Anda di halaman 1dari 7

TELAAH KURIKULUM 1

ANALISIS PERMENDIKBUD TAHUN 2016

Nama

: Arum Subekti

NIM

: 4401414044

Prodi

: Pendidikan Biologi / Rombel 1

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

1. Analisis Permendikbud Tahun 2016


Pada Permendikbud Nomor 022 tahun 2016 terdiri dari dua pasal yaitu pasal 1
dan pasal 2. Pasal 1 dan pasal 2 berisi mengenai Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah yang selanjutnya disebut Standar Proses merupakan kriteria mengenai
pelaksaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Yang selanjutnya tercantum pada
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Adapun pembelajaran yang digunakan berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) bertujuan
untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar
matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran). Sedangkan, pembelajaran
berbasis pemecahan masalah (project based learning) bertujuan untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya.

Model Inquiry Learning


Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal
sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam
model inkuiri terdiri atas:
Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta
atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.

Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih


peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik
terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik
dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban
dari pertanyaan yang diajukan.
Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan,
sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau
yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.
Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Melalui pembelajaran berbasis proyek, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar
yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada
para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai
cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum 2013
memiliki tahapan sebagai berikut:
1.Orientasi peserta didik terhadap masalah Pada tahap ini, guru harus menjelaskan
tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta didik tahu apa
tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas, bagaimana guru
akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar
kepada peserta didik. Guru harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk
terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
2.Mengorganisasikan peserta didik Pada tahap ini, guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta didik membentuk

kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada
tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang
ditemukan tersebut.
3.Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Pada tahap ini, guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini guru membantu
peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya,
sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban
pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model.
5.Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini, guru
meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta didik menganalisis
dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap
kelompok. Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru memberikan
penguatan, Dengan demikian peserta didik memiliki konsep yang bulat tentang
kompetensi dasar yang dipelajari.
Discovery Learning meliputi beberapa tahap berikut ini :
Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan,
dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi
pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat
pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan
membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta
didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada
kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan
pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan
untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga
akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik

untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu
alternatif mengalami kegagalan.
Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta
didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya
untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih
keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk
mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai
kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber
yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga
menjadi suatu kesimpulan.
Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk
menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan
yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi
peserta didik.
2. Penilaian pada Permendikbud 2016
Assesmen kurikulum 2013 berdasarkan peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI:
a. Standar Penilaian Pendidikan : kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
b. Penilaian : Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur hasil
belajar siswa.
c. Pembelajaran : proses interaksi antar siswa, antar siswa dan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
d. Ulangan : proses untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa secara
berkelanjutan.
e. US : kegiatan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa sbg pengakuan
prestasi belajar dan penyelesaian suatu satuan pendidikan.
f. KKM : kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang
mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan
dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak
pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain
itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar
pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil
pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran
dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil
evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
pembelajaran.
Penilaian Formal
Penilaian proses formal adalah sebaliknya dari penilaian informal. Penilaian
formal adalah teknik pengumpulan informasi yang didesain untuk mengidentifikasi
dan merekam pengetahuan dan keterampilan siswa. Tidak sama dengan penilaian
proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan
dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang
kemajuan siswa.
Penilaian Nonformal/Informal
Penilaian nonformal bisa

berupa

komentar-komentar

guru

yang

diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik


menjawab pertanyaan guru, pada waktu siswa atau beberapa siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang siswa memberikan
komentar terhadap jawaban guru atau siswa lainnya, dengan demikian berarti guru
telah melakukan penilaian nonformal/informal terhadap performansi siswa tersebut.
3. Materi Biologi kelas VII-IX SMP:
Ciri-ciri dan klasifikasi makhluk hidup, sistem organisasi kehidupan.
Sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, struktur rangka, otot, struktur dan
fungsi sistem ekskresi pada manusia.
Fotosintesis,respirasi, dan struktur jaringan tumbuhan.
Zat aditif makanan, zat adiktif, dan psiktropika.
Interaksi antar makhluk hidup dan lingkungan, pencemaran dan pemanasan global.

Sistem reproduksi manusia, tumbuhan, dan hewan.


Pewarisan sifat.
Tanah an organisme yang hidup didalamnya.
Pertumbuhan penduduk dan dampaknya bagi lingkungan
Produk bioteknologi dan penerapannya dalam produks pangan.
Produk teknologi yang merusak dan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai