Board Manual Pii
Board Manual Pii
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
BAB I
PENDAHULUAN
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
BAB II
DEWAN KOMISARIS
2.1.
1
2
AD Pasal 15 ayat 1
AD Pasal 15 ayat 2 huruf a
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Dalam hal terjadi kekosongan jabatan anggota Direksi, diatur ketentuan sebagai
berikut:
1. Selama jabatan anggota Direksi kosong dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham
belum mengisi jabatan anggota Direksi yang kosong, maka Dewan Komisaris
menunjuk salah seorang anggota Direksi lainnya, atau Rapat Umum Pemegang
Saham dapat menunjuk pihak lain untuk sementara menjalankan tugas anggota
Direksi yang kosong tersebut dengan kewajiban, tugas, dan kewenangan yang
sama.3
2. Apabila pada suatu waktu oleh sebab apapun seluruh jabatan anggota Direksi
Perseroan, maka selama jabatan itu kosong dan Rapat Umum Pemegang Saham
belum mengisi jabatan Direksi yang kosong maka Dewan Komisaris atau Rapat
Umum Pemegang Saham dapat menunjuk pihak lain untuk sementara mengurus
Perseroan, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama. 4
Dalam melakukan pengawasan atas pengurusan Perseroan, Dewan Komisaris
berkewajiban untuk: 5
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perusahaan
dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar ini;
3. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani Rencana Jangka
Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan;
4. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran
kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap
penting bagi kepengurusan Perseroan;
5. Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja Perseroan;
6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi
serta menandatangani laporan tahunan;
7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada rapat Umum Pemegang
Saham mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;
8. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan;
9. Membentuk Komite Audit;
10. Mengusulkan Akuntan Publik kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
11. Membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;
12. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau
keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
13. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
14. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian
nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar, dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham;
2.2.
2.3.
2.3.1. Pengertian
Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris yang
berkenaan dengan tugas dan fungsinya. Dewan Komisaris mengadakan Rapat paling
sedikit setiap bulan sekali, dimana dalam Rapat tersebut Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi .10
2.3.2. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas permintaan 1 (satu)
atau beberapa anggota Dewan Komisaris, permintaan Direksi, atau atas permintaan
tertulis dari 1 (satu) atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan hak suara, dengan
menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan. 11
Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris Utama
dan oleh anggota Komisaris yang ditunjuk Komisaris Utama dan disampaikan paling
lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika
keadaan mendesak tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
6
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dihadiri oleh anggota Dewan
Komisaris dan dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris untuk melakukan pencatatan
risalah rapat. Apabila dipandang perlu Rapat Dewan Komisaris dapat diperluas dengan
mengundang anggota Direksi, Sekretaris Perseroan, Komite-komite atau undangan
lainnya.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila dihadiri
atau diwakili lebih dari (satu per dua) anggota Dewan Komisaris. Apabila Komisaris
Utama tidak hadir atau berhalangan, rapat dipimpin oleh salah seorang anggota
Komisaris yang ditunjuk Komisaris Utama. Seorang anggota Dewan Komisaris yang
berhalangan dapat diwakili dalam rapat oleh anggota Dewan Komisaris lainnya
berdasarkan surat kuasa tertulis untuk keperluan tersebut.
Segala keputusan Dewan Komisaris diambil dalam Rapat Dewan Komisaris12 secara
musyawarah untuk mufakat atau dengan suara terbanyak biasa. Keputusan dapat pula
diambil di luar Rapat Dewan Komisaris sepanjang seluruh anggota Dewan Komisaris
setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.13
Dalam setiap rapat Dewan Komisaris harus dibuat risalah rapat yang berisi hal-hal yang
dibicarakan termasuk pendapat berbeda (dissenting opinion) anggota Dewan
Komisaris, jika ada, dan hal-hal yang diputuskan. Risalah rapat tersebut
ditandatangani oleh pimpinan Rapat dan seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir
dalam rapat. Asli risalah rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada Direksi untuk
disimpan dan dipelihara sedangkan Dewan Komisaris menyimpan salinannya.
2.4.
12
13
AD Pasal 16 ayat 1
AD Pasal 16 ayat 2
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
BAB III
DIREKSI
3.1.
14
15
AD Pasal 11 ayat 1
AD Pasal 11 ayat 2 huruf a
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Rapat Direksi
3.3.1. Pengertian
Rapat Direksi adalah rapat yang dilaksanakan oleh Direksi dalam rangka pelaksanaan
pengelolaan Perseroan.
16
17
10
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
18
AD Pasal 12 ayat 1
AD Pasal 12 ayat 2
20
AD Pasal 12 ayat 4
21
AD Pasal 12 ayat 3
22
AD Pasal 12 ayat 11
23
AD Pasal 12 ayat 12
24
AD Pasal 11 ayat 24
25
AD Pasal 12 ayat 2
26
AD Pasal 12 ayat 6
19
11
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Panggilan rapat terlebih dahulu tidak disyaratkan apabila semua anggota Direksi hadir
dalam rapat. 27 Mekanisme pelaksanaan Rapat Direksi yang dihadiri oleh Dewan
Komisaris akan diuraikan lebih lanjut pada BAB IV Board Manual ini.
3.4.
Organ Pendukung
27
AD Pasal 12 ayat 8
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 29 ayat 3
29
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 29 ayat 4
28
12
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Direktur Utama menyampaikan hasil pemeriksaan SPI kepada seluruh anggota Direksi, untuk
selanjutnya ditindaklanjuti dalam rapat Direksi. 33 Direksi wajib memperhatikan dan segera
mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam
setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Intern. 34
Direksi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan fungsi pengawasan intern setiap semester
kepada Dewan Komisaris.35
30
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01/MBU/2011 Pasal 28 ayat 3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Butir B
32
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Butir C
33
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 68 Ayat 1
34
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005, Pasal 67 Ayat 2
35
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER 01 /MBU/2011, Pasal 28 ayat 5
31
13
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
BAB IV
TATA HUBUNGAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
4.1.
Pertemuan Formal
Pertemuan formal adalah Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Direksi yang
diselenggarakan oleh masing-masing organ. Pertemuan formal tersebut
diselenggarakan atas undangan Dewan Komisaris atau Direksi.
14
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
36
AD Pasal 12 ayat 4
15
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
16
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Pertemuan Informal
Pertemuan informal adalah pertemuan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi
di luar forum rapat-rapat formal. Pertemuan ini dapat dihadiri pula oleh anggota atau
anggota-anggota dari organ lainnya, atau anggota kedua organ secara lengkap, untuk
membicarakan atau mendiskusikan suatu permasalahan dalam suasana informal.
Sesuai sifatnya yang informal, pertemuan bukan untuk menghasilkan keputusan,
melainkan untuk menyelaraskan pendapat melalui pengungkapan pandangan secara
informal, serta mengupayakan kesamaan pandangan/pemahaman yang tidak
mempunyai kekuatan mengikat bagi kedua pihak.
4.3.
Komunikasi Formal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi antara Dewan Komisaris dan
Direksi yang berkaitan dengan pemenuhan ketentuan formal seperti diatur dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundangan terkait dalam bentuk pelaporan.
AD Pasal 19 ayat 6
17
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Tatacara:
1. Permintaan laporan khusus dikirim secara tertulis oleh Dewan Komisaris kepada
Direksi, dengan menyebutkan pokok permasalahan yang ingin dilaporkan serta
waktu penyampaian yang diharapkan;
2. Berdasarkan kajian atas cakupan permasalahan, Direksi memberikan perkiraan
waktu penyampaian laporan yang diminta Dewan Komisaris, dan sesuai dengan
waktu yang disepakati tersebut Direksi menyampaikan laporan khusus kepada
Dewan Komisaris;
3. Laporan yang dibuat berdasarkan inisiatif Direksi dapat disampaikan setiap waktu
kepada Dewan Komisaris, dengan menyatakan diperlukan atau tidak
diperlukannya tanggapan dari Dewan Komisaris;
4. Laporan dalam bentuk naskah tertulis yang disampaikan kepada Dewan Komisaris
dibuat dalam rangkap sebanyak jumlah anggota Dewan Komisaris ditambah satu
untuk Sekretaris Dewan Komisaris disertai dengan surat pengantar Direksi;
5. Atas laporan yang diterimanya, Dewan Komisaris dapat meminta penjelasan
tambahan dari Direksi terhadap hal-hal yang dianggap perlu, dan Direksi dapat
memutakhirkan laporan tersebut jika dianggap perlu.
