Anda di halaman 1dari 20

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELLITUS

I.

KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalis metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas insulin (Yuliana Elin, 2009).
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah akibat kekurangan insulin (Suyono, 2007).
B. Etiologi
Penyebab dari Diabetes melitus adalah :
1. Riwayat keturunan
2. Lingkungan, seperti virus
3. Usia di atas 45 tahun
4. Obesitas
5. Hipertensi
6. HDL kolesterol (Tarwoto, 2012)
C. Patofisiologi
Pada individu yang secara genetik rentan terhadap DM 1 kemungkinan
virus yang menginfeksi akan menimbulkan produksi autoantibodi terhadap sel
sel beta pankreas. Destruksi sel beta yang diakibatkan menyebabkan
penurunan sekresi insulin dan akhirnya kekuangan hormon insulin. Defisiensi
insulin mengakibatkan keadaan hiperglikemia, peningkatan lipolisis dan
katabolisme protein.
DM 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah menurunnya sensitivitas reseptor insulin. Karena
berkurangnya

sensitivitas,

sehingga

tidak

dapat

menetralisir

(menyeimbangkan) kadar glukosa dalam darah (Kowalak,2003).


D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
1. Poliuria dan polidipsia
2. Anoreksia / polifagia
3. Penurunan berat badan
1

4.
5.
6.
7.
8.

Sakit kepala
Kram otot
Baal dan kesemutan
Infeksi
Mual, diare, atau konstipasi (Kowalak,2003)

F. Komplikasi
1. Penyakit mikrovaskuler, termasuk retinopati, nefropati, dan neuropati.
2. Dislipidemia
3. Penyakit makrovaskular, termasuk arteri koroner, arteri perifer dan arteri
serebri
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulserasi kulit (Kowalak,2003)
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian insulin, obat hipoglikemik oral.
b. Perhitungan kandungan kalori, lemak dan daftar bahan penukar.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Perawatan luka diabetes
b. Senam kaki diabetik serta pendidikan kesehatan tentang Diabetes
Melitus (Suyono,Slamet dkk,2009).
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS)
2. Pemeriksaan Gula Darah Puasa
Normal : 80 120 mg/100 ml serum
Abnormal : 140 mg/100 ml serum atau lebih
3. Pemeriksaan Gula Darah Post Prandial (2 jam setelah makan)
Normal : <120 mg/100 ml serum
Abnormal : >200 mg/100 ml serum atau lebih
4. Pemeriksaan Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Normal : puncaknya jam pertama setelah pemberian 140 mg/dl dan
kembali normal 2 atau 3 jam kemudian.
Abnormal : peningkatan glukosa pada jam pertama tidak kembali setelah
5.
6.
7.
8.
II.

2 atau 3 jam.
Pemeriksaan glukosa urine
Pemeriksaan ketone urine
Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida
Pemberian hemoglobin glikat (HbA1C) (Tarwoto,2012)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan, kram otot, tonus otot menurun,
gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea.
2. Sirkulasi
2

Adanya

riwayat

hipertensi,

kesemutan

pada

ekstremitas,

ulkus,

penyembuhan luka lama, takikardi, perubahan tekanan darah postural,


kulit panas kering dan kemerahan.
3. Intregitas Ego
Stres, tergantung pada orang lain, masalah financial yangberhubungan
dengan kondisi.
4. Eliminasi
a. Poliuria, disuria, sulit berkemih, ISK baru / berulang
b. Diare, nyeri tekan abdomen
c. Urine encer, pucat, kuning dan berbau bila ada infeksi
d. Bising usus melemah / menurun
5. Makanan / cairan
a. Anoreksia, mual, muntah, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat
b. Penurunan BB
c. Haus dan lapar terus, turgor kulit jelek
6. Neurosensori
Pusing, pening, kepala sakit, kesemutan, kelelahan/kelemahan otot,
gangguan penglihatan.
7. Nyeri
Abdomen tegang / nyeri, wajah meringis.
8. Pernafasan
a. Batuk dan ada purulen jika terjadi infeksi
b. Frekuensi nafas meningkat, merasa kekurangan O2
9. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus, kulit rusak, menurunnya

kekuatan

umum/rentang gerak (Doengoes,2000)


