Xxdec PDF
Xxdec PDF
METODE PENELITIAN
2. Variabel bebas
: - Dukungan Organisasi
- Bullying di Tempat Kerja
Tabel 1
Definisi Operasional Aspek Komitmen Karyawan pada Organisasi
Aspek
Definisi Operasional
Identification
Involvement
Loyalty
Skor komitmen karyawan pada organisasi diperoleh dari total skor seluruh aspek
dari skala komitmen karyawan pada organisasi. Semakin tinggi skor total yang
diperoleh, maka semakin tinggi juga tingkat komitmen organisasi karyawan.
Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah juga
tingkat komitmen organisasi karyawan.
2. Dukungan Organisasi
Dukungan organisasi merupakan persepsi karyawan mengenai sejauh mana
organisasi menghargai kontribusi yang diberikan dan mempedulikan kesejahteraan
karyawan.
Dukungan organisasi diukur dengan menggunakan skala dukungan organisasi.
Skala ini disusun berdasarkan aspek dukungan organisasi menurut Rhoades &
Eisenberger (2002) yang diuraikan dalam tabel 2 berikut :
Tabel 2
Definisi Operasional Aspek Dukungan Organisasi
Aspek
Definisi Operasional
Fairness
Supervisor Support
Tabel 3
Definisi Operasional Bentuk Bullying di Tempat Kerja
Bentuk
Definisi Operasional
Physical
bullying
Skor bullying di tempat kerja diperoleh dari total skor seluruh bentuk dari skala
bullying di tempat kerja. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin
tinggi tingkat bullying yang diterima. Sebaliknya apabila semakin rendah skor total
yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat bullying yang diterima.
atau dapat
eselon IV dan staf. Untuk penentuan jumlah sampel digunakan rumus Slovin
sebagai berikut :
Eselon III
Eselon IV
Staf
Jumlah
Populasi
21
101
461
1468
2051
Sampel
17
75
240
335
Menurut Hadi (2001), skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang
merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis.
Skala mendasarkan diri pada laporan pribadi (self report) memiliki kelebihan
dengan asumsi sebagai berikut :
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya
adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Penskalaan yang digunakan dalam skala ini adalah model Likert. Penskalaan
model Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan
distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2009).
Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologis, yaitu skala komitmen
organisasi, skala dukungan organisasi dan skala bullying di tempat kerja.
1. Skala Komitmen Karyawan pada Organisasi
Skala komitmen karyawan pada organisasi disusun berdasarkan aspek komitmen
organisasi menurut Mowday, Porter & Steers (1982) yang terdiri dari tiga aspek
yaitu identification, involvement dan loyalty. Distribusi aitem untuk skala komitmen
karyawan pada organisasi diuraikan dalam tabel 5 berikut :
Tabel 5
Distribusi Aitem Skala Komitmen Karyawan pada Organisasi
No
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah Aitem
1.
Identification
1, 8, 15, 24, 27
10
2.
Involvement
2, 5, 11, 18, 29
7, 9, 14, 22, 25
10
3.
Loyalty
10
15
15
30
Total
Berdasarkan tabel 5 diatas, jumlah aitem dalam skala komitmen karyawan pada
organisasi adalah 30 aitem yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 15 aitem
unfavorable. Model skala yang digunakan adalah model Likert dengan lima pilihan
jawaban. Pilihan jawaban ini terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju
(TS), Netral (N), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Penilaian untuk aitem favorable
adalah skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak
Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan Netral (N), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan
skor 5 untuk pilihan Sangat Setuju (SS). Sedangkan untuk aitem unfavorable skor 1
untuk pilihan Sangat Setuju (SS), skor 2 untuk pilihan Setuju (S), skor 3 untuk
pilihan Netral (N), skor 4 untuk pilihan Tidak Setuju (TS) dan skor 5 untuk pilihan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor
jawaban maka semakin tinggi juga tingkat komitmen organisasi karyawan.
Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban berarti semakin rendah tingkat komitmen
organisasi karyawan.
2. Skala Dukungan Organisasi
Skala dukungan organisasi disusun berdasarkan aspek dukungan organisasi
menurut Rhoades & Eisenberger (2002) yang terdiri atas tiga aspek yaitu fairness,
supervisor support serta organizational reward & job condition. Distribusi aitem
untuk skala dukungan organisasi diuraikan dalam tabel 6 berikut :
Tabel 6
Distribusi Aitem Skala Dukungan Organisasi
No
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1.
Fairness
1, 9, 13, 21, 25
10
2.
Supervisor Support
5, 7, 14, 20, 26
10
3.
Organizational Reward
& Job Condition
3, 8, 15, 22, 30
10
15
15
30
Total
Bentuk
Jumlah Aitem
1.
2.
3.
Total
30
Berdasarkan tabel 7 diatas, jumlah aitem dalam skala bullying di tempat kerja
adalah 30 aitem. Model skala yang digunakan adalah model Likert dengan lima
pilihan jawaban. Pilihan jawaban ini terdiri dari Tidak Pernah (TP), Jarang (JR),
Setiap Bulan (SB), Setiap Minggu (SM), dan Setiap Hari (SH). Penilaian untuk
aitem adalah skor 1 untuk pilihan Tidak Pernah (TP), skor 2 untuk pilihan Jarang
(JR), skor 3 untuk pilihan Setiap Bulan (SB), skor 4 untuk pilihan Setiap Minggu
(SM) dan skor 5 untuk pilihan Setiap Hari (SH). Skor skala ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi tingkat bullying yang diterima.
Sebaliknya, semakin rendah skor jawaban berarti semakin rendah tingkat bullying
yang diterima karyawan.
E. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Valid atau tidaknya suatu alat
ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan
pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu alat ukur yang valid, tidak
sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus
memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut (Azwar, 2009).
Dalam menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
validitas content dan validitas konstrak. Validitas content dilakukan melalui
professional judgement yaitu dosen pembimbing dalam proses penyusunan dan
telaah aitem sehingga aitem yang dikembangkan memang mengukur apa yang
2. Nilai MSA > 0.5 berarti variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dianalisis
lebih lanjut.
3. Nilai MSA < 0.5 atau mendekati 0 berarti variabel tersebut tidak dapat dianalisis
lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
Tahap selanjutnya melihat nilai bobot faktor (loading factor) yang menunjukkan
besarnya korelasi antara variabel awal dengan faktor yang terbentuk. Korelasi
dengan validitas yang baik memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0.5
(Santoso, 2002).
sama dengan atau lebih besar daripada 0.30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang
direncanakan untuk dijadikan skala, maka dapat memilih aitem-aitem yang memiliki
indeks daya diskriminasi aitem tertinggi. Sebaliknya apabila jumlah aitem yang
lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0.30 menjadi 0.25
misalnya, sehingga jumlah aitem yang diinginkan tercapai (Azwar, 2009).
Penghitungan daya beda aitem dalam penelitian ini menggunakan indeks daya
beda aitem sama dengan atau lebih besar daripada 0.30 dengan menggunakan teknik
korelasi Pearson Product Moment dan dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS version 20.0 For Windows.
G. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur
dan mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009). Menurut Hadi
(2001), reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat
ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang
berbeda.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal
(koefisien Alpha Cronbach), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu
kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan
untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala. Teknik ini
dipandang ekonomis dan praktis (Azwar, 2009).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada
dalam rentang dari 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
yaitu aitem nomor 8 karena memiliki nilai loading factor dibawah 0.5. Dari analisis
ini diperoleh nilai KMO sebesar 0.822 dan nilai MSA yang berkisar dari 0.787
hingga 0.853, dengan nilai loading factor berkisar dari 0.561 hingga 0.775 untuk
aitem nomor 1, 4, 13, 15, 16, 21 dan 27.
Aspek kedua yaitu involvement dengan 6 aitem. Hasil analisis menunjukkan
bahwa terdapat 2 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 2 dan 22 karena memiliki
nilai loading factor dibawah 0.5. Dari analisis ini diperoleh nilai KMO sebesar
0.638 dan nilai MSA yang berkisar dari 0.620 hingga 0.656, dengan nilai loading
factor berkisar dari 0.645 hingga 0.722 untuk aitem nomor 11, 14, 18 dan 25.
Aspek ketiga yaitu loyalty dengan 9 aitem. Hasil analisis menunjukkan seluruh
aitem memiliki nilai loading factor diatas 0.5. Dari analisis ini diperoleh nilai KMO
sebesar 0.773 dan nilai MSA yang berkisar dari 0.703 hingga 0.864, dengan nilai
loading factor berkisar dari 0.541 hingga 0.818 untuk aitem nomor 6, 10, 12, 17, 20,
23, 26, 28 dan 30.
Dari hasil analisis faktor diperoleh 20 aitem yang layak digunakan untuk
penelitian dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.880. Berikut distribusi aitem
setelah uji coba :
Tabel 8
Distribusi Aitem Skala Komitmen Karyawan pada Organisasi
Setelah Uji Coba
No
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah Aitem
1.
Identification
1, 9, 18
2, 7, 10, 14
2.
Involvement
5, 12
8, 16
3.
Loyalty
3, 6, 11, 19, 20
4, 13, 15, 17
10
10
20
Total
Dari hasil analisis faktor diperoleh 18 aitem yang layak digunakan untuk
penelitian dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.905. Berikut distribusi aitem
setelah uji coba :
Tabel 9
Distribusi Aitem Skala Dukungan Organisasi
Setelah Uji Coba
No
Aspek
Favorable
Unfavorable
Jumlah
1,6, 8, 11, 15
7, 14
1.
Fairness
2.
Supervisor Support
13, 18
4, 10, 16
3.
Organizational Reward
& Job Condition
3, 9, 17
2, 5, 12
10
18
Total
yang berkisar dari 0.736 hingga 0.858, dengan nilai loading factor berkisar dari
0.521 hingga 0.791 untuk aitem nomor 2, 6, 7, 11, 16, 17, 22, 23, 28 dan 29.
Bentuk ketiga yaitu physical intimidation bullying dengan 10 aitem. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat 1 aitem yang gugur yaitu aitem nomor 12
karena memiliki nilai loading factor dibawah 0.5. Dari analisis ini diperoleh nilai
KMO sebesar 0.832 dan nilai MSA yang berkisar dari 0.684 hingga 0.897, dengan
nilai loading factor berkisar dari 0.593 hingga 0.867 untuk aitem nomor 3, 8, 9, 13,
18, 19, 24, 25 dan 30.
Dari hasil analisis faktor diperoleh 27 aitem yang layak digunakan untuk
penelitian dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.937. Berikut distribusi aitem
setelah uji coba :
Tabel 10
Distribusi Aitem Skala Bullying di Tempat Kerja
Setelah Uji Coba
No
Bentuk
1.
2.
3.
Nomor Aitem
Jumlah
10
Total
27
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Persiapan Penelitian
Untuk dapat melaksanakan penelitian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan
oleh peneliti, yaitu :
dipilih secara acak. Namun peneliti menemui kendala saat menyebarkan skala
penelitian dengan memberi daftar nama PNS yang harus mengisi skala penelitian,
sehingga akhirnya peneliti menyerahkan kepada pimpinan unit kerja untuk
menentukan secara acak PNS yang akan menjadi responden dalam penelitian ini
dengan tetap memperhatikan strata yang ada. Dari 700 skala penelitian yang disebar,
terdapat 424 skala yang dikembalikan dan setelah dianalisa terdapat 12 skala yang
tidak dapat diolah lebih lanjut. Berdasarkan hal ini, jumlah sampel yang dapat
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 412 orang.
3. Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari skala penelitian kemudian dianalisa dengan
menggunakan bantuan program SPSS version 20.0 for Windows.
dinyatakan tidak normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji
Kolgomorov Smirnov.
2. Uji Linearitas
Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel
bebas dengan variabel tergantung, Selain itu uji linieritas ini juga diharapkan dapat
mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut.
Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung adalah linier. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji linearitas adalah jika nilai probabilitas > 0.05, maka hubungan
antara variabel X dengan Y adalah linear. Sedangkan jika nilai probabilitas < 0.05,
maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linear (Hadi, 2001).
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah terjadinya korelasi antara satu variabel error dengan
variabel error yang lain. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW)
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak,
yang berarti terdapat autokorelasi.
b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti
tidak ada autokorelasi.
c) Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
4. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah terjadinya hubungan linier antara variabel bebas dalam
suatu model regresi linier berganda (Gujarati, 2003). Uji multikolinearitas
digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat di antara variabel
bebas yang diikutsertakan dalam pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah
model regresi linier mengalami multikolinearitas dapat diperiksa dengan
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel bebas,
yaitu jika suatu variabel bebas mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi
multikolinearitas.
5. Uji Heteroskedatisitas
Heteroskedatisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau
variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007).
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah dengan Metode Glejser. Untuk mengetahui apakah pola
variabel error mengandung heteroskedastisitas disarankan untuk melakukan regresi
nilai mutlak residual dengan variabel bebas. Jika hasil uji F dari model regresi yang
diperoleh tidak signifikan, maka tidak ada heteroskedastisitas dalam model regresi
(Widarjono, 2007).
Selain itu, analisa data juga menggunakan metode statistik deskriptif untuk
mengetahui gambaran umum komitmen organisasi, dukungan organisasi dan
bullying di tempat kerja, jenis kelamin, usia, lama bekerja serta jabatan dari sampel
penelitian. Peneliti juga melakukan analisis regresi berganda jenjang untuk
mengetahui pengaruh dari masing-masing aspek dukungan organisasi dan bullying
di tempat kerja terhadap komitmen organisasi karyawan.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian. Pembahasan akan dimulai
dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, uji asumsi data penelitian,
analisa dan interpretasi data penelitian serta pembahasan hasil penelitian.
Jumlah (N)
Persentase (%)
Pria
189
45.9
Wanita
223
54.1
Total
412
100
Jumlah (N)
Persentase (%)
15 24 tahun
0.5
25 44 tahun
246
59.7
45 64 tahun
164
39.8
Total
412
100
Jumlah (N)
Persentase (%)
Eselon II
1.5
Eselon III
33
Eselon IV
131
31.8
Staf/Fungsional
242
58.7
412
100
Total
Jumlah (N)
Persentase (%)
SLTA
81
19.7
Diploma
55
13.3
Strata-1
230
55.8
Strata-2
46
11.2
Total
412
100
Pada tabel 14 terlihat bahwa subjek penelitian terbanyak adalah subjek dengan
tingkat pendidikan Strata-1 yaitu 230 orang (55.8%). Sementara subjek penelitian
paling sedikit adalah subjek dengan tingkat pendidikan Strata-2 yaitu sebanyak
46 orang (11.2%).
5. Masa kerja subjek penelitian
Berdasarkan masa kerja, penyebaran subjek penelitian dapat dilihat pada tabel
15 berikut :
Tabel 15
Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Jumlah (N)
Persentase (%)
0 - 10 tahun
171
41.5
11 - 20 tahun
96
23.3
21 - 30 tahun
121
29.4
Diatas 30 tahun
24
5.8
Total
412
100
Pada tabel 15 terlihat bahwa subjek penelitian terbanyak adalah subjek dengan
masa kerja 0 - 10 tahun yaitu sebanyak 171 orang (41.5%). Sementara subjek
penelitian paling sedikit adalah subjek dengan masa kerja diatas 30 tahun yaitu
sebanyak 24 orang (5.8%). Kategori diatas berdasarkan persyaratan masa kerja
untuk pemberian tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi PNS sesuai
dengan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan
Tanda Kehormatan.
B. Uji Asumsi
Uji asumsi bertujuan untuk melihat apakah data yang akan dianalisis telah
memenuhi asumsi dasar regresi yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji autokorelasi,
uji multikolinearitas dan uji heteroskedatisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi berganda dilakukan untuk menguji apakah
nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak
(Priyatno, 2012). Dalam hal ini uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya (Ulwan, 2014). Uji normalitas dilakukan
412
Normal Parametersa,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
6.51939701
Absolute
Most Extreme Differences
.051
Positive
.038
Negative
-.051
Kolmogorov-Smirnov Z
1.030
.239
412
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
.0000
7.30752
Absolute
.032
Positive
.025
Negative
-.032
Kolmogorov-Smirnov Z
.640
.807
412
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
0E-7
6.35984534
Absolute
.049
Positive
.042
Negative
-.049
Kolmogorov-Smirnov Z
.988
.283
Tabel 19
Hasil Uji Linearitas
Sum of Squares
KO*DO
Sig.
11023.161
43
256.353
6.457
.000
8163.736
8163.736
205.642
.000
2859.425
42
68.082
1.715
.005
Within Groups
14609.118 368
39.699
Total
25632.279 411
Groups
44
125.932
2.300
.000
3684.927
3684.927
67.311
.000
1856.089
43
43.165
.788
.829
Within Groups
20091.263 367
54.745
Total
25632.279 411
Between
KO*WB
Mean Square
Linearity
Between
(Combined)
df
Groups
(Combined)
5541.016
Linearity
Deviation from Linearity
Berikut hasil uji autokorelasi untuk variabel komitmen karyawan pada organisasi,
dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja :
Tabel 20
Hasil Uji Autokorelasi
Model
1
R Square
a
.593
Adjusted R Square
.351
.348
6.375
Durbin-Watson
1.928
Tabel 21
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
48.775
3.127
.445
.039
-.146
.032
1 Dukungan Organisasi
Bullying di Tempat Kerja
Sig.
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
VIF
15.596
.000
.491
11.444
.000
.861
1.162
-.196
-4.558
.000
.861
1.162
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Sig.
Beta
Dukungan Organisasi
-.010
.025
-.021
-.397
.691
-.010
.021
-.027
-.505
.614
C. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengaruh dukungan organisasi
terhadap komitmen karyawan pada organisasi, pengaruh bullying di tempat kerja
terhadap komitmen karyawan pada organisasi, pengaruh dukungan organisasi dan
bullying di tempat kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi, pengaruh
masing-masing aspek dukungan organisasi dan bentuk bullying di tempat kerja
terhadap komitmen karyawan pada organisasi, serta gambaran komitmen karyawan
pada organisasi, dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja.
