Oleh :
Kelompok II
1.
Lusiana Flora
0709005033
2.
Anita K. Simamora
0709005037
3.
Sari Putriani
0709005056
4.
Fitri Irawan
0709005068
5.
Desi Alunat
07090050102
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini yang tersusun sebagai salah satu
syarat pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat Veteriner 1.
Dalam proses penyusunan paper ini, kami telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan
serta dorongan berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuan serta bimbingan tersebut, kami
dengan hati yang tulus menyampaikan rasa terima kasih, khususnya kepada :
1. Orang tua tercinta, yang tak pernah putus memberi semangat kami untuk menyelesaikan
paper kesmavet 1 ini.
2. Rekan-rekan semua yang telah memberikan dorongan untuk membereskan paper
kesmavet 1 ini.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dengan bantuan yang telah bapakbapak, ibu-ibu dan rekan-rekan amalkan. Kami juga berharap agar paper kesmavet yang
sederhana ini akan bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR ISI
Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................2
Tujuan......................................................................................................................2
Metode yang digunakan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zoonosis................................................................................................3
2.2 Penggolongan Zoonosis..........................................................................................3
2.3 Dampak Zoonosis Terhadap Kesmavet...................................................................7
2.4 Penanggulangan Zoonosis.......................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
termasuk zoonosis. Apabila disimak dengan seksama, maka penyakit zoonosis yang sangat ganas
sekalipun hampir tanpa biaya dapat dihindari jika ditanamkan kepada masyarakat sejak usia dini
untuk berperilaku hidup bersih menjaga sanitasi dan higienis, sehat, teliti, hati-hati dan waspada.
Perilaku tersebut apabila ditanamkan sejak dini merupakan "vaksinasi" yang paling unggul dan
tanpa efek samping. Kesadaran ini mampu menanggulangi penyakit yang terjahat sekalipun
sehingga flora dan fauna khususnya lingkungan hidup pada umumnya benar-benar menjadi
sahabat manusia dalam memperoleh kesejahteraan dan ketenteraman batin.
BAB II
PEMBAHASAN
satwa domestic.
Titik akhir penularan adalah manusia.
2. Zooanthroponosis
- Bila penyakit berlangsung secara bebas pada manusia.
- Arah penularan dari manusia ke hewan vertebrata dan manusia lainnya.
- Titik akhir penularan pada hewan.
- Contoh : amubiasis, diphtheria, tuberculosis tipe humanus.
3. Amphixenosis
-
Agen penyakit memerlukan hewan atau manusia atau keduanya dalam siklus
hidupnya.
Contoh : Staphylococcus, Streptococcus.
: Viral Zoonosis
- Bakteri
: Bakterial Zoonosis
- Helmint
: Parasiter Zoonosis
- Klamidia
: Klamidial Zoonosis
- Riketsia
: Riketsia Zoonosis
- Protozoa
: Protozoa Zoonosis
perubahan.
- Contoh : rabies, brucellosis, leptospirosis.
2. Cyclozoonosis
- Agen penyebab memerlukan lebih dari 2 induk semang vertebrata dalam siklus
hidupnya.
Induk semang invertebrata tidak diperlukan sama sekali.
dibedakan menjadi :
a. Obligatory-cyclozoonosis
Manusia mutlak diperlukan sebagai induk semang antara.
Contoh : penularan T. Saginata dan T. Solium.
b. Cyclo-anthropozoonosis
Manusia salah satu induk semang antara selain vertebrata lain (domba).
Contoh : Taenia hidatid.
3. Metazoonosis
- Memerlukan induk semang vertebrata dan invertebrate dalam siklus hidupnya.
- Di dalam invertebrata agen penyebab dapat berkembang biak (berstatus sebagai
-
semang vertebrata.
Berdasarkan jumlah induk semang vertebrata/invertebrata yang diperlukan,ada 4 tipe:
a. Sub tipe I : memerlukan hanya satu invertebrata (Yellow Fever).
b. Sub tipe II : memerlukan hanya satu vertebrata dan dua invertebrata
-
(Paragonomiasis).
c. Sub tipe III : memerlukan dua invertebrata dan hanya satu invertebrata
(Clonorchiasis).
d. Sub tipe IV : penularan karena ovum (Louping ill).
4. Saprozoonosis
Agen penyebab memerlukan induk semang vertebrata dan reservoir bukan hewan.
Reservoir bukan hewan berupa bahan organic.
Agen penyebab bisa berkembang dalam reservoir (Histoplasmosis).
Terjadi perubahan tanpa perkembangbiakan (Ancylostoma).
menanganinya. Indonesia sampai saat ini masih bebas dari beberapa penyakit yang sangat
ditakuti oleh berbagai negara, yaitu penyakit mulut dan kuku (PMK). Highly pathogenic
avian Influenza (HPAI), Vesicular stomatis, swine vesicular disesase, Rinderpest, Peste de
petit ruminants, contagious bovine pleuropneumonia, Lumpy skin disease, Rift valley
fever, Blue Tongue, Sheep and Goat Pox, African swine fever, BSE, penyakit Nipah,
penyakit Hendra 5(Paramyxovirus), namun beberapa penyakit zoonosis yang penting
harus diwaspadai agar tidak outbreak diantaranya adalah Erysipelas, Brucellosis,
Leptospirosis, penyakit mulut dan kuku, ngorok, radang paha, radang limpa (Anthrax),
sampar babi, Tuberkulosis,
Listeriosis, Toxoplasmosis, Taeniasis, Rickkettsia.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penanganan Zoonosis :
-
Penyakit zoonosis ditangani dalam suatu kerjasama lintas sektor, komprehensif, terpadu,
dan terkoordinasi yang difasilitasi oleh suatu kelembagaan yang kuat. Dalam situasi
darurat, tindakan cepat penanganan penyakit zoonosis perlu diperkuat kewenangan
operasional.
Pembentukkan unit pelayanan teknis (UPT) sektor kesehatan hewan sangat diperlukan.
Merekrut tenaga ahli kesehatan hewan dan menambah sarana serta prasarana pelayanan
kesehatan
hewan
pun
ditingkatkan
dengan
tenaga-tenaga
fungsional
yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Zoonosis adalah penyakit infeksi yang menular atau ditularkan dari hewan ke manusia
atau sebaliknya.
Zoonosis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : induk semang utama, hidup agen
mengganggu
perekonomian
masyarakat
dan
perdagangan
ternak,
menyebabkan penurunan konsumsi daging, dan larangan ekspor makanan asal hewan.
Penanggulangan Zoonosis dapat dilakukan dengan cara melakukan kerja sama lintas
ekspor, dengan membentuk UPT sector kesehatan hewan, dan dengan melakukan
surveilans epidemiologi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA