Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIAGNOSA KLINIK
PEMERIKSAAN KUCING
Nama
NIM
Kelas
Kelompok
proses pemeriksaan
pulmo
atau
terdapatnya pigmen
sistem
bilirubin yang
menandakan
kuning)
terdapatnya
karena
gangguan
ini
dalam
kondisi
normal,
tidak
ada
pembengkakan.
Limfoglandula yang dapat dipalpasi pada kucing yaitu; lgl. submaxillaris, lgl.
parotidea,
lgl.
retropharyngealis, lgl.
cervicalis
anterior, lgl.
cervicalis
medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. axillaris (dapat teraba jika
kaki diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada betina disebut lgl.
supramammaria), lgl.
poplitea, lgl.
di
untuk menghambat kerja jantung dengan menurunkan gaya kontraksi dari otot
jantung, kecepatan kontraksi dan kecepatan konduksi impuls dalam jantung
sehingga arus darah melalui arteri koroner akan berkurang. Rangsangan syaraf
simpatis akan berkerja sebaliknya, yaitu meningkatkan aktivitas jantung dan
naiknya gaya/tenaga kontraksi, kecepatan kontraksi, kecepatan konduksi impuls
dan arus darah koroner (Kelly, 1984).
Pada pemeriksaan respirasi, bagian hidung teraba kering. Hal ini dikaitkan
dengan kemungkinan dehidrasi. Keabnormalan ditandai dengan adanya aksi-aksi
atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, frekuensi dan tipe nafas. Pada
hidung memperhatikan leleran yang keluar dan suhu dari nafas yang dikeluarkan.
Hewan yang sehat menujukkan hidung yang lembab (tidak kering atau basah) dan
nafas tidak berbau ataupun panas. Nafas yang bau menunjukkan adanya kelainan,
seperti bau busuk menunjukkan kemungkinan pneumonia dan bau keton
menunjukkan ketosis (kelly, 1984).
Pada pemeriksaan sistem digesti, pemeriksaan mulut dan feses dinyatakan
normal. Pasien tidak memiliki bau mulut dan feses berkonsistensi normal namun
berwarna merah sesuai pakan yang diberikan dan berfrekuensi 1x sehari. Namun,
palpasi abdomen tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan pasien agresif ketika bagian
abdomen disentuh dimana pasien dalam keadaan bunting. Dari inspeksi, terlihat
bagian abdomen tidak simetris (asimetris) dan membesar.
Pada pemriksaan sistem urogenital, frekuensi minum dan pengeluaran
urine sama banyaknya. Palpasi untuk menemukan ginjal pada daerah lumbal tidak
ditemukan. Hal ini mungkin dikarenakan pasien yang bunting sehingga sulit
ditemukan. Selain itu, palpasi untuk menemukan vesika urinaria serta uterus tidak
dapat dilakukan karena hewan yang agresif saat daerah abdomen disentuh karena
pasien sedang bunting. Ginjal memiliki posisi diantara lumbal 1,2 dan 3 atau
daerah retroperitoneal yang diposisikan bersebelahan secara ventral dengan
musculus sublumbalis pada hewan kucing dan anjing (Widodo,2011).
Pada pemeriksaan sistem saraf, tingkat kesadaran pasien sangat baik dan
dinyatakan normal. Sistem motorik dan sensorik merespon dengan baik. Fungsi
pemeriksaan saraf yaitu untuk mengevaluasi adanya kemungkinan gangguan
lilin kelebihan dan lingkungan yang nyaman untuk ragi dan bakteri (warga normal
dari saluran telinga) untuk tumbuh terlalu cepat. Mikroba ini menyebabkan rasa
gatal yang signifikan dan lebih peradangan, yang mengarah ke siklus gatal-awal
kondusif untuk diri trauma melalui headshaking, menggaruk, mencakar, dan
menggosok telinga.Setiap kucing dapat mengembangkan otitis kronis. Tungau
telinga bertanggung jawab untuk sekitar 50 persen dari infeksi telinga
pada kucing , tapi diagnosis dan pengobatan tungau telinga yang cepat umumnya
mencegah infeksi telinga dari menjadi kronis. Alergi lingkungan ( atopi ) dan
alergi makanan juga dapat menyebabkan masalah (Ettinger, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Boddie., G.F. 2001. Diagnostic Methods in Veterinary Medicine. Philadelphia:
J.B. Lippincott Company.
Ettinger, Stephen J, et al. 2010. Textbook of Veterinary
Sixth
Ikliptikawati,
Internal Medicine,
K.
2014. Petunjuk
Praktikum
Diagnosis
Klinik