RPJMD PDF
RPJMD PDF
Musrenbang,
Bappeda
Kota
Yogyakarta
telah
menyelesaikan
Kepala
ttd
Drs. Tri Djoko Susanto
NIP. 490 019 883
RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 2011
TAHUN 2007
TENTANG
a. bahwa
1. Undang-undang
Nomor
16
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam
Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Tahun 1955
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 859);
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta;
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun,
terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, serta memuat program indikatif
1 (satu) tahun kedepan sebagai program transisi setelah berakhirnya RPJMD ini
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
Penjabaran dari RPJMD ini akan ditindaklanjuti dalam Renstra-SKPD dan RKPD yang
diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 4
Setelah RPJP Nasional dan RPJPD / RPJMD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
ditetapkan, maka apabila dokumen RPJMD Kota Yogyakarta bertentangan dengan
ketiga dokumen dimaksud akan disesuaikan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Yogyakarta.
Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal
2007
WALIKOTA YOGYAKARTA
H. HERRY ZUDIANTO
Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal
Drs. RAPINGUN
NIP. 490 017 536
PENJELASAN
ATAS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011
I.
UMUM
Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan
daerah untuk menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang
RPJMD ini, Pemerintah Kota berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila
dan Landasan Konstitusional Undang-undang Dasar 1945 serta landasan
operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pembangunan Kota Yogyakarta.
Sehubungan dengan belum ditetapkan Peraturan Pemerintah sebagai
tindak lanjut/amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, Pemerintah
telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ,
tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJPD dan
RPJMD. Surat Edaran dimaksud menjadi acuan dalam penyusunan Peraturan
Daerah ini yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi Kota Yogyakarta.
Penyusunan Peraturan Daerah RPJMD Kota Yogyakarta juga berpedoman pada
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota Yogyakarta
ini, belum mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP/M Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta karena kedua dokumen dimaksud belum ditetapkan. Setelah RPJP
Nasional dan RPJP/M Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan, maka
apabila dokumen RPJPD Kota Yogyakarta bertentangan dengan ketiga
dokumen dimaksud akan disesuaikan.
RPJMD Kota Yogyakarta sebagai dokumen perencanaan pembangunan
kota untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, dengan maksud untuk
memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di
Kota Yogyakarta (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam
menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat. RPJMD Kota Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan
sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam
tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas,
maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dan menjadi
pedoman di dalam penyusunan Renstra-SKPD dan RKPD Kota Yogyakarta.
Dalam penyusunan Peraturan Daerah ini dengan pendekatan Analisis
Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT), yang menggambarkan
struktur permasalahan yang dihadapi sebagai input dan pencapaian hasil
pembangunan yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kecenderungan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka RPJMD Kota Yogyakarta
memuat visi yaitu Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,
Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan
Lingkungan, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat
masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan
Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945.
-------------
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR
TAHUN 2007
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 2011
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR
TAHUN 2007
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 20072011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang
1.1.1
keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan
Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan
dan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif.
1.1.2
(RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 yang dapat mengantisipasi pelaksanaan
pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, perlu dilaksanakan tahapan
sebagai berikut:
Pertama, penyiapan rancangan RPJMD, dimana kegiatan ini dibutuhkan guna
mendapat gambaran awal dari visi, misi kepala daerah, dan kebijakan keuangan daerah,
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum hingga penyusunan program SKPD,
lintas SKPD, rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
indikatif. Kedua, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Jangka
Menengah Daerah, dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan komitmen dari
seluruh pemangku kepentingan (stake holder) terhadap rancangan RPJMD. Ketiga,
penyusunan rancangan akhir RPJMD, dimana seluruh masukan dan komitmen hasil
Musrenbang Jangka Panjang Daerah menjadi masukan utama penyempurnaan
rancangan RPJMD, menjadi rancangan akhir RPJMD. Keempat, penetapan Peraturan
Daerah tentang RPJMD, di bawah koordinasi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.
Rancangan akhir RPJMD beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD sebagai
inisiatif pemerintah daerah untuk diproses lebih lanjut menjadi peraturan daerah tentang
RPJMD.
