Studi Kasus
Studi Kasus
H DENGAN DENGUE
HEMORAGHIC FEVER (DHF) GRADE 2 DI RUANGAN
ANAK RSUD DR. M ZEIN PAINAN
STUDI KASUS
KEPERAWATAN ANAK
OLEH :
MONALISA ELYANTI
12121722
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat allah SWT atas rahmat serta
hidayah-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan Studi kasus yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada An. H dengan Dengue Hemoraghic Fever (Dhf)
Grade 2 Di Ruangan Anak Rsud Dr. M Zein Painan dengan baik.
Shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah SWT semoga
disampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah meberikan contoh teladan
bagi manusia untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
Dalam penulisan Studi kasus ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bimbingan dan dorongan berbagai pihak akhirnya
penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Studi kasus ini tersusun berkat bantuan
dan kerjasama dari berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Ns. Vivi Syofia Sapardi, S.Kep, selaku Pembimbing yang telah
mengarahkan, memberikan masukan dan bimbingan serta meluangkan
waktunya untuk memberikan petunjuk dan tuntunan dalam menyelesaikan
studi kasus ini.
2. Ibu Ns.Gustina,S.Kep selaku pembimbing klinik yang telah bersedia
membimbing dan memberikan arahan selama dinas di RSUD M.Zein Painan
khususnya di ruang rawat inap anak
3. Pasien dan keluarga pasien yang telah mau kooperatif dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
4. Bapak Ns. Zulham Efendi, M.Kep, selaku ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
STIKes
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan
oleh karena virus dengue yang termasuk golongan abrovirus melalui gigtan
nyamuk Aedes Aegygti betina. Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang
biasa disebut Demam Berdarah Dengue (DBD), pertama kali ditemukan pada
tahun 1968 sampai sekarang, seringkali menjadi penyebab kematian terutama
pada anak remaja dan dewasa. DHF juga telah menyebar hampir ke seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat
(Hidayat, 2006).
Demam berdarah (DBD) merupakan suatu penyakit epidemic akut
yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam
ringan sampai tinggi, di sertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan
persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010).
Sekitar 2,5 milyar (2/5 penduduk dunia) mempunyai resiko untuk
terkena infeksi virus dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropics
pernah mengalami letusan DBD kurang lebih 500.000 kasus setiap tahun
dirawat dirumah sakit dan ribuan orang meninggal (Soedarto, 2012).
Pada tahun 1953, Quaintos dkk melaporkan kasus DBD di filifina,
kemudian di susul Negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Kasus DBD
pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1986 (di Jakarta dan
Surabaya). Pada tahun-tahun selanjutnya DBD cenderung meningkat
(Mekadiana, 2007). Kasus DBD di indonesia sampai dengan tahun 2007, telah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan anak pada anak H dengan
Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada anak H dengan Dengue
Hemorhagic Fever Grade 2
b. Mampu membuat analisa data dan menegakkan diagnosa sesuai
dengan keluhan pada saat pengkajian dan pada anak H dengan
Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
c. Mampu membuat perencanaan sesuai dengan diagnosa yang telah
ditegakkan pada anak H dengan Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
d. Mampu melakukan perencanan yang telah dibuat pada anak H
dengan Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
e. Mampu mengevaluasi keadaan anak H setelah diberikan intervensi
pada anak H dengan Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
f. Mampu mendokumentasikan hasil yang telah dilakukan pada anak H
dengan Dengue Hemorhagic Fever Grade 2
3. Manfaat
1. Bagi institusi rumah sakit
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktek asuhan keperawatan khususnya pada pasien
dengue hemoraghic fever (DHF)
2. Bagi institusi pendidikan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit DHF
1. Defenisi
Dengue haemoragic fever (DHF) / DBD adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfodenopati dan diaresis hemoragik (Aru. W. Sudoyo, 2006)
Dengue hemoragic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat
pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi
yang disertai leukopenia, dengan / tanpa ruam (rash) dan limfadenopati.
Thrombocytopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (Noer Syaifullah,
2010).
Dengue haemorhagic fever adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypty (Nursalam, 2005)
Dengue Hemoragic Fever merupakan penyakit yang disebabkan
oleh karena virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui
gigitan nyamuk aides aigepti betina, penyakit ini lebih dikenal dengan
sebutan Demam Berdarah Dengue (Hidayat, 2012).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa demam
berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan menifestasi klinis demam disertai gejala perdarahan dan
bila timbul renjatan dapat menyebabkan kematian.
2. Etiologi
Disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
flavivirus keluarga floviviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang semuanya dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue dapat beraplikasi pada nyamuk genius Aedes
(stegomya) dan toxorhynchites (Aru W. Sudoyo, 2006).
masih
menganut
The
Secondary
Heterologous
Infection
3. Anaotomi Fisiologi
Protein
Lemak
Karbohidrat : Glukosa
Elektrolit
: Na, K, cholida
Vitamin
: K, A, B, C
b. Sel-sel darah
1) Eritosit (SDM)
Diperoduksi oleh sum-sum tulang, umumnya + 120 hari setelah itu
dihancurkan oleh lien (limfa). Bahan-bahan pembentukan adalah
protein, zat besi, vitamin B12 As folat. Di dalam entrosit terdapat
suatu zat disebut haemoglobin yang berfungsi untuk memberi zat
warna merah pada darah, untuk menginkat O2 dan CO2 dari
jaringan kembali ke paru-paru. HB diperiksa dengan cara SHALI
jumlah normal eritosit adalah :
Laki-laki
Perempuan
Jumlah normal HB :
Laki-laki
: 12 14 gr%
Perempuan
: 13 16 gr%
2) Leukosit (DSP)
Bentuk dan ukuran bervariasi, tetapi lebih besar dari eritosit jumlah
normalnya : 7000 10.000 butir / cc darah
3) Trombosit
Lebih kecil dari eritosit, diamter 2 4 mikron, diproduksi oleh
sum-sum tulang.
-
Tormbosit
Trombositosis
: < 2000 / cc
: > 2000 / cc
WOC DHF
Inkubasi 2 - 7 hari
- Demam
- Nyeri otot dan sendi
MK: - Hipertermi
- gangguan rasa
nyaman :nyeri
Ruam
limFodenopati
asresi trombosit
Trombositopenia
Hovopolemia
gangguan sirkulasi
hipotensi
hipoksia jaringan
shock
masuk ke peluara
Faktor koagulasi menurun
TD menurun
Nadi cepat dan halus
MK: Resti shock
hipovolemik
Perdarahan
MK: - Devisit Vol.cairan
- Efiktasis
- Resi shock
- Hematemesis
hipovolemik
- Melena
- Ptekie, ekimosis, purpura
- edema paru
- atelektosis
MK: pola nafas
tedak efektif
anoksia
jaringan
asidosis
metabolik
kematian
MK: perubahan
perfusi jaringan
Shcok
- Edema papebra
- Asites
- Edema tangan dan kaki
MK: - ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
- Gangguan aktivitas
5. Manifestasi Klinis
a. demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretik.
b. Manifestasi Perdarahan
8.
a. Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-kadang
batuk.
b. Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
c. Pembesaran hati
d. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba, TD
menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran.
9.
10.
11.
12.
(Rampengan, 2007)
denyut nadi cepat, lemah, tekanan darah menurun disertai dengan kulit yang
dingin , lembab, dan gelisah.
a. Derajat IV
17.
teraba dan tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran,
sianosis dan asidosis.
18.
19. Komplikasi
a. Asodosis Metabolik
b. Kematian
20.
21.
: Lekosit menurun
2) Trombosit
3) Hematokrit
: Meningkat > 20 %
4) Hemostasis
6) GGOT/SGPT
7) Ureum, kreatinin
Hipoprotemia
: Meningkat
sebagai parometer
fungsi ginjal
8) Elektrolit
IgM :
IgG
26.
27.
28.
29. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit
1) Tirah baring
2) Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 2 liter
dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup),air tawar ditambah garam
3) Medikomentosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat
diberi kompres, anti piretik golongan asitaminofen.
b. Klien dengan tanda renjatan
1) Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan diatasi
2) Observasi keadaan umum, nadi, suhu dan pernafasan tiap jam, serta Hb
dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24jam
c. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
30.
yang dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
tampak hasilnya dapat diberikan plasma/ plasma ekspander/ dekstran/ prepat
hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama 24-48 jam
setelah renjatan teratasi.
31.
32.
33.
34.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis pada Klien DHF
1. Pengkajian
a. Identitas data
1) Identitas klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status diagnose
medis, tanggal masuk rumah sakit, keluarga yang dapat dihubungi,
catatan kedatangan, no MR.
2) Identitas orang tua (ayah dan ibu) nama, usia, pendidikan, pekerjaan,
alamat.
3) Identitas saudara kandung : nama, usia, hubungan, status kesehatan,
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2.
4.
demam dengue, klien biasa mengalami serangan ulang dengan tipe virus
yang lain.
1)
5.
3)
4)
8.
a. Suhu
9.
bayi
10.
1) Riwayat Imunisasi
11.
yang
kurang
bersih
seperti
air
yang
Rambut
Biasanya
- Hidung
Biasanya hidung
Biasanya membran
1) Thoraks
17.
kanan
19.
20.
Biasanya sonor
21.
22.
23.
24.
25.
Biasanya teratur
26.
27.
1) Jantung
1) Abdomen
28.
teraba
29.
1) Ekstremitas
30.
33.
34.
35.
a. Pola kebiasaan
1) Nutrisi
a) Makan : kaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan menurun /
berkurang.
b) Minum : Biasanya klien dianjuran banyak minum air putih + 1,5 2
liter/hari, minum susu, syrup dan jus jambu biji.
2) Eliminasi
a) Miksi : kaji apakah sering BAK, sedikit/ banyak. Pad DHF grade IV
sering terjadi hematuria.
kurang.
1) Istirahat dan tidur
37.
baik ekonomi atas, menengah dan bawah, serta bias juga terjadi pada
kalangan semua usia
a.
Data psikososial
39.
41.
2) Radiologi
42.
2. Intervensi Keperawatan
1.
2.
3.
4. N
NO
I
C
5.
1
6. a. Thermoregulation
Hipert
9.
7. emperature Regulation
Indi
10.
ktivitas Keperawatan :
a. Bina Ham dengan klien
dan keluarga
b. Monitor suhu minimal tiap
2 jam
c. Rencanakan monitoring
suhu secara continue
d. Monitor TD, nadi, dan RR
e. Monitor warna dan suhu
a. Suhu tubuh dalam
rentang normal
b. Nadi dan RR
kulit
f. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
g. Tingkatkan intake cairan
dalam rentang
normal
c. Tidak ada
perubahan warna
kehangatan tubuh
j. Ajarkan pada pasien cara
mencegah keletihan akibat
panas
k. Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek negatif dari
kedinginan
l. Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan penanganan
emergency yang
diperlukan
m. Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
n. Berikan anti piretik jika
perlu
11.
12.
2.
17.
c. Nutritional
Status : Food and
Fluid Intake
luid Management
18.
A
ktivitas Keperawatan
a. Keseimbangan
14.
urin out put lebih
dari 1300 mL/hari
(paling sedikit 30
mL/jam)
b. Tekanan darah,
nadi, dan suhu
normal
c. Turgor kulit baik,
membran mukosa
dan lidah lembab,
orientasi tempat,
baik
d. Pasien mampu
dari odema
n. Bari cairan sesuai
untuk mencegah
dan mengatasi
keperluan
o. Beri obat yang dapat
kehilangan cairan
meningkatkan output urin
16.
19.
3.
24.
utrition management
Status : Food and
25.
Fluid Intake
c. Nutritional
Status : Nutrient
Intake
d. Weight Control
ktivitas Keperawatan :
a. Bina ham dengan klien
dan keluarga
b. Kaji adanya alergi
22. makanan
c. Kolaborasi dengan ahli
Indi
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
e. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
a. Intake adekuat
b. Berat badan ideal
vitamin C
f. Berikan substansi gula
g. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
sesuai dengan
mencegah konstipasi
h. Berikan makanan yang
mengidentifikasi
terpilih ( sudah
kebutuhan nutrisi
d. Tidak ada tanda-
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
i. Ajarkan pasien bagaimana
tanda malnutrisi
e. Menunjukkan
kandungan kalori
k. Berikan informasi tentang
penurunan berat
kebutuhan nutrisi
26.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Nama anak
: An. H
Tempat / tanggal lahir : Air haji / 26 Agustus 2007
Umur
: 8 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SD kelas 3 (Tiga)
Anak ke : 2 (dua)
BB/TB
: 25 Kg / 110 Cm
Alamat
: Air haji, Lalang panjang
Nama ibu
: Ny. S
43.
Nama ayah
Umur
44.
: 43 tahun
Pekerjaan
: Guru
Pekerjaan
Pendidikan
: Swasta
45.
: Sarjana
Pendidikan
Alamat
: STM
46.
47.
48.
49.
50.
: Tn. S
: 43 tahun
DX. Medis
No. RM
Tanggal Masuk RS
Umur
51.
52.
II. Keluhan Utama
53.
RSUD. M.Zein Painan dengan keluhan utama demam sejak 3 hari yang lalu, panas
naik turun dengan suhu tubuh An. H 37,9 0C, disertai dengan keluarnya darah dari
hidung sebelah kanan.
III.Riwayat Kesehatan
C. Ibu An.H mengatakan bahwa anaknya tidak nafsu makan, minum jarang,
setiap An.H minum 2 teguk An.H merasa kenyang, mukosa bibir kering, An.H
juga mengatakan sulit tidur dikarenakan An.H tidak betah berada di rumah sakit,
An.H mengatakan merasa bosan berada di rumah sakit. An.H juga merasa cemas
karena terlalu lama berada dirumah sakit dan tidak ingin terlalu lama berada di
rumah sakit. Aktifitas An. H dibantu oleh ibu nya, setiap An.H ke kamar mandi
di bantu oleh ibunya.
56.
57.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
58.
ada yang menderita penyakit yang sama dengan An.H (DHF). Ibu An.H juga
mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit keturunan lainnya.
59.
60.
61.
62.
Genogram
63.
64.
Keterangan :
65.
: Laki-laki
66.
: Perempuan
67.
: Meninggal
68.
69.
: Klien
70.
mempunyai satu kakak laki-laki, kakan An. H masih duduk di kelas 5 SD. An. H
tinggal bersama ibu, ayah dan kakaknya. Ibu An. H mengatakan bahwa kedua
anaknya lebih dekat dengan ibunya dari pada ayahnya. An. H masih mempunyai
kakek dan nenek kecuali ayah dari ibunya telah meninggal. Ibu An. H
mengatakan bahwa An. H dekat dengan seluruh keluarganya baik itu dari
keluarga ibunya maupun ayahnya.
IV.
bersih. Ibu mengatakan bak mandi di rumahnya di kuras satu kali seminggu, ibu
juga mengatakan terdapat beberapa ban bekas dan kaleng-kaleng cat bekas untuk
menanam bunga. Ibu juga mengatakan lingkungan rumah belum pernah di
semprot untuk pencegahan penyakit demam berdarah ini.
V.
Riwayat Psikososial
a. An. H tinggal bersama ibu, ayah serta kakaknya;
b. Hubungan antar anggota keluarga harmonis;
c. An. H di asuh oleh kedua orang tuanya
anaknya tidak ada yang terganggu dan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan berdasarkan usia.
73.
74.
VII.
Imunisasi
75.
Jenis
76.
Usia
77.
Usia
78.
Usia
imunisasi
Pemberian I
Pemberian II
Pemberian III
79. BCG
80. Lengkap
81. Lengkap
82. Lengkap
83. HEPATITIS 84. Lengkap
85. Lengkap
86. Lengkap
87. DPT
88. Lengkap
89. Lengkap
90. Lengkap
91. POLIO
92. Lengkap
93. Lengkap
94. Lengkap
95. CAMPAK
96. Lengkap
97. Lengkap
98. Lengkap
99.
VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola pemenuhan nutrisi
1. Pemberian ASI
100.
Pertama kali disusui : Sejak dilahirkan
101.
Cara pemberian
: Menetek / disusui
langsung
102.
Lama pemberian
2. Pemberian PASI
103.
Alasan pemberian
selama 2 tahun
104.
Jumlah pemberian
105.
Cara pemberian
: dengan menggunakan
gelas
106.
107.
108.
109.
b. Pola tidur
110. Kondisi
Jam tidur
113.
Siang
114.
111. Sehat
115.
116. Kadang ada tidur siang
1 jam
117. >8 jam/hari
Malam
Pola tidur
Kebiasaan sebelum
118. Baik
tidur
Kesulitan tidur
120.
112.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
119. Ada
121. Ada
129.
c. Pola aktifitas/latihan/OR/bermain/hoby
130.