4.3.4. Surat-menyurat/Penandatanganan Memorandum
Maksud:
Surat-menyurat / penanganan Memorandum adalah korespondensi antar organ yang
formal, berkenaan dengan pelaksanaan dan kelancaran tugas pokok dan fungsi
masing-masing organ. Surat/ Memorandum dapat bersifat penyampaian informasi,
permintaan dan pendapat dan nasehat, permintaan tanggapan tertulis yang khusus,
dan permintaan persetujuan dari Direksi kepada Komisaris.
Demikian pula sebaliknya dari Dewan Komisaris, merupakan penyampaian informasi,
tanggapan pendapat dan nasehat, tanggapan tertulis yang khusus, dan pernyataan
persetujuan terhadap permintaan Direksi.
Tatacara:
1. Surat-menyurat/penanganan Memorandum dapat dilakukan dalam naskah
tertulis (hard-copy), rekaman elektronis (computer-media) atau pemanfaatan
surat elektronis (e-mail), sesuai dengan ketentuan Perseroan;
2. Sekretaris Perusahaan dan Sekretaris Dewan Komisaris melakukan pemantauan
dan memberikan arahan/mengingatkan dalam hal terjadi penyimpangan tata
waktu penanganan;
3. Untuk meningkatkan keamanan dan kerahasiaan dokumen, dilakukan upaya
pencegahan dan penangkalan, pendeteksian dan langkah korektif oleh unit fungsi
terkait, dengan melakukan upaya-upaya untuk mengurangi keberadaan naskah
tertulis. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan konversi segera naskah tertulis ke
dalam rekaman elektronis (misalnya dengan penggunaan scanner), pengamanan
fisik, penyimpanan naskah, pengamanan infrastruktur (server, terminal kerja,
jejaring) serta penetapan pembagian hak-akses.
19
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Komunikasi Informal
Komunikasi informal adalah komunikasi antar organ Direksi dan Dewan Komisaris,
antara anggota atau anggota-anggota organ satu dengan yang lainnya, di luar dari
ketentuan komunikasi formal yang diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Selain menggunakan surat/nota pribadi secara tertulis (hard-copy), komunikasi
informal, antara lain berupa e-mail pribadi dan group-chatting.
4.5.
38
20
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
1. Apabila Direktur Utama berhalangan, salah seorang Direktur yang ditunjuk oleh
Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
2. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan maka anggota Direksi yang
terlama dalam jabatan, berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta
melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
3. Apabila terdapat 2 anggota Direksi terlama, maka ditentukan anggota Direksi
terlama dan tertua dalam usia berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama;
4. Apabila salah seorang anggota Direksi berhalangan, maka anggota-anggota Direksi
lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas
anggota Direksi yang berhalangan tersebut;
5. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri berhak pula
mengangkat seseorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan
memberikan kepadanya atau kepada mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu
yang diatur dalam surat kuasa;
6. Apabila berhalangan, Direksi wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
kepada Dewan Komisaris;
7. Mengenai mekanisme Direktur pengganti berikut pelimpahan wewenangnya
mengacu pada matriks kewenangan Direksi yang diatur secara terpisah melalui
Surat Keputusan Direksi.
4.5.3. Pemberhentian Direksi
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.39
Alasan pemberhentian dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Direksi
yang bersangkutan antara lain: 40
1. Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak
manajemen;
2. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
3. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan-undangan dan/atau
ketentuan Anggaran Dasar;
4. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara;
5. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang seharusnya
dihormati sebagai anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara;
6. Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap;
7. Mengundurkan diri.
39
40
AD Pasal 10 ayat 6
AD Pasal 10 ayat 15
21
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
4.6.
