Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gagasan atau ide merupakan istilah yang dipakai baik secara populer maupun dalam
bidang filsafat dengan pengertian umum "citra mental" atau "pengertian". Gagasan adalah
suatu yang dapat mendatangkan inspirasi pelaku yang mendorong munculnya suatu ide usaha
dan menduga lebih awal apakah ide yang muncul ini akan dapat menghasilkan suatu nilai
tambahan atau tidak. Gagasan menyebabkan timbulnya konsep yang merupakan dasar bagi
segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat. Selama ide belum dituangkan
menjadi suatu konsep dengan tulisan maupun gambar yang nyata, maka ide masih berada di
dalam pikiran. Ide yang sudah dinyatakan menjadi suatu perbuatan adalah karya cipta. Untuk
mengubah ide menjadi karya cipta dilakukan serangkaian proses berpikir yang logis dan
seringkali realisasinya memerlukan usaha yang terus menerus sehingga antara ide awal yang
muncul di pikiran dan karya cipta satu sama lain saling bersesuaian sebagai kenyataan.
Sedangkan pengertian usaha yaitu usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga
pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Dalam ruang lingkup tertentu, pengertian
usaha dapat disamakan dengan pekerjaan.
Jadi, gagasan usaha merupakan suatu ide untuk mewujudkan suatu pemikiran yang
baru dan diterapkan dengan suatu tindakan. Mencari gagasan usaha berarti berusaha untuk
menemukan suatu ide yang nantinya ide tersebut dapat menjadi suatu langkah awal dalam
menentukan bisnis apa yang akan dibangun. Dalam menentukan ide tentunya banyak hal
yang harus diperhatikan. Seseorang menginginkan memiliki suatu bisnis berarti orang
tersebut yakin bahwa suatu saat bisnis yang mereka bangun akan menguntungkan dan akan
sukses.
Metode dalam Mencari Gagasan Usaha
Sebelum mengetahui metode dalam mencari gagasan usaha, terlebih dahulu kita
mengetahui Metode Mengenali Gagasan Usaha
1.
Inovasi Teknologi
Metode ini adalah suatu cara untuk mengenali ide dengan cara melakukan pencarian
terobosan atau temuan, perbaikan dari teknologi yang ada sehingga semakin hari semakin
banyak ragamnya. Inovasi bertujuan untuk memperluas pasar, melindungi dari
2.
a. Riset Aplikasi, artinya pelaku secara aktif mencari produk. Produk baru yang telah di
komersialkan dipasar kemudian diambil dan diteliti untuk dicari cara-cara melakukan
adopsi dengan mengadakan berbagai modifikasi sehingga terlihat sebuah produk yang
lain atau berbeda dari produk yang sudah ada sebelumnya.
b. Riset Dasar, adalah riset yang bertujuan untuk menemukan produk baru dan belum
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
memaksakan untuk menggagas ide baru yang belum tentu sukses dijalankan nantinya.
Sebagai seorang pengusaha dia tidak perlu repot harus melakukan riset pasar atau
menciptakan sebuah bisnis baru. Cukup tinggal melihat bisnis apa yang paling laris di
pasar lalu membuat bisnis serupa, atau lebih konkret lagi, mereka hanya melihat produk
apa yang sukses di pasar lalu tinggal diamati dan ditiru dengan sedikit modifikasi.
Sebagai pengusaha atau misalkan pemilik produk yang market leader, tentunya tidak
membiarkan hal ini terjadi. Anda akan berpikir keras untuk tetap eksis dan tetap sebagai
pemimpin pasar. Anda harus memiliki strategi atau jurus tertentu untuk menghadapinya
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan
sebagai pemecah masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
kelompok-kelompok kecil (gagasan yang baik bila kelompokmu lebih besar dari
delapan orang).
Teknis Penjaringan Gagasan Usaha
Guna mendapatkan pilihan gagasan usaha yang baik dan memiliki nilai ekonomis
yang tinggi maka perlu dilakukan teknik penjaringan berikut :
a.
b.
c.
d.
Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
dengan berbagai sebab.
Perubahan Dalam Berfikir
Berpikir adalah proses memanipulasi data, fakta dan informasi untuk membuat
keputusan berperilaku.
Pola pikir manusia menentukan arah kemana manusia itu akan melangkah. Dipercaya
atau tidak, segala yang kita capai itu dipengaruhi oleh pola pikir, yang mempengaruhi
kebiasaan, itulah pentingnya memiliki mindset akan sesuatu. Tentunya berbeda pula langkah
menjadi entrepreneur dari pada jadi orang biasa saja. Apabila menargetkan sasaran menjadi
entrepreneur, harus berani mengubah mindset dan selanjutnya mengubah kebiasaan.
Apakah pola pikir bisa diubah?
BISA,
Karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran (learning), maka
pola pikir juga bisa diubah (unlearning) dan dibentuk ulang (relearning). Tentu saja ada yang
mudah dan ada yang sulit untuk diubah. Semua tergantung kepada diri masing masing.
Hambatan persepsi memulai usaha :
Tidak berbakat
bidang, seseorang pertam-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponenkomponen dasarnya.
3. Transformasi
Tahap tranformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi
yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada
tentang infomasi yang terkumpul. Dalam tahap ini diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir
konvergen dan divergen. Berpikir konvergen adalah kemampuan untuk melihat persamaan
dan hubungan diantara beragam data dan kejadian. Sedangkan berpikir divergen adalah
kemampuan melihat perbedaan antara data dan kejadian yang beraneka ragam.
4. Penetasan
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan informasi yang
terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksikan informasi.
5. Penerangan
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat pemecahan spontan
yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul
secara bersama dan menghasilkan ide-ide kreatif serta inovatif.
6. Pengujian
Pengujian menyangkut validasi keakuratan manfaat ide-ide yang muncul yang dapat
dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran, pembangunan proyek
percobaan, pembangunan prototipe dan aktifitas lain yang dirancang untuk membuktikan ideide baru yang akan diimplementasikan.
7. Implementasi
Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis
Apakah hambatan untuk bisa lebih kreatif? Menurut Robert W Olson dalam bukunya Seni
Berfikir Kreatif, terdapat sejumlah hambatan untuk menjadi kreatif.
Kebiasaan. Kalau kita mau menelaah, sebenarnya sebagian besar aktivtas kehidupan
kita bersumber dari kebiasaan. Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali isinya adalah
aktivitas yang sifatnya adalah kebiasaan. Kebiasaan pada umumnya dianggap sebagai hal
yang tidak kreatif karena kebiasaan adalah sebuah reaksi dan respon yang telah kita pelajari
untuk bertindak secara otomatis tanpa berfikir terlebih dahulu. Dengan kebiasaan ini maka
kita akan otomatis makan siang setelah jam 12 siang walaupun perut tidak terasa lapar, tidur
jam 10 malam walaupun tidak merasa ngantuk. Ilustrasi : Lipatlah tangan anda dan letakkan
di dada. Tangan manakah yang berada diatas..? Tangan kanan ataukah tangan kiri..? Secara
reflek saya akan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri. Cobalah ubah, ternyata
mengubah sebuah kebiasaan cukup sulit juga. Ilustrasi lain, ambillah 6 tusuk gigi, coba
buatlah 4 buah segitiga dengan 6 tusuk gigi tersebut. Bagaimana hasilnya? Solusinya
adalah Tetrahedron.
Waktu. Kesibukan adalah alasan klasik mengapa orang tidak bisa kreatif, Tidak ada
waktu. Menurut Henry Ford, " Semakin banyak berfikir sebenarnya semakin banyak pula
waktu yang anda miliki". Sebenarnya menginvestasikan sedikit waktu dapat menajamkan
kreativitas sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan dalam hal menghemat
waktu.
