AnalisisMasalah
1. Ny.
,umur
56
tahundatangkepolisarafdengankeluhanutamaseringtersesatsaatakanpulangkerumahsete
lahdaripasar.
a. Apahubunganusia
,jeniskelamindanpekerjaan
(iburumahtangga)
di
semua
kelompok
umur.
(sumber
Jawab :
Kerusakan fungsi memori organik disebabkan antara lain, ada penyakit
di otak akibat stroke, infeksi, tumor, dan degeneratif sehingga ada kerusakan di
2. Akhir-akhirinipenderitajugaseringmarahataumudahtersinggung.
a. Apasaja organ yang terlibatpadakasus?9 10 1
b. Bagaimanastrukturdanfungsi
organ
yang
terlibatsesuaikasus
(seringmarahataumudahtersinggung)? 234
c. Bagaimanahubunganseringmarahataumudahtersinggungdanseringlupa ?567
3. Menurutkeluargapenderitajugaseringlupadenganaktivitasrutin
yang
yang
biasadilakukan? 789
4. Penderitapernahdirawatdengankelemahanseparuhtubuhsebelahkanankarena
iskemik. Riwayathipertensiadatapitidakrutinminumobat.
a. Apahubungan
stroke
stroke
iskemikdanhipertensitidakterkontroldengankeluhanseringlupa ?10 1 2
Jawab :
Mekanisme pasti terjadinya gangguan kognitif pada hipertensi
belum sepenuhnya dipahami. Suatu hipertensi menyebabkan percepatan
terjadinya arterosklerosis pada jaringan otak yang berimplikasi pada
gangguan kognitif, yang mana pada penelitian sebelumnya ditunjukan
adanya hubungan bermakna antara derajat retinopati hipertensi sebagai
akibat hipertensi lama yang mana selain proses terjadinya vasokontriksi
pada pembuluh darah retina sendiri juga peristiwa arterosklerosis.
Kapiler dan arteriola jaringan otak akan mengalami penebalan
dinding oleh karena terjadi deposisi hyalin dan proliferasi tunika intima
yang akan menyebabkan penyempitan diameter lumen dan peningkatan
resistensi pembuluh darah. Hal tersebut memicu terjadinya gangguan
perfusi serebral, memungkinkan terjadinya iskemia berkelanjutan pada
gangguan aliran pembuluh darah yang kecil hingga timbul suatu infark
lakuner. Hipertensi kronik dapat menyebabkan gangguan fungsi sawar
otak yang menyebabkan peningkatan permeabilitas sawar otak. Hal ini
akan menyebabkan jaringan otak khususnya substansi alba menjadi lebih
mudah mengalami kerusakan akibat adanya stimulus dari luar.
Hipertensi tak terkontrol yang menetap berhubungan dengan kerusakan WMH
(White Matter Hyperintensities) yang lebih besar. Tingkat tekanan darah
tampaknya juga berperan, dengan nilai tekanan darah yang lebih tinggi
berhubungan dengan derajat WMH yang lebih tinggi.WMH dan silent infarct
dianggap sebagai penanda iskemi serebral kronik yang disebabkan oleh kerusakan
pembuluh darah serebral kecil. Peningkatan tekanan darah sistolik mepengaruhi
fungsi kognitif terutama pada usia lanjut, dimana terjadinya gangguan
mikrosirkulasi dan disfungsi endotel juga berperan pada gangguan fungsi kognitif
pada hipertensi.
b. Apahubunganlokasilesiakibat stroke iskemikdengankeluhanutama (seringlupa)
? 345
Jawab :
Otak sebagai saraf pusat mempunyai salah satu peran yaitu mengatur fungsi
kognitif, yang diatur oleh suatu sistem bernama sistem limbik
. Sistem limbik mencakup
thalamus, ganglia basalis, serebelum, lobus frontalis, lobus temporal, lobus parietal,
lobus oksipital, dimana masing-masing lokasi tersebut memiliki peran dalam mengatur
fungsi kognitif. Fungsi kognitif juga diatur oleh suatu mekanisme kerja yang disebut
dengan jalur korteks-subkortikal, yang lebih dikenal dengan jalur frontal-subkortikal.
Jalur ini, dengan lobus frontalis sebagai korteks yang paling berperan, saling berkaitan
satu sama lain dalam menjalankan perannya mengatur fungsi kognitif
c. Apasajakemungkinanpenyakitdarihasil anamnesis? 6 7 8
5. Pemeriksaanfisik:
KeadaanUmum : GCS 15
Tandavital : TD 160/100 mmHg, Nadi 80x/menit, RR 20x/menit, temp 37,0 C
a. Bagaimanainterpretasidarihasilpemeriksaanfisik? 9 10 1
Jawab :
Glasgow Coma Scale(GCS)
Nilai Ny. N ialah 15.
Interpretasi skor Glasgow Coma Scale:
Skor 14-15 : compos mentis
Skor 12-13 : apatis
Skor 11-12 : somnolen
Skor 8-10 : stupor
Cara Pemeriksaan
Respon buka mata (Eye Opening, E)
Nilai
a.
b.
c.
d.
3
2
1
Sistolik (mmHg)
< 130
130 139
Diastolik (mmHg)
< 85
85 89
140 159
160 179
180 209
> 210
90 99
100 109
110 119
> 120
Nadi 80x/mnt
Normal
Interpretasi
: 60-100 x/menit.
: Normal
Suhu 370C
Normal
: 36,5 -37,20C
Interpretasi
: Normal
RR 20 x / menit
Normal : 16-24x/menit
Interpretasi : normal
6. Pemeriksaanneurologis :
PemeriksaanNnKranialis :
- Paresenn vii kanandan xii kanantipesentral
Pemeriksaanfungsimotoric :
-
7. AspekKlinis
a. Algoritmapenegakan diagnosis 1 2 3
Jawab :
Anamnesis12
Masalah apa yang dilaporkan? Siapa yang melaporkannya: pasien, kerabat, teman,
atau profesional lain?
-
Tentukan deskripsi lengkap dari situasi sosial, orang yang merawat, dukungan,
dan keluarga.
Pemeriksaan fisik12
-
secara difus maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia dapat melengkapkan
sindrom demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan
ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik yang mencerminkan
gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan refleksrefleks. Refleks tersebut merupakan petanda keadaan regresi atau kemunduran
kualitas fungsi.12
b. Refleks glabela. Orang dengan demensia akan memejamkan matanya tiap kali
glabelanya diketuk. Pada orang sehat,pemejaman mata pada ketukan berkalikali pada glabela hanya timbul dua tiga kali saja dan selanjutnya tidak akan
memejam lagi
c. Refleks palmomental. Goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi otot
mentalis ipsilateral pada penderita dengan demensia
d. Refleks korneomandibular. Goresan kornea pada pasien dengan demensia
membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh gerakan
mandibula ke sisi kontralateral
e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau bawah
diketuk m. orbikularis oris berkontraksi
f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir
penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika bibirnya
tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil
MMSE
c. Periksa ingatan
d. Periksa pemahaman
e. Mood: nilai mood pasien dan cari tanda-tanda penyakit psikiatrik,
khususnya depresi.12
1. Kriteria Diagnosis
Terdapat beberapa kriteria diagnostik yang melibatkan tes kognitif dan
neurofisiologi pasien yang digunakan untuk diagnosis demensia vaskular.
Diantaranya adalah:
a. Kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth
edition, text revision (DSM-IV-TR)10,8
Kriteria ini mempunyai sensitiviti yang baik tetapi spesifitas yang rendah.
Rumusan dari kriteria diagnostik DSM-IV-TR adalah seperti berikut:
Perkembangan defisit kognitif multipel terdiri dari:
berorganisasi)
Gangguan kognitif di atas menyebabkan gangguan yang berat pada fungsi
sosial dan pekerjaan penderita
Kelainan ini ditandai dengan proses yang bertahap dan penurunan fungsi
kognitif yang berkelanjutan
Gangguan kognitif di atas tidak disebabkan oleh hal-hal berikut:
tumor otak)
Kelainan sistemik yang dapat menyebabkan demensia (misalnya
International
pour
la
Recherch
at
L'Enseignement
en
Neurosciences (NINDS-AIREN).
1) Kriteria untuk diagnosis probable vascular dementia:
a) Demensia
Didefinisikan dengan penurunan kognitif dan dimanifestasikan
dengan kemunduran memori dan dua atau lebih domain kognitif
(orientasi, atensi, bahasa, fungsi visuospasial, fungsi eksekutif, kontrol
motor, praksis), ditemukan dengan pemeriksaan klinis dan tes
neuropsikologi, defisit harus cukup berat sehingga mengganggu aktivitas
harian dan tidak disebablan oleh efek stroke saja.Kriteria eksklusi: kasus
dengan penurunan kesadaran, delirium, psikosis, aphasia berat atau
kemunduran sensorimotor major. Juga gangguan sistemik / penyakit lain
yang menyebabkan defisit memori dan kognisi.
b) Penyakit serebrovaskular
Adanya tanda fokal pada pemeriksaan neurologi seperti
hemiparesis, kelemahan fasial bawah, tanda Babinski, defisit sensori,
hemianopia, dan disartria yang konsisten dengan stroke (dengan atau
Penggolongan
Diagnosis
Gangguan Jiwa)14
Pedoman Diagnostik Demensia Vaskular (F01) :
- Terdapatnya gejala demensia
- Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya
daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri
-
b. Diagnosis Banding456
Jawab :
Gejala klinik
Demensia
Vaskular
Sering lupa sebelum stroke
+
Lupa jalan ke rumah, lupa mandi, tidak +
mengenali anggota keluarga
Riwayat penyakit stroke
+
Hipertensi
+
Hiperkolestrolemia
+
Onset Mendadak
+
Progresivitas bertahap
+
Hemiparese dextra spastik
+
Neuroimaging infark ganglia basalis
+
MMSE 23
+
Skoriskemik Hachinski
7
Pemeriksaan neurologi
Defisit neurologi
Demensia Vaskular
Lebih banyak mengenai pria
Awitan akut dengan perburukan mendadak
kinerja kognitif atau adanya episode
hemiparesis
Memburuk seperti anak tangga (stepwise)
Gejala neurologik fokal menonjol
Demensia
Alzheimer
+
+
+
+
4
Normal
Demensia Alzheimer
Lebih banyak mengenai wanita
Awitan lambat, menyelinap
c. Pemeriksaanpenunjang 789
d. Diagnosis kerja ? semua
Jawab :
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
e. Etiologi 10 1 2
f. Epidemiologi 3 4 5
Jawab :
demensia vaskular (VAD) adalah demensia tersering kedua setelah
penyakit Alzheimer (AD). Studi epidemiologis dari kondisi ini menderita
banyak kekurangan terkait dengan definisi penyakit, kriteria diagnostik
dan penilaian. Prevalensi VAD meningkat secara linear dengan usia dan
sangat bervariasi dari satu negara ke negara, berkisar 1,2 sampai 4,2%
dari orang-orang tua di atas 65 tahun. Insiden VAD diperkirakan 6-12
kasus per 1.000 orang lebih dari 70 tahun per tahun. Durasi rata-rata
penyakit ini sekitar 5 tahun dan kelangsungan hidup kurang dari untuk
masyarakat umum dan untuk AD. Faktor risiko utama untuk VAD tampak
hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan stroke. Meskipun beberapa
faktor
risiko
ini
dimodifikasi,
tidak
ada
studi
tentang
efektivitas
h.
i.
j.
k.
Patofisiologi9 10 1
Manifestasiklinis 234
Pemeriksaanpenunjang 5 6 7
Tatalaksana , edukasidan pen cegahan 8 9 10
Jawab :
a. Farmakologi
a) Stroke
Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke yang mungkin terjadi lagi:
Anti platelet
Aspirin dengan mekanisme kerja menghambat sintesis tromboksan (senyawa
yang berperan dalam proses pembekuan darah)
Dosis: 4-6 x 325-650 Mg/hari
Perhatian: adanya suatu interaksi obat antara obat Anti Diabetik dan Aspirin
dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.
Hal yang harus dilakukan dokter:
1. Beri penyuluhan mengenai cara pemberian obat, dengan memberi tahu
bahwa jika ingin mengkonsumsi obat Anti Diabetik dengan Aspirin
minimal diberi rentang waktu minimal 30-60 menit setelah minum obat
yang pertama.
2. Tanyakan juga riwayat penyakit gastritis, agar bisa diberikan obat-obat
terapi untuk melindungi mukosa lambung itu sendiri.
3. Dokter memantau kemungkinan gangguan atau perdarahan GIT.
b) Hipertensi
Pada kasus diketahui pasien menderita diabetes dan hipertensi maka kondisi
ini memiliki kendala karena dapat mencetuskan resistensi insulin. Dalam hal
ini sebaiknya digunakan suatu ACE-Inhibitor atau -Blocker dan Antagonis
Ca.
ACE-inhibitor: Kaptopril (Capoten) Dosis : 2-3x25 Mg/hari
Atau -Blocker selektif : Propranolol
Dosis awal : 2 x 40 Mg/hari diteruskan dosis pemeliharaan 120-240 Mg/hari
c) Demensia Vaskular
Golongan Kolinesterase-Inhibitors (ChE-1)
l. Komplikasi 6 7 8
m. Prognosis ?semua
Jawab :
Vitam Fungsionam Dubia Ad Malam
Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi dari penyakit Alzheimer
Beberapa pasien dapat mengalami beberapa siri stroke dan kemudian bebas
stroke selama beberapa tahun jika diterapi untuk modifikasi faktor resiko dari
-
stroke.
Berdasarkan beberapa penelitian, demensia vaskular dapat memperpendek
jangka hayat sebanyak 50% pada lelaki, individu dengan tingkat edukasi yang
rendah dan pada individu dengan hasil uji neurologi yang memburuk
Penyebab kematian adalah komplikasi dari demensia, penyakit kardiovaskular
dan berbagai lagi faktor seperti keganasan.
n. SKDI? semua