PENGINDERAAN JAUH
FORMAT DATA-KOMPOSIT WARNA
TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar dan
tepat waktu.
Laporan praktikum yang berjudul FORMAT DATA-KOMPOSIT WARNA ini
menyajikan penjelasan tentang bagaimana pengolahan citra (komposit warna)
yang dilaksanakan dalam 3 format penyimpanan citra yaitu BIL,BSQ, dan BIP.
Laporan ini disusun selain bertujuan sebagai bahan penunjang pada mata kuliah
Fotogrametri Digital, juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya, khususnya mahasiswa Teknik Geomatika.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik dan saran terhadap laporan ini agar penyusunan laporan
selanjutnya lebih baik dan sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
BAB II DASAR TEORI
2.1 Format Data
2.2 Komposit Warna
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Flowchart
BAB IV HASIL DAN ANALISA
4.1 Hasil
4.2 Analisa
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1
1
2
4
5
5
5
6
11
13
DAFTAR PUSTAKA
14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan informasi
tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung dengan
obyek tersebut (Rees, 2001; Elachi, 2006). Informasi diperoleh dengan cara
deteksi dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan
dimana obyek berada. Proses tersebut dilakukan dengan cara perabaan atau
perekaman energi yang dipantulkan atau dipancarkan, memproses,
menganalisa dan menerapkan informasi tersebut. Informasi secara potensial
tertangkap pada suatu ketinggian melalui energi yang terbangun dari
permukaan bumi, yang secara detil didapatkan dari variasi-variasi spasial,
spektral dan temporal lahan tersebut (Landgrebe, 2003).
Rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimiliki oleh suatu
image atau citra merupakan karakter utama dari citra. Beberapa radiasi yang
mampu terdeteksi oleh sistem remote sensing adalah : radiasi cahaya
matahari (panjang gelombang dari visible dan near-middle infrared), panas
atau dari distribusi spasial energi panas yang dipantulkan permukaan bumi
(thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material pada permukaan
bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari.
Sehingga material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda
pada setiap band panjang gelombang. Oleh karena itu, diperlukan adanya
roses identifikasi dan interpretasi objek yang dapat memudahkan dalam
menganalisa citra. Identifikasi merupakan proses menentukan objek secara
pasti. Sedangkan, interpretasi berdasarkan pada perkiraan pengamat yang
didasari pada tujuh kunci interpretasi. Dalam pengolahan data citra, proses
komposit warna berhubungan erat dengan interpretasi citra. Komposit warna
ini digunakan karena adanya keterbatasan mata yang kurang mampu dalam
membedakan gradasi warna, sehingga pemberian warna dapat dipahami
dengan lebih mudah.
1.2
Tujuan
Praktikum Penginderaan Jauh bertujuan sebagai berikut :
a. Bisa membedakan jenis format data BSQ,BIP, dan BIL
b. Melakukan penelitian tentang komposit warna di Citra satelit pada Multispec
c. Dapat menganalisa dan membandingkan hasil Komposit Warna antara jenis format
BSQ,BIP dan BIL
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Format Data
Citra digital adalah citra yang diperoleh, disimpan, dimanipulasi dan di tampilkan
dengan berasis logika biner. Citra ini meliputi citra yang dihasilkan melalui
pelarikan (pemindaian) atau scanner, dihasilkan dengan bantuan perangkat
lunak CAD (Computer-aided Design) maupun citra yang diperoleh dari sistem
perekaman melalui sensor yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit.
[Projo, 1996].
Citra digital diperoleh malalui proses peniruan atas kenampakan nyata.
Kenampakan dapat berupa kenamapakan dipermukaan bumi dan juga peta hasil
penggambaran tangan. Untuk mengubah kenampakan bukan digital menjadi
citra digital adalah scanner (pemindai). Scanner adalah suatu alat optik
elektronik yang dapat dipakai untuk menangkap informasi pantulan atau
pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu permukaan yang direkam
(diindera) oleh sensor secara berurutan sebagai fungsi waktu.
Suatu objek dapat dicitrakan dengan dua cara, yaitu dengan cara fotografis dan
pelarikan. Pada proses perekaman oleh sistem kamera fotografis seluruh bagian
yang terpotret direkam secara bersamaan. Dalam selang waktu yang sama
seluruh informasi pantulan cahaya dari objek masuk kedalam kamera melalui
lensa yang membuka dan direkam oleh lapisan perak halide pada film. Proses
perekaman inilah yang disebut proses perekaman serentak.
Bagian demi bagian objek diindera direkam melalui pelarikan (pemindaian) lalu
informasi pantulan tiap bagian tersebut dicatat oleh komputer. Tiap baris pada
gambar yang dihasilkan terdiri atas sekumpulan sel-sel penyusun gambar yang
disebut piksel atau pixel (picture element). Tiap piksel mewakili satu luasan
tertentu pada permukaan yang terindera dan tiap piksel ini punya nilai pantulan
tertentu. Jadi, dengan kata lain piksel ini merupakan data yang punya aspek
spasial dan sekaligus aspek spektral.Penyimpanan citra digital dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem pengimpanan raster. Sistem tersebut menyimpan
dimana tiap unsur data disimpan dengan alamat yang jelas, menurut posisinya
dalam baris dan kolom. Sistem penyimpanan ini boros dalam menggunakan
tempat untuk menyimpan, tetapi keunggulan dari sistem ini, di antaranya
kemudahan dalam hal pengalihan format (dari satu software ke software lain),
pengaksesan,
dan
manipulasi
(tumpang
susun).
Oleh
karena
itu,
dikembangkanlah variasi dalam cara penyimpanannya meskipun masih dalam
format raster.
yang digunakan. Hasil dari citra multispektral ini adalah liputan gambar wilayah
yang sama pada saluran spektral (band atau kanal) yang berbedabeda. Apabila
suatu wilayah direkam oleh satelit dengan sensor yang mengoperasikan 3
saluran (k, l, dan m) dengan coding 8 bit, maka pada posisi wilayah yang sama
pada citra raster, suatu posisi piksel (misal baris i, kolom j) mempunyai 3 macam
nilai spektral, yang masingmasing terdapat dalam julat 0 255, yaitu , , dan .
Berbagai perangkat lunak menyimpan keempat saluran citra ini dengan cara
yang berbedabeda. Cara pertama adalah penyimpan tanpa kompres
(pemampatan), dimana setiap piksel menempati ruang dalam komputer sebesar
1 byte. Apabila terdapat 4 saluran citra yang masing masing tersusun atas m
kolom dan n baris, maka tempat (space) yang dihabiskan dalam computer adalah
4 x m x n byte. Cara ini disebut dengan full raster structure. Cara kedua adalah
melalui kompresi, dimana deretan piksel dengan nilai yang sama pada suatu
saluran dapat diringkas penyimpanannya. Semakin homogen nilai piksel pada
suatu liputan citra, semakin efektif kompresinya. Cara ini disebut compressed
raster structure. [Projo, 2002].
Format penyimpanan BSQ (band sequential), citra yang dihasilkan dari setiap
saluran disimpan sebagai sebagai file yang terpisah. Urutan penyimpanan data
pun dilakukan dengan mulai dari baris pertama saluran 1, baris kedua, baris
ketiga . baris terakhir. Data ini disimpan sebagai berkas (file) saluran 1.
Kemudian mulai dari garis pertama, untuk saluran 2, sampai dengan baris
terakhir. Jadi, pada system 4 saluran, dihasilkan 4 berkas citra.
Format penyimpanan BIP (band interleaved by pixel) mirip dengan format BIL,
hanya saja selang-seling bukan per baris melainkan per piksel. Penyimpanan
dimulai dari piksel pertama (pojok kiri atas) baris pertama saluran 1, piksel
pertama baris pertama saluran 2, , pixel pertama baris pertama saluran n.
Sama halnya dengan BIL, pada format ini seluruh data citra pada n saluran
disimpan sebagai satu berkas.
Perubahan format hanya menghasilkan perubahan sistematika penyimpanan
data citra multisaluran pada format sebelumnya, tanpa ada perubahan ukuran
(jumlah byte) data. Pada format RLE (run-length encoding), jumlah byte citra
dapat dimampatkan, tanpa mengurangi kandungan isinya. Karena format-format
yang lain, Aronoff (1989) membedakan struktur data RLE dari struktur dan raster.
Prinsip penyimpanan data dengan format ini adalah mengekspresikan kembali
jumlah piksel yang berurutan dengan nilai yang sama sebagai satu pasangan
nilai. Apabila pada satu baris pelarikan terdapat beberapa piksel dengan nilai
yang sama, maka nilai-nilai ini tidak perlu setiap kali disimpan sebagai byte
terpisah. [Projo, 1996].
3
sendiri mempunyai 7 buah band atau channel dengan masing-masing kegunaan, antara lain:
Band 1 (0.45-0.52 um; biru), berguna untuk membedakan kejernihan air dan
juga membedakan antara tanah dengan tanaman.
-
Band 3 (0.63-0.69 um; merah), band yang paling berguna untuk membedakan
tipe tanaman, lebih dari pada band 1 dan 2.
Band 4 (0.76-0.90 um; reflected IR), berguna untuk meneliti biomas tanaman,
dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan daratan-air.
BAB III
METODOLOGI
Flowcart Kerja
(terlampir)
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1. Hasil
Dalam praktikum ini, dilakukan lima kali pemilihan band untuk pengisian RGB yang
dalam multispec,dan berikut merupakan hasilnya
4.1.1
Pada Format BIL
4.1.1.1 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 4,Green = 3, Blue =2
4.1.1.2 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 5,Green =2, Blue =1
4.1.1.3 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 3,Green = 2, Blue =1
4.1.2.2 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 5,Green =2, Blue =1
4.1.2.3 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 3,Green = 2, Blue =1
4.1.2.4 RGB Band 1,2,3
4.1.3 Format BIP
4.1.3.1 Landsat dengan urutan RGB adalah Band Red = 4,Green = 3, Blue =2
8
4.2. Analisa
- Berdasarkan komposit warna tersebut, kenampakan tutupan lahan pada
format BIQ,BIL, dan BIP pada pemilihan Band yang sama menghasilkan
warna yang sama
9
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Berdasarkan pada hasil praktikum yang telah diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa
a. Pemilihan band yang sama dalam Format yang berbeda (BIL,BSQ, dan
BIP) dalam citra dengan software multispek menghasilkan
komposit warna yang sama
b. Dalam proses komposit warna dibutuhkan pemahaman pada tujuh
kunci interpretasi citra (bentuk, pola, warna/corak, posisi, ukuran,
struktur, dan tekstur). Hal ini tentu bergantung pada masing-masing
individu
dalam
menganalisa
karena
berpengaruh
terhadap
kemampuan mata pengamat.
c. Pemilihan dan penggabungan band dilakukan secara acak untuk
mendapatkan hasil interpretasi yang baik dan jelas bagi pengamat
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukojo, Bangun Muljo. 2012. Penginderaan Jauh (Dasar Teori & Terapan).
Surabaya: ITS Press
FLAASH and QUAC are marks of Spectral Sciences, Inc. 2009 ITT Visual
Information Solutions. All rights reserved
http://www.oocities.org/yaslinus/b1_1.html (diakses tanggal 8 April2014 10.04
WIB)
http://PENYUSUNAN%20CITRA%20KOMPOSIT%20WARNA%20_%20pratamaismail.htm
(diakses tanggal 8 April 13.00 WIB)
13
LAMPIRAN
FLOWCHART KERJA
MULAI
INPUT CITRA
(BIL<BSQ<BIP
)
SET DISPLAY
SPESIFICATION
BAND,FORMAT,BIT OF
COLOUR,LINE<COLOUM)
PROS
ES
ANALISA
SELESAI
iii