1.2
Kota
Yogyakarta
sebagai
dokumen
perencanaan
pembangunan
manajerial taktis strategis Walikota untuk jangka waktu 5 tahun ke depan, ditetapkan
dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan pokok bagi seluruh pelaku
pembangunan di
Tujuannya
adalah
untuk
memberikan
acuan
dasar
pengelolaan
1.3
LANDASAN HUKUM
Landasan idiil dari RPJMD Kota Yogyakarta ini adalah Pancasila dan landasan
peraturan
perundang-undangan
yang
berkaitan
langsung
dengan
Rakyat
Republik
Indonesia
Nomor
Majelis
Permusyawaratan
1.4
komponen
masyarakat
guna
mewujudkan
keserasian
pembangunan,
pertumbuhan dan kemajuan kota di segala bidang. Selain itu, RPJMD berfungsi sebagai
tolok ukur penilaian kinerja Kepala Daerah di setiap akhir tahun anggaran dan juga pada
akhir masa jabatan.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Rencana Induk Kota pada tahun
1986 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1986. Perda
tersebut merupakan Rencana Induk Tata Ruang Kota dari tahun 1990-2005 di mana Kota
Yogyakarta dibagi dalam beberapa blok kawasan pembangunan. Rencana Induk Tata
Ruang Kota tersebut diikuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang
ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun 1991 yang merupakan perencanaan ruang kota
dari tahun 1990-2010. Pemanfaatan ruang kota terbagi menjadi 5 bagian wilayah kota
dan disertai dengan adanya rencana infrastruktur kota. Pada tahun 1992 Pemerintah Kota
Yogyakarta menetapkan slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dengan Perda Nomor 1
Tahun 1992 yang merupakan dasar tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat
Yogyakarta dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilainilai budaya daerah Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai bagian dari budaya nasional
yang bersumber pada falsafah Pancasila. Slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dijiwai
semangat Mangayu Hayuning Bawana sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan
tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Rencana Umum Tata Ruang Kota (Perda Nomor 6 Tahun 1994) ditetapkan dalam
rangka perencanaan ruang kota dari tahun 1994-2004, diantaranya berisi; (i)
pemanfaatan dan pengendalian ruang kota dengan potensi yang terdapat di dalamnya
sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan
ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung,
(iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan
pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi)
penetapan sistem pelayanan perkotaan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana
perkotaan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air
dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (UU SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, di samping mengamanatkan penyusunan RPJPD, daerah juga
diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Yogyakarta untuk 5 tahun ke depan yang diarahkan untuk ikut mencapai tujuan nasional.
Dalam rangka ikut mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut khususnya bagi
masyarakat Kota Yogyakarta, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota
Yogyakarta Tahun 2007 2011.
1.5 SISTEMATIKA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta
Tahun 20072011 memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan
dan diperjuangkan serta diupayakan pencapaiannya, mencakup aspek pembangunan dari
segala bidang kehidupan baik sebagai daerah otonom maupun sebagai bagian dari
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. RPJMD
Kota Yogyakarta disusun dalam sistematika sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Kebijakan Umum
Bab VII
Bab VIII
Penutup
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA YOGYAKARTA
2.1
KONDISI GEOGRAFIS
mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai
Winongo di bagian barat kota.
Ketinggian wilayah Kota Yogyakarta dari permukaan air laut dapat dibagi
menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m dan 100 199 m dari permukaan
laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 1.657 ha atau 51,98
persen dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Mantrijeron, Kraton,
Mergangsan,
Umbulharjo,
Kotagede,
Gondomanan,
Ngampilan
dan
Wirobrajan.
Ketinggian 100 119 m dari permukaan laut seluas 1.593 Ha atau
49,02 persen dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Mergangsan,
Umbulharjo,
Kotagede,
Gondokusuman,
Danurejan,
Pakualaman,
DIY
dan
sekitarnya
termasuk
Kota
Yogyakarta,
telah
menimbulkan korban jiwa sebanyak 223 orang, luka-luka 318 orang, serta
pengungsi sebanyak 80.368 orang. Dari sisi bangunan rumah yang rusak
berat sebanyak 6.095, rusak sedang 8.408, rusak ringan 15.364 dan
kerusakan
2.2.
PEREKONOMIAN DAERAH
2.2.5. INFLASI
Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2005 adalah 14,98 persen,
mengalami kenaikan sebesar 115,53 persen jika dibandingkan tahun 2004 yang
sebesar 6,95 persen. Apabila dilihat selama kurun waktu 2001-2003, laju inflasi di
Kota Yogyakarta mempunyai kecenderungan menurun. Tahun 2004 terjadi
perubahan yaitu inflasi meningkat sebesar 21,29 persen.
2.2.7. INVESTASI
Industri merupakan sektor yang mendukung bagi perkembangan investasi
di Kota Yogyakarta. Industri di Kota Yogyakarta terdiri dari industri kecil, industri
kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam, industri aneka, serta industri
sedang dan besar. Industri sedang merupakan industri dengan jumlah tenaga
kerja 20-99 orang, sedangkan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga
kerja 100 orang.
Pada Tahun 2005 jumlah industri kecil di Kota Yogyakarta adalah
sebanyak 5.854 unit, dengan jumlah tenaga kerja 30.516 orang dan nilai investasi
sebesar Rp. 151.834.005.000-. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada
mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen jika dibandingkan tahun 2004 yang
hanya 5.814 unit. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan sebesar
1,23 persen dengan pertumbuhan nilai investasi sebesar 2,25 persen. Nilai ini
lebih besar jika dibandingkan nilai investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp.
148.486.788.000.
Banyaknya industri kecil hasil pertanian dan kehutanan pada Tahun 2005
adalah 2.350 unit mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen jika dibandingkan
tahun 2004. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 11.897 orang,
mengalami kenaikan sebesar 1,61 persen dengan nilai investasi sebesar Rp.
45.984.616.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 4,60 persen.
Nilai investasi industri logam, mesin dan kimia di Kota Yogyakarta pada
Tahun 2005 sebesar Rp. 30.367.320.000,- mengalami kenaikan sebesar 3,44
persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha yang ada sebanyak
1.394 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.718 orang. Jumlah unit usaha
dan tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,22 persen dan
3,44 persen.
Banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri aneka pada Tahun
2005 adalah 11.901 orang, dengan jumlah industri sebanyak 2.110 unit dan nilai
investasi sebesar Rp. 75.482.070.000,-. Jumlah unit usaha, tenaga kerja yang
diserap dan nilai investasi masing-masing mengalami kenaikam sebesar 0,38
persen, 0,87 persen dan 0,41 persen.
10
Total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kota Yogyakarta pada
Tahun 2005 adalah 106 unit, terdiri dari 18 unit industri besar dan 88 unit industri
sedang. Industri besar dan sedang yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Mergangsan dan Umbulharjo, masing-masing memberikan kontribusi sebesar
15,45 persen. Di Kecamatan Mergangsan terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2
unit industri besar, sedangkan di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 15 unit
industri sedang dan 2 unit industri besar. Di posisi yang selanjutnya adalah
Kecamatan Jetis sebanyak 13 unit usaha sedang dan 3 unit usaha besar dengan
proporsi 14,55 persen. Kecamatan yang paling sedikit unit industrinya adalah
Kecamatan Gedongtengen. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit industri
sedang dengan proporsi sebesar 0,91 persen.
2.3.
2.3.1.
KEPENDUDUKAN
11
Ngampilan
yaitu
sebesar
28,94
orang/Km2.
Kecamatan
ini
2.3.2.
KESEHATAN
12
adalah 10,38 persen, angka kesakitan ISPA adalah 25.801 kunjungan dan angka
kesakitan demam berdarah adalah 20 per 100.000 penduduk.
Jumlah kematian ibu di Kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang.
Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada
tahun 2004 yaitu sebanyak 5 orang atau mengalami kenaikan sebesar 80 persen.
Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun 2005 adalah 1 orang
mengalami penurunan sebesar 14,28 persen dibandingkan tahun 2004 yang
mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi buruk pada tahun 2005 adalah sebanyak
570 Orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang mengalami penurunan
sebesar 2,06 persen, maka angka ini merupakan salah satu keberhasilan
pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengupayaan penurunan balita gizi buruk.
2.3.2.2.
Jumlah Dokter
Banyaknya dokter praktek di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak
1.635 orang, meningkat 47,96 persen jika dibandingkan dengan tahun 2004 yang
hanya sebanyak 1.105 orang. Dokter praktek yang ada tersebut terdiri dari dokter
spesialis sebanyak 756 orang, dokter umum 612 orang dan dokter gigi 267 orang.
Pada tahun 2005 dokter praktek spesialis mengalami peningkatan sebesar
42,91 persen, dokter umum meningkat sebesar 49,63 persen dan dokter gigi
meningkat sebesar 59,88 persen. Apabila dilihat dari proporsinya dokter spesialis
mempunyai proporsi yang paling besar yaitu 46,23 persen, sedangkan dokter
umum dan gigi secara bertutrut-turut sebesar 37,43 persen dan 16,33 persen.
2.3.3.
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik
pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai.
Gambaran umum mengenai jumlah sekolah, jumlah kelas, jumlah guru
maupun jumlah murid dari jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah di
Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 dapat dilihat dibawah ini:
1. Sekolah Taman Kanak-kanak
Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada Tahun ajaran 2005/2006 di
Kota Yogyakarta adalah 206 buah terdiri dari 2 TK negeri dan 204 TK swasta,
dengan jumlah kelas 529 buah (14 negeri dan 515 swasta) dan jumlah guru
928 orang (27 guru di TK Negeri dan 901 guru di TK Swasta). Adapun total
jumlah murid TK adalah 11.394 siswa yang terdiri dari 310 siswa negeri dan
11.084 swasta.
13
14
murid yang ada adalah 552 orang di MTs negeri dan 1.292 orang di MTs
swasta.
7. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Jumlah SMA di Kota Yogyakarta adalah 49 buah (11 SMA negeri dan
38 SMA swasta), dengan jumlah kelas dan guru berturut-turut 626 kelas (209
kelas di SMA negeri dan 417 kelas di SMA swasta) serta 1.829 orang guru
(593 orang guru di SD negeri dan 1.236 orang guru di SMA swasta).
Sedangkan total jumlah murid SMA adalah 20.021 orang, terdiri dari 7.874
orang di SMA negeri dan 12.147 orang di SMA swasta.
8. Madrasah Aliyah
Di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 terdapat 6 sekolah
Madrasah Aliyah (2 Madrasah Aliyah negeri dan 4 Madrasah Aliyah swasta)
dengan jumlah kelas 68 buah (39 kelas di Madrasah Aliyah negeri dan 29
kelas di Madrasah Aliyah swasta). Jumlah Guru yang ada adalah 284 orang
(130 orang guru di Madrasah Aliyah negeri dan 154 orang guru di Madrasah
Aliyah swasta) serta jumlah murid 2.222 orang (1.276 orang di Madrasah
Aliyah negeri dan 946 orang di Madrasah Aliyah swasta).
9. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah 30 buah SMK
(7 SMK negeri dan 23 SMK swasta) dengan jumlah kelas 796 buah (253 kelas
di SMK negeri dan 204 kelas di SMK swasta). Total jumlah guru SMK adalah
1.520 orang (796 orang guru di SMK negeri dan 724 orang guru di SMK
swasta) serta dengan jumlah murid sebanyak 14.017 orang (8.343 orang di
SMK negeri dan 5.674 orang di SMK swasta).
10. Perguruan Tinggi
Jumlah Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006
sebanyak 50 PT swasta. Perguruan tinggi tersebut terdiri dari 8 universitas, 10
institut/sekolah tinggi dan 32 akademi. Jumlah dosen sebanyak 4.980 orang
terdiri dari 4.636 orang dosen yayasan dan 344 orang dosen DPK. Jumlah
mahasiswa yang terdaftar adalah sebanyak 76.071 orang mahasiswa.
Dari gambaran tersebut di atas dapat diketahui bahwa di Kota
Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 pada tingkat pendidikan pra sekolah
sampai menengah sebagian besar diselenggarakan oleh pihak swasta.
Sedangkan untuk pendidikan dasar lebih banyak diselenggarakan oleh
pemerintah.
15
2.3.4.
KETENAGAKERJAAN
Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis
kelamin di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 tercatat 352.365 orang, terdiri dari
170.454 orang laki-laki (sebesar 48,37 persen) dan 181.911 perempuan (sebesar
51,63 persen). Dari jumlah yang tercatat tersebut terdiri dari 4 (empat) kegiatan
utama yaitu bekerja, mencari kerja, sekolah dan lainnya. Jumlah penduduk yang
bekerja sejumlah 173.483 orang, terdiri dari 98.974 orang laki-laki (57,05 persen)
dan 74.509 orang perempuan (42,95 persen). Sedangkan yang sedang mencari
kerja sejumlah 13.144 orang, terdiri dari 7.513 orang laki-laki (57,16 persen) dan
5.631 orang perempuan (42,84 persen).
Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang kegiatan utamanya sekolah
berjumlah 91.247 orang, terdiri dari 47.456 orang laki-laki (52 persen) dan 43.791
orang perempuan (48 persen). Untuk kegiatan utama lainnya sejumlah 74.491
orang, terdiri dari 16.511 orang laki-laki (22,16 persen) dan 57.980 orang
perempuan (77,84 persen).
Apabila dilihat dari pertumbuhannya, pada tahun 2005 pertumbuhan
penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis kelamin
pada tahun 2004 adalah 9,33 persen. Penduduk menurut kegiatan utama bekerja
mengalami pertumbuhan sebesar 9,71 persen, mencari kerja sebesar 9,72
persen, sekolah sebesar 9,49 persen dan lainnya sebesar 8,19 persen.
Jumlah Angkatan Kerja di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah
sebanyak 233.662 orang dan pada tahun 2004 adalah sebanyak 261.275 orang.
Pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen
sedangkan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,34 persen.
Dari 10 lapangan usaha yang ada, jumlah yang paling banyak adalah
penduduk yang bekerja di lapangan usaha jasa sejumlah 82.242 orang dengan
proporsi sebesar 52,01 persen terhadap total. Di peringkat yang kedua adalah
penduduk yang bekerja di lapangan usaha perdagangan sejumlah 44.182 orang (27,94
persen), sedangkan yang proporsinya paling kecil adalah penduduk yang bekerja di
lapangan usaha perikanan hanya sejumlah 93 orang dengan proporsi sebesar 0,06
persen.
Banyaknya pencari kerja menurut tingkat pendidikan di Kota Yogyakarta
pada tahun 2004 adalah 18.964 orang dan pada tahun 2005 adalah sebanyak
26.864 orang atau mengalami kenaikan sebesar 41,65 persen. Jumlah
pengangguran yang paling banyak pada tahun 2005 adalah penganggur dengan
16
tingkat
pendidikan
S1
yaitu
sebanyak
15.315
orang
meskipun
apabila
17
18
19
Jumlah uang masuk pada tahun 2005 juga mengalami penurunan sebesar
9,46 persen dengan nilai Rp. 3.901.357.000,-, sedangkan pada tahun 2004
nilainya mencapai Rp. 4.309.359.000,-.
Berbeda dengan pengunjung kesenian pentas, pengunjung museum pada
tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 20 persen yaitu sebanyak 1.173.056
orang, sedangkan pada tahun 2004 hanya sebanyak 981.329 orang. Jumlah uang
masuk museum juga mengalami peningkatan sebesar 27 persen yaitu Rp.
3.967.704.000,-.
2.3.9. KELOMPOK KESENIAN DI KOTA YOGYAKARTA
Organisasi kesenian yang terdapat di Kota Yogyakarta pada tahun 2005
terdiri dari 18 jenis kelompok kesenian, dengan total 184 kelompok kesenian.
Kelompok kesenian tersebut meliputi Karawitan 82 kelompok, Tari Tradisional 5
kelompok, Tari Kontemporer 4 kelompok, Tari Jatilan 2 kelompok, Wayang Orang
2 kelompok, Mocopat 28 kelompok, Ketoprak 3 kelompok, Shalawatan 9
kelompok, Sandiwara 1 kelompok, Orkes 7 kelompok, Band 5 kelompok, Teater
10 kelompok, Orkes Melayu 6 Kelompok, Paduan Suara 2 kelompok, Thek-thek 1
kelompok, Kolintang 2 kelompok, Gejok Lesung 4 kelompok dan Campursari 11
kelompok.
2.4.
20
volume usaha koperasi mencapai 107.295 juta, naik 33,75 persen dari tahun
sebelumnya dengan sisa hasil usaha mencapai Rp. 5.119 juta.
2.4.3.
21
Angkutan kereta api yang ada di Kota Yogyakarta meliputi angkutan untuk
penumpang dan barang, yang terdiri dari dua stasiun yaitu stasiun Tugu yang
khusus diperuntukkan bagi pemberangkatan penumpang kereta bisnis dan
eksekutif, serta stasiun Lempuyangan yang diperuntukkan bagi pemberangkatan
penumpang kereta ekonomi serta barang.
dibukanya
satuan
sambungan
telepon
Flexi
semakin
memberi
kesempatan bagi pengguna telepon untuk mendapatkan fasilitas yang mudah dan
murah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna telepon Flexi yang sampai
bulan Oktober 2004 mencapai 46.327.
Jumlah warung telekomunikasi (wartel) dan Kamar Bicara Umum (KBU) di
wilayah Kota Yogyakarta pada akhir tahun 2005 ada sebanyak 5.935 buah , yang
terbagi ke dalam tiga wilayah stasiun telepon otomat. Di wilayah stasiun telepon
otomat Kotabaru terdapat 3.767 buah, Pugeran 1.639 buah, dan Kentungan 529
buah. Sedangkan jumlah telepon umum yang ada di wilayah stasiun otomat
tersebut mencapai 1.290 sambungan.
Lalu lintas surat pos dan giro selama kurun waktu 2005 mencapai 9.613 ribu
surat yang dikirim melalui kantor pos yang ada di wilayah Kota Yogyakarta.
22
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah surat yang dikirim turun sebesar
46,58 persen. Sarana komunikasi radio merupakan sarana komunikasi elektronik
massal yang sampai saat ini masih banyak digemari masyarakat. Jumlah stasiun
radio swasta di wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 mencapai 13 stasiun
bertambah 2 stasiun radio dibandingkan tahun sebelumnya. Stasiun-stasiun
tersebut tersebar di wilayah kecamatan Kota Yogyakarta dengan Kecamatan
Pakualaman yang menjadi konsentrasi stasiun radio swasta.
2.4.6.
2.4.6.1.
2.4.7.
23
2.4.8.
buah berupa bendung tetap dan hanya terdapat di empat kecamatan yaitu
Kecamatan Mantrijeron 1 buah, Kecamatan Mergangsan 2 buah, Kecamatan
Umbulharjo 10 buah dan Kecamatan Tegalrejo 4 buah.
Bangunan saluran pembawa terdiri dari 46 buah terdapat di Kecamatan
Mantrijeron 14 buah dan Kecamatan Mergangsan 32 buah. Sedangkan untuk
bangunan saluran pembuang hanya terdapat sebanyak 21 buah terdapat di
Kecamatan Mantrijeron 1 buah, Kecamatan Mergangsan 14 buah, Kecamatan
Umbulharjo 1 buah dan di Kecamatan Tegalrejo 5 buah.
2.4.9. SARANA KEBERSIHAN KOTA
Di Kota Yogyakarta sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan
(truk, gerobag dorong, gerobag motor, container, TPS, dan Dipodan Transito.
Jumlah Transfer Depo di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah sebanyk 12
buah, Container sebanyak 56 buah, Gerobag sebanyak 656 buah, Landasan
Container sebanyak 15 buah, Bak Sampah (TPS) sebanyak 48 buah dan Bak
Sampah (TPSS)M3 sebanyak 112 buah.
2.4.10. SARANA AIR LIMBAH
Hampir semua kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta memiliki jaringan
air limbah. Hanya dua kecamatan yang belum memiliki jaringan air limbah yaitu
Kecamatan Kotagede dan Kecamatan Wirobrajan. Kecamatan Mergangsan
merupakan kecamatan yang jaringan air limbahnya paling besar yaitu 30.366,43
24
meter. Diperingkat yang kedua adalah Kecamatan Kraton 26.212,70 meter dan
diperingkat yang ketiga adalah Kecamatan Jetis 20.619 meter.
2.5.
PEMERINTAHAN UMUM
2.5.1. PEMERINTAHAN
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota
Yogyakarta pada Tahun 2005 tercatat sebanyak 9.475 orang, yang terdiri dari
88,38 persen pegawai pemerintah daerah dan 11,62 persen pegawai pemerintah
pusat. Sedangkan menurut tingkat pendidikan, Pegawai Negeri Sipil lulusan S2
sebanyak 125 orang, lulusan S1 sebanyak 3.214 orang, D3/Akademi sebanyak
1.022 orang, SMA/SMK sebesar 4.284 orang, lulusan SLTP sebanyak 479 orang
dan SD sebanyak 351 orang. Proporsi terbesar adalah PNS lulusan SMA/SMK
sebesar 45,21 persen, kedua adalah PNS lulusan S1 sebesar 33,92 persen,
ketiga adalah PNS lulusan D3/Akademi sebesar 10,79 persen. Sedangkan
proporsi yang terkecil adalah PNS lulusan S2 hanya sebesar 1,32 persen.
masyarakat
dalam
upaya
menciptakan
stabilitas
Kota
2.5.3.
HUKUM
Pembangunan Hukum yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai
25
26
BAB III
VISI DAN MISI KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 20072011
3.1.
VISI
Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Yogyakarta saat ini, permasalahan dan
27
28
3.2.
MISI
Dalam mewujudkan visi Kota Yogyakarta tersebut ditempuh melalui 9
seluruh
masyarakat
kota
dalam
pengembangan
pariwisata;
melakukan promosi dan pemasaran wisata yang efektif, sehingga menjadi salah
satu tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara.
jasa
penunjang
pendidikan
29
dan
pariwisata,
perdagangan,
kenyamanan
kehidupan;
dan
pemeliharaan
dan
pemanfaatan
30
kota;
melakukan
pembenahan
struktur
kelembagaan
dan
9. Mewujudkan
Kota
Yogyakarta
Sehat
melalui
penyediaan
pelayanan
31
Penjelasan Visi
Kota Pendidikan Berkualitas
a. Penyelenggaraan pendidikan di
Kota Yogyakarta harus memiliki
standar kualitas yang tinggi dan
terkemuka di Asia Tenggara;
b. Memiliki keunggulan kompetitif
dalam penguasaan,
pemanfaatan dan
pengembangan ilmu dan
teknologi;
c. Mampu menciptakan
keseimbangan antara
kecerdasan inteligensia
(Intelligensia Quotient),
emosional (Emotional Quotient)
dan spiritual (Spiritual Quotient);
d. Dikembangkan dengan
dukungan sistem kebijakan
pendidikan yang unggul;
e. Penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang
memadai;
f. Menciptakan atmosfer
pendidikan yang kondusif.
Pariwisata Berbasis Budaya
a. Kegiatan pariwisata di Kota
Yogyakarta dikembangkan
dengan dasar dan berpusat
pada budaya Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa;
b. Menyempurnakan dan
meningkatkan jaringan
kerjasama wisata dengan pihak
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
Pendidikan
a. Program Peningkatan Kualitas
Pendidikan
b. Program Sertifikasi dan
Peningkatan Kualifikasi
Pendidikan, Tenaga Kependidikan,
Sarana Prasarana dan Kesiswaan
c. Program Pembinaan Pendidikan
Luar Sekolah
Pariwisata
a. Program Pengembangan Potensi
Pariwisata
b. Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
c. Program Pengembangan dan
Pelestarian Seni dan Budaya
d. Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya
Penjelasan Visi
lain;
c. Menjadikan daerah tujuan
wisata terkemuka di Asia
Tenggara;
d. Peningkatan kegiatan pariwisata
dilaksanakan dengan
menciptakan inovasi-inovasi
yang tetap berlandaskan pada
wisata budaya, wisata
bangunan bersejarah, wisata
pendidikan, wisata konvensi dan
wisata belanja;
e. Mempertahankan dan
mengembangkan norma-norma
religius/agama di dalam
kehidupan masyarakat.
Pusat Pelayanan Jasa
a. Kota Yogyakarta sebagai pusat
pelayanan jasa yang meliputi
jasa penunjang pendidikan dan
pariwisata, perdagangan,
pemerintahan, keuangan,
kesehatan, transportasi dan
komunikasi harus dibangun
lebih maju dan mampu mandiri;
b. Memberikan kontribusi dan
dominasi yang lebih besar dari
daerah lain di wilayah Jawa
bagian Selatan;
c. Peningkatan kegiatan
pelayanan jasa dilakukan
dengan memperkuat
perekonomian kota pada sektor
andalan menuju keunggulan
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
Perdagangan
a. Program Perlindungan Konsumen
& Pengamanan Perdagangan
b. Program Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional
c. Program Pembinaan Pedagang
Kaki Lima
d. Program Pengembangan Data
dan Informasi
e. Program Pengembangan
Teknologi Industri
f. Program Pengembangan
Pengelolaan Pasar
Tenaga Kerja
a. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktifitas Tenaga Kerja
b. Program Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja
c. Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga Tenaga
Kerja
Pertanian
a. Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
b. Program Peningkatan Ketahanan
Pangan
c. Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian
d. Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian
e. Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Ternak
Penjelasan Visi
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
kompetitif;
d. Membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi dan
pelayanan, dengan tetap
mempertahankan dan
mengembangkan industri kecil
dan menengah.
Berwawasan Lingkungan
a. Upaya sadar, terencana dan
berkelanjutan;
b. Memadukan lingkungan alam
dengan lingkungan nilai-nilai
religius, sosial, budaya dan
kearifan lokal ke dalam proses
pembangunan;
c. Menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi
masa depan.
4. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang
nyaman dan ramah lingkungan
Lingkungan Hidup
a. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Limbah
b. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
c. Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
d. Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
e. Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau
Penjelasan Visi
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
Sosial
a. Program Pemberdayaan
Kelembagaan dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial
b. Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial
Perencanaan
a. Program Pengembangan Data dan
Informasi
b. Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
c. Program Penelitian dan
Pengembangan
Pemerintahan Umum
a. Program Pembinaan dan Fasilitasi
Pengelolaan Pendapatan Daerah
b. Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
c. Program Peningkatan Kualitas
Produk Hukum Daerah
d. Program Peningkatan Pelayanan
Kedinasan Kepala Daerah
e. Program Pengembangan
Kerjasama Daerah
f. Program Pengawasan Internal &
Pengendalian Pelaksanaan
Pembangunan
g. Program Peningkatan Kualitas
Bahan Kebijakan Pemerintahan
h. Program Peningkatan Pelayanan
Penjelasan Visi
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
ke Rumah Tangga, Keuangan dan
Administrasi Pemkot
i. Program Peningkatan Kualitas
Kebijakan Perekonomian &
Pendapatan Daerah
j. Program Peningkatan Kapasitas
Organisasi Pemerintahan
k. Program Peningkatan Administrasi
Pengelolaan Barang Daerah
l. Program Peningkatan Sarana
Prasarana Pemerintahan
m. Program Pemeliharaan Sarana
Prasarana Pemerintahan
Pemberdayaan Perempuan
a. Program Pemberdayaan dan
Peningkatan Partisipasi Berbasis
Gender
Kepegawaian
a. Program Peningkatan Kualitas
Penempatan Pegawai dalam
Jabatan
b. Program Peningkatan Kualitas
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
c. Program Peningkatan Disiplin
Pegawai melalui Keseimbangan
Punishment & Reward
Komunikasi dan Informatika
a. Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media
Massa
b. Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Penjelasan Visi
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
Urusan Kearsipan
a. Program Pemeliharaan
Rutin/Berkala Sarana Prasarana
Kearsipan
8. Mewujudkan pembangunan
prasarana dan sarana berkualitas
Pekerjaan Umum
a. Program Pengelolaan Sarana
Prasarana Perkotaan
b. Program Peningkatan Kesiagaan
dan Pengendalian Bahaya
Kebakaran
c. Program Peningkatan Kesiagaan
Penanggulangan Bencana Alam
Perhubungan
a. Program Pembangunan Prasarana
dan Fasilitas Perhubungan
b. Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
c. Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan
d. Program Peningkatan dan
Penjelasan Visi
Misi
Kebijakan
Urusan / Program
Pengamanan Lalu Lintas
e. Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
Penataan Ruang
a. Program Pengembangan Tata
Ruang Kota
Perumahan
a. Program Peningkatan Kualitas
Permukiman
Kesehatan
a. Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
b. Program Peningkatan Akses
Masyarakat terhadap Pelayanan
Kesehatan
c. Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit
d. Program Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Keluarga Berencana & Keluarga
Sejahtera
a. Program Keluarga Berencana
Kependudukan & Capil
a. Program Penataan Administrasi
Kependudukan