Makalah Metode Pembelajaran Student Faci
Makalah Metode Pembelajaran Student Faci
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar adalah suatu proses yang
terjadi pada diri setiap orang selama hidupnya dan berjalan secara kompleks.
Dimana, dalam setiap kegiatan belajar, di dalamnya akan terjadi aktifitas yang
dilakukan secara sengaja dengan maksud mentransportasikan ilmu
pengetahuan, nilai-nilai sosial budaya sekaligus norma-normanya dari generasi
ke generasi agar tetap terlestarikan. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan dan dimana saja. Ini bisa dibuktikan dengan berubahnya tingkah
laku seseorang yang bisa terjadi pada tingkatan pengetahuan, keterampilan,
atau sikapnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar
mengajar, sehingga hal ini, media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya
dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Akan tetapi, problema yang sering ditemukan adalah penghadapan guru dalam
proses pembelajaran yaitu banyaknya bahan pembelajaran yang harus diajarkan
dalam kurikulum 2006 serta waktu yang terbatas. Selain kendala tersebut, tidak
sedikit guru yang menghadapi masalah dalam mengorganisasikan bahan
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata
kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yang
maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa
dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilan
yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru ditengah-tengah dunia
pendidikan menjadi amat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi sebagai Agent of Culture, juga
berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai tugas
guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi
muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah
yang lebih baik dan berkualitas.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
D.
Manfaat Penulisan
Makalah ini memiliki manfaat bagi penyusun dan pembaca makalah ini. Bagi
penyusun diantaranya :
1.
2. Pembekalan sebagai calon guru untuk bisa memahami lebih dalam tentang
model Student Facilitator and Explaining dan cara penggunaanya atau
pelaksanaanya.
3. Mengembangkan keterampilan menulis karya ilmiah khususnya pembuatan
makalah.
Bagi pembaca diantaranya :
1.
Memberikan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan model
Student Facilitator and Explaining.
2.
Memberikan gambaran tentang bagaimana penerapan atau pelaksanaan
model pembelajaran Student Facilitator and Explaining.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Menurut Dr. Edi Prio Baskoro M.Pd., belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. (Edi Prio
Baskoro, 2008:1)
Proses pembelajaran merupakan upaya mengkondisikan lingkungan agar terjadi
kegiatan belajar. Melalui proses pembelajaran, diharapkan terjadi kegiatan
belajar dan menghasilkan perubahan yang terarah ke arah positif sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang diinginkan. (Eti Nurhayati, 2010:20)
Matematika adalah ilmu atau pengetahuan yang termasuk ke dalam atau
mungkin yang paling padat dan tidak mendua arti. Pengajaran matematika itu
bertujuan untuk meluruskan dan mempermudah siswa belajar berhitung dan
cabang-cabang matematika lainnya. (Oemar Hamalik, 1991:71)
Seperti yang telah diketahui bersama pula bahwa salah satu karakteristik
matematika adalah mempunyai obyek yang bersifat abstrak dan sehingga
menjadikan adanya anggapan bahwa maematika tersebut sulit. Sifat abstrak ini
menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari
matematika, kurang menghayati dan memahami matematika dan siswa
mengalami kesulitan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari,
mungkin juga dipacu oleh kegiatan belajar mengajar di kelas yang menggunkan
metode yang dirasa membosankan bagi siswa.
Proses belajar mengajar bagi seorang siswa khususnya dalam matematika dapat
dilihat dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi. Keberhasilan siswa
dalam menguasai pelajaran matematika tersebut juga berkaitan erat dengan
pemahaman konsep dalam materi matematika. Rendahnya hasil belajar
matematika disebabkan oleh beberapa faktor antara lain ditinjau dari tuntutan
kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target, bukan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep matematika, serta aktivitas pembelajaran di
kelas, yang mana guru aktif sementara siswa pasif. Akibatnya, anak cenderung
menerima apa adanya, tidak memiliki sikap kritis. Selanjutnya, hal tersebut tentu
akan berpengaruh kepada prestasi belajarnya terkhusus lagi dalam pelajaran
matematika.
Hampir setiap guru matematika setuju akan pentingnya motivasi yang
benar untuk mengajarkan matematika. Murid-murid, kecuali yang memang
secara alami sudah senang dengan matematika, perlu diberi rangsangan melalui
teknik dan cara pengajaran yang tepat agar senang terhadap matematika.
Hanya dengan cara yang demikian kita dapat menghilangkan masalah-masalah
seperti kegelisahan terhadap matematika, yang merupakan masalah umum
bertahun-tahun.
Murid-murid akan belajar secara efektif jika mereka benar-benar tertarik
terhadap pelajarannya. Akan tetapi sulit bagi kebanyakan guru untuk
menemukan persediaan gagasan tentang menyampaikan matematika secara
menarik. Banyak guru yang terlibat dalam rutinitas menyampaikan materi
pelajaran sehingga mereka kehilangan waktu dan energy untuk mencari hal-hal
yang dapat memotivasi muridnya. Akan tetapi terdapat persediaan yang
melimpah tentang matematika yang menarik.
B.
Seperti yang kita ketahui guru mempunyai ketentuan dan syarat-syarat yang
harus dia penuhi, seperti umur, ijazah, kesehatan, kelakuan baik, tidak cacat,
dan sebagainya. Adapun kedudukan guru adalah sebagai pembantu sekolah.
Tugasnya dalam administrasi pendidikan adalah sebagi pebantu, yakni ikut
melaksanakan administrasi pendidikan yang sebenarnya khususnya di sekolah
dasar.
Mungkin pada masa lalu, tugas dan kewajiban guru hanya sebagi pengajar, yaitu
menyampaikan atau melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada murid,
memberi tugas yang kemudian melakukan evaluasi. Namun untuk dewasa ini,
keawijan guru mulai berkembang. Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan
erat dengan pekerjaan seorang pengawas , kepala sekolah, pegawai tata usaha
dan sebagainya yang terkait dengan personil sekolah.
Begitu pula, guru diharapkan memiliki kreatifitas yang tinggi, sebagaimana
dikuatkan oleh seorang ahli yaitu Gordon dalam Joice and Weill (1996)
mengemukakan empat prinsip dasar sinektik yang menentang pandangan lama
tentang kreatifitas. Pertama, kreativitas merupakan suatu yang penting dalam
kegiatan sehari-hari. Kedua, proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius.
Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni,
ilmu, maupun rekayasa. Keempat, menunjukan bahwa berpikir kreatif baik
secara individu maupun kelompok adalah sama. (E. Mulyana, 2008:163)
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru
pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk
senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan
profesionalnya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam
mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang
tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap
berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang,
berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satusatunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang
demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan
kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat.
Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara
antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan
pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping itu, guru masa
depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran
yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak
terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif,
namum kenyataannya justru mematikan kreativitas para peserta didiknya.
Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang mutakhir memungkinkan
guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun,
disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sedang berlangsung.
Gilbert Hunt menyatakan bahwa guru yang baik harus memenuhi
kriteria-kriteria sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
C.
1.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata
kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yang
maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa
2.
(2)
4.
2.
3.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
baik melalui bagan atau peta konsep lainnya.
4.
5.
itu.
6.
5.
Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pada
Mata Pelajaran Matematika
Berikut ini contoh penerapan Student Facilitator and Explaining pada mata
pelajaran matematika :
I.
Pokok bahasan
: Segiempat (persegi panjang, persegi, jajargenjang,
belah ketupat, layang-layang dan trapesium)
Pengetahuan dasar :
III.
Kompetensi dasar :
Hasil Belajar
Layang-layang?
V.
Disiplin ( Discipline )
Tekun ( diligence )
VI.
Langkah-langkah Kegiatan Penerapan Model Pembelajaran Student
Facilitator and Explaining
a.
Pendahuluan
b.
Membahas PR.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Elaborasi
enam, trapesium, belah ketupat), kemudian peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
4.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1.
2.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan.
c.
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1.
Bersama-sama dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman atau
simpulan pelajaran;
2.
Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3.
4.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
VII.
Sumber bacaan
VIII.
Siswa dapat melakukan kegiatan tambahan berikut ini untuk lebih lanjut
memahami bagaimana menghitung keliling dan luas suatu bangun segi empat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Saran
Puji syukur ke-Hadirat-Nya karena makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya. Namun, penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena tentu dalam
makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA