Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................................ 1


1.1 Maksud dan Tujuan ...................................................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup ............................................................................................................................... 1
1.3 Referensi ....................................................................................................................................... 1
Bab II Komisaris ...................................................................................................................................... 3
2.1 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Komisaris ................................................................................ 3
2.2 Pembagian Kerja dan Organ Pendukung ...................................................................................... 5
2.3 Rapat Dewan Komisaris ................................................................................................................ 5
2.4 Organ Pendukung Dewan Komisaris ............................................................................................ 6
Bab III Direksi .......................................................................................................................................... 9
3.1 Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi .................................................................................. 10
3.2 Susunan dan Pembagian Kerja Direksi ....................................................................................... 10
3.3 Rapat Direksi .............................................................................................................................. 10
3.4 Organ Pendukung ....................................................................................................................... 12
Bab IV Tata Hubungan Kerja Dewan Komisaris Dan Direksi .............................................................. 14
4.1 Pertemuan Formal ..................................................................................................................... 14
4.2 Pertemuan Informal ................................................................................................................... 17
4.3 Komunikasi Formal ..................................................................................................................... 17
4.4 Komunikasi Informal .................................................................................................................. 20
4.5 Kekosongan Jabatan Direksi dan Pelimpahan Wewenang ........................................................ 20
4.6 Etika Berusaha dan Benturan Kepentingan ............................................................................... 22
Bab V Kegiatan Antar Organ Perseroan .............................................................................................. 23
5.1 Penyelenggaraan RUPS .............................................................................................................. 23
5.2 Perbuatan Direksi yang Memerlukan Persetujuan dan Tanggapan Tertulis Dewan Komisaris . 29
5.3 Penetapan Batasan Kewenangan ............................................................................................... 31
5.4 Penetapan Renumerasi, Fasilitas dan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris .......................... 31
5.5 Penetapan Nominasi Direksi ...................................................................................................... 31

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan


Pedoman Hubungan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah
pedoman yang mengatur, secara garis besar, hubungan kerja antara Dewan Komisaris
dan Direksi serta hubungan kerja antara organ di bawah Dewan Komisaris dengan organ
di bawah Direksi.
Board Manual ini merupakan penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code
of Corporate Governance) yang mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan sebagai
wujud pelaksanaan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance disingkat GCG) di Perseroan.
Board Manual ini merupakan pedoman hasil kesepakatan antara Dewan Komisaris dan
Direksi yang bertujuan untuk:
1. Menjadi rujukan atau pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja masingmasing organ;
2. Meningkatan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ; dan
3. Menerapkan asas-asas GCG yakni transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi, dan fairness (kewajaran).
1.2. Ruang Lingkup
Board Manual ini berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan hubungan kerja antara
Dewan Komisaris dan Direksi beserta organnya masing-masing di lingkungan PT
Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dengan mengacu pada ketentuan yang
terdapat dalam Anggaran Dasar PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan
menggunakan referensi peraturan seperti disebutkan pada poin 1.3 di bawah ini.
1.3. Referensi
1. Undang-Undang Republik Inonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
2. Undang-Undang Republik Inonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan
Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan
Terbatas;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal Negara


Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang
Penjaminan Infrastruktur;
6. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09 /MBU/2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negaran Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 28/PMK.06/2013 tentang Penyusunan,
Penyampaian dan Pengubahan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan Perseroan (Persero) di Bawah Pembinaan dan Pengawasan
Menteri Keuangan;
8. Anggaran Dasar PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero);
9. Akta RUPSLB PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Nomor 72 tanggal 24
Mei 2010;
10. Pedoman GCG dari Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2005.

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

BAB II
DEWAN KOMISARIS

2.1.

Tugas, Wewenang dan Kewajiban Dewan Komisaris


Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan,
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan. 1
Agar Dewan Komisaris dapat melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang
untuk: 2
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas
untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan
Perseroan;
b. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala
persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan;
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh
Direksi;
e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan
sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris;
f. Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap
perlu;
g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar ini;
h. Membentuk Komite-komite lain selain Komite Audit, jika diangap perlu dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan;
i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu
atas beban Perseroan, jika dianggap perlu;
j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaaan tertentu untukjangka
waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap halhal yang dibicarakan;
l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainya sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham;

1
2

AD Pasal 15 ayat 1
AD Pasal 15 ayat 2 huruf a

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggota Direksi, diatur ketentuan sebagai
berikut:
1. Selama jabatan anggota Direksi kosong dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham
belum mengisi jabatan anggota Direksi yang kosong, maka Dewan Komisaris
menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya, atau Rapat Umum Pemegang
Saham dapat menunjuk pihak lain untuk sementara menjalankan tugas anggota
Direksi yang kosong tersebut dengan kewajiban, tugas, dan kewenangan yang
sama.3
2. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi
Perseroan, maka selama jabatan itu kosong dan Rapat Umum Pemegang Saham
belum mengisi jabatan Direksi yang kosong maka Dewan Komisaris atau Rapat
Umum Pemegang Saham dapat menunjuk pihak lain untuk sementara mengurus
Perseroan, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama. 4
Dalam melakukan pengawasan atas pengurusan Perseroan, Dewan Komisaris
berkewajiban untuk: 5
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar ini;
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani Rencana Jangka
Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;
4. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran
kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap
penting bagi kepengurusan Perseroan;
5. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja Perseroan;
6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi
serta menandatangani laporan tahunan;
7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada rapat Umum Pemegang
Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;
8. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan;
9. Membentuk Komite Audit;
10. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
11. Membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;
12. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
13. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

AD Pasal 10 ayat 27 huruf b


AD Pasal 10 ayat 28 huruf b
5
AD Pasal 15 ayat 2 huruf b
4

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

14. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar, dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
2.2.

Pembagian Kerja dan Organ Pendukung


Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka sendiri,
dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan
Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris atas beban
Perseroan.6
Dalam menjalankan tugas pengawasannya, Dewan Komisaris wajib membentuk
Komite Audit 7 dan berwenang untuk membentuk Komite-komite lain selain Komite
Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan 8 yang
dipimpin oleh salah satu anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk. Selain itu, dalam
melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk menggunakan tenaga ahli
untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika
dianggap perlu.9

2.3.

Rapat Dewan Komisaris

2.3.1. Pengertian
Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris yang
berkenaan dengan tugas dan fungsinya. Dewan Komisaris mengadakan Rapat paling
sedikit setiap bulan sekali, dimana dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi .10
2.3.2. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu)
atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan
tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan
menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. 11
Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris Utama
dan oleh anggota Komisaris yang ditunjuk Komisaris Utama dan disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika
keadaan mendesak tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
6

AD Pasal 15 ayat 2 huruf a butir vi


AD Pasal 15 ayat 2 huruf b butir ix
8
AD Pasal 15 ayat 2 huruf a butir viii
9
AD Pasal 15 ayat 2 huruf a butir ix
10
AD Pasal 16 ayat 7
11
AD Pasal 16 ayat 8
7

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dihadiri oleh anggota Dewan
Komisaris dan dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris untuk melakukan pencatatan
risalah rapat. Apabila dipandang perlu Rapat Dewan Komisaris dapat diperluas dengan
mengundang anggota Direksi, Sekretaris Perseroan, Komite-komite atau undangan
lainnya.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila dihadiri
atau diwakili lebih dari (satu per dua) anggota Dewan Komisaris. Apabila Komisaris
Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat dipimpin oleh salah seorang anggota
Komisaris yang ditunjuk Komisaris Utama. Seorang anggota Dewan Komisaris yang
berhalangan dapat diwakili dalam rapat oleh anggota Dewan Komisaris lainnya
berdasarkan surat kuasa tertulis untuk keperluan tersebut.
Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris12 secara
musyawarah untuk mufakat atau dengan suara terbanyak biasa. Keputusan dapat pula
diambil di luar Rapat Dewan Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris
setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.13
Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah rapat yang berisi hal-hal yang
dibicarakan termasuk pendapat berbeda (dissenting opinion) anggota Dewan
Komisaris, jika ada, dan hal-hal yang diputuskan. Risalah rapat tersebut
ditandatangani oleh pimpinan Rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir
dalam rapat. Asli risalah rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada Direksi untuk
disimpan dan dipelihara sedangkan Dewan Komisaris menyimpan salinannya.
2.4.

