ACARA 6
PEMBEKUAN
Di susun oleh :
Nama
NIM
: 36.2015.72.11.75
Kelompok
: Enam (6)
Tanggal
: 02 November 2016
Asisten
: Indahtul Mufidah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Acara
PEMBEKUAN
B.
Hari/Tanggal
Rabu, 2 November 2016
C.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
METODE PERCOBAAN
A.
B.
Mangga
Nanas
Wortel
Gula
Asam askorbat 0,05%
Cara Kerja
Menimbang Bahan (Mangga, Nanas, Wortel)
Mengupas dan membersihkan (menimbang manga dan nanas)
Memotong bahan dengan bentuk dan bahan yang sama
Memisahkan serat-serat daging dengan alat-alat tertentu
Menguji sifat organoleptik
1. Menaburi manga dengan gula pasir perbandinganya mangga : gula
(5:1)
2. Menambahkan nanas 0,05% asam askorbat
3. Memblansir wortel selama 3 menit
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Oranoleptik kontrol
Keterang
Nanas
Wortel
Manga
an
Aroma
Segar khas
Segar
Wangi Khas
Warna
nanas
Kuning cerah
Orange
manga
Kuning pucat
Tekstur
Agak lembek
Kompak
Agak lembek
Flavor
Manis
Sepat
Asam
Berat
50 gram
50 gram
50 gram
Nanas
Segar
kuning
Kompak
Manis
50 gram
Wortel
Manis
oren segar
Kompak
Hambar
50 gram
Mangga
Segar harum
Kuning
Kompak
Asam
50 gram
akhir
55 gram
51 gram
76 gram
Hari 2
Aroma
Warna
Tektur
Flavor
Berat
Hari 3
Aroma
Warna
Tektur
Hambar
kuning
Kompak
Hambar
oren
Kompak
Hambar
Kuning
keras
manis
27 gram
keras
Hambar
25 gram
Kompak keras
Asam
33 gram
Hambar
Kuning
Keras
Sedikit
Hambar
Oren
keras
Hambar
Kuning
Keras
Flavor
manis
Hambar
Sedikit Asam
berat
27 gram
25 gram
33 gram
Pembekuan merupakan proses pengolahan, yaitu suhu bahan pangan
diturunkan di bawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk menjadi Kristal
es. Perubahan bentuk air menjadi es mengakibatkan konsentrasi solut dalam
bahan
pangan
meningkat
dan
mengakibatkan
penurunan
aktivitas
air.
Pengawetan bahan pangan terjadi akibat suhu rendah, penurunan aktivitas air
dan pada beberapa bahan pangan pengawetan terjadi akibat perlakuan blansing.
(Teti Estiasih dkk, 2009)
Sebelum bahan pangan dibekukan ada perlakuan-perlakuan khusus yang
harus dilakukan seperti bahan pangan dicuci terlebih dahulu, guna mereduksi
jumlah mikroba, melepaskan tangkai buah dan memotong buah sesuai yang
diinginkan.(Tien R. Muchtadi dkk, 2014)
Selain dicuci bahan pangan diblansing seperti yang dilakukan pada buah
wortel
fungsinya
untuk
menginaktifasi
enzim-enzim
yang
menyebabkan
cepat. Pada slow freezing pembekuan bahan pangan berlangsung antara 3-72
jam dan temperature freezing makanan berkisar antara -24C sampai -40C
sedangkan pada quick freezing bahan pangan akan menjadi beku dalam waktu
30 menit atau tidak boleh melebihi dari 2 jam. Pada quick freezing menggunakan
metode pencelupan bahan pangan langsung ke dalam suatu larutan dingin (air
blast freezing) suhunya berkisar -15C sampai 30C yang dihembuskan melalui
material yang akan dibekukan. Adapun dari kedua proses ini Quick freezing lebih
baik dari pada slow freezing karena waktunya cepat dan kerja mikroorganisme
dapat dihambat serta enzim-enzim cepat dihambat pula.
Perlu diketahui, proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu
membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel
mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat
menimbulkan pertumbuhan bakteri pembusuk yang berjalan dengan cepat pada
bahan pangan yang bersangkutan.(M.Amin, 2009)
Adapun pada pembekuan manga yang dipilih harus keras dan sudah tua
karena pembekuan tidak dapat memperbaiki mutu asli dari bahan pangan
tersebut tetapi hanya dapat mengawetkan mutu asli dari bahan pangan tersebut.
Oleh sebab itu mutu bahan pangan yang harus dibekukan haruslah dalam
keadaan yang paling baik (prime condition), maka dari itu buah dan sayuran
haruslah dipilih pada dasar kematangan yang paling cocok untuk dibekukan.(Tien
R. Muchtadi dkk, 2014)
Perubahan organoleptik yang terjadi pada aroma, rasa, tekstur, warna, dan berat
tidak terlalu signifikan karena adanya perlakuan dan penambahan zat kimia yang
membantu mempertahankan aroma, rasa, tekstur,warna dan berat yang terjadi
selama proses pembekuan seperti penambahan gula dan asam askorbat yang
berfungsi mempertahankan cita rasa, warna dan mencegah perubahan warna.
Adanya pemblasingan untuk mencegah timbulnya bau yg menyimpang dan
tekstur yang jelek selama proses pembekuan.(Yuniar, 2011)
Dalam pembekuan ditambahkan zat-zat tertentu seperti penambahan
asam askorbat pada buah nanas sebesar 0,05% fungsinya untuk melindungi
buah-buahan sebelum pembekuan guna melindungi kualitas.(Supli Effendi, 2015)
serta mencegah perubahan warna, selain asam askorbat dapat pula ditambahkan
asam sitrat. Bila kedua-duanya ditambahkan hasilnya akan lebih baik karena
yaitu
ketika
pemblansingan,
pencucian,
pemotongan
dan
tidak dikemas.
7. Sifat-sifat dari setiap bahan pengemas.
KESIMPULAN
1. Prinsip pengawetan dengan pembekuan bertujuan untuk memperlambat
atau
menghentikan
metabolisme.
Pembekuan
dalam
pengawetan
DAFTAR PUSTAKA
Leni Herliana Afrianti, 2014. Teknologi Pengawetan Pangan. Bandung : Alfabeta.
M. supli Effendi, 2015. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung :
Alfabeta.
M.Amin, Jaksen. 2009. Rekayasa Bioproses. Palembang : Politeknik Negeri
Teti Estiasih, Kgs Ahmadi, 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta : PT.Bumi
Aksara.
Tien R. Muchtadi, Sugiono, 2014. Prinsip Proses dan Teknologi Pangan. Bandung :
Alfabeta.
Yuniar dan Effendy, Sahrul. 2011. Teknik Pengolahan Pangan. Palembang :
Politeknik Negeri Sriwijaya.