BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal jarang merupakan fenomena semua atau tidak sama sekali tetapi
sebaliknya adalah kehilangan secara bertahap dari fungsi-fungsi yang terlibat baik
sebagian atau keseluruhan nefron, tergantung pada proses dasar penyakit (Hudak
dan Gallo, 1996).
Bila pasien mengalami kerusakan ginjal minimal, tubuh dapat mengkompensasi
kehilangan fungsi tertetu dan tidak menimbulkan gejala-gejala. Jika prosesnya akut
dan dapat pulih, efek kegagalan jangka panjang tidak akan terjadi (Hudak dan
Gallo, 1996).
Gagal ginjal kronik atau penyakit tahap akhir (ERSD/PGTA) adalah penyimpangan
progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan metabolic, dan cairan dan elektrolit mengalami
kegagalan, yang mengakibatkan uremia. Kondisi ni mungkin disebabkan oleh
glumerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi takterkontrol; lesi herediter
seperti pada penyakit polikistik; kelainan vaskuler akibat penyakit sistemik
(diabetes); infeksi; obat-obatan; atau preparata toksik. Preparat lingkungan dan
okupasi yang telah menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronik
termasuk, timah, cadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialysis atau
transplantasi ginjal diperlukan untuk menyelamatkan pasien (Baughman dan
Hackley, 2000).
Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hampir semua penyakit ginjal. Apapun
sebabnya, terjadi perubahan fungsi ginjal secara progresif. Hipertensi dapat
mempercepat gagal ginjal, dengan meningkatkan protein-protein plasma (Corwin,
2001).
BAB II
STUDI PUSTAKA
A.
B.
Etiologi
1.
Mual/muntah
b.
c.
Gangguan psikologis
d.
Penyakit kronis
e.
2.
Tirah baring/imobilitas
b.
Kelemahan umum
c.
C.
1.
Subjektif:
a.
b.
Objektif:
a.
b.
c.
2.
Intoleransi aktivitas
Subjektif:
a.
b.
Ketidaknyamanan
Melaporkan keletihan atau kelemahan
Objektif
a.
b.
D.
Patofisiologi
Reabsorpsi protein
Pelepasan renin
Hipertens
Tirah baring/Imobilitas
Intoleransi aktivitas
Mual/muntah
BAB III
STUDI KASUS
A.
Biodata
Nama
: Ny. A
Umur
: 40 tahun
Alamat
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
B.
Pengkajian
1.
Keluhan Utama
2.
Klien mengatakan perutnya sakit selama 2 hari, muntah setiap habis makan, nafsu
makan kurang, BAB dab BAK tidak ada keluhan.
3.
4.
5.
a.
Data Biologis
Makan dan Minum
1. Kebiasaan makan dan minum
Sebelum sakit
Makan : 3x, jenis : Nasi
Minum : 400-500 cc, jenis : air putih
Selama sakit
Makan : 3x, jenis : Diet uremik
Minum : 300-400 cc, jenis : air putih
2. Nafsu makan : kurang
3. Kulit : kering
Eliminasi
1. Abdomen : nyeri tekan
2. Eliminasi urin:
Sebelum sakit: tidak ada masalah
Selama sakit : klien terpasang kateter
Jantung dan Pernapasan
1. Tanda-tanda vital
Suhu
: 37,1 C
Nadi
: 78 x/menit
2. Duduk
: dibantu
3. Mata
: Ikterus
4. Konjunctiva
: anemis
5. Ukuran pupil
: 2
6. Keadaan pupil
: Isehokor
7. Skala GCS
2. Selama sakit
: tenang
Perilaku verbal
Proses berpikir
: berbicara, jelas
:
utuh
Data Sosial
Bahasa sehari-hari
d.
4-5 jam/hari
Data Psikologis
Tempramen
c.
6-8 jam/hari
: kurang
Lama tidur
b.
: cukup
: daerah
Data Spiriual
Klien belum dapat menjalankan ibadah
6.
a.
Pemeriksaan Fisik
1.
Tekanan Darah
: 150/100 mmHg
2.
Nadi
: 78 x/menit
3.
Suhu
: 37,1 C
b.
Pemeriksaan Penunjang
HGB
: 11.4 k/mL
: 7.4 g/dL
(4.1-10.9 k/mL)
(12.0-18.0 g/dL)
c.
RDW
d.
RBC
e.
: 16.5%
GRAN
f.
HCT
(11.5-14.5%)
: 2.84 M/mL
(4.20-6.30 M/mL)
: 8.1
(2.0-7.8) 37-92%
17.3%G
: 23.4%
(37-51%)
2. Kimia Klinik
a.
GDS
b.
Ureum
c.
d.
SGOT
: 10
P<21
e.
SGPT
: 20
P<22
f.
Hbs Ag
: -
g.
Widal
: -
C.
: 116 mgr%
(70-120)
: 143.0 mgr%
(10-50)
(0.5-0.9)
Analisa Data
N
o
Data
Pathway
Etiologi
Masalah
1.
DS:
Penurunan fungsi
ginjal
Mual/muntah
Perubaha
n nutrisi
kurang
dari
kebutuha
n tubuh
a.
Klien
mengatakan tidak
nafsu makan
b.
Keluarga
pasien
mengatakan
bahwa klien
muntah sehabis
makan
DO:
Pelepasan
renin
dan
kelebihan beban
cairan
a.
Kulit kering
b.
Membran
Hipertensi
mukosa pucat
c.
Konjunctiva
anemis
Mual/muntah
Perubahan Nutrisi
< Kebutuhan
Tubuh
2.
DS:
Penurunan fungsi
ginjal
Klien mengatakan
badannya lemah
DO:
a.
Pasien
terlihat lemah
b.
Pemenuhan
aktivitas dibantu
oleh keluarga
Pelepasan
renin
dan
kelebihan beban
cairan
c.
Pasien
bedrest total
Tirah baring/
imobilitas
Intoleransi
Aktivitas
Hipertensi
Tirah
baring/imobilitas
Intoleransi
Aktivitas
D.
Intervensi Keperawatan
Wakt
u
No. Dx
20/5/
09
Mandiri
Mahasiswa&T
T
Kolaborasi
Konsul dengan ahli gizi.
R/ mementukan kalori individu dan
kebutuhan nutrisi dalam
pembatasan diit.
Mandiri
20/5/
09
Kolaborasi
Awasi kadar elektrolit termasuk
kalsium, magnesium, dan kalium.
R/ ketidakseimbangan dapat
mengganggu fungsi
neuromuskular yang memerlukan
peningkatan penggunaan energi
untuk menyelesaikan tugas dan
potensial perasaan lelah.
E.
No
D
X
Implementasi
Tanggal
dan Jam
Tindakan yang
dilakukan
Respon
Pasien
Mahasisw
a
& TT
20/05/09
Jam
14.30
Jam
16.00
Jam
16.05
Memonitor jenis
pemberian cairan infus
dan tetesannya
Pasien
terpasang
infus D5% 20
tetes/menit
Pasien
memakan diit
uremia yang
disajikan
pihak RS
Pasien
meminum
obat (Tonar,
Bicnat dan
Inpepsa sirup)
Pasien
mengatakan
masih lemas
2
20/05/09
Jam
14.15
Memonitor keadaan
umum pasien
Pasien merasa
lebih nyaman
Membantu memasang
pengalas pada bokong
pasien karena urinnya
merembes
Jam
20.00
F.
Evaluasi
No. Dx
Waktu
SOAP
Mahasiswa&
TT
1
20/05/
09
2
20/05/
09
d.
Awasi kadar elektrolit
termasuk kalsium, magnesium,
dan kalium.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Masalah keperawatan utama pada Ny. R adalah perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual/muntah. Sedangkan masalah
keperawatan yang lain yaitu intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah
baring/imobilitas.
2.
Intervensi pada Ny.R untuk masalah keperawatan ke-1, meliputi : (1) kaji/catat
pemasukan diit, (2) berikan makan sedikit dan sering, (3) tawarkan perawatan
mulut, (4) konsul dengan ahli gizi, (5) batasi kalium, natrium, dan pemasukan fosfat
sesuai indikasi, dan (6) berikan obat sesuai indikasi. Sedangkan intervensi untuk
masalah keperawatan ke-2, meliputi : (1) kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada
aktivitas yang dibutuhkan, (2) berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan
ambulasi, (3) tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien, (4) awasi kadar
elektrolit termasuk kalsium, magnesium, dan kalium.
3.
Implementasi pada Ny.R untuk masalah keperawatan utama, meliputi : (1)
memonitor jenis pemberian cairan infus dan tetesannya, (2) memberikan diit
fooding, (3) memberikan obat oral sesuai indikasi. Sedangkan implementasi untuk
masalah keperawatan ke-2, meliputi : (1) memonitor keadaan umum pasien, (2)
membantu memasang pengalas pada bokong pasien karena urinnya merembes.
B.
Saran
1.
Bagi petugas paramedis, sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan
menggunakan ilmu keperawatan yang sudah dipelajari.
2.
Bagi pembaca, sebaiknya menggunakan sumber buku yang lebih beragam
dan modern dalam penulisan asuhan keperawatan agar selalu mengalami
kemajuan.
Daftar Pustaka