Anda di halaman 1dari 187

BAHAN AJAR

MATAKULIAH BIOLOGI UMUM

Tinjauan Mata kuliah


1. Deskripsi Mata kuliah
Dalam mata kuliah ini tercakup materi biologi sebagai ilmu, struktur dan fungsi
sel, nutrisi, struktur dan organisasi tubuh, metabolisme, reproduksi sel dan organisme,
keanekargaman, pewarisan sifat, perilaku, konsep ekosistem dan prinsip evolusi.
2. Kegunaan Mata kuliah
Mata kuliah ini memberikan manfaat kepada mahasiswa dalam memahami
konsep dan prinsip dasar biologi secara menyeluruh.
3. Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan matakuliah ini dalam satu semester, mahasiswa jurusan
Matematika semester I, diharapkan mampu menjelaskan biologi sebagai ilmu
pengetahuan serta kaitannya dengan ilmu-ilmun lain, mempunyai pandangan dan
penguasaan konsep daan prinsip dasar biologi secara menyeluruh.
4. Susunan Bahan Ajar
Bab 1. Biologi Sebagai Ilmu
Bab 2. Struktur dan Fungsi Sel
Bab 3. Struktur dan Organisasi Tubuh
Bab 4. Nutrisi
Bab 5. Metabolisme
Bab 6. Reproduksi Sel dan Organisme
Bab 7. Keanekargaman
Bab 8. Pewarisan Sifat
Bab 9. Perilaku
Bab 10. Konsep ekosistem
Bab 11. Prinsip Evolusi

5. Petunjuk Bagi Mahasiswa


1. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah membaca buku yang
relevan dengan materi yang akan dibahas pada setiap pertemuan.
2. Ikuti pembahasan setiap topik yang sudah didiskusikan, carilah tambahan bahan
yang terbaru yang relevan dengan topik bahasan dari internet dan didiskusikan
kembali dalam kelompok-kelompok kecil.
3. Mintalah petunjuk dari dosen jika ada konsep yang belum terselesaikan baik
dalam kelompok kecil maupun kelompok klasikal.
4. Kerjakan tugas mandiri yang diberikan pada akhir perkuliahan dan ikuti ketentuan
yang disepakati baik isi, teknis maupun batas pemasukan.
5. Ikuti kegiatan praktikum dan masukkan laporan praktikum sesuai batas
pemasukan yang telah disepakati.

BAB I
BIOLOGI SEBAGI ILMU
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang ruang lingkup biologi yang meliputi
kedudukan biologi dalam MIPA dan hubungan biologi dengan ilmu-ilmu lain, metode
ilmiah serta konsep tentang hidup.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materimateri biologi.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang biologi sebagai ilmu.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
1.1 Ruang Lingkup Biologi
Istilah biologi berasal dari bahasan Yunani yaitu dari kata "bios" yang berarti
kehidupan dan "logos" yang berarti ilmu. Jadi biologi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan. Sebelum kita mempelajari biologi lebih lanjut, marilah
kita lihat terlebih dahulu kedudukan biologi di antara ilmu pengetahuan yang lain.
a. Penggolongan Ilmu Pengetahuan
Untuk melihat kedudukan biologi di antara ilmu pengetahuan yang lain, dapat
dilihat pada Gambar 1. Dari gambar tersebut segera terlihat bahwa ilmu pengetahuan
berkembang dari apa yang disebut pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
kita ketahui, tanpa menghiraukan dari mana datangnya pengetahuan tersebut. Jadi pada
hakikatnya apa saja yang kita ketahui walaupun dari mimpi atau berkhayal sekalipun, itu
merupakan pengetahuan (Hendro Darmodjo, 1986). Pengetahuan dapat diperoleh dari
berbagai sumber antara lain pancaindera, pikiran, wahyu dan intuisi. Sedangkan ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode
3

ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan akan menentukan apakah
pengetahuan te.rsebut termasuk ilmiah atau bukan. Dengan demikian kalau dibandingkan
antara pengetahuan denga.n ilmu pengetahuan terdapat perbedaan yang nyata.
Pengetahuan adalah semua yang kita ketahui tanpa menghiraukan apakah pengetahuan
tersebut benar atau salah, tetapi ilmu pengetahuan hanya membatasi pada pengetahuan
yang benar saja.Yang dimaksud pengetahuan yang benar disini adalah pengetahuan yang
telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Penjelasan lebih lanjut tentang metode
ilmiah akan dibahas materi selanjutnya.

Gambar 1. Penggolongan ilmu pengetahuan


Pada dasarnya ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu
ilmu pengetahuan alam (the natural sciences) yang bidang garapannya adalah alam
dengan segala isinya termasuk hewan, tumbuhan dan manusia ditinjau dari segi fisiknya
dan ilmu pengetahuan sosial (the social sciences) yang bidang garapannya adalah tingkah
laku manusia dalam bermasyarakat. Dalam perkembangan berikutnya ilmu pengetahuan
alam berkembang menjadi dua yaitu ilmu alam (the physical sciences) yang bidang
garapannya adalah benda-benda tak hidup dan ilmu hayat atau biologi (the biological
sciences). Ilmu alam berkembang lagi menjadi fisika, kimia dan astronomi. Ilmu hayat
atau biologi akan berkembang menjadi beberapa cabang biologi sesuai dengan bidang
garapannya masing-masing.
Ilmu pengetahuan sosial berkembang menjadi beberapa cabang ilrnu pengetahuan
antara lain antropologi, psikologi, ekonomi, sosiologi dan ilmu politik.

Di samping ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, pengetahuan


mencakup juga humaniora dan matematika. Humaniora terdiri dari seni, filsafat, agama,
bahasa dan sejarah Matematika, bukan merupakan ilmu pengetahuan, melainkan
merupakan cara berpikir deduktif yaitu cara berpikir di mana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Matematika merupakan sarana
berpikir yang penting dalam berbagai kegiatan disiplin ilrnu.
b. Cabang-Cabang Biologi
Makhluk hidup merupakan objek penelitian biologi yang sangat luas. Untuk
mempelajari salah satu aspek pada makhluk hidup secara lebih mendalam, akhirnya
biologi berkembang menjadi beberapa cabang keilmuan (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Cabang-Cabang Ilmu Biologi

c. Hubungan Antara Biologi Dengan Ilmu-Ilmu Lain


Dalam perkembangannya biologi tidak dapat berdiri sendiri tetapi selalu
berhubungan dengan ilmu-ilmu lain baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu
pengetahuan sosial.
1) Hubungan antara biologi dengan matematika
Matematika sangat membantu dalam penelitian-penelitian biologi. Matematika
diperlukan sebagai alat untuk menafsirkan hasil penelitian-penelitian tersebut. Misalnya
pada persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda) antara kacang ercis
berbunga merah dengan ercis berbunga putih, maka dengan bantuan matematika akhirnya
Mendel memperoleh kesimpulan bahwa pada keturunan kedua diperoleh hasil
perbandingan fenotip antara kacang ercis berbunga merah dengan kacang ercis berbunga
putih = 3 : 1. Yang dimaksud dengan perbandingan fenotip adalah perbandingan sifat
yang tampak (dapat diamati) oleh mata. Selain diperlukan dalam penelitian bidang
genetika, matematika juga diperlukan dalam penelitian cabang-cabang ilmu yang lain.
2) Huhungan antara biologi dengan fisika
Beberapa contoh hubungan antara biologi dengan fisika antara lain:
a)

Proses penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya yang dilakukan oleh

akar tumbuh-tumbuhan berlangsung berdasarkan prinsip fisika yaitu prinsip difusi dan
osmosis (lihat Gambar 2).

Gambar 2. A. Difusi

B. Osmosis

b) Penggunaan kaca mata, untuk membantu bagi manusia yang mengalami cacat mata.

3) Hubungan antara biologi dengan kimia


Antara biologi dengan kimia terdapat hubungan yang sangat erat. Hal ini terbukti
bahwa dalam tubuh kita terkandung berbagai unsur-unsur kimia.
4) Hubungan Biologi dengan Ekonomi
Hubungan antara biologi dengan ekonomi dapat terlihat dengan jelas di bidang
pertanian. Untuk meningkatkan hasil pertanian kita telah mengenal dua kebijaksanaan
yang dijalankan pemerintah yaitu intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi pertanian.
Intensifikasi pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan
jalan mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian yang ada, misalnya dengan
pemupukan yang benar, penggunaan bibit unggul, irigasi yang teratur, penanaman lahan
pertanian dengan sistem tumpang sari dan sebagainya. Sedangkan ekstensifikasi
pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan jalan memperluas
lahan pertanian.
d. Penemuan-Penemuan Dalam Bidang Biologi yang Bermanfaat Bagi Manusia
1) Penemuan vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh kita dalam jumlah
kecil, biasanya kurang dari 0,01 gram per hari. Walaupun diperlukan dalam jumlah kecil,
tetapi vitamin merupakan senyawa yang sangat penting (vital) bagi tubuh kita, artinya
kalau vitamin tersebut tidak terdapat dalam tubuh kita maka kesehatan tubuh kita akan
terganggu. Vitamin-vitamin tersebut harus didatangkan dari luar tubuh karena tubuh kita
tidak dapat menghasilkan vitamin. Dengan penemuan-penemuan vitamin maka kita dapat
menyusun menu makanan yang baik sehingga tubuh kita dapat tetap sehat.
2) Penemuan hormon
Hormon merupakan senyawa kimia yang tersusun atas protein. Hormon berfungsi
mengatur aktivitas-aktivitas dalam tubuh antara 1ain metabolisme (pertukaran zat),
pertumbuhan dan perkembangan, siklus reproduksi dan sekresi. Berbeda dengan vitamin,
hormon dapat dihasilkan oleh tubuh kita sendiri. Hormon dihasilkan oleh kelenjar khusus
yang disebut kelenjar endokrin. Kelenjar-kelenjar endokrin yang terdapat dalam seluruh
tubuh merupakan suatu sistem yang disebut sistem endokrin. Hormon mempunyai efek

yang spesifik (khusus) terhadap jaringan. Jaringan tersebut biasanya terletak agak jauh
dari sumber hormon. Pengaruhnya kadang-kadang bersifat umum, dalam arti bahwa
hormon dapat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan tetapi pada keadaan yang lain
pengaruhnya terbatas dan sangat spesifik.
3) Penemuan Antibiotik
Antibiotik yang pertama ditemukan adalah penicilin. Penicilin pertama kali
ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1942. Penicilin tersebut ditemukan pada
saat Alexander Fleming meneliti jamur Penicilium. Zat yang dihasilkan oleh jamur
Penicilium tersebut, yang kemudian disebut penicilin ternyata mampu membunuh bacteri
penyebab penyakit tanpa meracuni makhluk hidup di mana bacteri tersebut tinggal.
Penicilin tersebut kemudian dikembangkan secara besar-besaran untuk membantu
mengobati para serdadu yang mengalami infeksi akibat perang dunia ke dua. Beberapa
contoh antibiotik yang dihasilkan dari beberapa jenis jamur antara lain:
a) Penicilin, dihasilkan dari jamur Penicilium notatum dan P. chrysogenum.
b) Streptomycin, dihasilkan dari jamur Streptomycetes sp.
c) Chloromycetin, dihasilkan dari jamur Chloromycetes sp.
4) Penemuan-penemuan dalam genetika
Pada saat ini telah diketahui bahwa pembawa sifat keturunan adalah gen. Gen
terletak dalam lokus-lokus kromosom dan kromosom terletak dalam inti sel. Kromosomkromosom hanya dapat diamati pada stadium-stadium tertentu dalam siklus hidup sel
yaitu pada saat sel mengalami pembelahan. Gen-gen terlalu kecil untuk dilihat, walaupun
dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran tinggi. Tetapi eksistensi gen-gen
tersebut dapat dibuktikan dengan percobaan-percobaan persilangan. Pola-pola keturunan
ternyata teratur dan dapat diramalkan, serta mempunyai prinsip-prinsip yang
melandasinya. Gen tidak dapat dilihat tetapi sifatnya dapat ditunjukkan. Jadi studi
genetika dilakukan dengan cara mempelajari sifat-sifat yang dapat dilihat pada generasi
yang berurutan dari suatu makhluk hidup. Dari persamaan-persamaan dan variasi-variasi
yang tampak, dibuat suatu analisis bagaimana gen-gen untuk suatu sifat tertentu
diturunkan.

Genetika telah banyak memberikan manfaat kepada manusia dalam banyak hal
yang praktis misalnya dalam bidang pertanian dan peternakan telah dapat diperoleh
berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang mempunyai sifat-sifat unggul. Dalam bidang
kedokteran genetika telah dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu jenis penyakit
(termasuk penyakit keturunan atau bukan), dan konsultasi genetis. Bahkan dalam hal-hal
yang menyangkut hukum, pertimbangan-pertimbangan genetis merupakan dasar yang
tidak boleh diabaikan dalam memecahkan masalah, misalnya pemecahan masalah dalam
kriminalitas. Anda dapat mencari penemuan-penemuan lain dalam bidang biologi yang
bermanfaat bagi manusia dengan banyak membaca buku-buku yang relevan.
1.2 Metode Ilmiah
1. Bagaimana Para Ahli Biologi Bekerja
a.

Hasrat ingin tahu manusia


Muncutnya ilmu pengetahuan berawal dari rasa kekaguman manusia terhadap

jagad raya ini. Rasa ingin tahu tersebut muncul karena manusia dibekali oleh Tuhan
kemampuan untuk berpikir. Inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk
hidup yang lain.
Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan kalau ia memperoleh pengetahuan
yang benar mengenai hal yang dipertanyakan. Pengetahuan yang benar dapat diperoleh
melalui 2 macam pendekatan yaitu pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah.
b.

Pendekatan non ilmiah


Kebenaran yang diperoleh melalui pendekatan non-ilmiah antara lain berasal dari

akal sehat, penemuan secara kebetulan, penemuan secara coba-coba dan pendapat para
ahli.
Akal sehat: Akal sehat memang dapat menunjukkan hal yang benar, tapi dapat pula
menyesatkan. Misalnya pada zaman Babilonia (650 SM), orang berpendapat bahwa bumi
ini adalah datar. Ternyata penemuan ilmiah membantah kebenaran akal sehat tersebut.
Dengan penemuan ilmiah sekarang diyakini bahwa bumi berbentuk bulat, bukan datar.
Penemuan secara kebetulan. Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak di
antaranya yang sangat berguna. Misalnya penemuan seorang penderita penyakit malaria
yang sembuh setelah minum air pahit yang berasal dari kulit pohon kina y,mg tumbang
dadam se.buah parit. Walaupun penemuan secara kebetulan yang demikian sangat
9

berguna, namun penemuan tersebut bukan penemuan melalui pendekatan ilmiah.