1. Pengaruh Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Karyawan pada
Organisasi
Untuk melihat hubungan antara dukungan organisasi dengan komitmen
karyawan pada organisasi digunakan Pearson Correlation. Hasil uji korelasi dapat
dilihat pada tabel 23 berikut :
Tabel 23
Hasil Uji Korelasi Dukungan Organisasi dengan Komitmen Karyawan
pada Organisasi
Variabel Bebas
Pearson Correlation
Dukungan Organisasi
Sig. (1-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Komitmen Organisasi
.564**
.000
412
R Square
.564
Adjusted R
Square
Estimate
.318
.317
6.527
Berdasarkan tabel 24 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.564 untuk korelasi antara
dukungan organisasi dengan komitmen karyawan pada organisasi, dengan koefisien
determinasi sebesar 0.318 yang berarti bahwa variabel komitmen karyawan pada
organisasi dipengaruhi oleh dukungan organisasi sebesar 31.8% dan sisanya sebesar
68.2% dipengaruhi oleh faktor lain selain dukungan organisasi.
Dari hasil uji regresi juga diperoleh hasil coefficient sebagaimana terlihat pada
tabel 25 berikut :
Tabel 25
Coefficient
Uji Regresi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen karyawan
pada Organisasi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
39.087
2.349
.512
.037
Beta
16.639
.000
13.842
.000
1
Dukungan Organisasi
.564
Sig. (1-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Komitmen Organisasi
-.379**
.000
412
R Square
.379
.144
Adjusted R
Square
Estimate
.142
7.316
Berdasarkan tabel 27 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.379 untuk korelasi antara
bullying di tempat kerja dengan komitmen karyawan pada organisasi, dengan
koefisien determinasi sebesar 0.144 yang berarti bahwa variabel komitmen
karyawan pada organisasi dipengaruhi oleh bullying di tempat kerja sebesar 14.4%
dan sisanya sebesar 85.6% dipengaruhi oleh faktor lain selain bullying di tempat
kerja.
Dari hasil uji regresi juga diperoleh hasil coefficient sebagaimana terlihat pada
tabel 28 berikut:
Tabel 28
Coefficient
Uji Regresi Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi
Unstandardized Coefficients
Standardized
Sig.
Coefficients
Model
B
(Constant)
Std. Error
81.986
1.338
-.283
.034
Beta
61.291
.000
-8.297
.000
1
Bullying di Tempat Kerja
Berdasarkan
tabel
28
dapat
-.379
dibuat
persamaan
regresi
R Square
Adjusted R Square
.318
.317
6.52734
.351
.348
6.37538
.564
.593
Berdasarkan tabel 29 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.564 untuk korelasi antara
dukungan organisasi terhadap komitmen karyawan pada organisasi. Sementara itu
nilai R untuk korelasi antara dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja
terhadap komitmen karyawan pada organisasi sebesar 0.593. Hal ini menunjukkan
nilai korelasi yang tergolong kuat (>0.5).
Selanjutnya juga dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar
0.318 untuk korelasi antara dukungan organisasi dengan komitmen karyawan pada
organisasi yang berarti bahwa variabel komitmen karyawan pada organisasi
dipengaruhi oleh dukungan organisasi sebesar 31.8% dan sisanya sebesar 68.2%
dipengaruhi oleh faktor lain selain dukungan organisasi. Koefisien determinasi
untuk korelasi antara dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja sebesar
0.351 yang berarti bahwa variabel komitmen karyawan pada organisasi dipengaruhi
secara bersama-sama oleh dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja sebesar
35.1% dan sisanya 64.9% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pada tabel 30 berikut akan dilihat nilai sumbangan dukungan organisasi dan
bullying di tempat kerja terhadap komitmen organisasi :
Tabel 30
Sumbangan Dukungan Organisasi dan Bullying di Tempat Kerja terhadap
Komitmen Karyawan pada Organisasi
Change Statistics
Model
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F
Change
.318
191.609
410
.000
.033
20.779
409
.000
Tabel 31
Coefficient
Uji Regresi Dukungan Organisasi & Bullying di Tempat Kerja terhadap
Komitmen Organisasi
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
39.087
Dukungan Organisasi
(Constant)
Sig.
Coefficients
Model
Standardized
Dukungan Organisasi
Bullying di Tempat Kerja
Beta
2.349
.564
16.639
.000
13.842
.000
15.596
.000
.512
.037
48.775
3.127
.445
.039
.491
11.444
.000
-.146
.032
-.196
-4.558
.000
Berdasarkan
tabel
31
dapat
dibuat
persamaan
regresi
Tabel 32
ANOVA
Uji Regresi Dukungan Organisasi & Bullying di Tempat Kerja terhadap
Komitmen Karyawan pada Organisasi
Model
Regression
1
df
Mean Square
8163.736
8163.736
Residual
17468.543
410
42.606
Total
25632.279
411
9008.302
4504.151
Residual
16623.977
409
40.645
Total
25632.279
411
Regression
2
Sum of Squares
Sig.
b
191.609
.000
110.816
.000
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi > 0.05 maka Ho
diterima. Karena nilai signifikansi pada tabel 32 sebesar 0.00 (< 0.05) maka Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh dukungan organisasi dan bullying di
tempat kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi.
4. Pengaruh Aspek-Aspek Dukungan Organisasi terhadap Komitmen Karyawan
pada Organisasi
Untuk melihat hubungan antara aspek-aspek dukungan organisasi dengan
komitmen karyawan pada organisasi digunakan Pearson Correlation. Hasil uji
korelasi dapat dilihat pada tabel 33 berikut :
Tabel 33
Hasil Uji Korelasi
Aspek Dukungan Organisasi dengan Komitmen Karyawan pada Organisasi
Aspek Dukungan Organisasi
Pearson Correlation
Fairness
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Supervisor Support
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Organizational Reward & Job Condition
Sig. (1-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Komitmen Organisasi
.513**
.000
412
.418**
.000
412
.560**
.000
412
untuk mengetahui
R Square
Adjusted R Square
.314
.312
6.54940
.330
.327
6.47809
.560
.575
Berdasarkan tabel 34 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.560 untuk korelasi antara
aspek organizational reward and job condition dengan komitmen karyawan pada
organisasi. Nilai korelasi ini tergolong kuat (>0.5) dan memiliki nilai positif
sehingga dapat dikatakan bahwa pola hubungan antara aspek organizational reward
and job condition dengan komitmen karyawan pada organisasi adalah searah.
Sementara itu nilai R untuk korelasi aspek organizational reward and job condition
dan fairness dengan komitmen karyawan pada organisasi adalah sebesar 0.575. Hal
ini menunjukkan bahwa aspek organizational reward and job condition dan fairness
berhubungan searah dengan komitmen karyawan pada organisasi.
Tabel 34 juga menunjukkan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.314
yang berarti bahwa variabel komitmen karyawan pada organisasi dipengaruhi oleh
aspek organizational reward and job condition sebesar 31.4% dan sisanya sebesar
68.6% dipengaruhi oleh faktor lain selain aspek organizational reward and job
condition. Koefisien determinasi (R Square) untuk aspek organizational reward and
job condition dan fairness adalah sebesar 0.330 yang berarti bahwa variabel
komitmen karyawan pada organisasi dipengaruhi oleh aspek organizational reward
and job condition dan fairness sebesar 33% dan sisanya sebesar 67% dipengaruhi
oleh faktor lain.
Untuk pengujian hipotesis 4 yaitu terdapat pengaruh aspek-aspek dukungan
organisasi terhadap komitmen karyawan pada organisasi dapat dibuktikan dengan
melihat nilai signifikansi dari uji F pada tabel 35 berikut :
Tabel 35
ANOVA
Uji Regresi Aspek Dukungan Organisasi terhadap
Komitmen Karyawan pada Organisasi
Model
Regression
1
Sum of Squares
df
Mean Square
8512.807
2837.602
Residual
17119.472
408
41.959
Total
25632.279
411
F
67.627
Sig.
.000b
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi > 0.05 maka Ho
diterima. Karena nilai signifikansi pada tabel 35 sebesar 0.00 (< 0.05) maka Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh aspek dukungan organisasi terhadap
komitmen karyawan pada organisasi.
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
(Constant)
Std. Error
40.899
2.433
Fairness
.372
.142
Supervisort Support
.176
.893
Organizational Reward
& Job Condition
Sig.
Beta
16.811
.000
.176
2.612
.009
.171
.057
1.030
.304
.150
.389
5.940
.000
Untuk menguji hipotesis 4a, 4b dan 4c akan dilihat dari nilai t untuk masingmasing aspek dukungan organisasi. Dengan kriteria pengujian jika t tabel t
hitung t tabel maka Ho diterima, namun jika thitung < -t tabel atau t hitung > t
tabel maka Ho ditolak. Nilai t tabel untuk signifikansi 0.05 dengan df = 408 adalah
1.96. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis 4a terdapat pengaruh aspek fairness
terhadap komitmen karyawan pada organisasi terbukti karena nilai t hitung (2.612)
> t tabel (1.96). Selanjutnya untuk hipotesis 4b terdapat pengaruh aspek supervisor
support terhadap komitmen karyawan pada organisasi tidak terbukti karena nilai t
hitung (1.030) < t tabel (1.96) dan untuk hipotesis 4c terdapat pengaruh aspek
organizational reward and job condition terhadap komitmen karyawan pada
organisasi terbukti karena nilai t hitung (5.940) > t tabel (1.96).
.000
412
-.373**
Sig. (1-tailed)
.000
412
Pearson Correlation
Physical Intimidation Bullying
-.347**
Sig. (1-tailed)
Pearson Correlation
Person related Bullying
Komitmen Organisasi
Sig. (1-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
-.298**
.000
412
Berdasarkan tabel 37 terlihat bahwa korelasi antara aspek work related bullying
dengan komitmen karyawan pada organisasi adalah sebesar -0.347 (p<0.01), aspek
person related bullying dengan komitmen karyawan pada organisasi -0.373 (p<0.01)
serta antara aspek physical intimidation bullying dengan komitmen karyawan pada
organisasi sebesar -0.298 (p<0.01). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara work related bullying, person related bullying dan physical intimidation
bullying dengan komitmen karyawan pada organisasi dengan arah hubungan yang
negatif.
Selanjutnya untuk mengetahui bentuk bullying di tempat kerja yang
berkontribusi terhadap komitmen karyawan pada organisasi dilakukan analisa
regresi berganda dengan metode stepwise. Hasil analisa regresi berganda dapat
dilihat pada tabel 38 berikut :
Tabel 38
Hasil Uji Regresi
Bentuk Bullying di Tempat Kerja terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi
Model
R Square
a
.373
Adjusted R Square
.139
.137
7.33765
2
.390
.152
.148
a. Predictors: (Constant), Person related Bullying
b. Predictors: (Constant), Person related Bullying, Work related Bullying
7.28992
Berdasarkan tabel 38 terlihat bahwa nilai R sebesar 0.373 untuk korelasi antara
person related bullying dengan komitmen karyawan pada organisasi dengan
koefisien determinasi sebesar 0.139. Hal ini berarti bahwa variabel komitmen
karyawan pada organisasi dipengaruhi oleh person related bullying sebesar 13.9%
dan sisanya sebesar 66.1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sementara itu nilai R untuk
korelasi person related bullying dan work related bullying dengan komitmen
karyawan pada organisasi adalah sebesar 0.390 dengan koefisien determinasi
sebesar 0.152. Hal ini berarti bahwa variabel komitmen karyawan pada organisasi
dipengaruhi oleh person related bullying dan work related bullying sebesar 15.2%
dan sisanya sebesar 64.8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Untuk pengujian hipotesis 5 yaitu terdapat pengaruh bentuk-bentuk bullying di
tempat kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi dapat dibuktikan
dengan melihat nilai signifikansi dari uji F pada tabel 39 berikut :
Tabel 39
ANOVA Uji Regresi
Bentuk Bullying di Tempat Kerja terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi
Model
Regression
1
Sum of Squares
df
Mean Square
3901.269
1300.423
Residual
21731.011
408
53.262
Total
25632.279
411
F
24.415
Sig.
b
.000
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan jika signifikansi > 0.05 maka Ho
diterima. Karena nilai signifikansi pada tabel 39 sebesar 0.00 (< 0.05) maka Ho
ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh bentuk-bentuk bullying di tempat
kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi.