B. Diagnosa
Diagnosa 1 : Kerusakan integritas jaringan b.d gangguan sirkulasi
Diagnosa 2 : Risiko infeksi b.d penyakit kronis: DM
Diagnosa 3 :Retensi urine b.d sfingter kuat (NANDA,2012-2014)
C. Intervensi
Diagnosa 1 : Kerusakan integritas jaringan b.d gangguan sirkulasi
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas
jaringan dapat mengalami perbaikan.
Kriteria Hasil :
1. Tidak ada tanda tanda infeksi
2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cidera berulang
3. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan
Intervensi :
1. Monitor kulit akan adanya kemerahan
R : Kemerahan merupakan tanda awal terjadinya proses inflamasi
2. Ubah posisi pasien setian 2 jam
3

R : Meningkatkan kenyamanan dan keamanan serta mencegah komplikasi


pada pasien yang tidak dapat turun dari tempat tidur
3. Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka
R : Mencegah komplikasi uka dan meningkatkan penyembuhan luka
4. Kolaborasi ahli gizi pemberian diet tinggi kalori tinggi protein
R : Mempercepat penyembuhan dari kerusakan jaringannya
Diagnosa 2 : Risiko infeksi b.d penyakit kronis: DM
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam risiko infeksi daat
teratasi
Kriteria Hasil :
1. Pasien bebas dari tanda gejala infeksi
2. Pasien dan keluarga dapat mendiskripsikan proses penularan penyakit,
faktor yang berpengaruh, dan penatalaksanaannya
3. Menunjukkan kemampuan mencegah timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit dalam batas normal
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi :
1. Monitor tanda dan gejala infeksi serta jumlah leukosit
R : Mengetahui secara dini adanya infeksi
2. Bersihkan lingkungan sekitar pasien
R : Meminimalkan penyebaran dan perluasan agens penyebab infeksi
3. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perluasan agens penyebab infeksi
R : Mencegah terjadinya infeksi
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
R : Melumpuhkan agens penyebab infeksi ( seperti virus ) yang ada di
dalam tubuh

Diagnosa 3 :Retensi urine b.d sfingter kuat


Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam retensi urine dapat


teratasi
Kriteria Hasil :
1.
2.
3.
4.

Kandung kemih kosong secara penuh


Tidak ada spasme bladder (kandung kemih)
Tidak ada residu urine
Balance cairan seimbang

Intervensi :
1. Monitor intake dan output
R : Mengetahui keseimbangan cairan pasien
2. Lakukan kompres dingin pada abdomen untuk stimulasi refleks kandung
kemih
R : Untuk stimulasi refleks kandung kemih sehingga dapat mengeluarkan
urine sampai kosong
3. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk mencatat output urine
R : Untuk memonitor keseimbangan cairan pasien

DAFTAR PUSTAKA
Buku Diagnosis Keperawatan NANDA 2012 2014
Kowalak.2003.Buku Ajar Patofifiologi.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Nurarif.2013.Aplikasi NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MediAction
Suyono, Slamet dkk.2009.Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : FK UI
Tarwoto.2012.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : Trans Info
Media
5

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. K DENGAN DABETES MELLITUS

Unit

: Penyakit Dalam

Ruang/kamar : Teratai / D28

I.

Tgl. Masuk

: 6 Januari 2015

Jam

: 09.30 WIB

IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status Perkawinan
Agama/Suku
Warga Negara
Bahasa yg digunakan
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Rumah

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Tanggal Pengkajian

: 6 Januari 2015

Waktu Pengkajian

: 15.00

Auto Anamnese

Allo Anamnese

Ny.K
65th
Perempuan
Menikah
Islam/Jawa
WNI
Jawa
Demak
6

Dx. Medik

: Insulin dependen DM with other spec.comps

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama
: Tn.R
Alamat
: Demak
Hubungan dgn pasien : Anak

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
: Pusing dan Lemas
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pusing dan lemas sejak 3 hari yang lalu pada tanggal 3 januari
2015, kemudian dibawa ke RSUD sunan kalijaga lewat UGD diperiksa GDS 224
Mg% dan diberi infus RL 20 tpm. Dan sekarang pasien berada di ruang teratai
kamar D28.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat hiperglikemia, saat diperiksa GDSnya di RSUD sunan
kalijaga demak hasilnya 512 pada tanggal 23 Desember 2014.
4. Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan dari keluarga pasien ada yang memiliki penyakit
menurun yaitu, DM dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular seperti
HIV / AIDS.
D. GENOGRAM

Keterangan:
: Laki laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

II. PEMERIKSAAN FISIK


A.
TANDA-TANDA VITAL
1. Kesadaran
Kualitatif : Compos Mentis
Somnolen
Soporocomatous
Koma
Kuantitatif
Skala Coma Glasgow
: Respon Motorik

: 6

Respon Bicara

: 5

Respon Membuka Mata

: 4

Kesimpulan

: 15 , Sadar penuh

2. Tekanan darah : 110/70 mmHg


MAP
: 83,3 mmHg
3. Suhu
: 37,5 C
4. Pernapasan : Frekuensi 20 x/mnt
Irama : Reguler
Irreguler
Jenis : Dada
Perut
5. Nadi
6. Nyeri

: 88 x/menit

: P = saat beraktivitas , Q = tertimpa beban, R = kepala bagian atas , S

= 4 , T = hilang timbul
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas
: 22
2. Tinggi Badan
: 150 cm
Berat Bedan
3. I.M.T (Indeks Masa Tubuh) : 20
Kesimpulan : Kekurangan berat badan tingkat sedang

: 45kg

C. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)


1. Kepala
8

Bentuk Kepala

: Meshocepal, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat

Keadaan Rambut
Kulit Kepala
Muka
Bicara
2. Mata
Konjungtiva
Sklera
Kornea
3. Hidung
Kebersihan
Cuping Hidung
4. Mulut
Rongga Mulut

lesi
: rambut bersih, berminyak, dan beruban
: tidak ada ketombe
: simetris
: tidak pelo, berbicara lancar
: fungsi penglihatan menurun
: anemis
: tidak ikterik
: hitam
: bersih, tidak ada sinusitis, tidak terdapat sekret, tidak
ada lesi.
: tidak terpasang kanul oksigen

bersih,

mukosa

mulut

lembab,

tidak

ada

stomatitis,lidah pucat, tidak terdapat lesi.


Gusi
Gigi
5. Telinga

: gusi bersih.
: gigi pasien lengkap, bersih tidak ada yang tunggal.
: bersih, tidak ada serumen. Pendengaran normal.

Leher

: tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan, tidak


ada pembesaran kelenjar tiroid.

6. Thorax (paru-paru)
Inspeksi

: bentuk dada simetris, tidak ada lesi, alat bantu


pernafasan

Palpasi

: teraba vokal fremitus di sisi kanan dan kiri.

Perkusi

:suara sonor

Auskultasi

: tidak terdapat ronkhi / wheezing

7. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
8. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

: tampak ictus cordis


: tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba ICS 4 5
midklavikula sinistra.
: tidak ada pembesaran jantung atau redup
: terdengar bunyi jantung S1 dan S2 reguller
: Bentuk simetris, umbilikal bersih, tidak terdapat lesi
: terdengar peristaltik 12x/menit
: tidak ada nyeri tekan
9

Perkusi
: Suara tympani
9. Ekstremitas :
Ekstremitas atas :
Tangan kanan terpasang infus, tidak ada udema
Ekstremitas bawah :
Tidak ada lesi, tidak ada udema , mampu bergerak.
5-5-5-5

5-5-5-5

5-5-5-5

5-5-5-5

10. Kulit
Kering keriput, turgor kulit buruk, bersisik

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN MENURUT GORDON


1. Pola persepsi Kesehatan - Pemeliharaan Kesehatan
Di rumah:
Ds: Pasien mengatakan sakit adalah cobaan dari Tuhan
Di Rumah Sakit:
Pasien dan keluarganya mematuhi pengobatan di RSUD Sunan Kalijaga
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Di rumah:
Ds: Pasien mengatakan biasanya makan 3x sehari, namun suka makan roti dan
biscuit. Minum 8-10 gelas, pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat
maupun makanan.
Di rumah sakit:
10

Ds: Pasien mengatakan tidak memiliki nafsu makan


Do: Makan habis porsi, diit bubur DM.
3. Pola eliminasi
Di rumah:
Ds: keluarga mengatakan pasien BAK 7-8 x sehari terlebih saat malam hari.
Warna kuning. BAB 1 x sehari lunak.
Di rumah sakit:
Ds: Pasien mengatakan selama dirumah sakit belum pernah BAB. BAK 5-7 x
sehari. Tidak ada nyeri saat BAK.
Do: Pasien belum BAB sudah 2 hari, BAB pasien tidak teratur, BAK lancar,
warna kuning keruh.

4. Pola aktivitas dan kebersihan diri


Di rumah:
Ds: pasien mengatakan dirinya seorang ibu rumah tangga, tetapi sejak matanya
tidak dapat melihat aktivitasnya semua dibantu oleh anaknya.
Di rumah sakit:
Ds: Pasien mengatakan dalam pemenuhan kebutuhan mandi seperti gosok gigi,
mandi, bab, bak, dan makan dibantu oleh keluarga dan perawat.
Do: Semua kebutuhan pasien dibantu keluarga dan perawat.
5. Pola aktivitas tidur
Di rumah:
Ds: Pasien mengatakan dirumah selalu tidur siang. Keluarga mengatakan pasien
tidur siang 2-3 jam dan tidur malam 5-6 jam.
11

Di rumah sakit:
Ds: keluarga mengatan pasien tidur siang 2-3 jam, tidur malam 6-8 jam.
Do: Pasien tidur nyenyak.
6. Pola persepsi kognitif
Di rumah:
Ds: Pasien dan keluaga mengatakan kurang faham tentang penyakitnya
Di rumah sakit:
Ds: Pasien dan keluarga mengatakan kurang faham tentang penyakitnya, pasien
mengatakan bersedia untuk di beri penyuluhan pendidikan kesehatan tentang
penyakitnya
Do: Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali setelah di beri penyuluhan

7. Pola konsep diri


Di rumah:
Ds: pasien dan keluarga mengatakan menerima keadaan sakit yang sedang di
derita pasien dengan sabar
Di rumah sakit:
Ds: pasien mengatakan mau minum obat secara teratur
Do: pasien patuh terhadap terapi yan diberikan, saat dilakukan tindakan
keperawatan, pasien mau diajak kerjasama dengan baik.
8. Pola peran hubungan
Di rumah:
Ds: pasien mengatakan tidak ada masalah didalam keluarganya, komunikasi baik
dengan anak, menantu, dan tetangganya

12

Di rumah sakit:
Ds: Do: pasien selama dirawat di rumah sakit, berhubungan baik dengan dokter,
perawat, ataupun dengan petugas kesehatan lainnya.
9. Pola reproduksi seksualitas
Di rumah:
Ds: pasien mengatakan di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Di rumah sakit:
Ds: pasien mengatakan bahwa dia sebagai ibu rumah tangga.

10. Pola mekanisme koping


Di rumah:
Ds: Pasien mengatakan untuk mengatasi masalahnya, pasien bercerita kepada
Keluarganya.
Di rumah sakit:
Ds: Do: Pasien tidak mengalami stres dan ditemani keluarga.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Di rumah:
Ds: pasien mengatkan bragama islam, pasien rajin sholat 5 waktu
Di rumah sakit:
13

Ds: Pasien mengatakan beragama islam


Do: Pasien berdoa diatas tempat tidur dan tidak patah semangat

IV. DATA PENUNJANG


A. PEMERIKSAN LABORATORIUM
KIMIA KLINIK :
Tanggal Pemeriksaan 06 Januari 2015
Pemeriksaan

Hasil

Nilai

Satuan

Metode

rujukan
Hemoglobin

10,6 L

12.5-15,5

g/dL

spectropometry

Lekosit

10.100L

4,0-10,0

Ribu

Spectropometry

Albumin

3,7 L

3,4-4,8

g/dl

BCG

.
1. Tanggal 06 Januari 2015 jam 15.00 WIB
GDS : 224 Mg%
2. Tanggal 07 Januari 2015 jam 15.00 WIB
GDS :208 Mg%
B. TERAPI
Tanggal 06 Januari 2015
NO NAMA OBAT

DOSIS

CARA
PEMBERIAN

1.

Infus RL

20 tpm

IV

2.

Ceftriaxone

2x1

IV

3.

Ranitidin

2x1 amp

IV

4
5.

Paracetamol
Ambroxol

3x1
3x1

IV
oral

V. ANALISA DATA

14

HARI

/ DATA

O
1.

TGL
Selasa, 06
Januari

Ds : pasien mengatakan Agen

MASALAH

TTD

Nyeri akut

pusing
psikologis
P :Nyeri timbul saat

2015

aktivitas
Q :Seperti

2.

ETIOLOGI

tertimpa

beban
R :Bagian atas kepala
S :6
T :Hilang timbul
Do : Mata terlihat sayu
TD :110/70 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Suhu :37,5
RR : 20 X/m
Selasa, 06 Ds : pasien mengatakan Kebutuhan

Ketidakseimbanga

Januari

lemas,
metabolik
Do : A ; BB 45 Kg,TB
tinggi
150 Cm
B : Hb 10,6 L,Albumin

2015

nutrisi

dari

kurang

kebutuhan

tubuh

3,7,Lekosit 10, 100


C : pasien tampak sayu,
lemas
D:Bubur

diabetes

melitus

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Nyeri akut b.d agen psikologis
2) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebutuhan
VII.

metabolik tinggi
INTERVENSI

HARI/TGL
Selasa,

NO

DX
06 1

Januari 2015

TUJUAN DAN KH
Setelah
tindakan
selama

dilakukan
keperawatan
3 x

24 jam

diharapkan nyeri dapat


diatasi

INTERVENSI
1. observasi KU pasien
R : mengetahui perubahan KU
pasien
2. lakukan manajemen nyeri
R : meringankan nyeri
3. ajarkan teknik relaksasi
15

Dengan KH :

R : untuk mengurangi rasa

- skala nyeri 1 3
- Pasien

nyeri
4. kolaborasi

menunjukkan

pemberian

analgesik
R : membantu menghilangkan

wajah berseri

nyeri

Setelah

dilakukan

1. pemantauan nutrisi.

tindakan

keperawatan R : mengumpulkan data pasien untuk

3x24jam

kebutuhan mencegah dan meminimalkan kurang

nutrisi pasien terpenuhi.

gizi

Dengan KH :

2. beri bantuan menaikkan BB


R : memfasilitasi pencapaian

- BB meningkat
-

pasien

mampu

kenaikan BB
3. ajarkan
pasien

menghabiskan makanan

menghindari nyemil.
R : nutrisi sesuai dengan

yang disediakan rumah


sakit.

untuk

kebutuhan pasien.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
R : untuk menentukan
kebutuhan nutrisi.

VIII.

Tanggal
6-1-15

IMPLEMENTASI
Nama / umur
: Ny. K / 65 th
Ruang / Unit
: Teratai / penyakit dalam
Dx
1,2

Jam
16.00

Implementasi
Mengobservasi KU,TTV,serta

Respon Pasien
DS : PS. Mengatakan

nutrisi (BB dan TB)

pusing dan lemas


P : Saat aktivitas
Q : Tertimpa benda
R : Kepala bag. Atas
S:4
T : Hilang timbul
DO : TD : 110/70 mmHg
16

N : 88x/menit
S : 37,5 C
RR : 20x/menit
TB : 150 cm
BB : 45 cm
1

16.30

Mengajarkan manajemen nyeri

DS : Pasien mengatakan

(pengalihan perhatian)

pusing sedikit berkurang


DO : Pasien dapat
mengikuti instruksi

7-1-15

1,2

21.00

Memonitor TTV

DS : Ps.mengatakan
masih pusing
P = saat beraktivitas
Q= tertimpa beban
R= kepala bagian atas
S= 3
T= hilang timbul
DO : TD 110/70 mmHg;
N 80x/menit; S 36,5C;

8-1-15

1,2

24.00

RR 22x/menit; TB 150
Kolaborasi pemberian obat :
Ceftriaxon injeksi, ranitidin

cm; BB 45 kg

injeksi, paracetmol oral

DS : ps mengatakan
kemeng saat diinjeksi
DO : obat masuk tanpa

06.00
Memonitor TTV

hambatan, selang tidak


bocor
DS : ps mengatakan

sudah tidak pusing


DO: TD 120/80mmHg;

24.00
Kolaborasi pemberian obat :
Ceftriaxon injeksi, ranitidin
injeksi, paracetmol oral

N 80x/menit; S 37C; RR
18x/menit, TB 150cm;
BB 46 kg

9-1-15

1,2

05.30

DS : ps mengatakan
Memonitor TTV

kemeng saat diinjeksi


DO : obat masuk tanpa
hambatan, selang tidak
bocor

10-1-15

1,2

09.00
17

Memberikan penkes tentang DM

DS : ps mengatakan
sudah tidak pusing
DO: TD 120/90mmHg;
N 84x/menit; S 36,8C;
RR 20x/menit, TB
150cm; BB 46 kg
DS : ps mengatakan
paham tentang DM yang
disampaikan
DO : pasien dapat
menjawab pertanyaan
yang diajukan

IX.

EVALUASI KEPERAWATAN

Hari / Tanggal
Sabtu / 10-1-15

Dx
1

Catatan Perkembangan
SOAP DATANG
S : Pasien mengeluh pusing
P : Saat aktivitas
Q : Tertimpa benda
R : Kepala bag. Atas
S:4
T : Hilang timbul
O : Pasien terlihat meringis kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan lemas
O : HB 10,6
TB 150 cm
BB 45 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
SOAP PULANG
S : Pasien mengatakan sudak tidak pusing
O : Pasien terlihat segar wajahnya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
S : Pasien mengatakan sudah tidak lemas
O : TB 150 cm
BB 46 kg
A : Masalah belum teratasi
18

P : Lanjutkan intervensi

BAB 3
PEMBAHASAN
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalis metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin
(Yuliana Elin, 2009).
Ny. K saat dikaji mengatakan menjadi sering makan, minum dan buang air kecil. Saat
di periksa di RSUD Sunan Kalijaga Demak ternyata GDS nya 512 dan disleeding scale 16U.
Lalu pada tanggal 6 Januari 2015 Ny. K masuk lagi dengan keluhan yang sama, setelah
diperiksa GDSnya 224, lalu pasien dirawat di unit penyakit dalam Ruang Teratai. Pasien
mengalami kekurang BB tingkat sedang karena BB pasien 45 kg, tinggi 150 cm. Dan pasien
mengeluh pusing dan lemas, maka dari itu saya ambil diagnosa keperawatan yang pertama
pusingnya ( nyeri ), dan yang kedua adalah nutrisi ( ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh ).

19

BAB 4
KESIMPULAN
Seseorang yang mengalami DM ( Diabetes Mellitus ) akan terlihat jelas dari ketiga
tanda berikut :
a. Polifagia (suka makan)
b. Polidipsi (suka minum)
c. Poliuri (suka kencing)
Dalam mengangani seseorang yang terkena DM maka harus dipantau gula darahnya
secara berkala dan diitnya , yaitu diit rendah karbohidrat contohnya bubur DM.

20

Anda mungkin juga menyukai