Penemuan secara kebetulan diperoleh tanpa rencana, tidak pasti dan tidak melalui
langkah-langkah yang sistematis.
Penemuan coba-coba. Penemuan coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian
percobaan tanpa kesadaran akan adanya pemecahan masalah tertentu. Pemecahan
tersebut terjadi secara kebetulan setelah dilakukan serangkaian usaha. Penemuan secara
coba-coba pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.
Pendapat para ahli. Pendapat para ahli sering diterima tanpa diuji kebenarannya. Namun
pendapat para ahli tidak selamanya benar, pendapat mereka sering tidak benar karena
tidak didasarkan pada hasil penelitian, melainkan hanya didasarkan pada pemikiran logis.
c. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-langkah
tertentu dengan urutan tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar. Pengetahuan
yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah untuk
menguji keajegan dan kemantapan internalnya. Artinya jika penelitian. ulang dilakukan
orang lain dengan menggunakan langkah-langkah dan kondisi yang sarna akan diperoleh
hasil yang sama atau hampir sama dengan penelitian terdahulu. Pendekatan ilmiah akan
menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi setiap orang yang menelitinya, karena
pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan peneliti.
Kesimpulan yang diambil bukan subjektif tetapi objektif. Dengan pendekatan ilmiah
orang berusaha untuk memperoleh kebenaran. ilmiah yaitu pengetahuan yang
kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang ingin mengujinya (Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, 1983).
Langkah-langkah tertentu yang digunakan dalam penelitian ilmiah dikenal dengan
metode ilmiah. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1984), langkah-langkah metode ilmiah
adalah sebagai berikut:
Perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batasbatasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
Pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang

10

saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini


disusun secara rasional berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang diuji
kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahannya.
Perumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
Pengujian hipotesis atau eksperimen merupakan pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat faktafakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian hipotesis terdapat fakta yang cukup
banyak yang mendukung hipotesis tersebut diterima. Sebaliknya jika tidak cukup
fakta yang mendukung maka hipotesis tersebut ditolak.
Langkah-langkah metode ilmiah yang lebih sederhana diberikan oleh Stephen L.
Wolfe dan G. Tyler Miller Jr (1977) yang menyatakan bahwa metode ilmiah terdiri atas 3
langkah utama yaitu observasi, hipotesis dan eksperimen. Observasi atau pengamatan
dapat dilakukan mulai dari hal yang paling sederhana misalnya menghitung jumlah kaki
serangga sampai dengan hal yang kompleks seperti menentukan jarak dan sudut antara
atom dari sebuah molekul. Setelah fakta yang dikumpulkan cukup, peneliti berusaha
untuk menerangkan atau menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dalam suatu
rumusan yang disebut hipatesis. Hipotesis merupakan suatu dugaan tentang bagaimana
fakta-fakta tersebut dapat diterangkan atau dihubungkan. Hipotesis yang disusun harus
dapat diuji dengan eksperimen dan pengamatan lebih lanjut.
Dari penjelasan di atas tampak bahwa metode ilmiah merupakan suatu metode
atau cara yang harus diikuti seseorang untuk memecahkan masalah atau problem secara
ilmiah. Moh. Amin, Prawoto dan Siti Mariyam (1980) menggambarkan suatu bagan
untuk memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah.
d. Metode Ilmiah Dalam Biologi
Metode ilmiah mulai dikembangkan pada abad ke-15 dan 16. Namun penggunaan
metode ilmiah secara lengkap lebih banyak digunakan oleh ahli-ahli dalam bidang fisika

11

dan kimia. Hal inilah yang menyebabkan mengapa perkembangan fisika dan kimia lebih
cepat daripada biologi. Penerapan metode ilmiah secara lengkap dalam bidang biologi
baru dimulai setelah Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berisi teori evolusi pada
tahun 1859. Dalam kurun waktu sebelum Darwin tersebut studi tentang biologi (makhluk
hidup) dianggap tidak dapat dipelajari dengan metode ilmiah seperti yang digunakan
untuk mempelajari fsika dan kimia. Sedangkan dalam menyusun teorinya, Darwin
menggunakan metode ilmiah yang sama dengan metode ilmiah yang digunakan oleh para
ahli fisika dan kimia. Berikut ini akan diberikan contoh penggunaan metode ilmiah dalam
biologi mengenai penelitian terhadap anggota gerak bebas pada mamalia.
1) Pengamatan atau observasi
Penelitian terhadap anggota gerak bebas pada mamalia dapat diawali dengan
mengadakan pengamatan 1_angsung terhadap mamalia yang ada di sekitar kita seperti
manusia, anjing, kucing, kerbau, sapi, kambing dan kelinci. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa semua marnalia mempunyai dua pasang anggota gerak bebas. Satu
pasang berupa anggota gerak bebas bagian depan (anterior) dan satu pasang berupa
anggota gerak bebas bagian belakang (posterior).
2) Penyusunan hipotesis
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disusun hipotesis sebagai berikut: "Semua
marnalia mempunyai dua pasang anggota gerak bebas yang terdiri atas sepasang anggota
gerak bebas anterior dan sepasang anggota gerak bebas posterior".
3) Pengujian hipotesis
Untuk menguji hipotesis tersebut, dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan
terhadap anggota mamalia yang lain seperti kelelawar, tikus, beruang, anjing laut, singa
taut, harimau, kijang, dan gajah. Hasil pengamatan ternyata mendukung hipotesis yang
disusun. Ikan paus termasuk mamalia, seharusnya ikan paus juga mempunyai 2 pasang
anggota gerak bebas. Dalam pengamatan lebih lanjut terhadap ikan paus, ternyata ikan
paus hanya mempunyai sepasang anggota gerak bebas depan (anterior), Dengan demikian
hipotesis yang disusun harus dimodifikasi menjadi: "Semua mamalia kecuali ikan paus
mempunyai dua pasang anggota gerak bebas". atau "Semua mamalia mempunya dua
pasang anggota gerak bebas atau kurang" . Pengamatan dapat dilakukan terus terhadap
anggota marnalia yang lain jika masih ada, misalnya ikan duyung. Ternyata ikan duyung

12

juga hanya mempunyai sepasang anggota gerak bebas. Dengan demikian hipotesis yang
disusun harus dimodifikasi lagi menjadi: "Semua marnalia kecuali ikan paus dan ikan
duyung mempunyai dua pasang anggota gerak bebas". Hipotesis akhir tersebut dapat
digunakan untuk menduga atau memprediksi bahwa penemuan-penemuan anggota
marnalia yang lain akan mempunyai dua pasang anggota gerak bebas atau kurang dan
tidak ada marnalia yang mempunyai tiga pasang anggota gerak bebas (Stephen L. Wolfe
and G. Tyler Miller, 1977).
e.

Sikap ilmiah
Dalam bekerja dengan menggunakan metode ilmiah, para ahli (Scientist)

melandasi dirinya dengan sikap-sikap tertentu yang disebut sikap ilmiah. Demikian juga
apabila kita bekerja dengan menggunakan metode ilmiah, kita harus melandasi diri
dengan sikap ilmiah tersebut. Menurut Sund seperti dijelaskan oleh Moh. Amin, Prawoto
dan Siti Mariyam (1980) sikap ilmiah (Scientific attitudes) meliputi hasrat ingin tahu,
rendah hati, jujur, objektif, kemauan untuk mempertimbangkan data baru, pendekatan
positif terhadap kegagalan, bersikap terbuka, teliti dan sebagainya. Sikap ilmiah
merupakan perilaku para ahli yang selalu digunakan dalam melakukan kegiatan-kegiatan
ilmiah.
Untuk menjadi ilmiah seseorang harus dapat mengidentifikasi masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan
data, menganalisis data serta menarik kesimpulan. Sampai sejauh mana seorang ilmuwan
dapat menerapkan sikap ilmiah, dapat dilihat dari bagaimana ia menggunakan metode
ilmiah untuk membuat penemuan-penemuan yang bermakna. Misalnya seberapa jauh ia
berusaha bersikap jujur dan objektif pada saat ia mengumpulkan, menyusun dan
menganalisis data.
f.

Produk ilmiah
Suatu hipotesis yang diterimas etelah diuji dengan menggunakan metode lmiah

merupakan produk ilmiah dan akan menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Produk ilmiah
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum dan sebagainya. Berikut ini akan
dibahas secara ringkas pengertian dan contoh masing-masing produk ilmiah.

13

Fakta adalah data nyata yang diperoleh dari hasil pengamatan. Konsep adalah
suatu gagasan atau ide yang digeneralisasikan dari pengalaman-pengalaman tertentu dan
relevan. Misalnya konsep tentang logam, konsep tentang panas, konsep tentang memuai,
konsep tentang listrik, konsep tentang cahaya, konsep tentang magnet dan sebagainya.
Prinsip adalah generalisasi dari konsep-konsep yang saling berhubungan. Misalnya:
logam bila dipanaskan akan memuai. Prinsip tersebut merupakan generalisasi dari tiga
konsep yaitu konsep tentang logam, konsep tentang panas dan konsep tentang memuai.
Prinsip dapat diartikan pula sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang
bersifat mendasar dan berlaku umum. Prinsip inilah yang sebenarnya melandasi
kebenaran suatu hukum.
Teori adalah suatu generalisasi dari prinsip-prinsip ilmiah yang saling berkaitan, yang
menjelaskan gejala-gejala ilmiah. Teori menghubungkan, menerangkan dan meramalkan
berbagai macam hasil eksperimen dan observasi melalui cara-cara yang dimulai dari
cara-cara yang paling sederhana sampai cara-cara yang paling efisien (Moh. Amin,
Prawoto dan Siti Mariyam, 1980). Senada dengan itu Kerlinger seperti dikutip oleh
Hendro Darmodjo (1986) merumuskan teori adalah seperangkat pengertian (konsep),
definisi dan dalil yang saling berhubungan yang menyajikan suatu pandangan yang
sistematik dari berbagai fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan yang
spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan suatu
fenomena.
Contoh teori misalnya teori gravitasi, teori evolusi, teori sel, teori atom dan sebagainya.;
Hukum merupakan pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antar gejala alarn
yang konsisten. Hukum telah diuji kebenarannya oleh para ahli di bidang itu, bersifat
umum dan mempunyai derajat ketetapan yang tinggi. Oleh sebab itu dapat digunakan
untuk meramal. Contohnya hukum Mendel, hukum Boyle, hukum Kekekalan Energi dan
sebagainya. Hukum tidak sama dengan teori. Hukum merupakan suatu kenyataan alam,
suatu fakta bahwa ada suatu aturan hubungan antara satu gejala alam dengan gejala alam
yang lain, 'Teori mencoba menjelaskan mengapa kenyataan alam itu terjadi. Itulah
sebabnya hukum tidak mungkin menjadi teori (Hendro Darmodjo, 1986).
g. Metode Ilmiah Untuk Masa Depan

14

Penelitian-penelitian ilmiah terus berkembang dengan cepat sehingga produk


ilmiah yang dihasilkan semakin banyak. Dengan demikian khasanah pengetahuan ilmiah
juga semakin banyak. Pengetahuan ilmiah tersebut akan dimanfaatkan dalam teknologi
terapan dan penelitian ilmiah, lebih lanjut untuk kepentingan manusia masa sekarang dan
masa-yang akan datang.
1) Penelitian sumber pangan baru
Jika pertambahan jumiah penduduk dunia tetap tinggi seperti sekarang, maka
makanan akan menjadi masalah serius bagi seluruh umat manusia. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk maka areal tanah untuk pemukiman akan bertambahnya luas dan areal
pertanian semakin sempit. Sehingga tanah tidak mampu lagi untuk menyediakan
makanan yang cukup untuk kelangsungan hidup manusia walaupun digunakan berbagai
teknik baru dalam bidang pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan oleh tumbuhan
tinggi yang merupakan penghasil makanan bagi manusia tidak dapat ditingkatkan
efisiensinya dalam menggunakan energi matahari untuk meningkatkan fotosintesis.
Untuk mencari jalan keluar dari masalah kekurangan bahan makanan, pada saat ini
sedang digalakkan penelitian terhadap ganggang hijau yaitu jenis Chorella sp. Ganggang
atau algae hijau mi sangat efiesien dalam melakukan fotosintesis dan memiliki beberapa
keunggulan:
- Dalam lingkungap yang baik perkembangannya sangat cepat, suhu ideal untuk
fotosintesis adalah 25C.
-

Jika dalam mediumnya dimasukkan zat hara (zat makanan) clan cukup CO

serta

cahaya maka algae ini akan berfotosintesis dan akan menghasilkan karbohidrat,
lemak clan protein. -

Karbohidrat, lemak dan protein yang dihasilkan dapat

diatur sesuai dengan keinginan kita, jika intensitas cahaya, lamanya penyinaran dan
mineral yang ada dalarr: rnedium diatur dengan tepat (Sukarno dkk., 1985).
2) Penelitian sumber energi alternatif
Penggunaan energi akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumiah
penduduk dan perkembangan teknologi. Energi yang kita gunakan pada saat ini sebagian
besar berasat dari bahan bakar fosil. Energi yang berasal dari bahan bakar fosil seperti
batubara dan minyak bumi digolongkan dalam sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui (non-renewable). Punggunaan surnber energi yang berasal dari bahan bakar
15

fosil secara terus-menerus dalam waktu yang lama akan menurunkan kualitas dan
kuantitas sumber energi tersebut. Oleh karena itu pencarian sumber energi alternatif perlu
segera

dilakukan.