Organ Pendukung Dewan Komisaris

2.4.1. Komite Audit


Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi pelaksanaan
pengelolaan perusahaan yang baik sesuai dengan asas-asas GCG. Dalam
melaksanakan tugasnya Komite Audit bersifat mandiri, serta bertanggung jawab
langsung kepada Dewan Komisaris sebagaimana telah diatur didalam Piagam Komite
Audit yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris yang berfungsi sebagai acuan
umum bagi Komite Audit dalam pelaksanaan tugasnya, untuk memastikan bahwa:
1. Laporan keuangan serta informasi lainnya yang diberikan oleh perusahaan kepada
pihak terkait dan publik, telah disajikan secara transparan, handal, dapat dipercaya
dan tepat waktu;
2. Perusahaan telah memiliki pengendalian intern memadai yang dapat melindungi
kekayaan miliknya;
3. Perusahaan bekerja secara efektif dan efisien serta mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku.

12
13

AD Pasal 16 ayat 1
AD Pasal 16 ayat 2

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Komite Audit berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas


pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi/ Manajemen Perusahaan antara
lain dengan:
1. Memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan
tugas eksternal auditor dan internal auditor;
2. Menilai pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang telah dilaksanakan oleh auditor
eksternal dan internal;
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen
serta pelaksanaannya;
4. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap
informasi yang dikeluarkan perusahaan;
5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris;
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih
dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku namun tidak terbatas pada:
a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perseroan seperti laporan keuangan Perseroan proyeksi, laporan tahunan, dan
laporan lainnya terkait informasi keuangan Perseroan;
b. Melakukan penelaahan atas RJPP dan RKAP Perseroan;
c. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan pada peraturan perundangan
yang berlaku yang berhubungan dengan aktivitas Perseroan;
d. Melakukan penelaahan atas akitivitas manajemen risiko yang dilakukan oleh
Direksi;
e. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang diterima terkait Perseroan.
2.4.2. Sekretaris Dewan Komisaris
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dapat
mengangkat seorang Sekretaris Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Sekretaris Dewan Komisaris bertugas
untuk membantu Dewan Komisaris di bidang kegiatan kesekretariatan antara lain:
1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan di lingkungan Dewan
Komisaris;
2. Menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris dan rapat/pertemuan antara Dewan
Komisaris dengan Pemegang Saham, Direksi maupun pihak-pihak terkait
(stakeholder) lainnya;
3. Menyediakan data/informasi yang diperlukan oleh Dewan Komisaris dan Komitekomite di lingkungan Dewan Komisaris yang berkaitan dengan:
a. Monitoring tindak lanjut hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewan
Komisaris;
b. Bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai laporan/ kegiatan Direksi
dalam mengelola Perseroan;
c. Dukungan administrasi serta monitoring berkaitan dengan hal-hal yang harus
mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari Dewan Komisaris
sehubungan dengan kegiatan pengelolaan Perseroan yang dilakukan oleh
Direksi.
7

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

4. Mengumpulkan data-data teknis yang berasal dari komite-komite di lingkungan


Dewan Komisaris dan Tenaga Ahli Dewan Komisaris untuk keperluan Dewan
Komisaris.

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

BAB III
DIREKSI

3.1.

Tugas, Wewenang dan Kewajiban Direksi

3.1.1. Tugas Direksi


Direksi bertugas untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan
tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau pembatasanpembatasan atau arahan-arahan lebih lanjut yang disepakati oleh Pemegang Saham
berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.14
3.1.2. Wewenang Direksi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direksi berwenang untuk:15
1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan;
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang
anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili
Perseroan di dalam dan di luar pengadilan;
3. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang
pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan;
4. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk
penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja
Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain
bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangundangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum
Pemegang Saham;
5. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan;
7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun
pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau
pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili perseroan di dalam dan di luar
pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

14
15

AD Pasal 11 ayat 1
AD Pasal 11 ayat 2 huruf a

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

3.1.3. Kewajiban Direksi


Direksi berkewajiban untuk: 16
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;
2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada
Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat
Umum Pemegang Saham.
3.2.

Susunan dan Pembagian Kerja Direksi 17


Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam
hal RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang tersebut, maka
pembagian tugas dan wewenang tersebut ditetapkan melalui surat keputusan Direksi.

3.2.1. Direktur Utama


Bertanggung jawab untuk memimpin Direksi, mengkoordinasikan pelaksanaan fungsifungsi Direksi, dan memberikan arahan kepada anggota Direksi lain mengenai
masalah-masalah yang dibahas dalam rapat-rapat Direksi.
3.2.2. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko
Bertanggung jawab atas pengelolaan dana, pricing dan pemrosesan klaim, tresuri dan
akuntansi, pengelolaan sumber daya manusia, serta aspek administrasi dan umum
sebagai fungsi pendukung bagi aktivitas operasional sehari-hari Perseroan.
3.2.3. Direktur Operasi
Bertanggung jawab atas aktivitas bisnis Perseroan, termasuk aktivitas pengembangan
usaha, konsultasi dan bimbingan kepada Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
dan pihak swasta serta melakukan appraisal proyek.
3.3.

Rapat Direksi

3.3.1. Pengertian
Rapat Direksi adalah rapat yang dilaksanakan oleh Direksi dalam rangka pelaksanaan
pengelolaan Perseroan.

16
17

AD Pasal 11 ayat 2 huruf b


AD Pasal 11 ayat 26

10

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

3.3.2. Pelaksanaan Rapat Direksi


Segala keputusan Direksi diambil dalam Rapat Direksi 18, namun keputusan dapat pula
diambil di luar Rapat Direksi sepanjang seluruh anggota Direksi setuju tentang cara
dan materi yang diputuskan.19
Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila: 20
1. Dipandang perlu oleh salah seorang atau lebih anggota Direksi;
2. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
3. Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang
bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara.
Dalam setiap Rapat Direksi harus dibuat Risalah Rapat yang ditandatangani oleh Ketua
Rapat Direksi dan seluruh anggota Direksi yang hadir, yang berisi hal-hal yang
dibicarakan (termasuk pernyataan ketidaksetujuan/dissenting opinion anggota Direksi
jika ada) dan hal-hal yang diputuskan.21
Semua Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. 22 Apabila dalam hal Direktur
Utama tidak hadir atau berhalangan, Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur yang khusus
ditunjuk untuk maksud itu oleh Direktur Utama.23 Dalam hal salah seorang anggota
Direksi selain Direktur Utama berhalangan karena sebab apapun, maka anggotaanggota Direksi lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan
tugas-tugas anggota Direksi yang berhalangan tersebut.24
Seorang anggota Direksi yang berhalangan dapat diwakili dalam rapat oleh seorang
anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa tertulis untuk keperluan tersebut.
Segala keputusan Direksi diambil dalam Rapat Direksi secara musyawarah untuk
mufakat. Keputusan dapat pula diambil di luar Rapat Direksi sepanjang seluruh
anggota Direksi setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.25
3.3.3. Undangan Rapat Direksi
Panggilan rapat Direksi dilakukan secara tertulis oleh anggota Direksi yang berhak
mewakili Perseroan dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum rapat diadakan, atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan
mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat.26

18

AD Pasal 12 ayat 1
AD Pasal 12 ayat 2
20
AD Pasal 12 ayat 4
21
AD Pasal 12 ayat 3
22
AD Pasal 12 ayat 11
23
AD Pasal 12 ayat 12
24
AD Pasal 11 ayat 24
25
AD Pasal 12 ayat 2
26
AD Pasal 12 ayat 6
19

11

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua anggota Direksi hadir
dalam rapat. 27 Mekanisme pelaksanaan Rapat Direksi yang dihadiri oleh Dewan
Komisaris akan diuraikan lebih lanjut pada BAB IV Board Manual ini.
3.4.

