Anda di halaman 1dari 23

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Modul Akuntansi Forensik yang berjudul Audit Investigatif dengan Teknik Audit
dengan baik.
Penyusunan modul ini tidak terlepas dari peran referensi-referensi yang
menjadi rujukan bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada para penyusun referensi-referensi tersebut yang telah
membantu penulis dalam pembuatan modul ini.
Modul ini merupakan hasil usaha maksimal yang dilakukan oleh penulis
Namun, penulis menyadari bahwa modul ini tidak lepas dari kekurangankekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan modul ini. Akhirnya kami
mengharapkan semoga modul ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi kami
sebagai penulis, tetapi juga bagi para pembaca dalam memahami tentang Audit
Investigatif dengan Teknik Audit.

Makassar, September 2016

Penulis

YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
I. TINJAUAN MATA KULIAH................................................................................................... 1
A.

DISKRIPSI MATA KULIAH........................................................................................1

B.

KEGUNAAN MATA KULIAH......................................................................................1

C.

SASARAN BELAJAR................................................................................................1

D.

URUTAN PENYAJIAN...............................................................................................2

E.

PETUNJUK BELAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MEMPELAJARI MODUL.........3

II. PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
A.

SASARAN PEMBELAJARAN YANG INGIN DICAPAI...............................................4

B.

RUANG LINGKUP MODUL.......................................................................................4

C.

MANFAAT MEMPELAJARI MODUL.........................................................................4

D.

URUTAN PEMBAHASAN.......................................................................................... 4

III. MATERI PEMBELAJARAN.................................................................................................5


A.

DEFINISI................................................................................................................... 5

B.

KUNCI KEBERHASILAN.......................................................................................... 6

C.

MEMERIKSA FISIK DAN MENGAMATI....................................................................6

D.

MEMINTA INFORMASI DAN KONFIRMASI.............................................................7

E.

MEMERIKSA DOKUMEN......................................................................................... 8

F.

REVIU ANALITIKAL.................................................................................................. 8

G.

MENGHITUNG KEMBALI.......................................................................................13

IV. LATIHAN........................................................................................................................... 15
V. RANGKUMAN.................................................................................................................... 16
VI. TES FORMATIF................................................................................................................ 17
VII. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT..........................................................................18
VIII. KUNCI TES FORMATIF.................................................................................................. 19
IX. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 20

YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

I. TINJAUAN MATA KULIAH

A DISKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi merupakan mata
kuliah terbaru yang wajib disajikan dalam program pendidikan S1 kepada
seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas

Hasanuddin.

Mata

kuliah

ini

memberikan

pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan mengenai teori dan praktik akuntansi forensik


di Indonesia. Secara garis besar, mata kuliah ini menjelaskan tentang
pengantar akuntansi forensik, fraud, investigasi, ketentuan perundangundangan, dan penutup.

B KEGUNAAN MATA KULIAH


Mata kuliah ini telah menempatkan posisinya menjadi lebih penting seiring
dengan meningkatkan permintaan atas jasa-jasa dalam bidang akuntansi
forensik. Oleh karena itu, mata kuliah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa
jurusan akuntansi khususnya dan mahasiswa semua jurusan pada umumnya,
untuk meningkatkan pemahamannya mengenai akuntansi forensik sebagai
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.

C SASARAN BELAJAR
1. Mampu menjelaskan definisi, model, lingkup, dan pentingnya akuntansi
forensik.
2. Mampu menjelaskan atribut dan kode etik akuntan forensik, standar audit
investigatif, serta tatanan kelembagaan pemerintahan RI.
3. Mampu menjelaskan fraud dan korupsi.
4. Mampu menjelaskan tindakan untuk mencegah dan mendeteksi fraud.
YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

5. Mampu menjelaskan profil pelaku, korban, dan perbuatan fraud.


6. Mampu menjelaskan tujuan audit investigatif serta hubungan antara
investigasi dengan audit investigatif.
7. Mampu menjelaskan audit investigatif dengan teknik audit dan audit
investigatif dengan teknik perpajakan.
8. Mampu menjelaskan aktivitas dalam follow the money dan audit investigatif
dengan menganalisis unsur perbuatan melawan hukum.
9. Mampu menjelaskan investigasi pengadaan dan computer forensics.
10. Mampu menjelaskan wawancara dan interogasi.
11. Mampu menjelaskan operasi penyamaran dan peniup peluit
12. Mampu menjelaskan hukum acara pidana dan perdata, Undang-undang
Bidang Keuangan Negara, serta Undang-undang Tindak Pencucian Uang.
13. Mampu menjelaskan perhitungan kerugian.
14. Mampu menjelaskan penelusuran aset dan pemulihan kerugian.

D URUTAN PENYAJIAN
1. Akuntansi forensik, mengapa akuntansi forensik, dan lingkup akuntansi
forensik.
2. Atribut dan kode etik akuntan forensik, standar audit investigatif, serta
tatanan kelembagaan pemerintahan RI.
3. Fraud dan korupsi.
4. Mencegah dan mendeteksi fraud.
5. Profil pelaku, korban, dan perbuatan fraud.
6. Tujuan audit investigatif serta investigasi dan audit investigatif.
7. Audit investigatif dengan teknik audit dan teknik perpajakan.
8. Follow the money dan audit investigatif dengan menganalisis unsur
perbuatan melawan hukum.
YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

9. Investigasi pengadaan dan computer forensics.


10. Wawancara dan interogasi.
11. Operasi penyamaran dan peniup peluit
12. Hukum acara pidana dan perdata, Undang-undang Bidang Keuangan
Negara, serta Undang-undang Tindak Pencucian Uang.
13. Perhitungan kerugian.
14. Penelusuran aset dan pemulihan kerugian

E PETUNJUK BELAJAR BAGI MAHASISWA DALAM


MEMPELAJARI MODUL
Mahasiswa dapat menggunakan materi bahan bacaan sebagai berikut:
1. Buku Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, karya Theodorus
Tuanakotta (2010).
2. Peraturan perundang-undangan; dan
3. Artikel-artikel terkait lainnya yang relevan dengan topik pembahasan.

A.

YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

II. PENDAHULUAN

A. SASARAN PEMBELAJARAN YANG INGIN DICAPAI


1. Mampu menjelaskan teknik audit
2. Mampu menjelaskan kunci keberhasilan teknik audit
3. Mampu menjelaskan mengenai memriksa fisik dan mengamati
4. Mampu menjelaskan proses meminta informasi dan konfirmasi
5. Mampu memeriksa dokumen audit
6. Mampu melakukan reviu analitikal
7. Mampu menghitung kembali

B. RUANG LINGKUP MODUL


Bahan modul ini terutama berasal dari buku Akuntansi Forensik dan Audit
Investigatif, karya Theodorus Tuanakotta (2010) yang terdapat dalam Bab 13
yang membahas tentang Audit Investigatif dengan Teknik Audit.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Dengan mempelajari modul ini, memudahkan pembaca dalam memahami
dan menjelaskan tentang Audit Investigatif dengan Teknik Audit.

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Kunci keberhasilan
3. Memeriksa fisik dan mengamati
4. Meminta informasi dan konfirmasi
YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

5. Memeriksa dokumen audit


6. Riviu analitikal
7. Menghitung kembali

III. MATERI PEMBELAJARAN


A. DEFINISI
Tehnik audit

adalah cara-cara
yang dipakai
dalam mengaudit
kewajaran
penyajian laporan
keuangan

Tehnik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit

kewajaran penyajian laporan keuangan. Hasil dari penerapan tehnik audit


adalah bukti audit. Ada tujuh tehnik, yang dirinci dalam bentuk kata kerja
bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya dalam kurung (kata benda
bahasa Inggris), yakni:
1. Memeriksa fisik (physical examination)
2. Meminta konfirmasi (confirmation)
3. Memeriksa dokumen (documentation)
4. Reviu analitikal (analytic review atau analytical review)
5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditan (inquiries of the
auditee)
6. Menghitung Kembali (reperformance)
7. Mengamati (observation)
Kalau tehnik-tehnik audit itu diterapkan dalam audit umum, maka
bukti audit yang berhasil dihimpun akan mendukung pendapat auditor
independent. Dalam audit investigative, tehnik-tehnik audit tersebut
bersifat eksplorative, mencari wilayah garapan, atau probing (misalnya
dalam reviu analitikal) maupun pedalaman (misalnya dalam confirmation
dan documentation).
Tehnik-tehnik audit relative sederhana untuk diterapkan dalam
audit investigative. Sederhana, namun ampuh. Tema kesederhanaan
YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

dalam pemilihan tehnik audit (termasuk audit investigative).

B. KUNCI KEBERHASILAN
Kunci Keberhasilan dari semua teknik audit investigative adalah
sebagai berikut:
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang
akan diaudit investigative.
2. Kuasal dengan baik teknik-teknik audit investigative. Penguasaan
yang baik akan memungkinkan investigator menerapkan teknik yang
tepat untuk menyelesaikan persoalan yang kita identifikasi.
3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih. Biarpun tekniknya
tepat, apabila pelaksanaannya tidak cermat, hasilnya tidak seperti
yang diharapkan.
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang
kita pilih.
Memeriksa fisik
atau physical
examination
lazimnya diartikan
sebagai
penghitungan
uang tunai (baik
dalam mata uang
rupiah atau mata
uang asing),
kertas berharga,
persediaan
barang, aktiva
tetap, dan barang
berwujud (tangible
assets) lainnya

C. MEMERIKSA FISIK DAN MENGAMATI


Memeriksa fisik atau physical examination lazimnya diartikan
sebagai penghitungan uang tunai (baik dalam mata uang rupiah atau
mata uang asing), kertas berharga, persediaan barang, aktiva tetap, dan
barang berwujud (tangible assets) lainnya.
Mengamati sering diartikan sebagai pemanfaatan indera kita
untuk mengetahui sesuatu. Kalau kita melakukan kunjungan pabrik, kita
melihat luasnya pabrik, peralatan yang ada, kegiatan yang dilakukan,
banyaknya dan beragamnya tenaga kerja. Kita juga mendengar sesuatu,
mungkin sesuatu yang wangi (seperti di pabrik parfum, aromatic, obat,
dan lain-lain) atau bahkan bau yang menyengat (misalnya ditempat
penyamakan

kulit

atau

tempat

pengolahan

sampah).

Kita

YULI ARDIANSYAH - A31115748

bisa
8

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

mencicipi,misalnya dipabrik yang menghasilkan makanan. Kita merasa


suhu panas atau dingin ditempat kerja. Singkatnya, mengamati adalah
menggunakan indera, bisa salah satu atau beberapa indera sekaligus.
Dalam kedua tehnik ini investigator menggunakan inderanya,
untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Dari beberapa contoh
dibawah, kita melihat berbagai tingkat pemahaman yang bisa diperoleh
dari pengamatan dan pemeriksaan fisik:
1. Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan Lumpur
panas di Porong, Sidoarjo tahun 2006, investigator menyaksikan
sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini salah satu
pemahaman. Investigator mempunyai bayangan. Pemahaman ini
penting ketika nantinya ia membaca laporan para ahli secara rinci
tentang luasnya kerusakan dan besarnya kerugian.
2. Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para relawan dan
petugas dari dinas Sosial dapat menentukan jumlah kilometer jalan,
rumah, sekolah, rumah ibadah, kantor, pabrik, dan lain-lain yang
rusak. Pemahaman ini lebih dalam dari bayangan mengenai
intensitas kerugian akibat semburan Lumpur panas tadi. Disini ada
data kuantitatif.
3. Pengamatan tenaga ahli dari maskapai asuransi akan memberikan
kepadnya pemahaman yang lebih mendalam lagi, yakni siapa yang
bertanggung jawab dan siapa yang layak menerima klaim ganti rugi,
ini pertanyaan yang senantiasa dihadapi maskapai asuransi, dan
mereka harus dapat membuktikan jawabannya. Investigator seringkali
menghadapi situasi yang sama.
4. Pengamatan juga dapat memberi petunjuk adanya fraud. Kalau saja
investigator mengamati jalan, SD Inpres, dan bangunan lain sebelum
mereka
Meminta informasi
baik lisan maupun
tertulis kepada
auditan,
merupakan
prosedur yang
biasa dilakukan

roboh,

mereka

mempunyai

petunjuk

penting

tentng

kemungkinan korupsi dalam pembangunan infrastruktur.

D. MEMINTA INFORMASI DAN KONFIRMASI

YULI ARDIANSYAH - A31115748

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

auditor

Meminta informasi baik lisan maupun tertulis kepada auditan,


merupakan prosedur yang biasa dilakukan auditor. Pertanyaannya,
apakah dalam investigasi hal itu perlu dilakukan? Apakah sebaiknya kita
tidak meminta informasi, supaya yang diperiksa tidak mengetahui apa
yang kita cari? Yang bersangkutan juga mempunyai kepentingan dan
peluang untuk berbohong.
Seperti dalam audit juga dalam investigatif, permintaan informasi
harus dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari
sumber lain atau diperkuat (substantiated) dengan cara lain. Permintaan
informasi sangat penting, dan juga merupakan prosedur yang normal
dalam suatu investigatif.
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang
diinvestigasi) untuk menegaskan kebenaran atau tidak keebenaran suatu
informasi. Dalam audit, tehnik ini umumnya diterapkan untuk mendapat
kepastian mengenai saldo utang-piutang. Tapi sebenarnya ia dapat
diterapkan untuk berbagai informasi, keuangan maupun non keuangan.
Dalam audit investigative kita harus memperhatikan apakah pihak
ketiga mempunyai kepentingan dalam audit investigative. Dalam kasus
tender pengadaan barang, permintaan konfirmasi dari penyuplai yang
cenderung melindungi pejabat, perlu diperkuat.

E. MEMERIKSA DOKUMEN
Tehnik ini tidak memerlukan pembahasan khusus. Tak ada
investigasi tanpa pemeriksaan dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan
teknologi, definisi dokumen menjadi luas, termasuk informasi yang diolah,
disimpan dan dipindahkan secara elektronis/digital.

F. REVIU ANALITIKAL
Dalam reviu analitikal yang penting bukannya perangkat lunaknya,
tetapi semangatnya, Pada dasarnya seorang invvestigator secara intuitif
YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
0

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

terobsesi dengan sesuatu yang melenceng dan bahwa something must


be wrong because it appears so. Karena itu ia memerlukan patokan atau
benchmark untuk membandingkannya dengan apa yang dihadapinya.
Patokan inilah yang dirumuskan Stringer dan Stewart sebagai results that
may reasonably be expected.
Misalnya

kita

sedang

menginvestigasi

suatu

bank

yang

berkewajiban memungut pajak penghasilan atas bunga yang diperoleh


nasabahnya. Apakah bank menyetorkan pajak penghasilan ini sesuai
ketentuan, baik dalam jumlah maupun waktu penyetoran? Apakah
investigasi ini harus dimulai di cabang-cabang atau kantor-kantor
perwakilan? Menurut reviu analitikal,tidak.
Kita mulai dengan mencocokkan angka-angka agregat. Pertama,
kita tentukan jumlah pajak penghasilan yang sudah disetorkan untuk
bank secara keseluruhan (Kantor Pusat dan Cabang-cabang), menurut
pembukuan bank itu. Selanjutnya, ini adalah hasil perkalian antar tarif
pajak (misal 10 %) dengan jumlah bunga yang dibayarkan bank itu
kepada kepada para nasabahnya. Perbedaan antara data A dengan data
B bisa merupakan perbedaan waktu (timming difference) saja. Yakni,
perbedaan antara saat memotong dan saat menyetor pajak penghasilan.
Timming difference ini juga mudah dialokasi.
Tetapi mungkin juga ada perbedaan yang bersifat tetap
(permanent difference) misalnya dalam hal deposan dalam negeri yang
mendapat pembebasan pajak penghasilan dan deposan di cabangcabang luar negeri dimana bank tidak berkewajiban memungut pajak
penghasilannya. Perbedaan ini mudah diketahui karena umumnya jumlah
deposan dalam negeri yang dibebaskan, tidak banyak. Sedangkan untuk
deposan di cabang-cabang diluar negeri, kita mengabaikan seluruh data
bunga luar negeri (bagian dari data B semula).
Dengan contoh ini, mari kita saji definisi reviu analitikal diatas: a
form of deductive reasoning in which the propriety of the individual details
is inferred from evidence of the reasonableness of the aggregate results.
Kiita haeus memulai dari belakang. Pertama, evidence of the

YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
1

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

reasonbleness of the aggregate of the results; ini diperoleh dari data B


Ada bermacammacam variasi
dari tehnik reviu
analitical, namun
semuanya
didasarkan atas
perbandingan
antara apa yang
dihadapi dengan
apa yang
layaknya harus
terjadi, dan
berusaha
menjawab
sebabnya tterjadi
kesenjangan.

yang

diadjust

untuk

deposan

dalam

negeri

yang

dikecualikan

pemungutan pajak penghasilannya dan bunga di cabang-cabang luar


negei.
Kedua, a form of deductive reasoning. Di sinin kita membuat
deduksi dari data agregat, data global, data menyeluruh, yang dalam hal
ini adalah data A dan data B. Deduksi ini berkenaan dengan the proprierty
of the individual details. Individual details disini adalah pemungutan dan
penyetoran pajak penghasilan oleh bank secara transaksi demi transaksi,
cabang demi cabang, atau mungkin per pejabat bank sesuai dengan
kewenangannya. Kita think ananlytical first, dan tidak langsung terjun
dan menyibukkan diri dengan detailed substantive test.
Ada bermacam-macam variasi dari tehnik reviu analitical, namun
semuanya didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi
dengan apa yang layaknya harus terjadi, dan berusaha menjawab
sebabnya tterjadi kesenjangan. Apakah ada kesalahan (error), fraud, atau
salah merumuskan patokannya.

Dalam Betreibs
Vergleich kita
membandingkan
perusahaan yang
kita audit
investigative
dengan
saingannya yang
seukuran
Dalam Zeit
Vergleich kita
membandingkan
perusahaan yang
kita audit
investigative pada
saat sekarang
dengan hal yang
sama di masa lalu

BETRIEBS VERGLEICH DAN ZEIT VERGLEICH


Dalam Betreibs Vergleich kita membandingkan perusahaan yang
kita audit investigative dengan saingannya yang seukuran. Perbandingan
ini banyak dimanfaatkan untuk menganalisis kompetisi atau persaingan.
Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita
audit investigative pada saat sekarang dengan hal yang sama di masa
lalu. Dalam Zeit Vergliech kita mencoba memahami bagaimana
perusahaan yang kita audit investigative ini berbeda dengan masa
lalunya, dan mengapa. Perbandingan ini digunakan untuk menerangkan
kesinambungan laba dari suatu perusahaan.

MEMBANDINGKAN ANGGARAN DENGAN REALISASI


Membandingkan

data

anggaran

dan

realisasi

YULI ARDIANSYAH - A31115748

dapat
1
2

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

mengindikasikan adanya fraud. Yang perlu dipahami di sini adalah


mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi atas pelaksanaan anggaran,
Membandingkan
data anggaran
dan realisasi
dapat
mengindikasikan
adanya fraud

dan insentif (keuangan maupun non keuangan) yang terkandung dalam


sistem anggarannya.
Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center,
pejabat tertentu menerima insentif (bonus) sesuai dengan keberhasilan
yang

diukur

dengan

pelampauan

anggaran.

Investigator

perlu

mengantisipasi kecenderungan realisasi penjualannya dibuat tinggi


(overstated). Penjualan kredit dan pengiriman barang secara besarbesaran pada akhir tahun merupakan indikasi mengenai hal itu.
Pengembalian barang sesudah akhir tahun memperkuat indikasi adanya
fraud.

Analisis vertical
dan horizontal
merupakan analisi
rasio laporan
keuangan.
Analisis vertical
menunjukkan
rasio antara suatu
akun dengan akun
lainnya dalam
laporan keuangan
untuk tahun yang
sama

ANALISIS VERTICAL DAN HORIZONTAL


Analisis vertical dan horizontal merupakan analisi rasio laporan
keuangan. Analisis vertical menunjukkan rasio antara suatu akun dengan
akun lainnya dalam laporan keuangan untuk tahun yang sama.
Contoh analisis vertical dalam laporan labarugi: rasio antara harga
pokok penjualan dengan penjualan, rasio antara laba kotor dengan
penjualan. Dan seterusnya. Analisis ini deisebut analisis vertical karena
angka-angka yang dibandingkan terletak secara vertical dalam laporan
keuangan.
Kegunaan dari analisis vertical adalah dalam membandingkan
perusahaan sejenis yang mempunyai ukuran berbeda.
Analisis horizontal menunjukkan perubahan suatu akun untuk
suatu tahun dibandungkan tahun sebelumnya atau tahun berikutnya..
angka-angka untuk akun yang sama dari tahun sebelumnya atau
berikutnya, dalam laporan keuangan disajikan berdampingan. Oleh
karena itu, analisis ini disebut analisis horizontal.

HUBUNGAN ANTARA SATU DATA KEUANGAN DENGAN


YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
3

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

DATA KEUANGAN LAIN


Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan
keuangan, bisa mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk
reviu analitikal. Contoh: angka penjualan dengan piutang dan persediaan
rata-rata, angka penjualan dengan bonus bagian penjualan, penghasilan
bunga dengan saldo rata-rata tabungan dan seterusnya.

MENGGUNAKAN DATA NON KEUANGAN


Inti dari reviu analitikal adalah mengenal pola hubungan,
relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data
keuangan dengan data keuangan lain. Pola hubungan non keuanganpun
bisa bermacam-macam bentuknya.
Dalam bisnis perkebunan ada hubungan antara jumlah pupuk
yang dipergunakan dengan hasil produksi atau panen; angka masukan
maupun keluaran dinyatakan dalam satuan non keuangan, seperti jumlah
ton untuk pupuk dan sawit.
Di pabrik gula ada ukuran antara jumlah ton tebu yang masuk ke
pabrik dan jumlah ton gula yang dihasilkan. Pola hubungan antara
masukan dan keluaran ini dinyatakan dalam suatu ratio yang dalam
industri gula dikenal sebagai rendemen. Perhitungan serupa kita lihat di
industri kayu lapis atau blackboard, dengan nama recovery.
Bermacam ratio kita gunakan untuk berbagai industri. Bahkan
industri-industri atau perusahaan pemeringkat mengembangkan dan
menyebarkan industry ratios.
Perusahaan penerbangan Garuda mendapatkan hasil yang
sangat signifikan dari perjalanan haji. Data yang penting, jumlah calon
haji yang diterbangkan, dapat diperoleh dari sumber intern maupun
ekstern Garuda.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di konsulat-konsulat kita
YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
4

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

diluar negeri, mempunyai hubungan linier dengan banyaknya visa yang


diterbitkan.
Reviu analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat untuk
menunjukkan keganjilan. Seorang bankir mencatat informasi yang
diterimanya dari calon nasabah kreditnya. Dengan cepat ia menetukan
bahwa pabrik pulp berkapasitas besar dilokasi yang terisolasi, tidak akan
bisa beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup. Semua data
untuk membuat kesimpulan itu ia peroleh selama makan siang dengan
reviu analitikal
dapat
mengungkapkan
trend

calon debiturnya.

REGRESI ATAU ANALISIS TREND Dengan data historikal yang memadai(makin banyak makin baik,
ceteris paribus), reviu analitikal dapat mengungkapkan trend. Berbagai

Ada hubungan
antara besarnya
pajak penghasilan
yang diperoleh
dalam suatu tahun
dengan indikatorindikator ekonomi

perangkat lunak mempermudah hitungan dan grafiknya, misalnya STAR.

MENGGUNAKAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO


Ada hubungan antara besarnya pajak penghasilan yang diperoleh
dalam suatu tahun dengan indikator-indikator ekonomi seperti inflasi,
tingkat pengangguran, cadangan devisa, indikator ekonomi negaranegara yang menjadi partner perdagangan Indonesia, harga minyak
mentah dan komoditi lain, dan lain-lain. Ini merupakan bidang studi yang

Menghitung
kembali atau
reperform tidak
lain dari mencek
kebenaran
perhitungan (kali,
bagi, tambah,
kurang, dan lainlain). Ini prosedur
yang sangat lazim
dalam audit.

ditekuni para ahli ekonomi makro dan ekonometri.

G. MENGHITUNG KEMBALI
Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mencek
kebenaran perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang, dan lain-lain). Ini
prosedur yang sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan
kepada seseorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor; seorang
junior auditor di kantor akuntan.
Dalam investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat
YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
5

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin


sudah terjadi perubahan dan renegoisasi berkali-kali dengan pejabat(atau
kabinet) yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan atau disupervisi oleh
investigator yang berpengalaman.
Beberapa contoh penghitungan kembali semacam itu yang
berpotensi triliunan rupiah:
1. Kasus penyelesaian kewajiban pemegang saham menurut Keputusan
Menteri Keuangan nomor 151/KMK.01/2006 tanggal 16 Maret 2006
mensyaratkan

penetapan

jumlah

kewajiban

berdasarkan

data

terakhir.
2. Perhitungan cost recovery oleh kontraktor bagi hasil (Production
Sharing Contractor). Cost recovery ini sangat besar jumlahnya. Kalau
tidak dihitung kembali oleh counterpart PSC atau lembaga pemeriksa
independen, cost recovery rawan penyalahgunaan.
3. Biaya

yang

memberikan

dikeluarkan

BUMN

yang

mempunyai

pelayanan

umum

(public

Service

kewajiban
Obligation).

Keterlambatan pembayaran PSO mempunyai dampak yang besar


terhadap likuiditas BUMN yang bersangkutan

YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
6

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

IV. LATIHAN
1. Jelaskan teknik audit
2. Jelaskan kunci keberhasilan teknik audit
3. Jelaskan mengenai memeriksa fisik dan mengamati
4. Jelaskan proses meminta informasi dan konfirmasi
5. Jelaskan proses memeriksa dokumen audit
6. Jelaskan mengenai reviu analitikal
7. Berikan contoh menghitung kembali

YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
7

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

V. RANGKUMAN
Dalam audit atas laporan keuangan, tujuannya dalah memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hasil
audit ini ditunjukkan oleh bentuk opini.
Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti yang dapat diterima oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan
barang bukti sesuai dengan hukum acara atau hukum pembuktian yang berlaku.
Dalam melakukan audit, seorang akuntan forensik harus memiliki kemampuan
untuk menerapkan teknik-teknik audit dalam pelaksanaan auditnya. Seberapapun
bagusnya teknik yang dimiliki oleh seorang akuntan forensik tidak akan berguna apabila
akuntan forensik tersebut tidak melakukannya dengan benar dan hati-hati.

YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
8

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

VI. TES FORMATIF


1. Yang bukan termasuk teknik audit investigatif?
a. Memeriksa fisik
b. Meminta konfirmasi
c. mengevaluasi
2. berikut adalah kunci keberhasilan dalam teknik audit investigatif?
a. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan diaudit
b. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih
c. Semua benar
3. Penghitungan uang tunai, kertas berharga, persediaan barang, aset tetap, dan
barang berwujud lainnya disebut?
a. Memeriksa dokumen
b. Memeriksa fisik
c. mengamati
4. Perbandingan perusahaan yang kita audit investigative dengan saingannya yang
seukuran disebut?
a. Betriebs Vergleich
b. Zeit Vergleich
c. Semua salah
5. Perbandingan perusahaan yang kita audit investigative pada saat sekarang
dengan hal yang sama di masa lalu disebut?
a. Betriebs Vergleich
b. Zeit Vergleich
c. Semua salah

YULI ARDIANSYAH - A31115748

1
9

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

VII. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

Cocokkan jawaban di atas dengan kunci jawaban tes formatif yang ada dibawah.
Ukurlah tingkat penguasaan materi kegiatan belajar

dengan rumus sebagai

berikut :
Tingkat Penguasaan = (Jumlah jawaban benar : 5 ) x 100 %
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali

90 100 %

Baik

80 89 %

Cukup

70 79 %

Kurang

0 69 %

Bila tingkat penguasan mencapai 70% ke atas, silahkan melanjutkan ke materi


selanjutnya. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 70% harus
mengulangi Kegiatan Belajar terutama pada bagian yang belum dikuasai.

YULI ARDIANSYAH - A31115748

2
0

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

VIII. KUNCI TES FORMATIF


Kunci Jawaban Tes Formatif:
1.
2.
3.
4.
5.

C
C
B
A
B

YULI ARDIANSYAH - A31115748

2
1

MODUL AKUNTANSI FORENSIK

IX. DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2016. Akuntansi Forensik & Audit Investigatif, Cetakan


keempat. Jakarta: Salemba Empat.

YULI ARDIANSYAH - A31115748

2
2

Anda mungkin juga menyukai