Selanjutnya akan dilihat pengaruh masing-masing bentuk-bentuk bullying di
tempat kerja terhadap komitmen karyawan pada organisasi untuk pengujian
hipotesis 5a, 5b dan 5c, pada tabel 40 berikut :
Tabel 40
Coefficient Uji Regresi
Bentuk Bullying di Tempat Kerja terhadap Komitmen Karyawan pada Organisasi
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
(Constant)
Std. Error
82.085
1.346
-.335
.132
-.503
.048
Sig.
Beta
60.996
.000
-.168
-2.537
.012
.156
-.269
-3.232
.001
.168
.022
.288
.773
1
Physical Intimidation Bullying
Untuk menguji hipotesis 5a, 5b dan 5c akan dilihat dari nilai t untuk masingmasing bentuk bullying di tempat kerja. Dengan kriteria pengujian jika t tabel t
hitung t tabel maka Ho diterima, namun jika thitung < -t tabel atau t hitung > t
tabel maka Ho ditolak. Nilai t tabel untuk signifikansi 0.05 dengan df = 408 adalah
1.96. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis 5a terdapat pengaruh work related
bullying terhadap komitmen karyawan pada organisasi terbukti karena nilai -t
hitung (-2.537) < -t tabel (-1.96). Selanjutnya untuk hipotesis 5b terdapat pengaruh
person related bullying terhadap komitmen karyawan pada organisasi juga terbukti
karena nilai -t hitung (-3.232) < -t tabel (-1.96) dan untuk hipotesis 5c terdapat
pengaruh physical intimidation bullying terhadap komitmen karyawan pada
organisasi tidak terbukti karena nilai t hitung (0.288) < t tabel (1.96).
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Komitmen Organisasi
412
51
93
71.30
7.90
Valid N (listwise)
412
Berdasarkan tabel 41 diperoleh nilai mean empirik sebesar 71.3 dengan nilai
minimum 51 dan nilai maksimum 93. Selanjutnya juga akan dilihat nilai hipotetik
dari skala komitmen karyawan pada organisasi sebagaimana terlihat pada tabel 42
berikut :
Tabel 42
Gambaran Skor Komitmen Karyawan pada Organisasi
Berdasarkan Nilai Hipotetik
Variabel
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Komitmen Organisasi
412
20
100
60
13.33
Berdasarkan tabel 42 terlihat bahwa nilai mean hipotetik sebesar 60 dengan nilai
minimum 20 dan nilai maksimum 100. Nilai ini akan digunakan untuk kategorisasi
tingkat komitmen organisasi karyawan berdasarkan model distribusi normal.
Perbandingan nilai mean empirik dan mean hipotetik dari skala komitmen
karyawan pada organisasi adalah 71.30 dan 60, dimana mean empirik lebih tinggi
dibandingkan dengan mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa rata-rata subjek
penelitian memiliki komitmen karyawan pada organisasi dalam kategorisasi tinggi.
Selanjutnya akan dilakukan pengelompokkan skor komitmen organisasi
karyawan sesuai dengan model distribusi normal untuk 3 jenjang dengan kategori
sebagai berikut :
Tabel 43
Norma Kategorisasi Komitmen Karyawan pada Organisasi
Rentang Nilai
Kategori
X < -1 SD + M
Rendah
-1 SD + M X < 1 SD + M
Sedang
1 SD + M X
Tinggi
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Komitmen
Karyawan
pada
Organisasi
X < 47
Rendah
0.00
47 X < 73
Sedang
229
55.58
X 73
Tinggi
183
44.42
412
100
Total
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dukungan Organisasi
412
27
85
62.97
8.71
Valid N (listwise)
412
Berdasarkan tabel 45 diperoleh nilai mean empirik sebesar 62.97 dengan nilai
minimum 27 dan nilai maksimum 85. Selanjutnya juga akan dilihat nilai hipotetik
dari skala dukungan organisasi sebagaimana terlihat pada tabel 46 berikut :
Tabel 46
Gambaran Skor Dukungan Organisasi Berdasarkan Nilai Hipotetik
Variabel
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Dukungan Organisasi
412
18
90
54
12
Berdasarkan tabel 46 terlihat bahwa nilai mean hipotetik sebesar 54 dengan nilai
minimum 18 dan nilai maksimum 90. Nilai ini akan digunakan untuk kategorisasi
dukungan organisasi karyawan berdasarkan model distribusi normal.
Perbandingan nilai mean empirik dan mean hipotetik dari skala dukungan
organisasi adalah 62.97 dan 54, dimana mean empirik lebih tinggi dibandingkan
dengan mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki
persepsi dukungan organisasi yang positif.
Selanjutnya akan dilakukan pengelompokkan skor dukungan organisasi sesuai
dengan model distribusi normal untuk 3 jenjang dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 47
Norma Kategorisasi Dukungan Organisasi
Rentang Nilai
Kategori
X < -1 SD + M
Negatif
-1 SD + M X < 1 SD + M
Netral
1 SD + M X
Positif
Tabel 48
Kategorisasi Skor Dukungan Organisasi Subjek Penelitian
Variabel
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 42
Negatif
1.21
42 X < 66
Netral
222
53.88
X 66
Positif
185
44.91
412
100
Dukungan
Organisasi
Total
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
412
27
98
37.72
10.57
Valid N (listwise)
412
Berdasarkan tabel 49 diperoleh nilai mean empirik sebesar 37.72 dengan nilai
minimum 27 dan nilai maksimum 98. Selanjutnya juga akan dilihat nilai hipotetik
dari skala bullying di tempat kerja sebagaimana terlihat pada tabel 50 berikut :
Tabel 50
Gambaran Skor Bullying di Tempat Kerja Berdasarkan Nilai Hipotetik
Variabel
Bullying di Tempat Kerja
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
412
27
135
81
18
Berdasarkan tabel 50 terlihat bahwa nilai mean hipotetik sebesar 81 dengan nilai
minimum 27 dan nilai maksimum 135. Nilai ini akan digunakan untuk kategorisasi
bullying di tempat kerja berdasarkan model distribusi normal.
Perbandingan nilai mean empirik dan mean hipotetik dari skala bullying di
tempat kerja adalah 37.72 dan 81, dimana mean empirik lebih rendah dibandingkan
dengan mean hipotetik. Hal ini berarti bahwa rata-rata tingkat bullying di tempat
kerja yang dialami subjek penelitian berada dalam kategori rendah.
Selanjutnya akan dilakukan pengelompokkan skor bullying di tempat kerja
sesuai dengan model distribusi normal untuk 3 jenjang dengan kategori sebagai
berikut :
Tabel 51
Norma Kategorisasi Bullying di Tempat Kerja
Rentang Nilai
Kategori
X < -1 SD + M
Rendah
-1 SD + M X < 1 SD + M
Sedang
1 SD + M X
Tinggi
Bullying di
Tempat Kerja
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 63
Rendah
400
97.1
63 X < 99
Sedang
12
2.9
X 99
Tinggi
412
100
Total
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan organisasi berpengaruh positif
terhadap komitmen organisasi karyawan. Hal ini berarti persepsi positif terhadap
dukungan organisasi berkontribusi terhadap peningkatan komitmen organisasi
karyawan. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan pengaruh tersebut, pertama
hal ini dapat dijelaskan dari sudut pandang teori pertukaran sosial dimana keyakinan
yang mendasari kesimpulan karyawan mengenai dukungan organisasi terhadap
mereka ikut mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi. Dukungan
organisasi yang kuat menciptakan perasaan akan kewajiban bagi karyawan untuk
membalas dukungan tersebut dengan menunjukkan perilaku yang mendukung tujuan
organisasi (Eisenberger et al., 1986).
Kedua, dilihat dari sudut pandang teori dukungan organisasi, persepsi karyawan
terhadap dukungan organisasi membantu perkembangan komitmen melalui
pemenuhan
kebutuhan
sosioemosional
karyawan
seperti
kebutuhan
akan
usaha yang terbaik demi tercapainya visi dan misi organisasi (Eisenberger et al.,
2004).
Ketiga, persepsi terhadap dukungan organisasi meningkatkan komitmen
karyawan dengan menciptakan rasa bertanggungjawab untuk peduli pada
kesejahteraan dan keberlangsungan organisasi (Eisenberger et al., 2001). Sejalan
dengan hal ini Eisenberger et al. (1990) menyatakan bahwa karyawan yang merasa
dihargai oleh organisasi dan atasannya tidak hanya memiliki komitmen organisasi
yang lebih tinggi namun juga lebih menyadari tanggungjawabnya serta lebih terlibat
dengan organisasi. Oleh karena itu organisasi dan atasan harus dapat menghargai
dan mendukung karyawan atas usaha yang telah dilakukan karena dukungan yang
dirasakan karyawan akan meningkatkan kepercayaan karyawan terhadap organisasi.
Dengan demikian ketika karyawan telah memiliki persepsi positif terhadap
organisasi, maka karyawan juga akan loyal dan memiliki komitmen organisasi yang
tinggi terhadap organisasi.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa bullying di tempat kerja
berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi karyawan. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi tingkat bullying yang dialami oleh karyawan menyebabkan
penurunan komitmen karyawan pada organisasi. Ada beberapa alasan yang dapat
menjelaskan pengaruh tersebut. Pertama, karyawan tidak akan merasa berkomitmen
terhadap organisasi jika dihadapkan pada hambatan yang disengaja dalam
pelaksanaan pekerjaannya baik secara pribadi maupun professional (Duffy et al.,
2002). Dalam hal ini bullying di tempat kerja merupakan salah satu bentuk
perlakuan negatif yang diterima karyawan yang dianggap dapat menghambat
pelaksanaan tugas karyawan sehingga ikut berpengaruh terhadap komitmen
organisasi karyawan. Misalnya pengawasan yang kasar dan menekan yang
hal ini, perlakuan positif berupa dukungan organisasi dan perlakuan negatif berupa
bullying di tempat kerja. Menurut Keashley (2001), perumusan dan pelaksanaan
berbagai kebijakan organisasi terkait dengan bullying di tempat kerja serta berbagai
bentuk dukungan organisasi yang diberikan kepada karyawan membuat karyawan
menunjukkan loyalitasnya dan menjadi lebih berkomitmen terhadap organisasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi Y =
48.775 + 0.445(DO) + (-0.146)(WB). Dalam hal ini setiap peningkatan dukungan
organisasi dan bullying di tempat kerja sebesar 1 poin, maka komitmen karyawan
pada organisasi akan meningkat sebesar 0.299 poin. Hal ini menunjukkan bahwa
dukungan organisasi memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan
bullying di tempat kerja sehingga pengaruh dukungan organisasi dapat
menghilangkan pengaruh bullying di tempat kerja terhadap komitmen karyawan
pada organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat McCormack et al.,
(2006) yang menyatakan bahwa kepuasan terhadap hubungan kerja dengan atasan
dan rekan kerja yang merupakan bagian dari dukungan organisasi dapat
menghilangkan efek negatif dari bullying terhadap komitmen organisasi karyawan.
Berdasarkan hasil analisis regresi, ditemukan bahwa dua dari tiga aspek
dukungan organisasi yang memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap
komitmen karyawan pada organisasi yaitu aspek fairness dan organizational reward
and job condition. Diantara kedua aspek ini, aspek organizational reward and job
condition yang memberikan kontribusi paling besar terhadap komitmen karyawan
pada organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Painter & Akroyd (1998) yang menemukan bahwa kondisi kerja secara umum
terkait dengan komitmen karyawan pada organisasi. Kondisi pekerjaan yang baik,
lingkungan yang bersih dan menarik memungkinkan karyawan untuk melakukan
bentuk ini, person related bullying yang memberikan kontribusi paling besar
terhadap komitmen karyawan pada organisasi. Rasool et al., (2013) mengemukakan
bahwa person related bullying terkait dengan karakteristik pribadi karyawan yang
mengalami bullying sehingga terlepas dari komitmen organisasi, bagi karyawan
yang mengalami person related bullying keluar dari organisasi merupakan alternatif
yang lebih baik.
