Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

STUDI

KASUS
PENANGANAN TUBERCULOSIS DENGAN GIZI KURANG PADA
ANAK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

Disusun oleh :
KELOMPOK 8
Sintami Rosmalinda

1102011260

Pembimbing:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PERIODE 31 OKTOBER 2 DESEMBER 2016


LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Diagnosis Holistik dengan judul PENANGANAN TUBERCULOSIS


DENGAN

GIZI

KURANG

PADA

ANAK

DENGAN

PENDEKATAN

KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA


GADING periode 31 Oktober 2 Desember 2016 telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, November 2016


Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

BAB I
I.

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: An. ASP

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 2 Tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Inspeksi Kali Sunter RT 009 RW 005


Kelapa Gading Barat Kecamatan Kelapa Gading
Jakarta Utara

Suku Bangsa

: Jawa

Pendidikan

: -

Pekerjaan

: -

Tanggal periksa

: 2 November 2016

B. Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ibu pasien pada hari Rabu tanggal 6
November 2016 pukul 08.30 WIB.
1. Keluhan Utama :
Batuk sejak 2 bulan
1 Keluhan Tambahan :
Nafsu makan menurun
2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak perempuan berusia 2 tahun dengan keluhan batuk sejak 2
bulan. Keluhan pertama kali dirasakan 2 bulan yang lalu, ibu pasien juga
mengeluhkan nafsu makan anaknya menurun. Berat badan pasien terus menurun
setiap dilakukan kunjungan KPLDH Puskesmas Kelapa Gading. Keluhan
biasanya dirasakan dengan lama kurang lebih 10 menit dan sebanyak 8 10 kali
sehari. Pasien mengatakan untuk meringankan keluhannya dapat dengan duduk
dan digerakkan secara perlahan Pasien menyangkal adanya kelemahan otot,
riwayat jatuh, pusing, lemas disertai keringat dingin, gelisah, dan gemetar.
Selain hal tersebut, pasien mengaku keluhan ini disertai dengan sering
merasa lemas dan tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivitas sehari-

hari. Sebelumnya, pasien mengaku memiliki kebiasaan makan dengan porsi


yang banyak. Pasien juga selalu merasa haus sehingga pasien banyak meminum
air mineral dan sering buang air kecil, terutama saat malam hari sebanyak lebih
dari 3 kali. Pasien menyangkal adanya penglihatan yang buram, pegal pada
bagian mata, luka yang sukar sembuh dan kulit yang terasa gatal atau kering.
Pasien juga mengaku telah pernah mengalami keluhan seperti ini
sebelumnya, dan pernah dilakukan foto rontgen pada kedua lutut pasien dan oleh
dokter didiagnosis OA. Pasien rutin untuk datang ke puskesmas apabila nyeri
telah dirasakan semakin memberat oleh pasien. Pasien mengaku memiliki
riwayat diabetes melitus sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengaku rutin
meminum obat yang diberikan oleh dokter yaitu metformin 500mg dengan
frekuensi 2x tiap harinya dan rutin mengecek gula darah ke puskesmas setiap 1
bulan sekali.
Pada tanggal 6 April 2016 pasien datang ke Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok dan dianjurkan dokter untuk pemeriksaan laboratorium namun
saat diperiksa pasien sedag tidak daam keadaan berpuasa. Alasan kedatangan
pasien adalah untuk berobat atas kehendak pasien sendiri. Pasien beranggapan
bahwa penyakitnya dapat disembuhkan namun membutuhkan waktu yang lama.
Pasien khawatir bila penyakitnya akan bertambah parah dan akan membutuhkan
biaya pengobatan yang besar. Harapan pasien agar penyakitnya dapat sembuh
dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak untuk pengobatannya.
1. Riwayat Penyakit Dahulu :
-

Pasien menyangkal memiliki riwayat alergi

Pasien menyangkal memiliki riwayat asma.

5. Riwayat Penyakit Keluarga :


-

Ayah pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi dan asma. Riwayat


diabetes mellitus disangkal, riwayat alergi disangkal.

Ibu pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi dan asma. Riwayar


diabetes mellitus disangkal, riwayat alergi disangkal.

Kakek pasien memiliki riwayat hipertensi, riwayat asma disangkal, riwayat


diabetes malitus disangkal, riwayat alergi disangkal

Nenek pasien memiliki riwayat batuk lebih dari 3 bulan namun belum
pernah dilakukan pemeriksaan dahak. Nenek pasien juga memiliki riwayat
gastritis kronis. Riwayat hipertensi diakui riwayat asma disangkal. Riwayat
diabetes melitus disangkal.

Kakak pasien menyangkal riwayat batuk lama dan penurunan berat badan,
riwayat alergi disangkal.

2. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien berada di tingkatan sosial ekonomi menengah kebawah. Pasien
merupakan anak ke 2 dari 2 orang anak. Pasien tinggal di rumah milik sendiri
bersama ayah, ibu, kakak serta kakek dan neneknya. Ayahnya bekerja sebagai
ojek online dan ibunya bekerja seagai ibu rumah tangga. Kakeknya sudah tidak
bekerja, Neneknya bekerja sebagai ibu rumha tangga. Setiap hari Pasien dan
kakaknya diasuh oleh nenekdan ibunya.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan makan jajanan kering. Nenek Pasien mengaku
Pasien sudah mulai memakan nasi tim namun pasien kurang menyukainya.
Pasien lebih suka memakan jajanan dan minum susu kedelai, karena memiliki
alergi susu sapi. Pola tidur teratur, yaitu 8-10 jam sehari. BAK diakui
frekuensinya meningkat, sering terbangun saat malam hari, namun BAB normal.
Pasien mengaku tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Menurut
pernyataan pasien, ia tidak pernah berolahraga rutin.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran

: Compos Mentis

2. Keadaan Umum

: Baik

3. Tanda-tanda vital
Kesadaran

: Compos Mentis

GCS

: E4M6V5 (GCS 15)

Tekanan Darah

: 120/70 mmHg

Frekuensi Nadi

: 74 x / menit

Frekuensi Pernapasan : 20 x / menit


Suhu

: 36, 7 C

Berat Badan

: 65 kg

Tinggi Badan

: 152 cm

4. Status Generalis :
a. Kepala
- Bentuk

: normocephal

- Rambut

: hitam, tidak mudah dicabut

- Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung & tidak
langsung (+/+)

- Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumen


- Hidung

: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

- Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tidak hiperemis


- Mulut
a

: bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

Leher
- Trakea di tengah
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks
- Inspeksi

: bentuk dada simetris


: pergerakan dinding dada simetris

: iktus kordis tidak terlihat


- Palpasi

: fremitus taktil sama kanan dan kiri


: iktus kordis teraba di sela iga V garis mid clavicula
kiri

- Perkusi

: sonor di seluruh lapang paru, batas jantung normal

- Auskultasi

: vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing (-/-),


ronki (-/-)
: bunyi jantung I dan II regular, murmur (-)
gallop (-)

Abdomen
- Inspeksi

: perut datar, lembut, simetris

- Auskultasi

: bising usus (+) dalam frekuensi normal

- Palpasi

: nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak


teraba

- Perkusi

: timpani di seluruh lapang abdomen, shifting


dullness (-)

Genitalia

: tidak diperiksa

a. Ekstremitas

: akral hangat, sianosis (-), edema

, nyeri gerak (-)

Anggota Gerak Atas


1.

2.

3.

Motorik

KANAN

KIRI

a.

Pergerakan:

baik

baik

b.

Kekuatan:

c.

Trofi:

normal

normal

d.

Tonus:

eutoni

eutoni

Reflek Fisiologis
a.

Biceps

b.

Triceps

Sensibilitas

a.

Taktil:

b.

Nyeri:

c.

Suhu:

tidak dinilai

d.

Diskriminasi 2 titik:

tidak dinilai

Anggota Gerak Bawah


4.

5.

6.

7.

8.

Motorik

KANAN

KIRI

a.

Pergerakan:

baik

baik

b.

Kekuatan:

c.

Trofi:

normal

normal

d.

Tonus:

eutoni

eutoni

Reflek Fisiologis
a.

Patella:

b.

Achilles:

Reflek Patologis
a.

Babinski:

b.

Chaddock:

c.

Schaeffer:

d.

Oppenheim:

e.

Gordon:

Klonus
a.

Patella

b.

Kaki

Sensibilitas
a.

Taktil:

b.

Nyeri:

c.

Suhu:

tidak dinilai

tidak dinilai

d.

Diskriminasi 2 titik: sulit dinilai

sulit dinilai

5. Status Gizi :
Berat badan

: 65 kg

Tinggi badan

: 152 cm

IMT

: BBkg/(TBm)2 = 65/2,31 = 28.1

D. Pemeriksaan Penunjang :
GDS

: 142 mg/dL (N: <180 mg/dL)

Kolestrol Total : 196 mg/Dl

A. Pemeriksaan Anjuran
HbA1c (Target: 7.0%)

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga

: Ny. S

b. Identitas Pasangan

:-

c. Struktur Komposisi Keluarga:


Bentuk keluarga ini merupakan extended family dengan Ny. S
sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dari
hasil pernikahan Ny. S dengan mendiang suaminya, memiliki 5 orang
anak yang bernama Tn. Z, Tn. S, Tn. Sm, Tn. H dan Tn. A. Anak
pertama Tn. Z memiliki 2 orang anak An. A dan An. N dan tidak tinggal
serumah dengan Ny.S. Anak keempat Tn. H memiliki 1 orang anak An.
R, anak kedua, ketiga dan kelima belum menikah dan tinggal serumah
dengan Ny. S
Tabel 2
Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan
No

Nama

dalam

Gender Umur

Pendidikan

Pekerjaan

SD

Ibu Rumah Tangga

keluarga

1.

Ny. S

Kepala
Keluarga

58 th

2.

Tn. S

Anak ke-2

34 th

SMA

Karyawan Swasta

3.

Tn. Sm

Anak ke-3

32 th

SMK

Karyawan Swasta

4.

Tn. H

Anak ke-4

31 th

SMA

Karyawan Swasta

5.

Ny. I

Istri Anak 4

29 th

SMA

Ibu Rumah Tangga

Tn. A

Anak ke-5

27 th

SMA

Satpam

An. R

Anak Tn. H L

1 th

Belum

6.

7.

dan Ny. 1

Sekolah

B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri dari 3 generasi. Bentuk keluarga ini termasuk keluarga besar
(extended family). Ny. S adalah seorang ibu dari 5 orang anak, yaitu: Tn. Z,
Tn. S, Tn. Sm, Tn. H dan Tn. A. Ny. S tinggal serumah anak kedua, anak
ketiga, dan anak keima yang belum menikah serta anak keempat beserta istri
dan 1 orang anak. Anak pertama tinggal beserta istri dengan 2 orang anaknya.
Suami pasien telah meninggal dunia.
2. Tahapan Siklus Keluarga :
Menurut Duvall (1977) keluarga Ny. S berada pada tahapan ketujuh, yaitu
dimana kedua orangtua sudah pada usia pertengahan atau pensiunan.
Genogram

laki-laki

tinggal serumah

perempuan

menikah

pasien
Perempuan sudah meninggal
laki-laki sudah meninggal

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3
Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : milik sendiri
Daerah perumahan : padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah : 12 x 10 m2

Keluarga Ny. S tinggal di rumah

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 6 orang

sendiri di daerah perumahan yang

Lantai rumah dari: keramik

padat dan bersih. Luas rumah Ny. R

Dinding rumah dari: tembok

12 x 10 m2 dengan jumlah penghuni

Jamban keluarga: ada (di dalam)

rumah 6 orang. Lantai rumah terbuat

Tempat bermain: tidak ada

dari keramik, dinding rumah dari

Penerangan listrik: cukup

tembok, ada jamban keluarga dan

Ketersediaan air bersih: ada

dengan penerangan yang cukup.

Tempat pembuangan sampah: ada

b. Kepemilikan barang barang berharga


-

Satu unit televisi

Satu unit kulkas

Tiga unit kipas angin

Satu unit kompor gas

Satu unit dispenser

Satu unit blender

Satu unit rice cooker

Satu unit setrika listrik

Tiga unit motor

c. Denah Rumah

2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku Berobat
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit, Ny. S tidak langsung
berobat ke Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, kecuali keluhan
memburuk karena lokasinya agak jauh dari rumah.

b. Perilaku Terhadap Makanan


Keluarga Ny. S memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Makanan yang
dimakan untuk sarapan selalu makanan yang dibeli, untuk makan siang
dan makan malam dimasak sendiri oleh Ny. S.
c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan
Keluarga Ny. S menggunakan asuransi kesehatan berupa BPJS.
d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Ny. S merupakan orang yang sadar akan kebersihan, bila Ny. S melihat
sampah di pekarangan rumahnya, Ny. S akan membuangnya ke tempat

sampah. Ia tidak pernah membuang sampah di saluran pembuangan air


limbah.

3. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4
Pelayanan Kesehatan
Faktor

Keterangan

Cara mencapai pusat pelayanan Kendaraan umum


kesehatan

Tarif pelayanan kesehatan

Gratis

Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

Kesimpulan
Ny. S berobat ke Puskesmas
menggunakan
kendaraan
umum yaitu angkot. Ny. S
berobat dengan gratis di
puskesmas
dengan
menggunakan
BPJS.
Pelayanan
serta
kualitas
pelayanan dirasakan Ny. S
cukup memuaskan sehingga
Ny. S akan berusaha datang
secara rutin untuk berobat
penyakit yang dideritanya

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Keluarga Ny. S makan sebanyak 3 kali sehari. Menu sehari-hari yang
dikonsumsi keluarga Ny. S adalah nasi uduk untuk sarapan yang biasanya
dibeli oleh Ny. S di warung dekat rumah. Untuk makan siang, Ny. S
memasak makanan yang terdiri dari lauk yang berupa tahu dan tempe, serta

sayur sayuran yang ditumis maupun dibuat sup. Untuk makan malam
keluarga Ny. S memakan menu yang serupa dengan makan siang.
Porsi Ny. S setiap kali makan adalah satu hingga satu setengah porsi nasi
dengan lauk-pauk seperti tahu dan tempe goreng dan sayur-sayuran yang
dibuat sup maupun ditumis, disertai dengan minum air putih, teh manis atau
kopi. Setiap harinya Ny. S juga makan camilan berupa roti tawar, gorengan
atau kue basah yang dibelinya di dekat rumah
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Menu makanan keluarga yang selalu ada setiap harinya adalah nasi atau
diganti dengan lontong, sayur yang dibuat sup ataupun ditumis, lauk pauk
seperti tahu dan tempe yang digoreng. Ny. S biasanya menyertai makan
dengan minuman seperti air putih, teh manis atau kopi. Ny. S sudah
menerapkan gizi seimbang dalam setiap hidangan yang dihidangkan terdiri
dari karbohidrat, protein, dan lemak, namun belum dapat menerapkan pola
makan yang teratur. Karena pengetahuan keluarga mengenai pola makan
serta makanan yang bergizi dan diet untuk penderita dislipidemia masih
kurang, menyebabkan tidak terkontrolnya pola makan Ny. S. Pola makan
pasien selama tiga hari terakhir ialah sebagai berikut:
Tabel 5
Pagi 4 April 2016
Menu
Lontong sayur 1 porsi

Kalori
3

Protein

karbohidrat

57,2

16,5

Lemak
10

8
9
Tempe Goreng 1 porsi

1,79

4
Kopi sachet

2
3
1

Air putih 2 gelas

2,2
8

48,9

1,77

3,1
7

Siang 4 April 2016


Nasi putih

175

40

Ikan lele

150

20

12

Sayur bayam + jagung

80

3,5 + 4,1

0,5 + 30,3

0,5 + 1,3

Teh manis 1 gelas

90

Air Mineral
Malam 4 April 2016
Nasi putih

175

40

Telur dadar

160

1.484

143.99

131.07

70.65

Air Mineral
Jumlah

Pagi 5 April 2016


Menu

Kalori

Protein

karbohidrat

Lemak

Nasi putih

175

40

Telur Dadar

160

Tempe goreng

40

7 gr

5 gr

3 gr

Sayur sup

100

2,1

7,5

6,6

Nasi putih

175

40

Ayam dada gulai

290

Sayur tumis buncis dan toge

85

2,9

4,1

0,2

Pisang goreng 3 potong

240

2,1

34,65

9,8

Siang 5 April 2016

Malam 5 April 2016

26,86

19,46

Nasi putih

175

40

Sayur tumis buncis

85

2,9

4,1

0,2

Tahu goreng 1 potong

60

1,4

0,3

2,8

Tempe goreng 1 potong

40

Jumlah

1.625

50.5

219.51

72.96

Pagi 6 April 2016


Menu

Kalori

Protein

Karbohidrat

Lemak

Kentang rebus 2 buah

175

4,2

40,11

0,21

Telur rebus 2

110

12,4

0,7

10,8

Nasi putih

175

40

Ayam goreng

150

26,5

19

Sayur labu siam

85

0,6

6,7

0,1

Tahu 2

80

1,3

2,3

0,8

Nasi putih

175

40

Ayam goreng

160

Sayur labu siam

85

0,6

6,7

0,1

Tempe goreng 2

40

7 gr

5 gr

3 gr

Jumlah

1.355

65.6

141.51

36.01

Siang 6 April 2016

Malam 6 April 2016

Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi oleh Ny. S pada tanggal 4 6 April 2016
adalah 1.488 kalori.

Penentuan Status Gizi


Berat badan

: 65 kg

Tinggi badan

: 152 cm

IMT

: BBkg/(TBm)2 = 65/2.31 = 28,1

Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk kategori berat badan pre-obesitas


Tabel 1. Klasifikasi IMT Menurut WHO
IMT

KATEGORI

< 18,5

Berat badan kurang

18,5 24,9

Berat badan normal

25.00

Kelebihan berat badan

25,00 29,9

Pre-obesitas

30,00-34,99

Obesitas kelas I

35,00-39,00

Obesitas kelas II

40,00

Obesitas kelas III

Sumber: Adaptasi dari WHO (1995), WHO (2000), dan WHO (2004)

Berat Badan Ideal (BBI)

= 90% x (Tinggi Badan 100)


= 90% x (152 100)
= 90% x 52
= 46.8 kg

Tabel 2. Jenis Aktivitas

Ringan

Sedang

Berat

Pegawai kantor

Mahasiswa

Pelaut

Pegawai toko

Pegawai industri ringan

Buruh

Guru

Ibu rumah tangga

Penari

Supir

Atlet

Sekretaris
Sumber: Cara mudah mengatur makanan sehari-hari (FKUI, 2011)

Jumlah kebutuhan kalori per hari :


-

Kebutuhan kalori basal

BBI

25

kalori/KgBB

(perempuan)
= 46.8 kg x 25 kalori = 1170 kalori
-

Koreksi

Usia ( 40-59 th) = - (5% x 1170) = - 58.5 kalori

Aktivitas (sedang) = + (25% x 1170) = + 292.5 kalori

Stress metabolik (sedang) = + (20% x 1170) = + 234 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah:


1170 58.5 + 292,5 + 234 = 1638 kalori
Untuk kebutuhan harian :

Karbohidrat (60-70%)= kal = 1146.6 kal = 295.65 gr ~ 296 gr


(4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)

Protein (10-15%)

= kal = 163.8 kal = 40.95 gr ~ 41 gr


(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)

Lemak (20-25%)

= kal = 327.6 kal = 36.4 gr ~ 36 gr


(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)

Kesan : Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari sebelum datang ke Puskesmas maka dapat disimpulkan
bahwa setiap harinya menu makan pasien kurang dari jumlah energi/kalori yang

dibutuhkan setiap harinya. Demikian pula dengan kebutuhan karbohidrat,


protein, dan lemak yang dikonsumsi setiap hari, belum mencukupi kebutuhan
harian yang seharusnya. Jumlah kalori dan jenis yang dikonsumsi sudah sesuai,
namun tinggi karbohidrat simpleks.

5. Pol a Dukungan Keluarga


1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Pasien masih ditemani berkomunikasi oleh suami, dan suami pasien mau
membantu dalam mengontrol makanan maupun minuman yang dikonsumsi
oleh pasien. Sarana pelayanan kesehatan cukup memuaskan, namun jarak
dari rumah pasien jauh. Biaya pelayanan kesehatan pasien yang bersumber
dari BPJS dirasa sangat membantu pasien berobat sampai keluhan
berkurang.

1. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga


Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan Ny. S antara
lain,kebiasaan Ny. S memakan makanan manis dan suka meminum teh
manis dan kopi 2 hingga 3 gelas setiap harinya. Kebiasaan ini disertai
dengan Ny. S yang tidak mempunyai kebiasaan untuk berolahraga.
Keluarga kurang mendukung atas kesembuhan pasien. Kurangnya
komunikasi anak anak pasien dan pasien diakibatkan oleh kesibukan
masing-masing

sehingga

mengobrol.
6. Dinamika Keluarga

mengakibatkan

keterbatasan

waktu

untuk

Ny. S sering merasa kesepian karena komunikasi antar Ny. S dan anakanak kurang baik dikarenakan pekerjaan anak-anaknya. Ny. S hanya
ditemani oleh menantu pasien. Anak pasien pulang bekerja biasanya saat
malam hari, dan libur saat akhir pecan namun biasanya anak pasien tidak
sering berada di rumah saat hari libur.
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologi
Keluarga ini dapat meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
keturunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pernikahan Tn. M dan Ny. S
mempunyai lima anak. Dari hasil pernikahan anak-anaknya, Ny. S
memiliki tiga orang cucu.
b. Fungsi Psikologi
Intensitas bertemu Ny. S dan anak anaknya tergolong sering dikarenakan
beliau tinggal serumah dengan anak kedua, ketiga, keempat dan kelima
namun tergolong cukup jarang dengan anak pertama Ny. S dikarenakan
tempat tinggal cukup jauh. Akhirnya, komunikasi antara Ny. S dan anakanaknya kurang baik karena kesibukan anak-anaknya dengan pekerjaan
masing-masing, Ny. S hanya ditemani oleh menantu.
c. Fungsi Ekonomi
Anak kedua Ny. S bekerja di perusahaan swasta dengan penghasilan Rp
3.200.000,00 per bulan. Anak ketiga dan keempat bekerja di perusahaan
swasta dengan penghasilan Rp. 3.000.000,00 per bulan, dan Anak kelima
pasien bekerja sebagai satpam dengan penghasilan sekitar Rp 2.500.000,00
per bulan. Penghasilan dari anak anaknya diberikan sebagian besar
kepada Ny. S dan digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari
seperti belanja bulanan untuk enam orang anggota keluarga, pembayaran
listrik, dan air.
d. Fungsi Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, Ny. S dan anak anaknya memiliki


hubungan baik dengan tetangga sekitar. Ny. S kurang aktif mengikuti
kegiatan di komplek rumah, sehingga kurang adanya aktivitas untuk
mengisi waktu luang.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan keluarga Ny. S cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
anak-anak pasien dapat menuntaskan pendidikan wajib 12 tahun.
A Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Kebiasaan Ny. S yang makan nasi dalam porsi banyak (namun diakui sudah
mulai mengurangi konsumsinya), menyukai makanan dan minuman manis
seperti teh manis, kopi, kue dan tidak rutin berolahraga.
2. Komunikasi yang kurang baik antara Ny. S dan anak-anaknya karena
kesibukan anak-anaknya.

BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal:
a.

Kedatangan: Pasien mengeluhkan nyeri pada lutut kanan yang hilang


timbul sejak satu tahun yang lalu dan semakin memberat sejak dua
minggu terakhir. Keluhan ini disertai dengan pasien merasa lemas. Pasien
juga datang untuk melakukan pemeriksaan gula darah rutin setiap
bulannya yang telah dianjurkan oleh dokter di puskesmas.

b.

Anggapan: Pasien menganggap penyakitnya dapat disembuhkan namun


membutuhkan waktu yang lama.

c.

Harapan: Pasien berharap penyakitnya dapat sembuh dan hanya


memerlukan biaya yang sedikit.

d.

Kekhawatiran: Pasien khawatir bahwa biaya untuk penyakitnya


membutuhkan biaya yang besar.

1. Aspek klinik:
a.

Diagnosis kerja: Osteoarthritis Genu Dextra dan

Riwayat Diabetes

Mellitus Tipe 2.
a. Dasar diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dan hasil laboratorium.
1. Aspek risiko internal:
a. Genetik : + (ayah pasien)
b. Pola makan: Pasien memiliki kebiasaan makan nasi dalam porsi banyak
(namun diakui sudah mulai mengurangi konsumsinya) dan pasien
menyukai makanan dan minuman manis seperti kopi, teh manis dan kue
basah.
c. Kebiasaan: Pasien tidak rutin berolahraga.
2. Aspek psikososial keluarga:

Hubungan pasien dan anak-anaknya cukup baik, namun kurangnya


komunikasi di antara pasien dan anak-anaknya membuat pasien tidak pernah
mengutarakan keluhan yang dirasakan dan anak-anak pasien kurang
memperhatikan pasien. Keluarga tidak memahami penyakit yang ada pada
pasien. Pasien mengakui kurang aktif dalam kegiatan komplek perumahan
sehingga kurang dapat mengisi waktu luangnya.
3. Aspek fungsional:
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2, yaitu terbatas dalam
melakukan aktivitas berat tapi masih bisa dirawat jalan dan bisa melakukan
pekerjaan yang ringan seperti pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan kantor
yang ringan.

Aspek

Kegiatan

Sasaran

Waktu

Aspek

- Menjelaskan pasien bahwa nyeri Pasien

Personal

Pada saat di Puskesmas

pada lutut kanan yang dirasakan


pasien

adalah

akibat

penyakit

osteoarthritis yang diderita pasien.


- Menjelaskan kepada pasien bahwa

sampai saat ini belum ada yang dapat


menyembuhkan penyakitnya secara
sempurna, namun obat hanya untuk
meredakan gejalanya. Anjurkan pada
pasien

untuk

dapat

senantiasa

berikhtiar serta berdoa kepada Allah


SWT atas kesehatannya.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa

sampai saat ini belum ada obat /


metode yang dapat menyembuhkan
penyakit

diabetes

dideritanya,

melitus

namun

yang

penyakit

ini

masih dapat dikontrol agar tidak


menyebabkan komplikasi. Anjurkan
pada pasien untuk dapat senantiasa
berikhtiar serta berdoa kepada Allah
SWT atas kesehatannya.
-

Menjelaskan kepada pasien agar


meminum

obat

teratur

(obat

golongan NSAID, yaitu Natrium

Diclofenac 2 x 40mg setelah makan


dan obat golongan Glukoneogenesis
inhibitor, yaitu : Metformin 3 x 500
mg di pertengahan makan).
-

Menganjurkan

pasien

untuk

menerapkan diet diabetes dalam pola


makannya sehari-hari, yaitu santapan

Aspek Klinis

Pasien

Farmakologi :
-

Memberikan

terapi

x 40 mg setelah makan.
Memberikan

terapi

golongan

NSAID, yaitu Natrium Diclofenac 2

Pada saat di Puskesmas

golongan

Glukoneogenesis inhibitor, yaitu :


Metformin

500

mg

di

pertengahan makan.
-

Rencana

pemeriksaan

ulang

kolesterol.

Non farmakologi :

Memberikan edukasi diet khusus


DM kepada pasien. (terlampir).

Menyarankan

pasien

untuk

berolahraga rutin, seperti: jogging,


jalan cepat, bersepeda atau berenang
selama minimal 30 menit, 3-4 x
seminggu.
-

Menyarankan

pasien

untuk

mengurangi konsumsi minum dan


makan manis seperti the manis / kopi
2x dalam seminggu dan mengurangi
konsumsi gula yaitu sebanyak tiga
sendok teh per hari.

Aspek Risiko - Menyarankan kepada pasien untuk Pasien


Internal

untuk

berolahraga

rutin,

Pada saat di Puskesmas

seperti:

jogging, jalan cepat, bersepeda atau


berenang selama 30 menit sebanyak
3-4x dalam seminggu.
- Menyarankan

pasien

untuk

mengurangi konsumsi makanan dan


minuman

manis

seperti

teh

manis/kopi 2x dalam seminggu dan


mengurangi konsumsi gula yaitu
sebanyak tiga sendok teh per hari.

Aspek

Menyarankan keluarga terutama Keluarga

Psikososial

anak-anaknya untuk lebih sering pasien

Keluarga

mengajak Ny. S mengobrol.


-

Pada saat kunjungan rumah

Menyarankan kepada suami dan


anak-anak

pasien

yang

belum

terdeteksi DM untuk melakukan


pemeriksaan gula darah.
-

Menyarankan

kepada

keluarga

untuk dapat mendorong pasien agar


lebih aktif mengikuti kegiatan di
komplek

perumahan

pasien

sehingga dapat mengisi waktu


luangnya.

Aspek

- Menyarankan pasien untuk menjaga Pasien

Fungsional

Pada saat di Puskesmas

pola makan sesuai dengan diet DM

(terlampir), meminum obat dan kontrol

secara teratur, serta rutin berolahraga

seperti jogging, jalan cepat, bersepeda


atau berenang selama minimal 30
menit, 3-4 kali seminggu.

C. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad sanactionam: dubia ad malam
3. Ad Funcionam : dubia ad bonam

Lampiran I
10 pola gizi seimbang, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan;


Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok;
Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
Biasakan sarapan;
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Tabel 7
Contoh Menu Sehari 1700 Kalori

Waktu

Bahan makanan

Pagi

Nasi

Snack

Siang

Snack

Malam

Penukar

Gram

Ukuran

Contoh menu

1 karbohidrat

100

gelas

Nasi

Telur ayam

1 hewani

55

1 butir

Sayur singkong

Daun singkong

1 sayuran C

100

1 gelas

dgn telur

Santan

40

1/3 gelas

Susu sapi

Susu sapi

Susu rendah lemak

200

1 gelas

Melon

Melon

1 buah

190

1 ptg besar

Kacang hijau

1 nabati

20

2 sdm

Bubur

Gula

13

1 sdm

hijau

Yoghurt non fat

1 susu tanpa lemak

120

120

Yoghurt non fat

Nasi

1 karbohidrat

100

gelas

Nasi

Ayam tanpa kulit

1 hewani

40

1 potong sdg

Ayam goreng

Minyak klp sawit

1 buah

Sayur

Daun katuk

1 sayuran C

100

1 gelas

katuk

Tempe

1 nabati

50

2 buah

Tempe bacem

Agar-agar

Sekehendak

Sekehendak

Agar-agar

Madu

15

1 sdm

madu

Susu skim cair

1 susu tanpa lemak

200

1 gelas

Susu skim cair

Nasi

1 karbohidrat

100

gelas

Nasi

Ikan

1 hewani

40

1 ptg sdg

Ikan steam kecap

Bakso

1 hewani

170

10 bj sdg

dengan bakso

Kecap

Sekehendak

Sekehendak

Sayur

Oyong

1 sayuran A

Sekehendak

Sekehendak

oyong

Apel

1 buah

85

1 buah

Apel

kacang

daun

saus

bening

Lampiran 2
Beberapa Makanan yang Sebaiknya Dikurangi:
1. Makanan/minuman manis
2. Nasi
3. Susu putih full cream, kafein, teh manis
4. Makanan berlemak dan berminyak

Anda mungkin juga menyukai