Nama
: Arum Subekti
NIM
: 4401414044
Prodi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada
tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang
ditemukan tersebut.
3.Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Pada tahap ini, guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini guru membantu
peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya,
sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban
pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model.
5.Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini, guru
meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta didik menganalisis
dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap
kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru memberikan
penguatan, Dengan demikian peserta didik memiliki konsep yang bulat tentang
kompetensi dasar yang dipelajari.
Discovery Learning meliputi beberapa tahap berikut ini :
Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan,
dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan
membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta
didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada
kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan
untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga
akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik
untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu
alternatif mengalami kegagalan.
Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta
didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya
untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai
kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber
yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga
menjadi suatu kesimpulan.
Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi
peserta didik.
2. Penilaian pada Permendikbud 2016
Assesmen kurikulum 2013 berdasarkan peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI:
a. Standar Penilaian Pendidikan : kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
b. Penilaian : Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur hasil
belajar siswa.
c. Pembelajaran : proses interaksi antar siswa, antar siswa dan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
d. Ulangan : proses untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa secara
berkelanjutan.
e. US : kegiatan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa sbg pengakuan
prestasi belajar dan penyelesaian suatu satuan pendidikan.
f. KKM : kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang
mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak
pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar
pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran
dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil
evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Penilaian Formal
Penilaian proses formal adalah sebaliknya dari penilaian informal. Penilaian
formal adalah teknik pengumpulan informasi yang didesain untuk mengidentifikasi
dan merekam pengetahuan dan keterampilan siswa. Tidak sama dengan penilaian
proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan
dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang
kemajuan siswa.
Penilaian Nonformal/Informal
Penilaian nonformal bisa
berupa
komentar-komentar
guru
yang