Aspek selanjutnya yang berkontribusi terhadap komitmen karyawan pada
organisasi yaitu work related bullying. Menurut Rasool et al., (2013), work related
bullying berhubungan dengan kelemahan sistem dalam organisasi dibandingkan
dengan kinerja karyawan. Hal ini dapat membuat karyawan merasa diperlakukan
secara tidak baik oleh organisasi sehingga dapat berdampak pada penurunan
komitmen organisasi karyawan. Sementara itu physical intimidation bullying
ditemukan tidak berkontribusi terhadap komitmen karyawan pada organisasi.
Menurut Yuksel & Tuncsiper (2011) bentuk perilaku bullying seperti serangan lisan
atau fisik kepada karyawan lebih berhubungan dengan tingkat ketidakhadiran tanpa
alasan dan niat untuk berhenti yang lebih tinggi.
Hasil penelitian berikutnya yaitu gambaran skor yang diperoleh dari masingmasing variabel. Pertama, dari variabel komitmen karyawan pada organisasi ratarata subjek penelitian memiliki komitmen organisasi pada tingkatan sedang, sisanya
memiliki komitmen organisasi yang tinggi dan tidak ada yang memiliki komitmen
organisasi yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian
dapat menerima dan menghayati tujuan organisasi, bersedia untuk terlibat dalam
pekerjaan serta merasa bangga sebagai bagian dari organisasi.
Kedua, pada variabel dukungan organisasi rata-rata subjek penelitian memiliki
persepsi yang netral terhadap dukungan organisasi, sekitar 40% memiliki persepsi
positif terhadap dukungan organisasi dan hanya sekitar 1% yang memiliki persepsi
negatif terhadap organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan merasa
bahwa mereka telah diperlakukan secara adil oleh organisasi. Karyawan mendapat
dukungan dari atasan dan organisasi memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
mendapatkan penghargaan serta memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Variabel terakhir yaitu bullying di tempat kerja, rata-rata subjek penelitian
mengalami bullying pada tingkatan yang rendah, hanya sekitar 2% yang mengalami
bullying pada tingkatan sedang dan tidak ada yang mengalami bullying pada
tingkatan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memperoleh
perlakuan yang positif dari organisasi tempat mereka bekerja dan hanya sebagian
kecil yang mengalami perlakuan negatif dari organisasi dalam hal ini bullying di
tempat kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi
memiliki hubungan positif dan bullying di tempat kerja berhubungan negatif dengan
komitmen karyawan pada organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan skor yang tinggi
pada dukungan organisasi dan skor yang rendah pada bullying di tempat kerja
seiring dengan skor yang tinggi pada komitmen karyawan pada organisasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya, berikut
disimpulkan hasil penelitian :
1. Terdapat pengaruh positif dukungan organisasi terhadap komitmen karyawan
pada organisasi.
2. Terdapat pengaruh negatif bullying di tempat kerja terhadap komitmen
karyawan pada organisasi.
3. Terdapat pengaruh dukungan organisasi dan bullying di tempat kerja terhadap
komitmen karyawan pada organisasi.
4. Sumbangan variabel dukungan organisasi terhadap komitmen karyawan pada
organisasi lebih besar dibandingkan sumbangan variabel bullying di tempat kerja
terhadap komitmen karyawan pada organisasi.
5. Dua dari tiga aspek dukungan organisasi memberikan kontribusi positif yang
signifikan terhadap komitmen karyawan pada organisasi yaitu aspek fairness
dan organizational reward and job condition. Diantara kedua aspek ini, aspek
organizational reward and job condition yang memberikan kontribusi paling
besar terhadap komitmen karyawan pada organisasi.
6. Dua dari tiga bentuk bullying di tempat kerja ditemukan memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap komitmen karyawan pada organisasi yaitu work related
bullying dan person related bullying. Diantara kedua bentuk ini, person related
bullying yang memberikan kontribusi paling besar terhadap komitmen karyawan
pada organisasi.
7. Rata-rata subjek penelitian memiliki komitmen karyawan pada organisasi pada
tingkatan sedang.
8. Rata-rata subjek penelitian memiliki persepsi yang netral terhadap dukungan
organisasi.
9. Rata-rata subjek penelitian mengalami bullying di tempat kerja pada tingkatan
yang rendah.
B. Saran
1. Saran Metodologis
Penelitian ini tidak luput dari berbagai kelemahan dalam pelaksanaannya,
berdasarkan hal ini maka peneliti mengemukakan saran-saran untuk penelitian
selanjutnya sebagai berikut:
a. Mengontrol situasi subjek penelitian saat mengisi skala penelitian karena dalam
pelaksanaan penelitian ini, penelitian tidak mengontrol situasi pengambilan data
penelitian.
b. Meninjau ulang penggunaan pilihan jawaban dengan frekuensi waktu untuk
skala bullying di tempat kerja, karena dalam penelitian sebagian besar subjek
penelitian membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat memahami pilihan
jawaban yang diberikan.
2. Saran Praktis
a. Organisasi diharapkan dapat memberikan penghargaan ataupun perlakuan yang
positif kepada karyawan seperti memberikan kesempatan mengikuti pelatihan
untuk menunjang pelaksanaan tugas karyawan dan memberikan kesempatan
promosi bagi karyawan yang menunjukkan prestasi kerja. Hal ini dapat
membuat karyawan merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik oleh
organisasi sehingga dapat meningkatkan komitmen organisasi karyawan.
b. Organisasi melakukan sosialisasi mengenai bullying di tempat kerja terhadap
seluruh karyawan agar karyawan dapat menyadari perlakuan salah yang
dilakukan ataupun yang diterima dari lingkungan kerjanya yang dapat berakibat
negatif bagi rekan kerja, atasan atau bawahannya dan dapat menurunkan
komitmen karyawan pada organisasi.
c. Organisasi merumuskan kebijakan yang adil terkait pemberian tunjangan kinerja
bagi PNS yang menunjukkan bahwa organisasi mendukung dan menghargai
karyawan sehingga dapat membuat karyawan merasa lebih berkomitmen
terhadap organisasi.
d. Pihak manajemen dan karyawan saling bekerjasama dalam menciptakan suasana
kerja yang bebas dari bullying agar karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan
dapat meningkatkan komitmen terhadap organisasi.