Jentis-jenis

energi

alternatif

yang

sekarang

terus-menerus

dikernbangkan pemanfaatannya adalah energi yang berasal dari panas bumi, angin,
pasang surut, biogas, matahari dan nuklir
1.3 Konsep Tentang Hidup
Berdasarkan adanya fosil dan perhitungan yang teliti diduga kehidupan muncul di
bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu dan ini berawal dari makhluk yang sangat
sederhana. Jika sejak dulu ada kehidupan di bumi, lalu pada saat yang tepat hidup akan
mempertunjukkan dirinya, dari manakah gerangan datangnya kehidupan?
Para ahli berpendapat bahwa kehidupan terbentuk melalui suatu proses evolusi.
Evolusi adalah suatu perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu jutaan
bahkan bermilyar-milyar tahun lamanya. Jawaban yang diberikan para ahli bermacammacam, tetapi belum ada jawaban yang memuaskan. Karena itu beberapa teori mencoba
memberikan jawan tentang asal usul kehidupan.
a. Teori Abiogenesis ( Generatio Spontanea).
Teori abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384-322 SM) yang menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan karena adanya
gaya hidup. Teori ini dikenal dengan teori Generatio spontanea. Beberapa ahli yang
mendukung teori ini antara lain :

Antoni Van Leeuwenhock, berdasarkan penemuannya pada air hujan dan air rendaman
jerami melalui mikroskop buatannya ditemukan adanya jentik jentik (makhluk hidup).
la berpendapat bahwa jentik jentik itu berasal dari air.

Needam mengadakan percobaan dengan merebus sekerat daging. Air kaldu hasil
rebusan daging itu disimpan beberapa hari dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa
hari terlihat air kaldu menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Dari
percobaannya dia menyimpulkan bahwa terdapatnya mikrooranisme berasal dari air
kaldu (benda mati) tersebut.

b. Teori Biogenesis.

16

Dalam teori ini dikatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
Pendukung teori ini antara lain :

Fransisco Redy (1688).


Dengan percobaannya yang menggunakan tabung kaca (stoples) yang diisi dengan

daging, lalu beberapa stoples yang berisi daging ini ditutup dan stoples yang lain
dibiarkan terbuka, kemudian disimpan beberapa hari. Setelah itu dilihat kembali clan
pada tabung yang tertutup tidak ditemukan adanya larva, sedangkan pada tabung yang
terbuka ditemukan adanya larva. la mengambil kesimpulan bahwa larva bukan berasal
dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat, sehingga dapat masuk ke dalam
tabung clan bertelur pada keratan daging tersebut. Jadi menurut Fransisco Redy bahwa
makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo)

Lazzaro Spallanzani (I729-1799).


la mengatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari telur. Jika demikian dari

mana asal mula telur tersebut ?. Berdasarkan hasil percobaannya dengan air kaldu bahwa
jasad renik yang mencemari kaldu dapat membusukkan air kaldu tersebut. Bila kaldu
dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat maka pembusukan itu tidak akan terjadi. Oleh
karena itu ia berkesimpulan bahwa telur itu berasal dari jasad hidup. Atas dasar
percobaanya ini ia berkesimpulan bahwa telur-telur tadi pastilah berasal dari sesuatu yang
hidup. Faham ini dikenal dengan Omne ovum ex vivo.

Louis Pasteur (1822-1895).


Dengan percobaannya Louis Pasteur yang terkenal dengan tabung dengan bentuk

leher angsa itu maka gagallah teori generatio spontanea. Dari percobaannya ia
menyimpulkan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan yang
baru. Atau disebut Omne vivum ex givo. Teori ini disebut juga Biogenesis dengan konsep
dasar bahwa yang hidup itu tentu berasal dari yang hidup juga. Namun asal mula
kehidupan tetap masih masalah yang belum terungkap.
c. Konsep Tentang Hidup Menurut Biologi Modern
17

Harold Urey (1883)


la berpendapat bahwa atmosfir bumi pada suatu saat kaya akan molekul-molekul

metana (CH4), amonia (NH3), hidrogen, clan H20 dalam bentuk gas. Pada suatu saat
dengan adanya energi yang berasal dari aliran listrik halilintar maka unsur-unsur tersebut
yang merupakan komponen asam amino mengadakan reaksi kimia membentuk zat hidup
yang memungkinkan terjadinya suatu kehidupan.

Oparin- Halden
Secara terpisah mereka berdua mempunyai pendapat yang sama. Rangkuman

pendapat itu adalah jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam laut pada saat
atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik tersebut antara lain
adalah asam-asam amino, purin dan pirimidin serta senyawa-senyawa polipeptida, asamasam polinukleat dan polisakarida yang semuanya itu dapat terbentuk berkat bantuan
sinar ultra violet, kilatan listrik (petir), panas, dan sinar radiasi.

Stanly Miller
Stanly Miller berpaling kembali kepaham generatio spontanea. la menganggap bahwa

tidak mustahil hidup ini pernah berkembang dari zat mati. Kenyataan menunjukkan
bahwa jasad hidup sebagian besar terdiri dari protein yang terurai menjadi unit-unit yang
sederhana yakni asam-asam amino yang mengandung nitrogen. Bila asam-asam amino
tersebut dipisah lagi maka akan dihasilkan CH4, H20, H2, dan NH3. Demikian pula j ika
senyawa sederhana diuraikan, maka akhirnya diperoleh unsur-unsur C, H, O dan N
sebagai unsur dasar. Bukankah ada kemungkinan bahwa hidup berawal dari senyawasenyawa tadi, dimana atmosfer masih merupakan senyawa-senyawa seperti itu.
Rangkuman
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui, tanpa menghiraukan apakah
pengetahuan tersebut benar atau salah, tanpa menghiraukan dari mana datangnya
pengetahuan tersebut. ' Sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah
diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh
pengetahuan akan menentukan apakah pengetahuan tersebut termasuk ilmiah atau bukan.
Biologi termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan karena kebenaran dalam biologi
dapat diuji oleh siapapun dengan menggunakan' metode ilmiah
18

Objek yang dipelajari dalam biologi adalah semua jenis makhluk hidup yang
meliputi tumbuhan, hewan dan manusia serta mikroorganisme. Untuk lebih mendalami
bagian-bagian tertentu dari mahluk hidup, akhirnya biologi berkembang menjadi
beberapa cabang iltnu seperti botani, anatomi, zoologi, fisiologi, ekologi, parasitologi,
mikrobiologi dan sebagainya. Dalam perkembangan lebih lanjut ternyata biologi tidak
dapat berkembang sendiri tetapi senantiasa berhubungan dengan ilmu-ilmu yang lain baik
ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial seperti matematika, fisika,
kimia, ekonomi, dan sebagainya.
Metode ilmiah merupakan suatu metode atau cara yang harus diikuti seseorang
untuk memecahkan masalah atau problem secara ilmiah. Secara garis besar metode
ilmiah adalah perumusan masalah, pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan
hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Suatu
hipotesis yang diterimas etelah diuji dengan menggunakan metode lmiah merupakan
produk ilmiah dan akan menjadi bagian dari ilmu pengetahuan. Produk ilmiah dapat
berupa fakta, konsep, prinsip, teori, hukum dan sebagainya.
Asal usul kehidupan di bumi ini didasarkan oleh teori abiogenesis, teori
biogenesis dan teori biologi modern. Teori abiogenesis menyatkana bahwa makhluk
hidup berasal dari benda mati yang timbul secara spontan karena adanya gaya hidup,
sedangkan teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup juga.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Berikan contoh hubungan antara biologi dengan fisika
2. Jelaskan langkah-langkah dalam metode ilmiah.
3. Jelaskan pendapat Oprain tentang konsep hidup
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

19

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Contoh hubungan biologi dengan fisika
Proses penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya yang dilakukan oleh
akar tumbuh-tumbuhan berlangsung berdasarkan prinsip fisika yaitu prinsip difusi dan
osmosis. Difusi merupakan proses penyebaran partikel-partikel dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi lebih rendah tanpa adanya membran
atau selaput pemisah. Berdasarkan sifatnya kita dapat membedakan selaput pemisah
menjadi tiga macam yaitu selaput permeabel, semi permeabel dan impermeabel. Selaput
permeabel adalah selaput pemisah yang dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut
di dalamnya. Selaput semi permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilewati
oleh air dan zat-zat tertentu dan selaput impermeabel adalah selaput pemisah yang tak
dapat dilewati oleh air dan zat-zat yang terlarut. Untuk melihat proses difusi dapat Anda
lakukan percobaan sederhana yaitu masukkan beberapa tetes tinta atau larutan berwarna
ke dalam suatu tempat yang berisi air. Amatilah proses yang terjadi. Apabila difusi terjadi

20

melalui membran pemisah maka proses tersebut dinamakan osmosis. Istilah ini berasal
dari kata os .= lubang dan movea = to move = pindah
2. Langkah-langkah metode ilmiah
a. Perumusan masalah, merupakan pertanyaan mengenai objek yang jelas batasbatasnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
b. Pernyusunan kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesis, merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai faktor yang
saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir ini
disusun secara rasional berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang diuji
kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan
permasalahannya.
c. Perumusan hipotesis, merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berpikir yang dikembangkan.
d. Pengujian hipotesis, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
e. Penarikan kesimpulan, merupakan penilaian apakah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Jika dalam proses pengujian hipotesis terdapat fakta yang cukup
banyak yang mendukung hipotesis tersebut diterima. Sebaliknya jika tidak cukup
fakta yang mendukung maka hipotesis tersebut ditolak.
3. Teori Oparin tentang konsep hidup
Oparin berpendapat bahwa jasad hidup terbentuk dari senyawa kimiawi dalam
laut pada saat atmosfir bumi belum mengandung oksigen bebas. Senyawa organik
tersebut antara lain adalah asam-asam amino, purin dan pirimidin serta senyawa-senyawa
polipeptida, asam-asam polinukleat dan polisakarida yang semuanya itu dapat terbentuk
berkat bantuan sinar ultra violet, kilatan listrik (petir), panas, dan sinar radiasi
e. Referensi

21

A. Campbell, Neil, Biology, California: The Benjamin/cummings Publishing Comp. Inc,


1987
Dardjat Sasmitamihardja dkk., Biologi, Bandung: ITB, 1974.
Dwidjoseputro, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Jakarta: PT Gramedia, 1983.
Hendro Darmodjo, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Universitas Terbuka, 1986.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan,
1984.
L. Wolfe, Stephen, Miller, jr. G. Tyler, Biology: the Foundations, California: Wadsworth
Publishing Comp. Inc., 1977.
Moh. Amin, Parwoto dan Siti Mariyarn, HakikatScience, Yogyakarta: FKIE - IKIP
Yogyakarta,1980. Ruse, Michael, Darwinism Defended, California: The Benjamen/
Cummings, Publishing Comp. Inc., 1982.
Stanley, Melissa, Andrykovitch, George, Living an Introduction to Biology, California:
Addison - Wesley, Publishing Comp., 1984.
G.E. Nelson. G.G. Robinson. 1982. Fundamentals Consepts of Biology. yth. Ed. New
York: John Wiley & Sons.
J. W. Kimbal. 1987. Biologi, Edisi I (terjemahan). Jakarta: Erlangga, Jilid 1. J.W. Kimbal.
1988. Biologi, Edisi 5 (terjemahan). Jakarta: Erlangga, Jilid 2. P.B. Weisz. 1961.
Elements of Biologi. Tokyo : Me Graw - Hill.
f. Senarai
-

Abiogenesis: generasi spontan (generasi berasal dari benda mati)

Biogenesis : generasi hidup (generasi berasal dari makhluk hidup)

22

23

BAB II
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SEBAGAI UNIT DASAR ORGANISME
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang sejarah sel, teori sel, sel prokariotik dan
eukariotik, struktur sel dan fungsi bagian-bagiannya, perbedaan sel hewan dan sel
tumbuhan, komposisi kimia protoplasma dan sifat fisik protoplasma
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materimateri selanjutnya tentang hehidupan secara keseluruhan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur dan fungsi sel sebagai unit dasar
organisme.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
2.1 Sejarah Teori Sel
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuhtumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh
suatu membran atau selaput sel. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan
peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru.
Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan
dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal
tidak dapat dipisahkan dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
Galileo Galilei (Awal Abad 17) dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis
dari mata serangga. Gallei sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang
mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop.

24

Robert Hook (1635-1703) melihat gambaran satu sayatan tipis gabus suatu
kompertemen atau ruang-ruang disebut dengan nama Latin cellulae (ruangan kecil),
asal mula nama sel.
Antoni Van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 26 Agustus 1723), menggunakan
lensa-lensa untuk melihat beragam spermatozoa, bakteri dan protista.
Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1820 merancang lensa yang dapat lebih fokus
untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada pada sel telur, sel polen, sel dari
jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik buram disebut sebagai nukleus.
Matias Jacob Schleiden pada tahun 1838 berpendapat bahwa ada hubungan yang erat
antara nukleus dan perkembangan sel.
Teodor Schwan (1810-18830): Sel adalah bagian dari organisme
Munculnya teori sel didahului oleh sejumlah penelitian yang dilakuakan pada
abad ke-19 oleh dua orang biologiwan yang berkebangsaan Jerman, yakni Mathew J.
Scheilden dan Theodor Schwann dengan satu konsep generalisasi yang menyatakan
bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri atas sel-sel, sel adalah unit structural dan
fungsional dari semua organisme. Teori ini selanjutnya oleh Rudolph Virchow dalam
bukunya yang berjudul Cellular Pathologi (1858) antara lain menyatakan setiap sel
berasal dari sel atau Omnis cellula ex cellula.
Rudolf Virchow (1821-1902) seorang ahli fisiologi menyatakan bahwa sel
membelah menjadi dua sel. Sel berasal dar sel yang sudah ada. Analis mikroskopis pada
pertengahan abad 19 membuktikan bahwa sel adalah unit terkecil kehidupan yang
berlangsung terus menerus berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal.
Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel:
a) Semua organisme tersusun atas satu sel atau lebih sel
b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan
pembelahan sel.

25

2.2 Struktur Sel dan Fungsi Bagian Sel


a. Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk
hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea,
serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
b. Fungsi Bagian-Bagian Sel
Secara umum setiap sel memiliki membran sel, sitoplasma, dan inti sel atau
nukleus. Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal
sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran
sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh
tumbuhan. Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma.
Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel
yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel.
1. Membran Plasma
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel hidup
dengan sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yan luar biasa ini tebalnya kira-kira 8 nm.
Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni
membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan mudah
daripada substansi lainnya. (Campbell, dkk., 2002). Secara umum, fungsi membran
plasma adalah sebagai berikut (Landriani, 2007) :
1. Mengatur transport zat
2. Melindungi sitoplasma dan isi sel
3. Terdapat protein integral untuk transport aktif
4. Terdapat protein perifer untuk menangkap zat yang dibutuhkan

26

2. Inti Sel (Nukleus)


Nukleus merupakan organel yang paling penting bagi sel. Ada sel yang
mempunyai dua nukleus seperti sel otot jantung dan ada multi nukleus seperti sel otot
rangka. Fungsi inti sel adalah sebagai pusat aktivitas sel dan sebagai pengatur pewarisan
sifat-sifat keturunan (kromosom). Dari segi morfologi, nukleus terdiri atas membran
nucleus, kromatin, nucleolus, dan nukleoplasma inti sel berbentuk bulat atau lonjong,
dibatasi oleh membran rangkap.
3. Sitoplasma
Sitoplasma disebut juga plasma sel. Istilah ini digunakan untuk memberikan nama
dari cairan sel dan segala sesuatu yang terlarut di dalamnya, untuk membedakan cairan
yang berada dalam inti sel, yaitu nukleoplasma. Sitoplasma berada dalam sistem koloid
kompleks, sebagian besar adalah air yang di dalamnya terlarut molekul- molekul kecil
maupun besar (makromolekul), ion-ion, dan bahan hidup atau organel-organel. Organelorganel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain.
a) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma berupa sistem membran yang sangat luas di dalam sel,
berupa saluran-saluran dan tabung pipih. Ruang yang terkurung itu mungkin saling
berhubungan. Retikulum endoplasma ada dua jenis, yaitu RE kasar atau bergranula dan
RE halus atau tak bergranula. RE kasar kerana terdapat unit-unit ribosom pada
permukaan

external

embrannya.

RE

halus

tidak

mempunyai

ribosom

pada

permukaannya. RE licin banyak terdapat dalam sel-sel hepar dan kelenjar adrenal.
b) Ribosom
Ribosom merupakan struktur yang paling kecil yang tersuspensi di dalam
sitoplasmanya. Bentuknya agak bulat, dengan diameter kurang lebih 250 A. Fungsi
ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein. Di bawah mikroskop elektron, tampak
bahwa ribosom terdiri dari dua bagian, yang satu leih besar dari yang lain.
c) Badan Golgi
Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang khas
dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan,
badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna (lihat Gambar 10). Pada
penghujung kantong terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang menempel

27

dan yang seolaholah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih besar (Sheeler and
Bianchi, 1987).
Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam,
antara lain Sheeler and Bianchi, 1987):
Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel,
Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum
endoplasma,
Mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids,
Memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel,
Memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma, dan
Memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki
sitosol selama endositosis. Badan golgi berperan dalam banyak proses selular yang
berbeda tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi.
d) Mitokondria
Mitokondria berbentuk lonjong atau oval, berdiameter kurang lebih 0,2 m.
Mitokndra memiliki membran rangkap, membran dalam membentuk lipata-lipatan yang
dinamakan Krista. Di dalam sel jumanya banya sekali, terutama pada sel-se yang giat
bekerja seperti hat, ginjal, dan sel-sel otot. Fungsi utama dari mitokondria adalah sebagai
tempat respirasi sel atau sebagai pembangkit energi.
e) Lisosom
Lisosom adalah struktur-struktur kecil, berbentuk agak bulat dan bermembran. Ia
merupakan organel sitoplasma yang mengandung berbagai jenis enzim hidrolisis. Dapat
dibedakan atas lisosom primer dan lisosom sekunder. Lisosom hanya ditemukan pada sel
hewan saja.
f) Kloroplast
Kloroplast hanya terdapat pad tumbuhan dan ganggang tertentu. Kloroplas
dibatasi oleh membran rangkap, di dalamnya terdapat cairan atau matriks fluid yang
disebut stroma. Pada bagian dalam stroma terdapat struktur yang membran yang
dinamakan tilakoid. Tumpukan tilakoid disebut granum. Bagian dalam tilakoid disebut
lokulus. Tilakoid yang menghubungkan antar grana disebut fret. Di dalam membran

28

tilakoidterdapat enzim-enzim untuk kelengkapan reaksi terang fotsintesis, dan di sinilah


terdapatnya lorofil. Jadi fungsi tilakoid adalah sebagai tempat berlangsungnya reaksi
terang fotosintesis. Sedangkan pada stroma terdapat enzim-enzim yang sangat penting
untuk reduksi CO2 menjadi kabohidrat. Jadi fungsi stroma adalah tempat berlangsungya
reaksi gelap fotosintesis
g) Peroksisom
Peroksisom merupakan ruangan metabolisme khusus yang dilingkupi oleh
membran tunggal (gambar). Peroksisom mengandung enzim yang mentransfer hidrogen
dari berbagai substrat ke oksigen, yang menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) sebagai
produk samping, dari sinilah organel tersebut mengambil namanya
Peroksisom berbentuk agak bulat dan sering memiliki inti butiran atau kristal
yang mungkin saja kumpulan banyak enzim. Peroksisom ini berada dalam sel daun.
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat kedekatannya dengan dua keloroplastdan sat
mitokondria. Organel-organel ini bekerja sama dengan peroksisom dalam fungsi
metabolisme tertentu.
h) Vakuola
Vakuola dan vesikula merupakan kantung terikat membran di dalam sel, tetapi
vakuola lebih besar daripada vesikula. Vakuola sentral biasanya merupakan ruangan
terbesar di dalam sel tumbuhan, yang meliput 80% atau lebih dari sel dewasanya.
Vakuola sel tumbuhan merupakan ruangan yang serbaguna. Vakuola ini merupakan
tempat menyimpan senyawa organik, seperti protein yang ditumpuk dalam vakuoa sel
penyimpanan dalam benih. Vakuola ini juga ,erupakan tempat penimbunan ion anorganik
yang utama dari sel tumbuhan, seperti kalium dan klorida.
2. 3 Komposisi Kimia Protoplasma dan Sifat Fisik Protoplasma
a. Komposisi Kimia Protoplasma
Benda hidup tersusun dari substansi hidup yang terdiri dari molekul-molekul
organik yang majemuk, sering dengan berat molekul besar (lebih dari 2000). Molekulmolekul itu terdiri dari unsur C,H,O, dan N dalam jumlah yang bervariasi tetapi dengan
proporsi tertentu, dan unsur kimia lain yang jumlahnya berbeda-beda. Secara bersamasama molekul-molekul tersebut membentuk substansi hidup yang disebut protoplasma.
Jadi benda hidup mempunyai protoplasma yang hidup, berarti kehidupan ada di dalam
29

protoplasma. Benda mati juga terdiri dari unsur-unsur kimia yang sama seperti unsurunsur kimia yang sama seperti unsur-unsur yang menyusun benda hidup, dan juga terdiri
dari unsur-unsur lain, tetapi unsur-unsur itu tersusun sebagai senyawa kimia mati atau
substansi mati, dengan berat molekul kurang dari 2000.
Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari
analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan
garam-garam mineral sebagai yang terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Senyawa- Senyawa Penyusun Protoplasma
Sel Senyawa

Protoplasma

Protoplasma

Sel hewan (dalam %)

Sel Tumbuhan (dalam %)

Air

60,0

75,0

Senyawa organik:

35,7

22,5

Protein + asam nukleat

17,8

Lipida

11,7

0,5

Sakharida
Senyawa anorganik

6,2
4,3

18
2,5

a. Air, garam, dan ion-ion mineral


Pada setiap sel, kecuali sel pada biji, tulang, dan email, air merupakan komponen
terbesar. Air di dalam sel berfungsi sebagai pelarut ion dan substansi lain.Air juga
berfungsi untuk reaksi enzimatik dan dapat terbentuk dari proses metabolisme.
Sedangkan garam-garam yang mengalami ionisasi menjadi ion, misalnya kation K+ dan
Na+, serta anion Cl-, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan
keseimbangan asam basa dalam sel.
b. Protein

Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan polimer dari asam
amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida. Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein. Protein tersusun dari karbo, hidrogen, oksigen, dan nitrogen,

30

kadang-kadang juga sulfur. Fungsi protein diantaranya : sebagai penyusun sel, untuk
proses fisiologis dalam sel, protein yang berupa enzim bertindak sebagai katalisator
berbagai reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam sel.
c. Lipid
Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut
organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam lipid yang penting, diantaranya fosfolipid,
glikolipid, lemak, dan steroid.Keenceran lapis ganda lipid ditentukan oleh komposisinya
yaitu asam lemak dan kolesterol. Semakin banyak kandungan asam lemak tak jenuh,
menyebabkan lapisan lipida makin encer.
d. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan
sumber energi dan komponen penting untuk dinding sel. Pada membran sel eukariota,
selalu terdapat karbohidrat meskipun hanya 2-10 persen.Adanya karbohidrat berpengaruh
terhadap fungsi membran. Oligoskarida pada membran dapat berfungsi sebagai penanda
suatu sel karena antara jenis sel yang satu dengan yang lain jenis oligosakaridanya
berbeda. Misalnya pada sel darah merah yang bergolongan darah A, B, AB, dan 0.
e. Asam Nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup sel. Asam terdiri atas dua macam, yaitu Asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan
asam ribosa nukleat (RNA). DNA merupakan penyimpan informasi genetis dan bersamasama dengan protein histon membentuk kromosom. Satu asam nukleat merupakan
polimer nukleotida yang saling berikatan dengan ikatan fosfodiester. Satu molekul
nukleotid tersusun dari sebuah basa nitrogen, gula ribosa atau deoksiribosa, dan gugus
fosfat. Basa nitrogen ada dua macam yaitu purin (adenin dan guanin) dan pirimidin
(timin/urasil dan sitosin). Selain sebagai asam nukleat, nukleotida berfungsi sebagai
menyimpan energi kimia misalnya ATP.
b. Sifat Fisik Protoplasma
Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat fisik protoplasma. Sifat - sifat
protoplasma terdiri atas dua macam, yaitu sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia dapat
31

dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe,
Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa
kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika protoplasma
antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall, tegangan
permukaan tinggi dan adsobsi. Untuk jelasnya sifat fisik protoplasma dapat di uraikan
sebagai berikut.
1. Koloid
Sistem koloid (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek tyndall.
bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau
gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya.
sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa
(suspensi).
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi
dan zat terdispersinya. beberapa jenis koloid adalah aerosol yang memiliki zat
pendispersi berupa gas. aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair
(contoh: kabut) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat
(contoh: asap), sol, emulsi, buih dan gel.
2. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikelpartikel koloid. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak
akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya
akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikelpartikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada
larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya
sedikit dan sangat sulit diamati.
3. Gerak Brown

32

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak


lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah
mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak
membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel
suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair
dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat
( tidak termasuk gerak brown ).
4. Adsorpsi Koloid
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Contoh : (i)
Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid
As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2. Adsorpsi terkait dengan
penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk
mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid
tergolong besar Karena partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini
telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.
6. Elektroforesis
Partikel koloid sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalm medan
listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektrofesis.
Femonema elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan partikel
koloid.
7.

Siklosis
Gerak siklosis, dibedakan menjadi gerak sirkulasi yaitu gerak plasma mengelilingi

ruangan sel dari sisi ke sisi lainnya. Dan gerak rotasi, yaitu gerak plasma berputar
mengelilingi vakuola
2.4 Sel Prokariotik dan Eukariotik
Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik
dan sel eukariotik. Istilah prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya
sebelum dan kryon, artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya sebelum inti. Ini

33

mengandung pengertian bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki
materi genetik yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da
Karyon. Eu, berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel
yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang terorganisasi dalam
suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi dan Marianti, 2007).
a) Sel Prokariot
Yang termasuk di dalam golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang
hijau-biru atau Cyanobacteria.
b) Sel Eukariot
Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel
pada umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak teratur,
dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan yang lebih pucat
yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel. Jadi secara umum sel itu dibina
oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti sel.
2.5. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Struktur dasar semua sel adalah sama, yaitu terdiri dari membran sel, sitoplasma
dan inti. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang
tidak ditemukan pada sel hewan. Berikut adalah beberapa perbedaan yang mendasar
antara sel hewan dan sel tumbuhan (lihat Tabel 3).
Tabel 3. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan

Sel Tumbuhan

a.

tidak memiliki dinding sel

a.

b.

tidak memiliki plastida

c.

memiliki lisosom

d.

memiliki sentrosom

e.

timbunan zat berupa lemak dan c.

membran sel
b.

umumnya

memiliki

plastida

glikogen
f.

bentuk tidak tetap

g.

pada hewan tertentu memiliki


vakuola, ukuran kecil, sedikit

memiliki dinding sel dan

tidak memiliki lisosom

d.

tidak memiliki sentrosom

e.

timbunan zat berupa pati

f.

bentuk tetap

g.

memiliki vakuola ukuran

34

besar, banyak

Rangkuman
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik dalam dunia tumbuhtumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu, isi sel yang terbungkus oleh
suatu membran atau selaput sel. Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua
kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Secara garis besar sel teridiri atas
membrane plasma, inti sel dan stoplasma serta organel-organel.
Protoplasma terdiri dari sekumpulan yang memiliki tanda-tanda hidup. Dari
analisis kimia terlihat bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, sakharida, dan
garam-garam mineral. Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni: sifat kimia dan sifat
fisika. Sifat kimia dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro
(C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro (Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn,
Si, B, Mo), serta senyawa - senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air,
mineral). Sifat fisika protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis,
efek tyndall, tegangan permukaan tinggi dan adsorbsi.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan beberapa teori sel
2. Sebutkan beberapa sifat fisik dari protoplasma
35

3. Buatkan dalam tabel perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan


b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Teori-teori sel
a) Semua organisme tersusun atas satu se atau lebih sel
b) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup
c) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan
pembelahan sel.
2. Sifat fisik protoplasma
Protoplasma memiliki beberapa sifat, yakni sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu unsur makro (C,H,O,N,S,P,K,Ca) unsur mikro
(Fe, Mg, Zn, F, Cu) dan unsur tambahan (Co, Al, Mn, Si, B, Mo), serta senyawa senyawa kompleks (karbohidrat, potein, lemak, vitamin, air, mineral). Sifat fisika

36

protoplasma antara lain koloid, siklosis, gerak brown, elektroforesis, efek tyndall,
tegangan permukaan tinggi dan adsobsi.
3. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Sel Hewan
a.
b.
c.
d.
e.

