Abb Strak
Abb Strak
Pencemaran udara bersumber dari asap cerobong industri dan gas buangan dari
kendaraan bermotor, selain
itu dapat
buangan
rumah
kadarnya, sehingga ia sangat berbahaya jika terakumulasi pada tubuh dalam jumlah yang
banyak. Logam Pb yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk
gas dan partikel-partikel.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengidentifikasi sumber-sumber pencemar udara dan memperkirakan jumlah spesifik
pencemarpencemar udara yang diemisikan dari satu atau lebih sumber pencemar di
dalam suatu wilayah tertentu dan periode waktu tertentu merupakan langkah pertama di
dalam pengelolaan kualitas udara. Pencatatan sumber pencemar dan jumlah pencemar
udara tersebut dikenal dengan istilah 'inventarisasi emisi'. Inventarisasi emisi pencemar
Udara berfungsi sebagai dasar penetapan strategi dan rencana aksi pengelolaan kualitas
Udara di suatu wilayah. Dengan inventarisasi emisi, strategi pengurangan emisi pencemar
udara disusun berdasarkan prioritas pencemar udara yang akan ditangani, jumlah
pencemar yang akan dikurangi, dan sumber pencemar yang memberikan kontribusi
terhadap
pencemaran
udara.
Selanjutnya,
pelaksanaan
strategi,
rencana
aksi,
lingkungan seperti air bersih, sanitasi, pengelolaan sampah, dan lain-lain dan kebutuhan
energi serta transportasi yang dapat meningkatkan pencemaran udara. Pencemaran
udara menimbulkan kerugian ekonomi. Angka kerugian akan semakin besar jika
upayaupaya untuk menangani pencemaran udara di perkotaan tidak segera dilakukan.
2. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari
kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat
pengendali emisi bahan bakar. Gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari
senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi
didalamnya terkandungjuga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat
membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat
didalam gas buang buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai
senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx)dan sulfur (SOx), dan partikulat
debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik,
dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar. Reaksi kimia di
atmosfer kadangkala berlangsung dalam suatu rantai reaksi yang panjang dan rumit,dan
menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif atau lebih lemah dibandingkan senyawa
aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi di udara yang mengubah nitrogen monoksida
(NO) yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor menjadinitrogen dioksida
(NO2 ) yang lebih reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksidanitrogen dengan
senyawa hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan
asap awan fotokimi (photochemical smog). Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di
tempat asal sumber (kota), tetapi dapat terbentuk dipinggiran kota. Jarak pembentukan
smog ini tergantung pada kondisi reaksi dan kecepatan angin.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil sperti limbah (Pb), beberapa
hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ke tanah bersama air
hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan air. Senyawa
tersebut selanjutnya dapat masuk ke dalam rantai makanan yang pada akhirnya masuk ke
dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan produk lainnya dari ternak hewan.
Karena banyak industri makanan saat ini akan dapat memberikandampak yang tidak
diinginkan pada masyarakat kota maupun desa.
Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah dan air
menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini dapat
menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapamineral/logam,
sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.
2.1 Karbon monoksida (carbon monoxide - CO)
CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau maupun berasa yang timbul akibat
pembakaran tidak sempurna bahan bakar yang mengandung karbon. Gas ini tergolong
kategori mudah terbakar dan beracun. Sumber CO terbagi dua, yaitu sumber alami dan
sumber antropogenik. Secara alami CO dihasilkan dari aktivitas gunung berapi dan juga
kebakaran hutan. Sementara CO juga dihasilkan sebagai produk sampingan aktivitas
manusia, diantaranya kendaraan bermotor (lebih dari 75%). Emisi CO umumnya
meningkat saat terjadi kemacetan di jalan. Selain itu CO juga dihasilkan dari aktivitas
transportasi lain seperti pesawat terbang dan kereta api, proses pembakaran bahan bakar,
pembakaran kayu, pembakaran sampah serta aktivitas industri.
2.2 Oksida nitrogen (nitrogen oxides NOx
NOx) terdiri atas nitrogen oksida (nitrogen oxide NO) dan nitrogen dioksida (nitrogen
dioxide NO). Mekanisme utama di dalam pembentukan NO2 di atmosfer adalah oksidasi
NO. NO merupakan pemicu (prekursor) terbentuknya ozon (O3) dan hujan asam. NO
juga dapat bereaksi dengan komponen lain di udara membentuk partikulat (particulate
matter PM). NOx terbentuk ketika bahan bakar terbakar pada suhu tinggi. NO adalah
salah satu pencemar yang timbul akibat proses pembakaran. Umumnya spesies dari
NOx2 merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Tetapi, NO
perundangan- menjabarkan tugas dan tanggung jawab serta hubungan antar institusi
pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Kebijakan pemerintah adalah landasan bagi
pengelolaan kualitas udara. Tanpa kebijakan dan peraturan perundangan yang tepat dan
memadai, akan sulit memelihara program pengelolaan kualitas udara yang baik.
Strategi pengelolaan kualitas udara (air quality management strategy - AQMS) adalah
serangkaian cara atau rencana tindak untuk melaksanakan kebijakan dan peraturan
perundangan pengelolaan kualitas udara. AQMS mencakup elemen-elemen sebagai
berikut:
1. Inventarisasi emisi
2. Pemantauan kualitas udara ambien
3. Prediksi konsentrasi pencemar udara (dengan pemodelan dispersi pencemar udara)
4. Evaluasi dampak pencemaran udara terhadap manusia dan ekosistem
5. Analisis biaya-manfaat dan efektivitas langkah-langkah pengendalian
6. Implementasi langkah-langkah pengendalian
Elemen-elemen AQMS dan hubungan antar elemen-elemen tersebut diperlihatkan pada
Gambar 2.