(151100281)
(151100285)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Transport Pasien
dengan batas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada
Istichomah.,S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku Dosen mata kuliah Ilmu dasar keperawatan II yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Transport Pasien. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk
itu, saya berharap adanya kritik, saran dan pesan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Istichomah S.Kep.,Ns.,M.Kep
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Di Rumah Sakit banyak terjadi pemandangan yang sering kita lihat seperti
pengangkatan pasien yang darurat atau kiritis, karena itu pengangkatan penderita
membutuhkan cara-cara tersendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan
dan banyak pula petugas paramedik/penolong yang cedera karena salah mengangkat.
Keadaan dan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada satu rumus
pasti bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita saat mengangkat dan
memindahkan penderita.
Tranportasi bukanlah sekedar mengantar pasien ke rumah sakit. Serangkaian tugas
harus dilakukan sejak pasien dimasukkan ke dalam ambulans hingga diambil alih oleh
pihak rumah sakit.
Pasien yang menjalani rawat inap di rumah sakit, pasti akan mengalamai proses
pemindahan dari ruang perawatan ke ruang lain seperti untuk keperluan medical check up,
ruang operasi, dll. Hal ini akan mengakibatkan resiko low back point baik bagi pasien
maupun bagi perawat. Bila pasien akan melakukan operasi biasanya akan dipindahkan ke
ruang transit sebelum masuk ke ruang operasi.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
1.3
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
atas usungan. Jika pasien tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas (airway).
Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman selama perjalanan ke rumah sakit.
Posisikan dan amankan pasien.
Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus diamankan dengan kuat ke usungan.
Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali ikat keamanan digunakan
ketika pasien siap untuk dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali
ditarik untuk memindahkan klien dari tempat tidur ke branker. Brankar dan tempat tidur
ditempatkan berdampingan sehingga klien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah
dengan menggunakan kain pengangkat. Pemindahan pada klien membutuhkan tiga orang
pengangkat
2) Pemindahan klien dari tempat tidur ke kursi
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada klien sebelum pemindahan.
Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan
bagian kepala tempat tidur. Emindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika
memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda perawat harus menggunakan
mekanika tubuh yang tepat.
3) Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur
1. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan
2. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang jauh ari
perawat, sedikit kedapan badan pasien
3. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
4.
5.
6.
7.
terdekat
Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien
Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien
Tarik badan pasien
Beri bantal pada tempat yang diperlukan.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada
paha dan bukan dengan membungkuk angkatlah dengan paha, bukan dengan punggung.
Panduan dalam mengangkat penderita gawat darurat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan
diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan
Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya
Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
Tangan yang memegang menghadap kedepan
Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal
Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi
Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar dokter
dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien
2.
dengan
instabilitas
fisiologik
dan
pasien
yang
Transport monitor
Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau pompa infus dengan
baterai
4.
administrasi.
Tujuan Rujukan
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas
pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat terselamtkan, dengan
demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB
Cara Merujuk
Langkah-langkah rujukan adalah :
1. Menentukan kegawat daruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang
tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena
itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas.
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus
menentukan kasus manayang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang
harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderita/korban
dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai. Transportasi pasien dapat dibedakan
menjadi dua, transport pasien untuk gawat darurat dan kritis.
3.2
Saran
Transport pasien sangat penting bagi prioritas keselamatan pasien menuju rumah sakit
atau sarana yang lebih memadai. Oleh karena itu transport pasien berperan penting dalam
mengutamakan keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter . 2006 . Fundamental Keperawatan Volume II . Indonesia : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Suparmi Yulia, dkk . 2008 . Panduan Praktik Keperawatan . Indonesia : PT Citra
Aji Parama
Perry, Petterson, Potter . 2005 . Keterampilan Prosedur Dasar . Indonesia :
Penerbit Buku Kedokteran EGC