada sedikit kesempatan
untuk mendorong kerja sama dari responden (melalui membangun
hubungan, misalnya) atau untuk memberikan bantuan (melalui menjawab
pertanyaan mereka, mengklarifikasi instruksi, dan sebagainya). Akibatnya,
survei email memiliki kecenderungan untuk menghasilkan tingkat respons
yang rendah. Survei Mail juga tidak meminjamkan diri dengan baik untuk

memperoleh informasi dari beberapa jenis sampel (seperti individu yang


buta huruf)
Survei telepon.
Dalam survei telepon peneliti (atau atau asistennya)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari responden melalui telepon.
Keuntungan dari survei telepon yang mereka lebih murah daripada
wawancara pribadi, dapat dilakukan cukup cepat, dan meminjamkan diri
dengan mudah untuk prosedur interogasi standar. Mereka juga
memungkinkan peneliti untuk membantu responden (Dengan memperjelas
pertanyaan, mengajukan pertanyaan tindak lanjut, mendorong responden
ragu-ragu, dan sebagainya), mengizinkan jumlah yang lebih besar dari
tindak lanjut (melalui beberapa callback), dan menyediakan cakupan yang
lebih baik di daerah-daerah tertentu di mana pewawancara pribadi sering
enggan untuk pergi
Kelemahan dari survei telepon bahwa akses ke beberapa
sampel (jelas, mereka yang tidak telepon dan mereka yang nomor telepon
yang tidak terdaftar) adalah tidak memungkinkan. wawancara telepon juga
mencegah visual yang pengamatan responden dan agak kurang efektif
dalam memperoleh informasi tentang isu-isu sensitif atau pertanyaanpertanyaan pribadi. Umumnya, survei telepon yang dilaporkan
menghasilkan tingkat respons 5 persen lebih rendah dari yang diperoleh
dengan wawancara pribadi. 10 Gambar 17.1 mengilustrasikan kesulitan
kadang-kadang ditemui ketika memperoleh sampel penelitian melalui
telepon.
Wawancara pribadi.
Dalam wawancara pribadi, yang peneliti (atau asisten yang
terlatih) melakukan face-to-face wawancara dengan responden. Akibatnya,
metode ini memiliki banyak keuntungan. Hal ini mungkin yang paling
efektif metode survei untuk mendaftar kerjasama dari responden.
Hubungan dapat dibentuk, pertanyaan bisa diklarifikasi, tidak jelas atau
jawaban yang tidak lengkap dapat ditindaklanjuti, dan sebagainya. Tatap
muka wawancara juga menempatkan kurang dari beban pada keterampilan
membaca dan menulis responden dan, bila perlu, izin menghabiskan lebih
banyak waktu dengan responden. Kerugian terbesar dari tatap muka
wawancara adalah bahwa mereka lebih mahal daripada survei langsung,
surat, atau telepon. Mereka juga membutuhkan staf yang terlatih dari
pewawancara, dengan semua yang menyiratkan dalam hal biaya pelatihan
dan waktu. Waktu pengumpulan data total yang dibutuhkan juga mungkin
sedikit lebih lama daripada di salah satu lainnya tiga metode. Hal ini
dimungkinkan, juga, bahwa kurangnya anonimitas (responden jelas
diketahui
pewawancara,
setidaknya
untuk
sementara)
dapat
mengakibatkan kurang valid tanggapan terhadap pertanyaan pribadi yang

sensitif. Lalu, beberapa jenis sampel (individu di daerah-kejahatan tinggi,


pekerja di perusahaan besar, mahasiswa, dan sebagainya) sering sulit untuk
menghubungi dalam jumlah yang cukup

d).Pemilihan Sampel
Subyek yang akan disurvei harus dipilih (secara acak, jika mungkin) dari
populasi bunga. Peneliti harus memastikan, bagaimanapun, bahwa mata pelajaran
yang mereka tanyak an memiliki informasi yang diinginkan danbahwa mereka
akan bersedia untuk menjawab pertanyaan ini. Individu yang memiliki informasi
yang diperlukan tapi siapa yang tidak tertarik pada topik survei (atau yang tidak
melihatnya sebagai penting) tidak mungkin untuk merespon. Dengan demikian,
hal ini sering ide yang baik bagi para peneliti untuk melakukan
penyelidikan awal di antara responden potensial untuk menilai penerimaan
mereka. Sering, dalam survei berbasis sekolah, tingkat respons yang lebih tinggi
dapat diperoleh jika kuesioner dikirim ke orang dalam otoritas untuk mengelola
untuk responden potensial daripada mengirimnya ke responden sendiri. Misalnya,
seorang peneliti mungkin meminta guru kelas untuk mengelola kuesioner untuk
siswa mereka daripada meminta siswa secara langsung.
e) Mempersiapkan Instrument
Jenis yang paling umum dari instrumen yang digunakan dalam
penelitian survei adalah kuesioner dan jadwal wawancara. * Mereka hampir
identik, kecuali bahwa kuesioner biasanya dikelola sendiri oleh responden,
sedangkan jadwal wawancara diberikan secara lisan oleh peneliti (atau asisten
yang terlatih). Dalam kasus ini kuesioner mengirimkan surat atau dikelola sendiri,
penampilan instrumen yang sangat penting untuk keseluruhan Pertanyaan dalam
survei, dan cara mereka tanya, adalah sangat penting. Fowler menunjukkan bahwa
ada empat standar pertanyaan survei yang harus dipenuhi
1. Apakah ini sebuah pertanyaan yang bisa ditanyakan persis seperti ditulis?

2. Apakah ini sebuah pertanyaan yang akan berarti hal yang sama untuk semua
orang?
3. Apakah ini sebuah pertanyaan yang orang bisa menjawab?
4. Apakah ini sebuah pertanyaan yang orang akan bersedia untuk menjawab,
mengingat prosedur pengumpulan data?
Jawaban atas setiap pertanyaan sebelumnya untuk setiap pertanyaan dalam survei
harus ya. setiap survei Pertanyaan yang melanggar salah satu atau lebih dari
standar harus ditulis ulang.
Dalam kasus wawancara pribadi atau survei telepon, cara penanya adalah sangat
penting. Dia harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti cara yang ingin
subyek peneliti merespon.
Hal yang paling penting bagi para peneliti untuk diingat, bagaimanapun,
adalah bahwa apa pun jenis instrumen yang digunakan, pertanyaan yang sama
harus diminta dari semua responden dalam sampel. Selain itu, kondisi di mana
kuesioner diberikan atau wawancara dilakukan harus semirip mungkin untuk
semua responden
f). Jenis Pertanyaan.
Sifat dari pertanyaan sangat penting dalam penelitian survei. Buruknya
pertanyaan dapat mengakibatkan kegagalan dalam penelitian. Oleh karena itu,
pertanyaan harus jelas ditulis dengan cara yang mudah dimengerti oleh responden.
Sebagian besar survei mengandalkan pilihan ganda atau lainnya. pertanyaan
pilihan ganda memungkinkan responden untuk memilih atau jawabannya dari
sejumlah pilihan. Ini dapat digunakan untuk mengukur opini, sikap, atau
pengetahuan
Beberapa contoh pertanyaan tertutup adalah sebagai berikut:
1. subjek yang paling Anda sukai?
a. IPS
b. Inggris
c. ilmu
d. matematika
Pertanyaan terbuka memungkinkan untuk respon lebih individual, tetapi
mereka kadang-kadang sulit untuk menafsirkan. Mereka juga sering sulit untuk
mencetak gol, karena begitu berbagai macam tanggapan diterima. Selain itu,
responden kadang-kadang tidak menyukai mereka.
Beberapa contoh pertanyaan terbuka adalah sebagai berikut:
1. Apa yang Anda anggap sebagai masalah paling penting yang dihadapi guru
kelas di sekolah tinggi saat ini?
2. Apa tiga hal tentang kelas ini yang paling berguna selama semester lalu?
Tabel kelebihan dan kekurangan pertanyaan tertutup dan terbuka

Pertanyaan tertutup

Pertanyaan terbuka
Keuntungan
Meningkatkan konsistens tanggapan seluruh Memungkinkan lebih banyak kebebasan
responden
tanggapan
Mudah dan lebih cepat untuk tabulasi

Lebih mudah untuk membangun

Lebih populer dengan


responden

Izin tindak lanjut oleh


pewawancara
Kerugian

Dapat membatasi luasnya tanggapan

Cenderung menghasilkan tanggapan yang


tidak konsisten di panjang dan konten di
responden
Luangkan lebih banyak waktu untuk Kedua pertanyaan dan tanggapan tunduk
membangun
salah tafsiran
Memerlukan lebih banyak pertanyaan untuk Sulit untuk tabulasi dan mempersatukan
menutupi topik penelitian
Pra-tes Kuesioner.
Setelah pertanyaan untuk dimasukkan dalam kuesioner atau Jadwal
wawancara yang telah ditulis, peneliti disarankan untuk mencobanya dengan
sampel kecil mirip dengan responden potensial.
g). Mempersiapkan Surat Penelitian
Perguruan Tinggi
Universitas San Fransisco
1 Oktober 2015
Mr Robert R. Johnson
Departemen Ilmu Sosial
Sekolah Tinggi Oceana
Pacifica, California 9632
Dear Mr Johnson,
Departemen Pendidikan Menengah dari San Francisco State University mempersiapkan lebih
dari 100 siswa guru setiap tahun untuk mengajar di sekolah negeri dan swasta dari California.
Ini adalah tujuan kami untuk membantu kami lulusan menjadi siap juga mungkin untuk
mengajar di sekolah-sekolah saat ini. Kuesioner tertutup adalah dirancang untuk
mendapatkan pandangan Anda tentang cara untuk meningkatkan kualitas program pelatihan
kami. saran Anda akan dipertimbangkan dalam perencanaan untuk revisi dalam program pada
tahun akademik mendatang. Kami juga akan memberikan salinan hasil penelitian kami.

Kami akan sangat menghargai jika Anda akan menyelesaikan kuesioner dan
mengembalikannya dalam dicap tertutup, amplop diri ditujukan oleh 18 Oktober. Kami
menyadari jadwal Anda yang sibuk dan waktu Anda
berharga, tetapi kami yakin bahwa Anda ingin meningkatkan kualitas pelatihan guru
sebanyak yang kita lakukan. Anda tanggapan akan dijaga benar-benar rahasia; kami meminta
informasi yang bersifat pada kuesioner bentuk. Studi ini telah disetujui oleh Universitas Riset
dengan Human Subjects ulasan panitia.
Kami ingin mengucapkan terima kasih sebelumnya atas kerja sama Anda.
William P. Jones
Ketua Departemen
Surat lamaran harus singkat dan ditujukan khusus untuk para peserta
yang diminta untuk merespon. Itu harus menjelaskan tujuan survei, menekankan
pentingnya topik penelitian, dan (diharapkan) terlibat kerjasama responden. Jika
memungkinkan, seharusnya menunjukkan kesediaan peneliti untuk berbagi hasil
penelitian setelah selesai. kerahasiaan dan anonimitas responden harus terjamin. *
Hal ini juga membantu jika peneliti memperoleh sponsor dari lembaga penting
beberapa yang diketahui responden. Surat tersebut harus menentukan tanggal
dimana menyelesaikan kuesioner harus dikembalikan, dan seharusnya secara
individual ditandatangani oleh peneliti. setiap upaya harus dilakukan untuk
menghindari munculnya surat formulir.
h) Latihan Wawancara
Topik umum yang akan dibahas dalam latihan wawancara harus selalu
menyertakan setidaknya berikut:
1. Prosedur untuk menghubungi responden dan memperkenalkan studi. Semua
pewawancara harus memiliki pemahaman umum dari tujuan penelitian.
2. konvensi yang digunakan dalam desain kuesioner terhadap kata-kata dan
petunjuk untuk melewatkan pertanyaan (jika perlu) sehingga pewawancara dapat
mengajukan pertanyaan secara konsisten dan cara standar.
3. Prosedur untuk menyelidik jawaban yang tidak memadai dalam cara
nondirective. Probingrefers untuk menindaklanjuti jawaban yang tidak lengkap
dengan cara yang tidak mendukung salah satu jawaban tertentu atas yang lain.
Beberapa jenis probe standar, seperti bertanya "Ada lagi?" "Katakan saya lebih,
"atau" Bagaimana Anda berarti bahwa? "biasanya akan menangani kebanyakan
situasi.
4. Prosedur untuk merekam jawaban terbuka-berakhir dan ditutup-berakhir
pertanyaan. Hal ini sangat penting dengan pertanyaan berkaitan dengan jawaban
untuk membuka-berakhir, yang pewawancara diharapkan untuk merekam
verbatim.

5. Aturan dan pedoman untuk menangani antarpribadi aspek wawancara dengan


cara nonbiasing. Yang paling penting di sini adalah untuk pewawancara fokus
pada tugas di tangan dan untuk menghindari mengungkapkan mereka pandangan
atau pendapat (secara lisan atau dengan bahasa tubuh) pada salah satu pertanyaan
yang diajukan.
Nonresponse
Di hampir semua survei, beberapa anggota sampel akan tidak merespon.
Hal ini disebut sebagai noresponse. mungkin disebabkan sejumlah alasan
(kurangnya minat dalam topik yang disurvei, pelupa, keengganan untuk menjadi
disurvei, dan sebagainya), tetapi merupakan masalah besar yang memiliki
meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena semakin banyak orang tampak
(karena alasan apapun) tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam survei.
Mengapa tidak ada respon masalah? Alasan utama adalah bahwa
mereka yang tidak merespon sangat mungkin akan berbeda dari responden pada
jawaban atas pertanyaan survei. Jika hal ini terjadi, setiap kesimpulan yang
diambil atas dasar jawaban responden akan menyesatkan dan tidak indikasi yang
benar dari pandangan penduduk dari mana sampel tersebut diambil.

nonresponse total
Kalton menunjukkan bahwa jumlah nonresponse dapat terjadi dalam
survei wawancara untuk salah satu alasan berikut: responden Ditujukan dapat
menolak untuk diwawancarai, tidak di rumah ketika pewawancara panggilan,
tidak dapat mengambil bagian dalam wawancara karena berbagai alasan (seperti
sakit, tuli, ketidakmampuan untuk berbicara bahasa), atau kadang-kadang bahkan
tidak bisa terletak. Dari jumlah tersebut, penolakan dan tidak-athomes adalah
yang paling umum. Dalam survei mail, beberapa kuesioner mungkin tidak
deliverable, dan kadang-kadang beberapa responden akan kembali kuesioner
mereka terjawab sebagai indikasi penolakan mereka untuk berpartisipasi.
Umumnya, bagaimanapun, semua itu yang diketahui tentang yang paling
nonresponse surat survei adalah bahwa kuesioner belum dikembalikan. Alasan
untukkurangnya pengembalian mungkin salah satu yang kita sudah tersebut.
Berbagai teknik yang digunakan oleh para peneliti survei untuk
mengurangi nonresponse. Dalam survei wawancara, pewawancara secara hati-hati
dilatih untuk menjadi sopan, untuk mengajukan pertanyaan senang dan sensitif,
berpakaian konservatif, atau kembali untuk melakukan wawancara di sebuah lebih
banyak waktu tepat jika waran situasi. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan yang
dibuat (ini adalah dilakukan dalam survei mengirimkan surat juga). Pertanyaan
biasanya terorganisir untuk memulai dengan cukup sederhana dan tidak
mengancam pertanyaan. Tidak-di-rumah diperlakukan dengan callback (kedua,
ketiga, atau bahkan kunjungan keempat) pada hari-hari dan berbeda pada waktu

yang berbeda sepanjang hari. Kadang-kadang janji ditetapkan pada waktu yang
nyaman untuk responden. kuesioner dikirimkan dapat ditindaklanjuti dengan surat
pengingat dan sering kedua atau kadang-kadang bahkan mailing ketiga. Sebuah
teknik yang sering diabaikan adalah persembahan hadiah nyata sebagai bujukan
untuk merespon. Tidak ada yang pantas tentang membayar (di beberapa cara)
responden untuk memberikan informasi. adalah masalah serius di banyak survei.
Prosedur yang biasa digunakan untuk menangani nonresponse, terutama
dalam survei telepon, adalah penggantian acak, yang terus menambah kasus yang
dipilih secara acak sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai. Metode ini
tidak bekerja untuk alasan yang sama disebutkan sebelumnya: Mereka yang tidak
dihubungi atau yang menolak untuk menanggapi mungkin akan telah menjawab
berbeda dari mereka yang melakukan merespon. Ingat: Sebuah sampel acak
mengharuskan sampel sebenarnya terdiri orang-orang yang awalnya dipilih.
Selain melakukan sebanyak mungkin untuk mengurangi nonresponse,
peneliti harus memperoleh, selama survei atau dengan cara lain, sebanyak
informasi demografis karena mereka dapat pada responden. Hal ini tidak hanya
memungkinkan lebih deskripsi lengkap tentang sampel, tetapi juga dapat
mendukung argumen untuk keterwakilan-jika ternyata
sampel sangat mirip dengan populasi berkenaan bagi mereka demografi yang
berhubungan dengan penelitian
item nonresponse
Kesenjangan parsial dalam informasi yang diberikan oleh responden
juga dapat terjadi karena berbagai alasan: Responden mungkin tidak tahu jawaban
untuk pertanyaan tertentu; dia atau dia mungkin menemukan pertanyaan tertentu
memalukan atau mungkin tidak relevan; responden dapat terdesak waktu, dan
pewawancara dapat memutuskan untuk melewatkan bagian dari pertanyaan;
pewawancara mungkin gagal untuk merekam jawaban. Kadang-kadang selama
tahap analisis data survei, jawaban atas pertanyaan tertentu dibuang karena
mereka tidak konsisten dengan jawaban lainnya. beberapa jawaban mungkin tidak
jelas atau tidak terbaca.
Di bawah ini adalah ringkasan dari beberapa saran umum untuk
meningkatkan tingkat respon disurvei
1. Administrasi kuesioner atau wawancara susunan acara:
Membuat kondisi di mana wawancara adalah dilakukan, atau kuesioner
diberikan, sebagai sederhana dan nyaman mungkin bagi setiap individu
dalam sampel.
Pastikan bahwa kelompok yang akan disurvei tahu sesuatu tentang
informasi yang Anda ingin mendapatkan.
Kereta tatap muka atau telepon pewawancara di bagaimana mengajukan
pertanyaan.
Kereta pewawancara tatap muka dalam cara berpakaian.
2. Format kuesioner atau wawancara jadwal:

Pastikan bahwa ruang yang cukup disediakan untuk responden (atau


pewawancara) untuk mengisi biodata yang diperlukan yang diperlukan
(usia, jenis kelamin, tingkat kelas, dan sebagainya).
Tentukan dalam hal tepat sasaran kuesioner atau wawancara jadwal
dimaksudkan untuk mencapai-apa jenis informasi adalah inginkan dari
responden?
Pastikan setiap item dalam kuesioner atau wawancara jadwal berhubungan
dengan salah satu tujuan studi-yang adalah, itu akan membantu
mendapatkan informasi tentang tujuan.
Gunakan ditutup-berakhir (misalnya, pilihan ganda) bukan dari atau di
samping terbuka-berakhir (misalnya, respon gratis) pertanyaan.
Pastikan tidak ada pertanyaan mengancam psikologis disertakan.
Menghilangkan pertanyaan terkemuka.
Periksa ambiguitas item dengan panel hakim. Merevisi seperlunya.
Pretest kuesioner atau wawancara jadwal dengan sekelompok kecil mirip
dengan sampel yang akan disurvei

Masalah di Proses instrumentasi dalam Penelitian Survey


Beberapa ancaman terhadap validitas instrumentasi Proses dalam survei
dapat menyebabkan individu untuk merespon berbeda dari bagaimana mereka
dinyatakan mungkin merespon. Anggaplah, misalnya, bahwa sekelompok individu
adalah membawa bersama-sama untuk diwawancarai semua dalam satu tempat
dan acara asing (katakanlah, latihan kebakaran) terjadi selama proses wawancara.
Acara ini mungkin marah atau jika tidak mempengaruhi berbagai individu,
menyebabkan mereka untuk menanggapi pertanyaan wawancara dengan cara yang
berbeda dari bagaimana mereka akan merespon jika acara telah tidak terjadi.
Setiap kali para peneliti tidak berhati-hati dalam mempersiapkan kuesioner-jika
mereka pertanyaan memimpin atau tidak sensitif, misalnya-dapat menyebabkan
individu untuk merespon berbeda. Jika kondisi di mana individu dipertanyakan
dalam wawancara penelitian yang agak tidak biasa
2.5.5. Analisis data dalam Penelitian Survey
Setelah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan survei telah mencatat, masih ada
tugas akhir meringkas tanggapan untuk menarik beberapa kesimpulan dari hasil.
Ukuran total sampel harus dilaporkan, bersama dengan persentase keseluruhan
hasil. Persentase dari total sampel merespons untuk setiap item harus kemudian
dilaporkan. Akhirnya, persentase responden yang memilih setiap alternatif untuk
setiap pertanyaan harus diberikan. Misalnya, hasil yang dilaporkan mungkin
sebagai berikut: "Untuk item 26, mengenai persetujuan dari merokok tidak
kebijakan sementara sekolah sedang berlangsung, 80 persen mengindikasikan

mereka mendukung kebijakan tersebut, 15 persen mengindikasikan mereka tidak


mendukung, dan 5 persen mengatakan mereka netral."
Main Point
KARAKTERISTIK UTAMA PENELITIAN SURVEI
Sebagian besar survei memiliki tiga karakteristik dasar: (1) pengumpulan
informasi
(2) dari sampel (3) dengan mengajukan pertanyaan, untuk menjelaskan beberapa
aspek dari
populasi yang sampel adalah bagian
TUJUAN PENELITIAN SURVEI
Tujuan utama dari semua survei adalah untuk menggambarkan
karakteristik suatu populasi.
Jarang adalah populasi secara keseluruhan dipelajari, namun. Sebaliknya,
sampel yang disurvei dan deskripsi dari populasi disimpulkan dari apa
sampel mengungkapkan.
JENIS SURVEI
Ada dua jenis utama dari survei: survei cross-sectional dan survei
longitudinal.
Tiga desain memanjang umum digunakan dalam penelitian survei adalah
penelitian tren, penelitian kohort, dan studi panel.
Dalam sebuah studi tren, sampel yang berbeda dari populasi yang
anggotanya berubah disurvei di berbagai titik dalam waktu.
Dalam sebuah penelitian kohort, sampel yang berbeda dari populasi yang
anggotanya melakukan notchange disurvei di berbagai titik dalam waktu.
Dalam sebuah studi panel, sampel yang sama dari individu yang disurvei
pada waktu yang berbeda selama jalannya survei.
Survei tidak cocok untuk semua topik penelitian, terutama yang
membutuhkan pengamatan mata pelajaran atau manipulasi variabel
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN SURVEI
Fokus penelitian dalam survei ini disebut unit analisis.
Seperti dalam jenis penelitian, kelompok orang yang merupakan fokus dari
penelitian ini adalah disebut populasi sasaran.
Ada empat cara dasar untuk mengumpulkan data dalam survei: dengan
pemberian langsung dari survei instrumen untuk kelompok, melalui surat,
melalui telepon, atau dengan wawancara pribadi. Setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Sampel yang akan disurvei harus dipilih secara acak jika memungkinkan.
Jenis yang paling umum dari instrumen yang digunakan dalam penelitian
survei adalah kuesioner dan jadwal wawancara

PERTANYAAN DIAJUKAN PADA PENELITIAN SURVEI


Sifat dari pertanyaan, dan cara mereka diminta, sangat penting dalam
penelitian survei.
Sebagian besar survei menggunakan beberapa bentuk pertanyaan
tertutup.
Instrumen survei harus pretested dengan sampel kecil mirip dengan
responden potensial.
Pertanyaan Acontingency adalah pertanyaan yang jawabannya adalah
contingentupon bagaimana responden menjawab pertanyaan sebelum
yang pertanyaan kontingensi terkait. Teratur dan pertanyaan
kontingensi sequencing sangat penting dalam jadwal wawancara.
SURAT LAMARAN
Sebuah surat lamaran dikirim ke responden potensial dalam survei mail
yang menjelaskan tujuan kuesioner survei
WAWANCARA
Kedua pewawancara telepon dan tatap muka perlu dilatih sebelum mereka
mengelola instrumen survei.
Baik total nonresponse dan barang nonresponse masalah utama dalam
penelitian survei yang tampaknya akan meningkat dalam beberapa tahun
terakhir. Ini adalah masalah karena mereka yang melakukan tidak
merespon sangat mungkin berbeda dari responden dalam hal bagaimana
mereka akan menjawab pertanyaan-pertanyaan survei
ANCAMAN UNTUK INTERNAL BERLAKU DI SURVEY PENELITIAN
Ancaman terhadap validitas internal penelitian survei meliputi lokasi,
instrumentasi, pembusukan instrumen, dan kematian.
ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN SURVEI
Persentase dari total sampel merespons untuk setiap item pada kuesioner
survei harus dilaporkan, serta persentase dari total sampel yang memilih
setiap alternatif untuk setiap pertanyaan.

BAB V
PENELITIAN KUALITATIF

Pengertian Penelitian Kualitatif


Ada berbagai defenisi mengenai metode penelitian kualaitatif yang
terdapat dalam berbagai literatur. Misalnya Strauss dan Corbin (2003:4)
mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya. Defenisi ini dapat dipahami oleh orang yang telah belajar metode
penelitian kualitatif atau orang yang telah mengenal secara umum metode
penelitian kualitatif, akan tetapi defenisi itu dapat membingungkan orang yang
baru belajar metode ini karena pernyataan temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya dapat dipahami bahwa
proses pengumpulan data dalam penilaian kuantitatif dilakukan dengan prosedur
statistik.
Menurut Lexy J. Moloeng (2004:6) mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah
Menurut Nasution (2003:18) penelitian kualitatif disebut juga penelitian
naturalistik, karena dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam setting latar yang
alamiah atau natural.
Secara umum, metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode
penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa
kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti
tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah
diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka.
Tetapi jangan salah paham. Tidak berarti, dalam penelitian kualitatif para
peneliti tabu dengan angka-angka. Jangan diartikan dalam penelitian kualitatif,
peneliti tidak mengumpulkan dan menggunakan angka-angka dalam analisis data
dan penulisan laporan penelitian. Para peneliti yang menggunakan metode
penelitian kualitatif perlu mengumpukan dan menganalisis angka-angka apabila
diperlukan. Tetapi angka-angka tersebut tidaklah data utama dalam penelitiannya.
Dalam artian, data kuantitatif digunakan sebagai pendukung argumen, interpretasi

atau laporan penelitian. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang konflik agraria
dengan menggunakan data kualititatif, diperlukan data kuantitatif misalnya luas
lahan yang dituntut, besarnya kompensasi yang diinginkan, besaran atau jumlah
kejadian-kejadian tindakan kekerasan, tahun-tahun penyerahan lahan dan jumlah
orang-orang yang terlibat. Data-data tersebut pada dasarnya digunakan sebagai
pendukung interpretasi atas temuan dalam penelitian.
Untuk dapat memahami pengertian dan ciri khas metode penelitian
kualitatif diperlukan penjelasan mengenai perbedaan antara metode penelitian
kualitatif dengan metode peneltian kuantitaif. Berikut ini penjelasan hal perbedaan
antara penelitian kualitatif dan kuantitatif :
Metode penelitian
Kuantitatif

Kualitatif
Preferensi yang muncul untuk hipotesis
Preferensi yang tepat untuk hipotesis yang berkembang dalam pelaksanaan
yang dinyatakan di awal
penelitian
Preferensi yang tepat untuk definisi
yang dinyatakan di awal
Data diubah menjadi skor numerik
Preferensi pada pengukuran dan
penyempurnaan skor yang diperoleh
dari instrumen

Preferensi definisi dalam konteks atau


perkembangan penelitian
Preferensi deskripsi naratif
Preferensi pada asumsi bahwa inferensi
cukup kuat

Pengukuran validitas melalui rangkaian Pengukuran validitas melalui cek silang


perhitungan statistik
dari sumber informasi
Preferensi pada teknik acak untuk Preferensi pada informasi ekspert untuk
mendapatkan sampel
mendapatkan sampel purposif

Preferensi pada prosedur penelitian


yang baku
Preferensi desain untuk pengontrolan
variabel ekstranus

Preferensi pada prosedur penelitian


deskriptif/naratif
Preferensi
analisis
logis
dalam
pengontrolan variabel ekstranus

Preferensi desain pengontrolan khusus


Preferensi kejujuran peneliti dalam
untuk menjaga bias dalam prosedur
pengontrolan prosedur bias
penelitian
Preferensi rangkuman naratif dalam
Preferensi rangkuman statistik dalam hasil penelitian
hasil penelitian

Preferensi
penguraian
fenomena
kompleks menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil
Preferensi manipulasi aspek, sistuasi,
kondisi dalam mengkaji fenomena yang
kompleks

Preferensi deskripsi holistik dari


fenomenafenomena yang kompleks
Preferensi sifat alamiah dari fenomenafenomena yang terjadi

Karakteristik Umum Penelitian Kualitatif


Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik ataupun ciri pokok
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen ada lima ciri pokok metode
penelitian kualitatif, yaitu sebagai berikut :
Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa
lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwaperistiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Biasanya peneliti
menghabiskan waktu yang cukup banyak dalam mengambil data kualitatif,
misalnya ketika berada di sebuah sekolah, peneliti duduk pada sebuah
pertemuan fakultas, menghadiri rapat
Asosiasi orangtua-guru,
mengamati guru di kelas, dan pada umumnya langsung mengamati dan
mewawancarai rutinitas sehari-hari mereka. Penelitian dilakukan ketika
berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan,
mencatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa
yang terjadi pada saat itu. Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga.
Apa yang telah diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan
dimana tingkahlaku itu berlangsung.
Memiliki sifat deskriptif analitik
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi,
analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam
bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak
informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas
dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa
pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam
bentuk uraian narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari
pertanyaan dalam rumusan masalah yang ditetapkan.
Menekankan pada proses bukan hasil
Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan
dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu

kegiatan. Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya tentang


kegiatan, tahap-tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi
dimana dan pada saat dimana proses itu berlangsung.

Bersifat induktif
Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris.
Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang
terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta
menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut. Hasil
temuan penelitian dari lapangan dalam bentuk konsep, prinsip, teori
dikembangkan bukan dari teori yang telah ada. Penelitian kualitatif
menggunakan proses induktif artinya dari data yang terpisah-pisah namun
saling berkaitan erat.
Mengutamakan makna
Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu
peristiwa yang akan diteliti tersebut.Contoh, penelitian yang dilakukan tentang
peran kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian
pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi
dan pandangan kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya
membina guru, apa saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya
gagal dibina, dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada
kepala sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai bahan
perbandingan supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap
oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat dan
sahih.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif dimulai dari lapangan yang berdasarkan pada lingkungan alami,
bukan pada teori. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik
makna dan konsepnya, melalui pemaparan secara deskriptif analitik dan tanpa
menggunakan angka, karena lebih mengutamakan prosesnya.
Asumsi-Asumsi Filosofis yang Mendasari Penelitian Kualitatif Bertentangan
dengan Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan aspek filosofi yang mendasarinya penelitian secara garis besar
dapat dikategorikan menjadi dua dua macam, yaitu penelitian yang berlandaskan
pada aliran atau paradigma filsafat positivisme dan aliran filsafat postpositivisme.
Apabila penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan akhir menemukan
kebenaran, maka ukuran maupun sifat kebenaran antara kedua paradigma filsafat
tersebut berbeda satu dengan yang lain. Pada aliran atau paradigma positivisme

ukuran kebenarannya adalah frekwensi tinggi atau sebagian besar dan bersifat
probalistik. Kalau dalam sampel benar maka kebenaran tersebut mempunyai
peluang berlaku juga untuk populasi yang lebih besar. Pada filsafat
postpositivisme kebenaran didasarkan pada esensi (sesuai dengan hakekat obyek)
dan kebenarannya bersifat holistik.
Kedua aliran filsafat tersebut mendasari bentuk penelitian yang berbeda satu
dengan yang lain. Aliran positivisme dalam penelitian berkembang menjadi
penelitian dengan paradigma kuantitatif. Sedangkan postpositivisme dalam
penelitian berkembang menjadi penelitian dengan paradigma kualitatif.
Karakteristik utama penelitian kualitatif dalam paradigma postpositivisme adalah
pencarian makna di balik data. Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme
dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dalam paradigma
phenomenologi dan penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. Penelitian
kualitatif dalam paradigma phenomenologi bertujuan mencari esensi makna di
balik fenomena, sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna
kata maupun makna kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah
karya sastra.
Tabel. Perbedaan asumsi penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Ada kenyataan "out there,"
Individu yang terlibat dalam situasi
independen dari kami,
penelitian membangun realitas;
menunggu untuk diketahui. Tugas
dengan demikian, realitas ada
ilmu pengetahuan adalah untuk
dalam beberapa bentuk konstruksi
menemukan sifat
mental.
kenyataan dan cara kerjanya.
Investigasi penelitian berpotensi
menemukan pernyataan yang akurat

Investigasi penelitian menghasilkan


visi alternatif

Peneliti kemungkinan akan


menghapus sendiri dirinya untuk
berpisah dari hal yang ditelitinya
Fakta independen yang sudah
diketahui dan dapat diketahui
dengan cara sekarang.
Fakta-fakta dan nilai-nilai berbeda
dengan satu sama lain.

Peneliti tidak akan berpisah dari hal


yang ditelitinya

Desain yang layak untuk investigasi


penelitian akan mengakibatkan
kesimpulan lebih akurat
Tujuan dari penelitian pendidikan
adalah untuk menjelaskan dan dapat

Ambiguitas awal terjadi pada sebuah


studi

Nilai adalah bagian integral dari


proses penelitian.
Fakta-fakta dan nilai-nilai saling
terkait erat.

Tujuan penelitian pendidikan adalah


memahami hal-hal yang berarti bagi

memprediksi hubungan.

orang lain

Langkah-Langkah dalam Penelitian Kualitatif


Ada beberapa pendapat dalam memperinci tahapan kegiatan kualitatif,
seperti yang dikemukakan oleh John W. Creswell dalam bukunya Research
Design; Qualitative and Quantitative Approaches (1994), menyebutkan bahwa
tahapan atau prosedur dalam pendekatan kualitatif meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
1. The Assumptions Of Qualitative Designs
2. The Type of Design
3. The Researchers Role
4. The Data Collection Procedures
5. Data Recording Procedures
6. Data Analysis Procedures
7. Verification Steps
8. The Qualitative Narrative
Sedangkan dari Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman yang
diterjemkan oleh Tjetjep Rehendi R. yang berjudul Analisi Data Kualitatif (1992),
tahap-tahapan penelitian kualitatif itu meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1) Membangun Kerangka Konseptual
2) Merumuskan Permasalahan Penelitian
3) Pemilihan Sampel dan Pembatasan Penelitian
4) Instrumentasi
5) Pengumpulan Data
6) Analisis Data
7) Matriks dan Pengujian Kesimpulan.
Pendapat lain dari Dr. Endang S Sedyaningsih Mahamit (2006) tahapan
penelitian kualitatif meliputi :
1) Menentukan permasalahan
2) Melakukan studi literatur
3) Penatapan lokasi
4) Studi pendahuluan
5) Penetapan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumen, diskusi
terarah
6) Analisa data selama penelitian
7) Analisa data setelah; validasi dan reliabilitas
8) Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal, naratif, dapat dibantu table frekuensi.
Dari beberapa pendapat tersebut, maka berikut ini merupakan tahapantahapan penelitian kualitatif secara umum :
Persiapan
Menyusun rancangan penelitian

Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam


lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian. Peristiwaperistiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-orang/organisasi.

Memilih lapangan
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka
dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan
mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan) tidak
terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan pemilihan
yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang berhubungan langsung
dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan keadaan sekolah (Dinas
Pendidikan). Selain didasarkan pada rekomendasi-rekomendasi dari pihak
yang terkait juga melihat dari keragaman masyarakat yang berada di sekitar
tempat yang menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang
dimilikinya.
Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu
kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya
dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan dengan
kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan perizinan
yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan lapangan atas
kehadiran kita sebagai peneliti.
Menjajagi dan menilai keadaan
Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi
kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses
penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah
yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat
digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan
menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data apapun
dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada
hal penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja
sebagai mata kedua kita yang dapat memberikan informasi banyak
tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar orang

yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara
kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai
pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke lapangan
untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan. Peneliti sebagai
intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi ciri-ciri sebagai berikut
:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan
yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus
c. Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau
angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh
d. Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
oleh pengetahuan semata-mata
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari
data yang diperoleh
g. Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat
perhatian yang seksama. (Sanafiah Faisal:1990)
Lapangan
Memahami dan memasuki lapangan
Memahami latar penelitian, latar terbuka, dimana secara terbuka
orang berinteraksi sehingga peneliti hanya mengamati, latar tertutup
dimana peneliti berinteraksi secara langsung dengan orang.
Penampilan, menyesuaikan penampilan dengan kebiasaan, adat, tata
cara, dan budaya latar penelitian.
Pengenalan hubungan peneliti di lapangan, berindak netral dengan
peranserta dalam kegiatan dan hubungan akrab dengan subjek.
Jumlah waktu studi, pembatasan waktu melalui keterpenuhan
informasi yang dibutuhkan.
Aktif dalam kegiatan (pengumpulan data)
Pendekatan kualitatif yang dipergunakan beranjak dari bahwa hasil
yang diperoleh dapat dilihat dari proses secara utuh, untuk memenuhi hasil
yang akurat maka pendekatan ini menempatkan peneliti adalah instrumen
utama dalam penggalian dan pengolahan data-data kualitatif yang diperoleh.
Berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang menafsirkan data-data

kuantitatif (angka-angka) dari alat yang berupa angket, penelitian kualitatif


atau sering disebut dengan metode naturalistik memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Data diambil langsung dari setting alami
Penentuan sampel secara purposif
Peneliti sebagai instrumen pokok
Lebih preferensi pada proses dari pada produk, sehingga bersifat
deskriptif analitik
Analisa data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik
Menggunakan makna dibalik data (Nasution, 1988;9).

Pengolahan Data
Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang
penting. Data hasil mengihtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan
konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih
tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari
kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika
diperlukan.
Display Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.
Analisis Data
Contoh analisis data yang dipergunakan seperti model Content
Analisis, yang mencakup kegiatan klarifikasi lambang-lambang yang
dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria-kriteria dalam klarifikasi,
dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksikan. Adapun kegiatan
yang dijalankan dalam proses analisis ini meliputi : (1) menetapkan
lambang-lambang tertentu, (2) klasifikasi data berdasarkan lambang/simbol
dan, (3) melakukan prediksi atas data.
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan dan melakukan verifikasi atas data-data yang sudah diproses

atau ditransfer kedalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan


permasalahan yang dilakukan.
Meningkatkan Keabsahan Hasil
1) Kredibilitas (Validitas Internal)
Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui :
Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di
lapangan
Pengamatan secara terus menerus
Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran
data dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh
sumber lain, dilakukan, untuk mempertajam tilikan kita terhadap
hubungan sejumlah data
Pelibatan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan
dan kritik dalam proses penelitian
Menggunakan bahan referensi untuk meningkatkan nilai
kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh, dalam bentuk
rekaman, tulisan, copy-an , dll
Membercheck, pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh
guna perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan
atau kesalahan dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
2) Transferabilitas
Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh
pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila
para pembaca laporan memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas
tentang konteks dan fokus penelitian.
3) Dependabilitas dan Conformabilitas
Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan
pembimbing dan dengan pakar lain dalam bidangnya guna
membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
penelitian berkaitan dengan data yang harus dikumpulkan.
Narasi Hasil Analisis
Pembahasan dalam penelitian kualitatif menyajikan informasi dalam
bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati atau hidup seperti foto
dan video dan lain-lain. Dalam menarasikan data kualitatif ada beberap hal
yang perlu diperhatikan yaitu;
1) Tentukan bentuk (form) yang akan digunakan dalam menarasikan data.

2) Hubungkan bagaimana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukan


tipe/bentuk keluaran yang sudah di disain sebelumnya, dan.
3) Jelaskan bagaimana keluaran yang berupa narasi itu mengkoparasikan
antara teori dan literasi-literasi lainnya yang mendukung topik.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan
Harus menjawab terhadap masalah yang dirumuskan
Kesimpulan harus konsisten dengan masalah yang dirumuskan
dan yang ingin dijawab, tujuan dan kegunaan penelitian,
hipotesis, hasil penelitian dan pembahasan
Kesimpulan penelitian bukan ringkasan atau inti sari tetapi
merupakan kaitan logis dari konsep berpikir deduktif ke arah
generalisasi
Menguraikan kesimpulan penelitian bukan kesimpulan statistis
Saran

Merupakan resep dalam rangkan pemecahan masalah. Oleh


sebab itu, saran-saran menggambarkan kegunaan prakis (follow
up) dari implikasi hasil penelitian (dimensi aksiologis ilmu)
Merupakan implikasi dari kesimpulan yang harus dapat
dioperasionalkan dalam kehidupan praktis, nyata dan bukan
angan-angan atau khayalan
Uraian praktis dari saran-saran bersumber dari indikatorindikator yang diteliti, bukan diluar hasil penelitian
Harus didasarkan pada kesimpulan
Harus memberi kesempatan pada peneliti lain yang akan
mengungkapkan secara mendalam

Ragam Metode Penelitian Kualitatif


Penelitian Narasi
Penelitian narasi adalah studi tentang pengalaman hidup seorang
individu yang dituliskan dalam bentuk dokumen dan diarsipkan. Peneliti di
penelitian narasi menjelaskan secara detail, pengaturan atau konteks di mana
penelitian terjadi. Namun penelitian narasi tidak mudah dilakukan karena
beberapa alasan, yaitu sebagai berikut :
a Peneliti harus mengumpulkan informasi yang luas mengenai yang
ditelitinya
b Peneliti harus memiliki pemahaman mengenai sejarah yang diteliti agar
lebih akurat

Peneliti harus memiliki mata tajam untuk mengungkap berbagai


aspek

Penelitian Fenomenologi
Penelitian fenomenologi bersifat induktif. Pendekatan yang dipakai adalah
deskriptif yang dikembangkan dari filsafat fenomenologi. Fokus filsafat
fenomenologi adalah pemahaman tentang respon atas kehadiran atau
kebaradaan manusia, bukan sekedar pemahaman atas bagian-bagian yang
spesifik atau prilaku khusus. Fenomologi umumnya berasumsi bahwa
ada beberapa kesamaan dalam memahami dan menafsirkan pengalaman
manusia; mereka berusaha untuk mengidentifikasi, memahami, dan
menggambarkan kesamaan ini. Tujuan penelitian fenomenologikal adalah
menjelaskan pengalaman-pengalaman apa yang dialami seseorang dalam
kehidupan ini, termasuk interaksinya dengan orang lain. Contoh penelitian
fenomenologi atau study mengenai daur hidup masyarakat tradisional dilihat
dari perspektif kebiasaan hidup sehat. .
Berikut adalah beberapa contoh dari jenis topik yang bisa berfungsi
sebagai fokus untuk studi fenomenologis.
Guru yang telah menggunakan pendekatan investigasi dalam
mengajar ilmu-ilmu sosial kelas sembilan
Pekerja hak-hak sipil di bagian Selatan selama tahun 1960-an
Perawat
yang
bekerja
di
ruang
operasi
besar
pusat medis
Penelitian Teori Grounded
Penelitian grounded adalah tehnik penelitian induktif. Tekhnik ini pertama
kali digagas oleh Strauss dan sayles pada tahun 1967. Pendekatan penelitian ini
bermaslahat dalam menemukan problem-problem yang muncul dalam situasi
kebidanan dan aplikasi proses-proses pribadi untuk menanganinya. Metodologi
teori ini preferensi observasi dan mengembangkan basis praktik hubungan
intuitif antara variabel. Proses penelitian ini melibatkan formulasi, pengujian
dan pengembangan ulang proposisi selama penyusunan teori.
Para peneliti melakukan studi teori Grounded menggunakan metode
komparatif konstan. Terdapat interaksi secara terus-menerus antara peneliti,
data dan teori yang sedang dikembangkan.
Penelitian Studi Kasus
Penelitian kasus atau penelitian lapangan dimaksudkan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan dan posisi saat ini serta interaksi
linkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek
penelitian dapat berupa individu,kelompok, institusi atau masyarakat.Penelitian
kasus merupakan penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil
penelitian itu memberi gambaran luas dan mendalam mengenai unit sosial

tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, tetapi variabel-variabel dan fokus
yang diteliti sangat luas dimensinya. Contoh, studi lapangan yang tuntas dan
mendalam mengenai kegiatan yan paling banyak dilakukan oleh tenaga pekerja
sosial selama menjalankan tugas di camp pengungsi.

Sampling dalam Penelitian Kualitatif


Objek kajian penelitian kualitatif sering bersifat kasuistik. Peneliti tidak
mementingkan generalisasi. Oleh karena itu, sampel ditentukan secara purposif
(sengaja/dengan pertimbangan) sehingga sampel penelitian tidak perlu mewakili
populasi. Adapun pertimbangan penelitian sampel bukan berdasarkan pada aspek
keterwakilan populasi didalam sampel. Pertimbangannya lebih pada kemampuan
sampel (informan) untuk memasok informasi selengkap mungkin kepada peneliti.
Sampel yang digunakan dalam metode penelitian kualitatif adalah sampel kecil,
tidak representatif, purposive (snowball), dan berkembang selama proses
penelitian. Nasution (1992) mengungkapkan bahwa metode kualitatif sampelnya
sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Penelitian ini sering
berupa studi kasus atau multi kasus. Penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah populasi, tetapi dinamakan situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu
tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity). Teknik Sampling dibagi
atas 2 yaitu :
Teknik Sampling Probabilitas
Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random
Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara
pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama
untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen
populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap
elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara
acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama sampling frame. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah
daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel.
Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian,
tentang tempat, atau juga tentang benda. Macam-macam Sampling Probabilitas
:
Simple Random Sampling
Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara
ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau
bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama
untuk bisa dipilih menjadi sampel. Contoh: misal ada pembiayaan
pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat, sampelnya adalah seluruh

SD dan SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu
dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu,
dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel
sama.

Stratified Random Sampling


Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi
kedalam sub populasi(strata), karena mempunyai karakteristik yang
heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan
terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil
dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random
sampling. Contoh: misalnya ada suatu manajer yang ingin mengetahui sikap
manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas
memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan. Agar dapat
menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer tingkat
atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih
manajer dengan teknik simple random sampling.
Cluster Random Sampling/sampel gugus
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi
dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster.
Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap
kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1)
Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan
sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali
disebut Multi-stage Cluster Sampling. Contoh : Misalnya dalam penelitian
yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah
kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari
tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatankecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2.
Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah
yang juga dilakukan secara random.
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara
random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini
menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis,
yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang keberapa.
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan

sampel. Soal keberapa-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel


tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu
populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah
dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya
adalah 25.

Area Sampling atau Sampel Wilayah


Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti
dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai
wilayah. Contoh : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV
ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah
mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat
tepat.

Teknik Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel


Tidak Acak
Sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel
secaratidak acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai
kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan
pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga tidak
diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling terpilih kedalam sampling.
Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan
atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian
terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur
probabilitas. Macam-macam Sampling NonProbabilitas :
Convenience Sampling / Sampel Yang Dipilih Dengan Pertimbangan
Kemudahan
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ
atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa
penulis menggunakan istilah accidental sampling tidak disengaja atau
juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh
penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa
kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata
kurang obyektif.

Contoh, misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang


kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada
dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang mengerti tentang
kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau
mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.

Snowball Sampling Sampel Bola Salju


Snow ball merupakan salah satu jenis teknik sampling, karena
dengan menggunakan teknik tersebut peneliti selain memperoleh informasi
atau data detail, juga jumlah responden-penelitian. Sebagai suatu konsep,
Snowball sampling merupakan pelabelan (pemberian nama) terhadap suatu
aktivitas ketika peneliti mengumpulkan data dari satu responden ke
responden lain yang memenuhi kriteria, melalui wawancara mendalam dan
berhenti ketika tidak ada informasi baru lagi, terjadi replikasi atau
pengulangan variasi informasi, mengalami titik jenuh informasi. Maksudnya
informasi yang diberikan oleh informan berikutnya tersebut sama saja
dengan apa yang diberikan oleh informan berikutnya tersebut sama saja
dengan apa yang diberikan oleh para informan sebelumnya.
Contoh, misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan
kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu
orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai,
peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai
teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil
diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita
lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para
gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
Purposive Sampling / Judgment Sampling
Purposive Sampling/Judgment Sampling merupakan
teknik
sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang
diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau
mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat.
Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan
quota sampling:

Judgment sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel


yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang
yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : Misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang
bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka
manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau
seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai information
rich.
Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya
yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan
bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan
dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu
dengan baik.

Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentu


distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan
secara kebetulan saja.
Contoh, misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan
perempuan 40%. Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang
pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel
pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12
orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
Haphazard Sampling
Haphazard Sampling merupakan teknik sampling dimana Satuan
sampling dipilih sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun
tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh, misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai
kompetensi dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan
kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel)
yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan
penelitian.

Etika Dalam Penelitian Kualitatif


Prinsip etika penting untuk dipahami, diperhitungkan dan dituliskan secara
jelas dalam penyusunan laporan. Hal ini dikarenakan riset melibatkan partisipan
yang memiliki posisi di dalam organisasinya. Beberapa prinsip dasar etika yang
dijadikan dasar panduan untuk melakukan riset ini secara etis seperti yang
dikemukakan Daymon & Holloway (2002), yaitu sebagai berikut:

Hak untuk memiliki kebebasan dan hak untuk menentukan pilihan


berlandaskan informasi yang memadai. Hal ini berarti bahwa partisipan riset
memiliki hak untuk menerima maupun menolak bekerjasama.
Perlindungan dari kerugian bagi individu dan perangkat penelitian
Privasi, meliputi jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
- Anonimitas : hak-hak privasi telah diabaikan ketika peneliti
mempublikasikan temuan-temuan riset yang mengandung informasi
rahasia, atau ketika peneliti mengekspos fakta-fakta rahasia sehingga
partisipan bisa dilacak.
- Kerahasiaan : kerahasiaan mengacu pada kesepaktan dengan masingmasing partisipan mengenai apa yang bisa dilakukan dengan data mereka
(Sieber, dalam Daymon & Holloway, 2002). Beberapa partisipan
membagi informasi rahasia yang bisa membahayakan karir dan reputasi
dalam organisasi mereka. Sangat penting bagi peneliti untuk
menghormati kepercayaan mereka.
Kejujuran, mengenai isu-isu penghapusan, interpretasi dan penjiplakan. Jika
peneliti menggunakan kata-kata, gagasan, ungkapan, atau pemikiran orang
lain, dan tidak menyebutkan sumbernya, maka peneliti telah berbohong atau
menjiplak.
Sehubungan dengan pemilihan topik yang menggunakan data hasil
wawancara dengan beberapa pimpinan puncak perusahaan dan menyangkut nama
baik mereka dan sesuai prinsip etika dan anonimitas pada metodologis riset
kualitatif (Daymon & Holloway, 2002) maka Penulis akan menyamarkan
beberapa informasi yang berkaitan dengan perusahaan dan responden.
Pengumpulan Data Dengan Observasi
Beberapa jenis pertanyaan penelitian sebaiknya dijawab dengan
melakukan observasi,dengan mengamati bagaimana seseorang bertindak atau
berprilaku dalam aktivitasnya sehari hari
Sebagai contoh, peneliti bisa mewawancarai guru tentang bagaimana siswa
berperilaku selama diskusi kelas tetang suatu masalah yang sensitif , namun
indikasi yang lebih akurat dari kegiatan mereka mungkin akan diperoleh dengan
mengamati diskusi tersebut ketika mereka melakukan kegiatan itu. Tingkat
partisipasi pengamat dapat bervariasi. Ada empat peran yang berbeda yang dimilki
oleh seorang peneliti
Jenis Jenis Observasi
Nasution (1988) menyatakan bahwa , observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta
mengena dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi Marshall (1995)
menyatakan bahwa melalui observasi , peniliti belajar tentang perilaku , dan
makna dari perilaku tersebut

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi


berpartisipasi (participant observation),observasi yang secara terang terangan
dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi yang
tak berstruktur (unstructured observation)
Selanjutnya Spradley , dalam Susan Stainback (1988) membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat yaitu passive paticipation, moderate paticipation,
active participation, dan complete participation.

a.

b.

c.

d.

Observasi Partisipatif
Dalam observasi partisipan, peneliti berpartisipasi atau ikut serta dan
terlibat dalam situasi dan kegiatan yang mereka amati
maka peneliti seperti tidak sedang melakukan penelitian dan orang yang
diamati tidak mengetahui bahwa kegiatan penelitian sedang berlangsung .
Peneliti berinteraksi dengan anggota kelompok secara alami ketika ia
memilih observasi partisipatif maka peneliti berpartisipasi penuh dalam
kegiatan kelompok
Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat mana dari setiap
perilaku yang tampak. Dalam suatu lembaga penelitian misalnya peneliti
dapat berperan sebagai guru , ia dapat mengamati bagaimana perilaku guru
dan murid dalam pemebelajaran , bagaimana semangat belajar murid
bagaimana hubungan satu guru dengan guru yang lain
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa dalam observasi
partisipatif , peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan barpartisipasi dalam aktivitas mereka
Observasi patisipatif digolongkan menjadi 4 macam yaitu sebagai
berikut :
Patisipasi Pasif ( Passive Participation )
Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang
diamati ,tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut
Partisipai Moderat ( Moderate Participation )
Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi
orang dalam dan menjadi orang luar,dimana peneliti dalam mengumpulkan
data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semua
Partisipasi Aktif ( Active Participation )
Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
nara sumber ,tetapi belum sepenuhnya lengkap
Partisipasi Lengkap ( Complete Participation )
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat
sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data ,jadi suasananya
sudah natural dan peneliti tidak terlihat seperti sedang melakukan
penelitian ,hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap
aktivitas kehidupan yang diteliti

Berikut penjelsasan pencapaian yang harus dilakukan dalam


observasi
Jenis observasi
Observasi
Observasi partisipasi parsial
Partisipasi
partisipasi
lengkap
penuh
Bagaimana penilitian tersebut dilakukan
Sumber data
Beberapa sumber data
Sumber data
mengetahui
mengetahui kegiatan
tidak
penelitian
penelitian sedang dilakukan
mengetahui
sedang
namun tidak semuanya
bahwa
dilakukan dan
penelitian
mengetahui
sedang
siapa yang
dilakukan dan
melakukan
tidak
penilitian
mengetahui
serta
bahwa
mengetahui
mereka
aktivitas
sedang dalam
penelitiannya
penelitian
Bagaimana tujuan penelitan disampaikan
Tujuan
Tujuan
Tidak ada
Penjelsasan
observasi
penelitian
penjelasan
yang tidak
disampaikan
dijelaskan
tentang
benar di
secara jelas
pada
tujuan
berikan
pada semua
beberapa
penelitian
pada,dan
subjek atau
sumber
kepada
sumber data
sumber data
data
sumber
dimanupulasi
yang terlibat
data yang
tentang tujuan
lain
observasi
Waktu observasi
Observasi tunggal dilakukan
Observasi ganda dilakukan
dengan batas waktu (minimal 30
denga jangka waktu yang lama
menit)
(minimal berbulan bulan atau
bahkan sampai tahunan)
Fokus observasi
Fokus yang terbatas ,hanya satu
Fokus yang luas (tidak terbatas)
bagian elemen yang diobservasi
yaitu pandangan holistik tentang
misalnya mengamati tingkah
aktivitas dan tingkah laku yang
laku
diamati dan seluruh elemen yang
yang bersangkutan
Observasi Nonpartisipan

Dalam sebuah observasi nonpartisipan, peneliti tidak berpartisipasi


dalam aktivitas yang diamati melainkan duduk diantara para subjek
penelitian dan menonton ,mereka tidak terlibat langsung dalam situasi yang
mereka amati.
Ketika peneliti memilih observasi nonpartisipatif ia mengidentifikasi
dirinya sebagai seorang peneliti namun ia tidak benar benar menjadi
anggota kelompok yang diamati .
Sebuah contoh mungkin profesor sebuah perguruan tinggi yang
tertarik pada apa yang terjadi di dalam sekolah ,peneliti mungkin melakukan
serangkaian wawancara dengan guru di sekolah, kelas kunjungan, berbicara
dengan kepala sekolah dan pengawas, dan berbicara denga siswa, tapi dia
tidak akan berusaha untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok secara
mendalam
Peneliti mengamati kegiatan dari kelompok tanpa berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut ,subyek pengamatan peneliti mungkin, atau tidak,
menyadari bahwa mereka sedang diamati. Sebuah contoh akan menjadi
peneliti yang mengamati kegiatan sehari-hari di ruang makan sekolah.

Observasi Terus Terang Atau Tersamar


Dalam hal ini peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data , bahwa ia sedang melakukan
penelitian ,jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas peneliti
Misalnya seorang peneliti bertanya pada guru geografi kelas
sembilan untuk memungkinkan dia untuk mengamati salah satu kelas yang
mana gurunya telah melakukan pembelajaran selama satu semester maka
kedua subyek guru dan siswa akan tahu identitas peneliti
Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang tentang atau
tersamar dalam observasi hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang
dicari merupakan data yang masih dirahasiakan, kemungkinan kalau
dilakukan dengan terus terang maka peneliti tidak akan diijinkan untuk
melakukan observasi
Misalnya jika melakukan penelitian disebuah sekolah dasar peneliti
mungkin mengalami kesulitan jika identitas sebagai peneliti diketahui ,maka
peneliti harus merangkap menjadi seorang guru disekolah tersebut dan
akan menghabiskan beberapa periode waktu untuk mengajar di sekolah
sambil mengamati apa yang sedang terjadi.
Tidak ada yang akan tahu identitas peneliti (Dengan kemungkinan
pengecualian dari pemerintahan kabupaten dari siapa izin akan telah
diperoleh sebelumnya).

Ini akan menjadi contoh dari observasi tertutup meskipun mungkin


menghasilkan pengamatan lebih valid dari apa yang sebenarnya
terjadi,namun sering dikritik dengan alasan etika ,mengamati orang
tanpa sepengetahuan mereka (dan / atau merekam komentar mereka
tanpa izin).
Observasi Naturalistik
Observasi naturalistik observasi yang dilakukan dengan mengamati
individu dalam kehidupan mereka sehari hari secara alami. Peneliti tidak
melakukan usaha apapun untuk memanipulasi variabel atau untuk
mengontrol kegiatan individu, tetapi hanya mengamati dan mencatat apa
yang terjadi sebagai hal-hal alami terjadi.
Observasi yang dilakukan dilakukan dengan tidak berstruktur karena
fokus penelitian belum jelas,fokus observasi akan berkembang selama
kegiatan observasi berlangsung.
Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi, hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati,dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku.
Misalnya aktivitas mahasiswa di sebuah acara atletik,
interaksi antara siswa dan guru di taman bermain, atau kegiatan anak
dilingkungan sekitar, mungkin yang sebaiknya diamati
menggunakan observasi naturalistik.
Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988) manfaat observasi adalah sebagai
berikut :
Dengan observasi di lapangan maka peniliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial ,jadi akan
dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh
Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya
,pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan
Dengan observasi peneliti dapat melihat hal hal yang kurang atau
tidak diamati oleh orang lain , khususnya orang yang berada dalam
lingkungan itu , karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak
akan terungkapkan dengan wawancara
Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena

bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama


lembaga
Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal hal yang diluar
persepsi responden ,sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komperhensif
Melalui pengamatan dilapangan peneliti tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya ,tetapi juga memperoleh kesan kesan pribadi dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti

Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut
Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen yaitu :
Place,atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang
berlangsung ,dalam pendidikan misalnya diruang kelas
Actor , pelaku atau orang orang yang sedang memainkan peran
tertentu,seperti guru,kepala sekolah,pengawas,orangtua murid
Activity atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial
yang sedang berlangsung seperti kegiatan belajar mengajar
Tiga elemen utama diatas ,dapat diperluas ,sehingga apa yang dapat kita
amati adalah :
Space : the physical place : ruang dalam aspek fisiknya
Actor : the people involve : yaitu semua orang yang terlibat dalam
situasi sosial
Activity : a set of related acts people do : yaitu seperangkat kegiatan
yang dilakukan orang
Object : the physical things that are present : yaitu benda benda
yang terdapat di tempat itu
Act : single actions that people do : yaitu perubahan atau tindakan
tindakan tertentu
Event : a set of related activities that people carry out : yaitu
rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang orang
Time : the sequencing that takes place over time yaitu : urutan
kegiatan
Goal : the things people are trying to accomplish : yaitu tujuan yang
ingin dicapai orang orang
Feeling : the emotion felt and expressed : yaitu emosi yang dirasakan
dan diekspresikan oleh orang orang
Tahapan Observasi

Menurut Spradley (1980) tahapan observasi terdiri dari tiga tahapan yaitu
sebagai berikut :
Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi
sosial tertentu sebagai obyek penelitian ,pada tahap ini peneliti belum
membawa masalah yang akan diteliti,maka peneliti melakukan penjelajahan
umum dan menyeluruh ,melakukan deskripsi terhadap semua yang
dilihat,didengar,dan dirasakan oleh karena itu hasil dari observasi ini
disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata dan peneliti menghasilkan
kesimpulan pertama.
Observasi Terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang telah
dipersempit utuk difokuskan pada aspek tertentu.Observasi ini dinamakan
observasi terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan analisi
taksonomi sehingga dapat menemukan fokus yang selanjutnya dapat
menghasilkan kesimpulan.

Observasi Terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci,dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus maka pada tahap ini peneliti telah menemukan
karakteristik,kontras kontras/perbedaan, dan kesamaan antar kategori,serta
menemukan hubungan antara sat kategori dengan kategori yang lain,pada
tahap ini peneliti diharapkan telah dapat menemukan pemahaman yang
mendalam atau hipotesis.
Bias Pengamat
Bias adalah menyimpang dari yang seharusnya ,sehingga dapat dinyatakan
data tersebut subyektif dan tidak akurat. Pengamat Bias mengacu pada
kemungkinan bahwa karakteristik tertentu atau ide dari pengamat mungkin bias
dengan apa yang mereka lihat pada penelitian.
Hal ini mungkin benar bahwa tidak peduli seberapa pengamat keras
mencoba untuk menjadi berimbang, pengamatan mereka akan memiliki beberapa
derajat bias. Tidak ada yang bisa sepenuhnya obyektif, seperti kita semua
dipengaruhi sebanyak beberapa derajat oleh pengalaman masa lalu kita, yang
mana dapat mempengaruhi cara pandang kita terhadap dunia dan orang-orang
didalamnya. Namun demikian, semua peneliti harus melakukan usaha yang
terbaik untuk sadar, dan mencoba untuk mengendalikan bias mereka
Pengumpulan Data dengan Wawancara

Metode kedua yang digunakan pada penelitian kualitatif untuk


mengumpulkan data adalah wawancara.Wawancara adalah salah satu al yang
penting bagi peneliti untuk memastikan keakuratan data yang diperoleh melalui
observasi,tujuan wawancara adalah utuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran
seseorang atau apa pendapat mereka serta bagaimana perasaan mereka terhadap
sesuatu,yang mana hal ini sulit jika dilakukan dengan observasi.
Esterberg (2002) mendefenisikan wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tersebut.Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,tetapi juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam.
Susan Stainback (1988) mengemukakan bahwa jadi dengan wawancara
maka peneliti akan mengetahui hal hal yang lebih mendalam tentang patisipan
dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi dimana hal ini tidak
bisa ditemukan melalui observasi.

Macam Macam Wawancara


Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh,oleh karena itu dalam melakukan
wawancara pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan
Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya ,dalam melakukan
wawancara selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder , gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan menjadi lancar.
Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)
Wawancara ini dalam pelaksaannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur ,tujuan dari wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalahan lebih terbuka dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat,dan ide ide nya, dalam melakukan
wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan.
Wawancara Tak Berstruktur (Unstructred Interview)

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana


peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya,pedoman yang
digunakan hanya berupa garis garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Dalam wawancara tidak terstruktur peneliti belum mengetahui
secara pasti data apa yang akan diperoleh ,sehingga peneliti lebih banyak
mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden,berdasarkan analisis
terhadap setiap jawaban dari responden tersebut maka peneliti dapat
mengajukan barbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu
tujuan.
Informasi yang diperoleh dari wawancara sering bias ,bias adalah
menyimpang dari yang seharusnya ,sehingga dapat dinyatakan data tersebut
subyektif dan tidak akurat,kebiasan data ini akan tergantung pada
pewawancara,yang diwawancarai (responden) dan disituasi dan kondisi
pada saat wawancara.

Langkah Langkah Wawancara


Lincoln dan Guba dalam Sanafiah Faisal mengemukakan ada tujuh
langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam
penelitian kualitatif yaitu :
Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
Menyiapkan pokok pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
Mengawali atau membuka alur wawancara
Melangsungkan alur wawancara
Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh
Jenis Jenis Pertanyaan Dalam Wawancara
Patton dan Molleong menggolongkan enam jenis pertanyaan dalam
wawancara yang saling berkaitan yaitu :
a. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang
telah dialami oleh informan atau subyek yang diteliti dalam
hidupnya,hasil dari wawancara ini peneliti dapat mengkontruksikan
profil kehidupan seseorang sejak lahir sampai akhir hayatnya.
b. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
Ada kalanya peneliti ingin minta pendapat kepada informan
terhadap data yang diperoleh dari sumber tertentu ,oleh karena itu

pertanyaan peneliti yang dilontarkan kepada informan berkenaan tentang


pendapatnya tentang data tersebut.
c. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Mendapatkan data tentang perasaan orang yang sifatnya afektif
lebih sulit dibandingkan mendpaat data yang sifatnya kognitif atau
psikomotorik, oleh karena itu pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan seseorang menggunakan pertanyaan yang tidak
langsung.
d. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan
informan tentang suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui
,mereka ini dipilih sebagai narasumber karena ia diduga kut terlibat
dalam peristiwa tersebut.
e. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau
informasi karena yang bersangkutan melihat ,mendengarkan, meraba dan
mencium suatu peristiwa.
f. Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang subyek
yang dipelajari meliputi status sosial ekonomi , latar belakang
pendidikan, asal usul, tempat lahir, usia,pekerjaan dan lain lain.
Selanjutya lincoln dan Guba dalam Moleong (2002) mengklasifikasikan
jenis jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut :
Pertanyaan hipotesis
Pertanyaan yang mempersoalkan sesutau yang ideal dan informan
diminta untuk memberikan respon
Pertanyaan yang menantang informan untuk merespon dengan
memberikan hipotesis alternatif
Pertanyaan interpretatif adalah suatu pertanyaan yang menyarankan
kepada informan untuk memberikan interpretasinya tentang suatu
kejadian
Pertanyaan yang memberikan saran
Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi
Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan
Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu
Pertanyaan yang mengarahkan ,dalam hal ini informan diminta
untuk memberikan informasi tambahan
Sikap Dalam Melakukan Wawancara
Serangkaian hal hal yang harus ada dan dimiliki oleh
pewawancara ,adalah sebagai berikut :

Menghormati
budaya
kelompok
yang
diwawancarai
misalnya,seorang
peneliti mengenakan pakaian mahal dan
mencolok saat melakukan wawancaradengan siswa SMA ,Tentu
saja, seorang peneliti dapat melakukan suatu sesekali kecerobohan
secara tidak sengaja, yang paling diwawancarai akan mengampuni
namun jika kecerobohan tersebut berulang secara terus menerus
dan mengabaikan
tradisi dan nilai-nilai kelompok, maka
bagaimanapun juga dapat menghambat upaya peneliti untuk
mendapatkan informasi yang valid
Menghormati orang yang sedang diwawancarai. Orang-orang yang
setuju untuk diwawancarai memberikan waktu mereka yang
mungkin
dapat digunakan untuk kegiatan lain untuk menjawab pertanyaan
peneliti.
oleh karena itu, pada saat wawancara tidak harus dilihat sebagai
kesempatan untuk mengkritik atau mengevaluasi sumber data yang
diwawancarai atas tindakan atau ide-ide serta pendapat tentagng
suatu hal yang mana sumber data yang diwawancarai mungkin
memeiliki pekerjaan yang harud dilakukan dan karenanya setiap
peneliti baik diingatkan untuk tidak buang waktu mereka.
Wawancara harus mulai dan berakhir pada waktu yang dijadwalkan
dan dilakukan secara sopan,dan peneliti harus dapat mengerti
isyarat yang diberikan oleh narasumber, Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Fetterman "biasany jika narasumber berulang ulang melirik jam tangan biasanya sinyal yang jelas untuk
menunjukkan waktunya habis
Berprilaku seacara alami (tidak meniru niru prilaku narasumber)
misalnya bertindak seperti remaja tidak akan memenangkan
kepercayaan dari remaja, itu hanya akan membuat mereka semakin
mencurigai kita dan tidak percaya ,maka meniru niru dalam
bentuk apapun tidak diindahkan di dalam wawancara.
Mengembangkan hubungan yang sesuai dengan narasumber ,dalam
mengambangkan hubungan antara peneliti dengan narasumber
harus penuh dengan kehati hatian ,karena hubungan yang terlalu
dekat juga tidak baik untuk keakuratan data yang diperoleh karena
ada rasa pertimbangan hubungan yang dijalin,dan kalau tidak
membangun hubungan dengan narasumber sama sekali maka
narasumber
tidak
akan
mudah
untuk
mengeluarkan
pendapat,pikiran pikiran atau ide ide nya tentang suatu hal
ataupun kasus
Mengajukan pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda
selama

wawancara. Hal ini memungkinkan peneliti untuk memeriksa atau


memahami kembali tentang apa yang telah dikatakan oleh
narasumber dan bahkan mungkin memberikan bahasanbaru pada
topik yang sedang dibahas.
Meminta narasumber untuk mengulang jawaban atau pernyataan
ketika ada beberapa keraguan tentang kelengkapan ucapan. Hal ini
dapat merangsang diskusi ketika narasumber cenderung merespon
dengan singkat pertanyaan peneliti.
Hindari pertanyaan terkemuka
Tidak mengajukan pertanyaan dikotomis, yaitu, pertanyaan
yang memungkinkan ya-tidak ada jawaban, ketika seorang peneliti
mencoba untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
Jangan menyela,ini adalah hal yang paling penting, jangan
mengganggu peserta ketika mereka berbicara dan ini terutama
berlaku ketika peserta mengatakan sesuatu yang mana peneliti
menemukan sesuatu yang sangat menarik,jika menemukan topik
yang menarik pada saat narasumber berbicara lebih baik untuk
hanya menuliskan catatan singkat dan kemudian menindaklanjuti
nanti, ketika ada jeda dalam percakapan.

Alat Alat Wawancara


Supaya hasil wawancara dapat terekan dengan baik ,dan peneliti
memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data
maka diperlukan bantuan alat alat sebagai berikut :
Buku catatan
Berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data
atau dapat digunakan laptopatau notebook yang juga dpat digunakan
untuk mencatat data hasil wawancara.
Tape recorder
Berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan
,penggunaan tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada
informan boleh atau tidak.
Kamera
Kamera diperlukan untuk memotret kalau peneliti sedang
melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data ,dengan adanya
foto dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin karena
peneliti betul betul melakukan pengumpulan data.
Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan realibilitas, dalam penelitian kualitatif kriteria utama terhadap
data hasil penelitian adalah valid,reliabel dan obyektif.

Validitas merupakan derajat ketetpatan antara data yang terjadi pada


obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peniliti,dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peniliti dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian.
Terdapat dua macam validitas yaitu validitas internal dan validitas
eksternal, validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan
derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan
pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Dalam hal realibilitas Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa
reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan,dalam pandangan positivistik (kuantitatif) suatu data dinyatakan
reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan
data yang sama atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data
yang sama ,karena reabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi ,maka bila
ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada obyek
yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang
sama,sedangkan pengertian reliabilitas menurut penilitian kualitatif suatu
realitas itu bersifat majemuk /ganda ,dinamis/selalu berubah,sehingga tidak ada
yang konsisten dan berulang seperti semula,Heraclites dalam Nasution (1988)
menyatakan bahwa kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang airnya sama ,air
mengalir terus ,waktu terus berubah situasi senantiasa berubah dan demikian
pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial.
Obyektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan antar banyak orang
terhadap suatu data,data yang obyektif akan cenderung valid walaupun belum
tentu valid.
Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal tetapi
jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena
yang diamati ,oleh karena itu apabila ada 10 peneliti dengan latar belakang
yang berbeda meneliti pada obyek yang sama akan mendapatkan 10 temuan
dan semuanya dinyatakan valid ,kalau apa yang ditemukan tidak berbeda
dengan kenyataan yang sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti.
Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih
menekankan pada aspek reliabilitas sedangkan penelitian kualitatif lebih pada
aspek validitas.
Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi hal ha
dibawah berikut ini :

Uji Kredibiltas Data (Validitas Internal)


Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan hal hal berikut :
Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali lagi ke
lapangan melakukan pengamatan,wawancara lagi dengan sumber
data yang pernah ditemui maupun yang baru,dan dengan
perpanjangan pengamatan ini maka hubungan antara peneliti dan
narasumber akan semakin terbentuk rapport sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi ,karena pada tahap awal
peneliti memasuki lapangan peneliti masih dianggap orang
asing ,masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum
lengkap, tidak mendalam ,bahkan mungkin masih banyak yang
dirahasiakan.Dengan perpanjangan pengamatan ini peneliti
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini
merupakan data yang benar atau tidak.Dalam perpanjangan untuk
menguji kredibilitas data penelitian ini sebaiknya difokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah diperoleh apakah data yang
diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak
berubah atau tidak ,bila setelah di cek kembali ke lapangan data
sudah benar berarti kredibel maka waktu perpanjangan pengamatan
dapat diakhiri.

Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan ,dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti
dan sistematis.Dengan meningkatkan ketekunan peneliti dapat
mengecek kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak dan juga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi dokumentasi yang terkait dengan
temuan yang diteliti,dengan membaca ini maka wawasan peneliti
akan semakin luas dan tajam ,sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa apakah data yang ditemukan itu benar atau tidak.

Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu (Wiliam Wiersma,1986),ada tiga bentuk triangulasi
yaitu sebagi berikut:

a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari
beberapa sumber.
Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data tentang perilaku
murid,maka pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dapat
dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tua
murid ,data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata ratakan
seperti
pada
penelitian
kuantitatif
tetapi
dideskripsikan,dikategorisasikan,mana pandangan yang sama,yang
berbeda dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber data yang sama dengan teknik
yang berbeda.Misalnya data diperoleh dengan wawancara ,lalu
dicek dengan observasi , dokumentasi,atau kuosioner.
c. Triangulasi waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data ,data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar,akan memberikan data yang lebih valid
sehingga lebih kredibel.Untuk itu dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara pengecekan dengan
wawancara,observasi atau teknik lain dengan waktu yang berbeda,
bila menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan berulang
ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

Analisis kasus negatif


Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian hingga pada saat tertentu.Melakukan analisis kasus
negatif dapat meningkatkan kredibilitas data karena peneliti
mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditemukan,jika tidak ada data ynag bertentangan maka
data tersebut sudah dapat dipercaya dan jika masih ada data yang
bertentangan maka peneliti mungkin akan merubah temuannya ,hal
ini sangat bergantung seberapa besar kasus negatif yang muncul.

Menggunakan bahan referensi


Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.Sebagai contoh hasil wawancara harus didukung dengan
adanya rekaman wawancara,dan dilengkapi dengan foto foto.

Mengadakan member chek


Member chek adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemebri data , tujuan member chek adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data yang akan digunakan dalam
penulisan laporan.Pelaksanaan member chek dapat dilakukan
setelah satu periode pengumpulan data selesai atau setelah
mendapat suatu temuan atau kesimpulan.

Pengujian Transferability (Validitas Eksternal)


Seperti telah dikemukakan bahwa transferability adlah validitas
eksternal,yang menunjukkan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut
diambil.
Oleh karena itu supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian
kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian
tersebut maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian
yang rinci , jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang
sedemikian jelasnya semacam apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(transferability) maka laporan tersebut memenuhi transferabilitas (Sanafiah
Faisal ,1990).
Pengujian Dependability (Realibilitas)
Uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian, sering terjadi peneliti tidak melakukan proses
penelitian ke lapangan tetapi bisa memberikan data ,kalau proses peneltian
tidak dilakukan tetapi datanya ada maka penelitian tersebut tidak reliabel
atau dependable.
Cara pengujian depenability dilakukan oleh auditor yang independen atau
pembimbing yang mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian seperti bagaimana peneliti mulai menentuka
masalah /fokus,memasuki lapangan, menentukan sumber data , melakukan
analisis data,melakukan uji keabsahan data ,sampai membuat kesimpulan
harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

Pengujian Konfirmability

Uji konfirmability mirip dengan uji depenability sehingga


pengujiannya dapat dilakukan dengan bersamaan,menguji konfirmability
berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Analisis Konten
Pengertian Konten Analisis
Banyak aktivitas manusia yang tidak diukur ataupun diamati secara
langsung, ini sangat mungkin untuk mendapatkan informasi dari orang yang
menegtahuinya seperti pengalaman pertama. Konten analisis adalah sebuah
teknik yang memungkinkan peneliti dapat mempelajari perilaku manusia dalam
cara tidak langsung melalui analisis komunikasi mereka. Dalam hali ini,
komunikasi tak perlu bertatap muka, dimana komunikasi ini menggunakan
surat kabar, buku teks, majalah, artikel, dan lain-lain. Orang atau grup yang
dimintai keterangannya terkadang secara sadar atau tidak sadar memberikan
keyakinan, nilai, ide yang relevan dalam komunikasinya.
Dengan menggunakan teknik ini, peneliti secara tidak langsung dapat
mempelajari apapun. Melalui analisis dari literatur, majalah, lagu, film, cara
membedakan dalam hal seks, kriminal, agama, pendidikan, etnik, cinta,
kebencian dihadirkan pada waktu yang berbeda bisa dinyatakan.
Analisis konten sebagai metodoligi sering digunakan dalam
hubungannya dengan metode lain dalam penelitian sejarah dan etnografi
tertentu. Hal ini dapat digunakan dalam konteks dimana peneliti berkeinginan
menggunakan sistematisasi dan sering mengukur data. Hal ini sangat berharga
dalam menganalisis observasi dan wawancara.
Kategorisasi dalam Analisis Konten
Semua prosedur yang disebut analisis isi memiliki kesamaan
karakteristik tertentu. Prosedur ini juga bervariasi dalam berbagai hal
tergantung pada tujuan analisis dan jenis komunikasi yang dianalisis. Dalam
hal ini harus mengkonversi informasi deskriptif dalam kategori. Ada dua cara
yang mungkin dilakukan:
1. Peneliti menentukan kategori sebelum analisis dimulai. Kategori ini
didasarkan pada pengetahuan sebelumnya atau pengalaman.
2. Peneliti menjadi lebih akrab dengan informasi deskriptif yang dikumpulkan
dan memungkinkan kategori yang muncul sebagai analisis selanjutnya.
Langkah-Langkah dalam Analisis Konten
1. Menentukan tujuan
Memutuskan spesifikasi tujuan yang ingin dicapai merupakan hal
yang sangat penting. Ada beberapa alasan mengapa peneliti mungkin
ingin melakukan analisis konten:
Untuk mendapatkan informasi tentang topik tersebut

Untuk merumuskan tema yang membantu dalam mengatur kategorisasi


Untuk menemukan hasil penelitian lain
Untuk mendapatkan informasi yang berguna dalam pemecahan masalah
pendidikan
Untuk tes hipotesis
2. Mendefinisikan istilah-istilah
3. Spesifikasi unit analisis
4. Mencari data yang relevan
Setelah menentukan tujuan dan mendefinisikan istilah-istilah,
diharuskan mencari data yang relevan untuk dianalisis. Hubungan
antara konten yang dianalisis dan tujuan pembelajaran harus sama.
5. Mengembangkan rasional
Setelah didapat data yang relevan, kita harus mengembangkan
data tersebut dengan pemikiran yang rasional. Dalam hal ini, data yang
didapat dijelaskan menggunakan kalimat atau paragraf yang bersifat
rasional berdasarkan data.
6. Mengembangkan rencana pengambilan sampel
Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, maka selanjutnya
mengembangkan rencana sampling. Misalnya program televisi dapat
ditarik dengan tipe, siaran, sponsor, waktu penayangan. Ada bentuk
komunikasi yang bisa ditarik pada level konsepsi yang tepat.
7. Merumuskan kategori
Setelah peneliti menemukan dengan tepat apa aspek dari konten
untuk diteliti kita harus merumuskan kategori yang relevan untuk
investigasi. Kategori harus eksplisit dari peneliti lain yang digunakan
mereka juga untuk memeriksa materi yang sama dan pada hakekatnya
mendapatkan hasil yang sama. Pengecualian untuk langkah ini terjadi
ketika peneliti menghitung contoh dari karakteristik fakta-fakta atau
menggunakan sistem penilaian.
8. Memeriksa reliabilitas dan validitas
Untuk menilai pendapat antara dua atau lebih kategori, ini akan
berguna untuk mengetahui bagaimana kategorisasi tersebut dengan
pendapat peneliti yang sama dalam hal periode wakru. Dengan
menggunakan validitas kita harus sesering mungkin tidak hanya
memeriksa konten lagi tapi juga membandingkan hasil keduanya dalam
instrumen yang berbeda.
9. Analisis data
Dalam hal ini menghitung juga merupakan halyang penting dalam
analisis konten untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik.
Menghitung diperlukan dalam analisis data agar data relevan dan diikuti
dengan penjelasan data. Data ini disajikan dengan tabel, grafik, dan
lain-lain.

Keunggulan Analisis Konten


Keunggulan dari aanalisis konten ini yaitu peneliti dapat meneliti tanpa
diteliti, maksudnya hanya seperti mengamati. Ini dikarenakan konten yang
dianalisis tidak dipengaruhi kehadiran sang peneliti. Keunggulan selanjutnya
peneliti dapat menyelidiki dalam rekaman dan dokumen untuk mendapatkan
rasa dari kehidupan sosial penelitian.
Keunggulan juga bertambah dengan dari fakta bahwa logistik dari analisis
konten sering relatif mudah dan hemat dengan melihat waktu dan sumber
keduanyadibandingkan metode penelitian lainnya.

Kelemahan Analisis Konten


Kelemahan dari analisis konten yaitu biasanya terbatas dalam hal catatan
informasi, meskipun peneliti mungkin saja menyususn catatan sendiri dengan
cara teknik yang bersifat proyeksi. Kelemahannya juga dalam membuat
validitas. Terkadang juga ada seperti godaan antara peneliti untuk
mempertimbangkan interpretasi yang diperoleh dari fakta analisis konten yang
menunjukkan penyebab dari fenomena dari pada refleksinya.
Analisis Penelitian
1. Tujuan
Tidak ada pernyataan yang pasti mengenai tujuan. Namun tujuan
merupakan hal terpenting dalam penelitia. Tujuan diberikan untuk
memberikan fakta-fakta yang ingin dicapai peneliti.
2. Definisi
Definisi yang jelas diberikan untuk kategori pokok dalam analisis
konten dan untuk detail gambaran guru yang difokuskan pada peninjau.
3. Penelitian sebelumnya
Banyak referensi yang diberikan dengan impilikasi bahwa mereka
melakukan studi penelitian namun terkadang tidak cukup detail untuk
memungkinkan pembaca menarik kesimpulan berdasarkan studi atau
pendapatnya.
4. Hipotesis
Hipotesis merupkan dugaan awal sebelum diadakannya penelitian.
5. Sampel
6. Instrumentasi
7. Hasil
Aplikasi Analisis Konten
Analisis konten merupakan metode yang memiliki penerapannya luas
dalam penelitian pendidikan. Contohnya:

menjelaskan gejala-gejala dalam sekolah dari waktu ke waktu


mengerti bentuk-bentuk yang berhubungan dalam organisasi
menunjukkan bagaimana sekolah yang berbeda menangani masalah yang
sama
menyimpulkan sikap, nilai, bentuk budaya dalam negara yang berbeda
membandingkan mitos yang mereka pegang tentang sekolah dengan apa
yang sebenarnya terjadi

BAB VI
PENELITIAN ETNOGRAFIDANPENELITIAN SEJARAH
PENELITIAN ETNOGRAFI
A. PENGERTIAN PENELITIAN ETNOGRAFI
Metode penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif.
Kata etnografi berasal dari kata-kata Yunani ethos yang artinya suku bangsa
dan graphos yang artinya sesuatu yang ditulis. Menurut Creswell (2012:462)
Metode etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan,
menganalisa, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok budaya seperti
pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu.
Fokus dari penelitian ini adalah budaya. Budaya sendiri menurut LeCompte dkk
(dalam Creswell, 2012:462) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
perilaku manusia dan keyakinan. Termasuk di dalamnya adalah bahasa, ritual,
ekonomi, dan struktur politik, tahapan kehidupan, interaksi, dan gaya
komunikasi.
Dalam banyak penelitian, etnografi adalah penelitian yang paling
kompleks dari semua metode. Keragaman dalam penelitian ini adalah pendekatan
yang digunakan dalam upaya untuk mendapatkan analisis secara keseluruhan dari
gambaran yang mungkin dari masyarakat, kelompok, lembaga, pengaturan, atau
situasi

tertentu.

Penekanan

dalam

penelitian

etnografi

adalah

pada

pendokumentasian atau penggambaran pengalaman sehari-hari individu dengan


mengamati dan mewawancarai mereka secara relevan. Pada kenyataannya, alat
utama dalam semua studi etnografi adalah dilakukan wawancara mendalam secara
terus-menerus dan observasi partisipan yang sedang berlangsung dari peristiwa.
Para peneliti mencoba untuk menangkap sebanyak-banyaknya peristiwa yang
terjadi karena mereka harus mendapatkan -"gambaran keseluruhan,"

untuk

berbicara.
Bernard menggambarkan proses laporan secara singkat, tapi juga: ini
melibatkan hubungan dalam komunitas baru; belajar bagaimana untuk bersikap
sehingga seseorang tetap dapat melakukan pekerjaannya seperti biasanya ketika
orang lain muncul; dan menutup diri dari keberadaan budaya maka anda dapat

mempraktikkan apa yang telah anda pelajari, memasukkannya ke dalam


perspektif, dan menulis tentang hal yang menyakinkan. Jika anda adalah
pengamat yang berhasil, anda akan tahu kapan harus menertawakan informan
yang anda anggap lucu; dan ketika informan menertawakan apa yang anda
katakan, itu karena anda dimaksudkan untuk menjadi seseorang yang lucu.
Wolcott telah menunjukkan bahwa prosedur etnografis membutuhkan tiga
hal yaitu : penjelasan rinci dari kelompok berbagi-budaya yang sedang dipelajari,
analisis dari pusat pembelajaran online di kelompok dalam hal tema yang
dirasakan atau perspektif, dan kemudian beberapa interpretasi kelompok oleh
peneliti untuk memaknai dan generalisasi tentang kehidupan sosial manusia pada
umumnya. Produk akhirnya adalah analisis secara keseluruhan potret budaya dari
kelompok - penarikan kesimpulan oleh peneliti dari segala sesuatu yang dia telah
pelajari tentang kelompok dalam semua kompleksitas.
Jadi bisa disimpulkan penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang
meneliti kehidupan suatu kelompok/masyarakat secara ilmiah yang bertujuan
untuk mempelajari, mendeskripsikan, menganalisia, dan menafsirkan pola budaya
suatu kelompok tersebut dalam hal perilaku, kepercayaan, bahasa, dan pandangan
yang dianut bersama.
B. NILAI UNIK DALAM PENELITIAN ETNOGRAFI
Penelitian etnografi memiliki kekuatan tertentu yang membuatnya sangat
menarik bagi banyak peneliti. Hal ini dapat mengungkapkan nuansa dan selukbeluk yang terlewatkan oleh metodologi lain. Berikut contohnya : Jika anda
berjalan melalui taman umum dan anda melemparkan sampah, maka orang di
sekitar anda tidak akan terima dengan apa yang anda lakukan. Orang-orang akan
memandang aneh pada anda, menggerutu satu sama lain, dan mungkin seseorang
akan menegur anda. Apapun bentuknya, anda akan diberi sanksi negatif karena
membuang sampah sembarangan, seperti sebuah sindiran. Jika anda berjalan
melalui taman yang sama, lalu melihat ada sampah yang dijatuhkan oleh orang
lain, lalu anda membersihkan itu, tindakan anda juga akan sulit diterima oleh
orang disekitar anda. Anda justru akan dianggap sebagai pelakunya dan memang
seharusnya membersihkannya.

Sebagian besar mahasiswa merasa gagasan ini tidak masuk akal. Untuk
menyelesaikan masalah ini, saya menyarankan agar murid-murid saya mulai
memperbaiki masalah umum yang mereka hadapi di dalam perjalanan dan
kegiatan sehari-hari mereka seperti murid-murid mengambil sampah, menetapkan
dengan benar tanda-tanda jalan, menempatkan tempat sampah kembali tempatnya,
membersihkan dan menghiasi asrama mereka, memangkas pohon yang
menghalangi jarak pandang di persimpangan, memperbaiki peralatan bermain
publik, membersihkan toilet umum, dan merawat seratus masalah umum lainnya
yang tidak "direspon oleh mereka
Kebanyakan laporan mengatakan bahwa sangat tidak nyaman melakukan
apa pun yang mereka lakukan. Mereka merasa bodoh, sok alim, mencolok. Dalam
hampir setiap kasus, perasaan ketidaknyamanan meningkat dengan reaksi orangorang di sekitar mereka. Seorang mahasiswa membuang kotak surat yang sudah
rusak dan lama tidak terpakai dari halte bus yang telah membuat masalah
berbulan-bulan saat polisi tiba, dipanggil oleh tetangganya. Siswa lain yang
berniat untuk membersihkan saluran tersumbat di jalan justru diteriaki oleh
tetangganya yang membuat kekacauan dengan meninggalkan pembersih jalan.
Setiap orang yang mengambil sampah itu dicemooh, ditertawakan, dan umumnya
direndahkan. Seorang pria muda memungut sampah yang tersebar di luar tempat
sampah, ketika seorang pejalan kaki lewat ia mencibir, "janggal!"
Dari contoh di atas, kami berharap, jelas. Apa yang orang pikirkan dan
katakan terjadi (atau mungkin terjadi) sering tidak benar-benar terjadi. Dengan
berkeliling dunia dan mengamati hal-hal yang terjadi, kita (biasanya) lebih
mampu untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat. Ini adalah apa yang
etnografer coba lakukan- mempelajari

seseorang dari kebiasaan alami untuk

"melihat" hal-hal yang mungkin bahkan tidak diantisipasi. Ini adalah keuntungan
utama dari pendekatan etnografi.

C. ONSEP ETNOGRAFI
Ada sejumlah konsep yang mengarahkan pekerjaan etnografer saat mereka
pergi melakukan penelitian mereka dalam sebuah bidang. Beberapa yang paling
penting termasuk budaya, pandangan holistik, kontekstualisasi, perspektif emic,
beberapa realita, deskripsi tebal, pengecekan anggota, dan orientasi yang tidak
menghakimi. Mari kita memberikan penjelasan singkat dari masing-masing.

Budaya
Kebudayaan adalah konsep etnografi yang sifatnya sangat luas. Definisi

tentang kebudayaan biasanya dibedakan dalam dua kelompok perspektif besar,


yaitu perspektif materialisme dan ideasionalisme. Perspektif materialisme melihat
kebudayaan sebagai tingkah laku manusia. Penganut perspektif materialisme
mengartikan kebudayaan sebagai sejumlah pola tingkah laku, adat istiadat, dan
pandangan hidup yang diobservasi dari sebuah kelompok sosial. Perspektif
materialisme ini diwakili antara lain oleh eugene A. nida dan Marvin Harris. Di
lain pihak perspektif ideasional mengartikan kebudayaan sebagai sejumlah ide,
kepercayaan, dan pengetahuan yang mengkarakteristik kelompok masyarakat
tertentu. Perspektif ideasionalisme lebih melihat pada elemen kognisi.
Perspektif ideasionalisme ini antara lain diwakili oleh Cliford greetz dan
Goodenough. Dalam hal ini peneliti etnografi harus memahami kebudayaan
baik sebagai tingkah laku maupun kognisi.

Perspektif Holistik
Seorang Etnografer mempelajari sesuatu yang baru dan kemudian mencoba

untuk mengerti bagaimana itu terhubung dengan berbagai aspek dalam situasi
dengan hal yang baru terjadi. Mencari hubungan-hubungan ini secara lebih luas
dinamakan holistic perspective. Bersifat menyeluruh antar berbagai aspekaspeknya.
Intinya, seorang etnografer dalam melakukan penelitian etnografi melihat
masyarakat dan membandingkannya dengan konteks tertentu, kemudian

membuat hipotesis berdasarkan teori yang dipakai dengan sebelumnya


mengujicobakan hipotesis tersebut, apakah sesuai atau tidak, dan kemudian
terjun lapangan dengan ikut terlibat sebagai bagian dari partisipan penelitian,
serta dalam penulisannya dengan menggunakan analisis holistic perspective yang
bersifat menyeluruh.

Kontekstualisasi
Kontestualisasi data adalah penempatan observasi pada perspektif yang luas. Jadi

disini observasi pada satu masalah menuntut observasi pada beberapa aspek
yang relevan untuk menghindari kesalahan dalam melihat permasalahan.

Perspektif Emic
Perspektif emik yaitu cara pandang tentang realita yang berasal dari orang

dalam ( insider), merupakan intisari dari penelitian etnografi. Perspektif orang


dalam tentang realita ini merupakan instrumen untuk memahami dan
mendeskripsikan secara akurat situasi dan perilaku subyek penelitian.

Perspektif etik
Perspektif etik berasal dari sudut pandang ilmuwan sosial. Sehubungan

dengan perspektif ini, peneliti etnografi terbagi dalam dua kelompok


kecenderungan, yaitu satu pihak cenderung menyandarkan kajianya pada
perspektif emik dan menggunakan perspektif ideasional dan phenomenology
dalam analisanya, sedangkan pihak yang lain cenderung menyandarkan
kajianya pada perspektif etik dan menggunakan perspektif meterialisme dan
posotivistik pada analisanya.

Deskripsi
Ketika ahli etnografi mempersiapkan laporan akhir penelitian mereka,

mereka terlibat dalam apa yang dikenal sebagai deskripsi. Pada dasarnya, ini
melibatkan penggambaran dari apa yang mereka lihat dan dengar - saat mereka
bekerja di bidang yang lebih rinci, sering menggunakan kutipan ekstensif dari
partisipan dalam studi mereka. Maksudnya adalah, seperti yang disebutkan

sebelumnya, untuk "melukis potret" dari budaya yang telah mereka pelajari,
untuk membuatnya "hidup" bagi mereka yang membaca laporan.

Memeriksa Anggota
Seperti disebutkan di atas, objek utama dari penelitian etnografi adalah

untuk mewakili seakurat mungkin perspektif emic dari realitas - yaitu, realitas
seperti yang terlihat dari sudut pandang peserta dalam penelitian ini. Salah satu
cara yang peneliti etnografi lakukan ini adalah melalui apa yang dikenal dengan
memeriksa anggota dengan meninjau peserta apa yang para peneliti tulis
sebagai bukti cek untuk akurasi dan kelengkapan. Ini adalah salah satu strategi
utama yang digunakan dalam penelitian etnografi untuk memvalidasi
keakuratan temuan peneliti.

Nonjudgemental Orientation
Nonjudgmental Orientasi menolong peneliti etnografi untuk terhindar dari

pembuatan penilaian yang tidak tepat dan tidak akurat tentang apa yang telah
mereka observasi. Orientasi tidak menghakimi membutuhkan peneliti yang dapat
melakukan yang terbaik dalam hal menahan diri dari membuat pertimbangan nilai
tentang praktek asing. Tentu saja tak satu pun dari kita, dapat benar-benar netral.
Tapi kita bisa menjaga prasangka terhadap kita. Bagaimana? Dengan melakukan
yang terbaik yang kita bisa untuk memandang kebiasaan kelompok lain secara
seimbang.Fetterman memberikan contoh bagaimana salah satu perilaku nya
mungkin berakibat fatal:
Sebuah pengalaman yang saya miliki dengan orang-orang Arab Badui di
Gurun Sinai memberikan contoh yang berguna. Selama saya tinggal dengan suku
Badui, saya mencoba untuk tidak membiarkan perilaku saya dalam praktek
kebersihan barat [acara]. Reaksi saya saat pertama berkenalan, terhadap seorang
Badui dengan wajah dan kaki kasar, jauh dari netral. Saya mengagumi
kemampuannya untuk bertahan hidup dan beradaptasi di lingkungan yang keras,
bergerak dari satu lubang air ke padang pasir. Namun, reaksi saya terhadap bau
pakaiannya (terutama setelah naik unta) adalah jauh dari tidak normal. Ia
membagi jaketnya pada saya untuk melindungi saya dari panas. Tentu saja saya

berterimakasih padanya, karena. . . Saya tidak ingin menghinanya. Tapi saya jadi
berbau seperti unta selama di gurun kering yang panas. Sebenarnya saya tidak
terlalu memerlukan jaket karena jarak tempat tujuan kami hanya 2 kilometer.
Kemudian saya sadar bahwa tanpa jaketnya saya akan menderita karena sengatan
matahari. Gurun panas begitu kering membuat keringat segera menguap dan
wisatawan yang tidak berpengalaman tidak selalu menyadari suhu meningkat
hingga 130

F. Dengan memperlambat laju penguapan, jaket membantu saya

menahan air. Saya Telah menolak jaket dan, dengan implikasi, praktik kebersihan
Bedouin, saya akan dipanggang, dan saya tidak akan pernah mengerti berapa
banyakhidup mereka berputar di sekitar air.
Kesalahan paling serius yang dibuat oleh etnografer adalah memaksakan
standar

perilaku dan nilai-nilai budayanya sendiri kepada orang-orang dari

budaya lain.
D. TOPIK YANG BAIK UNTUK PENELITIAN ETNOGRAFI
Seperti yang disarankan, peneliti yang melakukan suatu studi etnografi
ingin mendapatkan gambaran pengaturan pendidikan holistik. Memang, salah
satu kunci kekuatan dari penelitian etnografi adalah menyediakan kelengkapan
perspektif. Karena peneliti pergi langsung ke situasi atau pengaturan bahwa ia
ingin belajar, pemahaman akan lebih dalam dan mungkin menjadi lebih lengkap.
Akibatnya, penelitian etnografi sangat cocok untuk topik seperti berikut:

Mereka yang dengan sifatnya menentang kuantifikasi sederhana


(Misalnya, interaksi siswa dan guru dalam diskusi kelas).
Mereka yang terbaik dapat dipahami secara alami
(misalnya, perilaku siswa di sebuah acara sekolah).
Mereka yang melibatkan studi tentang individu atau kegiatan kelompok
dari waktu ke waktu (seperti resiko perubahan yang terjadi dalam sikap
siswa karena mereka berpartisipasi dalam rancangan khusus, tahun-

panjang, program membaca).


Mereka yang melibatkan studi tentang peran pendidik yang bermain, dan
perilaku yang terkait dengan peran-peran (Misalnya, perilaku guru
kelas,siswa, konselor, administrator, pelatih, staf,dan personil sekolah
lainnya karena mereka memenuhi berbagai peran mereka dan bagaimana
perilaku tersebut berubah dari waktu ke waktu).

Mereka yang melibatkan studi tentang kegiatan dan perilaku kelompok


sebagai unit (seperti kelas,

tim atletik, departemen materi pelajaran,

administrasiunit, tim kerja, dll).


Mereka yang melibatkan studi tentang organisasi formal di (Misalnya,
sekolah, sekolah totalitas mereka, dan seterusnya).

E. SAMPEL PADA PENELITIAN ETNOGRAFI


Sampel dari seseorang yang diteliti oleh etnografer adalah (biasanya sering
hanya beberapa individu kecil,

atau satu kelas) dan tidak mengizinkan

generalisasi untuk populasi yang lebih besar. Pada kenyataannya banyak ahli
etnografi, tepat pada awal penelitian bahwa mereka tidak punya niat generalisasi
hasil penelitian mereka. Setelah apa yang mereka tunjukkan, adalah pemahaman
yang lebih lengkap dari situasi tertentu. Penerapan temuan terbaik mereka dapat
ditentukan oleh replikasi dari mereka bekerja dalam pengaturan lain atau situasi
oleh peneliti lain.
Apakah Peneliti Etnografi menggunakan Hipotesis?
Penelitian etnografi jarang melakukan penelitian mereka dengan hipotesis
yang tepat. Sebaliknya, mereka mencoba untuk memahami situasi yang sedang
berlangsung atau serangkaian kegiatan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Mereka mengamati jangka waktu, merumuskan beberapa hipotesis awal yang
menyarankan

mereka

untuk

menambah

jenis

pengamatan

yang

dapat

menyebabkan mereka untuk merevisi kesimpulan awal mereka, dan sebagainya.


Penelitian etnografi, mungkin lebih dari jenis penelitian yang lain, tergantung
pada kedua observasi dan wawancara yang terus-menerus dan berkelanjutan dari
waktu ke waktu.
Contoh pertanyaan yang mungkin diselidiki melalui penelitian etnografi,
"Bagaimana hidup di seolah pedalaman?" Tujuannya penelitian ini akan membuat
dokumen atau menggambarkan keadaan setiap hari, pengalaman dari guru secara
terus menerus, siswa, administrator, dan staf di sekolah tersebut. Sekolah akan
dikunjungi secara teratur untuk waktu yang cukup lama( tidak jarang akan setahun
lamanya). Peneliti akan mengamati ruang kelas secara teratur dengan upaya untuk

menjelaskan, sepenuhnya dan sebanyak mungkin, apa yang ada dan apa yang
terjadi di ruang-ruang kelas. Dia juga akan mewawancarai secara mendalam
beberapa guru, siswa, administrator, dan staf pendukung.
Deskripsi (kata yang lebih baik mungkin penggambaran) mungkin
menggambarkan suasana sosial sekolah; pengalaman intelektual dan emosional
siswa; cara di mana administrator dan guru ( staf dan siswa) bertindak dan
bereaksi terhadap orang lain yang berbeda kelompok etnis, jenis kelamin, atau
kemampuan; bagaimana "aturan" dari sekolah ( kelas) dipelajari, dimodifikasi,
dan ditegakkan; jenis kekhawatiran guru (dan siswa) memiliki; pandangan siswa
memiliki sekolah, dan bagaimana ini dibandingkan dengan pandangan
administrasi dan Fakultas; dan seterusnya.
Data yang akan dikumpulkan mungkin termasuk tulisan tangan yang rinci
oleh peneliti-pengamat; kaset murid-murid, administrator-siswa, dan konferensi
administrator-fakultas; rekaman video kelas diskusi dan pertemuan fakultas;
contoh dari rencana pelajaran guru dan pekerjaan siswa; sociograms
menggambarkan "kekuatan" hubungan yang ada di ruang kelas; diagram yang
menggambarkan arah dan frekuensi jenis tertentu; komentar (misalnya, jenis
pertanyaan yang diajukan oleh guru dan siswa dari satu sama lain, dan
menghasilkan jenis tanggapan yang berbeda); dan peneliti berpikir akan
memberikan wawasan apa yang terjadi di sekolah ini. Perhatikan bahwa dalam hal
ini, hipotesis tidak akan dirumuskan di awal mulai dari penelitian.
Singkatnya, kemudian, tujuan dari peneliti terlibat dalam penelitian
etnografi adalah untuk "melukis potret" dari sekolah atau kelas (atau pengaturan
pendidikan lainnya) secara menyeluruh, akurat, dan sejelas mungkin sehingga
orang lain juga bisa benar-benar "melihat" bahwa sekolah atau ruang kelas itu dan
apa yang mereka lakukan. Bahkan, dapat dilihat sebagai upaya untuk menentukan
bagaimana kelompok memberi makna untuk kegiatannya. Banyak yang percaya
bahwa pendekatan etnografi menawarkan kekayaan deskripsi yang sangat berbuah
untuk memahami pendidikan.
F. PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN ETNOGRAFI

Dua sarana utama pengumpulan data pada penelitian etnografi yaitu melalui
observasi partisipan dan wawancara. Wawancara, pada kenyataannya, adalah alat
yang paling penting yang digunakan ahli etnografi.
1. Wawancara
Merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek
penelitian. Mengingat karakter etnografi yang naturalistik, maka bentuk
pertanyaan atau wawancara yang dilakukan merupakan pertanyaan terbuka dan
sifatnya mengalir, meski demikian untuk menjaga fokus penelitian ada baiknya
seorang peneliti memiliki panduan wawancara yang sifatnya fleksibel. Setiap
wawancara yang dilakukan, peneliti harus memperdalamnya dengan cara
membuat catatan hasil wawancara dan observasi. Karena itu, kegiatan
wawancara akan selalu menghasilkan pertanyaan baru yang sifatnya
memperdalam apa yang telah diterima dari subjek penelitan. Dalam konteks
memperdalam data, proses wawancara dapat dilakukan secara spontan maupun
terencana.
2. Observasi Partisipan
Untuk mengetahui secara detail langsung bagaimana budaya yang dimiliki
individu atau sekelompok masyarakat maka seorang peneliti etnografi harus
menjadi orang dalam. Menjadi orang dalam akan memberi keuntungan
peneliti dalam menghasilkan data yang sifatnya natural. Peneliti akan
mengetahui dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku
keseharian, kebiasaan kebiasaan yang dilakukan keseharian, hingga pada
pemahaman terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian dalam
keseharian yang bisa jadi orang lain tidak memahami apa sebenarnya simbol
itu. Menjadi orang dalam memberikan akses yang luar biasa bagi peneliti untuk
menguak semua hal tanpa sedikitpun halangan, karena subjek penelitian akan
merasa kehadiran peneliti tak ubahnya sebagai bagian dari keluarganya,
sehingga tidak ada keraguan dan hambatan bagi subjek untuk berperilaku alami,
sebagaimana layaknya dia hidup dalam keseharian. Namun demikian, menjadi
orang dalam melalui kegiatan observasi partisipan tidak menjadikan peneliti

larut hingga tidak bisa membedakan dirinya dengan diri subjek penelitian.
Posisi inilah yang harus benar-benar dijaga dalam melakukan riset etnografi.
G. PENELITIAN LAPANGAN
Etnografer mengumpulkan data dengan menghabiskan waktu ditempat di
mana mereka tinggal, bekerja, atau bermain. Untuk memahami pola terbaik dari
suatu kelompok budaya, etnografer menghabiskan waktu yang cukup lama
dengan kelompok tersebut. Pola-pola tersebut tidak dapat dengan mudah dilihat
melalui kuesioner atau dengan pertemuan singkat. Sebaliknya, etnografer pergi
"ke lapangan," tinggal bersama atau sering mengunjungi orang-orang yang
sedang dipelajari, dan perlahan-lahan belajar cara-cara budaya di mana kelompok
berperilaku atau berpikir. Lapangan (field) dalam etnografi berarti bahwa
peneliti mengumpulkan data dalam lingkungan di mana partisipan berada dan di
mana pola-pola budaya dapat dipelajari. Data-data yang dikumpulkan etnografer
dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
a. Data Emic
Informasi yang diberikan langsung oleh para partisipan. Data ini sering
disebut sebagai konsep-konsep tingkat pertama, yang berbentuk bahasa lokal,
pemikiran-pemikiran, cara-cara berekspresi yang dimiliki/digunakan secara
bersama-sama oleh para partisipan.
b. Data Etic
Informasi berbentuk interpretasi peneliti yang dibuat sesuai dengan perspektif
para partisipan. Data ini sering disebut sebagai konsep-konsep tingkat kedua,
yaitu ungkapan-ungkapan atau terminologi yang dibuat peneliti untuk
menyatakan fenomena yang sama dengan yang diungkapkan para partisipan.
c. Data Negoisasi
Informasi yang disetujui bersama oleh para partisipan dan peneliti untuk
digunakan dalam penelitian. Negoisasi dapat terjadi dalam tahapan yang berbedabeda selama pelaksanaan penelitian, seperti saat menyetujui prosedur memasuki

lokasi penelitian, saling menghormati, dan mengembangkan rencana untuk


memberikan informasi kembali.
Bernard menunjukkan bahwa Penelitian lapangan dibedakan menjadi tiga
jenis : lapangan jottings, lapangan diary, dan lapangan log.

1. Penelitian Lapangan Jotings


Bidang jottings merujuk catatan cepat tentang sesuatu peneliti ingin menulis
lebih banyak tentang yang akan datang. Mereka memberikan stimulus untuk
membantu para peneliti mengingat banyak detail mereka tidak punya waktu
untuk menuliskan selama observasi atau wawancara.
2. Buku Harian Lapangan
Sebuah buku harian lapangan, pada dasarnya merupakan pernyataan perasaan
pribadi peneliti, pendapat, dan persepsi tentang orang lain dengan siapa ia datang
dalam kontak selama pekerjaannya. Mereka menyediakan Tempat di mana
peneliti dapat istirahat, sehingga dapat membicarakan jalan keluar dan untuk
menuliskan hal-hal yang peneliti tidak ingin menjadi bagian catatan publik.
3. Penelitian Log Bidang
Log bidang adalah semacam menjalankan catatan bagaimana para peneliti
berencana untuk menghabiskan waktu mereka. Hal ini, pada dasarnya, rencana
peneliti untuk mengumpulkan data yang sistematis. Bidang log terdiri buku
kosong, kertas bergaris. Setiap hari di lapangan diwakili oleh dua halaman log. Di
halaman kiri, terdapat daftar peneliti apa yang dia rencanakan untuk dilakukan
kemana harus pergi, siapa yang diwawancarai, apa yang diamati, dan sebagainya.
Di sisi kanan, daftar peneliti apa dia benar-benar melakukan hari itu. Sebagai
studi berlangsung, dan hal-hal yang peneliti ingin tahu, log menyediakan tempat
bagi mereka untuk dijadwalkan.
Nilai mempertahankan log adalah hal yang memaksa peneliti berpikir keras
tentang pertanyaan-pertanyaan yang dijawab benar-benar, prosedur yang harus
diikuti, dan data yang

benar-benar diperlukan. Mengambil catatan lapangan

adalah keahlian khusus para peneliti.

Bongdan dan Biken tinggal dinegara yang memiliki dua jenis penelitian yaitu
deskriptif dan reflective. Catatan lapangan deskriptif berusaha menggambarkan
pengaturan, orang-orang, dan apa yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang
peneliti mengamati.
Catatan Lapangan Deskriptif adalah sebagai berikut:
1) Potret dari subyek yaitu penampilan fisik mereka, perilaku, gerak tubuh,
bagaimana mereka bertindak, bicara, dan sebagainya.
2) Rekonstruksi dialog yaitu percakapan antar subjek, serta apa yang mereka
katakan kepada peneliti.
3) Deskripsi pengaturan fisik yaitu sketsa pengaturan dari ruang, penempatan
bahan, dan sebagainya.
4) Peristiwa tertentu yaitu khususnya terlibat, kapan, di mana, dan
bagaimana.
5) Gambaran kegiatan yaitu penjelasan rinci tentang apa yang terjadi,
bersama dengan urutan yang terjadi.
6) Perilaku pengmat yaitu tindakan peneliti, percakapan dengan peserta,
reaksi, dan seterusnya.
Catatan lapangan reflektif muncul lebih baik dari apa yang peneliti pikir
tentang saat ia mengamati. Catatan Lapangan Reflektif meliputi:
1) Refleksi spekulasi analisis yaitu spekulasi peneliti tentang apa yang dia
pelajari, ide-ide yang berkembang, pola atau koneksi yang dilihat, dan
sebagainya.
2) Refleksi metode yaitu prosedur dan bahan yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini, komentar tentang desain penelitian, masalah yang timbul,
dan sebagainya.
3) Refleksi dari dilema etika dan konflik yaitu keprihatinan yang timbul atas
tanggung jawab untuk subyek atau nilai konflik.
4) Refleksi kerangka pikiran pengamat yaitu seperti pada apa yang peneliti
berpikir sebagai studi berlangsung (sikapnya, pendapat, dan keyakinan)
dan bagaimana mungkin mempengaruhi penelitian.
5) Tempat klarifikasi yaitu catatan peneliti tentang hal-hal yang perlu
diperjelas, diperiksa nanti, dll
Dalam bentuk penelitian tidak lain adalah melakukan penelitian-proses itu
sendiri-dianggap sadar dan sengaja karena dalam penelitian etnografi. Itu Aspek

reflektif dari catatan lapangan adalah cara peneliti mencoba untuk mengendalikan
kosekuensi efek pengamat dan untuk mengingatkan kita bahwa penelitian, harus
dilakukan dengan baik, membutuhkan evaluasi berkelanjutan dan penilaian.
H. INSTRUMEN PENGUMPUL DATA ETNOGRAFI
Selama penelitian lapangan, etnografer menggunakan berbagai teknik untuk
mengumpulkan data. Observasi dan wawancara terstruktur sangat populer di
kalangan ahli etnografi. Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian
etnografi selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Wawancara mendalam (indepth interview)
Merupakan serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti kepada subjek
penelitian. Mengingat karakter etnografi yang naturalistik, maka bentuk
pertanyaan atau wawancara yang dilakukan merupakan pertanyaan terbuka dan
sifatnya mengalir, meski demikian untuk menjaga fokus penelitian ada baiknya
seorang peneliti memiliki panduan wawancara yang sifatnya fleksibel. Setiap
wawancara yang dilakukan, peneliti harus memperdalamnya dengan cara
membuat catatan hasil wawancara dan observasi. Karena itu, kegiatan wawancara
akan selalu menghasilkan pertanyaan baru yang sifatnya memperdalam apa yang
telah diterima dari subjek penelitan. Dalam konteks memperdalam data, proses
wawancara dapat dilakukan secara spontan maupun terencana.
2. Observasi partisipan (participant observation).
Untuk mengetahui secara detail langsung bagaimana budaya yang dimiliki
individu atau sekelompok masyarakat maka seorang peneliti etnografi harus
menjadi orang dalam. Menjadi orang dalam akan memberi keuntungan
peneliti dalam menghasilkan data yang sifatnya natural. Peneliti akan mengetahui
dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku keseharian,
kebiasaan kebiasaan yang dilakukan keseharian, hingga pada pemahaman
terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian dalam keseharian yang bisa
jadi orang lain tidak memahami apa sebenarnya simbol itu. Menjadi orang dalam
memberikan akses yang luar biasa bagi peneliti untuk menguak semua hal tanpa

sedikitpun halangan, karena subjek penelitian akan merasa kehadiran peneliti tak
ubahnya sebagai bagian dari keluarganya, sehingga tidak ada keraguan dan
hambatan bagi subjek untuk berperilaku alami, sebagaimana layaknya dia hidup
dalam keseharian. Namun demikian, menjadi orang dalam melalui kegiatan
observasi partisipan tidak menjadikan peneliti larut hingga tidak bisa
membedakan dirinya dengan diri subjek penelitian. Posisi inilah yang harus benarbenar dijaga dalam melakukan riset etnografi.
3. Diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion)
Merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek
penelitian secara terarah. Dalam konteks ini sebenarnya kemampuan peneliti
untuk menyajikan isu atau tema utama, mengemasnya dan kemudian
mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah dalam arti proses
diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi sampai
menyertakan emosi subjek secara berlebihan menjadi kata kunci dari
proses diskusi yang baik. Diskusi kelompok terarah ini bisa diawali dengan
pemilihan anggota diskusi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti,
ataupun dapat saja dilakukan dengan secara acak, namun tetap memperhatikan
kekuatan masing-masing peserta diskusi, mulai dari tingkat pendidikan,
intelektualitas, pengalaman bahkan keseimbangan gender. Dengan penetapan ini,
merupakan langkah untuk menghindari ketimpangan atau dominannya satu
kelompok atau individu dalam sebuah diskusi. Kemudian, dilanjutkan dengan
tema yang akan diusung peneliti, dan diskusikan secara bersama. Proses inilah
yang kemudian oleh peneliti dicatat secara rinci untuk kemudian dijadikan dasar
pijak untuk memperdalam dan memperkaya data etnografi.
4. Sejarah hidup (Life history)
Merupakan catatan panjang dan rinci sejarah hidup subjek penelitian.
Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail
apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya termasuk budaya yang ada di lingkungannya. Catatan sejarah
hidup, menghendaki kemampuan peneliti untuk jeli dalam melihat setiap detail
kehidupan seseorang, sehingga tergambar dengan jelas bagaimana jalan

kehidupan subjek penelitian dari lahir hingga dewasa sehingga terketemukan


peristiwa-peristiwa penting yang menjadi titik balik (turning point) dalam sejarah
kehidupan subjek penelitian. Meski hampir sama dengan pola autobiografi,
namun terdapat perbedaan terutama pada upaya yang lebih kuat dalam penulisan
untuk menghindari subjektivitas penulis.
5. Analisis dokumen (Document analysis).
Analisis dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah,
disamping menambah pemahaman dan informasi penelitian. Mengingat dilokasi
penelitian tidak semua memiliki dokumen yang tersedia, maka ada baiknya
seorang peneliti mengajukan pertanyaan tentang informan-informan yang dapat
membantu untuk memutuskan apa jenis dokumen yang mungkin tersedia. Dengan
kata lain kebutuhan dokumen bergantung peneliti, namun peneliti harus
menyadari keterbatasan dokumen, dan bisa jadi peneliti mencoba memahami
dokumen yang tersedia, yang mungkin dapat membantu pemahaman.

I. ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN ETNOGRAFI


Analisis adalah salah satu aspek yang paling menarik dari penelitian
etnografi. Berawal dari saat pertama seorang peniliti memilih masalah belajar dan
terus sampai laporan akhir ditulis. Banyak teknik, termasuk analisis isi yang
terlibat dalam menganalisis data etnografi. Beberapa lebih penting termasuk
triangulasi, mencari pola, mengidentifikasi peristiwa penting, mempersiapkan
representasi visual, menggunakan statistik, dan kristalisasi. Berikut ini adalah
singkat deskripsi masing-masing.

Triangulasi
Triangulasi adalah hal yang mendasar dalam penelitian etnografi. Pada
dasarnya, itu menetapkan validitas pengamatan etnografer ini. Ini melibatkan
memeriksa apa yang mendengar dan melihat dengan membandingkan
seseorang Sumber informasi-apakah mereka setuju? Berikut ini contohnya:
Seorang peneliti mungkin membandingkan laporan siswa bahwa dia adalah
seorang baik siswa dengan transkip nilai-nilainya, komentar gurunya dalam

hal ini hal, dan, mungkin, beberapa komentar yang tidak diminta dari temantemannya. Triangulasi sini bisa memverifikasi atau penilaian diri siswa.

Pola
Mereka yang melakukan penelitian etnografi tampilan pola dalam cara-cara
yang berpikir orang dan berperilaku. Mereka menawarkan cara memeriksa
keandalan etnografis ketika mereka mengungkapkan konsistensi dalam apa
yang dikatakan orang dan apa yang mereka lakukan. Biasanya, para peneliti
mulai dengan sampel besar informasi dibeda-bedakan dan kemudian, dengan
membandingkan dan kontras apa yang mereka kumpulkan, semacam
informasi ini sampai terlihat garis pemikiran atau pola perilaku yang muncul.
Mereka kemudian mengamati dan mendengarkan beberapa untuk melihat
apakah pengamatan baru sesuai untuk apa yang mereka lihat dan dengar
sebelumnya. Ini kemudian mengharuskan lanjut penyaringan dan pemilahan
sampai peneliti puas bahwa apa yang mereka menggambarkan pertandingan
apa diamati.

Peristiwa Penting
Peristiwa penting terjadi pada setiap kelompok sosial dan menyediakan data
kepada peneliti etnografi yang dapat diggunakan untuk menggambarkan dan
menganalisis seluruh budaya. Mereka menyampaikan sejumlah besar
informasi. Mereka menyediakan "Lensa yang akan digunakan untuk melihat
budaya." Contoh mungkin termasuk pengenalan komputer di SD, pertikaian
antara dua gadis selama pertandingan basket sekolah tinggi, respon kelompok
ruang pemulihan perawat untuk keadaan darurat, kebakaran disebuah gedung
apartemen yang penuh dan sesak, pengenalan metode pengajaran baru dalam
studi kelas sosial, atau kembalinya seorang profesor populer untuk cuti.
Peristiwa tersebut sangat berguna untuk analisis, karena mereka tidak hanya
membantu peneliti memahami kelompok dia atau dia belajar, tetapi mereka
juga membantu peneliti menjelaskan budaya dari kelompok kepada orang
lain.

Representasi visual

Ini termasuk seperti hal seperti peta (misalnya, dari kelas atau sekolah),
diagram alur (Misalnya, dari yang mengatakan apa kepada siapa selama kelas
diskusi), bagan organisasi (misalnya, bagaimana sebuah perpustakaan sekolah
diatur), sociograms (misalnya, yang siswa menerima banayak undangan
untuk berpartisipasi sebagai anggota dari tim riset kelas, matriks (misalnya,
grafik untuk membandingkan dan referensi silang berbagai kategori yang ada
di departemen seni kreatif di universitas, seperti musik, tari, teater, melukis,
dan seperti). Proses sangat mempersiapkan representasi visual sering dapat
membantu peneliti mengkristal nya pemahaman suatu daerah, sistem, lokasi,
atau bahkan interaksi. representasi visual yang sangat berguna sebagai alat
dalam penelitian etnografi

Statistik.
Meskipun Anda mungkin tidak mengharapkan itu, etnografer sering
menggunakan

statistik

dalam

pekerjaan

mereka.

Biasanya,

mereka

menggunakan teknik nonparametrik, seperti tes chi-square, lebih sering


daripada parametric. Biasanya, mereka lebih mungkin untuk melaporkan
frekuensi dari skor. Mereka menggunakan statistik parametric ketika mereka
memiliki sampel besar.
Namun demikian, penggunaan statistik di etnografis Penelitian menyajikan
sejumlah masalah. Memenuhi asumsi bahwa banyak tes inferensial
membutuhkan (misalnya, bahwa sampel acak) sering bahkan hampir tidak
mungkin. Biasanya, studi etnografi menggunakan sampel kecil dan sampel
purposive. Di sisi lain, deskriptif statistik-sarana dan median-dapat di kali
digunakan untuk meringkas frekuensi tindakan atau peristiwa dan semakin
ditemukan dalam laporan etnografis.

Kristalisasi.
Ahli etnografi mencoba untuk menarik bersama-sama pikiran mereka pada
berbagai tahap seluruh penelitian mereka. Kadang-kadang ini menyebabkan
hanya summing up informasi, tapi kali lain itu menghasilkan asli wawasan.
"Setiap studi memiliki saat-saat klasik ketika segala sesuatu jatuh ke
tempatnya. Setelah berbulan-bulan pemikiran dan perendaman dalam budaya,

sebuah gel konfigurasi khusus. Semua subtopik, miniexperiments, lapisan


Triangulasi usaha, peristiwa penting, dan pola perilaku formulir gambar yang
koheren dan sering meyakinkan dari apa yang terjadi. " 26 Tidak ada yang
lebih menarik untuk etnografer daripada saat ini terjadi.
Hal yang penting untuk menyadari tentang analisisdata etnografi adalah
bahwa tidak ada satu tahap atau waktuketika kristalisasi terjadi. Beberapa
analisis

danberbagai

bentuk

sangat

penting.

Seringkali

siklus-data

yangdikumpulkan, pola yang tamoak untuk matriks dan kemudian matriks


lebih dikembangkann, dst. Analisis data dalam etnografi sedang berlangsung,
dari awal sampai akhir.

J. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ETNOGRAFI


Beberapa kelebihan dan kelemahan dari penelitian etnografi.
1. Kelebihan
Salah satu aspek yang paling berharga yang dihasilkan dari penelitian
etnografi adalah kedalamannya. Karena peneliti berada untuk waktu yang lama,
peneliti melihat apa yang dilakukan orang serta apa yang mereka katakan. Peneliti
dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang orang-orang, organisasi,
dan konteks yang lebih luas. Peneliti lapangan mengembangkan keakraban yang
intim dengan dilema, frustrasi, rutinitas, hubungan, dan risiko yang merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari. Kekuatan yang mendalam dari etnografi adalah
yang paling mendalam atau intensif. Dari pengetahuan tentang apa yang
terjadi di lapangan dapat memberikan informasi penting untuk perumusan asumsi
penelitian. Secara singkat kelebihan pengunaan penelitian etnografi dijelaskan di
bawah ini, sebagai berikut:
a. Menghasilkan pemahaman yang mendalam. Karena yang dicari dalam
penelitian ini bukan hal yang tampak, melainkan yang terkandung dalam hal
yang nampak tersebut
b. Mendapatkan atau memperoleh data dari sumber utama yang berarti memiliki
tingkat falidasi yang tinggi.
c. Menghasilkan deskripsi yang kaya, penjelasan yang spesifik dan rinci
d. Peneliti berinteraksi langsung dengan masyarakat sosial yang akan diteliti.

e. Membantu

kemampuan

beinteraksi

karena

menuntut

kemampuan

bersosialisasi dalam budaya yang ia coba untuk dijelaskan.


2. Kelemahan
Salah satu kelemahan utama penelitian etnografi adalah bahwa dibutuhkan
lebih lama waktu daripada bentuk penelitian lainnya. Tidak hanya membutuhkan
waktu lama untuk melakukan kerja lapangan, tetapi juga memakan waktu lama
untuk menganalisis materi yang diperoleh dari penelitian. Bagi kebanyakan
orang, ini berarti tambahan waktu. Kelemahan lain dari penelitian etnografi
adalah bahwa lingkup penelitiannya tidak luas. Etnografi sebuah studi biasanya
hanya satu organisasi budaya. Bahkan keterbatasan ini adalah kritik umum dari
penelitian etnografi, penelitian ini hanya mengarah ke pengetahuan yang
mendalam konteks dan situasi tertentu. Secara singkat kelemahan pengunaan
penelitian etnografi dijelaskan di bawah ini, sebagai berikut:
a. Perspektif pengkajian kemungkinan dipengaruhi oleh kecenderungan budaya
peneliti.
b. Membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkan data dan
mengelola data.
c. Pengaruh budaya yang diteliti dapat mepengaruhi psikologis peneliti, ketika
peneliti kembali kebudaya asalnya.
d. Peneliti yang tidak memiliki kemampuan sosialisasi, terdapat kemungkinan
penolakan, dari masyarakat yang akan diteliti
I.
PENELITIAN SEJARAH
A. PENGERTIAN PENELITIAN SEJARAH
Penelitian sejarah adalah penelitian yang dilakukan melalui pengoleksian
dan evaluasi data secara sistematis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan
memahami tindakan atau peristiwa pendidikan yang terjadi pada masa lalu.
Penelitian sejarah ,tidak melakukan manipulasi dan kontrol terhadap
variabel seperti dalam metode eksperimen, atau mendeskripsikan kejadian yang
aktual seperti penelitian deskriptip, penelitian sejarah berusaha menjelaskan dan
memahami kejadian kejadian pada masa yang telah lewat melalui pengumpulan
dan evaluasi data secara sistematis.

Seperti yang dipelajari dalam bab 1 bahwa ada beberapa aspek dalam meneleti
kejadian dimasa lalu diantaranya dengan memeriksa peninggalan, meneliti
dokumen periode, atau mewawancarai orang yang hidup pada masa tersebut.
Upaya ini dibuat untuk merekontruksi apa yang terjadi selama waktu itu sebagai
hal yang sebenarnya dan seakurat mungkin dan biasanya untuk menjelaskan
mengapa hal itu benar benar terjadi, meskipun ini tidak pernah tercapai karena
informasi tentang masa lalu selalu tidak lengkap.
B. TUJUAN DARI PENELITIAN SEJARAH
Pendidikan melakukan studi sejarah untuk berbagai alasan :
1. Untuk membuat orang menyadari apa yang terjadi pada masa lalu sehingga
mereka dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan pada masa lalu
tersebut. Seorang peneliti mungkin akan tertarik, misalnya menyelediki
mengapa modifikasi kurikulum tertentu berhasil dibeberapa kabupaten
sekolah tetapi tidak pada orang lain.
2. Untuk mempelajari bagaimana hal itu dilakukan di masa lalu serta melihat
apakah hal tersebut mungkin berlaku untuk masa kini. Seringkali beberapa
literatur menunjukkan bahwa apa yang kita anggap baru telah dilakukan
sebelumnya.
3. Untuk membantu prediksi. Artinya, jika suatu ide atau gagasan diterapkan
pada masa lalu dan berhasil maka kemungkinan jika ide atau gagasan itu
diterapkan pada masa sekarang akan berhasil.
4. Untuk mentest suatu hipotesis yang ada kaitannya dengan masa sekarang.
Apabila didesain dengan cermat, penelitian sejarah juga dapat menghasilkan
hipotesis yang dapat diuji secara ilmiah.
5. Untuk memahami praktik dan kebijakan pendidikan yang telah dilakukan
pada masa lalu, misalnya bagaimana penerapan kelas terbuka pasa zaman
dahulu? Bagaimana pengajaran inkuiri dilaksanakan oleh para guru
disekolah? Bagaimana penerapan metode socratic dalam kelas? Dan
sebagainya.
6. Untuk menguji hubungan atau tren. Banyak peneliti cenderung berpikir
bahwa penelitian sejarah sebagai gambaran murni di alam. Ketika dirancang
dengan baik baik dan dieksekusi dengan hati hati, bagaimanapun

penelitian sejarah dapat menyebabkan konfirmasi dan juga penolakan


hipotesis.
C. APA JENIS PERTANYAAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN SEJARAH?
Meskipun penelitian sejarah berfokus pada masa lalu, jenis pertanyaan
yang dipakai dalam penelitian sejarah beragam.
Berikut adalah beberapa contoh dari pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian sejarah :
1. Bagaimana siswa dididik di selatan selama perang saudara?
2. Berapa banyak tagihan yang berhubungan dengan pendidikan disahkan
selama presiden Lyndon B. Jhonson dan apa maksud utama dari tagihan
tagihan ?
3. Apa instruksi yang khas pada kelas 4 pada saat 100 tahun yang lalu?
4. Bagaimana bisa kondisi kerja guru berubah sejak tahun 1900?
5. Apa masalah disiplin utama di sekolah pada tahun 1940 dibandingkan
dengan hari ini?
6. Bagaimana ide ide yang dimiliki oleh John Dewey mempengaruhi praktik
pendidikan saat sekarang?
7. Bagaimana feminis kontribusi terhadap pendidikan?
8. Bagaimana siswa dengan keterbelakangan dirawat di sekolah sekolah
umum pada abad kedua?
9. Bagaimana kebijakan dan praktek administrator sekolah di tahun tahun
awal abad keduapuluh berbeda dari yang saat ini?
10. Apa peran yang telah dilakukan oleh pemerintah federal dalam hal
pendidikan?
D. LANGKAH PENELITIAN SEJARAH
Ada empat langkah penting dalam Penelitian sejarah. Ini termasuk
mendefenisikan

masalah

atau

permasalahan

untuk

diselidiki(

termasuk

perumusan hipotesis jika sesuai), menemukan sumber yang relevan dari


informasi sejarah, meringkas dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari
sumber sumber, dan menyajikan serta menafsirkan informasi yang berkaitan
dengan masalah atau pertanyaan yang berasal dari penelitian.
E. MENDEFENISIKAN MASALAH

Mendefenisikan masalah sejelas mungkin adalah tahap awal yang baik dalam
sebuah penelitian. Rumusan masalah sebaiknya dibuat dalam bentuk pertanyaan
yang terukur. Melalui bentuk pertanyaan itulah akan memudahkan bagi peneliti
apa yang harus dikerjakan selanjutnya, khususnya dalam menentukan sumber
data yang harus digunakan. Selain itu , masalah harus didefenisikan dan kalau
mungkin dirumuskan hipotesis yang menghubungkan dua atau lebih variabel.
Mendefenisikan masalah merupakan bagian penting seperti pada jenis penelitian
pada umumnya. Ada dua keuntungan minimal dalam merumuskan masalah:
Pertama, untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang yang akan
membaca hasil penelitian. Kedua, dengan mendefenisikan rumusan masalah yang
jelas, maka peneliti dapat dengan mudah menentukan data apa yang diperlukan
serta darimana data tersebut diperoleh.
Untuk menjamin penelitian sejarah memiliki manfaat untuk kehidupan
manusia pada masa kini, maka peneliti sejarah perlu mencantumkan signikansi
penelitian, artinya menjelaskan manfaat apa yang diperoleh dari masalah yang
hendak diselidiki. Hal ini penting untuk diingat, sebab penelitian sejarah tidak
hanya sekedar berangkat dari keingintahuan peneliti pada kejadian kejadian
masa lalu, tetapi juga sejauh mana pengetahuan masa lalu itu dapat berkontribusi
pada kehidupan manusia pada masa kini.
F. PENEMPATAN SUMBER RELEVAN
Telah dikemukakan salah satu keunikan dari penelitian sejarah terletak dari
data serta sumber sumber yang digunakan dalam penelitiannya. Menentukan
asal sumber data ini berkenaan dengan darimana data itu diperoleh. Ketika
peneliti merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian, semestinya sudah
dipikirkan dari mana sumber data yang relevandenga rumusan masalah itu dapat
diperoleh.
a. Kategori Sumber
Setelah peneliti telah memutuskan masalah yang ingin ia teliti, langkah
selanjutnya adalah mencari sumber. Setiap objek dari masalah yang diteliti
merupakan sumber potensial untuk penelitian sejarah. Secara umum,
bagaimanapun, bahan sumber sejarah dapat dikelompokkan menjadi empat

kategori dasar: dokumen, catatan numerik, pernyataan lisan dan catatan, dan
relik.
1. Dokumen
Dokumen adalah rekaman atau catatan catatan kejadian dimasa
lalu(records of past events) yang ditulis atau dicetak dalam beberapa
bentuk atau laporan tahunan, karya seni, tagihan, buku, kartun, surat
edaran, catatan pengadilan, catatan harian, ijazah, catatan hukum, surat
kabar, majalah, buku tulis, buku tahunan sekolah, memo, tes, dan
sebagainya. Mereka dapat ditulis tangan, dicetak, digambar, atau
membuat sketsa; mereka dapat dipublikasikan atau tidak dipublikasikan;
mereka mungkin dimaksudkan untuk konsumsi pribadi atau umum;
mereka mungkin karya-karya asli atau salinan. Singkatnya, dokumen
mengacu pada setiap jenis informasi yang ada dalam bentuk tertulis atau
dicetak.
2. Catatan numerik
Catatan numerik merupakan catatan yang berisi tentang angka angka.
catatan tersebut mencakup semua jenis data numerik dalam bentuk
cetakan: nilai tes, angka kehadiran, laporan sensus, anggaran sekolah, dan
sejenisnya. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti sejarah membuat
meningkatnya penggunaan komputer untuk menganalisis sejumlah besar
data numerik yang tersedia untuk mereka.
3. Laporan Lisan (kesaksian orang)
Sumber lain informasi yang berharga bagi peneliti sejarah adalah
pernyataan orang yangdibuat secara lisan. Cerita, mitos, dongeng,
legenda, nyanyian, lagu, dan bentuk-bentuk ekspresi lisan telah digunakan
oleh orang-orang selama berabad-abad untuk meninggalkan catatan untuk
generasi mendatang. Tapi sejarawan juga dapat melakukan wawancara
lisan dengan orang-orang yangmenyaksikan peristiwa masa lalu.
4. Relics
Jenis keempat sumber sejarah disebut relik. Sebuah peninggalan adalah
benda yang fisik atau karakteristik visual yang dapat memberikan
beberapa informasi tentang masa lalu. Contohnya termasuk furnitur, karya
seni, pakaian, bangunan, monumen, atau peralatan.
b. Sumber Primer Versus Sumber Sekunder.

Seperti semua penelitian, sangat penting untuk membedakan antara


sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah salah satu yang
disiapkan oleh seorang individu yang adalah peserta atau langsung saksi untuk
peristiwa yang digambarkan.
Sumber sekunderadalah dokumen disiapkan oleh individu yang tidak
menyaksikan acara langsung tetapi yang memperoleh keterangan nya dari
orang lain.
Bila mungkin, sejarawan lebih memilih menggunakan sumber primer daripada
sumber sekunder. Sayangnya sumber primer sulit untuk diperoleh dan kita
harus kembali lagi pada waktu yang diteliti.Ketika seorang peneliti harus
mengandalkan sumber data sekunder, ia menggunakan data yang kurang
akurat.
G. MERANGKUM INFORMASI YANG DIPEROLEH DARI SUMBERSUMBER SEJARAH
Hasil penelitian sejarah, sangat tergantung pada informasi yang didapatkan
dari sumber sumber yang digunakan. Akan lebih memudahkan peneliti,
manakala informasi yang diperoleh dari berbagai sumber diringkas dan dicatat
pada ringkasan informasi atau dalam kartu kartu khusus. Ringkasan informasi
sebaiknya disusun dengan pokok pokok permasalahan atau pertanyaan
penelitian. Misalnya kita akan melakukan penelitian sejarah dengan judul :
Studi investigasi aktivitas sehari hari siswa sekolah dasar pada abad ke
sembilanbelas, maka perlu kita buat kartu ringkasan informasi yang memuat
tentang aktivitas belajar siswa,aktivitas bermain,aturan atau tata tertib
kelas, dan lain sebagainya yang diperoleh dari sumber data berdasarkan analisis
kritik baik kritik internal maupun kritik eksternal; serta dari mana sumber data itu
diperoleh apakah dari sumber primer atau sekunder. Hal ini perlu kita cantumkan
agar kita tidak salah dalam penyusunan generalisasi penelitian sejarah kita.
H. MENGEVALUASI SUMBER SEJARAH
Mungkin lebih daripada dalam bentuk lain dari penelitian, peneliti sejarah
harus mengadopsi sikap kritis terhadap setiap sumber ulasannya. Seorang peneliti

tidak pernah bisa yakin tentang keaslian dan keakuratan sumber sejarah. Sebuah
memo yang mungkin telah ditulis oleh orang lain selain orang yang
menandatanganinya. Surat mungkin merujuk kepada peristiwa yang tidak terjadi
atau yang terjadi pada waktu yang berbeda atau di tempat yang berbeda.
Dokumen palsu atau informasi sengaja dipalsukan.
Pertanyaan kunci untuk setiap peneliti sejarah:

Apakah dokumen ini benar-benar ditulis oleh penulis (yaitu, apakah

itu asli)?
Apakah informasi yang terkandung dalam dokumen ini benar (yaitu,
itu akurat)?

Pertanyaan pertama mengacu pada apa yang dikenal sebagai kritik


eksternal, yang kedua untuk apa yang dikenal sebagai kritik internal.
Kritik Eksternal
Kritik eksternal mengacu pada keaslian dari setiap dan semua
dokumenyang digunakan peneliti. Peneliti yang terlibat dalam penelitian sejarah
ingin tahu apakah dokumen-dokumen yang mereka temukan telah benar-benar
dipersiapkan oleh penulis (seharusnya) dokumen. Jelas, memalsukan dokumen
dapat (dan kadang-kadang melakukan) mengarah pada kesimpulan yang salah.
Beberapa pertanyaan yang datang ke pikiran dalam mengevaluasi keaslian sumber
sejarah, yaitu :

Siapa yang menulis dokumen ini? Dimana penulis tinggal pada waktu itu?
Beberapa dokumen sejarah telah ditunjukkan untuk menjadi pemalsuan.
Artikel yang seharusnya ditulis oleh Martin Luther King, Jr, mungkin
benar-benar telah disusun oleh seseorang yang ingin menodai reputasi

nya.
Untuk tujuan apa dokumen ditulis? Untuk siapa itu ditujukan? Dan
mengapa? (Terhadap siapa adalah sebuah memo dari pengawas sekolah

yang diarahkan? Apamaksud dari memo tersebut?


Kapan dokumen tertulis? Adakah tanggal pada dokumen yang akurat? Bisa
rincian dijelaskan telah benar-benar terjadi selama ini? (Kadang-kadang
orang menulis tanggal tahun sebelumnya pada korespondensi dalam harihari pertama tahun baru.)

Dimana dokumen tertulis? Bisakah rincian dijelaskan telah terjadi di


lokasi ini? (Penjelasan sekolah dalam kota seharusnya ditulis oleh seorang

guru di Fremont, Nebraska, mungkin juga dilihat dengan hati-hati.)


Dalam kondisi apa yang dokumen tertulis? Apakah ada kemungkinan
bahwa apa yang ditulis mungkin telah secara langsung atau secara halus
dipaksa? (Penjelasan kurikulum dan administrasi yang disiapkan oleh
panitia guru non bertenor sekolah tertentu mungkin memberikan
pandangan yang cukup berbeda dari satu ditulis oleh mereka yang

memiliki masa.)
Apakah bentuk yang berbeda atau versi dokumen yang ada? (Kadangkadang dua versi surat yang ditemukan dengan kata-kata yang hampir
identik dan perbedaan hanya sedikit dalam tulisan tangan, menunjukkan
bahwa satu mungkin palsu.)
Hal penting untuk diingat mengenai kritik eksternal adalah bahwa

peneliti harus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa dokumendokumen yang mereka gunakan asli. Pertanyaan di atas (dan orang lain seperti
mereka) diarahkan ke tujuan ini.
Kritik Internal.
Setelah para peneliti telah puas dengansumber dokumen asli, mereka perlu
menentukan apakah isi dari dokumen akurat. Ini melibatkan apa yang dikenal
sebagai kritik internal. Kedua keakuratan informasi yang terkandung dalam
dokumen dan kebenaran penulis perlu dievaluasi. Sedangkan kritik eksternal ada
hubungannya dengan sifat atau keaslian dokumen itu sendiri, kritik internal ada
hubungannya dengan apa yang dikatakan dokumen.

Apakah mungkin bahwa apa yang dikatakan penulis benar-benar terjadi?


Apakah keadaan orang orang waktu itu seperti yang digambarkan?
Apakah peristiwa tersebut terjadi dengan cara ini?
Apakah data yang disajikan (catatan kehadiran, angka-angka anggaran,
Skor tes, dan sebagainya) wajar?

Peneliti tidak boleh mengabaikan peristiwa yang terjadi jika menurutnya hal itu
tidak mungkin terjadi. Apa yang peneliti harus tentukan adalah apakah event
tertentu mungkin telah terjadi, bahkan jika itu tidak mungkin. Sebagai eksternal

kritik, beberapa pertanyaan yang perlu untuk ditanyakan untuk mengevaluasi


keakuratan dokumen dan kebenaran pengarangnya.
1. Berkenaan dengan penulis dokumen:
Apakah penulis hadir pada acara yang ia gambarkan? Dengan kata lain
apakah ia menggunakan sumber primer atau sumber sekunder? Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, sumber-sumber primer lebih disukai
daripada sumber-sumber sekunder karena mereka biasanya (meskipun

tidak selalu) dianggap lebih akurat.


Apakah penulis merupakan peserta atau pengamat dari acara tersebut?
Secara umum, kami harapkan pengamat untuk menyajikan pandangan
yang lebih objektif dan komprehensif dari peserta. Baik peserta maupun
pengamat merupakan saksi mata yang berbeda dalam acara yang sama,
tetapi bagaimanapun laporan pengamat tidak selalu lebih akurat

dibandingkan peserta.
Apakah penulis kompeten untuk menggambarkan acara tersebut? Hal ini
mengacu pada kualifikasi penulis. Apakah ia seorang ahli dari apa pun
yang sedang dijelaskan atau dibahas? Apakah

penulis terlibat secara

emosional dalam acara tersebut?


Apakah penulis memiliki kepentingan dalam hasil dari acara tersebut?
Mungkin dia memiliki kapak dari beberapa macam untuk menggiling,
misalnya, atau mungkin menjadi bias dalam beberapa cara? Seorang
mahasiswa yang terus-menerus berselisih

dengan gurunya, misalnya,

mungkin mahasiswa cenderung untuk menggambarkan guru lebih negatif


daripada rekan-rekan guru.
2. Berkaitan dengan isi dokumen :
Apakah isi masuk akal (yaitu, mengingat peristiwa yang dijelaskan,
apakah itu tampaknya masuk akal / wajar bahwa mereka bisa terjadi

seperti yang digambarkan)?


Apakah bisa dijelaskan acara atau kejadian yang telah terjadi saat itu?
Misalnya, seorang peneliti mungkin mencurigai beberapa dari dokumen
yang menjelaskan pertempuran Perang Dunia II yang berlangsung pada
tahun 1946.

Apakah orang-orang berperilaku seperti yang dijelaskan? Bahaya utama di


sini adalah apa yang dikenal sebagai presentisme menganggap keyakinan,
nilai-nilai, dan ide-ide kepada orang-orang yang tinggal di lain waktu.
Masalah agak terkait adalah bahwa kilas balik sejarah. Hanya karena kita
tahu bagaimana acara keluar tidak berarti bahwa orang-orang yang hidup
sebelum atau selama terjadinya suatu peristiwa percaya, hasil akan

berubah dengan cara itu.


Apakah bahasa dokumen menyarankan bias apapun? Apakah emosional,
melewati batas, atau miring dengan cara tertentu? Mungkin etnis, jenis
kelamin, agama, partai politik, status sosial ekonomi, atau posisi penulis
menyarankan orientasi tertentu (Gambar 22.1)? sebagai contoh, akun guru
dari pertemuan dewan sekolah di mana kenaikan gaji itu ditolak mungkin

berbeda dari salah satu rekening anggota dewan.


Apakah versi lain dari acara tersebut ada? Apakah mereka menyajikan
deskripsi yang berbeda atau interpretasi apa yang terjadi? Tetapi
perhatikan bahwa hanya karena mayoritas pengamat dari suatu peristiwa
setuju tentang apa yang terjadi, ini tidak berarti mereka harus selalu benar.
Pada lebih dari satu kesempatan, pandangan minoritas telah terbukti benar.

I. ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN SEJARAH


Seperti halnya dengan jenis penelitian kualitatif, peneliti sejarah harus
menemukan cara untuk memastikan data masuk akal dari apa yang biasanya dan
kemudian mensintesis menjadi narasi. Beberapa memilih untuk beroperasi dari
model teoritis yang membantu mereka mengatur informasi yang mereka
kumpulkan dan bahkan mungkin menyarankan kategori untuk analisis isi. Yang
lain lebih memilih untuk membenamkan diri dalam informasi mereka sampai
pola atau tema menyarankan sendiri. Sebuah sistem pengkodean mungkin
berguna dalam melakukannya. Baru-baru ini, beberapa sejarawan telah
menggunakan data kuantitatif, seperti tingkat kejahatan dan pengangguran, untuk
memvalidasi interpretasi yang berasal dari dokumen.

J. GENERALISASI DALAM PENELITIAN SEJARAH

Dapatkah peneliti yang terlibat dalam penelitian sejarah menggeneralisasi


temuan mereka? Itu tergantung. Seperti mungkin jelas bagi Anda, para peneliti
sejarah jarang, jika pernah, dapat mempelajari populasi seluruh individu atau
peristiwa. Mereka biasanya memiliki sedikit pilihan selain untuk mempelajari
contoh dari fenomena menarik. Dan sampel yang diteliti ditentukan oleh sumbersumber sejarah yang tetap dari masa lalu. Ini adalah masalah tertentu untuk
sejarawan, karena hampir selalu dokumen-dokumen tertentu, relik, dan sumber
sumber lain yang hilang, telah hilang, atau sebaliknyatidak dapat ditemukan.
Sumber sumber yang tersedia mungkin tidak mewakili semua kemungkinan
sumber yang ada.
Anggaplah, misalnya, bahwa seorang peneliti tertarik dalam memahami
bagaimana ilmu sosial yang diajarkan di sekolah-sekolah tinggi di akhir 1800-an.
Dia terbatas pada belajar apa pun sumber tetap dari waktu itu. Peneliti dapat
menemukan beberapa buku pelajaran periode, ditambah buku tugas, rencana
pelajaran, tes, surat dan korespondensi lain yang ditulis oleh guru, dan buku
harian mereka, semua dari periode ini. Atas dasar yang seksama bahan sumber
ini, peneliti menarik beberapa kesimpulan tentang sifat mengajar IPS pada waktu
itu. Peneliti perlu berhati-hati untuk mengingat, bagaimanapun, bahwa semua ini
ditulis sumber dan mereka mungkin mencerminkan pandangan yang cukup
berbeda dari yang dimiliki oleh orang-orang yang tidak cenderung untuk
menuliskan pikiran mereka, ide-ide, atau tugas. Apa yang mungkin peneliti
lakukan? Seperti dengan semua penelitian, keabsahan setiap generalisasi yang
diambil dapat diperkuat dengan meningkatkan ukuran dan keragaman sampel
data yang yang mendasari generalisasi. Bagi mereka studi sejarah yang
melibatkan studi tentang catatan kuantitatif, komputer telah memungkinkan,
dalam banyak kasus, untuk peneliti untuk menarik sampel yang representatif dari
data dari kelompok besar siswa, guru, dan orang lain yang terwakili dalam
catatan sekolah, skor tes, laporan sensus, dan dokumen lainnya.
K. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENELITIAN SEJARAH
Keuntungan :

Lebih kaya informasi. Dalam artian sumber yang didapat lebih banyak
mnegenai topik yang akan dibahas oleh si peneliti.
Kerugian :
Dalam mengulas kembali sumber sumber data yang diperoleh oleh si
peneliti dibutuhkan keterampilan yang tinggi bagi si peneliti karena sipeneliti
harus dengan secara detail untuk menggambarkan, mendeskripsikan dan
memahami peristiwa yang terjadi dimasa lampau. Dimana sipeneliti disini harus
memastikan kembali keakuratan dari sumber yang ia dapatkan. Dan si peneliti
harus mempunyai keterampilan dalam berbahasa, karena dokumen yang
merupakan sumber dari penelitian tidak selamanya serupa dengan bahasa yang
dipakai oleh si peneliti.

BAB VII
MIXED-METHODS RESEARCH
A. Pengertian Mixed- Methods Research
Mixed-methods research adalah penelitian yang menggunakan dua metode
sekaligus dalam satu penelitian, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Para
peneliti yang terlibat dalam mixed-methods research berpendapat bahwa
penggunaan kedua metode tersebut memberikan pemahaman yang lebih lengkap
tentang masalah penelitian daripada penggunaan satu pendekatan saja.
Meskipun penggunaan mixed-methods research dianggap ketinggalan
jaman karena kembali ke era tahun 1950-an, namun belakangan ini banyak
muncul penelitian/jurnal pendidikan yang menggunakan metode ini, terutama
sejak tahun 2005. Fitur penting dalam mixed-methods research adalah
menggabungkan metode pengumpulan data dan analisis dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Banyak orang yang tidak puas dengan hanya disajikan
data numerik dan analisis statistik, mereka menginginkan informasi yang lebih
mendalam, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat holistik dari fenomena
yang sedang diteliti.
Perlu dicatat bahwa jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data tidak terdapat perbedaan besar antara metode kuantitatif dan kualitatif.
Pengamatan dan wawancara, instrumen utama yang digunakan dalam penelitian
kualitatif, juga sering ditemukan dalam penelitian kuantitatif. Namun cara,
konteks, dan kadang-kadang maksudnya berbeda.
Beberapa contoh aktual dari jenis penelitianmetode campuranyang telah dilakukan
oleh peneliti pendidikan adalah sebagai berikut:

"Investigasi Kelas Lingkungan di Taiwandan Australia dengan Beberapa


MetodePenelitian "
"Menggunakan Mixed-Metode untuk Jelajahi Latino AnakLiterasi
Pembangunan "
"Pencampuran Metode kualitatif dan kuantitatif dalamOlahraga Fan
Penelitian "
"Mentoring Kekuatan berbasis di Pendidikan Guru: AMixed-Metode
Studi "

Angka dan Words: Menggabungkan kuantitatif danMetode kualitatif


dalam Single Skala Besar Studi Evaluasi "
"Menggabungkan Metode Kualitatif dan Kuantitatifdalam Penelitian
Kesehatan dengan Minority Sesepuh: Pelajarandari Studi Demensia
Caregiving "

B. Kelebihan-Kelebihan Mixed-Methods Research


Mixed-methods research memiliki beberapa kelebihan. Pertama, mixed-methods
researchdapat membantu untuk mengklarifikasi dan menjelaskan hubungan antara
variabel yang ditemukan. Sebagai contoh, data korelasional dapat menunjukkan sedikit
hubungan negatif antara lama siswa menggunakan komputer di rumah dengan
nilai/prestasi yang merosot. Muncul pertanyaan, mengapa seperti ada hubungan antara
dua variabel tersebut? Wawancara dengan siswa mungkin menunjukkan bahwa siswa
terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: (1) sebagian besar siswa yang menggunakan
komputer terutama untuk interaksi sosial (misalnya: jejaring sosial, e-mail dan instant
messaging) nilainya merosot, dan (2) sebagian kecil siswa yang menggunakan komputer
untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sekolah (misalnya: melalui
penggunaan mesin pencari) memperoleh nilai yang relatif tinggi. Ketika kedua kelompok
awalnya digabungkan akan menghasilkan hubungan negatif, karena sebagian besar siswa
yang menggunakan komputer di rumah memperoleh nilai yang buruk. Namun, hasil
wawancara berikutnya menunjukkan bahwa hubungan itu agak keliru/palsu, karena yang
mempengaruhi nilai adalah lebih disebabkan untuk apa siswa menggunakan komputer
mereka, bukan lamanya penggunaan komputer di rumah.
Kedua, mixed-methods researchmemungkinkan kita untuk mengeksplorasi
hubungan antara variabel secara mendalam. Dalam hal ini, metode kualitatif dapat
digunakan untuk mengidentifikasi variabel penting di daerah yang menarik. Variabel ini
kemudian dapat diukur dalam instrumen (misalnya kuesioner) yang kemudian diberikan
kepada sejumlah besar individu. Variabel kemudian dapat dikorelasikan dengan variabel
lainnya. Misalnya, wawancara dengan siswa akan mengungkapkan bahwa masalah dalam
belajar dapat dikategorikan menjadi tiga bidang: (1) terlalu sedikit waktu yang dihabiskan
untuk belajar, (2) adanya gangguan dalam lingkungan belajar, seperti televisi dan radio,
dan (3) kurangnya bantuan memadai yang diberikan oleh orang tua atau saudara kandung.
Masalah-masalah ini bisa diteliti lebih lanjut dengan membangun kuesioner sebanyak 12
item, dengan masing-masing empat pertanyaan dari tiga bidang studi masalah. Setelah

pemberian kuesioner ini kepada 300 mahasiswa, peneliti dapat mengkorelasikan skor
masalah dalam belajar dengan variabel lain, seperti nilai siswa, hasil tes standar, tingkat
sosial ekonomi, dan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, untuk melihat apa dan
bagaimana keterkaitan antar variabel, khususnya dengan masalah belajar.
Ketiga, mixed-methods research dapat membantu untuk mengkonfirmasi atau
memvalidasi silang hubungan antar variabel yang ditemukan. Ketika metode kuantitatif
dan kualitatif dibandingkan, bisa untuk melihat apakah kedua metode tersebut
memberikan penafsiran yang sama dari sebuah fenomena. Jika tidak sama, alasan
kurangnya konvergensi dapat diselidiki. Misalnya, seorang profesor yang mengkhususkan
diri dalam penelitian mixed-methods research diminta untuk menyelidiki kepuasan siswa
sekolah menengah terhadap penilaian guru mereka. Dia mempersiapkan kuesioner yang
dirancang untuk menentukan sikap siswa dan kemudian melakukan focus group dengan
sampel berbagai siswa. Jika tanggapan survei umumnya mengungkapkan kepuasan
dengan penilaian guru, namun terdapat peserta focus group yang menunjukkan
ketidakpuasan karena siswa merasa bahwa guru mereka akan melihat tanggapan terhadap
survei (dan dengan demikian mereka enggan untuk menjadi kritis). Sedangkan dalam
focus group tanpa guru atau orang dewasa lain yang hadir, mereka bisa merasa bebas
untuk mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya. Dengan demikian, jelas
kurangnya konvergensi dalam hal ini dapat dijelaskan oleh variabel ketiga: apakah guru
akan memiliki akses ke hasil survei.

C. Kelemahan-Kelemahan Mixed-Methods Research


Selain beberapa kelebihan yang disebutkan di atas, mixed-methods research juga
memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain: pertama, mixed-methods research seringkali
sangat memakan waktu lama dan mahal dalam pelaksanaannya. Kedua, banyak peneliti
hanya berpengalaman dalam satu metode penelitian saja.
Memang, sumber daya, waktu, dan energi yang dibutuhkan untuk melakukan
mixed-methods research dapat menjadi penghalang bagi seorang peneliti tunggal dalam
melakukan penelitian. Kelemahan ini dapat dihindari jika terdapat banyak peneliti dengan
bidang keahlian yang berbeda, bekerja sebagai sebuah tim. Namun, jika seorang peneliti
tunggal tidak memiliki cukup waktu, sumber daya, dan keterampilan, ia mungkin akan
lebih baik melakukan penelitian murni kuantitatif atau kualitatif dan melakukannya
dengan baik.

Namun demikian, mixed-methods research tetap layak menjadi pilihan untuk


dipertimbangkan. Peningkatan jumlah mixed-methods research yang sedang dilakukan,
dan jenis penelitian harus dipahami oleh semua orang yang tertarik dalam melakukan dan
merancang penelitian.

D. Sejarah Singkat
Mixed-methods research pertama kali datang pada tahun 1950an ketika
beberapa minat awal dikembangkan menggunakan lebih dari satu metode
penelitian dalam studi tunggal.
Sebenarnya penelitian gabungan, muncul secara konseptual pada saat Tashakori dan
Teddlie (1998) menampilkan overviu penelitian gabungan dalam bukunya Mixed
Methodology: Combining Qualitatve and Quantitative Approachs, namun kalau dilihat ke
belakang masih banyak ahli lainnya yang menampilkan karya sebagai dampak
ketidakpuasan kalau hanya menggunakan penelitian kualitatif atau kuantitatif.
Diantaranya

1. Fase formative
Campbell dan Fiske (1959) dalam penelitian tentang sifat-sifat psikologis
manusia telah menggunakan berbagai metode dan teknik (multi-methods and multiraits)
pada saat pengumpulan data tentang sifat-sifat individu. Mereka mengembangkan
multitrait, dan matriks multimethod untuk mengetahui variasi atribut dalam kepribadian
seseorang. Dilanjutkan oleh Sieber (1973) dan Jick (1978)

2. Fase Debat
Pada 1970-an 1980-an diwarnai oleh massa debat antara pro dan kontra tentang
apakah penelitian kuantitatif ataukah kualitatif yang lebih tepat darn benar untuk
memecahkan suatu masalah penelitian, karena penelitian kualitatif berbeda asumsi
dasarnya kalau dibandingkan dengan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan filosopi
dasarnya positivism, sedangkan penelitian kualitatif berpijak pada constructism. Rosman
dan Wilson (1985) mencoba mendiskusikan ke arah penggabungan penelitian kualitatif
dan kuantitatif, sedangkan Bryman (1988) mencoba mereviu perdebatan dan menetapkan
hubungan di antara penelitian kualitatif dan kuantitatif

3. Fase priode pengembangan prosedur

Pada tahun 1989,Greece,cara-celli, dan Graham merupakan tiga ahli dalam


bidang evaluasi, menulis artikel dengan mencoba mengidentifikasi dan mengklasifikasi
tipe proses penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif , sedangkan Cresswell (1994)
mengidentifikasi tiga tipe rancangan penelitian gabungan. Selanjutnya 1988, Tashakkori
dan Teddllie menerbitkan overviu mengenai metode penelitian gabungan kualitatif dan
kuantitatif, dan berikutnya pada tahun 2000 Bamberger menerbitkan tulisan dengan judul
International Policy Mixed methods Research.

4. Fase pembelaan (Advocacy) Penelitian Gabungan


Fase ini ditandai dengan pesatnya minat terhadap penelitian gabungan, dengan
munculnya berbagai terbitan yang berhubungan dengan penelitian gabungan (mixed
research), seperti:Hanbook of mixed Research in Social an Behavioral Research
Tashakkori & Tedllie,2003)
Empat tahap di atas merupakan pilar penyangga perkembangan penelitian gabungan
yang belakangan ini mulai popular digunakan, dengan model-model yang lebih variatif.

Unsur yang paling penting dalam membuat keputusan tentang metode


penelitian atau metode untuk mempekerjakan harus menjadi pertanyaan penelitian
di tangan. Pandangan dunia dan preferensi tentang metode harus mengambil kursi
belakang, dan peneliti harus memilih pendekatan penelitian yang paling mudah
menerangi pertanyaan penelitian. Bahwa pendekatan penelitian mungkin
kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi
E. Jenis-Jenis Desain Mixed-Methods Research
Terdapat tiga jenis desain dalam mixed-methods research, yaitu: exploratory
design, explanatory design, dan triangulation design. Masing-masing melibatkan
kombinasi data kualitatif dan kuantitatif.

1. Exploratory design
Dalam desain ini, pertama-tama peneliti menggunakan metode kualitatif untuk
menemukan informasi dan variabel penting pada suatu fenomena yang menarik,
kemudian metode kuantitatif.

Qualitative study
(higher priority)

Quantitative study
(lower priority)

Combine and
interpret results

time

Gambar 2.1 Exploratory Design


Dalam desain eksplorasi, hasil dari fase kualitatif memberikan arahan kepada metode
kuantitatif, dan hasil kuantitatif digunakan untuk memvalidasi atau mengembangkan
temuan kualitatif. Analisis data dalam desain eksplorasi terpisah, yaitu tahap
kualitatif baru kemudian tahap kuantitatif. Alasan yang mendasari desain eksplorasi
adalah untuk mengeksplorasi fenomena atau untuk mengidentifikasi tema yang
penting. Selain itu, hal ini sangat berguna untuk mengembangkan dan menguji suatu
jenis instrumen.
Contoh desain eksplorasi: seorang mahasiswa ingin mengidentifikasi alasan siswa
bergabung dengan geng sekolah tinggi dan melihat bagaimana keanggotaan geng
mempengaruhi mereka. Ia menggunakan metode kualitatif (etnografi) yang
melibatkan analisis isi wawancara mendalam dan mungkin cerita-cerita lainnya
(seperti esai). Selanjutnya, ia akan menggunakan desain kausal-komparatif untuk
membandingkan subkelompok siswa yang memiliki alasan yang berbeda untuk
bergabung ketika mereka mahasiswa baru. Untuk melakukan hal ini, ia harus
memilah subkelompok, menggunakan data etnografinya. Dia kemudian akan
mengumpulkan data dari mereka untuk melihat bagaimana kelompok-kelompok
berbeda berdasarkan data etnografi tersebut. Ini akan membutuhkan pengumpulan
data tambahan di mana preferensi akan informasi kuantitatif yang mungkin
memerlukan pengembangan instrumen.

2. Explanatory design
Kadang-kadang seorang peneliti akan melakukan studi kuantitatif, tetapi memerlukan
informasi tambahan untuk menyempurnakan hasilnya. Ini adalah tujuan di balik
explanatory design. Dalam desain ini, peneliti terlebih dahulu melakukan metode
kuantitatif dan kemudian menggunakan metode kualitatif untuk menindaklanjuti dan
memperbaiki temuan kuantitatif. Dua jenis data yang dianalisis secara terpisah,
dengan hasil analisis kualitatif digunakan oleh peneliti untuk memperluas hasil
penelitian kuantitatif.

Quantitative study
(higher priority)

Qualitative study
(lower priority)

Combine and
interpret results

time

Gambar 2.2 Explanatory Design

Sebagai contoh, dalam sebuah penelitian di mana empat guru kelas V masingmasing mengajar matematika dengan menggunakan pengelompokan dan nonpengelompokan kemampuan siswa dalam eksperimen. Temuan utama adalah bahwa
seorang guru memperoleh hasil yang jauh lebih tinggi pada non-pengelompokan
kemampuan, sedangkan tiga lainnya memperoleh hasil lebih baik dengan
pengelompokan kemampuan siswa. Sebuah studi lanjutan menggunakan metode
kualitatif dengan cara wawancara, deskripsi narasi dan observasi pada kegiatan kelas
menunjukkan bahwa seorang guru lebih mahir mengajar secara individual, sedangkan
tiga guru lainnya lebih banyak dengan pengelompokan.

3. Triangulation design
Dalam desain triangulasi, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif
untuk mempelajari fenomena yang sama untuk menentukan apakah keduanya
bertemu pada pemahaman yang sama dari masalah penelitian sedang diselidiki. Jika
tidak, maka peneliti harus mengeksplorasi mengapa dua metode memberikan hasil
yang berbeda. Metode kuantitatif dan kualitatif diberikan prioritas yang sama, dan
semua data dikumpulkan secara bersamaan. Data dapat dianalisis bersama-sama atau
secara terpisah. Jika dianalisis bersama-sama, data dari studi kualitatif mungkin harus
diubah menjadi data kuantitatif (misalnya, memberikan kode-kode numerik dalam
suatu proses yang disebut quantitizing) atau data kuantitatif mungkin harus diubah
menjadi data kualitatif (misalnya, memberikan narasi dalam suatu proses yang
disebut qualitizing). Jika data yang dianalisis secara terpisah, konvergensi atau
divergensi dari hasil kemudian akan dibahas. Alasan yang mendasari penggunaan
desain triangulasi adalah bahwa kekuatan dari dua metode akan saling melengkapi
dan saling mengimbangi kelemahan masing-masing metode.

Quantitative study
(equal priority)
Combine and
interpret results
Qualitative study
(equal priority)

time

Gambar 2.3 Triangulation Design


Sebagai contoh, Fraenkel menggunakan desain triangulasi untuk mempelajari empat
guru IPS di sebuah SMA yang diidentifikasi oleh rekan-rekannya sebagai guru yang
luar biasa. Dia berusaha untuk menggambarkan apa yang terjadi setiap hari di ruang
kelas mereka dan untuk mengidentifikasi teknik yang efektif dan perilaku dalam
mengajar. Untuk tujuan ini, ia menggunakan teknik kualitatif berupa observasi kelas
menggunakan log harian serta melakukan wawancara dengan siswa dan guru. Ia juga
menggunakan sejumlah instrumen kuantitatif berupa cheklist kinerja, skala rating,
dan diagram alur. Dia mendeskripsikan secara rinci mengenai perilaku masingmasing guru, gaya dan teknik mengajar kemudian dibandingkan dengan para guru
lainnya untuk mencari persamaan dan perbedaannya. Triangulasi dicapai tidak hanya
dengan membandingkan wawancara guru, wawancara siswa dan observasi, tetapi
juga dengan membandingkannya dengan ukuran kuantitatif dari interaksi dan prestasi
kelas.
Salah satu temuan ilustratif adalah bahwa keempat guru menekankan sebuah
kelompok kerja kecil, seperti yang terungkap dalam observasi, wawancara guru, dan
peringkat siswa. Secara keseluruhan, temuan penelitian ini didukung strategi
pengajaran yang sering direkomendasikan, tetapi juga menyarankan beberapa strategi
lain yang belum banyak mendapat perhatian dalam literatur. Ini termasuk keterlibatan
pribadi yang luas dalam kehidupan siswa, mempromosikan interaksi sosial baik di
dalam maupun di luar kelas, dan secara sadar memperhatikan isyarat nonverbal.

F. Isu-Isu Mixed-Methods Design Lainnya


1. Advocacy Lens
Faktor yang dapat dapat digunakan untuk mengkategorikan mixed-methods design
adalah ada atau tidak adanya advocacy lens. Advocacy lens ada ketika peneliti

menunjukkan atau menyiratkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memperbaiki kondisi populasi peserta. Secara eksplisit, desain penelitian dapat
didekati dengan advocacy lens. Misalnya, seorang peneliti tertarik dengan metode
triangulasi untuk mengetahui kinerja akademik siswa di sekolah dasar dengan
membandingkan kinerja di sekolah yang didominasi kulit putih dengan kulit hitam.
Tujuan dari penelitian ini mungkin untuk memperbaiki kondisi dan kinerja akademik,
terutama pada sekolah yang didominasi kulit hitam.

2. Sampling
Sampling pada mixed-methods study sama pentingnya seperti pada jenis penelitian
lainnya. Peneliti kualitatif biasanya menggunakan purposive sampling, dimana
peneliti sengaja memilih peserta yang memiliki pengalaman dengan konsep utama
yang sedang diselidiki. Biasanya sampel kecil, namun dapat memberikan informasi
yang banyak, rinci, dan mendalam. Peneliti kuantitatif biasanya ingin memilih sampel
individu yang lebih besar yang bisa mewakili populasi, sehingga hasilnya bisa
digeneralisasi untuk populasi tersebut.
Biasanya ada beberapa sampel dalam mixed-methods study. Sebagai contoh, seorang
peneliti secara acak memilih dua SMA untuk mixed-methods study pada penggunaan
narkoba di sekolah-sekolah pinggiran. Pertama kali, dia melakukan survei terhadap
800 alumni dari dua sekolah tersebut, kemudian membuat enam focus group
menggunakan sampel purposive siswa, dan menyimpulkan dengan cara memilih 40
siswa untuk diwawancara.
Teddlie dan Yu (2007) menjelaskan bahwa sampling pada mixed-methods menempati
bagian tengah kontinum, dengan teknik sampling kuantitatif pada salah satu ujung
dan sampling kualitatif di sisi lain. Mereka berpendapat bahwa peneliti mixedmethods harus menggunakan kombinasi strategi random dan purposive sampling
untuk menjawab pertanyaan penelitian. Salah satu karakteristik mixed-methods
research adalah kemampuan peneliti untuk secara kreatif menggabungkan teknik
dalam menjawab pertanyaan penelitian.

3. Mixed-model study
Tashakkori dan Teddlie (1998) mendefinisikan mixed-model study

sebagai

"menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam fase yang berbeda dari
proses penelitian." Dalam sebuah studi tunggal, ini mungkin melibatkan studi
eksperimental, diikuti dengan pengumpulan data kualitatif, diikuti dengan analisis

kuantitatif setelah data dikonversi ke angka. Dalam mixed-model study, pendekatan


kuantitatif dan kualitatif untuk penelitian dapat diatasi dengan masing-masing tiga
tahap: (1) proses menentukan jenis penyelidikan (konfirmatori [biasanya kuantitatif]
vs eksplorasi [biasanya kualitatif]); (2) pengumpulan data dan operasi kuantitatif vs
pengumpulan data dan analisis operasi kualitatif; (3) analisis dan inferensi statistik vs
analisis dan inferensi kualitatif.

G. Langkah-Langkah dalam Melakukan Mixed-Methods Study


1. Mengembangkan alasan yang jelas untuk melakukan mixed-methods study
Seorang peneliti harus bertanya pada dirinya sendiri mengapa diperlukan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk menyelidiki masalah yang dihadapi. Jika penalaran ini
tidak jelas, sebuah mixed-methods study mungkin tidak sesuai.

2. Mengembangkan pertanyaan penelitian untuk kedua metode kualitatif dan


kuantitatif
Seperti dalam semua penelitian, sifat pertanyaan penelitian akan menentukan jenis
desain yang akan digunakan. Banyak pertanyaan penelitian dapat diatasi dengan
menggunakan salah satu atau teknik penelitian kuantitatif dan kualitatif. Misalnya,
seorang peneliti mengajukan pertanyaan ini: "Mengapa mahasiswa Asia-Amerika
tidak memanfaatkan pusat konseling kuliah secara maksimal?" Dia bisa memulai
dengan mewawancarai sampel dari mahasiswa Asia-Amerika mengenai persepsi
mereka terhadap jenis mahasiswa yang menggunakan pusat konseling. Kemudian dia
melengkapi wawancara ini dengan informasi survei yang disediakan oleh pusat
konseling mengenai proporsi mahasiswa dari kelompok etnis yang berbeda yang
menggunakan pusat konseling. Data survei mungkin menunjukkan tingkat
pemanfaatan pusat konseling, sedangkan data wawancara menunjukkan persepsi
siswa mengapa memanfaatkan pusat konseling.
Dalam banyak kasus pembentukan pertanyaan umum dalam penelitian dapat
mengarah pada pengembangan dari beberapa hipotesis penelitian, baik melalui
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pada contoh sebelumnya, salah satu
hipotesis bahwa mahasiswa Asia-Amerika kurang memanfaatkan layanan pusat
konseling. Jika hasil survei menunjukkan bahwa mahasiswa Asia-Amerika
memanfaatkan pusat konseling tersebut kurang sering daripada mahasiswa dari
kelompok etnis lain, alasannya dapat diketahui melalui wawancara. Kita tahu bahwa

pada penelitian kualitatif, biasanya hipotesis muncul pada saat penelitian


berlangsung.

3. Menentukan apakah mixed-methods study layak


Mixed-methods study memerlukan peneliti atau tim peneliti yang mampu
menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sangat jarang bahwa
seorang individu akan memiliki semua keterampilan yang diperlukan yang diperlukan
untuk melakukan penelitian mixed-methods. Pertanyaan kunci dalam melaksanakan
mixed-methods research: Apakah seseorang memiliki waktu, energi, dan sumber daya
yang diperlukan untuk melakukan penelitian? Jika tidak, ia bisa berkolaborasi dengan
orang lain yang memiliki keterampilan dan keahlian yang tidak milikinya. Jika
seseorang tidak memiliki keterampilan atau sumber daya, memang mungkin lebih
baik untuk kembali konsep penelitian kuantitatif atau kualitatif saja.

4. Menentukan mixed-methods design yang paling tepat


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pada dasarnya ada tiga mixed-methods
design yang dapat dipilh oleh peneliti. Desain triangulasi tepat ketika peneliti melihat
bahwa metode kuantitatif dan kualitatif menghasilkan pemahaman yang relatif sama
atas fenomena. Desain explanatory tepat jika peneliti berniat untuk menggunakan
data kualitatif untuk memperluas temuan sebuah studi kuantitatif. Desain eksplorasi
tepat ketika peneliti mencoba untuk pertama mengidentifikasi variabel yang relevan
mendasari fenomena dan kemudian mempelajari hubungan antarvariabel, atau ketika
informasi yang telah diperoleh digunakan untuk merancang instrumentasi kuantitatif.

5. Mengumpulkan dan menganalisis data


Pengumpulan data dan analisis prosedur tergantung pada metode yang digunakan.
Perbedaannya adalah bahwa dua jenis data yang dikumpulkan dan dianalisis, kadangkadang dianalisis secara berurutan (desain exploratory dan explanatory) dan kadangkadang bersamaan (desain triangulasi).
Desain triangulasi juga dapat melibatkan konversi dari satu jenis data ke jenis
lainnya. Konversi data kualitatif menjadi data kuantitatif disebut sebagai quantitizing,
sedangkan konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif disebut sebagai
qualitizing.

6. Menulis hasil penelitian secara konsisten dengan desain yang digunakan

Dalam penulisan hasil mixed-methods research, cara-cara di mana data dikumpulkan


dan dianalisis biasanya terintegrasi dalam desain triangulasi, sedangkan untuk desain
eksplorasi dan eksplanatori dilakukan secara terpisah.

H. Mengevaluasi Mixed-Methods Study


Evaluasi diperlukan untuk semua penelitian, tetapi mengingat bahwa mixed-methods
study melibatkan perbandingan metode yang berbeda, maka evaluasi sangat penting
pada metode ini. Karena mixed-methods study sering melibatkan data kuantitatif dan
kualitatif dalam dua fase yang berbeda, evaluasi studi tersebut seringkali sulit.
Namun demikian, setiap metode harus dievaluasi sesuai dengan kriteria dan
karakteristiknya.
Evaluasi dilakukan dengan cara berikut: pertama, apakah data kualitatif dan
kuantitatif memainkan peran dalam kesimpulan yang dicapai. Dalam mixed-methods
research yang baik, kedua metode harus saling melengkapi satu sama lain. Kadangkadang seorang peneliti akan mengumpulkan data kuantitatif atau kualitatif, tetapi
tidak akan memainkan peran dalam menjawab salah satu pertanyaan penelitian yang
penting. Dalam kasus ini, data hanya sebuah add-on, dan penelitian ini tidak benarbenar pendekatan mixed-methods.
Kedua, apakah penelitian mengandung ancaman terhadap validitas internal (pada
kuantitatif) atau kredibilitas (pada kualitatif). Apakah ada penjelasan alternatif untuk
temuan, di luar yang diberikan oleh penulis? Langkah-langkah apa yang telah diambil
untuk memastikan bahwa desain yang ketat dan tingkat validitas internal dan
kredibilitas tinggi telah dicapai?
Ketiga, bagaimana dengan generalisasi hasil (pada kuantitatif) atau transfer hasil
(pada kualitatif). Apakah hasil yang ditemukan dalam domain penelitian ini dapat
dipelajari untuk konteks lain dan oleh orang lain? Apakah deskripsi hasil kualitatif
akan berguna bagi peneliti lain dalam situasi yang lain? Jawaban atas pertanyaanpertanyaan ini penting karena penelitian tanpa generalisasi hasil atau transfer hasil
adalah kurang penting untuk orang lain selain penulis studi itu sendiri.

I. Etika dalam Mixed-Methods Research


Seperti halnya dalam penelitian lainnya, etika-etika dalam mixed-methods
research juga harus menjadi perhatian. Tiga hal yang paling penting adalah melindungi
identitas peserta/responden, memperlakukan peserta dengan hormat, dan melindungi
peserta dari bahaya baik secara fisik dan psikologis. Materi mengenai etika dalam

penelitian ini dibahas lebih mendalam pada Bab 4 dan Bab 18 buku How to Design and
Evaluate Research in Education ini.

BAB VIII
PENELITIAN TINDAKAN
PENELITIAN OLEH PRAKTISI

Bagian 8 menyajikan sebuah diskusi penelitian tindakan.keduanya Mirip


dan berbeda dari metodologi lebih formal dibahas sebelumnya, penelitian
tindakan akhir-akhir ini telah menunjukkan meningkatnya popularitas. Kami
membahas metodologi ini dalam beberapa detail dan menyajikan beberapa contoh
bagaimana tindakan penelitian mungkin benar-benar dilaksanakan di sekolah.
Akhirnya, kami menyajikan sebuah contoh dari tindakan penelitian, diikuti oleh
analisis kekuatan dan kelemahannya.
PENELITIAN TINDAKAN
Contoh kasus :
Robert Jackson adalah mengajar di sebuah sekolah dasar di Sarasota, Florida.
Baru-baru ini, ia semakin terganggu oleh sejumlah besar perilaku buruk di
kelasnya yaitu kelas kelima. Anak-anak di kelas itu sangat nakal. Banyak siswa
yang hanya

duduk

di kursi mereka setelah istirahat sore, sehingga guru

mengalami kesulitan ketika dia memberikan instruksi, dan siswa nya sering
bertengkar dengan siswa lain tanpa alasan. Para siswi dalam kelas sepertinya
tidak pernah berhenti bicara. Robert menjadi sangat prihatin, banyak waktu
terbuang untuk mengurus masalah ini. Yang menjadi Perhatian adalah bahwa ia
merasa bahwa siswanya hanya belajar sedikit dari apa yang mereka bisa.

Apa yang mungkin Robert lakukan dalam situasi ini? Tindakan penelitian, subjek
bab ini, adalah metodologi yang ideal yang mungkin dapat ia gunakan.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN ACTION RESEARCH (PENELITIAN
TINDAKAN) ?
Penelitian tindakan dilakukan oleh satu atau lebih individu atau kelompok
untuk memecahkan masalah atau memperoleh informasi untuk menginformasikan
praktek lokal. Mereka yang terlibat dalam aksi penelitian umumnya ingin
memecahkan beberapa jenis masalah sehari-hari, seperti bagaimana untuk
mengurangi

ketidakhadiran

atau

insiden

vandalisme

antara

mahasiswa,

memotivasi siswa apatis, mencari cara untuk menggunakan teknologi dalam


meningkatkan pengajaran matematika, atau meningkatkan pendanaan.
Ada banyak jenis pertanyaan yang melibatkan diri mereka untuk tindakan
penelitian di sekolah. Apa jenis metodenya, misalnya, bekerja dengan baik dengan
baik dengan siswa yang seperti apa? Bagaimana guru dapat mendorong siswa
untuk berpikir tentang isu-isu penting? Bagaimana konten,strategi mengajar ,
dan aktivitas belajar dari variasi siswa yang berbeda usia, jenis kelamin, etnis,
dan kemampuan belajar yang lebih efektif? Bagaimana pelajaran disajikan untuk
memaksimalkan pemahaman? Bagaimana cara guru dan administrator untuk
meningkatkan ketertarikan siswa dalam sekolah? Apa yang bisa dilakukan badan
konseling? Apa yang bisadilakukan pendidik profesional lainnya? Bagaimana
orang tua menjadi lebih terlibat? Guru, konselor, pengawas, dan administrator
dapat membantu memberikan jawaban untuk

beberapa pertanyaan penting ini

(dan lainnya) dengan terlibat dalam tindakan penelitian. Penelitian tindakan sering
tidak memerlukan penguasaan konsep yang lengkap dari bab-bab sebelumnya.
Asumsi Dasar Yang Mendasari Penelitian Tindakan
Asumsi

Contoh

Guru

dan

pendidik

profesional Sebuah tim guru, setelah diskusi dengan

lainnya memiliki wewenang untuk administrasi sekolah, memutuskan untuk


membuat keputusan.

bertemu

mingguan

kurikulum

untuk

merevisi

matematika

untuk

membuatnya lebih relevan bagi siswa


yang bernilai rendah.
Guru dan

pendidik profesional Guru memutuskan untuk memperhatikan

lainnya ingin memperbaiki praktik satu sama lain setiap minggu dan
mereka.

kemudian membahas cara-cara untuk


meningkatkan pengajaran mereka.
Menindaklanjuti contoh

diatas, staf

memutuskan untuk mengumpulkan data


dengan

meninjau

catatan

kehadiran

tahun sebelumnya, untuk menentukan


perbedaan
Guru

dan

,untuk

mengidentifikasi

pendidik

profesional masalah dan membahas bagaimana caralainnya akan dan dapat terlibat cara untuk menyelesaikan masalahdalam penelitian sistematis.

masalah

perselisihan,

dan

untuk

membangun sistem pembinaan yang


dipilih siswa dapat berfungsi sebagai
konselor untuk siswa membutuhkan
bantuan dengan tugas-tugas mereka.

JENIS-JENIS PENELITIAN TINDAKAN


1. PENELITIAN TINDAKAN PRAKTIS
Penelitian tindakan praktis dimaksudkan untuk mengatasi masalah tertentu
dalam ruang kelas, sekolah, atau lainnya "masyarakat." Ini dapat dilakukan dalam
berbagai pengaturan, seperti layanan pendidikan, sosial, atau lokasi bisnis. Tujuan
utamanya adalah untuk meningkatkan praktek dalam jangka pendek juga untuk

menginformasikan masalah besar. Ini dapat dilakukan oleh individu, tim, atau
kelompok-kelompok yang lebih besar, memberikan fokus tetap jelas dan spesifik.
2. PENELITIAN TINDAKAN PARTISIPASIF
Penelitian tindakan partisipasif, ketika berbagi fokus pada masalah tertentu dan
menggunakan temuan untuk menerapkan tindakan, perbedaan dalam cara yang
penting dari penelitian tindakan praktis. Perbedaan pertama adalah bahwa ia
memiliki dua tujuan tambahan: untuk memberdayakan individu dan kelompok
untuk memperbaiki kehidupan mereka dan untuk membawa perubahan sosial pada
tingkat tertentu-sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian, sengaja melibatkan
sekelompok orang yang mewakili beragam pengalaman dan sudut pandang,
semuanya berpusat pada masalah yang sama yang cukup besar. Tujuannya adalah
untuk memiliki keterlibatan semua pihak tersebut, yang berfungsi sebagai mitra
yang setara (gambar 24: 1).

Mencapai tujuan ini mensyaratkan bahwa para

pemimpin mempunyai peranan penting, meskipun mereka tidak semua mungkin


terlibat pada awalnya, menjadi aktif di awal proses dan bersama-sama
merencanakan pembelajaran. Ini termasuk tidak hanya menjelaskan tujuan tetapi
juga menyetujui pada aspek-aspek lain, termasuk pengumpulan data dan analisis,
dan interpretasi data, dan tindakan-tindakan yang dihasilkan. Untuk alasan ini,
penelitian tindakan partisipatif juga sering disebut sebagai penelitian tindakan
kolaboratif.
Dalam bentuk

"teori", penelitian aksi partisipatif adalahpendekatan

kolaboratif untuk penelitian yang menyediakan orang dengan sarana untuk


mengambil tindakan sistematis dalam upaya untuk menyelesaikan masalahmasalah tertentu.Selanjutnya, mendorong orang untuk merumuskan catatan dan
penjelasan dari situasi mereka, dan untuk mengembangkan rencana yang dapat
mengatasi

masalah

ini.berpartisipasi

dalam

interpretasi

data;

membuat

rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut; aktif berpartisipasi dalam merancang


penelitian; merumuskan masalah keprihatinan; bahkan memulai upaya penelitian.
Selain untuk

meningkatkan partisipasi, sifat partisipasi bervariasi dengan

ketertarikan peserta dan latar belakangnya. Akan sangat luar biasa, misalnya, bagi
siswa SD untuk berpartisipasi pada atau di luar tingkat tiga. Demikian pula, para

pemimpin yang berkepentingan dalam penelitian aksi partisipatif tidak mungkin


untuk terlibat di semua tingkat.

Gambar 24.1 Stakeholder


LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN
Langkah-langkah dalam penelitian melibatkan empat tahap dasar: (1)
mengidentifikasi masalah penelitian atau pertanyaan, (2) memperoleh informasi
yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan (s), (3) menganalisis dan
menafsirkan informasi yang telah dikumpulkan, dan (4) mengembangkan sebuah
rencana tindakan. Mari kita bahas masing-masing tahapan ini secara lebih rinci.
1. IDENTIFIKASI PERTANYAAN PENELITIAN
Tahap pertama dalam penelitian tindakan mengklarifikasi masalah perhatian.
Individu atau kelompok perlu hati-hati memeriksa situasi dan mengidentifikasi
masalah. penelitian tindakan yang paling tepat ketika guru atau orang lain yang
terlibat dalam pendidikan ingin membuat sesuatu yang lebih baik, meningkatkan
praktek mereka, berurusan dengan masalah sulit, atau suatu kebenaran yang tidak
terjadi.Suatu hal yang penting untuk diingat adalah bahwa untuk sebuah proyek

penelitian tindakan dapat berhasil , itu harus dikelola. Dengan demikian, dalam
skala yang besar, masalah yang kompleks mungkin sebaiknya diserahkan kepada
peneliti profesional. proyek penelitian tindakan yang (biasanya) cukup terbatas
ruang lingkupnya. Namun, jika sekelompok guru, siswa, administrator, dan
sebagainya telah memutuskan untuk bekerja sama pada beberapa jenis proyek
jangka panjang, penelitian bisa lebih luas.
2. MENGUMPULKAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah untuk
memutuskan apa jenis

data yang dibutuhkan dan bagaimana untuk

mengumpulkannya. Salah satu metodologi yang telah dijelaskan sebelumnya


dalam buku ini dapat digunakan (meskipun biasanya dalam bentuk yang agak
sederhana dan kurang canggih ) dalam penelitian tindakan. Percobaan, survei,
studi banding kausal, observasi, wawancara, analisis dokumen, etnografi-semua
metodologi yang mungkin untuk dipertimbangkan.Guru dapat juga berpartisipasi
(misalnya, mengamati strategi komputer yang

digunakan oleh seorang siswa

ketika menginstruksikan kepada mereka untuk menggunakan komputer) atau


nonparticipants (misalnya, mengamati bagaimana siswa berinteraksi satu sama
lain selama proses pembelajaran di kelas). Apapun peran yang dipilih, itu adalah
ide yang baik untuk merekam sebanyak mungkin selama observasi, untuk
mengambil data dan untuk menjelaskan apa yang dilihat dan didengar.
Selain observasi , kategori utama yang kedua dari pengumpulan data
melibatkan wawancara siswa atau individu lainnya dari siapa informasi yang
diinginkan. Data yang dikumpulkan melalui observasi sering berupa pertanyaan
untuk

menindaklanjuti

melalui

wawancara

atau

administrasi

kuesioner.

kenyataanya, pemberian kuesioner dan wawancara peserta dalam penelitian dapat


menjadi cara yang valid dan produktif untuk menilai akurasi pengamatan. Seperti
halnya aspek-aspek lain dari penelitian tindakan, wawancara cenderung kurang
formal dan sedikit lebih tidak terstruktur daripada studi penelitian yang lebih
formal.

Kategori ketiga pengumpulan data melibatkan pemeriksaan dan analisis


dokumen. Metode ini mungkin yang paling memakan waktu dari ketiga
pengumpulan data yang paling utama. catatan kehadiran, rapat fakultas, catatan
konselor, catatan koran sekolah, jurnal siswa, rencana pembelajaran, log
administrasi, daftar suspensi, catatan penahanan, denah kelas , foto-foto kegiatan
kelas dan sekolah, portofolio-semua hal yang terlibat dalam penelitian tindakan.

3. MENGANALISIS DAN MENAFSIRKAN INFORMASI


Langkah ini berfokus pada analisis dan menafsirkan data yang dikumpulkan
pada langkah dua. Setelah dikumpulkan dan diringkas, data harus dianalisis
sehingga peserta dapat memutuskan mengungkapkan data. Namun, analisis data
penelitian tindakan biasanya jauh lebih kompleks dan rinci daripada bentukbentuk lain dari penelitian.Yang penting pada tahap ini adalah bahwa data akan
diperiksa dalam kaitannya dengan menyelesaikan pertanyaan penelitian atau
masalah yang dilakukan saat meneliti. Berkenaan dengan penelitian tindakan
partisipatif, Stringer menunjukkan sejumlah pertanyaan yang dapat memberikan
prosedur membimbing untuk menganalisis data yang dikumpulkan.
Pertanyaan pertama, mengapa, menetapkan fokus umum untuk penyelidikan,
mengingatkan semua orang apa tujuan dari penelitian yang awalnya. Sisanya
pertanyaan-apa, bagaimana, siapa, di mana, dan kapan-memungkinkan para
peserta untuk mengidentifikasi pengaruh terkait. Tujuannya adalah untuk lebih
memahami data dalam konteks pengaturan atau situasi. Apa dan bagaimana
pertanyaan membantu untuk menetapkan masalah dan isu-isu: apa yang terjadi
yang mengganggu orang? Bagaimana masalah ini atau masalah mengganggu
pada kehidupan masyarakat atau kelompok? Siapa, di mana, dan kapan
pertanyaan fokus pada tindakan spesifik, peristiwa, dan kegiatan yang
berhubungan dengan masalah atau masalah di tangan. Tujuan di sini bukan
untuk peserta untuk membuat penilaian kualitas terhadap unsur-unsur; bukan, itu
adalah untuk menilai data dan mengklarifikasi informasi yang telah dikumpulkan.
Selain itu,. . . Proses ini menyediakan sarana bagi peserta untuk merefleksikan

hal-hal yang mereka memiliki sendiri dibahas (ditangkap di data) atau yang
peserta lain telah disebutkan.
Ketika menganalisis dan menafsirkan data yang dikumpulkan dalam penelitian
aksi partisipatif, penting bahwa peserta mencoba untuk mencerminkan persepsi
dari semua pemimpin kepentingan yang terlibat dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, mereka harus bekerja sama untuk membuat deskripsi dari apa yang
mengungkapkan data. Selanjutnya, peserta harus melakukan segala upaya untuk
menjaga semua stakeholder diberitahu tentang apa yang terjadi selama tahap
pengumpulan data dan untuk memberikan kesempatan bagi setiap orang yang
terlibat untuk membaca data apa yang terjadi (tidak hanya setelah penelitian
selesai) . Hal ini memungkinkan semua pemimpin kepentingan untuk memberikan
masukan mereka selama studi berlangsung (Gambar 24.4).

4. MENGEMBANGKAN SEBUAH RENCANA TINDAKAN

Memenuhi maksud dari studi penelitian tindakan membutuhkan membuat


rencana untuk menerapkan perubahan berdasarkan temuan. Sementara itu
diharapkan bahwa dokumen formal disiapkan, itu tidak penting; apa yang
penting adalah bahwa penelitian ini, setidaknya, menunjukkan arah yang jelas
untuk bekerja lebih lanjut pada masalah sebenarnya atau praduga.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN TINDAKAN
DAN

FORMAL KUANTITATIF DAN

KUALITATIF PENELITIAN

TINDAKAN
1. PENGELOMPOKAN DALAM PENELITIAN TINDAKAN
Masalah penelitian tindakan hampir selalu fokus hanya pada individu dari
suatu kelompok tertentu (kelas guru, beberapa klien konselor, fakultas
administrator),

dan

karenanya

sampel

dan

populasi

adalah

identik.

Pengelompokkan acak seringkali sulit di sekolah, tapi ini tidak penting melebihi
usaha penelitian tradisional, karena generalisasi tidak selalu mungkin atau
diinginkan.
2. VALIDITAS INTERNAL DALAM PENELITIA TINDAKAN
Mempelajari penelitian tindakan adalah pembelajaran untuk semua masalah
dalam keabsahan iternal yang telah dijelaskan pada bab 9. Meskipun dalam
tingkat yang berbeda. Masalah utama dalam pembelajaran ini kemungkinan dari
kesalahan pengumpulan data pengumpul data, karena pengumpul data harus
berhati-hati dalam penelitian. Dia harus berhati-hati untuk tidak mengabaikan
hasil atau tanggapan. Implementasi dan efek sikap juga kemungkinan kuat, baik
sebagai pelaksana atau pengumpul data , tanpa disadari, menyimpangkan hasil
sebuah penelitian.
5. PENELITIAN TINDAKAN DAN VALIDITASEXTERNAL
Seperti halnya studi eksperimental subjek tunggal, penelitian tindakan lemah
ketika

beralih

ke

eksternal

validitas-generalisasi.

Satu

tidak

bisa

merekomendasikan menggunakan praktik ditemukan efektif dalam satu kelas!


Dengan demikian, penelitian tindakan yang menunjukkan praktek tertentu untuk

menjadi efektif, yang mengungkapkan beberapa jenis sikap, atau yang mendorong
jenis tertentu dari perubahan perlu direplikasi jika hasil mereka harus
digeneralisasi untuk orang lain, pengaturan, dan situasi.
Table 24. 2 Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian Tindakan dan
Formal Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
Penelitian Tindakan
penyelidikan sistematis.

Penelitian Formal
penyelidikan sistematis.

Tujuannya adalah untuk memecahkan Tujuannya


masalah yang menjadi perhatian lokal.

adalah

untuk

mengembangkan dan menguji teori


dan untuk menghasilkan pengetahuan

digeneralisasikan untuk populasi luas.


pelatihan formal sedikit diperlukan pelatihan yang cukup luas diperlukan
untuk melakukan studi tersebut.
untuk melakukan studi tersebut.
Bermaksud untuk mengidentifikasi Bermaksud untuk menyelidiki masalah
dan

memperbaiki

masalah

yang yang lebih besar.

menjadi perhatian lokal.


Dilakukan oleh guru atau profesional Dilakukan oleh peneliti yang biasanya
pendidikan lokal lainnya.
tidak terlibat dalam situasi lokal.
Menggunakan guru sebagai instrument Menggunakan orang yang profesional
perkembangan.
Kurang ketat.
Biasanya nilai berbasis.
Tujuan sampel dipilih.
Pendapat

selektif

peneliti

dianggap sebagai data.


Generalisasi sangat terbatas.

sebagai instrument perkembangan


Lebih ketat.
Sering nilai-murni.
sampel acak (jika mungkin) lebih
disukai.
sering pendapat selektif peneliti tidak pernah
dianggap sebagai data.
Generalisasi sering tepat

KELEBIHAN PENELITIAN TINDAKAN


Kita bisa memikirkan setidaknya lima keuntungan dari melakukan
penelitian tindakan. Pertama, hal itu dapat dilakukan oleh hampir semua
profesional, dalam setiap jenis sekolah, pada setiap tingkat kelas, untuk

menyelidiki tentang masalah apapun. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang guru
individu dalam kelasnya. Hal ini dapat dilakukan oleh sekelompok guru dan / atau
orang tua, oleh kepala sekolah atau konselor, atau oleh administrator sekolah di
tingkat kabupaten.
Kedua, penelitian tindakan dapat meningkatkan praktik pendidikan. Ini
membantu guru, konselor, dan administrator menjadi profesional yang lebih
kompeten. Tidak hanya itu dapat membantu mereka untuk menjadi lebih
kompeten dan efektif dalam apa yang mereka lakukan, tetapi juga dapat
membantu mereka menjadi lebih mampu memahami dan menerapkan hasil
penelitian orang lain.Dengan melakukan tindakan penelitian sendiri, guru dan
profesional pendidikan lainnya tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan
mereka, mereka juga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membaca,
menafsirkan, dan penelitian kritik yang lebih formal dengan tepat.Tidak hanya itu
dapat membantu mereka untuk menjadi lebih kompeten dan efektif dalam apa
yang mereka lakukan, tetapi juga dapat membantu mereka menjadi lebih mampu
memahami dan menerapkan hasil penelitian orang lain.
Ketiga, ketika guru atau profesional lainnya melaksanakan penelitian
tindakan mereka sendiri, mereka dapat mengembangkan cara-cara yang lebih
efektif untuk berlatih kerajinan mereka. Hal ini dapat membuat mereka untuk
membaca laporan penelitian formal tentang praktek-praktek serupa dengan
pemahaman yang lebih besar tentang bagaimana hasil penelitian tersebut mungkin
berlaku untuk situasi mereka sendiri. Lebih penting lagi, penelitian tersebut dapat
berfungsi sebagai sumber yang kaya ide-ide tentang bagaimana memodifikasi dan
mungkin memperkaya strategi dan teknik sendiri. cara yang lebih efektif untuk
berlatih kerajinan mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka untuk membaca
laporan penelitian formal tentang praktek-praktek serupa dengan pemahaman
yang lebih besar tentang bagaimana hasil penelitian tersebut mungkin berlaku
untuk situasi mereka sendiri.
Keempat, penelitian tindakan dapat membantu guru mengidentifikasi
masalah dan isu-isu sistematis. Belajar bagaimana melakukan penelitian tindakan
mengharuskan

individu

mendefinisikan

masalah

dengan

tepat

(sering

operasional), mengidentifikasi dan mencoba cara-cara alternatif untuk mengatasi


masalah tersebut, mengevaluasi cara-cara ini, dan kemudian berbagi apa yang
telah mereka pelajari dengan rekan-rekan mereka. Akibatnya, aksi penelitian
"menunjukkan praktisi bahwa adalah mungkin untuk keluar dari kebiasaan dari
dilembagakan, diambil-untuk-diberikan rutinitas dan mengembangkan harapan
bahwa masalah yang tampak sulit di tempat kerja dapat diselesaikan."
Kelima, penelitian tindakan dapat membangun sebuah komunitas kecil
orang berorientasi penelitian dalam sekolah itu sendiri. penelitian tindakan, ketika
sistematis yang dilakukan, dapat melibatkan beberapa individu yang bekerja sama
untuk memecahkan masalah atau isu yang menjadi perhatian bersama. Hal ini
dapat membantu mengurangi perasaan isolasi bahwa banyak guru, konselor, dan
administrator mengalami saat mereka pergi tentang tugas-tugas sehari-hari mereka
di sekolah.

BEBERAPA CONTOH HIPOTETIS PENELITIAN TINDAKAN PRAKTIS


1. MENYELIDIKI PENGAJARAN KONSEP ILMU DENGAN EKSPERIMEN
PERBANDINGAN-GROUP
Ms. Gonzales, seorang guru kelas lima, tertarik pertanyaan berikut:
Apakah menggunakan drama meningkatkan pemahaman kelas lima 'konsep ilmu
dasar?Bagaimana mungkin Ms. Gonzales melanjutkan? Meskipun bisa diselidiki
dalam beberapa cara, pertanyaan ini meminjamkan sendiri sangat baik untuk
percobaan perbandingan-kelompok (lihat Bab 13). Ms. Gonzales acak bisa
menetapkan siswa untuk kelas di mana beberapa guru menggunakan drama dan
beberapa guru tidak. Dia bisa membandingkan efek metode kontras ini dengan
menguji siswa di kelas ini pada selang waktu tertentu dengan suatu instrumen
yang dirancang untuk berlatih untuk menjadi efektif, yang mengungkapkan
beberapa jenis sikap, atau yang mendorong jenis tertentu dari perubahan perlu
direplikasi jika hasil mereka adalah untuk digeneralisasi kepada individu lainnya,
pengaturan, dan situasi. Dia bisa membandingkan efek metode kontras ini dengan
menguji siswa di kelas ini pada selang waktu tertentu dengan suatu instrumen

yang dirancang untuk mengukur pemahaman konseptual. Skor rata-rata dari kelas
yang berbeda pada tes (variabel bebas) akan memberikan Ms. Gonzales beberapa
gagasan tentang efektivitas metode yang dibandingkan. Tentu saja, Ms. Gonzales
ingin memiliki kontrol sebanyak mungkin selama penugasan individu untuk
berbagai kelompok perlakuan. Di sebagian besar sekolah, tugas acak siswa untuk
kelompok perlakuan (kelas) akan sangat sulit untuk dicapai. Jika hal ini terjadi,
perbandingan masih akan mungkin menggunakan desain kuasi-eksperimental. Ms.
Gonzales mungkin, misalnya, membandingkan prestasi siswa di dua atau lebih
kelas utuh di mana beberapa guru setuju untuk menggunakan pendekatan drama.
Karena siswa di kelas-kelas ini akan tidak telah ditetapkan secara acak, desain
tidak dapat dianggap sebagai percobaan yang benar; tetapi jika perbedaan antara
kelas dalam hal apa yang diukur cukup besar, dan jika siswa telah dicocokkan
pada variabel yang bersangkutan (termasuk pretest pemahaman konseptual),
hasilnya masih bisa berguna dalam menunjukkan bagaimana dua metode
membandingkan.Kami akan khawatir bahwa kelas mungkin berbeda berkaitan
dengan variabel penting yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Jika Ms.
Gonzales adalah kolektor data, ia tidak sengaja bisa mendukung satu kelompok
saat dia mengelola instrumen (s).
Ms. Gonzales harus berusaha untuk mengendalikan semua variabel asing
(mahasiswa tingkat kemampuan, usia, waktu pembelajaran, karakteristik guru,
dan sebagainya) yang mungkin mempengaruhi hasil diselidiki. Beberapa prosedur
pengendalian yang dijelaskan dalam Bab 9: mengajar selama periode yang sama
atau berhubungan erat waktu, menggunakan guru sama-sama berpengalaman
untuk kedua metode, pencocokan siswa pada kemampuan dan jenis kelamin,
memiliki orang lain mengelola instrumen (s), dan sebagainya. Ms. Gonzales
mungkin memutuskan untuk menggunakan metode causalcomparative jika
beberapa kelas sudah diajarkan oleh guru menggunakan pendekatan drama.
TIPS PENELITIAN
hal yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan penelitian di sekolah:

Periksa kejelasan tujuan dan definisi dengan orang lain.

Memberikan perhatian untuk memperoleh dan menggambarkan sampel


Anda dengan cara yang jelas kepada orang lain dan, diharapkan, izin
generalisasi hasil.

Jika sesuai, menggunakan instrumen yang ada; jika diperlukan untuk


mengembangkan Anda sendiri.

Berusaha untuk memeriksa kehandalan dan keabsahan dari langkahlangkah Anda.

Memberikan pemikiran untuk masing-masing ancaman internal


keabsahan.Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ancaman ini
sebanyak mungkin.

Menggunakan

statistik

dimana

tepat

untuk

memperjelas

data.

Menggunakan statistik inferential hanya ketika dibenarkan atau sebagai


panduan kasar.

Menjadi jelas tentang populasi yang Anda berhak untuk menggeneralisasi.


Mungkin hanya mereka yang Anda benar-benar termasuk dalam studi
Anda. Ini mungkin bahwa Anda dapat memberikan alasan untuk
generalisasi yang lebih luas.

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN


Awal 1990-an memberikan contoh penelitian tindakan partisipatif yang
efektif. Ketika pembangkit tenaga listrik baru untuk Bonneville Dam akan
dibangun di pusat kota North Bonneville, WA, semua 470 warga menghadapi
penggusuran, relokasi, dan kematian kemungkinan kota mereka. Warga
berkumpul di sekitar tujuan relokasi sebagai kota yang ada di mana mereka
memilih. Untuk melakukannya, mereka harus menentang US Army Corps of
Engineers. Dengan bantuan dari fakultas dan mahasiswa di University of
Washington dan Evergreen State College, sekelompok warga broadbased

melakukan penelitian untuk menginformasikan diri secara rinci tentang aset dan
karakteristik kota mereka serta rincian perencanaan masyarakat dan proses politik.
mahasiswa tinggal dan bekerja di kota karena mereka mengumpulkan data
melalui dokumen, diskusi informal, dan lokakarya disertai dengan umpan balik
yang berkelanjutan dan diskusi dengan semua sektor masyarakat. Dewan kota
memberikan dukungan keuangan dan logistik. Warga menjadi semakin terlibat
dalam memberikan informasi dan dalam melaksanakan tindakan politik. Pada
akhirnya, mereka tidak hanya mencapai tujuan mereka tetapi berhasil memiliki
desain mereka karena mereka "baru" kota menggantikan yang diusulkan oleh
Corps of Engineers.

BAB IX
PROPOSAL DAN LAPORAN PENELITIAN
Pengertian Penelitian
Secara etimologis, istilah research berasal dari dua kata, yaitu re dan search.
Re berarti kembali atau berulang-ulang dan search berarti mencari, menjelajahi,
atau menemukan makna.Dengan demikian penelitian atau research berarti
mencari, menjelajahi atau menemukan makna kembali secara berulangulang.Pengertian penelitian menurut beberapa ahli antara lain;
1. Menurut Ary, Jacobs, dan Razafieh
o Penelitian dapat dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian
masalah.
o Penelitian merupakan usaha sistematis dan objektif untuk mencari
pengetahuan yang dapat dipercaya.
2. Menurut Ostle
o Penelitian dengan mengunakan metoda ilmiah (scientific method) disebut
penelitian ilmiah (scientific research).
o Dalam penelitian ilmiah selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur
observasi (empiris) dan nalar (rasional).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang
melibatkan unsur penalaran dan observasi untuk menemukan, memferivikasi, dan
memperkuat teori serta untuk memecahkan masalah yang muncul dalam
kehidupan. Ada tujuan tertentu yang akan dicapai melalui penelitian. Berdasarkan
kesimpulan pengertian penelitian sebagaimana dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut.
1. Untuk memperoleh data empiris yang dapat digunakan dalam merumuskan,
memperluas, dan memverifikasi teori. Tujuan penelitian seperti ini dimiliki oleh
ilmu-ilmu murni (pure science)
2. Untuk memecahkan persoalan yang ada dalam kehidupan. Tujuan penelitian
semacam ini terdapat pada ilmu-ilmu terapan (appliedsciences).
Unsur-unsur Penelitian

Penelitian merupakan sistem berpikir dan bertindak, artinya ada berbagai faktor
dan tindakan yang harus dipikirkan dan dilakukan sehingga tujuan bias
tercapai.Sebagai suatu sistem, penelitian terdiri dari berbagai unsur yang saling
berhubungan secara fungsional. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki unsurunsur sebagai berikut :
1. permasalahan
2. teori dan konsep-konsep ilmiah
3. variabel
4. hipotesis (fakultatif)
5. populasi, sampel, dan teknik sampling
6. data
7. instrumen pengumpul data
8. teknik analisis data

Proposal Penelitian
Penelitian tidak sekedar sebuah rencana tertulis untuk melakukan sebuah
penelitian pendidikan. Secara umum dalam penelitian diperlukan psrasyrat
sebelum

melakukan penyelidikan penelitian. Proposal penelitian bermaksud

untuk menyampaikan niat seseorang peneliti dalam peneitiannya, menjelaskan


tujuan dari penelitian yang dimaksudkan, pembenaran atau pembuktian sebuah
penelitian dan meneyediakan langkah-langkah dalam proses rencana penelitian
dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam proposal penelitian diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah, membuat pernyataan atau hipotesis, mengidentifikasi
variable, dan mendefinisikan beberapa istilah. Subjek yang akan dimasukkan
dalam sebuah penelitian adalah sampel, instrumen yang akan digunakan, desain
penelitian yang telah dipilih, prosedur yang harus diikuti, bagaimana data yang
akan dianalisis harus disertakan secara jelas dan peniliti harus menyertakan
penelitian yang terkait sebelumnya. Sebuah proposal penelitian kemudian menjadi
sebuah rencana dari penyelidikan. Menguraikan secara jelas apa yang menjadi
maksud dari seorang peneliti. Hal ini memperbolehkan seseorang untuk
mempelajari maksud dari penelitian dan memberikan pendapat-pendapat untuk
memperbaiki penyeledikannya. Proposal membantu seorang peniliti untuk
menjelaskan apa saja yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan penelitiannya dan
membantunya menghindari masalah yang tak terduga atau yang belum diketahui
sebelumnya. Layaknya menulis sebuah rencana yang sangat diinginkan, sehingga

memungkinkan membuat orang lain tertarik dan mengevaluasi hal-hal yang


diteliti untuk mendapatkan saran atau perbaikan nantinya.
Komponen Proposal atau Laporan Penelitian
Penelitian dapat dipandang sebagai sistem berpikir dan bertindak yang
diarahkan pada pencapaian tujuan. Sebagai suatu sistem, penelitian memiliki
berbagai komponen yang saling berhubungan sebagai suatu kesatuan.
Komponen-komponen penelitian adalah sebagai berikut.
Penyelidikan Masalah
Masalah atau
diharapkan

problem dapat diartikan sebagai jarak antara apa yang

dengan apa yang terwujud atau tercapai masalah menunjukkan

adanya ketidak sesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang terwujud
atau

tercapai. Dalam penyelidikan masalah yang dilakukan seorang peneliti,

biasanya terdapat empat topilk yang akan ditujukan pada bagian ini, yaitu

Gambar 2.1
Suatu masalah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek empiris dan aspek
logis atau rasional. Dilihat dari apa yang diharapkan itu, masalah dapat
dikelompokkan kedalam 3 kategori, yaitu:
1.
Masalah filosofis,
2.
Masalah kebijakan, dan
3.
Masalah ilmiah
Suatu masalah dikatakan filosofis jika gejala-gejala empirisnya tidak
sesuai dengan pandangan hidup yang ada dalam masyarakat. Masalah
tergolong dalam masalah kebijakan adalah perilaku-perilaku atau

kenyataan kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
si pembuat kebijakan. Masalah yang tergolong dalam kategori masalah
ilmiah adalah kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan teori ilmu
pengetahuan.Dari ketiga masalah yang dikategorikan muncul suatu
masalah yang menjadi masalah social yang berkembang dalam
masyarakat, masalah ini yang menimbulakn isu yang menjadi pembicaraan
masyarakat.gambar 2.2 menunjukkan hal hal yang berhubungan dengan
masalah.

Gambar 2.2

Tujuan Penelitian
Biasanya hal yang pertama yang menjadi bagian dari sebuah proposal atau
laporan adalah tujuan yang dinyatakan secara ringkas dan tepat oleh
peneliti dalam penyelidikan.Tujuan dalam sebuah penelitian harus singkat
dan tepat, dan menyediakan kerangka yang jelas untuk tambahan
kemudian. Secara umum penelitian seharusnya mencari penjelasan dari
aspek-aspek

yang

menjadi

hal

menarik

yang

penting

untuk

dipertimbangkan dan menghubungkannya dengan cara mengetahui


keseluruhan pengetahuan serrta pengalaman sebelumnya. Berikut adalah
beberapa contoh dari pernyataan tujuan yang dibuat oleh seorang peneliti;
Untuk mengevaluasi pengaruh latar belakang professional dan

budaya kerja terhadap kinerja sekolah.


Untuk mengetahui factor faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi kenerja sekolah.

Untuk menemukan, untuk mengekplorasi, untuk mengevaluasi dan


sebagainya

Dasar Kebenaran Penelitian


Dalam penelitian peneliti harus menjelaskan fakta-fakta yang menjadii
persoalan penting yang akan diselidiki. Mereka harus memberikan pendapat yang
bernilai benar dalam penelitian untuk dibahas.Berikut adalah contoh dari
pembenaran. Hal ini diambil darilaporan penelitian menyelidiki hubungan antara
narasi dan pemahaman sejarah dalam literature dasar kelas enam Program
sejarah.Penelitian terbaru pada pengembangan pemahaman pengalaman telah
difokuskan pada siswa sekunder. Untuk beberapa penelitian terlihat premis bahwa
sejarah pemahaman ditunjukkan dalam kemampuan untuk menganalisis dan
menafsirkan ayat-ayat dari sejarah-atau setidaknya bagian yang berisi sejarah,
tanggal, dan acara. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa jika pemahaman
sejarah berkembang sama sekali, itu tidak muncul sampai akhir masa remaja.
Dari perspektif orang yang bekerja dengan anak-anak muda, bagaimanapun,
pendekatan ini mencerminkan pandangan yang tidak lengkap dari pemahaman
sejarah.Kesimpulan sering diambil dari penelitian ini adalah bahwa anak-anak
tidak bisa memahami sejarah; karena itu sejarah tidak harus menjadi bagian dari
kurikulum

mereka. Pasti,survei

menunjukkan

bahwa

anak-anak

tidak

menunjukkan banyak minat dalam sejarah sebagai subjek sekolah. Namun


gurudan orang tua tahu bahwa anak-anak memperlihatkan minat yang lama hari,
di peristiwa sejarah atau karakter, dan deskripsi kehidupan sehari-hari di kali
bersejarah, seperti Laura Little House buku Ingalls Wilder (misalnya, 1953). anakanakmenanggapi sejarah panjang sebelum mereka mampupenanganan tes saat ini
pemahaman sejarah. Penelitian oleh Applebee (1978), Favat (1977), dan Schlager
(1975) menunjukkan bahwa aspek respon adalah perkembangan. Ulama lainnya
(Britton, 1978; Egan,1983; Rosenblatt, 1938) memperpanjang saran bahwa untuk
sejarahpemahaman, dengan alasan bahwa awal, tanggapan pribadi sejarahterutama sejarah tertanam di narrative- merupakan prekursor untuk lebih matang
dan tujuan sejarah pemahaman. Sedikit yang telah dilakukan untuk mempelajari
bentuk seperti awal Tanggapan sejarah. (1983) studi Kennedy meneliti Hubungan

antara kapasitas pemrosesan informasi dan pemahaman sejarah, tetapi


berkonsentrasi pada remaja.
Hipotesis
Hipotesis dapat dijelaskan dari berbagai sudut pandang, misalnya secara
etimologis, teknis, dan statistik. Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata
hypo yang berarti kurang dari dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis
merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji
kebenarannya.Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang diajukan
untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk menerangkan suatu gejala.Sehingga
dapat dikatakan hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya harus diuji secara empiris.Secara teknis, hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel penelitian.Secara statistik, hipotesis merupakan
pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel.
Dasar Pemikiran Pembuatan Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif, keberadaan hipotesis dipandang sebagai
komponen penting dalam penelitian.Oleh karena itu sebelum terjun ke lapangan
hendaknya peneliti telah merumuskan hipotesis penelitiannya.Pentingnya
hipotesis dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Hipotesis yang mempunyai dasar yang kuat menunjukkan bahwa peneliti telah
mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian pada bidang tersebut.
b. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data.
c. Hipotesis merupakan petunjuk tentang prosedur apa saja yang harus diikuti dan
jenis data apa saja yang harus dikumpulkan.
d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penelitian.
Ciri-ciri Rumusan Hipotesis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peneliti dalammerumuskan
hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis harus menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih (dalam
satu rumusan hipotesis minimal terdapat dua variabel).
b. Hipotesis hendaknya dinyatakan secara deklaratif (kalimatpernyataan).

c. Hipotesis hendaknya dirumuskan dengan jelas.


d. Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya.
Jenis-jenis Hipotesis
Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalammempelajari, hipotesis
dapat diklasifikasikan berdasarkan rumusannyadan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, hipotesis dibedakan menjadi :
1) Hipoteis kerja, yaitu hipotesis yang sebenarnya yangmerupakan sintesis dari
hasil kajian teoritis. Hipotesis kerjabiasanya disingkat H1 atau Ha.
2) Hipotesis nol atau hipotesis statistik, merupakan lawan darihipotesis kerja dan
sering disingkat Ho.Ada kalanya peneliti merumuskan hipotesis dalam bentuk H1
danHo untuk satu permasalahan penelitian. Hal ini didasari ataspertimbangan
bahwa Ho sengaja dipersiapkan untuk ditolak,sedangkan H1 dipersiapkan
untuk diterima.
b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, hipotesis dibedakan menjadi:
1) Hipotesis induktif, yaitu hipotesis yang dirumuskanberdasarkan pengamatan
untuk menghasikan teori baru (padapenelitian kualitatif)
2) Hipotesis deduktif, merupakan hipotesis yang dirumuskanberdasarkan teori
ilmiah yang telah ada (pada penelitian kuantitatif)
Hubungan antara hipotesis dengan observasi dan teori ilmiah padahipotesis
induktif dan deduktif dapat divisualisasikan sebagaiberikut

Gambar 2.3
Definisi
Semua istilah kunci harus didefinisikan. Di sebuah Studi hipotesis-pengujian, ini
terutama istilah yang menggambarkan variabel penelitian. Penelitimempunyai
tugas adalah untuk membuat nya definisi sejelas mungkin. Jika definisi
sebelumnya ditemukan dalam literatur yang jelas, baik dan bagus untuk semua
pihak. Seringkali, mereka perlu untuk memodifikasinya

agar sesuai dengan

penelitian ini. Hal ini sering membantu merumuskan definisi operasional sebagai
cara

memperjelas

istilah

atau

frase. Sementara

itu

kemungkinan

untukmenghilangkan semua ambiguitas dari definisi, semakin jelas istilah yangbaik peneliti dan lain-yang lebih sedikit kesulitan akan dihadapi dalam
perencanaan berikutnya dan melakukan penelitian. Berikut adalah beberapa
contoh dari definisi yang diambil dari literatur. Tiga pertama diambil dari sebuah
studi yang menyelidikihubungan antara pengalaman rekan dan self-persepsi sosial
antara siswa Kanadadari berbagai latar belakang sosial ekonomi di 10 SD sekolah:
kesiapan sosial dinilai dengan meminta setiap anak untuk nama tiga anak lain
mereka ingin yang paling dan seperti setidaknya untuk bermain bersama,
mengundang untuk pesta ulang tahun, dan duduk bersebelahan di bus. Korban
oleh

rekan-rekan diukur

dengan

meminta

masing-masing

anak

untuk

mencalonkan hingga lima siswa lain yang dapat digambarkan sebagai mengolokolok, yang disebutnama, dan tertabrak dan didorong oleh anak-anak lain.
Kesepian diukur dengan kuesioner 16-item dengan skor yang lebih tinggi
menunjukkan lebih besar

LATAR BELAKANG DAN REVIEW


Dalam laporan penelitian, tinjauan pustaka mungkin bagian yang panjang, terutama
dalam tesis atau disertasi doktor. Dalam proposal penelitian, hal itu merupakanbagian singkat
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan hipotesis atau fokus penelitian. Peneliti
mencoba untuk menunjukkan di sini bahwa dia akrab dengan tren utama dalam sebelumnya
penelitian dan pendapat tentang topik dan mengertirelevansinya dengan penelitian yang
direncanakan. ulasan ini mungkin termasuk konsepsi teoritis, terkait langsung studi, dan
penelitian yang memberikan perspektif tambahan pada pertanyaan penelitian. Dalam
pengalaman kami, Kelemahan utama dari banyak ulasan sastra adalah bahwa mereka
mengutip referensi (sering banyak referensi) tanpa menunjukkan relevansi atau implikasi
yang direncanakan merekabelajar.
2.6 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terlebih lagi untuk penelitian kuantitatif, salah satu langkah
yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian pada hakikatnya merupakan
suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai
pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Hal senada juga dinyatakan
oleh Sarwono. Menurut Sarwono desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti
yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan
tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti
tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak
mempunyai pedoman arah yang jelas. Sukardi, membahas desain penelitian berdasarkan
definisi secara luas dan sempit. Secara luas, desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam konteks ini komponen
desain dapat mencakup semua struktur penelitian yang diawali sejak ditemukannya ide
sampai diperoleh hasil penelitian Sedang dalam arti sempit, desain penelitian merupakan
penggambaran secara jelas tentang hubungan antara variabel, pengumpulan data, dan analisis
data, sehingga dengan desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan
mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antar variabel, dan bagaimana
mengukurnya. Ada bermacam-macam desain penelitian.Dalam memilih desain mana yang
paling tepat, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dan jawaban jawaban tersebut
merupakan acuan dalam menentukan desain penelitian. Burns dan Grovers telah
mengidentifikasi seperangkat pertanyaan berkenaan dengan pemilihan desain peleitian,
yaitu :

1. Apakah tujuan utama penelitian untuk menjelaskan variable dan kelompok berdasarkan
situasi penelitian, menguji suatu hubungan, atau menguji sebab akibat pada situasi tertentu?
2. Apakah suatu perlakuan perawatan akan digunakan?
3. Jika ya, apakah perawatanakan dikontrol oleh peneliti?
4. Apakah sampel akan dikenai pretest sebelum ?
5. Apakah sampel akan diseleksi secara random?
6. Apakah sampel akan diteliti sebagai satu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok?
7. Berapa besarnya kelompok yang akan diteliti?
8. Berapa jumlah masing-masing kelompok?
9. Apakah setiap kelompok akan diberikan tanda secara random?
10. Apakah pengukuran variabelnya akan diulang?
11. Apakah menggunakan pengumpulan data corss-sectional atau cross time?
12. Apakah variable sudah diidentifikasi?
13. Apakah data yang sedang dikumpulkan memiliki banyak variable?
14. Strategi apa yang dipakai untuk mengontrol variable yang bervariasi?
15. Strategi apa yang digunakan untuk membandingkan suatu variable atau kelompok?
16. Apakah suatu variabel akan dikumpulkan secara singkat atau multipel?
Tipe-Tipe Desain Penelitian
Secara garis besar ada dua macam tipe desain, yaitu: Desain Nonekperimental dan
Desain Eskperimental. Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain
pertama tidak terjadi manipulasi variabel bebas
sedang pada desain yang kedua terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama
penggunaan desain yang pertama ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif; sedang desain kedua
bersifat eksplanatori (sebab akibat).Jika dilihat dari sisi tingkat pemahaman permasalahan
yang diteliti, maka desain noneksperimental menghasilkan tingkat pemahaman persoalan
yang dikaji pada tataran permukaan sedang desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat
pemahaman yang lebih mendalam. Kedua desain utama tersebut mempunyai sub-sub desain
yang lebih khusus. Yang termasuk dalam kategori pertama desain penelitian deskriptif, desain
penelitian korelasional, Sedang yang termasuk dalam kategori kedua ialah percobaan di
lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment)

Populasi dan Sampel


a. Pengertian populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individuindividu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit
analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
b. Pengertian Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti.Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel
yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.
c. Kriteria Sampel
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.Penentuan criteria
sampel diperlukan untuk mengurangi hasil peneliian yang bias. Kriteria inklusi adalah
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan
diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab
tertentu. Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan criteria ekslusi antara lain: a.
subjek mematalkan kesediannya untuk menjadi responden penelitian, dan b. subjek
berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan data dilakukan.
Instrumentasi
Jika memungkinkan, instrumen yang ada boleh digunakan dalam penelitian, karena
tes yang paling sederhana atau kuesioner sangat memakan waktu dan sulit didapatkan.
Penggunaan instrumen yang ada, bagaimanapun, tidak dibenarkan kecuali hasil yang
diperoleh cukup valid untuk tujuan peneliti. Dalam hal ini, prosedur yang diikuti dalam
mengembangkan instrumen harus dijelaskan dengan memperhatikan bagaimana validitas dan
reliabilitasakan ditingkatkan. Setidaknya beberapa item sampel dari instrumen harus
dimasukkan dalam proposal. Bahkan dengan instrumen yang reliabilitas dan validitas dari
nilai yang didukung oleh bukti-bukti yang mengesankan, tidak ada jaminan bahwa instrumen
ini akan berfungsi dengan cara yang sama dalam studi itu sendiri. Perbedaan dalam mata
pelajaran dan kondisi dapat membuat perkiraan validitas dan reliabilitas tidak bisa diterapkan
pada konteks ini. Selanjutnya, validitas selalu tergantung pada maksud dan interpretasi
peneliti. Untuk semua alasan ini, reliabilitas dan validitas dari skor yang diperoleh dari semua
instrumen harus diperiksa sebaiknya sebelum studi dimulai. Hal ini layak untuk memeriksa
keandalan konsistensi internal karena tidak ada data tambahan yang diperlukan. Memeriksa

keandalan skor dari waktu ke waktu lebih sulit karena administrasi tambahan instrumen yang
diperlukan. Bahkan ketika sudah dikatakan layak, pengulangan persis instrumen yang sama
mungkin dipertanyakan kembali karena individu dapat mengubah tanggapan mereka sebagai
akibat dari mengambil instrumen pertama kalinya.Meminta responden untuk membalas
kuesioner atau wawancara kedua kalinya seringkali sulit karena tampaknya agak rancu untuk
mereka. Meskipun demikian, usaha yang dibutuhkan untuk mengembangkan bentuk paralel
dari instrumen sering mengatasi hambatan tersebut. Cara yang paling mudah untuk
memeriksa validitas adalah dengan menggunakan instrumen kedua untuk mengukur variabel
yang sama. Seringkali, hal ini tidak sesulit mungkin tampak, mengingat berbagai instrumen
yang tersedia. Sering, penghakiman orang berpengetahuan (misalnya guru, konselor, orang
tua, dan teman-teman) dinyatakan sebagai sebagai peringkat satu anggota kelompok, dapat
berfungsi sebagai instrumen kedua. Kadang-kadang alat yang berguna untuk memvalidasi
respon sikap, pendapat, atau kepribadian skala yang diisi oleh subyek adalah memiliki orang
yang tahu setiap mata pelajaran dengan baik mengisi skala yang sama (yang berlaku untuk
subjek) dan kemudian memeriksa untuk melihat seberapa baik peringkat sesuai. Titik akhir
adalah bahwa reliabilitas dan validitas data yang tidak perlu diperoleh untuk seluruh sampel,
meskipun hal ini lebih baik. Hal ini lebih baik untuk mendapatkan data tersebut hanya
sebagian dari sampel daripada tidak ada memperoleh data sama sekali. Dalam beberapa
penelitian, terutama yang historis dan kualitatif, mungkin tidak ada instrumen yang formal
seperti tes atau skala penilaian yang terlibat. Dalam studi tersebut, peneliti sering mengatakan
"instrumen" untuk memperoleh data. Meski begitu, cara memaksimalkan dan memeriksa
validitas dan reliabilitas harus ditetapkan dalam proposal dan dijelaskan nanti dalam laporan.
Berikut adalah beberapa contoh instrumen yang diambil dari literatur:

kelas sosial: Status sosial ekonomi (SES) ditentukan atas dasar pendudukan orangtua
ayah atau ibu, siapa lebih tinggi. SkalaWarner terdiri dari tujuh kategori pekerjaan
dengan nilai-nilai yang ditetapkan mulai dari 1 sampai 7, berdasarkan persyaratan
keterampilan dan prestise sosial dari pekerjaan. "Skor yang lebih tinggi menunjukkan

kelas status sosial yang lebih tinggi.


Harga diri: Skala 50-item, untuk mengukur harga diri global. penilaian yang memadai
dari konstruk, konkuren, dan validitas prediktif dilaporkan dalam manual. skor yang

lebih tinggi menunjukkan lebih tinggi harga diri.


Tekanan psikologis: Persediaan laporan diri 90-item, digunakan untuk menilai gejala
psikologis.

DetailProsedural

Selanjutnya, prosedur yang diikuti dalam penelitianapa yang akandilakukan, serta kapan,
di mana, dan bagaimanaharus dijelaskan secara rinci. Dalam studi intervensi, rincian
tambahan biasanya dibutuhkan pada sifat intervensi dan pada sarana memperkenalkan
metode atau strategi. Perlu diingat bahwa tujuan di sini adalah untuk memungkinkan untuk
meniru penelitian; peneliti lain harus menulis atas dasar informasi yang diberikan dalam
bagian ini, dapat mengulang penelitian dengan cara yang persis sama dengan peneliti aslinya.
Prosedur tertentu dapat berubah sebagai studi yang dilakukan,tapiproposal tetap harus
memiliki tingkat kejelasan tujuannya. Peneliti juga harus membuat jelas bagaimana informasi
yang dikumpulkan akan digunakan untuk menjawabpertanyaan awal atau untuk menguji
hipotesis asli.
Berikut adalah beberapa contoh rincian prosedural yang diambil dari literatur: (Dari sebuah
studi yang menyelidiki mengapa siswa warna tidak masuk mengajar): "Selama periode dua
tahun, saya melakukan tatap muka, wawancara semi-terstruktur dengan 140 guru warna di
Cincinnati, Ohio; Seattle, Washington; dan Long Beach, California. Semiterstruktur, tatap
muka mewawancarai terpilih sebagai strategi penelitian yang paling tepat karena sifat intens
dan kritis terhadap topik di bawah pengawasan dan informan yang terlibat (Dari studi
deskriptifkelas sebelas kelas Sejarah AS):kelas 4-11 Sejarah Amerika Serikat yang terletak di
sebuah sekolah tinggi kota besar dan kelas 9-12 yang terletak di pantai barat Amerika Serikat,
diamati diam-diam setidaknya tiga kali seminggu selama enam minggu di bulan Januari dan
Februari 1993. Selain itu, masing-masing guru dari tiap kelas diwawancarasecara panjang
lebar.
ValiditasInternal
Pada titik ini, perencanaan penting untuk studi harus hampir selesai. Sekarang perlu bagi
peneliti untuk memeriksa metodologi yang diusulkan setiap penjelasan alternatif yang layak
agar hipotesis penelitian didukung. Setiap ancaman terhadap validitas internal ditinjau untuk
melihat apakahberlaku untuk studi yang diusulkan.Setiap daerah yang bermasalah ditemukan,
mereka harus disebutkan dan dibahas. Peneliti harus menjelaskan apa yang dia akan lakukan
untuk menghilangkan atau meminimalkan masalah mereka.
AnalisisData
Peneliti kemudian harus menunjukkan bagaimana data yang akan dikumpulkan akan
diselenggarakan. Biasanya, setelah terjadi analisis sering mengakibatkan perubahan

substansial dalam atau penambahan metodologi penelitian; jika hal ini terjadi, lebih baik
peneliti segera sadar akan kebutuhan untuk perubahan tersebutpada tahapini.
ANGGARAN
Proposal penelitian sering disampaikan kepada pemerintah atau pendanaan
lembagaswasta dengan harapan memperoleh dukungan keuangan. Lembaga-lembaga tersebut
hampir selalu memerlukan pengajuan anggaran bersama dengan proposal. Tak perlu
dikatakan, jumlah uang yang terlibat dalam proposal penelitian dapat memiliki dampak yang
cukup besar antara didanai dan tidak. Jadi, hati-hati harus dalam menyusun anggaran.
Anggaran biasanya termasuk barang-barang seperti gaji, bahan, biaya peralatan, sekretaris
dan bantuan lainnya, biaya perjalanan dan ongkos kirim, dan overhead.
PENDAPAT UMUM
Satu hal lagi yang mungkin tidak dapat dihindari, tetapi dalam pengalaman itu sangat
perlu. Ingat bahwa semua bagian dari proposal harus konsisten. Hal ini tidak biasa untuk
membaca proposal dimana setiap bagian dengan sendirinya cukup dapat diterima tetapi
beberapa bagian bertentangan. Setiap hipotesis harus konsisten dengan pertanyaan penelitian.
Instrumentasi harus konsisten dengan atau sesuai untuk pertanyaan penelitian, hipotesis, dan
prosedur untuk pengumpulan data. Metode memperoleh sampel harus sesuai untuk instrumen
yang akan digunakan dan untuk sarana berurusan dengan penjelasan alternatif ,
dansebagainya.
Bagian menarik untuk laporan penelitian setelah peneliti telah melakukan dan
menyelesaikan studi mereka, mereka harus menulis laporan prosedur dan temuan mereka.
Fitur-fitur unik dari laporan menggambarkan apa yang dilakukan dalam penelitian,
bagaimana hal itu dilakukan, apa hasil yang diperoleh, dan apa yang mereka maksud.
Meskipun rincian dari studi kuantitatif mungkin agak berbeda dari orang-orang dari studi
kualitatif, penekanan dikeduanya harus pada gambaran yang akurat sehingga pembaca cukup
jelas tentang apa yang terjadi.
Beberapa Aturan Umum Yang Perlu Dipertimbangkan
Sebuah laporan penelitian harus ditulis dengan jelas dan seringkas mungkin. Ejaan, tanda
baca, dan tata bahasa dalam penulisan laporan harus benar. Pengguna gaya tulisan harus
dikonsultasikan sebelum memulai laporan. Sebuah sumber yang baik, direkomendasikan oleh

sebagian besar editor jurnal dan digunakan oleh banyak peneliti ketikamempersiapkan
laporan penelitian mereka. Meskipun ada yang menekankan aturan yang berbeda, tetapi ratarata aturan yang digunakan tidak jauh berbeda. Penulisan referensi yang dikutip dalam
laporan biasanya disebut dengan nama belakang saja (nama pertama dan inisial tengah hanya
diberikan dalam daftar pustaka; Tabel 25.1). Sebutan kehormatan (misalnya, Dr., Profesor,
dll) tidak diberikan. Setelah laporan selesai, laporan di review kembali guna memperkecil
kesalahan yang ada. Membaca laporan juga dapat membantu memeriksa kesalahan dalam tata
bahasa serta mengidentifikasi bagian-bagian yang tidak lengkap ditulis. Penggunaan
komputer dapat membantu banyak dalam penulisan laporan karena menyediakan kemampuan
untuk mengatur ulang kata-kata dan kalimat dengan mudah, memeriksa ejaan dan tata bahasa,
dan nomor halaman secara otomatis.
TABEL 25.1 Contoh penulisan referensi
Sumber Referensi
Buku

Format
Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2009). How to design and
evaluate research in education (7th ed.). San Francisco:

McGraw-Hill.
Buku yang beredisi Jacoby, R., & Glauberman, N. (Eds.). (1995). The bell curve
Bab buku

debate: History, documents, opinions. NY: Random House.


Gould, S. J. (1995). Mismeasure by any measure. In R. Jacoby
& N. Glauberman (Eds.), The bell curve debate: History,

Jurnal

documents, opinions. (pp. 313). NY: Random House.


Clarke, A. T., & Kurtz-Costes, B. (May/June, 1997). Television
viewing, educational
quality of the home environent, and school readiness. The
Journal of Educational

Disertasi

Research, 90(5), 279285.


Spitzer, S. L. (2001).No words necessary: An ethnography of
daily activities with young children who dont talk.Unpublished

Review buku

doctoral dissertation,University of Southern California.


Liss, A. (2004). Whose America? Culture wars in the public
schools [Review of the book Whose America? Culture wars in

Internet

the public schools.] Social Education, 68, 238.


Learnframe. (2000, August). Facts, figures, and forces behind
e-learning. Retrieved
October

15,

2002,

from

ERIC reference

http://www.learnframe.com/aboutlearning/
Mead, J. V. (1992). Looking at old photographs: Investigating
the teacher tales that novice teachers bring with them
(ReportNo. NCRTL-RR-92-4). East Lansing, MI: National
Center for Research on Teacher Learning. (ERIC Document
Reproduction ServiceNo. ED 345 082)

Format
Format laporan harus terorganisir. Laporan penelitian umumnya mengikuti format yang
mencerminkan langkah-langkah yang terlibat dalam studi itu sendiri; mereka juga memiliki
banyak komponen yang sama termasuk dalam proposal penelitian. Gambar 25.1
mengilustrasikan komponen dari laporan penelitian yang khas.
Abstrak
Abstrak adalah ringkasan singkat dari seluruh laporan penelitian. Hal ini biasanya tidak lebih
dari satu atau dua paragraf dan diketik pada halaman terpisah dengan kata Abstrak berpusat di
bagian atas halaman. Biasanya, abstrak berisi pernyataan singkat tentang masalah penelitian,
hipotesis, deskripsi sampel, diikuti dengan ringkasan singkat dari prosedur, termasuk
deskripsi instrumen yang digunakan, bagaimana data dikumpulkan, hasil penelitian, dan
kesimpulan

peneliti.

Hasil / Temuan
Seperti telah dibahas sebelumnya, hasil penelitian dapat disajikan hanya dalam sebuah
laporan penelitian; biasanya tidak ada hasil dalam proposal (kecuali hasil beberapa penelitian
eksplorasi atau studi percontohan dimasukkan sebagai bagian dari latar belakang proposal).
Sebuah laporan dari hasil, kadang-kadang disebut temuan. Temuan dari penelitian ini
merupakan hasil analisis penelitiyang mengungkapkan data yang dikumpulkan. Dalam studi
perbandingan-kelompok, sarana dan standar deviasi untuk setiap kelompok pada ukuran
posttest biasanya dilaporkan. Dalam studi korelasional, koefisien korelasi dan scatterplots
dilaporkan. Dalam studi survei, persentase tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan,
meja crossbreak, koefisien kontingensi, dll, diberikan. Hasil bagian harus menjelaskan teknik
statistik setiap yang diterapkan pada data dan hasil yang diperoleh. Setiap hasil harus dibahas
sesuai dengan topik yang diteliti. Hasil dari setiap uji statistik signifikansi harus dilaporkan.
Analisis data kualitatif harus menyajikan deskripsi yang jelas (dan kadang-kadang kutipan)

untuk mendukung dan / atau menggambarkan hasil yang diperoleh melalui pengamatan dan /
atau interviews.Tabel harus menyajikan ringkasan yang jelas dari analisis data. Hal ini sangat
penting dibagian hasil laporan penelitian bahwa prosedur pengumpulan data secara jelas
diuraikan.
Berikut adalah dua contoh yang diambil dari literatur :

(Dari sebuah studi yang menyelidiki efek dari pembelajaran kooperatif antara siswa
Hispanik di IPS SD): "Sarana dan standar deviasi dari skor mentah untuk pencapaian
IPS pretest dan posttests, serta sarana yang disesuaikan untuk studi sosial prestasi
posttest, dilaporkan. Hasil ANCOVA mengungkapkan efek yang signifikan secara
statistik utama mendukung pembelajaran kooperatif dengan instruksi tradisional;
Namun, tidak ada efek signifikan secara statistik ditemukan untuk jenis kelamin atau
interaksi antara perlakuan dan jenis kelamin terhadap prestasi IPS. Korelasi r antara

pretest dan posttest adalah 0,67 ."


(Dari sebuah studi yang menyelidiki hubungan diantara waktu dengan penyelesaian
dan prestasi pada item multiplechoice): "Hubungan antara waktu untuk penyelesaian
dan pemeriksaan prestasi dieksplorasi secara terpisah untuk mid-semester dan ujian
akhir. Koefisien korelasi yang dihasilkan rendah dan tidak signifikan secara statistik.
Meskipun berbagai koefisien diperpanjang, koefisien determinasi untuk nilai-nilai ini
menunjukkan bahwa 0,04% sampai 9% dari varians dalam pemeriksaan kinerja dapat
dijelaskan oleh perbedaan dalam waktu untuk variabel selesai. "
Diskusi

Bagian pembahasan laporan menyajikan interpretasi penulis dari hasil tersirat untuk teori
dan / atau praktek. Ini termasuk, dalam studi hipotesis-pengujian, penilaian sejauh mana
hipotesis didukung. Pada bagian pembahasan, peneliti menempatkan hasil mereka dalam
konteks yang lebih luas. Di sini mereka rekapitulasi kesulitan yang dihadapi, membuat
catatan dari keterbatasan penelitian, dan menyarankan penelitian lebih lanjut, terkait dengan
yang mungkin bisa dilakukannya. Sebisa mungkin, hasil dan bagian pembahasan studi harus
disimpan berbeda satu sama lain. Bagian dari diskusi biasanya akan jauh melampaui data
dalam menempatkan temuan pada perspektif yang lebih luas. Sangat penting bahwa pembaca
tidak disesatkan dengan berpikir bahwa penyidik telah memperoleh bukti untuk sesuatu yang
hanya spekulasi. Laporan harus mengikuti secara jelas dan langsung dari data yang diperoleh.
Pada bagian pembahasan, temuan ini mungkin ditempatkan di berbagai perspektif
kontroversial. Salah satu penyidik mungkin mengusulkan bahwa penelitian ini memberikan

dukungan untuk pemilihan calon guru, dengan alasan bahwa siapa pun skor tinggi dalam
pengendalian perlu dikeluarkan dari program pelatihan dengan alasan bahwa karakteristik
dan kelas ini tampaknya memprediksi perilaku yang tidak diinginkan guru. Sebaliknya,
penyidik lain mungkin menafsirkan hasil untuk mendukung keinginan menarik orang dengan
kontrol yang lebih tinggi perlu dalam mengajar. penyidik ini mungkin berpendapat bahwa,
setidaknya di sekolah-sekolah dalam kota, guru mencetak lebih tinggi dalam pengendalian
kebutuhan cenderung memiliki kelas lebih tertib. Jelas, kedua interpretasi ini jauh melampaui
hasil dari studi tertentu. Tidak ada alasan penyidik tidak harus membuat penafsiran seperti
itu, asalkan jelas diidentifikasi dan tidak memberikan kesan bahwa hasil studi ini
memberikan bukti langsung untuk mendukung interpretasi. Banyak peneliti tajam akan
membedakan antara hasil dan interpretasi dengan menempatkan mereka di bagian yang
berbeda dari laporan dan label yang sesuai dengan mereka. Di lain waktu peneliti dapat
mencampurkan keduanya, sehingga sulit bagi pembaca untuk membedakan hasil studi dari
interpretasi peneliti.
Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Biasanya ini adalah bagian akhir dari laporan. Berdasarkan temuan dari penelitian ini, peneliti
menyarankan beberapa penelitian terkait dan tindak lanjut yang mungkin dilakukan di masa
depan untuk memajukan pengetahuan di lapangan.
Referensi
Referensi (daftar pustaka) harus mendaftarkan semua sumber yang digunakan dalam
penulisan laporan. Setiap sumber yang dikutip dalam laporan harus disertakan dalam
referensi, dan setiap laporan yang dikutip harus muncul dalam tubuh laporan. Bagian
referensi harus dimulai pada halaman baru. Biasanya format gantung-indent digunakan,
dengan semua sumber yang tercantum menurut abjad nama terakhir penulis.

Catatan kaki
Catatan kaki diberi nomor berurutan menggunakan angka Arab superscript, dalam urutan di
mana mereka muncul dalam teks laporan.

Gambar
Gambar terdiri dari gambar, grafik, diagram, bahkan foto-foto. Semua gambar harus diberi
nomor dan disebut dalam teks laporan. Mereka harus dimasukkan dalam laporan hanya ketika
mereka dapat menyampaikan informasi yang lebih baik atau lebih jelas dari teks itu sendiri
atau ketika mereka dapat meringkas informasi yang akan membutuhkan penjelasan yang
sangat panjang. Setiap gambar harus disertai dengan keterangan yang menangkap esensi dari
informasi yang digambarkan.
Tabel
Tabel juga harus digunakan hanya ketika mereka dapat meringkas atau menyampaikan
informasi yang lebih baik, lebih sederhana, atau lebih jelas daripada teks. Tabel dan gambar
harus selalu dilihat sebagai suplemen untuk teks, tidak pernah memberikan informasi baru
dimaksudkan untuk berdiri sendiri. Seperti gambar, masing-masing tabel harus memiliki
judul yang singkat yang menangkap esensi dari informasi yang terkandung dalam tabel. Ini
adalah ide yang baik untuk berkonsultasi dengan Publikasi Pedoman APA untuk spesifik
mengenai presentasigambar dan tabel dalam sebuah laporan penelitian.
Beberapa Komentar Tentang Laporan Penelitian Kualitatif
Banyak informasi yang perlu dimasukkan dalam laporan penelitian kualitatif mirip dengan
yang termasuk dalam sebuah laporan penelitian kuantitatif. Saat ini, bagaimanapun, tidak ada
yang disepakati bersamaformat laporan penelitian kualitatif. Penemuan berbagai format,
dengan peneliti sering termasuk hal-hal seperti puisi, cerita, buku harian, foto, esai, bahkan
lirik lagu dan gambar dalam laporan mereka. Dua karakteristik terlihat dari laporan kualitatif
yang jarang ditemukan dalam laporan kuantitatif adalah bahwa :
1. peneliti kualitatif sering menulis laporan mereka sebagai orang pertama (misalnya,
menggunakan kata ganti aku atau kita daripada peneliti atau penulis)
2. mereka sering menggunakan aktif bukan pasif ( "Kami mengamati kelas X," daripada
"kelas X diamati oleh peneliti.")
Selanjutnya, masalah kerahasiaan adalah perhatian yang lebih besar dalam kualitatif dari
laporan kuantitatif. Seringkali sejumlah besar informasi, banyak yang sangat pribadi,
diperoleh dari peserta dalam penelitian kualitatif. Jaminan sederhana kerahasiaan sering tidak
cukup untuk melindungi identitas mereka. Akibatnya, nama fiktif yang sering digunakan
dalam laporan kualitatif karena sampel yang terlibat biasanya jauh lebih kecil daripada yang
digunakan dalam studi kuantitatif. Jika seorang peneliti sedang melakukan serangkaian

wawancara di sebuah sekolah tinggi innercity, misalnya selama periode minggu, banyak
pembaca mungkin bisa mengenali siapa yang diwawancarai. Penggunaan nama fiktif
diperbolehkan

untuk

perlindungan

lebih

lanjut

dari

identitas

mereka.

Garis Besar Laporan Penelitian


Gambar 25.1 menunjukkan garis besar laporan penelitian. Meskipun topik yang tercantum
umumnya setuju untuk dijadikan riset, urutan tertentu mungkin berbeda dalam studi yang
berbeda. Hal ini sebagian karena preferensi yang berbeda antara peneliti dan sebagian karena
judul dan organisasi garis besar akan sedikit berbeda untuk metodologi penelitian yang
berbeda. garis besar ini juga dapat digunakan untuk proposal penelitian, anggaran mungkin
ditambahkan.
Contoh Proposal Penelitian
Proposal penelitian yang berikut disiapkan oleh mahasiswa di salah satu kelasdan merupakan
contoh yang baik dari upaya awal. Usulan tersebut biasanya akan melalui revisi lebih lanjut
berdasarkan komentar dari fakultas dan lain-lain, tetapi ini akan memberibeberapa gagasan
tentang proposal yang diselesaikan oleh mahasiswa.Komentar pada kedua kekuatan dan
kelemahan dalam margin. Perhatikan bahwa proposal ini tidak mengikuti organisasi
direkomendasikan pada Gambar 2.4 persis. Memang, bagaimanapun, mengandung semua
komponen utama yang telah dibahas sebelumnya. Ini juga termasuk laporan dari
pilotstudiskala kecil dari prosedur yang diusulkan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi
masalah sehingga mereka dapat diperbaiki sebelum studi yang tepat dilakukan.
Gambar 2.4 Sistematika Dari laporan Penelitian
Gambar 2.4
Bagian pendahuluan
Halaman judul
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar tabel
Tubuh Utama
I.

Masalah yang akan diteliti


A. Tujuan penelitian
B. Pembenaran penelitian

II.

III.

C. Pertanyaan dan hipotesis penelitian


D. Defenisi Istilah
E. Gambaran singkat tentang studi
Latar belakang dan kajian literatur terkait
A. Teori, jika sesuai
B. Studi langsung terkait
C. Studi sedikit berhubungan
Prodesur
A. Desripsi desain penelitian
B. Deskripsi sampel
C. Deskripsi instrument yang digunakan (prosedur
scroring, keandalan, validitas)
D. Penjelasan dari prosedur yang diikuti (apa, kapan,
dimana, dan bagaimana penelitian)
E. Diskusi validitas internal
F. Diskusi validitas eksternal
G. Deskripsi dan justifikasi teknik statistic atau metode

IV.

lain analisis yang digunakan


Temuan
Deskripsi temuan yang berkaitan dengan masing-

V.

masing hipotesis penelitian atau pertanyaan


Ringkasan dan Kesimpulan
A. Ringkasan singkat dari pertanyaan penelitian yang
diteliti, prosedur kerja, dan hasil yang diperoleh
B. Diskusi implikasi dari temuan-mereka makna dan
makna (penting)
C. Keterbatasan-belum terselesaikan dan kelemahan
D. Saran untuk penelitian lebih lanjut

Refrensi (Bibliografi)
Lampiran

PENGARUH MEMBACA INDIVIDUAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DI KELAS 4


Nadine DeLuca*
Tujuan
Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada
tentang metode membaca. Banyak pendidik menjadi tidak puas dengan program membaca
umum dimana guru mengarahkan intruksi kepada tiap kelompok yang membuat siswa
menjadi bosan dan menunggu untuk siswa membacanya, itu membuat siswa mengalami

kejengahan karena kurangnya motivasi untuk orang lain. Meskipun sudah menulis inti dari
pendekatan membaca individual yang diduga sangat memotivasi metode membaca, data yang
memadai belum disajikan untuk membuat pendapat atau menentang untuk menentukan
program membaca individual. Dengan data disediakan oleh studi ini dan data yang akan
datang, sekolah akan bebas untuk membuat pilihan antara menerapkan program membaca
individual atau mempertahankan metode membaca sebagai dasar.
Defenisi
Motivasi : motivasi mengahsut dan mempartahankan tindakan dalam makhluk hidup.
Motivasi belajar bisa dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari kombinasi beberapa
kebutuhan yang lebih mendasar seperti kebutuhan untuk mencapai, untuk mengeksplorasi,
untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Individualisasi : individualisasi adalah karakteristik dari suatu individual program
membaca. Membaca individual memiliki sebagai dasar dalam konsep mencari, menyeleksi,
dan terus mencari. Sebuah program membaca individual memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.

Literature buku-buku untuk anak yang menonjol


Setiap anak membuat pilihan-pilihan pribadi berkaitan dengan bahan bacaannya.
Setiap anak membaca pada tingkatnya sendiri dan mengatur prestasinya sendiri
Setiap anak menceritakan pada gurunya tentang apa yang telah ia baca dan kemajuan

apa yang telah ia buat.


5. Setiap anak membawa bacaan yang telah ia baca kedalam beberapa bentuk dari
aktivitas hidupnya
6. Beberapa jenis dari catatan disimpan oleh guru dan/atau siswa.
7. Anak-anak bekerja dalam kelompok untuk tujuan pembelajaran langsung dan
meninggalkan kelompok ketika tujuan tercapai.
8. Kata pengakuan dan keterampilan yang terkait yang diajarkan dan kosakata
terakumulasi dengan cara alami pada masing-masing kebutuhan anak.

Penelitian sebelumnya

Abbot, J.L, 15Alasan Mengapa Instruksi Membaca secara Personal Tidak Bekerja
Elementary English (Januari,1972), 44:33-36
Artikel ini membantah banyak argument yang biasa terhadap instruksi membaca
individual. Ini daftar argument-argumen biasa kemudian mulai menjelaskan mengapa salah
satu objek tidak valid.
Ini menjelaskan bagaimana program tersebut dapat dilaksanakan oleh guru dikelas
untuk menunjukkan kekeliruan dalam keluhan individualistis yang tidak praktis. Kesalahan
lain melibatkan argumen bahwa kalau program membaca sebagai dasar dilakukan, anak-anak
tidak mendapatkan semua hal penting dalam keterampilan membaca.
Barbe, Walter B., Panduan Instruksi Pendidik Membaca Personal. Englewood Cliffe, New
Jerse. Englewood Cliffe, New Jersey : Prentice-Hall, Inc., 1961.
Mr.Barbe menguraikan program membaca individual lengkap.Dia menjelaskan
perlunya menjaga catatan bacaan anak-anak.Buku ini mencakup sampel dari kegiatan bukumeringkas serta banyak daftar yang perlu diperiksa untuk memastikan benar dan lengkapnya
pengembangan keterampilan untuk membaca.
Hunt, Lyman C., Jr, Pengaruh seleksi diri, minat dan motivasi terhadap diri sendiri,
Instruksional dan Frustrational Levels. Reading Teacher (November,1970), 24:146-151.
Dr. Hunt menjelaskan bagaimana seleksi diri, minat, dan motivasi (beberapa prinsip
dasar di balik membaca individual), bila digunakan dalam program membaca, mengakibatkan
membaca lebih besar mencapai prestasi.
Miel, Alice, Ed., Individualizing Reading Practice. New York : Bureau of Publications,
Teachers College, Columbia University, 1959.
Veatch, Jeanette, Reading in the Elementary School. New York: The Roland Press Co., 1966.
West, Roland, Individualized Reading Instruction. Port Wshington, New York : Kennikat
Press, 1964.
Tiga buku yang tercantum di atas semua memberikan contoh berbagai program
membaca individual sebenarnya digunakan oleh berbagai guru (defenisi dan item pada sakala
rating yang berasal dari tiga buku tersebut).

Hipotesis
Semakin besar tingkat individualisasi dalam program membaca, semakin tinggi akan
menjadi motivasi siswa.
Populasi
Sebuah populasi yang ideal akan menjadi semua kelas 4 di Amerika Serikat. Karena
persyaratan kualifikasi guru yang berbeda, hukum yang berbeda, dan program pengajaran
yang berbeda, meskipun, misalnya generalisasi tidak dibenarkan. Salah satu yang mungkin
dibenarkan akan menjadi populasi seluruh kelas empat di San Fransisco-Bay Area.
Contoh
Penelitian ini akan dilakukan di kelas empat di San Fransisco-Bay Area, termasuk
dalam kota, pedesaan, dan sekolah pinggiran kota. Sampel akan mencakup setidaknya seratus
ruang kelas. Idealnya pengambilan sampel akan dilakukan secara acak dengan
mengidentifikasi semua kelas empat untuk memilih kelas sampel. Karena hal ini akan
membutuhkan jumlah waktu yang berlebihan, pengambilan sampel ini mungkin perlu
dimodifikasi dengan mengambil sampel dari sekolah daerah, mengeditifinkasi semua ruang
di kelas empat di sekolah ini saja, kemudian mengambil sampel acak dari ruang kelas ini.
Instrumentasi
Instrumentasi akan mencakup skala penilaian yang akan digunakan untuk menilai
tingkat individualisasi dalam program membaca di setiap kelas. Sebuah skala rating sampel
ditunjukkan dibawah ini. Item-item disebelah kiri menunjukkan karakteristik ruang kelas
dengan sedikit individualisasi.
Keandalan : peringkat dari dua pengamat yang mengamati secara terpisah tetapi pada
saat yang sama di ruangan yang sama akan dibandingkan dengan melihat seberapa dekat
peringkat setuju. Skala penilaian akan diulang untuk masing-masing kelas pada setidknya tiga
hari yang berbeda.
Validity : item tertentu pada kuesioner siswa (akan dibahas dibagian berikutnya) akan
dibandingkan dengan peringkat pada skala penilaian untuk menentukan apakah ada korelasi
antara derajat individualisasi yang diamati dan derajat ditunjukkan oleh tanggapan siswa.
Dalam cara yang sama, tanggapan terhadap pertanyaan guru dan orangtua dapat digunakan

untuk menunjukkan apakah skala rating adalah ukuran yang benar dari tingkat
individualisasi.
Cara lain instrumentasi yang akan digunakan adalah daftar pertanyaan mahasiswa.
Sebuah kuesioner sampel disertakan. Pertanyaan berikut ini memiliki tujuan untuk
menentukan tingkat motivasi dengan menanyakan berapa banyak buku yang dibaca dan
bagaimana anak menunjukkan apa yang dia rasakan tentang membaca : pertanyaan nomor
1,4,5,6,7,9,10,11,12, dan 13. Pertanyaan 2,3,4, dan memiliki sebagai tujuan mwewka untuk
membantu menentukan validitas item pada skala rating. Pertanyaan 14 dan 15 termasuk
untuk menentukan sikap siswa menuju kuesioner untuk membantu menentukan apakah sikap
mereka bisa menjadi sumber-sumber untuk penelitian.Pertanyaan 8 dan 9 memiliki tujuan
tambahan yang menambahkan pengetahuan tentang kebaruan situasi membaca di mana anak
sekarang menemukan dirinya.Hal ini mungkin digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan antara hal-hal baru situasi dan tingkat motivasi.

PENGARUH MEMBACA INDIVIDUAL TERHADAP MOTIVASI SISWA DI KELAS 4


Nadine DeLuca*
Tujuan
Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menambah pengetahuan yang sudah ada
tentang metode membaca. Banyak pendidik menjadi tidak puas dengan program membaca
umum dimana guru mengarahkan intruksi kepada tiap kelompok yang membuat siswa
menjadi bosan dan menunggu untuk siswa membacanya, itu membuat siswa mengalami
kejengahan karena kurangnya motivasi untuk orang lain.

Wajib dokumentasi
Menunjukkan pentingnya penelitian

Meskipun sudah menulis inti dari pendekatan membaca individual yang diduga sangat
memotivasi metode membaca, data yang memadai belum disajikan untuk membuat pendapat
atau menentang untuk menentukan program membaca individual. Dengan data disediakan
oleh studi ini dan data yang akan datang, sekolah akan lebih mampu untuk membuat pilihan
antara menerapkan program membaca individual atau mempertahankan metode membaca
basal.

Wajib dokumentasi
Menunjukkan implikasi jika hipotesis didukung
Defenisi
Motivasi : motivasi mengahasut dan mempartahankan tindakan dalam organism.
Motivasi belajar bisa dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari kombinasi beberapa
kebutuhan yang lebih mendasar seperti kebutuhan untuk mencapai, untuk mengeksplorasi,
unutk memuaskan rasa ingin tahu.

Bisa jadi lebih spesifik untuk penelitian ini


"Motivasi untuk membaca "adalah benar-benar variabel.
Individualisasi : Membaca individual memiliki sebagai dasar dalam konsep mencari,
menyeleksi, dan terus mencari. Sebuah program membaca individual memiliki karakteristik
sebagai berikut :

Sebuah operasional yang membantu defenisi.


1. Literature buku-buku untuk anak yang menonjol
2. Setiap anak membuat pilihan-pilihan pribadi berkaitan dengan bahan bacaannya.
3. Setiap anak membaca pada tingkatnya sendiri dan mengatur prestasinya sendiri

4. Setiap anak menceritakan pada gurunya tentang apa yang telah ia baca dan kemajuan
apa yang telah ia buat.
5. Setiap anak membawa bacaan yang telah ia baca kedalam beberapa bentuk dari
aktivitas hidupnya
6. Beberapa jenis dari catatan disimoan oleh guru dan/atau mahasiswa.
7. Anak-anak bekerja dalam kelompok untuk tujuan pembelajaran langsung dan
meninggalkan kelompok ketika tujuan tercapai.
8. Kata pengakuan dan keterampilan yang terkait yang diajarkan dan kosakata
terakumulasi dengan cara alami pada masing-masing kebutuhan anak.

Baik-jelas dan spesifik


Penelitian sebelumnya
Abbot, J.L, 15Alasan Mengapa Instruksi Membaca secara Personal Tidak Bekerja
Elementary English (Januari,1972), 44:33-36
Artikel ini membantah banyak argument yang biasa terhadap instruksi membaca
individual. Ini daftar argument-argumen biasa kemudian mulai menjelaskan mengapasalah
satu objek tidak valid.
Ini menjelaskan bagaimana program tersebut dapat dilaksanakan oleh guru dikelas
untuk menunjukkan kekeliruan dalam keluhan individualistis yang tidak praktis. Kesalahan
lain melibatkan argumen bahwa kalau program membaca basal tradisional dilakukan, anakanak tidak mendapatkan semua hal penting dalam keterampilan membaca.
Barbe, Walter B., Panduan Instruksi Pendidik Membaca Personal. Englewood Cliffe, New
Jerse. Englewood Cliffe, New Jersey : Prentice-Hall, Inc., 1961.
Mr.Barbe menguraikan program membaca individual lengkap.Dia menjelaskan
perlunya menjaga catatan bacaan anak-anak.Buku ini mencakup sampel dari kegiatan bukumeringkas serta banuak daftar yang perlu diperiksa untuk memastikan benar dan lenkapnya
pengembangan keterampilan untuk membaca.
Hunt, Lyman C., Jr, Pengaruh seleksi diri, minat dan motivasi terhadap diri sendiri,
Instruksional dan Frustrational Levels. Reading Teacher (November,1970), 24:146-151.

Dr. Hunt menjelaskan bagaimana seleksi diri, minat, dan motivasi (beberapa prinsip
dasar di balik membaca individual), bila digunakan dalam program membaca, mengakibatkan
membaca lebih besar mencapai prestasi.

OK
Miel, Alice, Ed., Individualizing Reading Practice. New York : Bureau of Publications,
Teachers College, Columbia University, 1959.
Veatch, Jeanette, Reading in the Elementary School. New York: The Roland Press Co., 1966.
West, Roland, Individualized Reading Instruction. Port Wshington, New York : Kennikat
Press, 1964.

Ini benar-benar bukan tinjauan pustaka, meskipun baik dimulai mempersiapkan satu.
Tambahan kebutuhan material yang akan ditambahkan dan diringkas untuk membenarkan
belajar.
Tiga buku yang tercantum di atas semua memberikan contoh berbagai program
membaca individual sebenarnya digunakan oleh berbagai guru (defenisi dan item pada sakala
rating yang berasal dari tiga buku tersebut).

Baik-acara relevansi penelitian ini


Hipotesis
Semakin besar tingkat individualisasi dalam program membaca, semakin tinggi akan
menjadi motivasi siswa.

Variabel yang jelas dan hipotesis adalah directionalPopulasi


Sebuah populasi yang ideal akan menjadi semua kelas 4 di Amerika Serikat. Karena
persyaratan kualifikasi guru yang berbeda, hokum yang berbeda, dan program pengajaran

yang berbeda, meskipun, misalnya generalisasi tidak dibenarkan. Salah satu yang mungkin
dibenarkan akan menjadi populasi seluruh kelas empat di San Dransisco-Bay Area.

Tepat
Sampel
Penelitian ini akan dilakukan di kelas empat di San Fransisco-Bay Area, termasuk
dalam kota, pedesaan, dan sekolah pinggiran kota. Sampel akan mencakup setidaknya seratus
ruang kelas. Idealnya pengambilan sampel akan dilakukan secara acak dengan
mengidentifikasi semua kelas empat untuk memilih kelas sampel.

Rencana pengambilan sampel yang baik


Karena hal ini akan membutuhkan jumlah waktu yang berlebihan, pengambilan
sampel ini mungkin perlu dimodifikasi dengan mengambil sampel yang random dari sekolah
daerah, mengeditifinkasi semua ruang di

kelas empat di sekolah ini saja, kemudian

mengambil sampel acak dari ruang kelas ini.

Contoh 2 tahap
Instrumentasi
Instrumentasi akan mencakup skala penilaian yang akan digunakan untuk menilai
tingkat individualisasi dalam program membaca di setiap kelas. Sebuah skala rating sampel
ditunjukkan dibawah ini. Item-item disebelah kiri menunjukkan karakteristik ruang kelas
dengan sedikit individualisasi.
tampaknya memiliki kadar validitas yang baik : item konsisten dengan definisi
Keandalan : peringkat dari dua pengamat yang mengamati secara terpisah tetapi pada
saat yang sama di ruangan yang sama akan dibandingkan dengan melihat seberapa dekat
peringkat setuju. Skala penilaian akan diulang untuk masing-masing kelas pada setidaknya
tiga hari yang berbeda.

Harus menyatakan bagaimana data hari yang berbeda akan digunakan; itu dapat digunakan
untuk memeriksa stabilitas
Tiga hari mungkin tidak cukup untuk mendapatkan skor yang terpercaya.
Validity : item tertentu pada kuesioner siswa (akan dibahas dibagian berikutnya) akan
dibandingkan dengan peringkat pada skala penilaian untuk menentukan apakah ada korelasi
antara derajat individualisasi yang diamati dan derajat ditunjukkan oleh tanggapan siswa.
Dalam cara yang sama, tanggapan terhadap pertanyaan guru dan orangtua dapat digunakan
untuk menunjukkan apakah skala rating adalah ukuran yang benar dari tingkat
individualisasi.
Akankah orang tua memenuhi syarat untuk menilai ini?
Cara lain instrumentasi yang akan digunakan adalah daftar pertanyaan mahasiswa.
Sebuah kuesioner sampel disertakan.Pertanyaan berikut ini memiliki tujuan untuk
menentukan tingkat motivasi dengan menanyakan berapa banyak buku yang dibaca dan
bagaimana anak menunjukkan apa yang dia rasakan tentang membaca : pertanyaan nomor
1,4,5,6,7,9,10,11,12, dan 13. Pertanyaan 2,3,4, memiliki sebagai tujuan mereka untuk
membantu menentukan validitas item pada skala rating. Pertanyaan 14 dan 15 termasuk
untuk menentukan sikap siswa menuju kuesioner untuk membantu menentukan apakah sikap
mereka bisa menjadi sumber-sumber untuk penelitian.Pertanyaan 8 dan 9 memiliki tujuan
tambahan yang menambahkan pengetahuan tentang kebaruan situasi membaca di mana anak
sekarang menemukan dirinya.Hal ini mungkin digunakan untuk menentukan apakah ada
hubungan antara hal-hal baru situasi dan tingkat motivasi.

Tidak dapat menggunakan item yang sama untuk dua variable


Sebagian besar item tampaknya memiliki validitas logis, tetapi kurangnya definisi

motivasi untuk membaca membuatnya sulit untuk menilai.


Ide bagus, tapi mungkin terlalu sedikit item untuk memberikan indeks terpercaya
Tapi kenapa ?untuk mengontrol hal-hal baru sebagai variabel asing ?
Skala Penilaian

1. Pembaca membaca

Ada di ruangan yang

di ruangan secara

mengandung setidaknya

bergiliran

lima buku perpustakaan

2. Guru mengajar kelas

kelompok

per anak.
Guru bekerja dengan
individualis atau
kelompok-kelompok

3. Anak-anak semua

membaca dari seri buku

kecil
Anak-anak membaca
berbagai bahan pada

yang sama.
4. Guru memulai

tingkat yang berbeda


Siswa memulai

kegiatan.
5. Tidak ada catatan

kegiatan.
Anak-anak atau guru

membaca bukti telah

yang diamati untuk

membaca

membuat catatan atau


menyimpan catatan

6. Tidak ada bukti

dari buku yang dibaca.


Ada bukti dari buku

kegiatan buku

meringkas kegiatan di

meringkas dalam

sekitar ruangan

ruangan

(misalnya, siswa
membuat
sampul buku, lukisan,
gambar, model
adegan atau karakter
dari buku-buku, daftar
kelas buku yang dibaca,
papan buletin
menampilkan tentang

7. Kelas diatur dengan

buku yang dibaca)


Kelas diatur dengan area

meja di baris dan tidak

membaca sehingga anak

ada ketentuan untuk

memiliki peluang-

area baca khusus

kesempatan untuk
menemukan tempat

yang tenang untuk


membaca dengan
8. Tidak ada daerah

sendiri.
Ada area konferensi

konferensi di ruang bagi

terpisah dari guru yang

guru untuk bekerja

bekerja dengan anak-

dengan kelas di mana

anak

anak-anak secara

individual.

individual.
9. Anak-anak

Anak-anak melakukan

melakukan

kegiatan yang berbeda

kegiatan yang sama

dari teman sekelas

pada waktu yang sama.


10. Guru memberitahu

mereka.
Anak-anak memilih

anak-anak apa yang

bahan bacaan mereka

mereka baca selama

sendiri.

kelas.
11. Anak-anak membaca

Anak-anak membaca

keras-keras pada

diam-diam di meja

gilirannya untuk guru

mereka atau di daerah

sebagai bagian dari

membaca atau secara

kelompok menggunakan

lisan kepada guru secara

membaca buku teks

individual.

yang sama.

Angket Mahasiswa
Umur________Kelas________Pekerjaan Ayah________Pekerjaan Ibu

Apakah maksud Anda di sini untuk mendapatkan tingkat sosial ekonomi?


1. Berapa banyak buku yang telah kamu aca selama 1 bulan terakhir
2. Apakah kamu memilih buku-buku yang kamu baca untuk dirimu sendiri ?
Jika tidak, siapa yang memilih buku untuk kamu baca ?

Beberapa indikasi sistem penilaian harus diberikan. pertanyaan-pertanyaan harus dijawab


berdasarkan analisis yang logis. Anda bisa menggunakan contoh-contoh dari buku penuntun
Anda.
3. Apakah Anda mencatat buku apa yang Anda baca ?__________________
Apakah guru Anda? ______________________
4. Apa jenis buku bacaan yang sudah anda baca selama satu tanuh ini? ______

Sudah tepat
5. Apakah Anda merasa Anda telah banyak membaca dalam satu tahun ini? __________
Mengapa atau mengapa tidak? _________

Masih dipertanyakan
6. Lengkapi kalimat ini:
Buku _________________________________________________
Bacaan _______________________________________________

Bagaimana nilanya?
7. Apakah Anda menikmati waktu membaca? _____________

Sudah tepat
8. Apakah anda pernah diajarkan membaca dengan cara yang berbeda? __________
Kapan? __________________ Bagaimana itu berbeda? ____________________

9. Cara belajar membaca seperti apa yang Anda suka?


_____________Mengapa? ___________________________

Sebagai indikator baru; soal nomor 9 bergantung pada soal nomor 8


10. Jika Anda tidak bisa hadir ke kelas membaca karena alasan tertentu, apakah andakecewa?
____________________ Mengapa? ___________________
11. Apakah kelas ini tempat yang menyenangkan untuk Anda saat membaca? _____

Sudah tepat
12. Apakah sebagian besar anak-anak di kelas Anda menikmati membaca? ____

Masih dipertanyakan
13. Berapa banyak waktu luang Anda pada saat dirumah anda habiskan membaca hanyauntuk
kesenangan? __________________________________

Sudah tepat
14. Apakah Anda lebih suka menjawab pertanyaan-pertanyaan atau lebih suka
Tidak menjawab pertanyaan? ______________________
15. Apakah ada pertanyaan yang membingungkan? __________ Jika demikian, yang
mana? ___________________________Bagaimana pertanyaan tersebut bisa
membingungkan _______________________

Ide yang bagus

Daftar pertanyaan siswa:


Keandalan: Sebuah usaha yang dilakukan untuk menanyakan pertanyaan yang sama dengan
cara yang berbeda dan membandingkanjawabannya. Item yang akan dibandingkan?
Kebenaran: Kebenaran yang dipertanyakan kepada anak-anak sekolah mengenai sesuatu yang
mungkin mereka enggan melaporkannya kepada guru aatau kepala sekolah mereka.Bagian
yang bagus
Pengamat akan diingatkan untuk menjalin hubungan dengan anak-anak sebaik mungkin
sebelum memberikan pertanyaan dan memberitahu mereka tujuan dari pertanyaan tersebut
tidak mempengaruhi mereka atau sekolah mereka dengan cara apapun.Ide yang bagus
Guru juga akan diberikan pertanyaan. Contoh pertanyaan akan

disertakan. Beberapa

pertanyaan bertujuan untukmenunjukkan apakah pendekatan yang digunakan oleh guru


adalah baru baginya danapa sikapnya sesuai metode.Mengapa Anda ingin informasi ini?
Pertanyaan-pertanyaan ini diberi nomor 1, 2, 3, dan 4. Pertanyaan 5 seharusnya untuk
menunjukkan berapa banyak tersediabuku bacaanjika dibandingkan dengan tingkatmotivasi
Mengapa? Bagaimana ini berhubungan dengan hipotesis Anda?
siswa. Pertanyaan 6 dan 8 akan memberikan cek validitas untukrating skala. Pertanyaan 7
akan membantu menentukan hubunganantara tingkat sosial ekonomi dan motivasi siswa.Ada
beberapa pertanyaan untuk memberikan indeksterpercaya
Kenyataan: kenyataan tidak boleh melebihi masalah denganinstrumen ini karena sebagian
besar pertanyaan bersifat faktual.Salah. Ini merupaka informasi yang penting. Beberapa
orang konsisten atau mungkin tidak konsisten dalam memberikan informasi faktual.
Kelihatannyabahwa pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan data yang dapatdiandalkan.
Kebenaran: Mungkin ada beberapa pertanyaan yang tergantung pada keabsahan bagaimana
pertanyaan akan ditanya (jika mereka digunakan pada wawancara secara terstruktur). Cara
memeberi pertanyaan dapat mempengaruhi jawaban. Sebuahupaya telah dilakukan untuk
menyatakan pertanyaan sehingga gurutidak menyadari apa tujuan dari penelitian ini dan
menduga jawabannya. Baik

Angket Guru:
1. Berapa lama Anda telah mengajar? _______________________________
2. Berapa lama Anda mengajar menggunakan pendekatan membaca yang sekarang anda
gunakan? _____________________________
3. Apapendekatan lain telah Anda gunakan? ________________
4. Jika Anda bisa menggunakan pendekatan membaca anda sukai, mana yang akan anda
gunakan?_______Mengapa? ____________________
Berdasarkan prosedur, Anda menjelaskan bahwa soal 1-5 dan 7 dimaksudkan sebagai upaya
untuk mengendalikan variabel asing. Ini adalah ide yang sangat baik, tetapi terlebih dahulu
tujuannya harus dijelaskan (di bagian ini).
5. Bagaimana anda mendapatkan bahan bacaan? _________________Di mana Anda
mendapatkan bahan bacaan yang sekarang Anda gunakan? _____________________
6. Seberapa sering anak-anak dikelompokkan untuk membaca? ___________________
7. Dari lingkungan atau daerah mana sebagian besar anak-anak ini berasal? __________
8. Bagaimana Anda memutuskan kapan dan bagaimana keterampilan pengenalan kata
dankosakata diajarkan untuk setiap anak? __________________________________
Jika hal itu layak,akan diberikan angket kepada orang tua siswa. Tujuannyauntuk
mengetahuiseberapa sering siswa membaca di rumah, sikap umum ke arah membaca, dan dan
orang tua dapat melihat perubahannya.Ide bagus; orang tua harus bisa menilai "motivasi
untuk membaca."
Prosedur: Mengidentifikasi metode penelitian yang akan digunakan
Karena sampel seratus ruang kelas besar dan masing-masing kelas akan dikunjungi
setidaknya tiga kali dalam tiga puluh menit sampai satu jam selama setiap minggu yang
berbeda, maka dibutuhkan dua puluh tim pengamat. Mereka akan bekerja berpasangan
mengamati secara mandiri. Mereka akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam
setiap kunjungan pada skala rating. Kunjungan harus dilakukan hari Senin dan Kamis, karena
kegiatan dan sikap sering berbeda pada hari Jumat. Waktu dibutuhkan paling sedikit
enamuntuk mingguuntuk melakukan penyelidikan kesekolah sehingga semua program yang
akan digunakandapat berfungsi dengan lancar.
Pengendalian variabel asing: cara yang lain digunakan guru ialah membaca secara
individu yang memungkinkan guru lebih trampil dan inovatif. Juga, di mana program
membaca individual ini adalah baru, semangat guru untuk program baru mungkin membawa

ke siswa. Dalam hal ini mungkin dapat meningkatkan antusias dan memotivasi guru terhadap
cara yang baru ini.
Upaya yang dilakukan untuk menentukan apakah ada hubungan antara hal-hal baru
danantusiasme guru dan motivasi siswa dengan menghubungkan hasil pertanyaan untuk
guru(menunjukkan program baru dan preferensi programguru), indikasi dari pertanyaan
padakuesioner siswa, dan statistik motivasi. Pengaruh tingkat sosial ekonomi siswa pada
motivasi akan ditentukan dengan membandingkan jawaban atas pertanyaan pada kuesioner
guru mengenai apa daerah atau anak-anak lingkungan hidup, pertanyaan tentang pekerjaan
orangtua pada kuesioner siswa dengan motivasi siswa. Jumlah dan ketersediaan bahan dapat
mempengaruhi motivasi juga. Pengaruh ini akan ditentukan oleh jawaban dari guru tentang di
mana dan bagaimana mereka mendapatkan bahan. Bagian ini dapat mengidentifikasi dan
mengontrol variabel yang cenderung merugikan validitas internal
Kehadiran pengamat di dalam kelas dapat mengganggu konsentrasi dan
mempengaruhi tingkat belajar. Dengan mengulangi prosedur tiga kali atau lebih, kemudian
pengamatan mungkin membuktikan prosedur ini. Dengan berharap pengamat tidak
mengetahui tujuan penelitian, berharap akan mengontrol dalam pengamatan mereka dan
member kan pertanyaan.
Ide bagus. Namun, karena mereka berdua mengamati (individualisasi) dan mengelola
kuesioner Anda (motivasi) mereka mungkin mengetahui hipotesis. Jika ada kekhawatiran
bahwa ini "kesadaran" bisa mempengaruhi penilaian atau administrasi kuesioner mereka, itu
akan lebih baik untuk memiliki masing-masing instrumen dikelola oleh orang yang berbeda.
Analisis data:
Pengamatan pada skala penilaian dan jawaban dari beberapa pertanyaan akan
diberikansesuaiperingkat nomor dengan tingkat individualisasi dan jumlah dorongan masingmasing. Total rata-rata dari penilaian kemudian dirata-ratakan untuk dua pengamat pada skala
rating, dan rata-rata dari total penilaian akan dirata-ratakan untuk beberapa pertanyaan di
setiap kelas yang akan digunakan pada untuk menunjukkan hubungan antara motivasi dan
individualisasi di masing-masing kelas. Hasil dari pertanyaan guru akan dibandingkan sama
dengan motivasi pada scatterplot. Korelasi akan digunakan untuk lebih menunjukkan
hubungan. Tapi isi pertanyaan guru kurang validitas sebagai indikator dari "motivasi." Item
6 dan 8 dapat memeriksa "individualisasi".
Penuntun Pelajaran

Prosedur:
Contoh mata pelajaran yang diamati di tiga sekolah kelas utama di San Francisco. Parakepala
sekolah masing-masing sekolah dihubungi dan diminta jika satu atau dua kelas membaca
dapat diamati oleh penyidik selama satu jam atau kurang. Prinsipal memilih kelas yang
diamati. Sekitar empat puluh lima menit dihabiskan di masing-masing empat ruang kelas
kelas tiga. Tidak ada nilai keempat yang tersedia di sekolah-sekolah.
Ruang

Individualizasi

motivasi

#1

1.4

1.3

#2

2.1

1.6

#3

3.0

1.8

#4

3.2

1.7
Rancangan

1.9

1.7

Tinggi

1.5

-Motivation1.3

Rendah
1.1
1.4

1.8

Rendah

2.2

2.6

3.0

Individualization

3.4
Tinggi

Instrumen yang diberikan adalah pertanyaan untuk siswa dan skala penilaian.
Kedua pertanyaan diberi kode oleh sekolah dan dengan peringkat kelas sehinggadapat
membandingkan antar kelas. Peringkat pada skala penilaian untuk masing-masing kelas yang
ditambahkan bersama-sama kemudian dirata-ratakan. Jawaban pada soal untuk pertanyaan
tersebut dinilai "1" untuk jawaban yang menunjukkan motivasi rendah dan "2" untuk jawaban
menunjukkan motivasi tinggi. (Catatan: Beberapa item memiliki sebagai tujuan mereka untuk

menguji validitas skala penilaian atau untuk memberikan data mengenai kemungkinan bias,
sehingga barang-barang tersebut tidak dinilai.) Menentukan apakah jawaban.
Ditunjukkan motivasi tinggi atau rendah dibuat tidak ada masalah kecuali pada ruang
#1. Diputuskan bahwa kurang dari delapan buku (dua buku per minggu) membaca dalam
sebulan terakhir menunjukkan motivasi rendah, sementara lebih menunjukkan motivasi
tinggi. Peringkat untuk pertanyaan ini kemudian ditambahkan dan rata-rata. Maka rata-rata
angka ini untuk semua pertanyaan di setiap ruang kelas. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Meskipun studi percontohan ini tidak mungkin dikatakan untuk menegakkan atau
menyangkal hipotesis, kita mungkin berani mengatakan bahwa jika studi yang sebenarnya
adalah untuk menghasilkan hasil yang sama dengan yang ditampilkan pada grafik, akan ada
korelasi yang kuat (perkiraan: r = 0,90) antara individualisasi dan motivasi. Korelasi ini jauh
terlalu tinggi untuk dikaitkan dengan kesempatan dengan sampel acak dari 100 ruang kelas.
Jika ini adalah hasil dari studi yang dijelaskan dalam proposal penelitian, hipotesis
tampaknya akan ditegakkan.
Indikasi
Sayangnya, saya tidak dapat melakukan studi percontohan di setiap kelas kelas empat
yang dan meragukan keabsahan hasil. Pengamatan yang bagus
Dalam menjalankan kuesioner siswa, saya menemukan ada tiga orang anak dikelas
yang sulit memahami pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan yang berupa wawancara
terstruktur individual. Apakah kesulitan ini akan terus untuk keempat kelas, juga, perlu
ditentukan dengan melakukan studi percontohan yang lebih luas dalam ruang kelas kelas
empat.Benar
Kesulitan menilai juga ditemukan diruang #7. Mungkin harus dibagi menjadi dua soal
yang terpisah satu tentang penataan meja dan satu di hadapan pembacaan daerah-dan bernada
lebih jelas.Benar
Pada ruang #8 dari kuesioner siswa tampaknya memberikan beberapa masalah bagi
anak-anak.Tiga orang anak tampaknya tidak memahami maksud dari pertanyaan. Ada juga
beberapa ketidakpastian apakah jawaban pada ruang #15 tercermin perasaan siswa
sebenarnya. Jika pertanyaan diberikan secara lisan, siswa mungkin enggan menjawab negatif
tentang tes untuk administrator tes. Sekali lagi, penelitian awal yang lebih luas akan sangat
membantu dalam menentukan apakah indikasi ini khas.Benar

Meskipun hasil dari studi percontohan tidak sangat valid karena ukuran dan keadaan, nilainya
terletak pada pengetahuan yang didapat tentang hal tertentu dalam instrumen dan masalah
yang dapat diantisipasi untuk pengamat atau peserta dalam studi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai