PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Glaukoma merupakan kumpulan beberapa penyakit dengan tanda utama tekanan
intraokuler yang tinggi dengan segala akibatnya yaitu, penggangguan dan atrofi saraf optic serta
defek lapang pandang yang khas. Bagian mata yang penting pada glaucoma adalah sudut filtrasi.
Salah satu penyebab glaukoma disebabkan oleh obstruksi aliran aqueous humor.
Sumbatan aliran keluar di sudut antaran kornea dan iris (glaucoma sudut tertutup akut) dapat
timbul mendadak akibat infeksi atau cidera. Usia yang berhubungan dengan fibrosis di sudut
tersebut, atau saluran lain yang berperan dalam mengalirkan aqeous homor, dapat secara
perlahan meningkatkan tekanan intraokulus.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian glaucoma?
2. Bagaimanakah epidemiologi dari glaukoma?
3. Bagaimanakah etiologi dari glaukoma?
4. Bagaimanakah faktor predisposisi penyakit dari glaukoma?
5. Bagaimanakah patofisiologi dari penyakit glaukoma?
6. Bagaimanakah pathway dari glaukoma?
7. Bagaimanakah klasifikasi dari glaukoma?
8. Bagaimanakah pemeriksaan fisik dari glaukoma?
9. Bagaimanakah pemeriksaan diagnostik dari glaukoma?
10. Bagaimanakah penatalaksanaan medik dari glaukoma?
11. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan dari glaukoma?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa
peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang
pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996).
2. Epidemiologi
Kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak adalah Glaukoma. Diperkirakan
66 juta penduduk dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan
karena glaukoma. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada
kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan
sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita
glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan
yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosa
dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin
3. Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan
oleh:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau
di celah
pupil
4. Faktor Predisposisi
1. Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari
populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah
dengan bertambahnya usia
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar
adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
3. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma.
Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah
dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan
dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata.
4.
Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita
asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid
secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-abatan
steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis
mata untuk pendeteksian glaukoma.
5. Patofisiologi
Cairan bilik mata yang dihasilkan oleh epitel badan siliar akan masuk kedalam
bilik mata belakang dan berjalan melalui pupil ke bilik mata depan.Cairan bilik mata
keluar dari bola mata melalui anyaman traberkulum dalam canal Sclhemm yang
terletak disudut bilik mata. Dari canal Sclhemm yang melingkar disekeliling sudut
bilik mata cairan mata keluar dari canal colektor dan masuk kedalam pembuluh darah
vena episklera. Tekanan intra okuler akan naik bila:
1. Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedangkan pengeluarannya
pad anyaman traberkulm normal.
2. Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata belakang
ke bilik mata depan.
3. Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu.
Jadi bola mata yang dimasuki air terlalu banyak tidak akan meledak tetapi akan
menggelembung didaerah yang paling lemah pada papil(mangkok) optic atau pada
sclera tempat saraf optic keluar.Bila tekanan bola ata naik,serabut saraf akan tertekan
dan rusak serta mati.Kematian sel akan mengakibatkan hilangnya penglihatan yang
permanen.
6. Pathway
Infeksi,herediter
Obstruksi aliran humor aqueus
TIO pada COP
Mendesak ke COA
oedema kornea
oedema papil
mata
merah&bengkak
kornea buram/
TIK
Nyeri Akut
berkabut
Ggn S.Penglihatan
kerusakan S.optikus
penglihatan
Kurangnya informasi
Resiko Cedera
penglihatan
Ansietas
Kurang Pengetahuan
6
7. Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma diklasifikasikan dalam dua kelompok : sudut terbuka
dan
penutupun
sudut.
Pada
sudut
terbuka,
humor
aqueus
menyebabkan
pendangkalan
kamera
anterior.
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma dianggap sebagai sekunder bila penyebabnya jelas
dan berhubungan dengan kelainan yang bertanggunga jawab
pada peningkatan TIO. Secara khas glaukoma jenis ini biasanya
unilateral. Dapat terjadi dengan sudut terbuka atau sudut
terbuka atau atau tertutup maupun kombinasi keduanya
7
a. Glaukoma
sudut
terbuka
sekunder,
peningkatan
TIO
vena
episkleral.
Peningkatan
tersebut
dapat
hifema,
atau
suklusio/oklusio
luksasi/subluksasi
katarak
pupil
hipermatur,
dan
iris
lensa,
katarak
uveitis
dengan
bombe,
atau
pasca
pembedahan intraokuler.
d. Manifestasi klinik
1) Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar
mata dan daerah
2) Akibat
rasa
belakang kepala .
sakit
yang
berat
terdapat
gejala
11)
sangat normal.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan
peningkatan tekanan. Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi
dilakukan setelah edema kornea menghilang.
f. Penatalaksanaan
9
2. Glaukoma Kronik
a. Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala
peningkatan tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan
anatomi dan fungsi mata yang permanen.
b. Etiologi
Keturunan
dalam
keluarga,
diabetes
melitus,
berupa
pasien
sering
menabrak
karena
10
dan
memucat,
dalam,
dan
dinding
terdapat
cekungan
perdarahan
bergaung,
papil.
warna
Pemeriksaan
8. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop
untuk mengetahui adanya cupping dan atrofi diskus optikus.
Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih dalam . pada
glaukoma akut primer, kamera anterior dangkal, akueus humor
keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
2. Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang
pandang cepat menurun secara signifikan dan keadaan kronik
akan menurun secara bertahap.
3. Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya
inflamasi mata, sclera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil
sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan
dengan
palpasi
untuk
memeriksa
mata
yang
mengalami
kronik.
Pada
stadium
lanjut,
jika
telah
timbul
9. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tonometri untuk mengukur tekanan bola mata
2. Perimetri untuk pemeriksaan lapang pandang
3. Gonioskopi untuk melihat sudut bilik mata
4. Oftalmoskopi untuk memeriksa saraf optic
pendek
jaringan
iris
pada
sudut
akan
12
berkurang.Perubahan
ini
memungkinkan
humor
aqueus
Perifer
atau
Sektoral
dilakukan
untuk
b. Trabekulektomi
dilakukan
untuk
menciptakan
saluran
flap
ketebalan
setengah
sclera
dengan
ensel
14
berawan/kabur, tampak
lingkaran
kehilangan
penglihatan
fotofobia(glaukoma
perifer,
cahaya/pelangi
sekitar
akut).
sinar,
Perubahan
f. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler. Riwayat stres, alergi,
gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan
endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
g. Pemeriksaan Diagnostik
1.) Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan): Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau
vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau
jalan optik.
2.)Lapang penglihatan: Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada
hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
15
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan
muntah.
b. Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
c. Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, raguragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah
interpretasi, ditandai dengan; pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat
mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
3. Intervensi
a.Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan
mual dan muntah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
-
Intervensi :
-
Intervensi:
-
17
sampai tingkat
dapat diatasi.
-
Intervensi:
-
Berikan
informasi
yang
akurat
dan
jujur.
Diskusikan
Intervensi
Identifikasi
efek
samping/reaksi
merugikan
dari
pengobatan
Dorong
menghindari
aktivitas,
seperti
mengangkat
berat/men
Diskusikan
pertimbangan
diet,
cairan
adekuat
dan
makanan
berserat.
-
Anjurkan
anggota
keluarga
memeriksa
secara
teratur
tanda
glaukoma.
4. Evaluasi
N
o.
Dx. Keperawatan
Evaluasi
Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
Pasie
n mendemonstrasikan
pengetahuan akan
penilaian pengontrolan
nyeri
Pasie
n mengatakan nyeri
berkurang/hilang
Ekspr
esi wajah rileks
Pasie
n tampak rileks dan
19
melaporkan ansitas
progresif.
menurun sampai
tingkat dapat diatasi.
-
Pasie
n menunjukkan
ketrampilan pemecahan
masalah
Pasie
n menggunakan sumber
secara efektif
Pasie
melaporkan ansitas
menurun sampai
hidup.
Pasie
n menunjukkan
ketrampilan pemecahan
masalah
Pasie
n menggunakan sumber
secara efektif
Pasie
n menyatakan
pemahaman kondisi,
prognosis, dan
pengobatan.
Meng
identifikasi hubungan
20
antar gejala/tanda
dengan proses penyakit
-
Mela
kukan prosedur dengan
benar dan menjelaskan
alasan tindakan
BAB III
PENUTUP
A . Kesimpulan
Glaucoma adalah suatu rangkaian kelainan yang ditandai penggangguan saraf optic,ada efek lapang
pandang, tekanan intraokuler yang tinggi yang bisa merusak mata. Glaucoma merupakan salah satu
penyebab yang paling sering dari kebutaan. Penyakit mata dimana tekanan intraokuler menjadi
sangat patogolik, kadang-kadang meningkatkan cara cepat sampai 60 dan 70 mmHg. Tekanan ini
meningkat di atas 20 sampai 30 mmHg dapat menyebabkan hilangnya penglihatan bila dibiarkan
selama jangka waktu lama.
B. Saran
Dalam menyusun asuhan keperawatan pasien dengan glaucoma ini. Saya harapkan dari para
pembaca kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga Asuhan Keperawatan dengan
glaucoma ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
21
DAFTAR PUSTAKA
5. Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan
Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998
22