41
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor ; PER 01/MBU/2011 Bab X, Pasal 40 ayat 1
22
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
BAB V
Kegiatan Antar Organ Perseroan 29
AD Pasal 20 ayat 2
AD Pasal 21 ayat 1
44
AD Pasal 21 ayat 1 huruf a dan b
45
AD Pasal 21 ayat 2
46
AD Pasal 21 Ayat 4
47
AD Pasal 21 Ayat 7
48
AD Pasal 22
49
AD Pasal 25 Ayat 1 huruf a
50
AD Pasal 24 Ayat 1
43
23
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Direksi wajib menyusun RKAP sebagai penjabaran dari RJP setiap tahun. 51 RKAP
berfungsi sebagai acuan bagi Direksi dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan
pengurusan Perseroan setiap tahunnya yang sekurang-kurangnya memuat:52
1. Ringkasan eksekutif;
2. Pendahuluan;
3. Realisasi dan prognosa anggaran tahun berjalan;
4. Capaian kinerja Perseroan tahun berjalan;
5. Rencana kerja dan anggaran Perseroan tahun yang akan datang;
6. Proyeksi keuangan Perseroan dan anak perusahaan tahun yang akan dating;
7. Penerapan manajemen risiko;
8. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; dan
9. Penutup
Tata Cara:
1. Direksi melakukan penyusunan rancangan RKAP melalui Rapat Direksi dan
mengirimkan hasilnya kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah Dewan Komisaris
sebelum disampaikan kepada RUPS, paling lambat 90 (Sembilan puluh) hari
sebelum dimulainya tahun buku RKAP;
2. Dewan Komisaris menelaah rancangan RKAP yang disampaikan Direksi dan bila
dipandang perlu, memberikan masukan/nasehat untuk perbaikan rancangan RKAP
dan mengirimkannya kepada Direksi atau disampaikan dalam Rapat Dewan
Komisaris yang khusus diadakan untuk membahas bersama rancangan RKAP paling
lambat 15 (lima belas) hari setelah menerima rancangan RKAP dari Direksi;
3. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan RKAP untuk diajukan ulang kepada Dewan Komisaris setelah
ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima
masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
4. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan RKAP yang telah diperbaiki dan
ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 5 (lima) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
5. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima usulan
RKAP maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan RKAP tersebut;
6. Direksi menyampaikan rancangan RKAP yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum
dimulainya tahun buku RKAP;
7. Pengesahan atas RKAP yang diajukan Direksi diberikan paling lambat 30 hari setelah
periode anggaran berjalan;
8. Pemegang Saham dapat mengundang Direksi untuk melakukan rapat teknis
pembahasan rinci dimana Direksi menjelaskan usulan RKAP yang diajukan;
9. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS untuk pengesahan RKAP,
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS;
51
52
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 28/PMK.06/2013 Bab II Bagian Pertama Pasal 2 ayat 2
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 28/PMK.06/2013 Bab II Bagian Ketiga Pasal 12
24
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
25
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Tatacara:
1. Direksi menyiapkan rancangan Laporan Tahunan pada periode bulan Januari
Februari tahun berikutnya menyesuaikan dengan penyelesaian laporan keuangan
yang telah diaudit oleh akuntan publik;
2. Direksi menyampaikan rancangan Laporan Tahunan kepada Dewan Komisaris paling
lambat awal April disertai surat pengantar;
3. Dewan Komisaris menelaah rancangan Laporan Tahunan dan bila dipandang perlu,
memberikan masukan/nasehat untuk perbaikan;
4. Dewan Komisaris mengirimkan masukan/nasehat untuk perbaikan Laporan Tahunan
kepada Direksi atau menyampaikannya dalam Rapat Dewan Komisaris yang khusus
diadakan untuk membahas Laporan Tahunan paling lambat 15 (lima belas) hari
setelah menerima rancangan Laporan Tahunan dari Direksi;
5. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan Laporan Tahunan untuk diajukan ulang kepada Dewan
Komisaris setelah ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah menerima masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
6. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan Laporan Tahunan yang telah diperbaiki
dan ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 5 (lima) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
7. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima
rancangan Laporan Tahunan maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan
Laporan Tahunan tersebut;
8. Direksi menyampaikan Laporan Tahunan yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku
berakhir dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;
9. Persetujuan atas Laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan oleh
RUPS dilakukan paling lambat pada akhir bulan keenam setelah tahun buku berakhir;
Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, paling lambat 14
hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal undangan dan tanggal RUPS;
10. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan, paling lambat bulan Juni;
11. RUPS memberikan keputusan terhadap Laporan Tahunan yang diajukan.
Standard Operating Procedures (SOP) untuk penyusunan, pembahasan, penyampaian
laporan triwulanan dan laporan tahunan akan diatur secara lebih rinci dalam Pedoman
Penyusunan Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.
5.1.3. Penyelenggaraan RUPST Dalam Rangka Pengesahan RJPP
Direksi berkewajiban untuk menyiapkan pada waktunya RJPP dan RKAP, termasuk
rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan
Perseroan serta menyampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham.
RUPS ini diselenggarakan oleh Direksi yang dihadiri oleh Direksi, Dewan Komisaris dan
Pemegang Saham untuk membahas dan meminta pengesahan RJPP yang telah disusun
oleh Direksi.
26
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
RJPP wajib disusun oleh Direksi setiap lima tahun sekali sebagai acuan bagi Direksi
dalam menyelenggarakan Perseroan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
RJPP sekurang-kurangnya memuat:
1. Pendahuluan;
2. Evaluasi pelaksanaan RJPP sebelumnya;
3. Posisi Perseroan saat ini;
4. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan RJPP;
5. Penetapan Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program Kegiatan Rencana Jangka
Panjang;
6. Proyeksi Keuangan dan investasi.
Tujuan penyusunan RJPP adalah untuk:
1. Mendefinisikan Visi dan Misi Perseroan;
2. Mengungkapkan prioritas-prioritas yang ingin diraih dan kinerja (performance)
yang diperlukan;
3. Menyusun rencana strategis untuk meningkatkan daya saing Perseroan dalam
rangka mencapai visi, misi, dan sasaran Perseroan.
Tatacara:
1. Direksi menyiapkan rancangan RJPP, paling lambat akhir Maret pada tahun
terakhir masa RJPP yang sedang berjalan;
2. Direksi mengirimkan rancangan RJPP kepada Dewan Komisaris untuk ditelaah
paling lambat 150 (seratus lima puluh) hari sebelum berlakunya RJPP;
3. Dewan Komisaris menelaah
RJPP dan bila dipandang perlu, memberikan
masukan/nasehat untuk perbaikan;
4. Dewan Komisaris mengirimkan masukan/nasehat untuk perbaikan RJPP kepada
Direksi atau menyampaikannya dalam Rapat Dewan Komisaris yang khusus
diadakan untuk membahas rancangan RJPP paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah menerima rancangan RJPP dari Direksi;
5. Bila masukan/nasehat Dewan Komisaris dapat diterima, Direksi melakukan
perbaikan rancangan RJPP untuk diajukan ulang kepada Dewan Komisaris setelah
ditandatangani oleh semua Direksi paling lambat 15 (lima belas) hari setelah
menerima masukan/nasehat dari Dewan Komisaris;
6. Dewan Komisaris menelaah ulang rancangan RJPP yang telah diperbaiki dan
ditandatangani oleh Direksi dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya perbaikan dari Direksi;
7. Apabila Dewan Komisaris sudah tidak ada masukan lagi dan dapat menerima
rancangan RJPP maka Dewan Komisaris menandatangani rancangan RJPP tersebut;
8. Direksi menyampaikan rancangan RJPP yang telah ditandatangani semua Dewan
Komisaris dan Direksi kepada RUPS, paling lambat 90 (sembilan puluh) hari
sebelum dimulainya periode RJP;
9. Persetujuan atas rancangan RJP yang diajukan Direksi oleh RUPS dilakukan paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya periode RJP;
27
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
10. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS;
11. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan paling lambat pada akhir bulan Juni;
12. RUPS memberikan putusan terhadap RJPP yang diajukan.
Standard Operating Procedures (SOP) untuk penyusunan, pembahasan, penyampaian,
dan pengesahan rancangan RJPP akan diatur secara lebih rinci dalam Pedoman
Penyusunan RJPP
5.1.4. Penyelenggaraan RUPST Dalam Rangka Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebagai Auditor Eksternal
Penunjukan KAP adalah kegiatan penunjukan auditor eksternal untuk melakukan audit
keuangan atas laporan keuangan tahunan Perseroan. Penunjukan KAP didasarkan
pengertian tersebut diatas dimaksudkan untuk mendapatkan KAP yang memiliki
reputasi (reputable) internasional dan memenuhi persyaratan standar profesional
akuntan publik.
Tatacara:
1. Dewan Komisaris menyusun Term Of Reference (TOR) dan short list dari KAP yang
direkomendasikan untuk disampaikan kepada Direksi, paling lambat akhir bulan Juli
sebelum berakhirnya tahun buku yang akan diaudit;
2. Direksi membentuk Panitia Pengadaan Jasa KAP yang terdiri dari Fungsi Pengadaan,
fungsi terkait lainnya, serta dipantau oleh Komite Audit;
3. Panitia Pengadaan melaksanakan proses lelang pengadaan jasa KAP sesuai
ketentuan yang berlaku, paling lambat dalam jangka waktu 42 (empat puluh dua)
hari kalender;
4. Panitia Pengadaan mengajukan usulan pemenang lelang pengadaan jasa KAP
kepada Direksi;
5. Direksi mengirimkan usulan pemenang lelang pengadaan jasa KAP kepada Dewan
Komisaris dengan menyampaikan alasan usulan tersebut dan besarnya honorarium
yang diusulkan untuk jasa KAP tersebut;
6. Berdasarkan usulan pemenang lelang yang diterima dari Direksi, Dewan Komisaris
selanjutnya akan menyampaikan kepada RUPS nama KAP yang dicalonkan untuk
ditunjuk sebagai auditor eksternal yang akan melakukan audit atas laporan
keuangan tahunan Perseroan berikut honorarium yang diusulkan untuk auditor
eksternal tersebut;
7. RUPS memberikan putusan untuk menunjuk KAP yang akan ditugaskan sebagai
auditor eksternal paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sebelum berakhirnya tahun
buku yang akan diaudit;
8. Direksi mengirimkan undangan penyelenggaraan RUPS Tahunan, selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum RUPS tidak termasuk tanggal
undangan dan tanggal RUPS.
28
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
5.2 Perbuatan Direksi yang Memerlukan Persetujuan dan Tanggapan Tertulis Dewan
Komisaris
5.2.1 Perbuatan Direksi yang memerlukan Persetujuan Dewan Komisaris
Dalam melaksanakan perbuatan tertentu yang kewenangannya tidak sepenuhnya
diserahkan kepada Direksi, Direksi harus memperoleh persetujuan dari Dewan
Komisaris sebelumnya.
Adapun perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris
adalah:
1. Mengagunkan aktiva tetap yang diperlukan dalam melaksanakan penarikan kredit
jangka pendek;
2. Mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain berupa penjaminan
bersama, kontrak manajemen, kerjasama lisensi, penyewaan asset dan kerjasama
lainnya yang diperlukan oleh Perseroan dalam rangka mencapai maksud dan
29
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
3.
4.
5.
6.
7.
tujuannya dengan ruang lingkup, nilai atau jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh RUPS;
Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangan, menerima atau memberikan
pinjaman jangka menengah/panjang termasuk pinjaman yang diberikan kepada anak
perusahaan Perseroan;
Menghapuskan dari pembukuan piutang macet dan persediaan barang mati;
Melepaskan dan menghapuskan Aktiva Tetap bergerak dengan umur ekonomis yang
lazim berlaku dalam industry pada umumnya sampai dengan 5 (lima) tahun;
Melakukan transaksi yang bernilai sama atau melebihi 25% hingga 50% dari nilai
ekuitas Perseroan dengan mengacu pada butir 5.3;
Menetapkan struktur organisasi.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan
dokumen secara lengkap dari Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan keputusan
atas permohonan tersebut.
5.2.2 Perbuatan Direksi yang memerlukan tanggapan tertulis Dewan Komisaris untuk
persetujuan RUPS
Dalam melaksanakan beberapa perbuatan, Direksi harus mendapatkan tanggapan
tertulis dari Dewan Komisaris untuk persetujuan dari RUPS. Adapun perbuatanperbuatan dimaksud yaitu: 53
1.
2.
3.
4.
53
AD Pasal 11 ayat 10
30
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Transaksi yang bernilai sama atau melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari nilai
ekuitas Perseroan, harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris.
Transaksi yang bernilai sama atau melebihi 50% (lima puluh persen) dari nilai ekuitas
Perseroan harus memperoleh persetujuan RUPS.
31
Board Manual
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Isi dari Board Manual ini dapat dilakukan perbaruan dan revisi sesuai dengan perkembangan
dan dinamika usaha yang dihadapi Perseroan sesuai dengan penerapan peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam hubungan kerja
antara tiga organ Perseroan, diharapkan kegiatan usaha perseroan dapat dilaksanakan secara
harmonis dengan berlandaskan prinsip-prinsip GCG dalam upaya untuk mencapai Visi dan
Misi perusahaan yang telah ditetapkan.
32