TIJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Intracerebral hematom (ICH) adalah perdarahan yang terjadi di otak yang
disebabkan oleh pecahnya (ruptur) pada pembuluh darah otak. Perdarahan dalam
dapat terjadi di bagian manapun di otak. Darah dapat terkumpul di jaringan otak,
ataupun di ruang antara otak dan selaput membran yang melindungi otak.
Perdarahan dapat terjadi hanya pada satu hemisfer (lobar intracerebral
hemorrhage), atau dapat pula terjadi pada struktur dari otak, seperti thalamus,
basal ganglia, pons, ataupun cerebellum (deep intracerebral hemorrhage).1
Intraserebral Hematom (ICH) Hematom yang terbentuk dalam jaringan otak
(parenkim) sebagai akibat dari adanya robekan pembuluh darah, terutama
melibatkan lobus frontal dan temporal (80-90%), tetapi dapat juga melibatkan
korpus kallosum, batang otak dan ganglia basalis.
B.
(26,83%)
Anatomi Otak
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
Dura mater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. Terdiri atas
dua lapisan:
Lapisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang kuat
yang berlanjut terus di foramen mgnum dengan dura mater spinalis yang
membungkus medulla spinalis
2.
3.
Pia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak
pembuluh darah.
D.
Patofisiologi
Kasus PIS umumnya terjadi di kapsula interna (70 %), di fossa
posterior (batang otak dan serebelum) 20 % dan 10 % di hemisfer (di luar kapsula
interna). Gambaran patologik menunjukkan ekstravasasi darah karena robeknya
pembuluh darah otak dan diikuti adanya edema dalam jaringan otak di sekitar
hematom. Akibatnya terjadi diskontinuitas jaringan dan kompresi oleh hematom
dan edema pada struktur sekitar, termasuk pembuluh darah otak dan penyempitan
atau penyumbatannya sehingga terjadi iskemia pada jaringan yang dilayaninya,
maka gejala klinis yang timbul bersumber dari destruksi jaringan otak,
kompresi pembuluh darah otak / iskemia dan akibat kompresi pada jaringan otak
lainnya.4
E.
Etiologi
Intracerebral hematom dapat terjadi pada siapa saja dan umur berapa
Gejala Klinis
a. Hemiplegi (gangguan fungsi motorik/sensorik pada satu sisi tubuh)
b. Papilledema (pembengkakan mata) serta gejala-gejala lain dari tekanan
intrakranium yang meningkat
Diagnosis
Diagnosis Banding
1.
Subarakhnoid hematoma
Gejala klinisnya yaitu :
o kaku kuduk
o nyeri kepala
o bisa didapati gangguan kesadaran
Pada pemeriksaan CT scan otak didapati perdarahan (hiperdens) di
ruang subarakhnoid.
I.
Penatalaksanaan
Penanganan darurat :
Dekompresi dengan trepanasi sederhana
Kraniotomi untuk mengevakuasi hematom
Terapi medikamentosa
Elevasi kepala 300 dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada cedera
spinal atau gunakan posisi trendelenburg terbalik untuk mengurang tekanan
intracranial dan meningkakan drainase vena (9).
Pengobatan yang lazim diberikan pada cedera kepala adalah golongan
kemudian dilanjutkan dengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam
unuk mencapai kadar serum 3-4mg% (8).
Terapi Operatif
Penanganan tepat dan segera pada pasien dengan infark hemoragik
merupakan penanganan kegawatdaruratan. Pasien dengan stroke hemoragik
harus dirawat dalam ruangan khusus.
Penatalaksaan pasien dengan infark hemoragik terdiri atas dua yaitu:
1. Konservatif
Keseimbangan cairan.
2. Operasi
Drainase hematoma drainase stereotaktik atau evakuasi operasi
Drainase ventrikular atau shunt
Evakuasi perdarahan malformasi arterivenous atau tumor
Memperbaiki aneurisma.
Penatalaksaan operatif pada pasien dengan perdarahan intraserebral
masih kontroversi. Walaupun terdapat indikasi-indikasi jelas bahwa pasien
memerlukan suatu tindakan operatif ataupun tidak, masih terdapat daerah
abu-abu diantaranya. Sebagai contoh pasien usia muda dengan
perdarahan intraserebral pada hemisfer nondominan yang awalnya sadar
dan berbicara kemudian keadaannya memburuk secara progresif dengan
perdarahan intraserebral area lobus memerlukan penanganan operatif.
Pasien yang masih dapat tetap bertahan setelah iktus awal setelah
beberapa hari, di mana pada saat itu bekuan sudah mulai mencair dan
memungkinkan untuk di aspirasi sehingga massa desakan atau defisit
b.
dapat dikurangi.
Hematom intraserebeler, mudah segera dikeluarkan dan kecil
kemungkinan menimbulkan defisit neurologis. Dalam hal ini biasanya
c.
Hal
10
tindakan operatif atau tidak. Hal inilah yang menjadi ketidakmenentuan mengenai
indikasi apakah operasi diperlukan atau tidak.
J.
Prognosis
Prognosis tergantung pada (8):
Lokasinya ( infratentorial lebih jelek )
Besarnya
Kesadaran saat masuk kamar operasi.
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma intracerebral biasanya
baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian
berkisar antara 7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat
buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum operasi (2).
K.
berat seringkali sulit. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penilaian klinik
awal, lamanya penyembuhan pada penderita cedera berat, dan banyaknya faktor
dan variabel yang mempengaruhi prognosa penderita cedera kepala berat (12).
Banyak macam skala pengukuran outcome dari cedera kepala, diantaranya
Glasgow Outcome Scale (GOS), Barthel Index (BI), Functional Independence
Measure (FIM). Glasgow Outcome Scale (GOS) merupakan parameter yang
sudah diterima secara menyeluruh sebagai suatu standar untuk menjelaskan
outcome pada cedera kepala. GOS merupakan parameter untuk outcome cedera
11
kepala yang paling sering digunakan untuk menilai keadaan fisik dan neurologik
(13).
12