Organ Pendukung

3.4.1. Sekretaris Perusahaan


Direksi wajib menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan. Sekretaris Perusahaan
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris.28
Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah: 29
a. Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan
sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG;
b. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara
berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta;
c. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi,
rapat Dewan Komisaris dan RUPS;
d. Melaksanakan peran sebagai penghubung atau liaison antara Direksi, Komisaris,
Pemegang Saham, Pemerintah/Instansi terkait, masyarakat dan stakeholders
lainnya;
e. Menyelenggarakan kegiatan di bidang kesekretariatan dalam lingkungan Direksi,
dan Perseroan serta pengadministrasiannya termasuk menatausahakan dan
menyimpan dokumen Perseroan yang antara lain meliputi dokumen RUPS, Risalah
Rapat Direksi, Risalah Rapat Gabungan, Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus
dan dokumen lain-lain;
f. Memberikan informasi kepada Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan
atau apabila diminta;
g. Mewakili Direksi untuk berhubungan dengan pihak-pihak di luar Perseroan dan
atau di dalam Perseroan sesuai penugasan diberikan serta kebijakan yang telah
ditentukan;
h. Mengkoordinasikan pengembangan dan penegakan praktik-praktik GCG dan
memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan telah mencantumkan penerapan
GCG.

3.4.2. Satuan Pengawasan Intern (SPI)


Satuan Pengawasan Intern (SPI) atau Unit Internal Audit bersifat independen terhadap
unit kerja dan unit fungsional lainnya di Perseroan, dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama. SPI dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan

27

AD Pasal 12 ayat 8
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 29 ayat 3
29
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 29 ayat 4
28

12

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

diberhentikan oleh Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal perusahaan


dengan persetujuan Dewan Komisaris. 30
Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI mendapatkan masukan dan petunjuk dari Komite
Audit.
Tugas SPI adalah:
1. Menyusun dan melaksanakan strategi, kebijakan serta rencana kegiatan
pengawasan;
2. Melaksanakan audit keuangan, operasional, dan kepatuhan pada seluruh aktivitas
perusahaan guna meningkatkan efektivitas pengendalian intern, pengelolaan
resiko dan proses GCG;
3. Melakukan audit khusus untuk mengungkap kasus yang mempunyai indikasi
terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan dan
kecurangan;
4. Memberikan konsultansi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya
peningkatan efektivitas pengendalian intern, peningkatan efisiensi, pengelolaan
resiko, dan kegiatan lainnya yang terkait untuk meningkatkan kinerja Perseroan;
5. Melaporkan hasil pemeriksaan atau pelaksanaan tugasnya kepada Direktur
Utama;31
6. Memonitor tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan.32

Direktur Utama menyampaikan hasil pemeriksaan SPI kepada seluruh anggota Direksi, untuk
selanjutnya ditindaklanjuti dalam rapat Direksi. 33 Direksi wajib memperhatikan dan segera
mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam
setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Intern. 34
Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi pengawasan intern setiap semester
kepada Dewan Komisaris.35

30

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 28 ayat 3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Butir B
32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Butir C
33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 68 Ayat 1
34
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Ayat 2
35
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01 /MBU/2011, Pasal 28 ayat 5
31

13

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

BAB IV
TATA HUBUNGAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

4.1.

Pertemuan Formal
Pertemuan formal adalah Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi yang
diselenggarakan oleh masing-masing organ. Pertemuan formal tersebut
diselenggarakan atas undangan Dewan Komisaris atau Direksi.

4.1.1. Kehadiran Direksi dalam Rapat Dewan Komisaris


Dewan Komisaris mengadakan rapat paling sedikit setiap bulan sekali. Dalam rapat
tersebut, Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi atau salah satu anggota Direksi
untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi perihal
perkembangan kinerja periodik dan agenda-agenda lainnya sesuai pertimbangan
Dewan Komisaris dan/atau permohonan dari Direksi.
Tatacara:
1. Apabila Dewan Komisaris mengundang Direksi maka:
a. Dewan Komisaris mengirim undangan Rapat Dewan Komisaris melalui
Sekretaris Dewan Komisaris kepada Direksi, dapat berupa surat/memorandum
atau facsimile dengan melampirkan materi rapat, sekurang-kurangnya 5 (lima)
hari kerja sebelum rapat dilaksanakan;
b. Direksi, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota Direksi atau anggotaanggota Direksi yang akan menghadiri rapat dan memberikan konfirmasi
kepada Dewan Komisaris, sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja sebelum rapat
dilaksanakan;
c. Apabila diperlukan, Direksi menyampaikan materi untuk Rapat Dewan
Komisaris sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat yang mana
mencakup laporan manajemen periodik dan agenda-agenda lainnya.
2. Apabila Direksi mengajukan permohonan untuk pembahasan agenda rapat, maka:
a. Direksi menyampaikan surat permohonan agenda rapat untuk dibahas dalam
rapat Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris;
b. Apabila disetujui, Dewan Komisaris mengirim undangan Rapat Dewan
Komisaris melalui Sekretaris Dewan Komisaris kepada Direksi, dapat berupa
surat/memorandum atau facsimile sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja
sebelum rapat dilaksanakan;
c. Apabila diperlukan, Direksi menyampaikan materi terkait agenda rapat yang
dimohonkan untuk Rapat Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari
kerja sebelum rapat dilaksanakan;
d. Apabila terdapat keputusan atau tanggapan dari hasil rapat Dewan Komisaris
yang diminta oleh Direksi, maka Dewan Komisaris akan menyampaikan surat
tanggapan resmi kepada Direksi.

14

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

3. Dewan Komisaris melaksanakan rapat yang dihadiri Direksi. Sekretaris Dewan


Komisaris membuat risalah rapat dan mendistribusikan kepada peserta rapat.
4.1.2. Kehadiran Komisaris dalam Rapat Direksi
4.1.2.1. Kehadiran Komisaris dalam rapat Direksi atas undangan Direksi
Direksi dapat mengundang Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris
untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi terhadap suatu
permasalahan sebagai bahan bagi Direksi untuk menjalankan fungsinya.
Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu
berhak menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap
hal-hal yang dibicarakan.
Tatacara:
1. Direksi mengirim undangan Rapat Direksi kepada Dewan Komisaris, dapat berupa
surat/memorandum atau facsimile dengan melampirkan materi rapat, sekurangkurangnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan;
2. Dewan Komisaris, berdasarkan agenda rapat, menetapkan Anggota Dewan
Komisaris atau anggota-anggota Dewan Komisaris yang akan menghadiri rapat dan
memberikan konfirmasi kepada Direksi, sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja
sebelum rapat dilaksanakan;
3. Direksi melaksanakan rapat yang dihadiri Komisaris. Sekretaris Perseroan
membuat risalah rapat dan mendistribusikan kepada peserta rapat.
4.1.2.2. Kehadiran Komisaris dalam rapat Direksi atas permintaan Dewan Komisaris
Direksi mengadakan rapat setiap kali apabila dianggap perlu oleh salah seorang atau
lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Komisaris atau atas permintaan tertulis Pemegang Saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara dengan menyebutkan hal-hal yang dibicarakan.36
Kehadiran Komisaris dalam Rapat Direksi juga dimungkinkan atas permintaan Dewan
Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris untuk hadir dalam rapat Direksi
guna memberikan pandangan-padangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
Tatacara:
1. Dewan Komisaris menyampaikan permintaan ditujukan kepada Direksi untuk
hadir dalam Rapat Direksi;
2. Direksi melaksanakan rapat Direksi yang dihadiri Komisaris, membuat risalah rapat
dan mendistribusikannya kepada peserta rapat.

