Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
obat dapat menyebabkan eritroderma antara lain seperti golongan obat anti
diabetes (sulfonylurea, klorpropamid), obat jantung (amiodaron, captopril,
nifedipin), antibiotik (streptomisin, sefalosporin, penisilin, trimetroprim),
dan obat-obatan psikiatrik (klorpromazin, barbiturate, fenotiazid). 3
Ge!ala klinis yang dimunculkan pada ertiroderma dapat berbeda-beda
berdasarkan etiologi yang mendasari terjadinya eritroderma. Namun secara
garis besar memiliki gejala umum berupa pasien sering mengeluh
kedinginan. Kedinginan terjadi karena vasodilatasi pembuluh darah kulit
sehingga menyebabkan kehilangan panas tubuh dan rusaknya pengendalian
regulasi suhu tubuh yang menghilang, sehingga sebagai kompensasi,
sekujur tubuh pasien menggigil untuk menghasilkan panas. 2
Kelainan kulit yang tampak secara umumnya timbul bercak eritema
yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam waktu 12-24 jam. Deskuamasi
yang difus dimulai dari daerah lipatan lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan kuku,
dan kuku dapat terlepas. Dapat teriadi limfadenopati dan hepatomegali.
Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai di daerah lipatan. 2
Terapi yang optimal untuk eritrodema tergantung pada penegakan
penyebab penyakit. Pada eritroderma karena alergi obat, penghentian dari
obat-obat yang menyebabkan alergi atau berpotensi menyebabkan alergi
memberikan hasil yang baik. Pada eritrodema karena penyakit kulit,
penyakit yang mendasari harus diatasi. 2
BAB II
LAPORAN KASUS
: Ny. K
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 43 tahun
Pekerjaan
: Sudah Menikah
Agama
: Islam
Alamat
: Kendalrejo-Petarukan
No. CM
: 00263263
II.2 Anamnesis
Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 20 September 2015 di Bangsal Dahlia
kamar iso 1 pada pukul 10.00 WIB
Keluhan Utama:
Gatal di seluruh tubuh sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
Keluhan Tambahan:
Kulit menjadi terasa panas, merah dan kemudian kering serta berkerak tebal
didaerah wajah, kedua tangan, badan dan kedua kaki. Pasien juga mengeluhkan
kedinginan.
Riwayat Ca Mammae
Riwayat Psoriasis
: (-)
Riwayat alergi
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
: Tekanan Darah
: 100/60
Nadi
: 100 x/menit
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36.5
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
:
:
:
:
Thorax
Paru
Inspeksi
intercostalis.
: Gerakan dada simetris, vocal fremitus kanan sama dengan
Perkusi
Auskultasi
kiri
: Sonor pada seluruh lapang paru
: Suara dasar nafas vesikuler, tidak terdapat ronkhi basah
kasar di parahiler dan ronkhi basah halus di basal pada
kedua lapang paru, tidak ditemukan wheezing.
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Perkusi
Palpasi
Auskultasi
: Datar
: Timpani
: Supel, nyeri tekan (+), massa (-)
: Bising usus (+) normal
regio capitis, coli anterior dan posterior, trunkus anterior dan posterior,
ekstremitas superior dan inferior.
Efloresensi:
Makula eritematosa berbatas tidak tegas dengan skuama kasar dan erosi
tersebar generalisata.
Gambar 1 : Makula eritematosa berbatas tidak tegas dengan
Hasil
6,18
2,36
3,82
Nilai Normal
6,40-8,20
3,40-5,00
2,70-3,20
Hasil
Nilai normal
9,9
2830
27
3,2
188.000
11,7-15,5
3600-11000
35-47
3,8-5,2
150.000-440.000
0,4
0,4
1,4
68,5
26,1
3,2
0-1
2-4
3-5
50-70
20-40
2-0
6,34
2,99
3,35
6,40-8,20
3,40-5,00
2,70-3,20
Pemeriksaan
Darah lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
Hasil
Nilai normal
11,5
2510
31
3,7
144.000
11,7-15,5
3600-11000
35-47
3,8-5,2
150.000-440.000
Hitung Jenis
Basofil
Eusinofil
N. Batang
N. Segmen
Limfosit
Monosit
0,8
0,0
2,0
51,6
40,2
5,2
0-1
2-4
3-5
50-70
20-40
2-0
Kimia klinik
Total protein
Albumin
Globulin
6,34
2,99
3,35
6,40-8,20
3,40-5,00
2,70-3,20
II.10 Penatalaksanaan
Medikamentosa:
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj difenhidramin 2x1 amp
- Inj Ranitidin 2x1 amp
- Inj Metilprednisolon 125-0-125 mg
- Cream topical (desoksimetason, fuson crem, soft u derm dan vaselin)
Nonmedikamentosa:
- Diet tinggi protein
- Mandi menggunakan sabun bayi
- Menggunakan lotion
- Edukasi untuk tidak meminum obat asam mefenamat
- Edukasi mengenai penyakitnya sampai prognosis
- Edukasi untuk menjaga kelembaban kulit
II.11 Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
Quo ad komestikum
: ad bonam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: ad bonam
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Definisi
Eritroderma ialah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema
universalis (90%-100%), biasanya disertai skuama. Pada sebagian kasus, skuama
tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi
obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, baru kemudian pada
stadium penyembuhan timbul skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema
tidak begitu jelas, karena bercampur dengan hiperpigmentasi.1
Dermatitis eksfoliativa dianggap sebagai sinonim dengan eritroderma
meskipun sebenarnya mempunyai pengertian yang agak berbeda. Pada dermatitis
eksfoliativa skuamanya berlapis-lapis. 1
III.2 Epidemiologi
Jumlah pasien eritroderma di bagian kulit semakin lama semakin
bertambah, penyebab utamanya adalah psoriasis yang meluas. Hal tersebut seiring
dengan meningkatnya insiden psoriasis. 1
Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari
100.000 populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling
sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40
tahun, meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia. Insiden eritroderma
makin bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring
dengan meningkatnya insidens psoriasis.1,4
III.3 Etiologi
11
planus.
Eritroderma
et
causa
psoriasis,
merupakan
pada
bayi
juga
dapat
menyebabkan
pemeriksaan
menyeluruh
(termasuk
pemeriksaan
12
III.4 Patogenesis
Patofisiologi terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas, yang
jelas dapat diketahui adalah akibat suatu agent dalam tubuh, maka tubuh bereaksi
berupa pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal. Kemungkinan
berbagai sitokin yang berperan.1,6
Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan
aliran darah kekulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. Akibatnya
penderita merasa dingin dan menggigil.Pada eritroderma kronis dapat terjadi
gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatang perfusi
kulit.Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila
suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat .Pengaturan suhu
terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensator dan
peningkatan laju metabolisme basal. 1,6
13
14
15
16
17
mempunyai sifat yang khas, di antaranya intinya homogen, lobular, dan tak
teratur. Selain terdapat dalam darah, sel tersebut juga terdapat dalam kelenjer
getah bening dan kulit. Untuk menentukannya memerlukan keahlian khusus.
Biopsi pada kulit juga memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat
infiltrat pada dermis bagian atas dan terdapatnya sel Sezary. 1,5
eritroderma
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
disesuaikan
dengan
diagnosis
penyakit
yang
Anamnesa
18
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya eritema yang universal
dapat disertai dan tidak oleh skuama, karena harus melihat dari tanda dan
gejala yang sudah ada sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan dan
perubahan kuku pada psoriasis; hiperkeratotik skala besar kulit kepala,
biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di
pitriasis rubra. Likenifikasi, erosi dan ekskoriasi di dermatitis atopik dan
eksema. 5
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu spesifik pada eritroderma.
Dapat ditemukan anemia ringan, leukositosis dengan eosinofilia,
penurunan albumin serum, peningkatan relative gammaglobulin dan IgE.
Pemeriksaan histopatologi pada kebanyakan pasien dengan eritroderma
dapat membantu mengidentifikasi penyebab eritroderma sampai dengan
50% kasus. Pada tahap akut,spongiosis dan parakeratosis menonjol
sehingga terjadi edema. 5
III.7 Penatalaksanaan
Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada golongan
I, yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dosis prednison 3 x 10 mg- 4
x 10 mg. Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa hari beberapa
19
III.8 Prognosis
Prognosis
eritroderma
tergantung
pada
proses
penyakit
yang
dapat
diatasi
dengan
pengobatan,
tetapi
mungkin
timbul
20
BAB IV
21
PEMBAHASAN
Pasien Ny.K usia 43 tahun datang ke IGD RSUD Margono Soekarjo
merupakan rujukan dari RS Siaga Medika Pemalang dengan diagnosa suspek SSJ
e.c Asam Mefenamat dan Post Mastektomi 1 bulan yang lalu.
Sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan sangat gatal
diseluruh tubuhnya, gatal dirasakan terus menerus dan semakin lama semakin
gatal. Keluhan ini awalnya muncul pada bagian wajah, kemudian menyebar ke
daerah tangan, perut dan kaki. Kemudian diikuti dengan kulit yang memerah
disekujur
22
diperlukan anamnesis yang teliti, yang dimaksudkan alergi obat secara sistemik
ialah masuknya obat kedalam badan dengan cara apa saja, misalnya melalui
mulut, melalui hidung, dengan cara suntikan/infus, melalui rektum dan vagina.
Selain itu alergi dapat pula terjadi karena obat mata, obat kumur, tapal gigi, dan
melalui kulit sebagai obat luar.
Pada anamnesa didapatkan pasien dengan keadaan yang mulai terjadi
secara akut sebagai erupsi terjadi bercak-bercak atau eritematous yang
menyeluruh disertai gejala panas, rasa tidak enak badan pasien merasa mengigil.
Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap. Sesudah beberapa
hari dimulai gejala eksfoliasi (pembentukan skuama) yang khas dan biasanya
dalam bentuk serpihan kulit yang halus yang meninggalkan kulit yang licin serta
berwarna merah dibawahnya : gejala ini disertai dengan pembentukan sisik yang
baru ketika sisik yang lama terlepas.
Pada pasien ini munculnya keluahan setelah pasien mendapatkan
pengobatan yang di berikan dokter ketika kontrol pos mastektomi, jadi pada
pasien ini dari anamnesa mengarah kepada eritroderma ec alergi obat.
seboroik merupakan dermatitis yang terjadi pada daerah seboroik (daerah
yang banyak mengandung kelenjar sebasea / lemak), seperti kepala, alis, kelopak
mata, lekukan nasolabial, dengan kelainan kulit berupa lesi dengan batas tak
teratur, dasar kemerahan, tertutup skuama agak kuning dan berminyak. Skuama
agak kuning dan berminyak pada dermatitis seboroik ini menyingkirkan
eritroderma e.c dermatitis seboroik dari diagnosa kerja.
Pada pemeriksaan dermatologis, tidak didapatkan bahwa Fenomena
Koebner (yakni munculnya lesi-lesi baru akibat trauma disekitar lesi lama)
biasanya positif, tanda Auspitz (adanya bercak kemerahan akibat terkelupasnya
skuama yang ada) juga positif, fenomena tetesan lilin (bila ada skuama digaruk,
maka timbul warna putih keruh seperti tetesan lilin) positif. Sehingga
menyingkirkan diagnosa eritroderma ec psoriasis.
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan
epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada keluarga
23
asma bronchial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Pada pasien ini tidak riwayat atopi
pada keluarganya sehingga dapat menyingkirkan dermatitis atopi sebagai
diagnosa kerja.
Pada eritroderma golongan I, yang disebabkan oleh alergi obat secara
sistemik, dosis prednison 3 x 10 mg- 4 x 10 mg. Penyembuhan terjadi cepat,
umumnya dalam beberapa hari beberapa minggu. Pada eritroderma yang lama
diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama mengakibatkan
kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk mengurangi
radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema, misalnya dengan salep lanolin 10%.1
Pada pasien ini mendapatkan terapi berupa terapi farmakologi dan nonfarmakologi.
Farmakologi:
- IVFD Ringer Laktat 20 tpm
- Inj difenhidramin 2x1 amp
- Inj Ranitidin 2x1 amp
- Inj Metilprednisolon 125-0-125 mg
- Cream topical (desoksimetason, fuson crem, soft u derm dan vaselin)
Nonfarmakologi:
- Diet tinggi protein
- Mandi menggunakan sabun bayi
- Menggunakan lotion
- Edukasi untuk tidak meminum obat asam mefenamat
- Edukasi mengenai penyakitnya sampai prognosis
- Edukasi untuk menjaga kelembaban kulit
Prognosis
eritroderma
tergantung
pada
proses
penyakit
yang
24
BAB V
KESIMPULAN
Eritroderma ialah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema
universalis (90%-100%), biasanya disertai skuama. Pada sebagian kasus, skuama
tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi
obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, baru kemudian pada
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasitaatmadja SM. Anatomi kulit. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. 5th ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2007.p;3-5. P; 197-200
2. Grant-Kels JM, Bernstein ML, Rothe MJ. Exfoliative Dermatitis In: Wolff
K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, leffell DJ. Fitpatrick
Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York. 2008. P. 225-232.
27
N.
Sehgal,
Govind
Srivastava,Kabir
Sardana.
2004.
28