Koagulasi
Koagulasi
Program Studi
Teknik Lingkungan
Jumlah SKS
Pengajar
Sasaran Belajar
I PENDAHULUAN
Tinjauan umum
Jar test
Mekanisme koagulasi
Pengadukan cepat
Kriteria desain
II PENYAJIAN
2.1 UMUM
Koagulasi-flokulasi merupakan dua proses yang terangkai menjadi
kesatuan proses tak terpisahkan. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi
koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan
pembubuhan bahan kimia (koagulan) yang menyebabkan pembentukan inti flok
(presipitat). selanjutnya diikuti oleh proses flokulasi, yaitu penggabungan inti
flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat
mengendap. Proses koagulasi-flokulasi dapat digambarkan secara skematik pada
gambar berikut,
Circumference(cm) 2 r (Keliling)
RotationSp eed (rpm) a / min (Kecepatan putar)
CircumferenceSpeed (cm / min) 2 r a (kecepatan lingkar)
CircumferenceSpeed (cm / sec)
2 r a
(kecepatan lingkar)
60
Selanjutya
rumus
dapat
a1 (rpm) 40
60
2 r
60
a2 (rpm) 15
2 r
5.4
5.2
5.0
4.8
4.6
4.4
4.2
4.0
3.8
3.6
3.4
3.2
3.0
2.8
2.6
2.4
2.2
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
40cm/s
15cm/s
50
100
150
200
250
300
350
400
Nilai pH air olahan harus dikontrol sebab koagulan dapat menurunkan nilai
pH dibanding pH air baku. Range pH untuk standar kualitas air adalah 6,5
8,5.
6. Alkalinitas
Koagulan menurunkan nilai alkalinitas. Jika alkalinitas tidak cukup, proses
koagulasi tidak akan berhasil dan nilai pH bisa tidak stabil akibat turunnya
kapasitas buffer.
7. Temperatur
Pada daerah dingin, suhu merupakan parameter penting untuk dimonitor
karena berpengaruh terhadap koagulasi. Namun, direkomendasikan untuk
mencatat suhu pada saat musim panas untuk bahan referensi.
Tabel 7.1 Contoh Bentuk tabel jar test
Sampel
Kondisi perlakuan
Item
Air
baku
Alum
15
20
25
30
35
40
Pemb. flok
smal
l
mid
large
large
large
large
Sedimentasi
slow
fast
fast
fast
fast
fast
Turbiditas
50
25
15
11
10
pH
7.5
7.2
7.0
6.8
6.6
6.4
6.2
Alkalinitas
30
25
24
22
21
19
17
Temperatur
25
Pembanding
AA
Evaluasi
Keterangan
Coagulan
t
Koagulan
Gambar 9.4
permukaan air. Makin besar tekanan udara, kecepatan gelembung udara yang
dihasilkan makin besar dan diperoleh turbulensi yang makin besar pula.
III PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
Koagulasi adalah proses pembentukan koloid yang stabil menjadi koloid
yang tidak stabil dan membentuk flok-flok dari gabungan koloid yang berbeda
muatan. Jar test dioperasikan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi
koagulasi yang paling baik melalui metode uji coba.
Dalam proses koagulasi dibutuhkan pengadukan cepat untuk membentuk
flok. Pengadukan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara mekanis, cara
hidrolis, dan cara pneumatis
3.2 SOAL TES FORMATIF
Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh
mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Jelaskan perbedaan ketiga jenis pengadukan cepat !
2. Bak pengaduk cepat direncanakan digunakan untuk mengolah air sungai
dengan debit pengambilan Q = 100 L/detik. Proses pengadukan
menggunakan pengadukan mekanis dengan menggunakan motor
penggerak. Rencanakan bak pengaduk cepat tersebut
3.3 UMPAN BALIK
Diskusi dan memberikan pertanyaan untuk memonitor penerimaan
mahasiswa akan bahan kuliah yang disajikan.
3.4 DAFTAR PUSTAKA
Qasim, Syed R, Edward M. Motley, dan Guang Zhu, Water Works Engineering:
Planning, Design dan Operation, Prentice Hall PTR, Upper Saddle River, NJ
07458, 2000.
Reynolds, Tom D. dan Richards, Paul A., Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering, 2nd edition, PWS Publishing Company, Boston,
1996.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6774: 2008 tentang Tata cara perencanaan
unit paket instalasi pengolahan air, Badan Standarisasi Nasional
10