36

AD Pasal 12 ayat 4

15

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

4.1.3. Penyelenggaraan Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi


Rapat gabungan diselenggarakan jika dipandang perlu oleh salah satu organ dan bila
bila dianggap perlu, dapat menghadirkan narasumber dari dalam Perusahaan atau
dari luar Perusahaan.
Tatacara:
1. Direksi berdasarkan kebutuhan atau atas permintaan Dewan Komisaris,
mengirimkan undangan Rapat Gabungan kepada Dewan Komisaris dan apabila
dianggap perlu kepada narasumber, melalui Sekretaris Perseroan, dengan
melampirkan materi rapat, dapat berupa surat, surat elektronik atau facsimile
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja kepada Dewan Komisaris dan 3 (tiga) hari
kerja kepada narasumber sebelum rapat dilaksanakan;
2. Dewan Komisaris menerima undangan dan memberikan konfirmasi, dapat berupa
surat/memorandum atau facsimile, dengan melampirkan tanggapan atas materi
rapat, sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja sebelum rapat dilaksanakan;
3. Narasumber menerima undangan dan memberikan konfirmasi, dapat berupa
surat/memorandum atau facsimile, sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja untuk
konfirmasi dari narasumber sebelum rapat dilaksanakan;
4. Direksi melaksanakan rapat gabungan dan Sekretaris Perseroan membuat risalah
rapat dan mendistribusikan kepada peserta rapat.
4.1.4. Program Pengenalan Perseroan Kepada Pejabat Baru Pada Organ Perseroan.
Program pengenalan perseroan kepada pejabat baru pada organ perseroan
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman pejabat baru pada organ perseroan
terhadap kondisi-kondisi yang ada dalam Perseroan sehingga pejabat baru Perseroan
mendapatkan pemahaman yang komprehensif atas Perseroan baik secara organisasi
maupun operasional.
Program pengenalan perseroan kepada pejabat baru, baik dijajaran Direksi maupun
Dewan Komisaris menjadi tanggung jawab Direktur Utama dan diadakan oleh
Sekretaris Perusahaan.
Materi yang disampaikan dalam program pengenalan kepada Pejabat Baru setidaktidaknya meliputi:
1. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh BUMN;
2. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek
dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan masalah-masalah strategis
lainnya;
3. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan
eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit;
4. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
serta hal-hal yang tidak diperbolehkan.

16

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Program pengenalan Perseroan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke


perusahaan dan pengkajian dokumen atau program lainnya yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan Perseroan.
4.2.

Pertemuan Informal
Pertemuan informal adalah pertemuan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
di luar forum rapat-rapat formal. Pertemuan ini dapat dihadiri pula oleh anggota atau
anggota-anggota dari organ lainnya, atau anggota kedua organ secara lengkap, untuk
membicarakan atau mendiskusikan suatu permasalahan dalam suasana informal.
Sesuai sifatnya yang informal, pertemuan bukan untuk menghasilkan keputusan,
melainkan untuk menyelaraskan pendapat melalui pengungkapan pandangan secara
informal, serta mengupayakan kesamaan pandangan/pemahaman yang tidak
mempunyai kekuatan mengikat bagi kedua pihak.

4.3.

Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi antara Dewan Komisaris dan
Direksi yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan formal seperti diatur dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundangan terkait dalam bentuk pelaporan.

4.3.1. Pelaporan terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)


4.3.1.1. Laporan Realisasi RKAP Triwulanan
Direksi wajib menyampaikan laporan realisasi RKAP kepada Dewan Komisaris, yang
memuat realisasi pelaksanaan RKAP dalam kurun waktu tertentu yang selanjutnya
untuk disampaikan kepada RUPS. Laporan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi RKAP
Triwulanan dan Laporan Realisasi RKAP Tahunan dimana ditandatangani oleh semua
anggota Direksi.37
Tatacara:
1. Laporan Realisasi RKAP disampaikan dalam bentuk naskah tertulis (hardcopy) dan
atau naskah elektronis (Paperless) disertai dengan surat pengantar Direksi;
2. Direksi menyampaikan Laporan Realisasi RKAP triwulanan kepada Dewan
Komisaris paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah triwulan dimaksud berakhir
untuk dibahas bersama dengan Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris
sebelum disampaikan kepada RUPS;
3. Laporan Realisasi RKAP triwulanan yang telah dibahas bersama Dewan Komisaris
disampaikan kepada RUPS paling lambat 30 (tiga puluh) hari kepada RUPS setelah
triwulan dimaksud berakhir kecuali untuk Laporan Realisasi RKAP triwulan IV;
4. Laporan Realisasi RKAP triwulan IV merupakan kumulatif Laporan Realisasi RKAP
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang selanjutnya disebut sebagai Laporan
Realisasi RKAP Tahunan dimana juga mencakup Laporan pencapaian Rencana
Jangka Panjang (RJP);
37

AD Pasal 19 ayat 6

17

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

5. Direksi menyampaikan Laporan Realisasi RKAP tahunan kepada Dewan Komisaris


paling lambat 50 (lima puluh) hari setelah triwulan IV berakhir untuk dibahas
bersama dengan Dewan Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris sebelum
disampaikan kepada RUPS;
6. Laporan Realisasi RKAP tahunan yang telah dibahas bersama Dewan Komisaris
disampaikan kepada RUPS paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah triwulan IV
berakhir;
7. Laporan Realisasi RKAP sekurang-kurangnya memuat:
a. Perbandingan Antara RKAP dengan Realisasi RKAP;
b. Penjelasan mengenai deviasi atas relaisasi RKAP;
c. Rencana tindak lanjut atas RKAP yang belum tercapai.
8. Laporan realisasi RKAP dalam bentuk naskah tertulis yang disampaikan kepada
Dewan Komisaris dibuat dalam rangkap sebanyak jumlah anggota Dewan
Komisaris ditambah satu rangkap untuk arsip Sekretaris Dewan Komisaris.
4.3.1.2. Laporan Pengawasan Dekom atas RKAP
Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan pengawasan RKAP secara semesteran
kepada RUPS berdasarkan laporan Realisasi RKAP triwulanan dan tahunan dari Direksi.
Tatacara:
1. Laporan pengawasan RKAP dimaksud disampaikan paling lambat 60 (enam puluh)
hari setelah semester dimaksud berakhir;
2. Laporan dimaksud sedikitnya mencakup :
a. Pendapat Dewan Komisaris terhadap pelaksanaan RKAP;
b. Penilaian atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Persero;
c. Pendapat Dewan Komisaris mengenai upaya perbaikan kinerja Persero.
4.3.2. Pelaporan Realisasi RKAP dan Kegiatan Operasional Perusahaan
Direksi menyampaikan laporan realisasi RKAP dan Kegiatan Operasional Perusahaan
kepada Dewan Komisaris secara bulanan dan kumulatif sampai dengan bulan yang
bersangkutan. Laporan bulanan ditandatangani oleh Direktur Utama dan menjadi
salah satu materi untuk rapat Dewan Komisaris tiap bulan.
Tatacara:
1. Direksi menyampaikan Laporan bulanan dimaksud kepada Dewan Komisaris paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah bulan dimaksud berakhir;
2. Dewan Komisaris akan mengundang Direksi untuk hadir dalam Rapat bulanan
Dewan Komisaris untuk menjelaskan laporan bulanan tersebut kepada Dewan
Komisaris.
4.3.3. Pelaporan Khusus
Pelaporan khusus adalah penyampaian laporan dari Direksi kepada Dewan Komisaris,
di luar penyampaian laporan berkala RKAP Triwulanan dan Tahunan dan Bulanan, atas
permintaan Dewan Komisaris atau inisiatif Direksi, yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Perusahaan.
18

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Tatacara:
1. Permintaan laporan khusus dikirim secara tertulis oleh Dewan Komisaris kepada
Direksi, dengan menyebutkan pokok permasalahan yang ingin dilaporkan serta
waktu penyampaian yang diharapkan;
2. Berdasarkan kajian atas cakupan permasalahan, Direksi memberikan perkiraan
waktu penyampaian laporan yang diminta Dewan Komisaris, dan sesuai dengan
waktu yang disepakati tersebut Direksi menyampaikan laporan khusus kepada
Dewan Komisaris;
3. Laporan yang dibuat berdasarkan inisiatif Direksi dapat disampaikan setiap waktu
kepada Dewan Komisaris, dengan menyatakan diperlukan atau tidak
diperlukannya tanggapan dari Dewan Komisaris;
4. Laporan dalam bentuk naskah tertulis yang disampaikan kepada Dewan Komisaris
dibuat dalam rangkap sebanyak jumlah anggota Dewan Komisaris ditambah satu
untuk Sekretaris Dewan Komisaris disertai dengan surat pengantar Direksi;
5. Atas laporan yang diterimanya, Dewan Komisaris dapat meminta penjelasan
tambahan dari Direksi terhadap hal-hal yang dianggap perlu, dan Direksi dapat
memutakhirkan laporan tersebut jika dianggap perlu.
4.3.4. Surat-menyurat/Penandatanganan Memorandum
Maksud:
Surat-menyurat / penanganan Memorandum adalah korespondensi antar organ yang
formal, berkenaan dengan pelaksanaan dan kelancaran tugas pokok dan fungsi
masing-masing organ. Surat/ Memorandum dapat bersifat penyampaian informasi,
permintaan dan pendapat dan nasehat, permintaan tanggapan tertulis yang khusus,
dan permintaan persetujuan dari Direksi kepada Komisaris.
Demikian pula sebaliknya dari Dewan Komisaris, merupakan penyampaian informasi,
tanggapan pendapat dan nasehat, tanggapan tertulis yang khusus, dan pernyataan
persetujuan terhadap permintaan Direksi.
Tatacara:
1. Surat-menyurat/penanganan Memorandum dapat dilakukan dalam naskah
tertulis (hard-copy), rekaman elektronis (computer-media) atau pemanfaatan
surat elektronis (e-mail), sesuai dengan ketentuan Perseroan;
2. Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan pemantauan
dan memberikan arahan/mengingatkan dalam hal terjadi penyimpangan tata
waktu penanganan;
3. Untuk meningkatkan keamanan dan kerahasiaan dokumen, dilakukan upaya
pencegahan dan penangkalan, pendeteksian dan langkah korektif oleh unit fungsi
terkait, dengan melakukan upaya-upaya untuk mengurangi keberadaan naskah
tertulis. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan konversi segera naskah tertulis ke
dalam rekaman elektronis (misalnya dengan penggunaan scanner), pengamanan
fisik, penyimpanan naskah, pengamanan infrastruktur (server, terminal kerja,
jejaring) serta penetapan pembagian hak-akses.

19

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

4.3.5. Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan Resmi Korporat


Setiap kegiatan perusahaan pada tingkat korporat yang bersifat formal seremonial
yang relevan dan signifikan di lingkungan Direksi dan di lingkungan Dewan Komisaris,
diinformasikan kepada organ Direksi dan Dewan Komisaris. Termasuk di dalam
kegiatan formal seremonial ini adalah acara kunjungan resmi ke daerah-daerah
operasi perusahaan, baik sebagai pelaku maupun sebagai pendamping pejabatpejabat instansi lainnya.
4.4.

Komunikasi Informal
Komunikasi informal adalah komunikasi antar organ Direksi dan Dewan Komisaris,
antara anggota atau anggota-anggota organ satu dengan yang lainnya, di luar dari
ketentuan komunikasi formal yang diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Selain menggunakan surat/nota pribadi secara tertulis (hard-copy), komunikasi
informal, antara lain berupa e-mail pribadi dan group-chatting.

4.5.

Kekosongan Jabatan Direksi dan Pelimpahan Wewenang

4.5.1. Kekosongan Jabatan Direksi


Apabila terdapat kekosongan jabatan anggota Direksi, diatur sebagai berikut:
1. Selama jabatan anggota Direksi kosong dan/atau RUPS belum mengisi jabatan
dimaksud, maka Dewan Komisaris menunjuk salah satu anggota Direksi lainnya
untuk sementara menjalankan tugas anggota Direksi yang kosong tersebut dengan
kewajiban, tugas dan kewenangan sama;
2. Apabila kekosongan jabatan disebabkan oleh berakhirnya masa jabatan dan RUPS
belum menetapkan anggota Direksi baru, maka anggota Direksi yang berakhir
masa jabatannya tersebut untuk sementara menjalankan tugas anggota Direksi
yang kosong tersebut dengan kewajiban dan kewenangan yang sama sampai
diangkatnya anggota Direksi yang definitif;
3. Apabila seluruh jabatan Direksi kosong oleh sebab apapun, maka selama jabatan
tersebut kosong dan RUPS belum mengisi jabatan tersebut, maka Dewan
Komisaris atau RUPS dapat menunjuk pihak lain untuk mengurus Perseroan
dengan kekuasaan dan wewenang yang sama;
4. Pelaksana tugas Direksi sebagaimana disebutkan pada butir 2 dan 3 memperoleh
gaji dan tunjangan/fasilitas yang sama dengan anggota Direksi yang kosong tidak
termasuk santunan purna jabatan.
4.5.2. Pelimpahan Wewenang ketika Direksi berhalangan
Apabila salah satu Direksi berhalangan baik bersifat sementara atau tetap, maka
diatur sebagai berikut:38

38

AD Pasal 11 ayat 21-25

20

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

1. Apabila Direktur Utama berhalangan, salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh
Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
2. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan maka anggota Direksi yang
terlama dalam jabatan, berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
3. Apabila terdapat 2 anggota Direksi terlama, maka ditentukan anggota Direksi
terlama dan tertua dalam usia berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
4. Apabila salah seorang anggota Direksi berhalangan, maka anggota-anggota Direksi
lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas
anggota Direksi yang berhalangan tersebut;
5. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri berhak pula
mengangkat seseorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan
memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu
yang diatur dalam surat kuasa;
6. Apabila berhalangan, Direksi wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Dewan Komisaris;
7. Mengenai mekanisme Direktur pengganti berikut pelimpahan wewenangnya
mengacu pada matriks kewenangan Direksi yang diatur secara terpisah melalui
Surat Keputusan Direksi.
4.5.3. Pemberhentian Direksi
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.39
Alasan pemberhentian dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Direksi
yang bersangkutan antara lain: 40
1. Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak
manajemen;
2. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
3. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan-undangan dan/atau
ketentuan Anggaran Dasar;
4. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara;
5. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang seharusnya
dihormati sebagai anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara;
6. Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap;
7. Mengundurkan diri.

39
40

AD Pasal 10 ayat 6
AD Pasal 10 ayat 15

21

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

4.6.

Etika Berusaha dan Benturan Kepentingan

4.6.1. Etika Berusaha


Dewan Komisaris dan Direksi wajib menaati pedoman etika perilaku Perseroan.
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilarang memberikan atau menawarkan atau
menerima baik secara langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada
atau dari pelanggan atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau
sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya, sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.41
4.6.2. Benturan Kepentingan
Seorang anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila:
1. Terjadi perkara di depan pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi
yang bersangkutan dan atau;
2. Anggota Direksi bersangkutan memiliki benturan kepentingan dengan Perseroan.
Yang berhak mewakili Perseroan adalah:
1. Anggota Direksi yang tidak memiliki benturan kepentingan dengan Perseroan yang
ditunjuk oleh anggota Direksi lain yang tidak memiliki benturan kepentingan;
2. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi memiliki benturan
kepentingan dengan Perseroan;
3. Pihak lain yang ditunjuk RUPS apabila seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi memiliki benturan kepentingan dengan Perseroan.

41

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor ; PER 01/MBU/2011 Bab X, Pasal 40 ayat 1

22

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

BAB V
Kegiatan Antar Organ Perseroan 29

5.1 Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang (RUPS)


Yang dimaksud dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah: 42
1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
RUPST diadakan tiap-tiap tahun, 43 meliputi RUPS mengenai persetujuan laporan
tahunan dan RUPST mengenai persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP). 44 RUPST mengenai persetujuan laporan tahunan diadakan paling lambat 6
(enam) bulan setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan,45 sedangkan RUPST
untuk menyetujui RKAP diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun
anggaran berjalan (tahun anggaran RKAP yang bersangkutan).46
Dalam Acara RUPST dapat juga dimasukkan usul-usul yang diajukan oleh Dewan
Komisaris dan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit
1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan
Perseroan dengan hak suara yang sah dengan ketentuan bahwa usul-usul yang
bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi sebelum tanggal panggilan RUPST.47
2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS Luar Biasa)
RUPS Luar Biasa dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk
kepentingan Perseroan.48
RUPS dapat dilangsungkan jika dalam rapat tersebut paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili 49 dan
dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham yang dipilih oleh dan dari antara mereka
yang hadir.50
5.1.1. Penyelenggaraan RUPST dalam Rangka Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan
RUPST diselenggarakan oleh Direksi yang dihadiri oleh Direksi, Komisaris dan Pemegang
Saham untuk membahas dan meminta persetujuan RKAP yang telah disusun oleh
Direksi.
42

AD Pasal 20 ayat 2
AD Pasal 21 ayat 1
44
AD Pasal 21 ayat 1 huruf a dan b
45
AD Pasal 21 ayat 2
46
AD Pasal 21 Ayat 4
47
AD Pasal 21 Ayat 7
48
AD Pasal 22
49
AD Pasal 25 Ayat 1 huruf a
50
AD Pasal 24 Ayat 1
43

23

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Direksi wajib menyusun RKAP sebagai penjabaran dari RJP setiap tahun. 51 RKAP
berfungsi sebagai acuan bagi Direksi dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan
pengurusan Perseroan setiap tahunnya yang sekurang-kurangnya memuat:52
1. Ringkasan eksekutif;
2. Pendahuluan;
3. Realisasi dan prognosa anggaran tahun berjalan;
4. Capaian kinerja Perseroan tahun berjalan;
5. Rencana kerja dan anggaran Perseroan tahun yang akan datang;
6. Proyeksi keuangan Perseroan dan anak perusahaan tahun yang akan dating;
7. Penerapan manajemen risiko;
8. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; dan
9. Penutup
Tata Cara:
1. Direksi melakukan penyusunan rancangan RKAP melalui Rapat Direksi dan
mengirimkan hasilnya kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah Dewan Komisaris
sebelum disampaikan kepada RUPS, paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari
sebelum dimulainya tahun buku RKAP;
2. Dewan Komisaris menelaah rancangan RKAP yang disampaikan Direksi dan bila
dipandang perlu, memberikan masukan/nasehat untuk perbaikan rancangan RKAP
dan mengirimkannya kepada Direksi atau disampaikan dalam Rapat Dewan
Komisaris yang khusus diadakan untuk membahas bersama rancangan RKAP paling
lambat 15 (lima belas) hari setelah menerima rancangan RKAP dari Direksi;
3. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan RKAP untuk diajukan ulang kepada Dewan Komisaris setelah
ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima
masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
4. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan RKAP yang telah diperbaiki dan
ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 5 (lima) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
5. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima usulan
RKAP maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan RKAP tersebut;
6. Direksi menyampaikan rancangan RKAP yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
dimulainya tahun buku RKAP;
7. Pengesahan atas RKAP yang diajukan Direksi diberikan paling lambat 30 hari setelah
periode anggaran berjalan;
8. Pemegang Saham dapat mengundang Direksi untuk melakukan rapat teknis
pembahasan rinci dimana Direksi menjelaskan usulan RKAP yang diajukan;
9. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS untuk pengesahan RKAP,
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS;
51
52

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 28/PMK.06/2013 Bab II Bagian Pertama Pasal 2 ayat 2
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 28/PMK.06/2013 Bab II Bagian Ketiga Pasal 12

24

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

10. Direksi menyelenggarakan RUPS sebelum 31 Januari;


11. Dalam RUPS, Dewan Komisaris memberikan pandangan atas usulan RKAP kepada
RUPS;
12. RUPS memberikan keputusan terhadap RKAP yang diajukan.
Standard Operating Procedures (SOP) untuk penyusunan, pembahasan, penyampaian,
dan pengesahan rancangan RKAP akan diatur secara lebih rinci dalam Pedoman
Penyusunan RKAP.

5.1.2. Penyelenggaraan RUPS Tahunan dalam Rangka Pengesahan Laporan Tahunan


RUPST diadakan tiap-tiap tahun, yang meliputi RUPS Tahunan mengenai laporan
tahunan dan perhitungan tahunan. RUPST diselenggarakan oleh Direksi yang dihadiri
oleh Direksi, Komisaris dan Pemegang Saham untuk menyetujui dan mengesahkan
Laporan Tahunan.
Tujuan penyelenggaraan RUPST adalah untuk mempertanggungjawabkan kinerja
Direksi pada tahun sebelumnya dibandingkan dengan RKAP yang telah disetujui dan
peraturan perundangundangan yang berlaku serta memberikan pembebasan dan
pelunasan tanggung jawab (et aquit de charge) kepada masing-masing anggota Direksi
dan Dewan Komisaris, meskipun tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing
dalam hal terjadi tindak pidana atau kesalahan atau kelalaian yang menimbulkan
kerugian pada pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi oleh aset perusahaan.
Penyusunan Laporan Tahunan dilakukan dalam rangka memberikan gambaran dan
pertanggungjawaban tentang jalannya kegiatan Perseroan selama satu tahun untuk
disahkan oleh RUPS dan publikasi kepada Stakeholder lainnya.
Laporan Tahunan (Annual Report) disusun dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa
Inggris, yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Laporan Keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku
yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, termasuk
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas berikut catatan atas
laporan keuangan, serta laporan mengenai hak-hak Perseroan yang tidak tercatat
dalam pembukuan (off balance sheet);
2. Laporan mengenai kegiatan Perseroan;
3. Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, jika ada;
4. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha
Perseroan;
5. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris
selama tahun buku yang baru lampau;
6. Nama Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris;
7. Gaji dan tunjangan/fasilitas
bagi anggota Direksi serta honorarium dan
tunjangan/fasilitas bagi anggota Dewan Komisaris untuk tahun yang baru lampau.

25

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Tatacara:
1. Direksi menyiapkan rancangan Laporan Tahunan pada periode bulan Januari
Februari tahun berikutnya menyesuaikan dengan penyelesaian laporan keuangan
yang telah diaudit oleh akuntan publik;
2. Direksi menyampaikan rancangan Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris paling
lambat awal April disertai surat pengantar;
3. Dewan Komisaris menelaah rancangan Laporan Tahunan dan bila dipandang perlu,
memberikan masukan/nasehat untuk perbaikan;
4. Dewan Komisaris mengirimkan masukan/nasehat untuk perbaikan Laporan Tahunan
kepada Direksi atau menyampaikannya dalam Rapat Dewan Komisaris yang khusus
diadakan untuk membahas Laporan Tahunan paling lambat 15 (lima belas) hari
setelah menerima rancangan Laporan Tahunan dari Direksi;
5. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan Laporan Tahunan untuk diajukan ulang kepada Dewan
Komisaris setelah ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah menerima masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
6. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan Laporan Tahunan yang telah diperbaiki
dan ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 5 (lima) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
7. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima
rancangan Laporan Tahunan maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan
Laporan Tahunan tersebut;
8. Direksi menyampaikan Laporan Tahunan yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku
berakhir dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;
9. Persetujuan atas Laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan oleh
RUPS dilakukan paling lambat pada akhir bulan keenam setelah tahun buku berakhir;
Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, paling lambat 14
hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal undangan dan tanggal RUPS;
10. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan, paling lambat bulan Juni;
11. RUPS memberikan keputusan terhadap Laporan Tahunan yang diajukan.
Standard Operating Procedures (SOP) untuk penyusunan, pembahasan, penyampaian
laporan triwulanan dan laporan tahunan akan diatur secara lebih rinci dalam Pedoman
Penyusunan Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.
5.1.3. Penyelenggaraan RUPST Dalam Rangka Pengesahan RJPP
Direksi berkewajiban untuk menyiapkan pada waktunya RJPP dan RKAP, termasuk
rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan
Perseroan serta menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham.
RUPS ini diselenggarakan oleh Direksi yang dihadiri oleh Direksi, Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham untuk membahas dan meminta pengesahan RJPP yang telah disusun
oleh Direksi.
26

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

RJPP wajib disusun oleh Direksi setiap lima tahun sekali sebagai acuan bagi Direksi
dalam menyelenggarakan Perseroan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
RJPP sekurang-kurangnya memuat:
1. Pendahuluan;
2. Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya;
3. Posisi Perseroan saat ini;
4. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan RJPP;
5. Penetapan Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program Kegiatan Rencana Jangka
Panjang;
6. Proyeksi Keuangan dan investasi.
Tujuan penyusunan RJPP adalah untuk:
1. Mendefinisikan Visi dan Misi Perseroan;
2. Mengungkapkan prioritas-prioritas yang ingin diraih dan kinerja (performance)
yang diperlukan;
3. Menyusun rencana strategis untuk meningkatkan daya saing Perseroan dalam
rangka mencapai visi, misi, dan sasaran Perseroan.
Tatacara:
1. Direksi menyiapkan rancangan RJPP, paling lambat akhir Maret pada tahun
terakhir masa RJPP yang sedang berjalan;
2. Direksi mengirimkan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah
paling lambat 150 (seratus lima puluh) hari sebelum berlakunya RJPP;
3. Dewan Komisaris menelaah
RJPP dan bila dipandang perlu, memberikan
masukan/nasehat untuk perbaikan;
4. Dewan Komisaris mengirimkan masukan/nasehat untuk perbaikan RJPP kepada
Direksi atau menyampaikannya dalam Rapat Dewan Komisaris yang khusus
diadakan untuk membahas rancangan RJPP paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah menerima rancangan RJPP dari Direksi;
5. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan RJPP untuk diajukan ulang kepada Dewan Komisaris setelah
ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 15 (lima belas) hari setelah
menerima masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
6. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan RJPP yang telah diperbaiki dan
ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
7. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima
rancangan RJPP maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan RJPP tersebut;
8. Direksi menyampaikan rancangan RJPP yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sebelum dimulainya periode RJP;
9. Persetujuan atas rancangan RJP yang diajukan Direksi oleh RUPS dilakukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya periode RJP;

27

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

10. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS;
11. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan paling lambat pada akhir bulan Juni;
12. RUPS memberikan putusan terhadap RJPP yang diajukan.
Standard Operating Procedures (SOP) untuk penyusunan, pembahasan, penyampaian,
dan pengesahan rancangan RJPP akan diatur secara lebih rinci dalam Pedoman
Penyusunan RJPP
5.1.4. Penyelenggaraan RUPST Dalam Rangka Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebagai Auditor Eksternal
Penunjukan KAP adalah kegiatan penunjukan auditor eksternal untuk melakukan audit
keuangan atas laporan keuangan tahunan Perseroan. Penunjukan KAP didasarkan
pengertian tersebut diatas dimaksudkan untuk mendapatkan KAP yang memiliki
reputasi (reputable) internasional dan memenuhi persyaratan standar profesional
akuntan publik.
Tatacara:
1. Dewan Komisaris menyusun Term Of Reference (TOR) dan short list dari KAP yang
direkomendasikan untuk disampaikan kepada Direksi, paling lambat akhir bulan Juli
sebelum berakhirnya tahun buku yang akan diaudit;
2. Direksi membentuk Panitia Pengadaan Jasa KAP yang terdiri dari Fungsi Pengadaan,
fungsi terkait lainnya, serta dipantau oleh Komite Audit;
3. Panitia Pengadaan melaksanakan proses lelang pengadaan jasa KAP sesuai
ketentuan yang berlaku, paling lambat dalam jangka waktu 42 (empat puluh dua)
hari kalender;
4. Panitia Pengadaan mengajukan usulan pemenang lelang pengadaan jasa KAP
kepada Direksi;
5. Direksi mengirimkan usulan pemenang lelang pengadaan jasa KAP kepada Dewan
Komisaris dengan menyampaikan alasan usulan tersebut dan besarnya honorarium
yang diusulkan untuk jasa KAP tersebut;
6. Berdasarkan usulan pemenang lelang yang diterima dari Direksi, Dewan Komisaris
selanjutnya akan menyampaikan kepada RUPS nama KAP yang dicalonkan untuk
ditunjuk sebagai auditor eksternal yang akan melakukan audit atas laporan
keuangan tahunan Perseroan berikut honorarium yang diusulkan untuk auditor
eksternal tersebut;
7. RUPS memberikan putusan untuk menunjuk KAP yang akan ditugaskan sebagai
auditor eksternal paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sebelum berakhirnya tahun
buku yang akan diaudit;
8. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS.