131.
132.
Kondisi
Program olah raga
Jenis dan frekuensi
Kondisi setelah olar
Sehat
133.
Sakit
136.
Tidak ada
134.
Tidak ada
137.
Tidak ada
135.
Tidak ada
138.
Tidak ada
Tidak ada
raga
139.
d. Pola kebersihan diri
Sakit
2 jam/hari
<7 jam/hari
Baik
Ada
Ada
140.
141.
142.
Kondisi
Mandi
143.
Sehat
150.
151.
Sakit
160.
161.
Cara
144.
Mandi sendiri
152.
Kompres badan
162.
Frekuensi
145.
2x/hari
153.
2x/hari
163.
Alat mandi
Cuci rambut
146.
Frekuensi
147.
2x seminggu
156.
Belum pernah
166.
Cara
Oral hygiene
148.
Dengan sampo
157.
158.
Tidak ada
167.
168.
Frekuensi
149.
3x/hari
159.
2x/hari
169.
171.
172.
173.
Kondisi
BAB
174.
Sehat
180.
181.
Sakit
188.
189.
Tempat pembuangan
175.
Toilet
182.
Toilet
190.
Frekuensi
176.
Lunak
183.
Lunak
191.
Konsistensi
177.
Tidak ada
184.
Terpasang infuse
192.
Cara
170.
e. Pola Eliminasi
Kesulitan
BAK
178.
Tidak ada
185.
186.
Tidak ada
193.
194.
Tempat pembuangan
179.
Toilet
187.
Toilet
195.
Frekuensi
3-4x/hari
3-4x/hari
196.
f. Kebiasaan lain
197.
kebiasaan yang buruk seperti menggigit jari, menggigit kuku dan lain-lain.
198.
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
199.
klien masih tampak lemah, dan murung
2. TB / BB
200.
TB : 110 Cm
BB : 25 Kg
3. Kepala
201.
Bentuk kepala bulat, tidak terdapat benjolan pada kepala,
nyeri tekan tidak ada, tidak terdapat lesi, penyebaran rambut merata, warna
rambut hitam, keberssihan rambut cukup
4. Mata
202.
Mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterik,
konjungtiva anemis, ukuran pupil kecil, bentuk mata bulat, reaksi pupil bagus,
tidak terdapat nyeri tekan
5. Telinga
203.
Telinga simetris kiri dan kanan, terdapat sedikit serumen,
pendengaran masih bagus
6. Hidung
204.
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, secret tidak ada
7. Mulut
205.
Kebersihan mulut baik, mukosa bibir sedikit kering,
perdarahan pada gusi tidak ada, lidah bersih.
8. Leher
206.
ada
13. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
222.
223.
Leukosit
: 7600/mm
224.
Trombosit
: 88000/mm (N : 150.000-400.000/mm)
225.
Hematokrit
: 40%
226.
Hb
: 14,3gr/dl
b. Terapi
227.
IUVD RL 12 tts/i
228.
Ranitidin 2 x 20 gram
(N : 5000-10000/mm)
(N : 38-43%)
229.
1
4
230.
B. Analisa Data
232.
231.
233.
234.
235.
Masalah
Etiologi
Patofisiologi
239.
Kekurangan
Volume
cairan
240.
Kegagalan
dalam
mekanisme
pengaturan
241.
Data
No
Penunjang
236. 237.
DS :
1. a.
Ny. S
mengatakan
Anaknya hanya
minum sedikit
b.
Ny. S
mengatakan
Anaknya tidak
mau minum
banyak
c.
An. H
mengatakan
tidak suka
minum dan perut
terasa kenyang
kalau minum
terus
238.
DO:
a.
An. A
tampak lemah
b.
mukosa
bibir kering
c.
kulit An.
A sedikit kering
d.
Turgor
kulit jelek
Virus dengue
242.
Masuk aliran darah
243.
Viremia
244.
Komplemen
Antigenmeningkat
245.
246.
Pelepasan peptide
247.
Pembebasan histamine
248.
Peningkatan
permeabilitas dinding
pembuluh darah
249.
250.
Kebocoran plasma
251.
252.
Cairan dari
intravaskuler keluar ke
ekstravaskuler
253.
255. 256.
DS :
2. a.
