Anda di halaman 1dari 2

4.

Asap rokok. Orang yang merokok (perokok aktif) atau hidup bersama
perokok (perokok pasif) sama-sama memiliki resiko tinggi menderita
bronkitis, baik yang bersifat akut maupun kronis.
Resistensi (daya tahan) tubuh rendah. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh penyakit akut, misalnya masuk angin, atau karena penyakit kronis
lain yang menyebabkan turunnya fungsi sistem kekebalan tubuh. Lansia,
balita, dan anak-anak memiliki kerentanan tinggi terhadap infeksi.
Iritasi karena kondisi lingkungan kerja/aktivitas. Resiko menderita
bronkitis juga besar jika anda berada di lingkungan yang mengandung
penyebab-peyebab iritasi paru-paru, misalnya biji-bijian, bahan-bahan
tekstil, serta berbagai uap kimiawi dan gas beracun yang berpotensi
menyebabkan iritasi.
Masalah perut/lambung yang memicu produksi asam lambung
(refluks) berlebihan.Boleh dipercayai atau tidak, bronkitis (dan
pneumonia) dapat disebabkan oleh asam lambung (misalnya pada
penyakit maag yang menyebabkan serangan rasa mulas dan nyeri parah
karena produksi asam lambung yang melebihi batas normal) yang secara
terus menerus merembes ke paru-paru melalui trakea (tenggorokan) yang
mengalami iritasi atau luka karena asam tersebut. Ini biasa terjadi saat
anda dalam keadaan tidur.
Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi
bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga
menyebabkan bronkitis adalah zat-zat pereduksi seperti O2, zat-zat
pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, dan ozon
6.
Pada orang dewasa yang sehat pada malam hari, istirahat atau tidut,
metabolism (BMR)menurun, sedangkan pada keadaan sakit TB yang
merupakan proses infeksi atau sakit TBmetabolism meningkat, sehingga
akan timbul keringat pada malam hari

Daftar pustaka
Dorland, WA. Newman, 2010. Kamus Kedokteran Dorland Ed. 31. Jakarta : EGC.2.
Staf Pengajar Departemen Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher Ed. 7. Jakarta
;Badan penerbit FK UI.3.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2011. Tuberculosis. Jakarta4.

Tim Pengajar Penyakit Dalam, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 4. Jilid 2.Jakarta ;
Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FK UI.5.
Danusantara, Halim : 200, Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta; Hipokrates.6.
Tim PAPDI Indonesia, 2010, Buu Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta ; Interna Pubishing7.
Guyton, C. Arthur, 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC8.
Naim.blog.unissula.ac.id akses 6 okt 2014. TBC. Naim Ismail9.
Prince, Sylbia, Andesoon 2005. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit edisi6
vol.2. Jakarta ; EGC.10.
Respiratori usu.ac.id ; diaskes tgl 6 okt 201411.
Aprisal darwis, 2013. Tuberkulosis Paru12.
http://www.abcmedika.com/2013/09/tuberkulosis-paru-tb-paru.html?m=1 diakses 3 okt2014

Anda mungkin juga menyukai