Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER 1

DAMPAK ZOONOSIS TERHADAP


KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Oleh :
Kelompok II
1.

Lusiana Flora

0709005033

2.

Anita K. Simamora

0709005037

3.

Sari Putriani

0709005056

4.

Fitri Irawan

0709005068

5.

Desi Alunat

07090050102

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini yang tersusun sebagai salah satu
syarat pada mata kuliah Kesehatan Masyarakat Veteriner 1.
Dalam proses penyusunan paper ini, kami telah banyak memperoleh bantuan, bimbingan
serta dorongan berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuan serta bimbingan tersebut, kami
dengan hati yang tulus menyampaikan rasa terima kasih, khususnya kepada :
1. Orang tua tercinta, yang tak pernah putus memberi semangat kami untuk menyelesaikan
paper kesmavet 1 ini.
2. Rekan-rekan semua yang telah memberikan dorongan untuk membereskan paper
kesmavet 1 ini.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal dengan bantuan yang telah bapakbapak, ibu-ibu dan rekan-rekan amalkan. Kami juga berharap agar paper kesmavet yang
sederhana ini akan bermanfaat bagi semuanya.

Denpasar, Desember 2009


Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i


KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1
2
3
4

Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................2
Tujuan......................................................................................................................2
Metode yang digunakan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zoonosis................................................................................................3
2.2 Penggolongan Zoonosis..........................................................................................3
2.3 Dampak Zoonosis Terhadap Kesmavet...................................................................7
2.4 Penanggulangan Zoonosis.......................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi telah dicanangkan yang ditandai dengan semakin berkembangnya
perdagangan bebas antar negara yang hamper tak mengenal batas dan berlaku diberbagai bidang
termasuk sub sektor peternakan baik komoditi ternak hidup maupun produknya, sehingga perlu
dicermati kemungkinan tertularnya beberapa penyakit zoonosis, foodborne disease, maupun
penyakit eksotik dari hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Seperti
kita ketahui bersama bahwa dewasa ini masih sering terjadi wabah penyakit
zoonosis, kejadian keracunan pada manusia akibat mengkonsumsi pangan asal hewan seperti
daging susu dan telur yang mengakibatkan diare pada anak-anak sekolah dasar setelah
mengkonsumsi susu, Disamping itu berdasarkan pemeriksaan laboratorium terhadap pangan asal
hewan masih ditemukannya kuman-kuman patogen seperti Staphylococcus aureus dan
Salmonella sp yangdapat menimbulkan kecemasan pada masyarakat. Dalam rangka mendukung
program penanggulangan dan pembebasan penyakit zoonosis di Indonesia, seperti rabies dan
oleh karena kejadian terjangkitnya penyakit zoonosis seperti anthraks di daerah endemis yang
memakan korban pada manusia pada akhir-akhir ini seperti yang terjadi di Bogor, dan NTB
diharapkan tidak menyebar di daerah lainnya, maka diperlukan peran serta seluruh apisan
masyarakat yaitu dengan peningkatan kesadaran masyarakat baik masyarakat pemilik hewan,
masyarakat non pemilik hewan, maupun masyarakat konsumen pangan asal hewan. Beberapa
penyakit zoonosis telah dikenal di Indonesia dan sangat ditakuti karena dapat menyebabkan
kematian dan dapat menimbulkan kecemasan masyarakat sehingga dapat mengganggu
ketenteraman bathin masyarakat. Hal lain yang membuat zoonosis sangat penting adalah
kenyataan bahwa oonosis seperti rabies disamping sangat mematikan (almost always fatal),
Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis 52 penyebarannya di Indonesia makin lama makin
meluas sampai ke pulau atau daerah lain yang tadinya bebas dari zoonosis. Demikian juga
keadaan lingkungan hidup, cara hidup masyarakat maupun kebiasaan mengkonsumsi pangan asal
hewan sebagian besar tempat di Indonesia sangat memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
beberapa mikroorganisme atau vector pembawa penyakit baik vector mekanis maupun vector
biologis. Keadaan ini akan menyulitkan usaha untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit

termasuk zoonosis. Apabila disimak dengan seksama, maka penyakit zoonosis yang sangat ganas
sekalipun hampir tanpa biaya dapat dihindari jika ditanamkan kepada masyarakat sejak usia dini
untuk berperilaku hidup bersih menjaga sanitasi dan higienis, sehat, teliti, hati-hati dan waspada.
Perilaku tersebut apabila ditanamkan sejak dini merupakan "vaksinasi" yang paling unggul dan
tanpa efek samping. Kesadaran ini mampu menanggulangi penyakit yang terjahat sekalipun
sehingga flora dan fauna khususnya lingkungan hidup pada umumnya benar-benar menjadi
sahabat manusia dalam memperoleh kesejahteraan dan ketenteraman batin.

1.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian zoonosis ?
Bagaimana pengawasan zoonosis ?
Bagaimana dampak zoonosis terhadap kesmavet ?
Bagaimana cara pembasmian zoonosis ?
1.3 Tujuan
Untuk mendeskripsikan pengertian zoonosis ?
Untuk mengetahui penggolongan zoonosis ?
Untuk mengetahui dampak zoonosis terhadap kesmavet ?
Untuk mengetahui cara penanggulangan zoonosis ?

1.4 Metode yang digunakan


Dalam penulisan paper Kesejahteraan Masyarakat Veteriner 1 ini menggunakan metode
tulis yang diambil dari media elektronik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zoonosis


Beberapa pengertian zoonosis antara lain :
1. Menurut UU No. 6/1967 pengertian Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari
hewan ke manusia dan sebaliknya atau disebut juga Anthropozoonosis. Begitupun dalam
UU No.18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, sebagai pengganti UU
No. 6 tahun 1967 dinyatakan bahwa penyakit Zoonosis adalah penyakit yang dapat
menular dari hewan kepada manusia atau sebaliknya.
2. Pengertian Zoonosis yang diberikan oleh WHO, Zoonosis adalah suatu penyakit atau
infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata.
3. Definisi Zoonosis menurut PAHO (Pan American Health Organization) yang menjadi
rujukan WHO adalah : suatu penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari
hewan vertebrata ke manusia.
Lebih dari 1415 mikroba patogen yang mengancam kesehatan manusia dan 61,6% berasal dari
hewan. Jumlah Zoonosis yang ditetapkan sebagai Zoonosis penting di dunia 156 jenis (dan akan
terus bertambah). Contohnya : Emerging Infectious Disease (EID).
2.2 Penggolongan Zoonosis
Berdasarkan induk semang utama :
1. Anthropozoonosis
- Yaitu apabila penyakit dapat secara bebas berkembang di alam diantara satwa liar maupun
-

satwa domestic.
Titik akhir penularan adalah manusia.

contoh : rabies, brucellosis, leptospirosis, anthrax.

2. Zooanthroponosis
- Bila penyakit berlangsung secara bebas pada manusia.
- Arah penularan dari manusia ke hewan vertebrata dan manusia lainnya.
- Titik akhir penularan pada hewan.
- Contoh : amubiasis, diphtheria, tuberculosis tipe humanus.

3. Amphixenosis
-

Agen penyakit memerlukan hewan atau manusia atau keduanya dalam siklus

hidupnya.
Contoh : Staphylococcus, Streptococcus.

Berdasarkan agen penyebab :


- Virus

: Viral Zoonosis

- Bakteri

: Bakterial Zoonosis

- Helmint

: Parasiter Zoonosis

- Klamidia

: Klamidial Zoonosis

- Riketsia

: Riketsia Zoonosis

- Protozoa

: Protozoa Zoonosis

Berdasarkan siklus hidup agen penyebab :


1. Zoonosis langsung (direct zoonosis)
- Agen penyebab hanya memerlukan 1 induk semang vertebrata dalam siklus hidupnya.
- Agen penyakit berpindah dari vertebrata satu ke vertebrata lainnya dengan cara
-

kontak melalui vektor mekanis atau cara lain.


Pada waktu terjadinya penularan agen penyebab sama sekali tidak mengalami

perubahan.
- Contoh : rabies, brucellosis, leptospirosis.
2. Cyclozoonosis
- Agen penyebab memerlukan lebih dari 2 induk semang vertebrata dalam siklus
hidupnya.
Induk semang invertebrata tidak diperlukan sama sekali.
dibedakan menjadi :
a. Obligatory-cyclozoonosis
Manusia mutlak diperlukan sebagai induk semang antara.
Contoh : penularan T. Saginata dan T. Solium.
b. Cyclo-anthropozoonosis
Manusia salah satu induk semang antara selain vertebrata lain (domba).
Contoh : Taenia hidatid.
3. Metazoonosis
- Memerlukan induk semang vertebrata dan invertebrate dalam siklus hidupnya.
- Di dalam invertebrata agen penyebab dapat berkembang biak (berstatus sebagai
-

reservoir) atau berkembang jadi fase lain (bukan reservoir).


Memerlukan periode ekstrinsik di dalam invertebrate sebelum berpisah ke induk

semang vertebrata.
Berdasarkan jumlah induk semang vertebrata/invertebrata yang diperlukan,ada 4 tipe:
a. Sub tipe I : memerlukan hanya satu invertebrata (Yellow Fever).
b. Sub tipe II : memerlukan hanya satu vertebrata dan dua invertebrata
-

(Paragonomiasis).
c. Sub tipe III : memerlukan dua invertebrata dan hanya satu invertebrata
(Clonorchiasis).
d. Sub tipe IV : penularan karena ovum (Louping ill).
4. Saprozoonosis

Agen penyebab memerlukan induk semang vertebrata dan reservoir bukan hewan.
Reservoir bukan hewan berupa bahan organic.
Agen penyebab bisa berkembang dalam reservoir (Histoplasmosis).
Terjadi perubahan tanpa perkembangbiakan (Ancylostoma).

2.3 Dampak Zoonosis


Kejadian wabah penyakit zoonosis dapat menimbulkan dampak terhadap kehidupan masyarakat
antara lain :
1. Mempunyai dampak terhadap ketenteraman bathin masyarakat dan fobia masyarakat
untuk mengkonsumsi pangan asal hewan (daging, susu dan telur).
2. Dengan adanya kejadian kasus antraks di daerah endemis (seperti Bogor dan NTB)
Lokakarya

Nasional Penyakit Zoonosis 53 berdampak terhadap perekonomian

masyarakat dan perdagangan ternak, karena kebijakan pemerintah terhadap penutupan


lalu lintas ternak yanng rentan.
3. Berkaitan denagan wabah Avian Influenza, maka terjadi penurunan konsumsi daging
ayam, harga ayam turun drastis hingga mencapai titik harga terrendah, sehingga dapat
mengancam bisnis perunggasan.
4. Menimbulkan keresahan masyarakat industri, karena terbatasnya pasokan bahan baku
industry oleh karena larangan impor dari negara tertular penyakit hewan.
5. Akibat yang paling mencolok dengan terhentinya ekspor.
2.4 Penanggulangan Penyakit Zoonosis
Berdasarkan lampiran surat keputusan Menteri Pertanian No. 487/Kpts/Um/6/1981, tentang
pencegahan, pembrantasan dan pengobatan penyakit hewan menular, maka terdapat 43
jenis penyikat menular yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a) Kelompok A yang terdiri dari 19 jenis penyakit hewan menular zoonosis sangat kontagius,
dan sangat merugikan secara ekonomi, sehingga wajib dilaporkan dan menjadi tanggung
jawab
pemerintah dalam penganggulangannya,
b) Kelompok B terdiri dari 24 jenis penyakit yangrelatif kurang berbahaya sehingga tidak
wajib untuk dilaporkan yang apabila terjadi wabah, masyarakat diminta ikut serta

menanganinya. Indonesia sampai saat ini masih bebas dari beberapa penyakit yang sangat
ditakuti oleh berbagai negara, yaitu penyakit mulut dan kuku (PMK). Highly pathogenic
avian Influenza (HPAI), Vesicular stomatis, swine vesicular disesase, Rinderpest, Peste de
petit ruminants, contagious bovine pleuropneumonia, Lumpy skin disease, Rift valley
fever, Blue Tongue, Sheep and Goat Pox, African swine fever, BSE, penyakit Nipah,
penyakit Hendra 5(Paramyxovirus), namun beberapa penyakit zoonosis yang penting
harus diwaspadai agar tidak outbreak diantaranya adalah Erysipelas, Brucellosis,
Leptospirosis, penyakit mulut dan kuku, ngorok, radang paha, radang limpa (Anthrax),
sampar babi, Tuberkulosis,
Listeriosis, Toxoplasmosis, Taeniasis, Rickkettsia.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penanganan Zoonosis :
-

Penyakit zoonosis ditangani dalam suatu kerjasama lintas sektor, komprehensif, terpadu,
dan terkoordinasi yang difasilitasi oleh suatu kelembagaan yang kuat. Dalam situasi
darurat, tindakan cepat penanganan penyakit zoonosis perlu diperkuat kewenangan
operasional.

Pembentukkan unit pelayanan teknis (UPT) sektor kesehatan hewan sangat diperlukan.
Merekrut tenaga ahli kesehatan hewan dan menambah sarana serta prasarana pelayanan
kesehatan

hewan

pun

ditingkatkan

dengan

tenaga-tenaga

fungsional

yang

profesionalismenya dapat dipertanggungjawabkan sesuai UU


-

Melakukan Surveilans Epidemiologi atau semacam kegiatan analisis secara sistematis


dan dilakukan secara terus menerus terhadap penyakit atau masalah kesehatan. Agar
dapat dilakukan tidakan penanggulangan secara efisien melalui proses pengumpulan atau
pengolahan data

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Zoonosis adalah penyakit infeksi yang menular atau ditularkan dari hewan ke manusia

atau sebaliknya.
Zoonosis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu : induk semang utama, hidup agen

penyebab, siklus hidup agen penyebab.


Dampak zoonosis terhadap kesmavet adalah dapat mengganggu ketentraman bathin
masyarakat,

mengganggu

perekonomian

masyarakat

dan

perdagangan

ternak,

menyebabkan penurunan konsumsi daging, dan larangan ekspor makanan asal hewan.
Penanggulangan Zoonosis dapat dilakukan dengan cara melakukan kerja sama lintas
ekspor, dengan membentuk UPT sector kesehatan hewan, dan dengan melakukan
surveilans epidemiologi.

3.2 Saran

Dalam rangka pembebasan dan penanggulangan penyakit Zoonosis di Indonesia


diperlukan kerjasama antara seluruh lapisan masyarakat (pemilik hewan maupun non pemilik
hewan), masyarakat konsumen pangan asal hewan, dan juga pihak pemerintah.
Dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap
penyakit Zoonosis. Strategi sebagai upaya dalam pencegahan Zoonosis ke mata rantai pangan
asal hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Blog drhyudi by Ourblogtemplates.com


Qurbansehat. 2007. Beberapa Penyakit Zoonosis Pada Hewan Ternak. Jakarta.
Wurianingsih, Etty. 2009. Penanggulangan peenyakit Zoonosis yang berasal dari pangan
tercemar mikroba patogen. Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktur Jendral
Peternakan dan Departemen Pertanian : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai