Anda di halaman 1dari 3

LAMPIRAN I

TAHAPAN ANALISA

1.

Pengujian FFA

Minyak/lemak dipanaskan pada suhu 550 600 C supaya homogen. Sebanyak 2 s/d 5
gram minyak dengan gelas erlenmeyer kemudian ditambahkan etanol 50 ml dan 3 tetes
indikator phenolphataline 1 %. Selanjutnya sampel dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N
hingga terbentuk warna merah jingga yang bertahan selama 30 detik.
FFA dihitung dengan rumus :

2.

Penentuan Densitas
a. Penentuan volume piknometer
Piknometer kosong dan kering ditimbang dengan seksama kemudian diisi dengan
aquades hingga penuh, dilap dengan tissue, dan direndam dalam air es. Piknometer ditutup,
pipa kapiler dibiarkan terbuka hingga tercapai 200 C, lalu pipa kapiler ditutup. Piknometer
diangkat, dibiarkan sampai suhu kamar, dilap dengan tissue lalu ditimbang dengan seksama,
untuk mengetahui volume piknometer diperlukan tabel untuk mengetahui kerapatan air pada
suhu kamar.
Perhitungan :
Berat piknometer + air
= a gram
Berat piknometer kosong
= b gram
Berat air
= (a - b) = c gram
... (2)
Densitas air
=
Volume piknometer (V)
=c/
... (3)
b. Penentuan densitas
Sampel yang akan ditentukan densitasnya dimasukkan ke dalam piknometer kemudian
ditimbang beratnya. Densitas dari sampel dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai
berikut:
Perhitungan :
Berat piknometer + sampel
= d gram
Berat piknometer kosong
= b gram
Berat sampel
= (d b) = c gram
... (4)
Densitas sampel
=e/V
... (5)
3.

Penentuan Viskositas
Viskositas ditentukan dengan menggunakan metode bola jatuh. Bola yang digunakan
disesuaikan dengan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh bola dari titik awal hingga akhir
pengujian. Setelah jenis bola yang digunakan ditentukan, bola dimasukkan ke dalam
viskometer. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam viskometer. Viskometer ditutup.
Penguijan dilakuan dengan mencatat waktu yang dibutuhkan bola dari titik awal hingga
mencapai titik akhir. Waktu ini dikonversi dalam bentuk menit dan menjadi variabel dalam
perhitungan.

Perhitungan

=
K(A B) t
viskositas kinematik = /
sumber : Manual Book of Viscometer Fallling Ball Type
Keterangan :

= viskositas (cp)
A
= densitas bola = 8,02 gr/ml
B
= densitas sampel (gr/ml)
t
= waktu (menit)
K
= konstanta viscometer = 3,3

... (6)
... (7)

4.

Penentuan Nilai Kalor


Penentuan nilai kalor dilakukan dengan menggunakan alat bom calorimeter PARR 6420.
Pengoperasian alat untuk menentukan nlai kalor dilakukan oleh analis/teknisi laboratorium
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
5.

Penentuan Titik Nyala


Titik nayala adalah temperatur terendah dari suatu bahan untuk dapat diubah bentuk
menjadi uap dan meyala bila tersentuh api. Sampel dimasukkan ke dalam bejana dan sumbu
penyalaan dihidupkan, suhu terjadinya nyala pada sampel selama kurang lebih 5 detik adalah
titik nyala.
6.

Bilangan Asam
Sebanyak 19 21 0,05 g contoh biodesi ester alkil dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 100 ml campuran pelarut yang telah dinetralkan
ke dalam labu erlenmeyer tersebut. Dalam keadaan teraduk kuat, titrasi larutan isi labu
erlenmeyer dengan larutan KOH dalam alkohol sampai kembali berwarna merah jambu
dengan intensitas yang sama seperti pada campuran pelarut yang telah dinetralkan di atas.
Warna merah jambu ini harus bertahan paling sedikitnya 15 detik. Cata volume titran yang
dibutuhkan (V ml).
Perhitungan nilai bilangan asam :

Dimana :
V = volume larutan KOH dalam alkohol yang dibuthkan pada titrasi (ml)
N = normalitas eksak larutan dalam alkohol
m = berat contoh biodiesel ester alkil (g)
Nilai bilangan asam yang dilaporkan harus dibulatkan sampai dua desimal (dua angka di
belakang koma)
7.

Pengujian Tegangan Permukaan


Pengujian tegangan permukaan dilakukan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler.
a. Metoda kenaikan pipa kapiler
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding maka
cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai
suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah.
F = .r2.h..g
... (9)
Dimana :

h
g

= tinggi permukaan
= percepatan gravitasi
= berat jenis
= jejari kapiler
F = 2..r. .cos

... (10)

Dimana :
adalah tegangan muka dan adalah sudut kontak.
Pada kesetimbangan, gaya ke bawah sama dengan gaya ke atas (dari persamaan 1 dan
2) :
2..r. .cos = .r2.h..g
... (11)
Untuk air dan kebanyakan cairan organik umumnya 0 atau dapat dianggap batas lapisan
pararel dengan kapiler, sehingga harga cos = 1 maka persamaan 3 :
= .r.h..g
... (12)
Sumber : Atkins, 2006
b. Langkah Kerja
Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia. Pipa kapielr dicelupkan ke
dalam gelas kimia. Pencelupan pipa kapiler akan menyebabkan sebagian dari sampe masuk
ke dalam pipa kapiler sehingga terjadi perbedaan acar tinggi permukaan sampel pada pipa
kapiler dengan tinggi permukaan pada gelas kimia. Mengukur selisih tinggi permukaan
sampel pada gelas kimia dengan tinggi permukaan sampel pada pipa kapiler kemudian
menghitung tegangan permukaan dengan rumus :
= .r.h..g x 1000
... (13)
Keterangan :

= tegangan permukaan (dyne/cm)


h
= kenaikan cairan dalam kapiler (m)
g
= percepatan gravitasi = 9,8 m/s2

= berat jenis (kg/m3)


r
= jari-jari kapiler (m)
Catatan :
Sampel berupa air dan air yang ditambahkan dengan surfaktan
8.

Bilangan Asam
Surfaktan MES yang akan diuji ditimbang sebanyak 1 0,0010 g dalam gelas piala 100
ml dan ditambahkan 30 ml akuades, lalu dipanaskan selama 7 10 menit dalam penangas.
Kemudian, lariutan ditambahkan 3 tetes indikator phenolphtalein 1%, larutan dititrasi
menggunakan KOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu atau pH 7. Selanjutnya dihitung
bilangan asam surfaktan MES dengan menggunakan persamaan seperti di bawah :

Anda mungkin juga menyukai