Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala setelah terjatuh akibat ditabrak
kendaraan bermotor. Keluhan nyeri semakin lama semakin bertambah berat.
Pasien pernah mengalami penurunan kesadaran paska kecelakaan. (14).
Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada korteks secara
menyeluruh misalnya pada gangguan metabolik, dan dapat pula disebabkan oleh
gangguan ARAS di batang otak terhadap formasio retikularis di thalamus,
hipotalamus maupun mesensefalon. Pada penurunan kesadaran, gangguan terbagi
menjadi dua, yakni gangguan derajat (kuantitas, arousal ,wake fulness) kesadaran
dan gangguan isi (kualitas, awareness, alertness) kesadaran. Adanya lesi yang
dapat mengganggu interaksi ARAS dengan korteks serebri baik lesi supratentorial,
subtentorial dan metabolik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran (14).

Gambar 5.1 Penyebab penurunan kesadaran

Dari hasil pemeriksaan fisik tidak didapatkan defisit neurologis.


Berdasarkan nilai GCS cedera kepala dibagi menjadi 3 kelompok (15):
CKR (Cedera Kepala Ringan) apabila :
GCS >13
Tidak terdapat kelainan pada CT scan otak.
Tidak memerlukan tindakan operasi
Lama dirawat di RS < 48 jam
CKS (Cedera Kepala Sedang) apabila :
GCS 9-13
Ditemukan kelainan pada CT Scan otak
Memerlukan tindakan operasi untuk lesi intracranial
Dirawat di RS setidaknya 48 jam
CKB (Cedera Kepala berat ) apabila :
Dalam waktu 48 jam setelah trauma, nilai GCS <8
Pasien mengalami benturan pada kepala bagian kanan dan terjadi fracture
depressed pada bagian yang mengalami trauma. Berdasarkan hasil pemeriksaan
CT scan terdapat intraserebral hematom pada fronto sinistra. Pada intraserebral
hematom terjadi perdarahan pada jaringan otak (parenkim) sebagai akibat dari
adanya robekan pembuluh darah. Terutama melibatkan lobus frontal dan temporal
(80-90%), tetapi dapat juga melibatkan korpus kallosum, batang otak, dan ganglia
basalis .
Hematoma

intraserebri

adalah

perdarahan

yang

terjadi

dalam

jaringan(parenkim) otak. Perdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio

jaringan otak yang menyebabkan pecahnya pula pembuluh darah yang ada di
dalam jaringan otak tersebut. Lokasi yang paling sering adalah lobus frontalis dan
temporalis. Lesi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan (coup) atau pada
sisilainnya (countrecoup).Defisit neurologi yang didapatkan sangat bervariasi dan
tergantung pada lokasi dan luas perdarahan.
Tatalaksana cedera kepala primer sebagai berikut (Primary Survey) (2):
Airway
o Posisi kepala ekstensi
o Bersihkan jalan nafas.
Breathing & Ventilasi
o Oksigenasi dan k/p ventilator
Circulation & bleeding control
o Resusitasi cairan intravena, yaitu cairan isotonic, seperti Ringer Laktat atau
Normal Salin (20 ml/kgBB) jika pasien syok, tranfusi darah 10-15 ml/kgBB
harus dipertimbangkan.
Terapi yang dapat kita berikan pada pasien ini meliputi penanganan lukaluka yaitu dengan imobilisasi.
Medikamentosa
Untuk medikasi gelisah dan rasa sakit pada pasien bisa diberikan sedasi dan
analgesia short acting.
Non-medikamentosa
Baringkan pasien di tempat tidur dengan posisi kepala ditinggikan 30
derajat dengan kepala dan dada pada satu bidang. Nutrisinya dapat kita berikan

makanan per enteral atau hiperalimentasi untuk mencegah keseimbangan nitrogen


negatif.
Operasi
Hasil segera yang ingin dicapai dari operasi adalah kembalinya pergeseran
garis tengah, kembalinya tekanan intrakranial kedalam batas normal, kontrol
pendarahan dan mencegah perdarahan ulang. Pada pasien ini dilakukan operasi
kraniotomi

evakuasi.

lndikasi

operasi

pada

cedera

kepala

harus

mempertimbangkan hal dibawah ini (16):


Status neurologis
Status radiologis
Pengukuran tekanan intrakranial
Secara umum indikasi operasi pada hematoma intrakranial :
Massa hematoma kira-kira 40 cc
Masa dengan pergeseran garis tengah lebih dari5 mm
EDH dan SDH ketebalan lebih dari 5 mm dan pergeseran garis tengah dengan
GCS 8 atau kurang.
Kontusio cerebri dengan diameter 2 cm dengan efek massa yang jelas atau
pergeseran garis tengatlebih dari 5 mm.
Pasien-pasien yang menurun kesadarannya dikemudian waktu disertai
berkembangnya tanda-tanda lokal dan peningkatan tekanan intraknial lebih dari
25 mm Hg.
lndikasi Burr hole eksplorasi dilakukan bila pemeriksaan CT Scan tidak
memungkinkan dan didapat (16):

Dilatasi pupil ipsilateral


Hemiparese kontralateral
Lucid interval/penurunan GCS tiba-tiba
Indikasi operasi pada fraktur depres :
Lebih dari satu tabula
Adanya defisit yang berhubungan dengan bagian otak dibawahnya
LCS leakage
Fraktur depres terbuka
Preventif growing fracture pada anak.
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik,
karena kerusakanotak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar
antara 7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada
pasien yang mengalami koma sebelum operasi.

Anda mungkin juga menyukai