Anda di halaman 1dari 10

Senyawa Terpen

Terpenoid I (Pendahuluan dan Sintesis)

Terpen-terpen adalah suatu golongan senyawa yang sebagian besar terjadi dalam dunia tumbuhtumbuhan. Hanya sedikit sekali terpen-terpen yang diperoleh dari sumber-sumber lain.
Monoterpen-monoterpen dan seskuiterpen adalah komponen utama dari minyak menguap atau
minyak atsiri. Minyak menguap ini diperoleh dari daun atau jaringan-jaringan tertentu dari
tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap,
sehingga ia mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.
Salah satu cara yang paling popular untuk memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhtumbuhan ialah penyulingan. Senyawa-senyawa di dan triterpen tidak dapat diperoleh dengan
jalan destilasi uap, tapi diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman karet atau resin dengan
jalan isolasi serta metoda pemisahan tertentu.

Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H dengan rumus molekul umum (C5H8)n.
Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.
Nama
Monoterpen
Seskuiterpen
Diterpen
Triterpen
Tetraterpen
Politerpen

Rumus
C10H16
C15H24
C20H32
C30H48
C40H64
(C5H8)n n 8

Sumber
Minyak Atsiri
Minyak Atsiri
Resin Pinus
Saponin, Damar
Pigmen, Karoten
Karet Alam

Dari rumus di atas sebagian besar terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya
merupakan kelipatan lima. Penyelidikan selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian besar

terpenoid mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C5 yang
disebutunit isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya seperti senyawa
isopren. Wallach (1887) mengatakan bahwa struktur rangka terpenoid dibangun oleh dua atau
lebih molekul isopren. Pendapat ini dikenal dengan hukum isopren.
Ingold (1925) mengatakan pula bahwa isopren unit yang terdapat di alam masing-masing
bergabung dengan ikatan head to tail yang bahagian ujung suatu molekul berikatan dengan
bagian kepala molekul isopren lainnya.
Beberapa contoh terpenoid :

Monoterpen :

Seskuiterpen :

Politerpen :

Terpenoid Tak Teratur :

Kecuali pernyataan di atas, senyawa-senyawa lain yang mempunyai struktur sejenis dengan
dipenten ditemukan pula secara luas dalam berbagai minyak atsiri. Akan tetapi, kelemahan utama
dari hipotesis ini ialah bahwa isopren tidak pernah ditemukan di alam dan hanya dapat diperoleh
dari pirolisa monoterpen tertentu.
Usaha untuk menemukan senyawa isopren biologis yang sesungguhnya digunakan oleh
organisme untuk sintesa terpenoid dilakukan oleh banyak peneliti selama bertahun-tahun.
Masalah ini akhirnya dapat diselesaikan oleh J.W. Cornforth pada tahun 1959 dari penyelidikanpenyelidikannya dibidang steroid. Conforth menemukan dua bentuk isoprene yang aktif, yakni
isopentenil pirofosfat (IPP) dan dimetilalil pirofosfat (DMAPP). Kedua isopren aktif ini harus
ada untuk keperluan sintesa terpenoid oleh organisme.

Penyelidikan-penyelidikan selanjutnya oleh para ahli menunjukan bahwa IPP dan DMAPP
berasal dari asam mevanolat. Selanjutnya diketahui pula bahwa satu-satunya sumber karbon bagi
asam mevanolat, begitu pula IPP dan DMAPP ialah asam asetat atau turunannya yang aktif,
yakni asetil pirofosfat. Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesa terpenoid, pada waktu ini
sudah diketahui dengan baik dan tercantum pada Gambar 2.
Seperti dapat dilihat dari Gambar 2, asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan
kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan
asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang
sebagaimana ditemukan pada asam mevanolat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah fosforilasi,
eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang selanjutnya berisomerisasi
menjadi DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepada
ke-ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi
isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari
ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh
penyingkiran ison pirofosfat. Serangan ini menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yakni senyawa
antara bagi semua senyawa monoterpen.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan mekanisme yang sama seperti
antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara
bagi semua senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa diterpen diturunkan dari geranil-geranil
pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara atau satu unit IPP dan GPP dengan
mekanisme yang sama pula.
Bila reaksi organik sebagaimana tercantum dalam Gambar 2 ditelaah lebih mendalam, ternyata
bahwa sintesa terpenoid oleh organisme adalah sangat sederhan a sifatnya. Ditinjau dari segi
teori reaksi organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa jenis reaksi dasar. Reaksi-reaksi
selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP dan GGPP untuk menghasilkan senyawa-senyawa
terpenoid satu persatu hanya melibatkan beberapa jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi
sekunder ini lazimnya ialah hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi dan reaksi-reaksi spontan yang

dapat berlangsung dengan mudah dalam suasana netral dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi,
dehidrasi, dekarboksilasi dan sebagainya.