Ny. S
mengatakan
Anaknya tidak
nafsu makan
b.
Ny.S
mengatakan nasi
nya tidak pernah
habis
c.
An. H
mengatakan
tidak mau makan
makanan rumah
sakit
257.
DO :
a.
An. H
tampak lemah
b.
porsi
tidak habis (1/4
porsi)
c.
konjungti
va anemis
271.
272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
254.
Kekurangan Volume
cairan
260.
Virus
261.
Masuk aliran darah
262.
Viremia
258.
Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
259.
Intake yang
tidak
adekuat
263.
Mekanisme tubuh
untuk melawan virus
264.
265.
Peningkatan asam
lambung
266.
267.
Mual,muntah
268.
Nafsu makan menurun
269.
270.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
C. Diagnosa
1.
2.
3.
4.
Tanggal
5.
6.
Tanggal
8.
k
9.
10.
8 februari
11.
12.
14.
k
15.
16.
8 februari
17.
18.
D
7.
1.
13.
2.
19.
D. Intervensi Keperawatan
1.
2.
3.
4. N
NO
I
C
5.
1.
6. 8.
kekura
Keseimbangan cairan
9.
10.
luid Management
11.
Indikator :
a. Keseimbangan
urin out put lebih
dari 1300 mL/hari
A
ktivitas Keperawatan
(paling sedikit 30
mL/jam)
b. Tekanan darah,
nadi, dan suhu
normal
c. Turgor kulit baik,
7.
membran mukosa
12.
orientasi tempat,
13.
15.17.
ketidak
Status nutrisi
19.
Indikator :
20.
a. Intake adekuat
b. Berat badan ideal
ktivitas Keperawatan :
utrition management
A
makanan
b. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
d. Berikan makanan yang
e. Tidak terjadi
terpilih ( sudah
penurunan berat
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
e. Berikan informasi tentang
18.
kebutuhan nutrisi
f. anjurkan makan sedikit tapi
sering
g. berikan penkes kepada
klien dan keluarga
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35. BAB IV
36. PENUTUP
A. Kesimpulan
37.
dengan dengue hemoraghic fever (DHF) grade 2 di ruangan anak kelas II RSUD Dr.
M Zein Painan,dari tanggal 8-14 februari 2016 dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Dalam melakukan pengkajian terhadap pasien DHF, data yang dikumpulkan
adalah identitas pasien, tanda-tanda vital, riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, observasi, pemeriksaan fisik,
pola kebutuhan dasar, psikologis, serta hasil pemeriksaan penunjang.
2. Dari hasil pengumpulan data dan setelah dianalisa maka dapat ditegakkan
diagnosa pada kasus tersebut adalah :
a.Kekurangan volume cairan b.d kegagalan dalam mekanisme pengaturan
b.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat
3. Dari ketiga diagnosa yang muncul pada kasus tersebut, ditetapkan intervensi
keperawatan dari tiap-tiap diagnosa. Rencana tindakan pada diagnosa yang
muncul semuanya dilakukan menurut teori yang ada.
4. Dalam melakukan implementasi keperawatan pada pasien, penulis tidak
menemukan hambatan yang berarti dan semua tindakan dilakukan sesuai
perencanaan yang telah dituangkan didalam intervensi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan membandingkan antara hasil yang
tercapai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dari ketiga diagnosa yang muncul
dapat teratasi
6. Dokumentasi keperawatan dilakukan dengan mendokumentasikan semua
kegiatan dan hasilnya mulai dari pengkajian sampai dengan kedalam catatan
perawat yang ada dalam status pasien sebagai bukti tanggung jawab dan
tanggung gugat dikemudian hari.
B. Saran
1. Bagi institusi rumah sakit
38.
Supaya
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
khususnya perawat yang ada di ruangan anak dapat dengan segera melakukan
penatalaksanaan yang sifatnya menurunkan suhu tubuh pasien, karena kenaikan
suhu tubuh yang tinggi akan bisa menyebabkan kenaikan metabolisme dalam
tubuh yang akan menyebabkan kondisi pasien tambah buruk.
2. Bagi institusi pendidikan
39.
yang telah didapat tentang DHF serta membagikannya pada orang lain sehingga
tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dilakukan secara optimal
dilapangan nantinya.
41. DAFTAR PUSTAKA
42.
43. Sudoyo, Aru W. dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit