Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: 016/KAP/2009
: 1 eksemplar
: Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth, Direktur PT Serat Sutra
Di tempat
Kami telah melakukan audit terhadap keterlambatan produksi yang terjadi pada
perusahaan PT Serat Sutera. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang pengelolaan
dan keefektivan kinerja bagian produksi yang ada di PT Serat Sutera. Audit tersebut
dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas
(hasil guna). Pengelolaan produksi yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas
kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis, efisien, dan
efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil Audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang didukung temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV: Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit kami telah memeroleh banyak bantuan, dukungan dan
kerja sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah
terjalin dengan baik ini.
Pram Sanjaya
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT Serat Sutera awalnya adalah pabrik tenun tradisional dengan fasilitas produksi
berupa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBN). Mulai tahun 1995 perusahaan ini secara total
meningkatkan ATBN untuk produksi komersialnya dan menggunakan teknologi modern
dengan investasi yang cukup besar. Tujuan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar
dan hanya sebagian kecil untuk memenuhi persediaan. Perusahaan menetapkan kebijakan
persediaan yang sangat minimum untuk menjaga stabilitas keuangannya. PT Serat Sutera
menghasilkan beberapa jenis kain dengan bahan dasar dan merk yang berbeda. Bahan baku
sebagian masih merupakan bahan impor terutama yang tidak tersedia cukup di dalam negeri.
60% dari produk yang dihasilkan terutama yang berbahan sutra adalah untuk tujuan ekspor
yang merupakan produk pesanan dengan waktu pengiriman rata-rata 7 hari dari pesanan
diterima dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Perusahan menggunakan mesin otomatis berteknologi tinggi
dengan kapasitas
produksi 300.000 meter per hari untuk kain dengan bahan dasar sutra dan 4.750 meter untuk
kain yang tidak berbahan dasar sutra. Dari kapasitas operasi yang dimiliki, perusahaan
beroperasi sebesar 85% dari kapasitas penuh. Pengendalian kualitas produk dimulai dari
pengendalian bahan baku (input), proses produksi dan penanganan produk jadi (output).
Produksi disusun berdasarkan batch-batch yang lebih mengutamakan optimalisasi pengolahan
bahan yang tersedia.
Struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
Divisi Penjualan
: Tn Hendro Sukantja
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang dilakukan, kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1
Prosedur perencanaan bahan baku yang sering tidak tepat menyebabkan kedatangan
bahan baku sering terlambat mengandung beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Tidak terdapat prosedur yang dapat menjamin bahwa setiap perencanaan
bahan baku akan dapat terpenuhi secara tepat waktu, khususnya bahan dasar
sutra impor, yang akhirnya akan menyebabkan kedatangan bahan baku itu
sering terlambat
b. Tidak terdapat prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa setiap
perencanaan bahan baku akan dapat memenuhi kuantitas yang dibutuhkan
dalam setiap proses produksi sehingga tidak terjadi kekurangan bahan baku
dalam produksinya
Ketidak selarasan jadwal produksi dengan jadwal bagian pembelian bahan baku dan
pemeliharaan fasilitas produksi yang dikarenakan tidak adanya mekanisme
penyesuaian (cross check) program antara bagian-bagian tersebut.
Penumpukan beberapa jenis barang, terutama barang non sutra, di gudang yang
menunggu untuk dikirim kepada pelanggan karena perintah supervisor untuk
memproduksi terlebih dahulu semua bahan yang tersedia di lokasi pabrik meskipun
belum waktunya untuk diproses
Jadwal pemeliharaan mesin yang tidak selalu tepat sehingga menyebabkan terjadinya
waktu tunggu rata-rata 1 jam setiap harinya
Kriteria:
Jadwal produksi harus disusun berdasarkan rencana penjualan dan pembentukan stok
pengaman dalam menjaga kestabilan barang di pasaran
Agar tingkat penggunaan kapasitas produksi optimal maka jadwal produksi harus
terintegrasikan dengan jadwal penerimaan bahan baku, pemeliharaan fasilitas dan
pengiriman barang ke dalam jadwal produksi sehingga mampu meminimumkan biaya
persediaan, biaya set up, upah lembur dan waktu sumber daya yang menganggur
Metode permintaan material harus akurat sehingga kekurangan bahan baku tidak
terjadi lagi
Penyebab:
1
Belum adanya peraturan baku secara tertulis yang dimiliki perusahaan, dalam
prosedur dan sistem perencanaan kebutuhan bahan baku dan permintaan material
Akibat:
1
Jadwal pengiriman barang yang terjadwal rata-rata 2 hari untuk setiap pesanan
karena faktor ketidak sesuaian antara jadwal produksi dengan perubahan
permintaan pasar.
Proses produksi mengalami waktu tunggu rata-rata 1 jam dalam setiap hari
sehingga perusahaan mengalami keterlambatan proses produksi.
Kebijakan perusahaan untuk mengolah semua bahan baku yang tersedia di lokasi
pabrik mengakibatkan penumpukan persediaan di gudang.
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang telah dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga hal, yaitu:
1
Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur dalam pemesanan dan pengadaan
bahan baku terutama yang berbahan baku sutra yang dimiliki perusahaan.
Kelemahan yang terjadi karena kurangnya koordinasi yang positif antara bagian
produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas produksi.
Kelemahan yang terjadi karena kebijakan pengiriman produk yang terlalu cepat.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.
Rekomendasi:
1
Perusahaan harus memiliki sistem dan prosedur dalam pemesanan dan pengadaan
bahan baku terutama yang berbahan baku sutra yang dimiliki perusahaan agar proses
produksi berjalan stabil serta dapat memberikan informasi tentang persediaan dan
jumlah bahan baku yang dibutuhkan dengan akurat sesuai keadaan yang ada dalam
perusahaan sehingga proses produksi dapat berjalan stabil dalam menjalankan
usahanya memenuhi pesanan pelanggan dan memiliki stock pengaman yang cukup di
pasaran.
Bagian produksi, pembelian bahan baku, dan pemeliharaan fasilitas produksi harus
selalu mengadakan rapat evaluasi kerja untuk mencegah terjadinya keterlambatan
proses produksi.
Perusahaan harus membuat kebijakan dan peraturan tertulis yang cukup untuk
menjadi dasar-dasar tentang perubahan jadwal produksi karena adanya tambahan
(perubahan) pesanan pelanggan, agar tidak mengganggu rencana produksi dan
pengiriman yang telah terjadwal.
Jadwal penerimaan bahan baku; bahan baku sudah tersedia dan siap dilokasi
pabrik 6 jam sebelum proses produksi dimulai.
Pengiriman barang; barang jadi dikirim paling lambat 7 hari kerja sejak pesanan
diterima.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi
akibat yang lebih buruk pada Produksi Perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah bagian produksi pada PT Serat Sutra. Audit kami mencakup penilaian atas
kecukupan pengendalian manajemen bagian produksi, dan aktivitas-aktivitas produksi itu
sendiri.
Lampiran
DAFTAR RINGKAS TEMUAN AUDIT
No
.
Kondisi
Kriteria
Penyebab
Akibat
sering terlambat
merencanakan
sehingga proses
memenuhi kebutuhan
pelanggan
perusahaan (terutama
memenuhi semua
pesanan pelanggan
pelanggan
2
Perusahaan menetapkan
Perusahaan tidak
mengalami keterlambatan
berdasarkan rencana
kebijakan pengiriman
memiliki persediaan
penjualan dan
pembentukan stok
memikirkan kondisi
pengamanan dalam
mampu menempatkan
pengaman dalam
menjaga kestabilan
menjaga kestabilan
barang di pasaran
barang di pasaran
proses produksi
Jadwal penerimaan
Terhambatnya proses
selalu terlambat
meminimumkan biaya
produksi rata-rata 18
perbaikan fasilitas
produksi tidak
sumber daya
disesuaikan dengan
mengakibatkan
menganggur
terjadinya perubahan
bertambahnya biaya
Perencanaan kebutuhan
Keterlambatan
mengintegrasikan jadwal
mengakibatkan
pemeliharaan fasilitas
dibutuhkan untuk
memenuhi pesanan
ke dalam jadwal
dari kebutuhan
produksi
produksi.
Perusahaan memiliki
Perusahaan tidak
disesuaikan dengan
(belum) memiliki
perubahan jadwal
kebijakan tertulis
terjadwal menjadi
terganggu
mendadak, sehingga
penambahan (perubahan)
melakukan perubahan
pesanan pelanggan
terjadi tambahan
(perubahan) permintaan
menyebabkan tertundanya
pelanggan
Keterlambatan proses
produksi
pada fungsi-fungsi
produksi, pembelian
lainnya
pemeliharaan fasilitas
pemeliharaan fasilitas
produksi
produksi
Di dalam gudang
Supervisor
Terjadi penumpukan
mampu mengoptimalkan
memerintahkan untuk
persediaan di dalam
tingkat penggunaan
memproduksi terlebih
gudang
kapasitas produksi
pelanggan
10
Jadwal produksi
Metode permintaan
sering terlambat
akurat
produksi
tidak tepat
Perusahaan beroperasi
menganggur yang
kapasitas penuh
telah ditetapkan
Terjadi penumpukan
Perusahaan memiliki
Perusahaan memiliki
Terjadi penumpukan
persediaan di dalam
kebijakan tertulis
persediaan
pemanfaatan kapasitas
tentang pemanfaatan
kapasitas menganggur
11
Supervisor
Terjadi penumpukan
memerintahkan untuk
meminimalkan
berjalan terus
persediaan di gudang
memproduksi terlebih
persediaan
lokasi pabrik
12
Penentuan tingkat
Perusahaan menetapkan
Tertundanya pengiriman
kebijakan persediaan
telah mempertimbangkan
tidak mampu
kemungkinan terjadinya:
untuk menjaga
menempatkan barangnya
keterlambatan pasokan
kestabilitasan
bahan baku,
keuangannya tanpa
pemeliharaan fasilitas
mempertimbangkan
dengan perubahan
dengan kebutuhan
produksi, perubahan
terjadinya:
permintaan pasar
keterlambatan pasokan
kekurangmampuan
bahan baku,
perusahaan dalam
pemeliharaan fasilitas
mencapai kuantitas
produksi, perubahan
produksi dalam
permintaan pasar
memenuhi pesanan
pelanggan karena faktor
keterlambatan pasokan
bahan baku
13
Jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan
Terjadinya waktu
dengan penggunaannya,
terintegrasi dengan
dengan jadwal
rencana produksi
penggunaannya
beberapa komponen
mesin dibutuhkan sering
belum siap karena masih
diperbaiki