Novel in Korea
Novel in Korea
ditinggalkan penghuninya. Pintu rumah dengan beranda yang sangat luas itu terbuka.
Seingatnya saat bermain dengan ji won, pintunya masih tertutup rapat. Lagi pula,
penghuninnya tidak pernah kembali.
Kemudian merasa penasaran, Jin Ri memutuskan untuk masuk. Kini ia berada di
depan pintu. Tadinya ia ingin mengetuk, tapi bercak darah yang terlihat di di bawah
kayu pintu membuat Jin Ri mengurungkan niatnya dan memilih untuk masuk kedalam
Jin Ri berjalan meraba-raba dinding, mencari stop kontak untuk menyalakan lampu.
Betapa terkejutnya Jin Ri melihat sosok gadis yang tengah meringkuk dekat
tumpukan botol minuman dan ternyata itu Ji Yeon. Suasana menjadi hening.
Keheningan menyagrap mereka dalam sekian detik. Ji Yeon berjalan mendekati Jin
Ri. Lalu Ji Yeon membasuhkan darah di tangannya dan ke bajunya Jin Ri. Apa yang
kau lakukan?!! Jin Ri terlihat bingung. Ia tidak mengerti dengan apa yang sedang Ji
Yeon lakukan. Ji Yeon, apa maksudmu?!! Tanya Jin Ri kepada Ji Yeon. Setidaknya
engkau tidak dihukum begitu berat ujar Ji Yeon. Lalu Ji Yeon pergi meninggalkan
Jin Ri. Jin Ri hanya menatap kepergiaan Ji Yeon dengan nanar. Ji Yeon baru saja
melimpahkan kesalahannya kepadanya. Bajunya yang kotor karena darah membuat
orang-orang salah paham dan akhirnya menuduh Jin Ri sebagai pembunuhnya.
Polisi dating ke lokasi 30 menit kemudian setelah salah satu warga, menelphone
polisi. Merekapun memeriksa dan melihat keadaan. Mereka menemukan seorang pria
yang sudah tak bernyawa. Sehingga polisi dapat menyimpukan bahwa tanggal 29
oktober pada jam 10:04 malam hari terjadinya pembunuhan dengan tersangka
bernama Cho Jin Ri.
Pada suatu hari saat Ji Won tengah mengambil foto berpigura itu tanpa sengaja
tangannya menyenggol sebuah cincin . ia ingat betul bahwa cincin ini milik Ji Yeon.
Pada suatu hari di persidanyan hakim hendak memukul palu tanda disahkannya
hukuman, tapi Ji Won masuk ke dalam ruangan dengan sengaja membanting pintu.
Lalu Ji Won berkatapak hakim ada yang mau bicara, ujar Ji Won. yeoboseyo?
sapa hakim . nuguya? aku Park Ji Yeon, ujar Ji Yeon lalu Ji Yeon berkata akulah
yang telah membunuhnya. Malam itu aku memukulnya dengan botol minuman hingga
meninggal,
silakan periksa kamarku. Dibawah kasur ada sebuah peti, ucap Ji Yeon di
dalamnya terdapat sepatu yang sobek karena mengenai pecahaan kaca minuman,
juga mantel yang kugunakan untuk menghapus sidik jariku. Bahkan darahnya masih
ada.
Hari itu ditutup dengan tangisan seorang ibu yang penuh penyesalan.
Empat tahun berlalu. Kini musim semi telah muncul. Keceriaan bunga-bunga
bermunculan dengan berbagai ekspresi. Begitupun dengan Jin Rid an Hendry yang
telah hidu bahagia.
END