Anda di halaman 1dari 11

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmMetabolise purin, primidin
dan porfirin
A. MetabolisMme purin dan pirimidin
Purin dan pirimidin merupakan inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam
nukleat RNA dan DNA.
Contoh Purin : Adenin, guanin, hipoxantin, xantin. Di metabolisme menjadi asam urat.
Contoh Pirimidin : Sitosin, urasil, timin. Dimetabolisme menjadi CO2 dan NH3.
B.

Struktur Purin dan pirimidin

C.

Biosintesis Purin dan Pirimidin

1. Purin
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang dijumpai
dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber diantara lain :
1.1

Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara pernafasan.

1.2

Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH2) molekul aspartat.

1.3

Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi yang berasal dari
senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn koenzim FH4 (tetra hidro folat).

1.4

Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul glutamin.

1.5

Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.

2.

Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan yang sama
misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya penambahan gugus
ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P tersebut sudah berlangsung
ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin berlangsung setelah perjalanan beberapa
tahap lebih jauh.

D. Tahapan biosintesis purin dan pirimidin

1. Tahapan biosintesis Purin


1.1 Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho ribosil pyro
phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP dan ion Mg+ sebagai
aktivator.
1.2 Selanjutnya pembentukan senyawa 5-Phosphoribosilamin dari hasil reaksi PRPP dengan
glutamin. Reaksi ini menghasilkan pula asam amino glutamat + Ppi.
1.3 Berikutnya pembentukan senyawa GAR (glycin amid ribosil-5P) dari hasil reaksi
ribosilamin-5P dengan glisin yang mengaktipkan ATP dan Mg+ sebagai aktivator dan yang
dikatalisis oleh enzim GAR syn-thetase.
1.4 Kemudian GAR melakukan reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase
dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, membentuk senyawa
formil glisin amid ribosil-5P nya. Atom karbon gugus formil tersebut menempati posisi atom
C-8 inti purin.
1.5 Kemudian senyawa formil glisin amid ribosil 5P melakukn reaksi aminasi (pada atom karbon
ke-4 nya) dengan senyawa donor amino (berupa glutamin) dan terbentuknya senyawa formilglisinamidin- ribosil-5P.atom N gugus amino yang baru menempati posisi N-3 inti purin.
1.6 Selanjutnya terjadi reaksi penutupan rantai dan terbentuknya senyawa amino- imidazoleribosil-5P, selanjutnya senyawa-senyawa amino- imidazole- ribosil-5P melakukan fiksasi CO 2
dengan biotin sebagai koenzim dan atom karbon yang difiksasi tersebut menempati atom C
(6) inti purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa 5-amino- 4imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
1.7 Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan reaksi formilasi yang
dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa
donor gugus formil, maka terbentukny senyawa 5- formamido- 4- imidazole karboksamideribosil-5P.
1.8 Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah derivat purin
yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic acid) yaitu derivat hiposantin
atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP diturunkan dari IMP.
2. Tahapan biosintesis pirimidin
2.1 Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang dihasilkan dari
reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh enzim karbamoil-P sintetase yang
berlangsung didalam sitosol. Berbeda dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerjapada

reaksi pembentukan urea, dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan
didalam mitokondria.
2.2 Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan senyawa
karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat transkarbamoilase.
2.3 Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari molekul
karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat (DHOA= dihidroorotic acid).
Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim dihidroorotase.
2.4 Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA dehidrogenase dengan koenzim
NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat (OA=orotic acid).
2.5 Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat. Reaksi ini dikatalisis
oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono
posphate).
2.6 Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi dikarboksilasi orotidilat dan
menghasilkan uridilat (uridin mono phosphate)yaitu produk nukleotida pertama pada
biosintesis pirimidin.
E.

Kelainan metabolime purin dan pirimidin

1. metabolisme purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin yang berasal
dari guanosin dan hiposantin. Yang berasal dari andenosin melalui pembentukan santin
keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya berturut-turut dikatalisis oleh enzim
guanase dan santin oksidase.
Masalah klinik metabolisme purin
Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan melalui ginjal yang menurun
atau peningkatan asupan makanan kaya purin
Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna kadar nya yang tinggi.
Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan kristal natrium urat
yang besar dinamakan tophus deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada
ginjal.

Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering disertai litiasis
asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak berfungsinya enzim hipoxantinguanin fosforibosil transferase yang merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.
Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena sekunder akibat
peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-fosfat, disamping it asidosis laktat
yang menyertai akan menikan ambang ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total
kadar urat dalam tubuh.
2. Metabolisme pirimidin
Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan propionat sangat mudah larut
dalam air bila overproduksi dan jarang didapati kelainan.
Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan nukleotida dan
peningkatan ekskresi dari betalanin.
Defisiensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP.
Masalah klinik metabolisme pirimidin
Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan yang
disebabkannya.
Kelainan autosomal resesif
Hereditary orotic aciduria

tipe I:

tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat dekarboksilase

terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.

Tipe II :

krn defisiensi orotidilat dekarboksilase

Reyes Syndrome

Gangguan pada mitokondria hati

Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri memakai karbamoil fosfat


(pada defisiensi ornitin trankarbamoilase) overproduksi asam orotat

PORFIRIN
Porfirin adalah suatu senyawa organik yang mengandung empat cincin pirol, suatu cincin
segi lima yang terdiri dari empat atom karbon dengan atom nitrogen pada satu sudut.
Senyawa ini ditemukan pada sel hidup hewan dan tumbuhan, dengan berbagai macam fungsi
biologis. Empat atom nitrogen di tengah molekul porfirin dapat mengikat ion logam seperti
magnesium, besi, seng, nikel, kobal, tembaga, dan perak. Tiap-tiap logam yang diikat akan

memberikan sifat yang berbeda-beda. Jika logam yang diikat di pusat adalah besi, maka
kompleks porfirin disebut ferroporfirin, atau heme.
Empat gugus heme ini dapat bergabung menyusun hemoglobin, molekul dalam sel darah
merah yang berfungsi mengikat oksigen. Sementara vitamin B12 mengandung molekul
porfirin dengan ion kobal di tengahnya. Pada klorofil yang merupakan molekul penting pada
tanaman yang menangkap energi matahari dan memberi warna hijau, molekul porfirin
mengikat ion logam pusat magnesium (Mg).
Sifat khas porfirin:
pembentukan kompleks dengan ion-ion logam yang terikat pada atom N cincin-cincin pirol
Contoh: heme = porfirin + Fe2+
(porfirin besi/heme)
klorofil = porfirin + Mg2+
(porfirin magnesium/klorofil)
Di alam, metaloporfirin terkonjugasi dengan protein membentuk senyawa-senyawa antara
lain:
1. Hemoglobin (Hb)
-merupakan porfirin besi yang terikat pada protein globin
-fungsi: mengangkut O2 di darah
2. Eritrokruorin
-terdapat pada beberapa invertebrata
-fungsi: hampir sama dengan Hb
3. Mioglobin
-pengangkut O2 di jaringan otot (pigmen pernafasan)
4. Sitokrom
-fungsi: pemindah elektron pada proses redoks
5. Katalase
-heme + protein
-pemecah 2H2O2 menjadi 2H2O + O2
6. Triptofan pirolase
-mengkatalisa oksidasi triptofan menjadi formil kinurenin
Fungsi porfirin:
1. Membentuk senyawa sebagai pengangkutan O2

2. Membentuk senyawa sebagai pengangkutan elektron


3. Membentuk senyawa sebagai enzim enzim tertentu
Perbedaan antara porfirin satu dengan yang lain adalah jenis
senyawa yang mensubstitusinya
STRUKTUR PORFIRIN
Menyingkat rumus porfirin dengan menghilangkan jembatan metenil dan setiap cincin pirol
yang diperlihatkan sebagai tanda kurung dengan 8 tanda substituent.
BIOSINTESA HEME
Ada 2 tahap, yaitu:
1. sintesa porfirin
2. sintesa heme
Selama proses metabolisme bahan-bahan di atas, pemakaian heme untuk sintesa sitokrom P
450 meningkat sehingga konsentrasi heme dalam sel menurun yang menyebabkan
meningkatnya amlev sintetase Protoporfirin III + Fe2+ heme sintetase heme ferokelatase (di
mitokondria). Sintesa heme terjadi dalam sebagian besar jaringan mamalia, kecuali eritrosit
dewasa (karena tidak mengandung mitokondria).
Pengendalian biosintesa heme:
Yang pegang peranan adalah amlev sintetase Yang menghambat amlev sintetase:
1. heme
2. apopressor
3. glukosa
4. hematin in vivo
Yang meningkatkan amlev sintetase (karena dimetabolisir di hati dengan menggunakan
hemoprotein spesifik, yaitu:
sitokrom P 450 yang dibuat dari heme):
1. insektisida
2. bahan karsinogen
3. obat-obatan (steroid)
4. hormon estrogen
5. besi dalam bentuk chelated
KIMIA PORFIRIN

Porfirin mengandung nitrogen tersier pada 2 cincin pirolen sehingga bersifat basa lemah dan
adanya gugus karboksil pada rantai sampingnya menyebabkan juga bersifat asam. Titik
isoelektrisnya pada pH 3,0 4,0 mudah diendapkan dalam larutan air Yang berwarna adalah
porfirin dan derivat-derivatnya yang mempunyai spektrum absorbsi pada daerah yang dapat
dilihat dan daerah UV.
Contoh: larutan porfirin dalam HCl 5% mempunyai pita absorbsi pada 400 nm disebut PITA
SORET (ciri-ciri penting!) Hematoporfirin mempunyai 2 pita absorbsi yang lebih lemah pada
550 nm dan 592 nm di samping pita soret -dalam pelarut organik, porfirin menunjukkan 4
pita utama seperti pita soret.
-bila dilarutkan dalam asam mineral kuat atau pelarut organik dan kemudian disinari dengan
UV akan memancarkan fluoresensi merah yang kuat untuk mendeteksi porfirin bebas dalam
jumlah kecil.

KEADAAN KENYANG DAN PUASA SERTA


TANDA DAN GEJALA KECUKUPAN
NUTRISI
A. KENYANG
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang
kemudian dicerna dan di serap. Sebagian bahan makanan digunakan dalam jalurjalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dibawa ke
depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan.
Selama periode dari permulaan absorbsi sampai selesai, kita berada dalam
keadaan kenyang atau keadaan absorptive.
B. PUASA
Kadar glukosa darah memuncak pada waktu sekitar 1 jam setelah makan,
dua jam setelah makan, kadar kembali ke rentang puasa (antara 80-100mg/dL)
seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan
bakar oleh jaringan penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin.
Namun, apabila kita berpuasa terus selama 12 jam,, kita masuk ke status
basal yang di kenal sebagai keaadaan pasca obsobtif.
Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh :
1) Memberi kesempatan beristirahat bagi sistim pencernaan dari seluruh kegiatan
mencerna makanan dan minumam.
2) Memberi kesempatan bagi sel dan jaringan tumbuh untuk memperbarui diri
setelah di gunakan terus menerus selama sebelas bulan.

3) Menghindarkan penderita diabetes, tekanan darah tinggi, kencing batu dari


kelebihan makanan tertentu yang menyebabkan atau memperparah penyakit
tersebut.
4) Melatih kemamapuan untuk lebih dapat mengendalikan emosi, menjadi lebih sabar
dan memiliki kesehatan mental yang prima dalam menghadapi berbagai tekanan
dalam kehidupan.
C. TANDA DAN GEJALA KECUKUPAN NUTRISI
Tanda dan gejala kecukupan nutrisi seseorang data dilihat pada :
1. Penampilan umum
Tanda dari nutrisi yang baik yang dapat dilihat dari penampilan umumnya adalah
responsive. Gejala yang dapat dilihat jjika nutrisi yang kurang baik adalah lesu.
2. Postur
Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan tungkai
lurus. Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur, dada
cekung dan punggung bungkuk.
3. Otot
Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot
berkembang dengan baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit.
Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah
penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
4. Kontrol system saraf
Seseorang yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang iritabilitas atau
kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis.
Gejala yang timbul jika nutrisi kecukupan nutrisi krang baik adalah iritabilitas,
bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
5. Fungsi kardiovaskuler
Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.
Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan
tekanan darah meningkat.
6. Vitalitas umum
Tanda : bertenaga, penampilan kuat
Gejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur dan mudah capek
7. Rambut
Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.

Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan
kasar, mudah rontok.
8. Kulit
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna
baik.
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat.
9. Wajah dan leher
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat.
Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit
gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10. Bibir
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah
atau bengkak).
Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11. Gusi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau
berdarah.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12. Lidah
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika
kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging.
13. Gigi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
14. Mata
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinar
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan,
kering.
15. Kuku
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah muda
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
16. Kaki atau tungkai
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak.
Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.

DAFTAR PUSTAKA

Potter dan perry. 2006. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,


dan praktik. Jakarta: EGC.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjasasmita, 1996. Ikhtisar Biokimi Dasar. Jakarta: FKUI

Poedjiadi Anna, 1944. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UIP


http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/metabolisme purin dan pirimidin

Anda mungkin juga menyukai