Dibanjiri Masalah dan merasa tidak ada masalah. Manusia pada prinsipnya adalah
mahluk yang terus menerus menghadapi masalah dan berusaha memecahkan masalahnya.
Jika masalah dipecahkan secara otomatis atau menurut kebiasaan maka kita tidak akan pernah
mengenal masalah tersebut dan merasa tidak pernah mempunyai masalah. Sebenarnya setiap
masalah menawarkan sebuah tantangan kreatif dan peluang diri kita untuk tumbuh lebih
kreatif.
Takut gagal. Hidup tidak akan diisi dengan kegagalan bila : selalu menyesuaikan diri,
menggunakan gagasan yang telah terbukti berhasil, berjalan pada lorong yang sama yang
telah dirintis. Namun sesungguhnya bila itu yang kita ikuti, kita sebenarnya telah gagal jadi
manusia. Kita tidak tumbuh menjadi manusia kreatif yang mampu hidup diluar kebiasaankebiasaan lama dan nalurinya. Menurut Dr. Land (penemu kamera polaroid), " Salah satu
aspek penting dari kreatifitas adalah tidak takut gagal. Para ilmuwan telah berhasil membuat
eksperimen dan berulang kali gagal sebelum akhirnya mereka menemukan hasil yang meraka
inginkan ". Dan sesungguhnya berapa banyak kemudahan hidup yang kita rasakan sekarang
ini berawal dari kegagalan-kegagalan tersebut.
Setiap orang memiliki kreativitas, bahkan mereka yang sudah berusia diatas 45tahun
sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Selama otak masih
berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Kenyataannya masih banyak
orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal. Untuk itu ada baiknya
bila kita telaah mengenai tujuh hambatan seseorang tidak kreatif.
Hambatan 1
: rasa takut
Hambatan pertama seseorang tidak kreatif karena selalu dibayangi oleh rasa takut gagal, takut
salah, takut dimarahi dan rasa atkut lainnya.
Hambatan 2
: rasa puas
Kesuksesan, kepandaian, dan kenyamanan pun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas
akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya
seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut tidak terdorong untuk menjadi
kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru ataupun menciptakan sesuatu yang
baru.
Hambatan 3
: Rutinitas Tinggi
Rutinitas merupakan salah satu faktor penghambat bagi seseorang untuk menjadi kreatif.
Untuk mengatasi hal tersebut kita perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi "kehausan"
kita akan kreativitas, misalnya membaca buku tiap minggu, kemungkinan besar kita bisa
menemukan ide brilian yang bisa kita adaptasi atau perbaiki, perluas lingkungan sosial kita
dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan diluar pekerjaan kita.
Hambatan 4
: Kemalasan Mental
Kemalasan mental merupakan salah satu penghambat untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika
orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal
dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya
guna memikirkan sesuatu yang baru ataupun mencoba yang baru.
Hambatan 5
: Birokrasi
Seringkali karyawan atau pelanggan/rekanan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak
ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama atau
karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan
semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan. Biasanya
semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di
lapangan tidak bisa langsung terdekteksi oleh top managemen karena harus melewati rantai
birokrasi yang panjang. Saat ini banyak organisasi dunia memecah diri menjadi unit-unit
bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar lebih gesit dalam berkreasi
menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan
solusi.
Hambatan 6
: Stereotyping
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap
sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada
zaman kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di
rumah saja,tidak perlu pendidikan tinggi dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja,
tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi
Sartika dan Tjut Nyak Dien menerima saja semua pandangan umum yang yang berlaku di
masyarakat saatitu, kemungkinan besar Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang
diperkaya oleh keterlibatan para wanita professional, seperti : mendapatkan layanan dokter
wanita, menikmati kreasi arsitek dan senimanwanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita,
dll.
Lalu bagaimana jika kita mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas diri kita
sendiri? Tidak perlu panik, kenali hambatannya, atasi dan ambil tindakan untuk mengasah
kembali kraetivitas kita. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau.