Anda di halaman 1dari 48

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


Jalan Kenari No. 56 Telp. 515207, 515865/515866 Psw. 153,154, Fax. 554432 YOGYAKARTA 55165
e-Mail: bappeda@jogja.go.id ; e-Mail intranet: bappeda@intra.jogja.go.id
HOTLINE SMS: 081 2278 0001, 2740 ; HOTLINE TELP: (0274) 555242 ; HOTLINE e-Mail: upik@jogja.go.id

Yogyakarta, 03 Januari 2007

Sesuai dengan Peratuan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006


tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Tata Cara
Pelaksanaan

Musrenbang,

Bappeda

Kota

Yogyakarta

telah

menyelesaikan

penyusunan draft awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011. Dokumen tersebut telah disesuaikan dengan
draft akhir RPJPD Kota Yogyakarta Tahun 2007 2026 dan visi misi dari Walikota
terpilih.
Pada hari Sabtu tanggal 30 Desember 2006 bertempat di Ruang Utama Atas
Balaikota Yogyakarta telah dilaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) RPJMD yang dihadiri oleh seluruh stakeholder yang ada di wilayah Kota
Yogyakarta.
Dalam rangka menyempurnakan draft awal RPJMD tersebut, kami mohon
tanggapan, kritik, masukan dan saran dari seluruh pemangku kepentingan yang dapat
disampaikan ke

BAPPEDA KOTA YOGYAKARTA


Jl. Kenari 56 Yogyakarta 55165
Telp. (0274) 515207
Faks. (0274) 554432
e-mail: bappeda@jogja.go.id
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala
ttd
Drs. Tri Djoko Susanto
NIP. 490 019 883

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 2011

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA


RANCANGAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR

TAHUN 2007
TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


(R P J M D )
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA YOGYAKARTA
Menimbang

a. bahwa

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan,


pengelolaan
pembangunan
dan
pelayanan
kepada
masyarakat, perlu disusun rencana pembangunan jangka
menengah daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala
Daerah;

b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota


Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Daerah, maka Dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Yogyakarta perlu ditetapkan dalam
bentuk Peraturan Daerah;

c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a


dan b di atas, perlu ditetapkan Peraturan Daerah yang
mengatur
tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah Kota Yogyakara Tahun 20072011.
Mengingat

1. Undang-undang
Nomor
16
Tahun
1950
tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam
Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Tahun 1955
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 859);

2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3689);
4. Undang-undang
Nomor
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);
6. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);
8. Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8
Tahun 2005 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang
Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian
Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4480);
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004
2009 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 11);

12. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta


Nomor 1 tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman
(Lembaran Daerah Tahun 1992, Nomor 12 Seri D);
13. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2004
tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Tahun 2004, Nomor 48 Seri D);
14. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah
Tahun 2006 Nomor 14 Seri D).
15. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (
RPJPD ) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2026
16. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor Tahun 2007
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota
Yogyakarta Tahun 2007 2016

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA
dan
WALIKOTA YOGYAKARTA
MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TENTANG


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 20072011

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta;

3. Kepala Daerah adalah Walikota Yogyakarta;


4. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD
adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang memuat visi, misi dan
arah pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun;
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah memuat penjabaran
dari visi, misi dan program Kepala Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun;
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RenstraSKPD) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun;
7. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalan dokumen perencanaan Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun;

BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun,
terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, serta memuat program indikatif
1 (satu) tahun kedepan sebagai program transisi setelah berakhirnya RPJMD ini
sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
Penjabaran dari RPJMD ini akan ditindaklanjuti dalam Renstra-SKPD dan RKPD yang
diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 4
Setelah RPJP Nasional dan RPJPD / RPJMD Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
ditetapkan, maka apabila dokumen RPJMD Kota Yogyakarta bertentangan dengan
ketiga dokumen dimaksud akan disesuaikan.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Yogyakarta.

Ditetapkan di Yogyakarta
pada tanggal

2007

WALIKOTA YOGYAKARTA

H. HERRY ZUDIANTO

Diundangkan di Yogyakarta
pada tanggal

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA

Drs. RAPINGUN
NIP. 490 017 536

DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH TAHUN 2006 NOMOR....SERI......

PENJELASAN
ATAS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011

I.

UMUM
Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan
daerah untuk menyusun Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang
RPJMD ini, Pemerintah Kota berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila
dan Landasan Konstitusional Undang-undang Dasar 1945 serta landasan
operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan pembangunan Kota Yogyakarta.
Sehubungan dengan belum ditetapkan Peraturan Pemerintah sebagai
tindak lanjut/amanat dari Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, Pemerintah
telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ,
tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJPD dan
RPJMD. Surat Edaran dimaksud menjadi acuan dalam penyusunan Peraturan
Daerah ini yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi Kota Yogyakarta.
Penyusunan Peraturan Daerah RPJMD Kota Yogyakarta juga berpedoman pada
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota Yogyakarta
ini, belum mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP/M Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta karena kedua dokumen dimaksud belum ditetapkan. Setelah RPJP
Nasional dan RPJP/M Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan, maka
apabila dokumen RPJPD Kota Yogyakarta bertentangan dengan ketiga
dokumen dimaksud akan disesuaikan.
RPJMD Kota Yogyakarta sebagai dokumen perencanaan pembangunan
kota untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, dengan maksud untuk
memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di
Kota Yogyakarta (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam
menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat. RPJMD Kota Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan
kehidupan yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan
sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam
tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas,

maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dan menjadi
pedoman di dalam penyusunan Renstra-SKPD dan RKPD Kota Yogyakarta.
Dalam penyusunan Peraturan Daerah ini dengan pendekatan Analisis
Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT), yang menggambarkan
struktur permasalahan yang dihadapi sebagai input dan pencapaian hasil
pembangunan yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kecenderungan
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka RPJMD Kota Yogyakarta
memuat visi yaitu Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,
Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan
Lingkungan, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat
masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan
Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Program indikatif 1 (satu) tahun merupakan program yang digunakan pada
masa transisi untuk menghindari kekosongan dokumen perencanaan yang telah
berakhir sampai dengan ditetapkannya dokumen perencanaan periode berikutnya
sebagai dasar penyusunan RAPBD 2012
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup Jelas

-------------

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR

TAHUN 2007

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 2007 2011

LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
NOMOR
TAHUN 2007
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 20072011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional, maka Pemerintah Kota Yogyakarta perlu
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD adalah
yaitu suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program
Kepala Daerah selama periode lima (5) tahun yang penyusunannya berpedoman kepada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Selama kurun waktu periode masa jabatan Kepala Daerah terpilih RPJMD
merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai daerah
berdasarkan visi, misi dan program Kepala Daerah. Program dan kegiatan yang
direncanakan sesuai dengan kewenangan dan urusan pemerintahan yang diamanatkan
undang-undang dengan mempertimbangkan kemampuan/ kapasitas daerah. RPJMD
akan digunakan sebagai tolok ukur DPRD dalam menilai pertanggungjawaban Kepala
Daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan pada akhir masa jabatan, sekaligus juga
sebagai pedoman manajerial taktis strategis Kepala Daerah beserta perangkatnya dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik
kepada masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta menyusun
RPJMD Kota Yogyakarta 2007-2011 yang berisi tentang arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan
disertai rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.

1.1.1

Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta

Tahun 2007 - 2011 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kota Yogyakarta


untuk periode 5 tahun yang

memuat visi dan misi kepala daerah, arah kebijakan

keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan
Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan
dan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif.

1.1.2

Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta


Dalam upaya penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011 yang dapat mengantisipasi pelaksanaan
pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, perlu dilaksanakan tahapan
sebagai berikut:
Pertama, penyiapan rancangan RPJMD, dimana kegiatan ini dibutuhkan guna
mendapat gambaran awal dari visi, misi kepala daerah, dan kebijakan keuangan daerah,
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum hingga penyusunan program SKPD,
lintas SKPD, rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
indikatif. Kedua, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Jangka
Menengah Daerah, dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan komitmen dari
seluruh pemangku kepentingan (stake holder) terhadap rancangan RPJMD. Ketiga,
penyusunan rancangan akhir RPJMD, dimana seluruh masukan dan komitmen hasil
Musrenbang Jangka Panjang Daerah menjadi masukan utama penyempurnaan
rancangan RPJMD, menjadi rancangan akhir RPJMD. Keempat, penetapan Peraturan
Daerah tentang RPJMD, di bawah koordinasi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.
Rancangan akhir RPJMD beserta lampirannya disampaikan kepada DPRD sebagai
inisiatif pemerintah daerah untuk diproses lebih lanjut menjadi peraturan daerah tentang
RPJMD.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


RPJMD

Kota

Yogyakarta

sebagai

dokumen

perencanaan

pembangunan

manajerial taktis strategis Walikota untuk jangka waktu 5 tahun ke depan, ditetapkan
dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan pokok bagi seluruh pelaku
pembangunan di

Kota Yogyakarta (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada


masyarakat.

Tujuannya

adalah

untuk

memberikan

acuan

dasar

pengelolaan

pembangunan oleh Pemerintah Kota dan pelaksanaan pembangunan oleh seluruh

komponen dalam mewujudkan kehidupan Kota Yogyakarta yang demokratis, transparan,


partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan
supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia,
mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu (5) tahun ke depan.

1.3

LANDASAN HUKUM
Landasan idiil dari RPJMD Kota Yogyakarta ini adalah Pancasila dan landasan

konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh


ketentuan

peraturan

perundang-undangan

yang

berkaitan

langsung

dengan

Rakyat

Republik

Indonesia

Nomor

pembangunan Kota Yogyakarta sebagai berikut:


1. Ketetapan

Majelis

Permusyawaratan

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;


2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah.
10. Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
11. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun 1993 tentang
Pedoman Pelayanan Umum.
13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1992
tentang Yogyakarta Berhati Nyaman;
14. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2004, Nomor 48 Seri D);
15. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2006


Nomor 14 Seri D).
16. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor Tahun

2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah ( RPJPD ) Kota Yogyakarta Tahun 2007


2026
17. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor Tahun 2007 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah ( RTRW ) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2016

1.4

HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta

mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan manajerial kepala daerah


dalam pelaksanaan pembangunan kota untuk periode lima (5) tahun ke depan, yang
merupakan penjabaran kehendak masyarakat Kota Yogyakarta yang diwujudkan dalam
Visi dan Misi Kepala Daerah dengan tetap memperhatikan arahan, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Propinsi (RPJM Prop) dan RPJPD Kota Yogyakarta.
RPJMD berfungsi sebagai arah serta pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat, bagi Pemerintah Kota
Yogyakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pelaku bisnis dan sektor swasta serta
seluruh

komponen

masyarakat

guna

mewujudkan

keserasian

pembangunan,

pertumbuhan dan kemajuan kota di segala bidang. Selain itu, RPJMD berfungsi sebagai
tolok ukur penilaian kinerja Kepala Daerah di setiap akhir tahun anggaran dan juga pada
akhir masa jabatan.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Rencana Induk Kota pada tahun
1986 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 1986. Perda
tersebut merupakan Rencana Induk Tata Ruang Kota dari tahun 1990-2005 di mana Kota
Yogyakarta dibagi dalam beberapa blok kawasan pembangunan. Rencana Induk Tata
Ruang Kota tersebut diikuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang
ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun 1991 yang merupakan perencanaan ruang kota
dari tahun 1990-2010. Pemanfaatan ruang kota terbagi menjadi 5 bagian wilayah kota
dan disertai dengan adanya rencana infrastruktur kota. Pada tahun 1992 Pemerintah Kota
Yogyakarta menetapkan slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dengan Perda Nomor 1
Tahun 1992 yang merupakan dasar tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat
Yogyakarta dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilainilai budaya daerah Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai bagian dari budaya nasional
yang bersumber pada falsafah Pancasila. Slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dijiwai
semangat Mangayu Hayuning Bawana sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan
tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta.

Rencana Umum Tata Ruang Kota (Perda Nomor 6 Tahun 1994) ditetapkan dalam
rangka perencanaan ruang kota dari tahun 1994-2004, diantaranya berisi; (i)
pemanfaatan dan pengendalian ruang kota dengan potensi yang terdapat di dalamnya
sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan
ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung,
(iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan
pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi)
penetapan sistem pelayanan perkotaan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana
perkotaan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air
dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (UU SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, di samping mengamanatkan penyusunan RPJPD, daerah juga
diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Yogyakarta untuk 5 tahun ke depan yang diarahkan untuk ikut mencapai tujuan nasional.
Dalam rangka ikut mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut khususnya bagi
masyarakat Kota Yogyakarta, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota
Yogyakarta Tahun 2007 2011.

1.5 SISTEMATIKA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta
Tahun 20072011 memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan
dan diperjuangkan serta diupayakan pencapaiannya, mencakup aspek pembangunan dari
segala bidang kehidupan baik sebagai daerah otonom maupun sebagai bagian dari
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. RPJMD
Kota Yogyakarta disusun dalam sistematika sebagai berikut:
Bab I

Pendahuluan

Bab II

Gambaran Umum Kondisi Kota Yogyakarta

Bab III

Visi, Misi Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011

Bab IV

Strategi Pembangunan Daerah

Bab V

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Bab VI

Kebijakan Umum

Bab VII

Program Pembangunan Daerah

Bab VIII

Penutup

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA YOGYAKARTA

2.1

KONDISI GEOGRAFIS

2.1.1. LUAS WILAYAH


Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah sekitar 3.250 Ha atau 32,5 Km2
atau 1,02 persen dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,5 Km dan dari barat ke timur
kurang lebih 5,6 Km. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14
Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 RW dan 2.523 RT. Penggunaan lahan paling
banyak diperuntukkan bagi perumahan, yaitu sebesar 2.103,272 Ha dan bagian
kecil berupa lahan kosong seluas 20,2087 Ha. Kecamatan Umbulharjo merupakan
kecamatan yang wilayahnya paling luas yaitu 812 Ha atau sebesar 24,98 persen
dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling sempit
adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 63 Ha (1,94 persen).

2.1.2. LETAK GEOGRAFIS


Letak geografis Kota Yogyakarta diantara 110 24 19 dan 110 28 53
Bujur Timur, 7 49 26 dan 7 15 24 Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata
114 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Yogyakarta sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul
dan Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul serta sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman.

2.1.3. TOPOGRAFI, KLIMATOLOGI DAN PENGGUNAAN LAHAN


1. Topografi
Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng aliran Gunung
Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0-2%) dan berada
pada ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian
wilayah dengan luas 1.657 Ha terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter
dan sisanya 1.593 Ha berada pada ketinggian antara 100-119 meter dpa.
Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai
yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang

mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai
Winongo di bagian barat kota.
Ketinggian wilayah Kota Yogyakarta dari permukaan air laut dapat dibagi
menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m dan 100 199 m dari permukaan
laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 1.657 ha atau 51,98
persen dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Mantrijeron, Kraton,
Mergangsan,

Umbulharjo,

Kotagede,

Gondomanan,

Ngampilan

dan

Wirobrajan.
Ketinggian 100 119 m dari permukaan laut seluas 1.593 Ha atau
49,02 persen dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Mergangsan,
Umbulharjo,

Kotagede,

Gondokusuman,

Danurejan,

Pakualaman,

Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedong-tengen, Jetis dan Tegalrejo.


2. Klimatologi
Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mm/thn
dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2C dan kelembaban rata-rata
24,7%. Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan
bertiup angin barat daya dengan arah 220

bersifat basah dan

mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara


yang agak kering dengan arah 90 - 140 dengan rata-rata kecepatan 516 knot/jam.
3. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan
bukan sawah. Untuk Kota Yogyakarta pada tahun 2005 dominasi
penggunaan lahan adalah lahan bukan sawah yaitu seluas 3.127 Ha
(96,22 persen), sedangkan untuk lahan sawah seluas 123Ha (3,37
persen).
Ditinjau dari faktor geografis permasalahan yang dialami Kota
Yogyakarta berasal dari dua faktor, yaitu faktor endowment daerah dan
manusia. Faktor endowment daerah adalah faktor-faktor yang secara
inheren (given) dimiliki daerah yang mana daerah tidak sepenuhnya
mampu mengendalikan. Faktor endowment daerah tersebut antara lain
letak geografis Kota Yogyakarta yang berdekatan dengan gunung berapi
dan Samudera Indonesia. Geomorfologi Kota Yogyakarta tersebut
memberikan keuntungan daerah, namun di sisi lain juga menimbulkan

masalah terkait dengan risiko terjadinya bencana alam gempa bumi


vulkanik maupun tektonik.
Bencana alam gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 di
Propinsi

DIY

dan

sekitarnya

termasuk

Kota

Yogyakarta,

telah

menimbulkan korban jiwa sebanyak 223 orang, luka-luka 318 orang, serta
pengungsi sebanyak 80.368 orang. Dari sisi bangunan rumah yang rusak
berat sebanyak 6.095, rusak sedang 8.408, rusak ringan 15.364 dan
kerusakan

infrastruktur lainnya seperti bangunan sarana pendidikan,

kesehatan, bangunan tempat ibadah, bangunan cagar budaya, gedung


pemerintah, jalan dan jembatan, serta fasilitas sosial lainnya. Dari sisi non
fisik berdampak negatif pada aspek psikologis/trauma anak-anak, aspek
ekonomi, aspek sosial kemasyarakatan dan lain sebagainya.

2.2.

PEREKONOMIAN DAERAH

2.2.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta pada tahun 2005
berdasarkan harga konstan 2000 nilainya Rp. 4.399.948 juta, mengalami
kenaikan sebesar 3,44 persen apabila dibandingkan tahun 2004 yaitu
sebesar Rp. 4.195.393 juta. Angka ini sedikit lebih tinggi jika dibandingkan
dengan PDRB pada tahun 2003.

2.2.2. STRUKTUR PEREKONOMIAN DAERAH


Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta tahun
2001 dan 2005 atas dasar konstan 2000 selama lima tahun terakhir cukup
seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB
nilainya cukup konstan. Dari ketiga kelompok sektor yang ada sektor tersier
merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini
terdiri dari perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa.
Pada tahun 2005 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap
PDRB Kota Yogyakarta adalah sektor perdagangan dan restoran yaitu sebesar
25,52 persen, sedangkan sektor jasa-jasa/service berada di urutan kedua yaitu
sebesar 21,33 persen. Dua sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling kecil
adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian masingmasing hanya memberikan kontribusi sebesar 0,01 persen dan 0,50 persen.

2.2.3. PDRB PERKAPITA


PDRB perkapita Kota Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005 mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2005 PDRB Perkapita Kota Yogyakarta adalah sebesar Rp.
10.109.338,- sedangkan pada tahun 2004 adalah Rp. 9.819.688,- atau mengalami
kenaikan sebesar 2.94 persen. Pertumbuhan ini sedikit lebih kecil apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2004 yang sebesar 3,11 persen.

2.2.4. PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebesar
5,83 persen, sedikit lebih besar apabila dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5,05 persen. Pertumbuhan ini terutama
didorong oleh pertumbuhan sektor bangunan, sektor keuangan sewa dan jasa
perusahaan dan perdagangan, hotel dan restoran masing-masing sebesar 9,87
persen, 8,6 persen dan 7,65 persen. Pada tahun 2005 sektor yang mengalami
pertumbuhan negatif adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor
pertanian, masing-masing mengalami penurunan sebesar - 17,27 persen dan 8,44 persen. Apabila dilihat selama kurun waktu 2001-2005 sektor ini selalu
mengalami pertumbuhan yang negatif meskipun besarnya nilai penurunan
berfluktuatif.

2.2.5. INFLASI
Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2005 adalah 14,98 persen,
mengalami kenaikan sebesar 115,53 persen jika dibandingkan tahun 2004 yang
sebesar 6,95 persen. Apabila dilihat selama kurun waktu 2001-2003, laju inflasi di
Kota Yogyakarta mempunyai kecenderungan menurun. Tahun 2004 terjadi
perubahan yaitu inflasi meningkat sebesar 21,29 persen.

2.2.6. KEUANGAN DAERAH


Pendapatan daerah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah Rp.
391.886,90 juta, mengalami kenaikan sebesar 6,01 persen. Apabila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya kenaikan ini nilainya relatif lebih kecil karena pada
tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 9,16 persen. Di samping itu nilai belanja
Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah Rp. 399.244.605,37 juta, sehingga Kota
Yogyakarta mengalami surplus sebesar Rp. 7.357,70 juta. Beberapa hal yang

menyebabkan terjadinya surplus adalah pada tahun 2005 terdapat beberapa


komponen pendapatan yang nilainya lebih tinggi dibanding tahun 2004.

2.2.7. INVESTASI
Industri merupakan sektor yang mendukung bagi perkembangan investasi
di Kota Yogyakarta. Industri di Kota Yogyakarta terdiri dari industri kecil, industri
kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam, industri aneka, serta industri
sedang dan besar. Industri sedang merupakan industri dengan jumlah tenaga
kerja 20-99 orang, sedangkan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga
kerja 100 orang.
Pada Tahun 2005 jumlah industri kecil di Kota Yogyakarta adalah
sebanyak 5.854 unit, dengan jumlah tenaga kerja 30.516 orang dan nilai investasi
sebesar Rp. 151.834.005.000-. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada
mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen jika dibandingkan tahun 2004 yang
hanya 5.814 unit. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan sebesar
1,23 persen dengan pertumbuhan nilai investasi sebesar 2,25 persen. Nilai ini
lebih besar jika dibandingkan nilai investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp.
148.486.788.000.
Banyaknya industri kecil hasil pertanian dan kehutanan pada Tahun 2005
adalah 2.350 unit mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen jika dibandingkan
tahun 2004. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 11.897 orang,
mengalami kenaikan sebesar 1,61 persen dengan nilai investasi sebesar Rp.
45.984.616.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 4,60 persen.
Nilai investasi industri logam, mesin dan kimia di Kota Yogyakarta pada
Tahun 2005 sebesar Rp. 30.367.320.000,- mengalami kenaikan sebesar 3,44
persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha yang ada sebanyak
1.394 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.718 orang. Jumlah unit usaha
dan tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,22 persen dan
3,44 persen.
Banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri aneka pada Tahun
2005 adalah 11.901 orang, dengan jumlah industri sebanyak 2.110 unit dan nilai
investasi sebesar Rp. 75.482.070.000,-. Jumlah unit usaha, tenaga kerja yang
diserap dan nilai investasi masing-masing mengalami kenaikam sebesar 0,38
persen, 0,87 persen dan 0,41 persen.

10

Total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kota Yogyakarta pada
Tahun 2005 adalah 106 unit, terdiri dari 18 unit industri besar dan 88 unit industri
sedang. Industri besar dan sedang yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Mergangsan dan Umbulharjo, masing-masing memberikan kontribusi sebesar
15,45 persen. Di Kecamatan Mergangsan terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2
unit industri besar, sedangkan di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 15 unit
industri sedang dan 2 unit industri besar. Di posisi yang selanjutnya adalah
Kecamatan Jetis sebanyak 13 unit usaha sedang dan 3 unit usaha besar dengan
proporsi 14,55 persen. Kecamatan yang paling sedikit unit industrinya adalah
Kecamatan Gedongtengen. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit industri
sedang dengan proporsi sebesar 0,91 persen.

2.3.

SOSIAL BUDAYA DAERAH

2.3.1.

KEPENDUDUKAN

2.3.1.1. Penduduk menurut jenis kelamin dan Kecamatan


Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2005, jumlah penduduk Kota
Yogyakarta tahun 2005 adalah 519.008 orang, terdiri dari 266.373 orang laki-laki
dan 252.635 orang perempuan. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin
adalah 51,32 persen laki-laki dan 48,68 persen perempuan.
Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Hal tersebut terlihat dengan
nilai sex rasio yang lebih tinggi dari 100 yaitu sebesar 105,44 persen. Apabila
dilihat selama kurun waktu tahun 2001 sampai 2005, pertumbuhan penduduk Kota
Yogyakarta nilainya selalu positif walaupun kenaikannya tidak banyak. Dari tahun
2004 dan 2005 pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta secara berturut-turut
adalah 1,15 persen dan 0,97persen.
Apabila dilihat dari banyaknya penduduk per kecamatan, pada tahun 2005
Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan yang penduduknya paling
banyak di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 75.428 orang dengan proporsi 14,53
persen, sedangkan diposisi kedua yaitu Kecamatan Umbulharjo sebanyak 73.268
orang dengan proporsi 14,11 persen. Kecamatan yang penduduknya paling
sedikit adalah Kecamatan Pakualaman hanya sebanyak 15.029 orang dengan
proporsi sebesar 2,89 persen.

11

Kecamatan yang kepadatan penduduknya paling tinggi adalah


Kecamatan

Ngampilan

yaitu

sebesar

28,94

orang/Km2.

Kecamatan

ini

mempunyai luas wilayah sebesar 0,82 Km dan berpenduduk sebanyak 23.710


orang. Sedangkan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling kecil adalah
Kecamatan Umbulharjo yaitu sebanyak 9,04 Orang/Km2. Meskipun kecamatan ini
merupakan kecamatan yang penduduknya terbanyak di urutan kedua, akan tetapi
karena wilayahnya luas yaitu sebesar 8,12 Km2 maka kepadatan penduduknya
kecil. Berbeda halnya dengan Kecamatan Ngampilan, meskipun jumlah
penduduknya relatif cukup besar akan tetapi karena luas wilayahnya sempit maka
mengakibatkan kepadatan penduduknya besar.

2.3.1.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Persebaran penduduk yang tidak merata persebarannya perlu mendapat
perhatian karena berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang
antara Kabupaten atau Kota. Oleh karena itu dibutuhkan persebaran penduduk
yang lebih merata dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang
penduduknya atau rendah tingkat kepadatannya.

Selama kurun waktu 2001-2005 Kota Yogyakarta merupakan kota yang


kepadatan penduduknya paling tinggi apabila dibandingkan dengan daerah lain di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2005 kepadatan penduduk di Kota
Yogyakarta mencapai 15.969 orang per Km2.

2.3.2.

KESEHATAN

2.3.2.1. Derajad kesehatan


Derajad kesehatan di Kota Yogyakarta dapat dilihat dari indikator antara lain
: angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan
per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata usia harapan hidup penduduk dan status
gizi.
Umur harapan hidup di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 untuk jenis
kelamin laki-laki adalah 66,38 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 70,25
tahun. Angka kematian untuk bayi adalah 1,3 per 1.000 Kelahiran Hidup, angka
kematian balita adalah 0,02 per 1.000 Kelahiran Hidup dan angka kematian ibu
melahirkan adalah 141 per 100.000 Kelahiran Hidup. Indeks gizi baik pada tahun
2005 mencapai 83,29 persen. Angka kesakitan TB paru adalah 222 per 100.000
penduduk, angka kesakitan campak adalah 313 kunjungan, angka kesakitan diare

12

adalah 10,38 persen, angka kesakitan ISPA adalah 25.801 kunjungan dan angka
kesakitan demam berdarah adalah 20 per 100.000 penduduk.
Jumlah kematian ibu di Kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang.
Angka ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada
tahun 2004 yaitu sebanyak 5 orang atau mengalami kenaikan sebesar 80 persen.
Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun 2005 adalah 1 orang
mengalami penurunan sebesar 14,28 persen dibandingkan tahun 2004 yang
mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi buruk pada tahun 2005 adalah sebanyak
570 Orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang mengalami penurunan
sebesar 2,06 persen, maka angka ini merupakan salah satu keberhasilan
pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengupayaan penurunan balita gizi buruk.

2.3.2.2.

Jumlah Dokter
Banyaknya dokter praktek di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak

1.635 orang, meningkat 47,96 persen jika dibandingkan dengan tahun 2004 yang
hanya sebanyak 1.105 orang. Dokter praktek yang ada tersebut terdiri dari dokter
spesialis sebanyak 756 orang, dokter umum 612 orang dan dokter gigi 267 orang.
Pada tahun 2005 dokter praktek spesialis mengalami peningkatan sebesar
42,91 persen, dokter umum meningkat sebesar 49,63 persen dan dokter gigi
meningkat sebesar 59,88 persen. Apabila dilihat dari proporsinya dokter spesialis
mempunyai proporsi yang paling besar yaitu 46,23 persen, sedangkan dokter
umum dan gigi secara bertutrut-turut sebesar 37,43 persen dan 16,33 persen.
2.3.3.

PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik
pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai.
Gambaran umum mengenai jumlah sekolah, jumlah kelas, jumlah guru
maupun jumlah murid dari jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah di
Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 dapat dilihat dibawah ini:
1. Sekolah Taman Kanak-kanak
Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada Tahun ajaran 2005/2006 di
Kota Yogyakarta adalah 206 buah terdiri dari 2 TK negeri dan 204 TK swasta,
dengan jumlah kelas 529 buah (14 negeri dan 515 swasta) dan jumlah guru
928 orang (27 guru di TK Negeri dan 901 guru di TK Swasta). Adapun total
jumlah murid TK adalah 11.394 siswa yang terdiri dari 310 siswa negeri dan
11.084 swasta.

13

2. Sekolah Dasar (SD)


Pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta terdapat 208 buah
Sekolah Dasar (terdiri dari 127 SD Negeri dan 81 SD Swasta). Jumlah ini lebih
sedikit apabila dibandingkan tahun ajaran 2004/2005 yang mencapai sebesar
219 sekolah. Jumlah kelas yang ada adalah 1.705 kelas (999 di SD Negeri
dan 706 di SD Swasta), sedangkan jumlah guru SD adalah 2.720 orang (1.575
guru di SD Negeri dan 1.145 guru di SD Swasta). Total jumlah murid SD
adalah 44.912 orang yang terdiri dari 23.782 orang di SD Negeri dan 21.130
orang di SD Swasta.
3. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) paling kecil jika dibandingkan dengan
jenjang pendidikan yang lain yaitu hanya sebanyak 2 MI terdiri dari 1 MI
Negeri dan 1 MI swasta dengan jumlah kelas 12 buah (6 kelas di MI Negeri
dan 6 kelas di MI Swasta). Total jumlah guru MI adalah 55 orang (34 orang di
MI Negeri dan 21 orang di MI Swasta). Adapun jumlah murid MI adalah 218
orang yang terdiri dari 143 orang murid MI Negeri dan 75 orang murid MI
Swasta.
4. Sekolah Luar Biasa
Di Kota Yogyakarta terdapat 7 Sekolah Luar Biasa (3 SLB Negeri dan
4 SLB Swasta), dengan jumlah kelas 127 kelas (87 kelas di SLB Negeri dan
40 kelas di SLB swasta). Adapun jumlah guru SLB adalah sebanyak 189
orang (145 guru di SLB Negeri dan 44 orang di SLB Swasta) dengan jumlah
murid 438 orang yang terdiri dari 326 orang murid di SLB Negeri dan 112
orang murid di SLB Swasta.
5. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Banyaknya Sekolah Menengah Pertama pada tahun ajaran 2005/2006
di Kota Yogyakarta adalah 59 buah terdiri dari 16 SMP Negeri dan 43 SMP
Swasta. Jumlah kelas yang ada sebanyak 627 kelas (280 kelas di SMP negeri
dan 347 kelas di SMP swasta). Total jumlah guru 1.808 orang terdiri dari 797
orang guru di SMP negeri dan 1.011 orang di SMP swasta. Jumlah murid SMP
adalah 22.676 orang, yaitu 11.210 orang di SMP negeri dan 11.466 orang di
SMP swasta.
6. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Yogyakarta pada tahun
2005/2006 adalah 7 buah, dengan jumlah kelas 51 (15 kelas di MTs negeri
dan 36 kelas di MTs swasta). Jumlah guru MTs sebanyak 180 orang terdiri
dari 45 orang di MTs negeri dan 135 orang di MTs swasta. Adapun jumlah

14

murid yang ada adalah 552 orang di MTs negeri dan 1.292 orang di MTs
swasta.
7. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Jumlah SMA di Kota Yogyakarta adalah 49 buah (11 SMA negeri dan
38 SMA swasta), dengan jumlah kelas dan guru berturut-turut 626 kelas (209
kelas di SMA negeri dan 417 kelas di SMA swasta) serta 1.829 orang guru
(593 orang guru di SD negeri dan 1.236 orang guru di SMA swasta).
Sedangkan total jumlah murid SMA adalah 20.021 orang, terdiri dari 7.874
orang di SMA negeri dan 12.147 orang di SMA swasta.
8. Madrasah Aliyah
Di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 terdapat 6 sekolah
Madrasah Aliyah (2 Madrasah Aliyah negeri dan 4 Madrasah Aliyah swasta)
dengan jumlah kelas 68 buah (39 kelas di Madrasah Aliyah negeri dan 29
kelas di Madrasah Aliyah swasta). Jumlah Guru yang ada adalah 284 orang
(130 orang guru di Madrasah Aliyah negeri dan 154 orang guru di Madrasah
Aliyah swasta) serta jumlah murid 2.222 orang (1.276 orang di Madrasah
Aliyah negeri dan 946 orang di Madrasah Aliyah swasta).
9. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah 30 buah SMK
(7 SMK negeri dan 23 SMK swasta) dengan jumlah kelas 796 buah (253 kelas
di SMK negeri dan 204 kelas di SMK swasta). Total jumlah guru SMK adalah
1.520 orang (796 orang guru di SMK negeri dan 724 orang guru di SMK
swasta) serta dengan jumlah murid sebanyak 14.017 orang (8.343 orang di
SMK negeri dan 5.674 orang di SMK swasta).
10. Perguruan Tinggi
Jumlah Perguruan Tinggi di Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006
sebanyak 50 PT swasta. Perguruan tinggi tersebut terdiri dari 8 universitas, 10
institut/sekolah tinggi dan 32 akademi. Jumlah dosen sebanyak 4.980 orang
terdiri dari 4.636 orang dosen yayasan dan 344 orang dosen DPK. Jumlah
mahasiswa yang terdaftar adalah sebanyak 76.071 orang mahasiswa.
Dari gambaran tersebut di atas dapat diketahui bahwa di Kota
Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 pada tingkat pendidikan pra sekolah
sampai menengah sebagian besar diselenggarakan oleh pihak swasta.
Sedangkan untuk pendidikan dasar lebih banyak diselenggarakan oleh
pemerintah.

15

2.3.4.

KETENAGAKERJAAN
Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis

kelamin di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 tercatat 352.365 orang, terdiri dari
170.454 orang laki-laki (sebesar 48,37 persen) dan 181.911 perempuan (sebesar
51,63 persen). Dari jumlah yang tercatat tersebut terdiri dari 4 (empat) kegiatan
utama yaitu bekerja, mencari kerja, sekolah dan lainnya. Jumlah penduduk yang
bekerja sejumlah 173.483 orang, terdiri dari 98.974 orang laki-laki (57,05 persen)
dan 74.509 orang perempuan (42,95 persen). Sedangkan yang sedang mencari
kerja sejumlah 13.144 orang, terdiri dari 7.513 orang laki-laki (57,16 persen) dan
5.631 orang perempuan (42,84 persen).
Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang kegiatan utamanya sekolah
berjumlah 91.247 orang, terdiri dari 47.456 orang laki-laki (52 persen) dan 43.791
orang perempuan (48 persen). Untuk kegiatan utama lainnya sejumlah 74.491
orang, terdiri dari 16.511 orang laki-laki (22,16 persen) dan 57.980 orang
perempuan (77,84 persen).
Apabila dilihat dari pertumbuhannya, pada tahun 2005 pertumbuhan
penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan utama dan jenis kelamin
pada tahun 2004 adalah 9,33 persen. Penduduk menurut kegiatan utama bekerja
mengalami pertumbuhan sebesar 9,71 persen, mencari kerja sebesar 9,72
persen, sekolah sebesar 9,49 persen dan lainnya sebesar 8,19 persen.
Jumlah Angkatan Kerja di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah
sebanyak 233.662 orang dan pada tahun 2004 adalah sebanyak 261.275 orang.
Pada tahun 2004 jumlah angkatan kerja mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen
sedangkan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2,34 persen.
Dari 10 lapangan usaha yang ada, jumlah yang paling banyak adalah
penduduk yang bekerja di lapangan usaha jasa sejumlah 82.242 orang dengan
proporsi sebesar 52,01 persen terhadap total. Di peringkat yang kedua adalah
penduduk yang bekerja di lapangan usaha perdagangan sejumlah 44.182 orang (27,94
persen), sedangkan yang proporsinya paling kecil adalah penduduk yang bekerja di
lapangan usaha perikanan hanya sejumlah 93 orang dengan proporsi sebesar 0,06
persen.
Banyaknya pencari kerja menurut tingkat pendidikan di Kota Yogyakarta
pada tahun 2004 adalah 18.964 orang dan pada tahun 2005 adalah sebanyak
26.864 orang atau mengalami kenaikan sebesar 41,65 persen. Jumlah
pengangguran yang paling banyak pada tahun 2005 adalah penganggur dengan

16

tingkat

pendidikan

S1

yaitu

sebanyak

15.315

orang

meskipun

apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 24,04


persen. Terbanyak di posisi kedua adalah pengangguran dengan tingkat
pendidikan SMA yaitu sebanyak 8.226 orang. Dibandingkan tahun sebelumnya
mengalami penurunan sebesar 38,40 persen.

2.3.5. KESEJAHTERAAN SOSIAL.


Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat dapat dilihat antara lain
dari menurunnya jumlah penduduk miskin di suatu daerah. Jumlah penduduk
miskin di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebanyak 67.226 jiwa
sedangkan pada tahun 2004 adalah sebanyak 70.667 jiwa atau mengalami
penurunan sebesar 4,87 persen. Pada tahun 2005 jumlah kepala keluarga di Kota
Yogyakarta adalah 86.608 kepala keluarga atau mengalami peningkatan sebesar
3,05 persen jika dibandingkan tahun 2004 yang berjumlah 84.039 kepala
keluarga.
Apabila dilihat dari tingkat kesejahteraan pada tahun 2005 Keluarga
Sejahtera I dan Keluarga Sejahtera III yang paling mendominasi di Kota
Yogyakarta yaitu masing-masing sebesar 30.060 KK (34,71 persen) dan 28.580
KK (33 persen). Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III Plus dan Pra
Sejahtera adalah sebesar 16.156 KK (18,65 persen), 6.356 KK (7,34 persen) dan
5.456 KK (6,30 persen).
Banyaknya anak yatim piatu di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 yang
terlayani dalam panti adalah 466 orang, turun sebesar 24,59 persen dibandingkan
Tahun 2004 yang mencapai 618 orang. Dari jumlah tersebut yang masih
menjalani pendidikan di Sekolah Dasar berjumlah 128 orang, SLTP 152 orang,
SLTA 115 orang dan lainnya sejumlah 71 orang.
Pada tahun 2005 banyaknya orang telantar yang mendapat bantuan
mencapai 500 orang atau meningkat sebesar 27,55 persen jika dibandingkan
tahun 2004 yang hanya 392 orang. Sedangkan anak jalanan di Kota Yogyakarta
pada tahun 2005 adalah 330 orang tidak mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Total banyaknya orang telantar yang mendapat bantuan dan
banyaknya anak jalanan di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah 830 orang
atau mengalami peningkatan sebesar 15 persen dibandingkan tahun 2004.
Banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2005
adalah sebanyak 30.955 orang sedangkan pada tahun 2004 sebanyak 37.925
orang. Untuk periode 2001 sampai 2005 pertumbuhan tahunannya adalah

17

sebesar -0,57 persen. Secara umum penyandang masalah kesejahteraan sosial


selama kurun waktu 2001 sampai 2005 pertumbuhan tahunannya menurun. Akan
tetapi ada beberapa penyandang masalah sosial yang nilai pertumbuhan
tahunannya positif yaitu anak terlantar (0,22 persen), anak yang menjadi korban
tindak kekerasan atau perlakuan salah (1,81 persen), anak jalanan (0,41 persen),
lanjut usia yang menjadi korban tindak kekerasan atau perlakuan salah (4,79
persen), penyandang cacat fisik (0,33 persen), penyandang cacat bekas penderita
penyakit kronis (2,22 persen) dan pengemis (0,32 persen).
2.3.6. AGAMA
Komposisi penduduk menurut agama yang dianut di Kota Yogyakarta pada
Tahun 2005 adalah Islam sebanyak 423.849 orang, Katholik 54.352 orang, Kristen
32.217 orang, Hindu 1.022 orang, Budha 2.051 orang dan lainnya sebanyak 528
orang. Mayoritas penduduk Kota Yogyakarta beragama Islam dengan proporsi
sebesar 82,46 persen, diposisi kedua Agama Katholik sebesar 10,57 persen, dan
diposisi terakhir adalah lainnya sebesar 0,10 persen.
Pada Tahun 2005 jumlah tempat peribadatan di Kota Yogyakarta adalah
sebanyak 919 buah, terdiri dari Masjid sebanyak 418 buah, Mushola 450 buah,
Gereja Katholik 7 buah, Gereja Kristen 39 buah dan Wihara sebanyak 5 buah.
Proporsi yang terbesar adalah musola sebesar 48,96 persen dan yang terkecil
adalah Wihara sebesar 0,54 persen.
2.3.7. PARIWISATA
Pariwisata sebagai sektor andalan di Kota Yogyakarta senantiasa untuk
dikembangkan serta ditingkatkan keberadaannya. Dampak krisis ekonomi
berpengaruh pada banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Adanya rasa khawatir atas keamanan untuk berkunjung ke Indonesia khususnya
Kota Yogyakarta berpengaruh besar terhadap berkurangnya jumlah wisatawan
yang berkunjung ke Yogyakarta terutama jumlah wisatawan asing.
Jumlah wisatawan domestik pada tahun 2005 sekitar 595.539 orang,
menurun sebesar 59,37 persen jika dibandingkan dengan tahun 2004 yang hanya
sebesar 1.465.981 orang. Sedangkan wisatawan asing menunjukkan penurunan
yang signifikan dari tahun 2004 sebanyak 86.893 orang, tahun 2005 sebanyak
363.105 orang (naik 317,87 persen).

18

Hotel/penginapan merupakan salah satu prasarana yang mendukung


perkembangan pariwisata. Pada tahun 2005 jumlah hotel/penginapan di Kota
Yogyakarta adalah sebanyak 329 hotel/penginapan yang terdiri dari 23 hotel
Bintang dan 306 hotel Non Bintang.
Jumlah hotel/penginapan yang paling banyak terdapat di Kecamatan
Gedongtengen yaitu sebanyak 115 buah terdiri dari 6 buah hotel Bintang dan 109
buah hotel non Bintang. Berada di urutan yang kedua adalah Kecamatan
Mergangsan sebanyak 52 hotel/penginapan terdiri dari 4 hotel Bintang dan 48
buah hotel non Bintang.
Rata-rata lamanya tamu menginap pada tahun 2004 adalah 2,09 malam.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2003 terjadi kenaikan sebesar 11,59 persen
untuk hotel Berbintang dan untuk hotel Nonbintang turun sebesar 35,21 persen,
dan secara keseluruhan rata-rata tamu menginap mengalami kenaikan sebesar
0,48 persen.
Produktivitas suatu hotel dapat diukur dari tingkat penghunian kamar. Faktor
yang mempengaruhi besarnya tingkat hunian kamar hotel adalah banyaknya
kunjungan wisatawan baik wisatawan asing maupun domestik yang menginap di
hotel. Semakin banyak wisatawan yang datang diharapkan jumlah tamu yang
menginap di hotel meningkat pula.
Pada tahun 2005 tingkat penghunian kamar hotel di Kota Yogyakarta secara
keseluruhan mencapai 43,13 persen yang berarti bahwa rata-rata dari seluruh
kamar yang dipakai setiap malam mencapai 43,13 persen. Dibandingkan tahun
2004 secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 6,68 persen.
2.3.8. BUDAYA
Sebagai sarana informasi dan hiburan, kesenian pentas dan museum di
Kota Yogyakarta baik jumlah pengunjung maupun jumlah uang yang masuk dari
tahun 2001-2005 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 jumlah pengunjung
kesenian pentas sebesar 1.077.142 orang (turun sebesar 14,93 persen), turun
apabila dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 pengunjung
kesenian pentas sebesar 1.266.303 orang sedangkan pada tahun 2003 mencapai
1.173.056 orang.

19

Jumlah uang masuk pada tahun 2005 juga mengalami penurunan sebesar
9,46 persen dengan nilai Rp. 3.901.357.000,-, sedangkan pada tahun 2004
nilainya mencapai Rp. 4.309.359.000,-.
Berbeda dengan pengunjung kesenian pentas, pengunjung museum pada
tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 20 persen yaitu sebanyak 1.173.056
orang, sedangkan pada tahun 2004 hanya sebanyak 981.329 orang. Jumlah uang
masuk museum juga mengalami peningkatan sebesar 27 persen yaitu Rp.
3.967.704.000,-.
2.3.9. KELOMPOK KESENIAN DI KOTA YOGYAKARTA
Organisasi kesenian yang terdapat di Kota Yogyakarta pada tahun 2005
terdiri dari 18 jenis kelompok kesenian, dengan total 184 kelompok kesenian.
Kelompok kesenian tersebut meliputi Karawitan 82 kelompok, Tari Tradisional 5
kelompok, Tari Kontemporer 4 kelompok, Tari Jatilan 2 kelompok, Wayang Orang
2 kelompok, Mocopat 28 kelompok, Ketoprak 3 kelompok, Shalawatan 9
kelompok, Sandiwara 1 kelompok, Orkes 7 kelompok, Band 5 kelompok, Teater
10 kelompok, Orkes Melayu 6 Kelompok, Paduan Suara 2 kelompok, Thek-thek 1
kelompok, Kolintang 2 kelompok, Gejok Lesung 4 kelompok dan Campursari 11
kelompok.

2.4.

PRASARANA DAN SARANA DAERAH

2.4.1. PRASARANA DAN SARANA EKONOMI


2.4.1.1.Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan, berupa pasar pada tahun 2005 sebanyak 32 pasar
yang menempati lahan seluas 108.122 m2 dengan 13.242 pedagang. Dari
keseluruhan pasar yang ada, sekitar 30 persen pasar sudah memiliki sarana dan
prasarana yang memadai sedangkan 70 persennya merupakan pasar tradisional
dengan sarana prasarana yang masih sangat terbatas.
2.4.1.2.Koperasi
Jumlah koperasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 ada 450 koperasi
dengan 54.019 anggota. Rasio jumlah anggota koperasi dengan jumlah rumah
tangga di Kota Yogyakarta mencapai 39 persen. Hal ini menggambarkan bahwa
masyarakat Kota Yogyakarta sangat tergantung pada koperasi. Pada tahun 2005

20

volume usaha koperasi mencapai 107.295 juta, naik 33,75 persen dari tahun
sebelumnya dengan sisa hasil usaha mencapai Rp. 5.119 juta.

2.4.2. PRASARANA DAN SARANA SOSIAL BUDAYA


2.4.2.1.Sarana Pendukung Pariwisata
Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah wisata yang berlokasi di
bagian tengah Pulau Jawa. Sebagai daerah tujuan wisata, Yogyakarta memiliki
berbagai prasarana wisata yang dapat digunakan oleh para wisatawan, salah
satunya adalah hotel/penginapan. Pada akhir tahun 2005 jumlah hotel/penginapan
di Kota Yogyakarta sebanyak 330 hotel yang terdiri dari 23 hotel Bintang dan 307
hotel non bintang.

2.4.3.

PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI DAN PERHUBUNGAN

2.4.3.1.Sarana Jalan dan Transportasi


Sarana jalan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 terdiri
dari jalan Negara 18,132 Km, jalan propinsi 3,733 Km serta jalan kota 224,859
Km. Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 mencapai
246,724 Km dengan rincian 246,724 Km jalan yang sudah diaspal dan 0,605 Km
jalan yang masih kerikil. Sarana jalan Kota Yogyakarta. Kondisi jalan secara
umum dapat dikatakan layak untuk dilalui, 20,6 persen kondisi jalan baik, 45,01
persen kondisi jalan sedang dan 34,33 persen kondisi jalan rusak.
Pada tahun 2005 jumlah sarana angkutan baik umum maupun pribadi di
Kota Yogyakarta adalah 260.496 unit, terdiri dari 213.690 unit sepeda motor,
31.432 unit Sedan & Station Wagon, 2.885 unit bus dan 12.489 unit truk. Sepeda
motor merupakan sarana umum yang paling dominan di Kota Yogyakarta
mencapai 82,03 persen; sedan & station wagon diposisi yang kedua yaitu sebesar
12,07 persen; sedangkan bus berada diposisi terakhir yaitu sebesar 1,11 persen.
Pertumbuhan sarana transportasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005
secara berturut-turut adalah sepeda motor 9,36 persen; sedan & station wagon
1,35 persen; bus 67,93 persen dan truk 1,88 persen atau secara keseluruhan
mengalami pertumbuhan sebesar 8,36 persen.

21

Angkutan kereta api yang ada di Kota Yogyakarta meliputi angkutan untuk
penumpang dan barang, yang terdiri dari dua stasiun yaitu stasiun Tugu yang
khusus diperuntukkan bagi pemberangkatan penumpang kereta bisnis dan
eksekutif, serta stasiun Lempuyangan yang diperuntukkan bagi pemberangkatan
penumpang kereta ekonomi serta barang.

2.4.4. PRASARANA DAN SARANA ENERGI


2.4.4.1.Sarana Jaringan Listrik
Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 tercatat
94.210 pelanggan. Berdasar data dari PLN Distribusi Jawa Tengah Cabang
Yogyakarta, jumlah pelanggan tercatat 148.336 pelanggan. Namun jumlah
tersebut termasuk pelanggan dari Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dan
Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Mayoritas pelanggan adalah rumah
tangga yaitu sebesar 88,73 persen dengan jumlah pemakaian 250.258.526 KWh
atau 47,67 persen dari total pemakaian.

2.4.5. PRASARANA DAN SARANA TELEKOMUNIKASI DAN INFORMASI


2.4.5.1.Telekomunikasi
Satuan sambungan telepon dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan
baik satuan sambungan telepon rumah, telepon umum dan warung telkom.
Dengan

dibukanya

satuan

sambungan

telepon

Flexi

semakin

memberi

kesempatan bagi pengguna telepon untuk mendapatkan fasilitas yang mudah dan
murah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna telepon Flexi yang sampai
bulan Oktober 2004 mencapai 46.327.
Jumlah warung telekomunikasi (wartel) dan Kamar Bicara Umum (KBU) di
wilayah Kota Yogyakarta pada akhir tahun 2005 ada sebanyak 5.935 buah , yang
terbagi ke dalam tiga wilayah stasiun telepon otomat. Di wilayah stasiun telepon
otomat Kotabaru terdapat 3.767 buah, Pugeran 1.639 buah, dan Kentungan 529
buah. Sedangkan jumlah telepon umum yang ada di wilayah stasiun otomat
tersebut mencapai 1.290 sambungan.
Lalu lintas surat pos dan giro selama kurun waktu 2005 mencapai 9.613 ribu
surat yang dikirim melalui kantor pos yang ada di wilayah Kota Yogyakarta.

22

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah surat yang dikirim turun sebesar
46,58 persen. Sarana komunikasi radio merupakan sarana komunikasi elektronik
massal yang sampai saat ini masih banyak digemari masyarakat. Jumlah stasiun
radio swasta di wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2005 mencapai 13 stasiun
bertambah 2 stasiun radio dibandingkan tahun sebelumnya. Stasiun-stasiun
tersebut tersebar di wilayah kecamatan Kota Yogyakarta dengan Kecamatan
Pakualaman yang menjadi konsentrasi stasiun radio swasta.

2.4.6.

PRASARANA DAN SARANA AIR BERSIH

2.4.6.1.

Sarana Jaringan Air Bersih


Berdasarkan data dari PDAM Tirtamarta, produksi air minum pada tahun

2005 mencapai 17.535.644m2 atau naik 1,01 persen dibandingkan tahun


sebelumnya (17.357.771 m2). Volume air yang disalurkan hanya 10.973.780 m2
atau 62,58 persen dari total produksi. Jumlah pelanggan pada tahun 2004 tercatat
34.627 pelanggan dan sebagian besar adalah kelompok pelanggan non niaga
yang terdiri dari rumah tangga dan instansi pemerintah. Kelompok pelanggan non
niaga berjumlah 32.387pelanggan atau 95,53 persen dari total pelanggan, dengan
rincian 31.299 pelanggan rumah tangga dan 1.088 instansi pemerintah.
Selama kurun waktu 2001-2005 produksi air minum dan air yang dijual di
Kota Yogyakarta mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004 jumlah produksi air minum
sebanyak 17.357.771 m3 dan yang terjual adalah sebanyak 11.087.645 m3. Pada
tahun 2004 produksi air minum mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen yaitu
sebanyak 17.535.644 m3, untuk air yang terjual mengalami penurunan sebesar 1,03
persen.

2.4.7.

SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN


Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepasa masyarakat. Pada


tahun 2005 jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta berjumlah
2.282 sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari 711 buah sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah/TNI dan 1.571 buah sarana pelayanan kesehatan
milik swasta.
Sarana pelayanan kesehatan tersebut terdiri dari Rumah Sakit Umum
sebanyak 8 buah, Rumah Sakit Jiwa sebanyak 1 buah, Rumah Sakit Khusus
Bersalin sebanyak 2 buah, Rumah Sakit Khusus Lainnya sebanyak 7 buah,

23

Puskesmas sebanyak 18 buah, Puskesmas Pembantu sebanyak 12 buah,


Puskesmas Keliling sebanyak 18 buah, Posyandu sebanyak 613 buah, Polindes
sebanyak 45 buah, Rumah Bersalin sebanyak 13 buah, BKIA sebanyak 5 buah,
Balai Pengobatan/Klinik sebanyak 27 buah, Apotek sebanyak 101 buah, Toko
Obat sebanyak 42 buah, GFK sebanyak 1 buah, PBF sebanyak 25 buah,
Laboratorium Kesehatan sebanyak 8 buah, Industri Kecil Obat Tradisional
sebanyak 21 buah, Praktek Dokter Bersama sebanyak 5 buah, Praktek Dokter
Perseorangan sebanyak 1.169 buah (terdiri dari Dokter Umum 551 buah, Dokter
Gigi 144 buah dan Dokter Spesialis 474 buah), Bidan Praktek Swasta 67 buah
dan Penyalur Alat Kesehatan sebanyak 25 buah.

2.4.8.

SARANA DAN PRASARANA IRIGASI


Jumlah sarana irigasi di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 sebanyak 17

buah berupa bendung tetap dan hanya terdapat di empat kecamatan yaitu
Kecamatan Mantrijeron 1 buah, Kecamatan Mergangsan 2 buah, Kecamatan
Umbulharjo 10 buah dan Kecamatan Tegalrejo 4 buah.
Bangunan saluran pembawa terdiri dari 46 buah terdapat di Kecamatan
Mantrijeron 14 buah dan Kecamatan Mergangsan 32 buah. Sedangkan untuk
bangunan saluran pembuang hanya terdapat sebanyak 21 buah terdapat di
Kecamatan Mantrijeron 1 buah, Kecamatan Mergangsan 14 buah, Kecamatan
Umbulharjo 1 buah dan di Kecamatan Tegalrejo 5 buah.
2.4.9. SARANA KEBERSIHAN KOTA
Di Kota Yogyakarta sarana kebersihan terdiri dari fasilitas pengangkutan
(truk, gerobag dorong, gerobag motor, container, TPS, dan Dipodan Transito.
Jumlah Transfer Depo di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah sebanyk 12
buah, Container sebanyak 56 buah, Gerobag sebanyak 656 buah, Landasan
Container sebanyak 15 buah, Bak Sampah (TPS) sebanyak 48 buah dan Bak
Sampah (TPSS)M3 sebanyak 112 buah.
2.4.10. SARANA AIR LIMBAH
Hampir semua kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta memiliki jaringan
air limbah. Hanya dua kecamatan yang belum memiliki jaringan air limbah yaitu
Kecamatan Kotagede dan Kecamatan Wirobrajan. Kecamatan Mergangsan
merupakan kecamatan yang jaringan air limbahnya paling besar yaitu 30.366,43

24

meter. Diperingkat yang kedua adalah Kecamatan Kraton 26.212,70 meter dan
diperingkat yang ketiga adalah Kecamatan Jetis 20.619 meter.

2.5.

PEMERINTAHAN UMUM

2.5.1. PEMERINTAHAN
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota
Yogyakarta pada Tahun 2005 tercatat sebanyak 9.475 orang, yang terdiri dari
88,38 persen pegawai pemerintah daerah dan 11,62 persen pegawai pemerintah
pusat. Sedangkan menurut tingkat pendidikan, Pegawai Negeri Sipil lulusan S2
sebanyak 125 orang, lulusan S1 sebanyak 3.214 orang, D3/Akademi sebanyak
1.022 orang, SMA/SMK sebesar 4.284 orang, lulusan SLTP sebanyak 479 orang
dan SD sebanyak 351 orang. Proporsi terbesar adalah PNS lulusan SMA/SMK
sebesar 45,21 persen, kedua adalah PNS lulusan S1 sebesar 33,92 persen,
ketiga adalah PNS lulusan D3/Akademi sebesar 10,79 persen. Sedangkan
proporsi yang terkecil adalah PNS lulusan S2 hanya sebesar 1,32 persen.

2.5.2. KETERTIBAN MASYARAKAT


Ketertiban

masyarakat

dalam

upaya

menciptakan

stabilitas

Kota

Yogyakarta dalam mewujudkan terpeliharanya keadaan yang aman dan tertib


dalam kehidupan masyarakat. Pada tahun 2005 jenis pelanggaran/tindak
kejahatan yang terjadi sebanyak 515 kasus terdiri dari pelanggaran terhadap mata
uang 3 kasus, memalsu meterai/surat 3 kasus, kesusilaan 2 kasus, perjudian 15
kasus, penculikan 2 kasus, pembunuhan 3 kasus, penganiayaan 53 kasus,
pencurian 62 kasus, perampokan 31 kasus, memeras/mengancam 6 kasus,
penggelapan 47 kasus, penipuan 95 kasus, merusak barang 9 kasus, narkotika 51
kasus, narkoba 92 kasus dan psikotropika 41 kasus.
Dari sekian jenis pelanggaran yang ada, pencurian merupakan jenis
pelanggaran yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 31,13 persen, di posisi
kedua dan ketiga secara berturut-turut yaitu lain-lain (17,88 persen) dan narkotika
(13,69 persen). Sedangkan jenis pelanggaran yang paling jarang terjadi adalah
penculikan hanya sebesar 0,44 persen.

2.5.3.

HUKUM
Pembangunan Hukum yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai

di bidang hukum secara umum masih dirasakan bahwa penegakan supremasi

25

hukum berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta menjunjung tinggi


hak-hak asasi manusia belum sepenuhnya terwujud.
Pada tahun 2005 total jumlah perkara yang masuk kejaksaan negeri Kota
Yogyakarta adalah sebanyak 386 buah, terdiri dari 210 buah perkara biasa, 11
buah perkara korupsi, 54 buah perkara subversi, 51 buah perkara narkotika dan
lainnya 60 buah. Jenis perkara yang masuk kejaksaan negeri pada tahun 2005
lebih sedikit apabila dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 454 buah perkara
atau mengalami penurunan sebesar 14,98 persen. Secara umum jenis perkara
yang masuk kejaksaan mengalami penurunan, untuk jenis perkara biasa
mengalami penurunan 18,92 persen, narkotika mengalami penurunan 34,62 dan
lainnya mengalami penurunan 46,43. Jenis perkara korupsi mengalami hal yang
sebaliknya yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 2,85 persen.
2.5.4. POLITIK
Di Kota Yogyakarta terdapat 24 partai politik. Total jumlah pemilih pada
pemilu legislatif tahun 2004 adalah sebanyak 318.826 orang, dengan jumlah TPS
sebanyak 1.144 orang yang terdiri dari 1.122 buah TPS dan 22 buah TPS khusus.
Pada pemilu Pilpres Tahap I Jumlah pemilih adalah sebanyak 317.148 orang,
dengan jumlah TPS sebanyak 1.144 buah terdiri dari 1.125 TPS dan 19 buah
TPS khusus. Sedangkan pada pemilu Pilpres II jumlah pemilih sebanyak 314.728
orang dengan jumlah TPS 1.144 buah.

26

BAB III
VISI DAN MISI KOTA YOGYAKARTA
TAHUN 20072011

3.1.

VISI
Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Yogyakarta saat ini, permasalahan dan

tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan faktor


strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan, serta
Pemerintah Kota, maka Visi Kota Yogyakarta seperti yang tertera dalam RPJPD
Kota Yogyakarta Tahun 2007-2026 adalah:

KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS,


PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA,
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 20072026 ini diharapkan akan


mewujudkan, keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap
mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan
UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Agar ada tahap-tahap
yang jelas menuju tercapainya visi Kota Yogyakarta tersebut maka ditetapkan
Sasaran Pembangunan Lima Tahunan. Sasaran Pembangunan selama 5 tahun
periode pembangunan jangka menengah 2007-2011 adalah sebagai berikut:

Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan berkualitas dengan dukungan


SDM unggul.

Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata berbasis budaya dengan


keragaman objek dan daya tarik wisata

Kota Yogyakarta sebagai Pusat pelayanan jasa dengan dukungan peran


serta masyarakat, yang berwawasan lingkungan.

Dengan Visi Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 ini diharapkan akan


mewujudkan kesejahteraan masyarakat baik materiil maupun spirituil menuju kota
Yogyakarta yang mandiri dan nyaman huni.
Adapun yang dimaksud dengan "Kota Pendidikan Berkualitas" adalah :
1. Penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogyakarta harus memiliki standar
kualitas yang tinggi dan terkemuka di Asia Tenggara,
2. Memiliki keunggulan kompetitif dalam penguasaan, pemanfaatan dan
pengembangan ilmu dan teknologi,

27

3. Mampu menciptakan keseimbangan antara kecerdasan inteligensia


(Intelligensia Quotient), emosional (Emotional Quotient) dan spiritual
(Spiritual Quotient),
4. Dikembangkan dengan dukungan sistem kebijakan pendidikan yang
unggul
5. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
6. Menciptakan atmosfer pendidikan yang kondusif.

"Pariwisata Berbasis Budaya" adalah :


1. Kegiatan pariwisata di Kota Yogyakarta dikembangkan dengan dasar
dan berpusat pada budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan nilainilai luhur budaya bangsa,
2. Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan kerjasama wisata dengan
pihak lain,
3. Menjadikan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara,
4. Peningkatan kegiatan pariwisata dilaksanakan dengan menciptakan
inovasi-inovasi yang tetap berlandaskan pada wisata budaya, wisata
bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata konvensi dan wisata
belanja,
5. Mempertahankan dan mengembangkan norma-norma religius/agama di
dalam kehidupan masyarakat.

"Pusat Pelayanan Jasa" adalah :


1. Kota Yogyakarta sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi jasa
penunjang pendidikan dan pariwisata, perdagangan, pemerintahan,
keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi harus dibangun lebih
maju dan mampu mandiri,
2. Memberikan kontribusi dan dominasi yang lebih besar dari daerah lain di
wilayah Jawa bagian Selatan,
3. Peningkatan kegiatan pelayanan jasa dilakukan dengan memperkuat
perekonomian kota pada sektorandalan menuju keunggulan kompetitif,
4. Membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan,
dengan tetap mempertahankan dan mengembangkan industri kecil dan
menengah.

28

"Berwawasan Lingkungan" adalah :


1. Upaya sadar, terencana dan berkelanjutan,
2. Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan nilai-nilai religius,
sosial, budaya dan kearifan lokal ke dalam proses pembangunan,
3. Menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan.

3.2.

MISI
Dalam mewujudkan visi Kota Yogyakarta tersebut ditempuh melalui 9

(sembilan) misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan yaitu


dengan mengupayakan partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah
daerah dan swasta agar penyelenggaraan pendidikan di Kota Yogyakarta
mempunyai standar kualitas yang tinggi dan terkemuka di Asia Tenggara,
mempunyai keunggulan kompetitif yang berdaya saing tinggi, kompetensi tinggi,
menekan berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak citra pendidikan Kota
Yogyakarta; menciptakan sistem dan kebijakan pendidikan yang unggul;
membantu penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, Kota


Budaya dan Kota Perjuangan yaitu dengan meningkatkan objek dan daya
tarik wisata; menampilkan landmark (tetenger/ciri monumental) dan budaya
khas Kota Yogyakarta serta nilai-nilai luhur budaya bangsa; mengembangkan
jaringan kerjasama wisata dengan berbagai pihak; membangun sarana dan
prasarana wisata yang memadai; menciptakan kebijakan pemerintah yang
mendukung perkembangan dunia pariwisata kota; meningkatkan kesadaran dan
partisipasi

seluruh

masyarakat

kota

dalam

pengembangan

pariwisata;

melakukan promosi dan pemasaran wisata yang efektif, sehingga menjadi salah
satu tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara.

3. Mewujudkan daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan


jasa melalui peningkatan pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah dengan
memperkuat perekonomian kota berbasis keunggulan masing-masing sektor
andalan menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi dan pelayanan khususnya dalam pelayanan jasa yang
meliputi

jasa

penunjang

pendidikan

29

dan

pariwisata,

perdagangan,

pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi dan komunikasi; mengurangi


kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada ekonomi rakyat,
kelompok dan wilayah yang masih lemah, menanggulangi kemiskinan secara
drastis, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat kota terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, dan
kesempatan yang sama dalam berusaha serta menghilangkan diskriminasi
dalam berbagai aspek termasuk gender; mengedepankan pembangunan SDM
berkualitas dan berdaya saing, sehingga dapat menjadi pusat pelayanan jasa di
wilayah Jawa bagian Selatan.

4. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan dengan


memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan keberadaan dan
kegunaan SDA dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya
dukung dan daya tampung, kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi; pemanfaatan ekonomi
SDA dan lingkungan yang berkesinambungan; pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan
dan

kenyamanan

kehidupan;

dan

pemeliharaan

dan

pemanfaatan

keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

5. Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika,


beradab dan berbudaya melalui peningkatan integritas setiap pribadi
masyarakat kota, memperkuat jati diri dan karakter masyarakat kota yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; patuh dan taat aturan hukum;
memelihara kerukunan serta toleransi masyarakat dan antar umat beragama;
mengembangkan semangat kekeluargaan; menegakkan norma-norma sosial,
kesopanan, kesusilaan dan norma-norma agama; melaksanakan interaksi antar
budaya; mengembangkan kehidupan sosial kemasyarakatan; menerapkan nilainilai luhur Kota Yogyakarta; dan memiliki kebanggaan sebagai masyarakat Kota
Yogyakarta dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral dan etika
pembangunan kota.

6. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola


pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih),
berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum dengan memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;

30

meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah;


menjamin pengembangan dan kebebasan media komunikasi untuk kepentingan
masyarakat

kota;

melakukan

pembenahan

struktur

kelembagaan

dan

meningkatkan budaya tertib hukum; tidak diskriminatif, berkeadilan gender dan


memihak pada rakyat kecil.

7. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai


melalui penciptaan kondisi yang kondusif, pemeliharaan dan penjaminan situasi
yang aman, tertib, nyaman dan damai dengan memanfaatkan semua komponen
masyarakat, pemerintah dan aparat penengak hukum sehingga mampu
melindungi dan mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun stabilitas keamanan dan
penciptaan ketertiban kota;

8. Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas melalui


pembangunan infrastruktur yang maju dengan meningkatkan penguasaan,
pemanfaatan dan penciptaan iptek; peningkatan daya dukung kapasitas kota
dengan pengembangan dan pemanfaatan aset-aset daerah, sarana dan
prasarana kota serta fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh
lapisan masyarakat;

9. Mewujudkan

Kota

Yogyakarta

Sehat

melalui

penyediaan

pelayanan

kesehatan yang memadai; penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang


baik; kebijakan dan sistem kesehatan masyarakat kota yang mantap;
penyediaan SDM pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan mempunyai
kompetensi yang tinggi serta didukung oleh partisipasi masyarakat.

31

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi
Kota Pendidikan Berkualitas
a. Penyelenggaraan pendidikan di
Kota Yogyakarta harus memiliki
standar kualitas yang tinggi dan
terkemuka di Asia Tenggara;
b. Memiliki keunggulan kompetitif
dalam penguasaan,
pemanfaatan dan
pengembangan ilmu dan
teknologi;
c. Mampu menciptakan
keseimbangan antara
kecerdasan inteligensia
(Intelligensia Quotient),
emosional (Emotional Quotient)
dan spiritual (Spiritual Quotient);
d. Dikembangkan dengan
dukungan sistem kebijakan
pendidikan yang unggul;
e. Penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan yang
memadai;
f. Menciptakan atmosfer
pendidikan yang kondusif.
Pariwisata Berbasis Budaya
a. Kegiatan pariwisata di Kota
Yogyakarta dikembangkan
dengan dasar dan berpusat
pada budaya Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa;
b. Menyempurnakan dan
meningkatkan jaringan
kerjasama wisata dengan pihak

Misi

Kebijakan

Urusan / Program

1. Mempertahankan predikat Kota


Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan

a. Meningkatkan akses pendidikan dasar 12 tahun


yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau
b. Meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek :
lulusan, proses, manajemen, sarana prasarana dan
lingkungan sekolah
c. Mengembangkan sistem pendidikan berkualitas
yang dapat mewujudkan keseimbangan antara
kecerdasan intelegensia, emosional dan spiritual
d. Memperluas jangkauan dan jenis sistem
pembelajaran untuk masyarakat

Pendidikan
a. Program Peningkatan Kualitas
Pendidikan
b. Program Sertifikasi dan
Peningkatan Kualifikasi
Pendidikan, Tenaga Kependidikan,
Sarana Prasarana dan Kesiswaan
c. Program Pembinaan Pendidikan
Luar Sekolah

2. Mempertahankan Predikat Kota


Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan
Kota Perjuangan

a. Melakukan inovasi/rekayasa dan pengembangan


seluruh aspek kepariwisataan yang tetap
berlandaskan pada wisata budaya, wisata
bangunan bersejarah, wisata pendidikan, wisata
konvensi dan wisata belanja
b. Meningkatkan jaringan kerjasama wisata dan
partisipasi aktif masyarakat
c. Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai positif
budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan
kearifan lokal
d. Memanfaatkan tingkat heterogenitas budaya yang
ada dalam suatu interaksi positif antar budaya
dalam menangkal pengaruh negatif globalisasi

Pariwisata
a. Program Pengembangan Potensi
Pariwisata
b. Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
c. Program Pengembangan dan
Pelestarian Seni dan Budaya
d. Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya

3. Mewujudkan Daya Saing Kota


Yogyakarta yang Unggul dalam
Pelayanan Jasa

a. Mendorong pertumbuhan dan pemerataan


ekonomi dengan lokomotif bidang pendidikan dan
pariwisata
b. Mengembangkan ekonomi kerakyatan - koperasi
dan usaha mikro, kecil, dan menengah (Koperasi
dan UMKM)
c. Mengembangkan lingkungan usaha dan iklim
investasi khususnya di bidang jasa penunjang
pendidikan dan pariwisata, perdagangan,

Koperasi dan UKM


a. Program Penciptaan Iklim Usaha
Kecil Mikro yang kondusif
b. Program Pengembangan
Kewirausahaan & Keunggulan
Kompetitif UKM
c. Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi
lain;
c. Menjadikan daerah tujuan
wisata terkemuka di Asia
Tenggara;
d. Peningkatan kegiatan pariwisata
dilaksanakan dengan
menciptakan inovasi-inovasi
yang tetap berlandaskan pada
wisata budaya, wisata
bangunan bersejarah, wisata
pendidikan, wisata konvensi dan
wisata belanja;
e. Mempertahankan dan
mengembangkan norma-norma
religius/agama di dalam
kehidupan masyarakat.
Pusat Pelayanan Jasa
a. Kota Yogyakarta sebagai pusat
pelayanan jasa yang meliputi
jasa penunjang pendidikan dan
pariwisata, perdagangan,
pemerintahan, keuangan,
kesehatan, transportasi dan
komunikasi harus dibangun
lebih maju dan mampu mandiri;
b. Memberikan kontribusi dan
dominasi yang lebih besar dari
daerah lain di wilayah Jawa
bagian Selatan;
c. Peningkatan kegiatan
pelayanan jasa dilakukan
dengan memperkuat
perekonomian kota pada sektor
andalan menuju keunggulan

Misi

Kebijakan

Urusan / Program

pemerintahan, keuangan, kesehatan, transportasi


dan komunikasi.

Perdagangan
a. Program Perlindungan Konsumen
& Pengamanan Perdagangan
b. Program Peningkatan Kerjasama
Perdagangan Internasional
c. Program Pembinaan Pedagang
Kaki Lima
d. Program Pengembangan Data
dan Informasi
e. Program Pengembangan
Teknologi Industri
f. Program Pengembangan
Pengelolaan Pasar
Tenaga Kerja
a. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktifitas Tenaga Kerja
b. Program Perluasan dan
Pengembangan Kesempatan Kerja
c. Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga Tenaga
Kerja
Pertanian
a. Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani
b. Program Peningkatan Ketahanan
Pangan
c. Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian
d. Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian
e. Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Ternak

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi

Misi

Kebijakan

Urusan / Program

kompetitif;
d. Membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi dan
pelayanan, dengan tetap
mempertahankan dan
mengembangkan industri kecil
dan menengah.
Berwawasan Lingkungan
a. Upaya sadar, terencana dan
berkelanjutan;
b. Memadukan lingkungan alam
dengan lingkungan nilai-nilai
religius, sosial, budaya dan
kearifan lokal ke dalam proses
pembangunan;
c. Menjamin kemampuan,
kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi
masa depan.
4. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang
nyaman dan ramah lingkungan

a. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan


terhadap kegiatan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan.
b. Memperbaiki mutu lingkungan hidup untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan.
c. Memadukan lingkungan alam dengan lingkungan
nilai-nilai religius, sosial, budaya dan kearifan lokal
ke dalam proses pembangunan.

Lingkungan Hidup
a. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Limbah
b. Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
c. Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
d. Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
e. Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi

Misi

Kebijakan

Urusan / Program

5. Mewujudkan masyarakat Kota


Yogyakarta yang bermoral, beretika,
beradab dan berbudaya

a. Meningkatkan fasilitasi peningkatan religiusitas dan


toleransi antar umat beragama.
b. Meningkatkan fasilitasi untuk proses paduan /
akulturasi budaya Jawa dengan budaya nusantara
dan asing.
c. Meningkatkan penanganan permasalahan sosial
berbasis komunitas dengan pendekatan adil
gender.

Sosial
a. Program Pemberdayaan
Kelembagaan dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial
b. Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial

6. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang


good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), clean
government (pemerintah yang
bersih), berkeadilan, demokratis dan
berlandaskan hukum

a. Memanfaatkan IT, SDM dan organisasi yang


meliputi struktur, sistem dan prosedur, serta
kepastian pelayanan.
b. Menegakkan aturan main dengan pasti, tegas dan
adil serta berdasarkan pada aturan hukum yang
berlaku.
c. Meningkatkan koordinasi dengan instansi-instansi
yang berwenang dalam penegakan hukum.
d. Meningkatkan manajemen pembangunan.
e. Mewujudkan SOP sesuai kebutuhan yang efisien,
efektif, transparan dan akuntabel

Perencanaan
a. Program Pengembangan Data dan
Informasi
b. Program Perencanaan
Pembangunan Daerah
c. Program Penelitian dan
Pengembangan
Pemerintahan Umum
a. Program Pembinaan dan Fasilitasi
Pengelolaan Pendapatan Daerah
b. Program Peningkatan dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan Daerah
c. Program Peningkatan Kualitas
Produk Hukum Daerah
d. Program Peningkatan Pelayanan
Kedinasan Kepala Daerah
e. Program Pengembangan
Kerjasama Daerah
f. Program Pengawasan Internal &
Pengendalian Pelaksanaan
Pembangunan
g. Program Peningkatan Kualitas
Bahan Kebijakan Pemerintahan
h. Program Peningkatan Pelayanan

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi

Misi

Kebijakan

Urusan / Program
ke Rumah Tangga, Keuangan dan
Administrasi Pemkot
i. Program Peningkatan Kualitas
Kebijakan Perekonomian &
Pendapatan Daerah
j. Program Peningkatan Kapasitas
Organisasi Pemerintahan
k. Program Peningkatan Administrasi
Pengelolaan Barang Daerah
l. Program Peningkatan Sarana
Prasarana Pemerintahan
m. Program Pemeliharaan Sarana
Prasarana Pemerintahan
Pemberdayaan Perempuan
a. Program Pemberdayaan dan
Peningkatan Partisipasi Berbasis
Gender
Kepegawaian
a. Program Peningkatan Kualitas
Penempatan Pegawai dalam
Jabatan
b. Program Peningkatan Kualitas
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
c. Program Peningkatan Disiplin
Pegawai melalui Keseimbangan
Punishment & Reward
Komunikasi dan Informatika
a. Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media
Massa
b. Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi

Misi

Kebijakan

Urusan / Program
Urusan Kearsipan
a. Program Pemeliharaan
Rutin/Berkala Sarana Prasarana
Kearsipan

7. Mewujudkan Kota Yogyakarta yang


aman, tertib, bersatu dan damai

a. Meningkatkan wawasan kebangsaan, keamanan,


ketertiban dan peran media komunikasi dengan
prinsip demokrasi yang dijiwai oleh semangat
persatuan, kerukunan, kedamaian, kesejahteraan,
keadilan dan kemakmuran.
b. Meningkatkan kesadaran, kedisiplinan, dan peran
serta masyarakat dalam menjaga dan menciptakan
suasana Kota Yogyakarta yang aman, tertib,
bersatu, dan damai.
c. Meningkatkan peran pemuda dalam mewujudkan
keamanan, ketertiban dan persatuan.

Kesbang dan Politik Dalam Negeri


a. Program Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
Pemuda dan Olah Raga
a. Program Peningkatan Peran Serta
Kepemudaan
b. Program Upaya Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba
c. Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olah Raga

8. Mewujudkan pembangunan
prasarana dan sarana berkualitas

a. Menyediakan sarana dan prasarana dasar publik


yang memadai melalui jalinan kerjasama dengan
daerah tetangga, khususnya KARTOMANTUL.
b. Meningkatkan penataan kawasan secara disiplin
sesuai dengan RTRW.
c. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas sarana
prasarana publik.
d. Meningkatkan fungsi kampung sebagai tempat
berinteraksi masyarakat yang utuh.
e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta
dalam pembangunan prasarana perkotaan.

Pekerjaan Umum
a. Program Pengelolaan Sarana
Prasarana Perkotaan
b. Program Peningkatan Kesiagaan
dan Pengendalian Bahaya
Kebakaran
c. Program Peningkatan Kesiagaan
Penanggulangan Bencana Alam
Perhubungan
a. Program Pembangunan Prasarana
dan Fasilitas Perhubungan
b. Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
c. Program Peningkatan Pelayanan
Angkutan
d. Program Peningkatan dan

Matriks Keterkaitan Visi, Misi, Kebijakan dan Program


VISI : KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN BERKUALITAS, PARIWISATA BERBASIS BUDAYA, DAN PUSAT PELAYANAN JASA, YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Penjelasan Visi

Misi

Kebijakan

Urusan / Program
Pengamanan Lalu Lintas
e. Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
Penataan Ruang
a. Program Pengembangan Tata
Ruang Kota
Perumahan
a. Program Peningkatan Kualitas
Permukiman

9. Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat

a. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup sehat


(pola hidup dan lingkungan) dan survailance serta
monitoring kesehatan.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas.
c. Meningkatkan jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat.

Kesehatan
a. Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
b. Program Peningkatan Akses
Masyarakat terhadap Pelayanan
Kesehatan
c. Program Standarisasi Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit
d. Program Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Keluarga Berencana & Keluarga
Sejahtera
a. Program Keluarga Berencana
Kependudukan & Capil
a. Program Penataan Administrasi
Kependudukan

Anda mungkin juga menyukai