Klik gambar untuk memperbesar


Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa pembentukan senyawa-senyawa monoterpen dan
senyawa terpenoida berasal dari penggabungan 3,3 dimetil allil pirofosfat dengan isopentenil
pirofosfat.

Dari bahan asal yang sama juga dibentuk :

Semua senyawa di atas banyak terdapat dalam minyak atsiri.

Pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan
perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5 H8(unit isoprene), yang bergabung secara head to tail
(kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid.Terpenoid sama halnya
dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan
keton. Dewasa ini baik terpen maupun terponoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid
(isoprenoid)
Contoh : Limoena dalam buah jeruk, Geraniol dalam mawar
Berdasarkan jumlah unit isoprene yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas:
1)monoterpen (dua unit isoprene), 2)seskiterpen (tiga unit isoprene), 3)diterpena (empat unit
isoprene), 4 Triterpena (enam unit isoprene), 5 Tetraterpena (delapan unit isoprene), dan 6)
politerpena (banyak unit isoprene).Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak
esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin A adalah suatu
diterpenopoid, skualen tergolong triterpenoid yang dijumpai dalam minyak hati ikan, karoten
karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpen, lateks (karet alam) adalah politerpen.

Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa
golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan
terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di
samping sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa
penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena,
suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah
tusam, terpentin (turpentine).
Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Kandungan minyak atsiri memengaruhi penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai
bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta upacaraupacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari nama minyak
atsiri yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil dari nama (nama

latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali diidentifikasi. Sebagai misal
adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain adalah eugenol,
diambil dari minyak yang dihasilkan oleh cengkeh(Eugenia aromatica).
Terpenoid disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka penyusun terpena
dan terpenoid adalah isoprena (C5H8).
Senyawa Terpenoid
A .PENGERTIAN SENYAWA TERPENOID
Dalam tumbuhan biasanya terdapat senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi yang
merupakan senyawa terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan,
dan istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan
itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul isoprene
CH2==C(CH3)CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan 2 atau lebih
satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa golongan berdasarkan
jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2 (C10), 3 (C15), 4 (C20), 6 (C30) atau 8
(C40).
Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen
merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian
kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan
isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara
struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka
atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi
lainnya.
Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri berasal dari tumbuhan
yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu dengan perbandingan
atom hydrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan
perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid.
Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang
kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar

komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan hydrogen atau
karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang mudah menguap sehingga
mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu cara yang
paling banyak digunakan adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah
destilasi. Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri
tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri akan membentuk
lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan. Minyak atsiri terdiri dari
golongan terpenoid berupa monoterpenoid (atom C 10) dan seskuiterpenoid (atom C 15)
Sifat umum Terpenoid
Sifat fisika dari terpenoid adalah :
1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan
berubah menjadi gelap
2) Mempunyai bau yang khas
3) Indeks bias tinggi
4) Kebanyakan optik aktif
5) Kerapatan lebih kecil dari air
6) Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol
Sifat Kimia
1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.
B.Sintesa Terpenoid
Secara umum biosintesa terpenoid terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
1.

Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.

2.

Penggabungan kepala dan ekor unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester-,

dan poli-terpenoid.
3.

Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan

steroid.
Biosintesis senyawa terpen terlibat senyawa yang bercabang . Mula - mula gugus keton dari
karbonil pada asetoasetil koenzim A beradisi aldol dengan asetil koenzim A menghasilkan derivat

asam glutarat . Langkah berikutnya adalah reduksi darisalah satu gugus karboksil pada untuk
menghasilkan asam mevalonat . Dari studi penjejakan terbukti bahwa asam mevalonat
merupakan bahan asal ( prekursor ) untuk terpen .

Anda mungkin juga menyukai