28

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

5.1.5. Penyelenggaraan RUPSLB Dalam Rangka Menyetujui Perbuatan Hukum Direksi.


Tujuan penyelenggaraan RUPSLB agar Direksi dapat melaksanakan suatu perbuatan
hukum dalam pengelolaan perseroan yang kewenangannya tidak diserahkan kepada
Direksi dan Komisaris atau hal penting lain yang menyangkut kinerja perseroan.
Dalam mengajukan ke RUPS, usulan pelaksanaan perbuatan hukum Direksi disertai
tanggapan tertulis dari Komisaris. Penyelenggaraan RUPSLB ini dapat dilaksanakan
secara on paper (sirkuler), yaitu pengambilan keputusan oleh Pemegang Saham tanpa
melakukan rapat secara fisik, namun harus dilengkapi tanggapan tertulis dari Dewan
Komisaris.
Tatacara:
1. Direksi menyiapkan materi atas kegiatan yang memerlukan tanggapan tertulis dari
Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS;
2. Direksi mengirim draft/usulan materi kepada Dewan Komisaris dan RUPS;
3. Dewan Komisaris melakukan kajian atas materi yang disampaikan Direksi dan
apabila dianggap perlu dapat meminta penjelasan tambahan kepada Direksi namun
tidak lebih dari 1 (satu) kali dan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah
menerima usulan materi dari Direksi;
4. Apabila ada, Direksi memberi materi penjelasan tambahan yang diminta Komisaris,
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah menerima permintaan dari
Dewan Komisaris;
5. Dewan Komisaris membuat tanggapan tertulis atas materi usulan Direksi untuk
disampaikan kepada RUPS dengan tembusan kepada Direksi, paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah melakukan kajian atas materi atau setelah menerima
penjelasan tambahan yang disampaikan Direksi;
6. RUPS memberikan keputusan terhadap usulan materi yang diajukan Direksi setelah
mempertimbangkan tanggapan tertulis dari Komisaris.

5.2 Perbuatan Direksi yang Memerlukan Persetujuan dan Tanggapan Tertulis Dewan
Komisaris
5.2.1 Perbuatan Direksi yang memerlukan Persetujuan Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan perbuatan tertentu yang kewenangannya tidak sepenuhnya
diserahkan kepada Direksi, Direksi harus memperoleh persetujuan dari Dewan
Komisaris sebelumnya.
Adapun perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris
adalah:
1. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penarikan kredit
jangka pendek;
2. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa penjaminan
bersama, kontrak manajemen, kerjasama lisensi, penyewaan asset dan kerjasama
lainnya yang diperlukan oleh Perseroan dalam rangka mencapai maksud dan

29

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

3.

4.
5.
6.
7.

tujuannya dengan ruang lingkup, nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh RUPS;
Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangan, menerima atau memberikan
pinjaman jangka menengah/panjang termasuk pinjaman yang diberikan kepada anak
perusahaan Perseroan;
Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati;
Melepaskan dan menghapuskan Aktiva Tetap bergerak dengan umur ekonomis yang
lazim berlaku dalam industry pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;
Melakukan transaksi yang bernilai sama atau melebihi 25% hingga 50% dari nilai
ekuitas Perseroan dengan mengacu pada butir 5.3;
Menetapkan struktur organisasi.

Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan
dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan keputusan
atas permohonan tersebut.
5.2.2 Perbuatan Direksi yang memerlukan tanggapan tertulis Dewan Komisaris untuk
persetujuan RUPS
Dalam melaksanakan beberapa perbuatan, Direksi harus mendapatkan tanggapan
tertulis dari Dewan Komisaris untuk persetujuan dari RUPS. Adapun perbuatanperbuatan dimaksud yaitu: 53
1.
2.
3.
4.

Mengagunkan aktiva tetap untuk penarikan kredit jangka panjang/menengah;


Melakukan penyertaan modal pada perseroan lain;
Mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;
Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan dan
pembubaran anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan;
5. Mengikat Perseroan sebagai penjaminan (borg), terhadap kewajiban finansial
Pemerintah dalam perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha, kecuali
terhadap penjaminan dengan jumlah tertentu yang dapat diputuskan sendiri oleh
Direksi maupun hanya berdasarkan keputusan Dewan Komisaris sesuai dengan
peraturan perundangan;
6. Mengadakan kontrak penjaminan bersama, kontrak manajemen, kerjasama lisensi,
penyewaan aset dan perjanjian kerjasama lainnya dengan ruang lingkup, nilai atau
jangka waktu melebihi penetapan RUPS;
7. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapus bukukan;
8. Melepaskan dan menghapuskan aktiva tetap Perseroan kecuali aktiva tetap
bergerak dengan umur ekonomis yang lazim berlaku dalam industri pada umumnya
sampai dengan 5 (lima) tahun;
9. Menetapkan RKAP organisasi Perseroan;
10. Menetapkan dan mengubah logo Perseroan;
11. Melakukan tindakan-tindakan lain dan tindakan yang belum ditetapkan dalam
RKAP;

53

AD Pasal 11 ayat 10

30

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

12. Membentuk yayasan, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan


langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan yang dapat berdampak bagi
Perseroan;
13. Pembebanan biaya perseroan yang bersifat tetap dan rutin untuk kegiatan yayasan,
organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan Perseroan;
14. Pengusulan wakil Perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan
Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan
kontribusi signifikan kepada Perseroan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan
RUPS;
15. Melakukan transaksi yang bernilai sama atau melebihi 50% dari nilai ekuitas
Perseroan dengan mengacu pada butir 5.3.
Adapun tata cara pengajuan untuk tanggapan tertulis dan persetujuan RUPS
sebagaimana diatur pada butir 5.1.6. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya permohonan atau penjelasan/data tambahan dari Direksi, Dewan Komisaris
tidak memberikan tanggapan tertulis, maka RUPS dapat memberikan keputusan tanpa
adanya tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris tersebut.
5.3. Penetapan Batasan Kewenangan
Ditetapkan penetapan batasan kewenang untuk perbuatan hukum Direksi atas tindakan
kerjasama Perseroan dengan badan usaha atau pihak lain berupa penjaminan, kontrak
manajemen, kerjasama lisensi, menyewakan asset atau kerjasama lainnya, dengan
ketentuan sebagai berikut:54
1.
2.

Transaksi yang bernilai sama atau melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari nilai
ekuitas Perseroan, harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris.
Transaksi yang bernilai sama atau melebihi 50% (lima puluh persen) dari nilai ekuitas
Perseroan harus memperoleh persetujuan RUPS.

Adapun tatacara pengajuan persetujuan RUPS mengacu pada butir 5.1.5


5.4. Penetapan Remunerasi, Fasilitas dan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris
Remunerasi, Fasilitas dan Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan mengacu pada
pengaturan teknis dan operasional mengenai gaji dan tunjangan yang telah ditetapkan
RUPS. Adapun mengenai tantiem yang ditetapkan berdasarkan pencapaian Key
Performance Indicator (KPI) sesuai Kontrak Manajemen, Dewan Komisaris
menyampaikan pengajuan untuk persetujuan RUPS.
5.5. Penetapan Nominasi Direksi
Atas permintaan RUPS, Dewan Komisaris dapat mengajukan nominasi Direksi untuk
persetujuan RUPS.
54

Akta RUPSLB no 72 tgl 24 Mei 2010 butir 9

31

Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)

Isi dari Board Manual ini dapat dilakukan perbaruan dan revisi sesuai dengan perkembangan
dan dinamika usaha yang dihadapi Perseroan sesuai dengan penerapan peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam hubungan kerja
antara tiga organ Perseroan, diharapkan kegiatan usaha perseroan dapat dilaksanakan secara
harmonis dengan berlandaskan prinsip-prinsip GCG dalam upaya untuk mencapai Visi dan
Misi perusahaan yang telah ditetapkan.

32

Anda mungkin juga menyukai