Sel Tumbuhan

tidak memiliki dinding sel


tidak memiliki plastida
memiliki lisosom
memiliki sentrosom
timbunan zat berupa lemak dan
glikogen
f.
bentuk tidak tetap
g.
pada hewan tertentu memiliki
vakuola, ukuran kecil, sedikit

a.

memiliki dinding sel dan membran


sel

b.
c.
d.
e.
f.
g.

umumnya memiliki plastida


tidak memiliki lisosom
tidak memiliki sentrosom
timbunan zat berupa pati
bentuk tetap
memiliki vakuola ukuran besar,
banyak

e. Referensi
Anonim.
2009.
http://monocotil.blogspot.com/2009/07/sejarah-penemuan-sel-danorganel.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi) (Diakses tanggal 22 Oktober
2009)
Anonim.
2009.
file:///C:/Documents%20and%
20Settings/Syam/
bab_1_sel_umum-6.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)

Desktop/

Anonim. 2009. http://www.nabble.com/-Zoologi--Perbedaan-Benda-Hidup-dan-BendaMati-td19772870.html (Diakses tanggal 22 Oktober 2009)


Senarai
-

Nukleus = Inti sel

Protoplasma = bagian sel yang hidup dan berfungsi mengatur semua kegiatan sel.

37

BAB III
STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH ORGANISME
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang jaringan pada tumbuhan, jaringan pada hewan,
organ tumbuhan dan sistem organ pada hewan.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan dasar untuk memahami materi
lanjutan seperti anatomi dan fisiologi baik hewan maupun tumbuhan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang struktur dan organisasi tubuh.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multiseluler). Setiap
makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara
tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara
sel ovum dan sperma membentuk satu sel zigot. Jadi dari sel yang seragam berubah
menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya. Macam jaringan
penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun tubuh hewan dan
manusia. Berikut akan diuraikan jaringan penyusun tubuh tumbuhan dan hewan.
Jaringan dan Organ Tumbuhan
1. Jaringan Tumbuhan
Berdasar sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan merestematik dan jaringan permanen.

38

a. Jaringan Meristematik
Jaringan merestematik (jaringan embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang
terus membelah menghasilkan jaringan yang lain. Contoh jaringan meristematik adalah
jaringan meristem pada pucuk batang dan akar serta jaringan kambium.
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan
meristem dapat dibagi 2 macam.
1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan
embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan
ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan
batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut
pertumbuhan primer.
2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder
disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan
besar tubuh tumbuhan.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem
apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
a) Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung
batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.
b) Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara
jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Pertumbuhan sel meristem interkalar
menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c) Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium
terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan
membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

39

b. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)


Hasil pembelahan jaringan meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak
mengalami diferensiasi lagi. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan permanent
dibedakan menjadi berikut ini:
1) Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis.
Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
2) Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Sel parenkim yang
mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut
aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh
jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam
antara lain:
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan
berfungsi untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan
yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di
dalam sitoplasma.
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat
pada tumbuhan yang hidup di daerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang
dan daun tumbuhan hidrofit.

40

3) Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.
Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa
merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan
yang lunak.
Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa
lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua
macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh
yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam
mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea
dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan.
5) Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil,
jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus
ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.
2. Organ Pada Tumbuah
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi
modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.

41

a. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir
sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada
yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
1) Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2) Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian
dari luar ke dalam, yakni epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat/stele.
b. Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan
anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam epidermis, korteks,
endodermis, dan stele /slinder pusat.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks
dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang
monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline
sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp)

42

c. Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling
banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di
daun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian, yakni epidermis, parenkim/mesofil,
jaringan pembuluh
3.2. Jaringan dan Sistem Organ Pada Hewan
a. Jaringan Pada Hewan
Pada tubuh hewan tingkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan
yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf. Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi 2 jenis
1. Epitel Pipih
a.
Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b. Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.
2. Epitel Kubus
a.
Epitel kubus selapis
Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b. Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.
3. Epitel Silindris
a.

b.
c.

Epitel silindris selapis


Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.
Epitel silindris banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia

43

Contoh:
pada trakea, rongga hidung.
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan
berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah, contoh:
pada kandung kemih.
Sebagai jaringan yang menutup seluruh permukaan luar dan dalam tubuh setiap
organisme, jaringan epitel mempunyai fungsi sebagai pelindung, kelenjar, penerima
rangsang dan lalu lintas keluar masuknya zat.
b. Jaringan Ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu
dengan jaringan yang lain. Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat
biasa, jaringan ikat khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.
1.Jaringan ikat biasa
Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot.
2. Jaringan ikat khusus
Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi
dalam bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat
khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit.
3.Jaringan ikat penyokong
Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang
sejati. Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah
(eritrosit).
4.Jaringan ikat penghubung
Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri atas
plasma darah dan butiran darah. Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen,
karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa, dan hormon. Jaringan limfa terdiri dari cairan
limfa yang beredar pada pembuluh limfa. Cairan limfa berfungsi untuk mengangkut
lemak.
Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
44

Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.


Membungkus organ.
Mengisi rongga di antar organ.
Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran.
Menghasilkan kekebalan.
c. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ
tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel
otot dapat memanjang dan memendek.
Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga
bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos
berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding
pembuluh darah, saluran pernafasan.
Jaringan Otot Lurik atau Otot Rangka
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini
melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah
pengaruh saraf sadar. Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop
tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut
otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Fungsi otot
lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Jaringan Otot Jantung
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya
menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi
terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar
jantung.
d. Jaringan Saraf
45

Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Tiap neuron/sel
saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah
yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf. Jaringan
saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat
penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan saraf hanya
dimiliki hewan dan manusia. Terdapat 3 macam sel saraf
1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2. Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3. Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
b. Sistem Organ Pada Hewan
Sistem Organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam tubuh suatu
organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang
bersangkutan. Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendirisendiri, melainkan organ - organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama
lainnya.
Sistem organ merupakan gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu
fungsi dalam koordinasi tertentu. Berikut ini berbagai sistem dalam tubuh beserta
fungsinya dan organ penyusunnya:
1) Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
2)

Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa. Penyusun: jantung, pembuluh darah,
pembuluh limfa, darah.

3) Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh.
46

Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal, sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik.
4) Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan
koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal
5) Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara).
Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru
6) Pencernaan
Fungsi: memproses makanan.
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus,
kelenjar pencernaan
7) Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah.
Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra
8) Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
9) Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.
Dalam pembahasan sistem organ diwakili oleh sistem ekskresi.
1. Alat-Alat Eksresi
Zat-zat sisa metabolisme sebagian besar berupa gas dan cairan. Zat-zat tersebut
harus dikeluarkan dari tubuh melalui bermacam-macam alat pengeluaran. Alat
pengeluaran yang penting, yaitu paru-paru, hati, kolon (usus tebal), kulit, dan ginjal.
a. Paru-Paru

47

Tugas utama paru-paru adalah mengeluarkan zat-zat sisa yang berbentuk gas,
misalnya CO2 dan uap air. Mekanisme pengeluaran CO 2 dari dalam darah hingga ke
paru-paru, telah dijelaskan pada pokok bahasan tentang sistem respirasi.

b. Hati
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh kita, namun juga
berfungsi sebagai alat ekskresi. Fungsi utama hati, yaitu sebagai berikut:
Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot);
Tempat pembongkaran dan pembentukan protein;
Menawarkan racun yang ada dan ikut dalam pembentukan dan perombakan sel
darah merah;
Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah.
c. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Adapun fungsi kulit, yaitu sebagai
berikut:
a. Pelindung tubuh terhadap kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan, penyinaran,
kuman-kuman, zat kimia, panas, dan sebagainya;
b. Mengurangi kehilangan air;
c. Mengatur suhu badan;
d. Mengekskresikan zat-zat sisa, berupa keringat;
e. Menerima rangsang dari luar.
Kulit atau integumen terdiri atas dua lapis, yaitu lapis luar yang disebut
epidermis dan lapis dalam yang disebut dermis atau korium.
Epidermis terdiri atas beberapa lapis, yaitu sebagai berikut:
a. Stratum korneum atau lapisan tanduk yang tersusun atas sel-sel mati yang selalu
mengelupas;
b. Stratum lusidum yang berwarna bening;
c. Stratum granulosum merupakan lapisan kulit yang berpigmen;
d. Stratum germinativum merupakan lapisan kulit yang selalu tumbuh, membentuk selsel kulit baru ke arah luar.
48

Di bawah epidermis terdapat dermis. Pada lapisan ini terdapat akar rambut, kelenjar
keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebasea), pembuluh darah, dan
serabut saraf. Kelenjar minyak bertugas menghasilkan minyak yang penting untuk
mencegah kekeringan kulit dan rambut. Di seluruh permukaan kulit terdapat lebih
kurang dua setengah juta kelenjar ke- .ringat. Kelenjar keringat tersebar di seluruh
permukaan tubuh. Permukaan tubuh yang paling sedikit mempunyai kelenjar keringat
adalah telapak tangan, ujung jari, dan kulit muka.
Pangkal kelenjar keringat menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah
dan saraf simpatis. Selanjutnya, air beserta larutannya dikeluarkan melalui pembuluh ke
permukaan kulit. Keringat itu akan menguap dan menyerap panas tubuh kita sehingga
suhu tubuh kita menjadi tetap. Dengan demikian, meningkatnya suhu lingkungan tidak
akan meningkatkan suhu tubuh.
Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah atau dingin, pembuluh darah menyem pit, sehingga darah yang melaluinya sedikit. Otot polos penggerak rambut berkontraksi,
rambut-rambut tegak, dan kita akan merasakan kedinginan. Orang yang bekerja keras dan
terkena terik matahari akan mengeluarkan banyak keringat dan garam dapur. Hal ini dapat
mengakibatkan seseorang selalu cepat haus dan sering lapar garam. Hal ini juga dapat
menyebabkan kekejangan dan pingsan.
d. Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Jumlahnya sepasang, terletak di
dekat tulang pinggang. Bentuk ginjal seperti kacang ercis dengan panjang ginjal. lebih
kurang 10 cm. Dari tiap-tiap ginjal keluar saluran urine atau ureter yang menuju ke
kantong urine atau vesika urinaria. Dari kantong ini, urine dikeluarkan melalui uretra.
Bila dibuat sayatan membujur sebuah ginjal maka akan tampak bagian-bagian ginjal.
Untuk memahami struktur dan letak ginjal manusia, perhatikan Gambar 34. Ginjal terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks dan lapisan dalam yang disebut
sumsum ginjal atau medula.
1) Korteks
Korteks mengandang jutaan unit penyaring darah yang disebut nefron. Setiap
nefron terdiri atas badan Malpighi dan saluran atau tubulus. Setiap badan Malpighi
terdiri atas glomerulus dan simpai Bowmann. Dalam glomerulus terdapat banyak
49

pembuluh darah. Pembuluh darah yang menuju glomerulus disebut arteriole aferen,
sedangkan pembuluh darah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriole eferen.
Saluran nefron atau tubulus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tubulus kontortus
proksimal dekat dengan badan Malpighi, tubulus kontortus distal yang menjauhi badan
Malpighi, dan tubulus kolektifus saluran gabungan dari beberapa saluran nefron.
Di daerah medula, antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal
dihubungkan oleh gelung Henle ascenden (naik) dan descenden (turun). Dinding simpai
Bowman dan tubulus hanya setebal selapis sel sehingga pada bagian ini memungkinkan
terjadinya filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi dengan baik. Pada orang dewasa, panjang
seluruh tubulus antara 7,5 km sampai 15 km. Hampir sepanjang tubulus dikelilingi
pembuluh darah.
2) Medula
Medula atau sumsum ginjal mengandang banyak pembuluh-pembuluh tubulus
pengumpul hasil ekskresi dari nefron. Tubulus tersebut bermuara pada tonjolan atau
papila di pelvis renis atau ruang ginjal.
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan urine, yaitu sebagai
berikut.
a. Penyaringan atau filtrasi zat-zat sisa metabolisme. Proses ini dilakukan oleh simpai
Bowman.
b. Penyerapan kembali atau reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Proses
ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus proksimal hingga gelung Henle.
c. Pengeluaran zat yang tidak diperlukan dan tidak dapat disimpan dalam tubuh yang
disebut augmentasi. Proses ini berlangsung di sepanjang tubulus kontortus distal
hingga tubulus kolektifus.
Pembentukan urine dimulai dari filtrasi oleh badan Malpighi. Pada badan
Malpighi, glomerulus dikelilingi oleh simpai Bowman. Zat-zat seperti air, garam, gula,
dan urea yang terlarut dalam darah yang masuk ke glomerulus disaring oleh simpai
Bowman. Zat hasil penyaringan ini disebut urine primer atau filtrat glomerulus. Proses
penyaringan ini dikarenakan adanya tekanan darah dan dipengaruhi pula oleh
pengembangan dan penyempitan arteriole aferen.

50

Urine primer masih banyak mengandang zat yang bermanfaat bagi tubuh. Di
dalam tubulus kontorti, zat yang masih berguna, direabsorpsi atau diserap kembali oleh
darah dari pembuluh yang mengelilingi tubulus. Sebaliknya, darah ini melepaskan zat
sampah yang diangkutnya ke tubulus. Oleh sebab itu, cairan yang terdapat dalam tubulus
kontorti mengandang kadar urine yang lebih tinggi, disebut urine sekunder atau filtrat
tubulus.
Filtrat tubulus ini terus mengalir ke tubulus kontorti distal. Pada tubulus ini,
pembuluh darah melepaskan zat sisa yang tidak berguna serta menyerap kelebihan air,
sehingga terbentuklah urine yang sesungguhnya. Selanjutnya, masuk ke tubulus kolekta,
terus ke pelvis renis.
Di sini telah terbentuk urine yang sesungguhnya. Di dalam ginjal orang dewasa,
setiap menitnya dipompakan darah sebanyak 1,2 liter. Jadi, setiap satu menit terjadi
filtrasi terhadap darah sebanyak itu. Laju filtrasi dalam glomerulus dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tekanan darah kapiler sebesar 60-70 mmHg;
b. Besamya tekanan osmotik koloid, yaitu tekanan protein darah sebesar 30 mmHg;
c. Besamya tekanan hidrostatika urine sebesar 5 mmHg.
Dengan demikian, besamya tekanan efektif laju filtrasi adalah 35 mmHg. Jumlah
urine yang dihasilkan seseorang tidak merata sepanjang hari. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah urine tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Jumlah air yang diminum
b. Saraf
c. Hormon antidiuretika atau ADH
d. Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmotiknya tetap.
e. Pada penderita diabetes mellitus, pengeluaran glukosa juga diikuti kenaikan volume
urine.
2. Gangguan Pada Sistem Eksresi
Ada beberapa penyebab yang dapat mengganggu fungsi alat ekskresi, yaitu
sebagai berikut.
a. Penyakit dan Gangguan Fungsi Hati
1) Hepatitis
51

Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati. Peradangan hati
dapat disebabkan oleh infeksi berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan
protozoa. Namun pada umumnya disebabkan oleh virus (hepatitis virus). Radang hati
juga dapat terjadi akibat bahan-bahan kimia yang meracuni hati, obat-obatan, dan
alkohol, yang disebut juga dengan hepatitis non-virus. Hepatitis akibat obat-obatan hanya
menyerang orang yang sensitif. Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus
menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa
sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan
diet dan istirahat yang baik. Hepatitis virus dibagi menjadi lima berdasarkan jenis virus
penyebabnya, yaitu virus hepatitis A (VHA), B (VHB), C (VHC), D (VHD), dan E
(VHE). Hepatitis virus dapat menjadi kronis dan bisa berlanjut menjadi sirosis hati dan
kanker hati.
2) Sirosis Hati
Sirosis merupakan kondisi di mana jaringan hati mengalami pengerasan. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh hepatitis, parasit hati, obat-obatan tertentu, dan kecanduan
alkohol.
b. Gangguan Fungsi Ginjal
Sebagai alat ekskresi utama ginjal sering mengalami gangguan, di antaranya
sebagai berikut.
(1)

Albuminuria adalah adanya albumin dan protein lain dalam


urine. Pada orang sehat, di dalam urinenya tidak terdapat senyawa protein, asam
amino, maupun glukosa. Terjadinya albuminuria menunjukkan terjadinya kerusakan
pada alat filtrasi dalam ginjal.

(2) Nefritis adalah kerusakan pada glomerulus akibat infeksi kuman. Hal ini dapat
mengakibatkan urea dan asam urine masuk kembali ke dalam darah. Peristiwanya
disebut uremia. Bila terjadi uremia akan mengakibatkan penyerapan air terganggu
sehingga terjadi penimbunan air di kaki yang disebut edema. Nefritis akut banyak di
derita anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Nefritis

52

kronis yang diderita orang tua, ditandai tekanan darah tinggi dan pengerasan
pembuluh darah ginjal.
(3)

Polyuria, yaitu urine yang dikeluarkan oleh tubuh amat


banyak dan encer. Peristiwa ini dapat terjadi karena kemampuan nefron untuk
mengadakan reabsorpsi sangat rendah atau gagal.

(4) Oligouria adalah bila urine yang dihasilkan sangat sedikit. Kadang kala seseorang
tidak menghasilkan urine sama sekali atau anuria. Gangguan ini biasanya disebabkan
oleh kerusakan ginjal secara total. Akibat dari gagal ginjal ini mengandang banyak
urine disebut uremia.
c. Gangguan Hormon
1) Diabetes mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit karena adanya gula di
dalam urine. Hal ini terjadi karena tingginya kadar gula darah. Tingginya kadar gula
darah disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Kadar gula darah yang berlebihan mengganggu tekanan osmotik darah. Untuk itu
gula yang berlebihan harus dikeluarkan, di antaranya bersama urine.
2) Kelainan pada produk hormon antidiuretika (ADH).
d. Gangguan pada Kulit
Gangguan pada kulit yang dapat mengganggu proses ekskresi, antara lain sebagai
berikut.
Jerawat, gangguan kronis pada kelenjar minyak yang dialami umumnya pada anak
remaja.
Eksem, penyakit kulit di mana kulit menjadi kering kemerahan dan gatalgatal
bersisik.
Pruvitus kutanea, yaitu penyakit kulit dengan gejala rasa gatal yang dipacu oleh
iritasi saraf sensori perifer. Pruvitus kutanea juga disebabkan oleh kencing manis,
penyakit hati, dan gangguan kelenjar tiroid.
Kudis atau skabies (seven year itch), yaitu penyakit kulit karena infeksi caplak atau
tungau (Sarcoptes scabei).
e. Gagal Ginjal

53

Pada kondisi tertentu, ginjal akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan


proses yang terjadi akan terganggu. Gagal ginjal mungkin terjadi karena infeksi bakteri,
luka bagian luar, dan tekanan darah tinggi. Pada keadaan gagal ginjal, tubulus tidak
mampu lagi mengekskresikan ion sodium atau urea dan akhimya substansi ini
terakumulasi dalam darah. Jika bagian glomerulus rusak, protein plasma akan lolos ke
filtrat dan ada dalam urine. Tetapi hal ini sangat jarang, meskipun 50% nefron rusak
karena ginjal manusia terdiri atas jutaan nefron. Akibat ginjal mengalami kerusakan,
proses penyerapan akan terganggu. Adanya zat-zat yang tidak diinginkan terdapat dalam
darah, sehingga akan mengganggu kesehatan. Hal ini dapat diatasi dengan hemodialisis
dan transplantasi ginjal. Pada proses hemodialisis, pasien dibawa ke ginjal tiruan atau
disebut juga sebagai mesin dialisis darah. Pada proses dialisis, darah diambil dari dalam
tubuh melalui vena. Antikoagulan (pengendapan) ditambahkan agar tidak terjadi
penggumpalan dan darah kemudian dialirkan melalui alat-alat dialisis sebelum
dikembalikan lagi ke dalam tubuh. Setiap dialisis berjalan selama 6-10 jam, 3x dalam
satu minggu. Untuk pasien

yang masih relatif muda, transplantasi ginjal sehat dan

normal lebih baik daripada dialisis untuk pilihan jangka panjang. Transplantasi ginjal
diawali dengan mengambil ginjal yang rusak, kemudian ginjal donor dipasang dan
dihubungkan dengan arteri dan vena, dan ureter dimasukkan ke dalam pelvis renalis
(kandang kemih).

Rangkuman
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jadi, jaringan hamper dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap
makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun secara
tak kawin (vegetatif). Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang
seragam berubah menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.
Macam jaringan penyusun tubuh tumbuhan berbeda dengan macam jaringan penyusun
tubuh hewan dan manusia.
Berdasarkan sifatnya, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan merestematik dan jaringan permanen. Jaringan merestematik (jaringan
embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

54

yang lain. Hasil pembelahan jaringan meristematik disebut jaringan permanen, karena
tidak mengalami diferensiasi lagi.
Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan
yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf.
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi
modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi tertentu.
Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu
dengan lainnya. Organ hewan secara umum mencakup jantung, paru-paru, otak, mata,
lambung, limpa, pankreas, ginjal, hati, usus, kulit, uterus, saluran urin, tulang, dan lainlain.
Sistem Organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsi fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam tubuh suatu
organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme yang
bersangkutan.
Ekskresi adalah adalah proses pengeluaran zat zat sisa agar tidak menjadi racun
bagi tubuh. Alat-alat ekskresi yang penting, yaitu paru-paru, hati, kolon (usus tebal),
kulit, dan ginjal.
Tugas utama paru-paru adalah mengeluarkan zat-zat sisa yang berbentuk gas,
misalnya CO2 dan uap air. Mekanisme pengeluaran CO 2 dari dalam darah hingga ke
paru-paru.
Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar di dalam tubuh kita, namun juga
berfungsi sebagai alat ekskresi. Dalam proses ekskresi, hati mempunyai peran
mengekskresikan zat-zat sisa hasil pembongkaran eritrosit.
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita dan merupakan salah satu alat
ekskresi yang berperan dalam pengeluaran keringat. Di seluruh permukaan kulit
terdapat lebih kurang dua setengah juta kelenjar ke- .ringat. Dalam keadaan normal,
tubuh kita akan mengeluarkan keringat lebih kurang 50cc per jam. Namun karena
berbagai faktor, pengeluaran keringat dapat lebih atau kurang.

55

Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama. Dari tiap-tiap ginjal keluar saluran
urine atau ureter yang menuju ke kantong urine atau vesika urinaria. Dari kantong ini,
urine dikeluarkan melalui uretra. Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses pembentukan
urine, yakni filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi.
Pada alat-alat eksresi sering terjadi beberapa kelainan ataupun gangguan
penyakit diantaranya :
1. Gangguan fungsi hati; hepatisis, sirosis hati
2. Gangguan fungsi ginjal; albuminaria, nefritis, polyuria, oligouria, gagal ginjal
Gangguan fungsi kulit; jerawat, eksim, pruvitus kutanea, kudis (skabies)
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan 3 macam mersitem berdasarkan letaknya.
2. Sebutkan macam-macam parenkim berdasrkan fungsinya
3. Apa fungsi jaringan ikat pada hewan
4. Sebutkan beberapa sistem organ pada manusia
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

56

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Macam-macam mersitem berdasarkan letaknya
a) Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung
batang.

Meristem

apikal

selalu

menghasilkan

sel-sel

untuk

tumbuh

memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut


pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan
primer.
b) Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara
jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki
meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel
meristem

interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum

tumbuhnya bunga.
c) Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang
yang sejajar dengan akar dan batang.
2. Macam-macam parenkim berdasarkan fungsinya
Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan
berfungsi untuk fotosintesis.
Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan
yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di
dalam sitoplasma.

57

Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat
pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang
dan daun tumbuhan hidrofit.
3. Fungsi jaringan ikat
Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
Membungkus organ.
Mengisi rongga di antar organ.
Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.
Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
Menghasilkan kekebalan.
4. Sistem organ pada manusia
a. Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
b.

Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa. Penyusun: jantung, pembuluh darah,
pembuluh limfa, darah.

c. Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal, sistem saraf simpatik
dan sistem saraf parasimpatik
d. Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan, perkembangan dan
koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar adrenal
e. Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara).

58

Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru


f. Pencernaan
Fungsi: memproses makanan.
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus,
kelenjar pencernaan
g. Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah.
Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra
h. Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
i. Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://jenktya.files.wordpress.com/2008/06/jaringan6.pdf (diakses tanggal
22 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/
Praweda/Biologi/0049%20Bio%202-2a.htm (diakses tanggal 22 Oktober 2009).
Anonim. 2009. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/20/jaringan-pada-tumbuhan/
(diakses tanggal 22 Oktober 2009).
Anonim. 2009. http://micro.magnet.fsu.edu/cells/ leaftissue/images/
figure1.jpg (diakses tanggal 22 Oktober 2009).
f. Senarai
Jaringan embrional = jaringan yang selalu membelah

59

leafstructure

BAB IV
NUTRISI
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang nutrisi pada tumbuhan dan nutrisi pada
manusia.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materilanjutan seperti perkembangan dan fisiologi.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang nutrisi.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
Secara konsep, makanan adalah zat-zat yang dimakan. Makanan juga disebut
sebagai zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat makanan yang berfungsi membentuk
dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan di dalam tubuh
dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit disebut nutrisi atau nutrition (Inggris)
sedangkan nutrien adalah unsur gizi atau dengan kata lain nutrien adalah setiap bahan
kimia yang diperlukan organisme sebagai bahan baku. Oleh karena itu suatu bentuk hidup
tersusun oleh sebagian senyawa organic dan senyawa anorganik dan oleh karena semua
fungsi hidup ditujukan terhadap pemeliharaan dan pelestraian hidupnya, maka suatu
organisme memperoleh nutrient organik dan anorganik.
4.1 Nutrisi Pada Tumbuhan
Tumbuhan memerlukan kombinasi yang tepat dari berbagai nutrisi untuk tumbuh,
berkembang, dan bereproduksi. Ketika tumbuhan mengalami malnutrisi, tumbuhan
menunjukkan gejala-gejala tidak sehat. Nutrisi yang terlalu sedikit atau yang terlalu
banyak dapat menimbulkan masalah.

60

a. Pengelompokan Nutrisi Pada tumbuhan


Secara garis besar nutrisi tumbuhan dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu :
1.

Makronutrien (Makroelemen)
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah

banyak, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium, sulfur,
magnesium, besi dan fosfor.
2. Mikronutrien (Mikroelemen)
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium, silicon,
klorin, kalsium dan kobalt.
b. Fungsi, Gejala Kekurangan Zat Hara Pada Tumbuhan dan Pengangkutan Zat
Hara
1. Fungsi Zat Hara Pada Tumbuhan
Tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi/khasiat tersendiri dan mempengaruhi
proses-proses tertentu dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Berikut ini uraian
singkat fungsi/khasiat unsur hara bagi tanaman.
a) Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering
tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
b) Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan
organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan
untuk bernafas.
c) Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan
jumlahnya tidak terbatas.
d) Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+. Fungsi Nitrogen
bagi tanaman adalah:
Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti
daun, batang dan akar.
61

Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam
proses fotosintesis.
Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Adapun sumber Nitrogen adalah :
Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di
bawa air hujan meresap ke bumi.
Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organic.
Mikroba atau bakteri-bakteri.
Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
e) Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4 - HPO4. Secara umum,
fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman
dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, biji atau gabah.
Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
f) Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+. Fungsi Kalium bagi tanaman adalah
sebai berikut.
Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.
Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman,
agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
Meningkatkan mutu dari biji/buah.
Sumber-sumber Kalium adalah :
Beberapa jenis mineral.

62

Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.


Air irigasi serta larutan dalam tanah.
Pupuk Buatan (KCl, ZK dan lain-lain)
Abu tanaman misalnya: abu daun teh muda mengandung sekitar 50% K2O
g) Kalsium (Ca)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++. Fungsi kalsium bagi tanaman
adalah:
Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau
suasana keasaman tanah
h) Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++.

Fungsi magnesium bagi

tanaman ialah:
Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan
Carboxy peptisida
Berperan dalam pembentukan buah
Sumber-sumber Magnesium adalah:
Batuan kapur (Dolomit Limestone) CaCO3MgCO3
Garam Epsom (Epsom salt) MgSO4.7H2O
Kleserit MgSO4.H2O
Magnesia MgO
Zat ini berasal dari air laut yang telah mengalami proses sedemikian:
Mg Cl2 + Ca(OH)2 Mg (OH)2 + Ca Cl2
Mg (OH)2-panas Mg O + H2O
Terpentin Mg3SiO2 (OH)4
Magnesit MgCO3
63

Karnalit MGCl2KCl. 6H2O


Basic slag
Kalium Magnesium Sulfat (Sulfat of Potash Magnesium)
i) Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-. Fungsi belerang bagi tanaman
ialah:
Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein,
methionin serta thiamine
Membantu pertumbuhan anakan produktif
Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti
cabai, kubis dan lain-lain
Membantu pembentukan butir hijau daun
Sumber-sumber belerang adalah:
Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk Superfosfat
j) Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++. Fungsi unsur hara besi
(Fe) bagi tanaman ialah:
Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan
Cytohrom oxidase
Sumber-sumber besi adalah:
Batuan mineral Khlorite dan Biotit
Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
k) Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++. Fungsi unsur hara Mangan
(Mn) bagi tanaman ialah:
Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C

64

Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Sumber-sumber Mangan adalah:
Batuan mineral Pyroluste Mn O2
Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
l) Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++. Fungsi unsur hara Tembaga
(Cu) bagi tanaman ialah:
Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa,
Butirid Coenzim A. dehidrosenam
Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
m) Seng (Zincum = Zn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++. Fungsi unsur hara Seng (Zn)
bagi tanaman ialah:
Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan
pertumbuhan
Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh
(auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis
Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
Seng dalam tanah terdapat dalam bentuk:
Sulfida Zn S
Calamine Zn CO3
n) Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: MoO4-. Fungsi unsur hara
Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
Sebagai katalisator dalam mereduksi N

65

Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran


Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk MoS2.

o) Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: BoO3-. Fungsi unsur hara Boron
(Bo) bagi tanaman ialah:
Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk,
juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan
banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Boron (Bo) dalam tanah terdapat dalam bentuk:
Datolix Ca (OH)2 BoSiO4
Borax Na2 Bo4 O2. 10H2O
p) Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl-. Fungsi unsur hara Khlor (Cl)
bagi tanaman ialah:
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau, kapas,
kentang dan tanaman sayuran
Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas, sisal
Disamping ke-16 unsur hara tersebut masih ada unsur-unsur lain yang
berhubungan erat dengan tanaman yang akan diuraikan secara ringkas, yaitu:
a) Natrium (Na)
Natrium dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman apabila tanaman yang
dimaksud menunjukkan gejala kekurangan Kalium (K). Natrium dalam proses fisiologi

66

dengan K, yaitu menghalangi atau mencegah pengambilan/penyerapan K yang


berlebihan.
b) Silikum (Si)
Tanaman rumput-rumputan, seperti alang-alang dan padi ternyata banyak yang
menyerap Si. Dibandingkan dengan unsur hara N dan P, ternyata Si dalam tanaman lebih
besar jumlahnya.
c) Nikel (Ni)
Unsur ini merupakan aktifator daripada enzim, dalam bentuknya yang kecil dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman.
d) Titan (Ti)
Unsur Titan selalu terdapat dalam tanaman, dan banyak terdapat pada nodula dan
legum. Dengan pemberian Ti SO4 nodula akan bertambah sedangkan fiksasi menjadi
lebih meningkat
e) Selenium
Jumlah yang berlebihan tidak menimbulkan kerusakan bagi tanaman, akan tetapi
menimbulkan keracunan bagi binatang yang memakan tumbuhan tersebut.
f) Vanadium
Berfungsi

mempercepat

reproduksi

azotobacter

yang

mengakibatkan

meningkatnya fiksasi N dari udara.


g) Argon
Unsur Argon dibutuhkan tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangannya. Kelebihan unsur ini dapat menyebabkan keracunan pada tanaman.
Keracunan akar oleh Argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
h) Yodium
Unsur yodium

walaupun

keadaannya

sedikit

ternyata

diperlukan

bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.


2. Gejala Kekurangan Zat Hara Pada Tanaman
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan
pertumbuhan

tanaman

tidak

sebagaimana

mestinya

yaitu

ada

kelainan

atau

penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang

67

sebelumnya tampak layu dan mengering. Keadaan yang demikian akan merugikan petani
dan tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani
a. Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro
1) Kekurangan Unsur Nitrogen ( N )
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari
daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah menjadi kuning.
Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan yang terhambat ini akan
berpengaruh pada pertumbuhan, yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna,
umumnya kecil-kecil dan cepat matang. Kandungan unsur N yang rendah dapat
menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel
daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
b) Kekurangan unsur fosfor ( P )
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah dapat
mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan memperkuat pertumbuhan
tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan produk biji-bijian dan memperkuat tubuh
tanaman padi-padian sehingga tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini
akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang ,
daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah
pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Tangkai daun kelihatan lancip, pertumbuhan
buah jelek, merugikan hasil biji.
c) Kekurangan Unsur Kalium ( K )
Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini
jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-gejala
karena difisiensi N dan P.
Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat. Pada
permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap dan selanjutnya
sejak ujung dan tepi daun tampakmenguning, warna seperti ini tampak pula di antara
tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor, berwarna coklat,
sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian
mati. Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek
68

sehinga tanaman tampak kerdil. Bagi tanaman yang berumbi menderita defisiensi K hasil
umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
d) Kekurangan Unsur Kalsium (Ca)
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara,
selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya yang timbul
tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput mengalami per-ubahan
warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah menjadi kuning) dan warna ini
menjalar diantara ujung tulang-tulang daun, jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat
mati. Kuncup-kuncup yang telah tumbuh mati. Defisiensi unsur Ca menyebabkan pula
pertumbuhan tanaman demi-kian lemah dan menderita.
e) Kekurangan Unsur Magnesium ( Mg )
Unsur Mg merupakan bagian pembentuk klorofil, oleh karena itu kekurangan Mg
yang tersedia bagi tanaman akan menimbulkan gejala gejala yang tampak pada bagian
daun, terutama pada daun tua. Klorosis tampak pada diantara tulang-tulang daun,
sedangkan tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian diantara tulangtulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak kecoklatan. Daundaun ini mudah terbakar oleh terik matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena
itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut. Defisiensi
Mg menimbulkan pengaruh pula pada pertumbuhan biji, bagi tanaman yang banyak
menghasilakn biji hendaknya diperhatikan pemupukannya dengan Mg SO4, MgCO3 dan
Mg(OH)2.
f) Kekurangan Unsur Belerang ( S )
Defisiensi unsur S gejalanya klorosis terutama pada daun-daun muda, perubahan
warna tidak berlangsung setempat-tempat, melainkan pada bagian daun selengkapnya,
warna hijau makin pudar berubah menjadi hijau yang sangat muda, kadang mengkilap
keputih-putihan dan kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada
bagian daun selengkapnya. Perubahan warna ini dapat pula menjadi kuning sama sekali,
sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang
tampak pada daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan
sebutan Tea Yellows atau Yellow Disease.
b. Gejala Kekurangan Unsur Hara Mikro
69

1) Kekurangan Unsur Besi ( Fe )


Defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Terjadinya gejala-gejala
pada bagian tanaman terutama daun yang kemudian dinyatakan sebagai kekurangan
tersedia-nya zat Fe ( besi ) adalah karena tidak seimbang tersedianya zat Fe dengan zat
kapur pada tanah yang berkelebihan kapur dan yang bersifat alkalis. Jadi masalah ini
merupakan masalah pada daerah daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur.
Gejala-gejala yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat
berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap
berwarna hijau serta jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang
daun terjadi klorosis yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada
pula yang menjadi putih. Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim
kemarau, daun-daun muda yang banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tanaman
kopi yang ditanam didaerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur, sering
tampak gejala-gejala demikian.
2) Kekurangan Unsur Mangan (Mn)
Gejala-gejala dari defisiensi Mn pada tanaman adalah hampir sama dengan gejala
defisiensi Fe pada tanaman. Pada daun-daun muda diantara tulang -tulang daun secara
setempat-setempat terjadi klorosis, dari warna hijau menjadi warna kuning yang
selanjutnya menjadi putih. Akan tetapi tulang-tualng daunnya tetap berwarna hijau, ada
yang sampai ke bagian sisi-sisi dari tulang. Jaringan-jaringan pada bagian daun yang
klorosis mati sehingga praktis bagian-bagian tersebut mati, mengering ada kalanya yang
terus mengeriput dan ada pula yang jatuh sehingga daun tampak menggerigi. Defisiensi
ter-sedianya Mn akibatnya pada pembentukan biji-bijian kurang baik.
3) Kekurangan Unsur Borium ( B )
Walaupun unsur Borium sedikit saja diperlukan tanaman bagi pertumbuhannya
tetapi kalau unsur ini tidak tersedia bagi tanaman gejalanya cukup serius, seperti:

Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda terjadi klorosis, secara
setempat-setempat pada permukaan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke
bagian tepi-tepinya. Jaringan-jaringan daun mati. Daun-daun baru yang masih kecilkecil tidak dapat berkembang, sehingga per-tumbuhan selanjutnya kerdil. Kuncupkuncup yangmatiberwarnahitam/coklat.

70

Pada bagian buah terjadi penggabusan, sedang pada tanaman yang menghasilkan
umbi, umbinya kecil kecil yang kadang-kadang penuh dengan lubang-lubang kecil
berwarna hitam, demikian pula pada bagian akar-akarnya.

4) Kekurangan Unsur Tembaga ( Cu )


Defisiensi unsur tembaga akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:

Pada bagian daun, terutama daun-daun yang masih muda tampak layu dan kemudian
mati (die back), sedang ranting-rantingnya berubah warna menjadi coklat dan
ahkirnya mati.

Pada bagian buah, buah-buah tanaman umumnya kecil-kecil berwarna coklat pada
bagian dalamnya sering didapatkan sejenis perekat ( gum ).Gejala-gejala seperti
terdapat pada tanaman penghasil buah-buahan ( yang kekurangan zat Cu ), seperti
tanaman jeruk, apel, peer dan lain-lain.

5) Kekurangan Unsur Seng/Zinkum ( Zn)


Tidak tersediannya unsur Zn bagi pertumbuhan tanaman meyebabkan tanaman
tersebut mengalami beberapa pen-yimpangan dalam per-tumbuhannya. Penyimpangan ini
menimbulkan gejala-gejala yang dapat kita lihat pada bagian daun-daun yang tua:

Bentuk lebih kecil dan sempit dari pada bentuk umumnya.

Klorosis terjadi diantara tulang-tulang daun.

Daun mati sebelum waktunya, kemudian berguguran dimulai dari daun-daun yang
ada di bagian bawah menuju ke puncak.

6) Kekurangan Unsur Molibdenum (Mo)


Molibdenum atau sering pula disebut Molibdin tersedianya dalam tanah dalam
bentuk MoS2 dan sangat dipengaruhi oleh pH, biasanya pada pH rendah tersedianya bagi
tanaman akan kurang. Defisiensi unsur ini menyebab-kan beberapa gejala pada tanaman,
antara lain per-tumbuhannya tidak normal, terutama pada sayur-sayuran. Secara umum
daun-daunnya mengalami perubahan warna, kadang-kadang mengalami pengkerutan
terlebih dahulu sebelum mengering dan mati.
7) Kekurangan Unsur Si, Cl Dan Na
Unsur Si atau Silisium hanya diperlukan oleh tanaman Serelia misalnya padipadian, akan tetapi kekurangan unsur ini belum diketahui dengan jelas akibatnya bagi
tanaman.
71

Defisiensi unsur Cl atau Klorida dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun


yang kurang abnormal ( terutama pada tanaman sayur-sayuran), daun tampak kurang
sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan
kapas menunjukkan gejala seperti itu.
Defisiensi unsur Na atau Natrium bagi pertumbuhan tanaman yang baru diketahui
pengaruhnya yaitu meng-akibatkan resistensi tanaman akan merosot terutama pada
musim kering. Tanpa Na tanaman dalam pertumbuhan-nya tidak dapat meningkatkan
kandungan air ( banyak air yang dapat dipegang per unit berat kering ) pada jaringan
daun. Gejala-gejal lainnya belum diketahui secara jelas.
8) Unsur Fungsional / Beneficial Element
Unsur fungsional adalah unsur -unsur yang belum memenuhi kriteria unsur
essensial seperti yang dikemukakan oleh ARNON & STOKT sehingga unsur-unsur ini
tidak dapat digolongkan dalam unsur essensial, namun untuk penting untuk tanamantanaman tertentu. Dengan adanya unsur fungsional ini dapat lebih memperbaiki
pertumbuhan dan kualitas hasil atau dengan kata lain, tanpa unsur fungsional ini tanaman
tetap dapat men-yelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna dan normal tetapi dengan
adanya unsur ini maka pertumbuhan dan kualitas akan lebih baik pada hasil tanaman
tertentu, misalnya mentimun dapat mengantikan sebagaimana peranan K pada tanaman
kelapa.
3. Pengangkutan Zat Hara Pada Tumbuhan
Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang
terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat
tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang
terdiri dari xylem dan phloem.
a) Pengankutan Pada Xylem
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi :
Pengangkutan vaskuler (intravaskuler) : pengangkutan melalui berkas pembuluh
pengangkut.
Pengangkutan ekstravaskuler : pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas
pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan

72

arah horisontal. Di dalam akar pengangkutan ini melalui bulu akar ----- epidermis
------ korteks ------ endodermis -------xylem.
Penganngkutan ekstravaskluler dibedakan :
transportasi/ lintasan apoplas : menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor
pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan (dinding sel dan ruang antar sel)
transportasi/ lintasan simplas : bergeraknya air dan garam mineral melalui bagian
hidup dari sel tumbuhan (sitoplasma dan vakoula).
Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu (xylem).
Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan trakeid. Trakea
dan trakeid merupakan sel-sel yang mati karena tidak mempunyai sitoplasma dan hanya
mempunyai dinding sel. Sel trakea terdiri atas tabung yang berdinding tabal dan
membentuk suatu pembuluh.
Proses pengangkutan air dan zat zat terlarut hingga sampai ke daun pada
tumbuhan dipengaruhi oleh :
daya kapilaritas : pembuluh xylem yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai
pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi
antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.
daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan
akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti
adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak
menggenang dipermukaan tunggaknya.
daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang
besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan).
pengaruh sel-sel yang hidup
b) Pengangkutan Pada Phloem
Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun akan dipergunakan
sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya berupa zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan
hasil fotosintesis berupa larutan melalui phloem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh
disebut translokasi. Beberapa tumbuhan menyimpan hasil fotosintesis pada akarnya atau

73

batangnya. Pada umumnya jaringan phloem tersusun oleh 4 komponen, yaitu buluh tapis,
sel pengiring, parenkim phloem dan serabut-serabut.
4.2 Nutrisi Pada Hewan
Manusia tergolong dalam organisme yang heterotrof, artinya

manusia

memerlukan zat zat-zat oragnik dari luar, karena manusia tidak mampu membuat zat
organik sendiri, maka manusia makan makanan yang banyak mengandung zat-zat
organik.
a. Zat-Zat Makanan yang Dibutukan Manusia Pada Manusia
Makanan yang dikonsumsi oleh manusia mengandung berbagai unsur. Unsur
tersebut ada yang bermanfaat dan ada pula yang tidak membawa manfaat bagi kesehatan
manusia. Berbagai zat tersebut dapat berupa enzim, gizi, maupun toksit (racun).
Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang memberikan
manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi
memiliki kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan
tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan, maupun jumlah dari
masing-masing zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Untuk lebih jelasnya, akan
dijelaskan sebagai berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat diperlukan tubuh sebagai sumber tenaga dalam melakukan kegiatan.
Sumber makanan yang mengandung karbohidrat, di antaranya nasi, jagung, kue, roti, ubi,
dan kentang. Fungsi protein diantaranya sebgai berikut.
Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan
sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di
dalam jaringan lemak.
Pemberi Rasa Manis pada Makanan

74

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida.
Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula yang paling manis.
Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah
1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.
Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam betahidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan
dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat
merugikan tubuh.
Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik usus
dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner yang
berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi
kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan
pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
b. Protein
Protein merupakan zat makanan yang berfungsi untuk membangun tubuh dan
memperbaiki jaringan dan sel yang rusak. Sebagai contoh, tubuhmu bertambah tinggi dan
besar. Hal itu terjadi karena kamu mengonsumsi zat makanan yang mengandung protein.
Protein memiliki berbagi macam fungsi diantaranya sebagai berikut.
Sebagai yang terentang di dalam membrane membentuk jalur atau saluran berisi air
yang menembus lipid lapisan ganda sehingga memungkinkan zat-zat larut air yang

75

cukup kecil memasuki saluran, misalnya ion. Setiap saluran dapat terbuka atau
tertutup terhadap ion spesifiknya akibat perubahan bentuk saluran sebagai respon
terhadap mekanisme pengontrol.
Sebagai molekul pembawa yang mengangkut zat-zat yang tidak mampu menembus
membrane dengan sendirinya. Dengan demikian saluran dan molekul pembawa
keduanya

penting

dalam

transportasi

zat-zat

antara

CES

dan

CIS.

Contoh: Hemoglobin sebagai transport oksigen dalam darah, seruloplasmin sebagai


transport tembaga dalam darah.
Banyak protein di luar permukaan berfungsi sebagai tempat reseptor yang mengenali
dan berikatan dengan molekul-molekul spesifik di lingkungan sekitar sel pengikatan
ini mencetus serangkaian kejadian dipermukaan membrane dan di dalam sel yang
mengubah aktivitas sel tertentu.
Kelompok protein lain berfungsi sebagai enzim yang terikat ke membrane yang
mengontrol reaksi-reaksi kimia tertentu dipermukaan dalam atau luar sel. Sel-sel
memperlihatkan khususnya pada jenis enzim yang terbenam dalam menbran plasma.
Contoh glikolat oksidasi dari glioksisom, dan alkahol dehidrogenase pada fermentasi
alcohol.
Sebagian protein tersusun dalam sualu jalinan filamentosa dipermukaan bagian dalam
membrane dan dihubungkan dengan unsur-unsur protein tertentu pada sitoskleton.
Protein lain berfungsi sebagai molekul adhesi sel. Molekul-molekul ini menonjol
keluar dari permukaan membrane dan membentuk lengkungan-lengkungan atau
anggota badan laju yang digunakan oleh sel untuk saling berpegangan dan untuk
melekatkan

ke

serat-serat

jaringan

ikat

yang

menjalin

antara

sel-sel.

Contoh: kolagen jaringan ikat fibrora (kartilago, tulang, tendon), myosin, aktin.
Protein lain khususnya bersama dengan karbohidrat penting untuk kemampuan sel
mengenali diri dan dalam interaksi sel ke sel.
Selain itu protein juga berfungsi sebagai aktivitas hormonal, seperti hormone
pertumbuhan yang mengatur pertumbuhan tulang, dan juga pada saat kita digigit ular
tubuh akan mengeluarkan enzim hidrolitik (degra dastis).
Sebagian protein berfungsi sebagai toksin seperti toksin glistridium botulinun yakni
toksin makanan bacterial letal.
76

Ada juga protein yang berungsi sebagai proteksi seperti antibody yang berinteraksi
dengan proein asing, fibrinogen yang digunakan dalam pembekuan darah, juga
insulin sebgai regulator metabolism glukosa dalam darah.
Dan juga ada sebagian protein yangberfungsi sebagai cadangan dalam tubuh, seperti
fertin sebagai cadagan zat besi (limpa) dan juga kasein cadangan asam amino.

c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi dan sebagai cadangan
makanan. Lemak ada 2 macam, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak hewani
adalah lemak yang dihasilkan hewan. Contoh lemak hewani adalah daging, keju, minyak
ikan, telur, dan mentega. Adapun lemak nabati adalah lemak yang bearasal dari tumbuhtumbuhan. Contoh lemak nabati adalah kelapa, kacang tanah, dan margarin. Fungsi lemak
umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu transport vitamin
yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu, serta pelindung organorgan tubuh bagian dalam.
d. Vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan
B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,dan K). Fungsi masing-masing
vitamin ini antara lain :
1) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan
rangsang sinar pada saraf dan mata.
2) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh
dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
3) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim dan
berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
4) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan
dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
5) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan
lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.

77

6) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar
anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
7) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
1) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
e. Mineral
Mineral diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Fungsi mineral bagi tubuh
adalah untuk melancarkan semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa macam
mineral yang diperlukan oleh tubuh, di antaranya kalsium, besi, fosfor, dan iodin.
f. Air
Air merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh, bila kekurangan air akan
terjadi dehidrasi dan menggangu kerja tubuh. Berikut ini adalah beberapa fungsi air
dalam tubuh.
1) Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak
2) Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh sel tubuh
yang membutuhkan
3) Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita
4) Katalisator dalam metabolisme tubuh
5) Pelumas bagi sendi-sendi
6) Menstabilkan suhu tubuh
7) Meredam benturan bagi organ vital
b. Tanda-Tanda Kekurangan Protein
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau
kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain
penyakit kurang kalori dan protein (KKP). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat,
yakni :
a) KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.

78

b) KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
c) KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan
menurut standar Harvard.
Jenis KKP atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak yang
kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein
berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang
normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor
yaitu :

Gagal untuk menambah berat badan

wajah membulat dan sembap

Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut

Pertumbuhan linear terhenti

Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).

Diare yang tidak membaik

Dermatitis perubahan pigmen kulit

Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut

Penurunan masa otot

Perubahan mental seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi

Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia

Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir
dengan kematian.

2. Marasmus
Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat
cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan
protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima zat gizi sumber energi (sumber

79

kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh
(protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi
adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu :

Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.

Wajahnya seperti orang tua

Kulit keriput,

pantat kosong, paha kosong,

tangan kurus dan iga nampak jelas.


Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah

lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan
kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada
sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai
dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit
mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Rangkuman
Zat-zat makanan yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan di dalam tubuh dan melindungi tubuh terhadap
serangan penyakit disebut nutrisi atau nutrition (Inggris) sedangkan nutrien adalah
unsur gizi atau dengan kata lain nutrien adalah setiap bahan kimia yang diperlukan
organisme sebagai bahan baku.
Nutrisi pada tumbuhan dapat dibedakan atas 2 kelompok, yakni makronutrien
adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium, sulfur, magnesium, besi dan
fosfor dan mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium, silicon,
klorin, kalsium dan kobalt.
80

Manusia tergolong dalam organisme yang heterotrof, artinya

manusia

memerlukan zat zat-zat oragnik dari luar, karena manusia tidak mampu membuat zat
organik sendiri, maka manusia makan makanan yang banyak mengandung zat-zat
organik. Zat-zat makanan yang diperlukan tubuh, di antaranya karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air.
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau
kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain
penyakit kurang kalori dan protein (KKP). Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau
terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelaskan pengelompokkan nutrisi pada tumbuhan
2. Apa fungsi belerang belerang bagi tubuh
3. Sebutkan fungsi macam-macam vitamin dalam tubuh
4. Sebutkan gejala-gejala penyakit Marasmus
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

81

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Pengelompokkan nutrisi pada tumbuhan
a) Makronutrien (Makroelemen)
Makronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
banyak, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, kalsium, kalium, potasium,
sulfur, magnesium, besi dan fosfor.
b) Mikronutrien (Mikroelemen)
Mikronutrien adalah elemen-elemen yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
sedikit, seperti boron, mangan, seng, tembaga, molybdenum, natrium, almunium,
silicon, klorin, kalsium dan kobalt.
2. Fungsi belerang bagi tubuh
a) Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
b) Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk
cystein, methionin serta thiamine
c) Membantu pertumbuhan anakan produktif
d) Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran
seperti cabai, kubis dan lain-lain
e) Membantu pembentukan butir hijau daun
f) Sumber-sumber belerang adalah:
g) Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
h) Bahan ikutan dari pupuk anorganik (buatan) seperti pupuk ZA dan pupuk
Superfosfat
3. Fungsi macam-macam vitamin dalam tubuh

82

a) Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur


kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
b) Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
c) Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
d) Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
e) Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein
dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan
trombosit.
f) Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
g) Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
h) Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
4. Gejala penyakit Marasmus
a) Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah
waktu lahir.
b) Wajahnya seperti orang tua
c) Kulit keriput,
d) pantat kosong, paha kosong,
e) tangan kurus dan iga nampak jelas.
e. Referensi
Anonim.
makananAnonim.

2009.
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/konsepnutrisi.html (diakses tanggal 23 Oktober 2009)
2009.
http://phakiah.multiply.com/journal/item/50/nutrisi_tumbuhan
(diakses tanggal 23 Oktober 2009)

83

Anonim.
bagi-

2009.
http://ibra76.wordpress.com/2008/09/27/khasiat-unsur-haratanaman/ (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim.
tanaman-

2009.
http://yudhiwijaya.wordpress.com/2009/02/08/gejalakekurangan-unsur-hara/ (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://tedbio.multiply.com/journal/item/17 (diakses tanggal 23 Oktober


2009)
Anonim.
(diakses

2009.

http://hidayat07.wordpress.com/2009/06/08/fungsi-karbohidrat/
tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://calon-dokter.blogspot.com/2008/06/fungsi-protein.html (diakses


tanggal 23 Oktober 2009)
Anonim.
diperlukan-

2009.
http://sehatsmart.blogspot.com/2007/07/lemak-tetaptubuh.html (diakses tanggal 23 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/fungsi-air-bagi-tubuh/ (diakses


tanggal 23 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/penyakit-gizi-salah/ (diakses
tanggal 23 Oktober 2009)
f. Senerai
- Nutrisi = zat makanan
- Nutrien = unsur gizi

84

BAB V
METABOLISME
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang fotosintesis dan repirasi
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
seperti fisiologi tumbuhan , fisiologi hewan, dan anatomi fisiologi manusia.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang metabolisme.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
5.1 Pengertian Metabolsime
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat
menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah prosesproses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga
reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul
organik kompleks. Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu
proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh
fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
5.2 Fotosintesis
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak
henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti
karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang
menjadi tempat bergantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis
merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme.

85

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan
beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan
dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di
bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti
cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon
karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai
molekul penyimpan energi.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang
bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap energi matahari untuk
menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik H2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai
senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak
dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia sangat bergantung pada
organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida
yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat
pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan
bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral
membran tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a
merupakan pigmen hijau rumput (grass green pigment) yang mampu menyerap cahaya
merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis
yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Klorofil b merupakan pigmen hijau
kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak
terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof.
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen karotenoid, antosianin,
dan fikobilin. Karotenoid mampu menyerap cahaya biru kehijauan dan biru keunguan,
dan memantulkan cahaya merah, kuning, dan jingga. Antosianin dan fikobilin merupakan
pigmen merah dan biru. Antosianin banyak ditemukan pada bunga, sedangkan fikobilin

86

banyak ditemukan pada kelompok ganggang merah dan Cyanobacteria. Reaksi


fotosintesis secara ringkas berlangsung sebagai berikut.
6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Seorang fisiologis berkebangsaan Inggris, F. F. Blackman, mengadakan
percobaan dengan melakukan penyinaran secara terus-menerus pada tumbuhan Elodea.
Ternyata, ada saat dimana laju fotosintesis tidak meningkat sejalan dengan meningkatnya
penyinaran. Akhirnya, Blackman menarik kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses
berlainan yang terlibat:
1. Suatu reaksi yang memerlukan cahaya
2. Reaksi yang tidak memerlukan cahaya
Yang terakhir dinamai reaksi gelap, walau dapat berlangsung terus saat keadaan
terang. Blackman berteori bahwa pada intensitas cahaya sedang, reaksi terang membatasi
atau melajukan seluruh proses. Dengan kata lain, pada intensitas ini reaksi gelap mampu
menangani semua substansi intermediat yang dihasilkan reaksi cahaya. Akan tetapi,
dengan meningkatnya intensitas cahaya pada akhirnya akan tercapai suatu titik dimana
reaksi gelap berlangsung pada kapasitas maksimum.
a. Reaksi Terang
Tahap pertama dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat
bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air.
Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO 2 dari udara.
Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari
sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron, dan komplek protein
pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimia, juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi
pembawa ATP dan NADPH. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena.
Reaksi terang terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari
pelipatan membran dalam kloroplas. Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka disebut
grana. Secara ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu

87

fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi penambahan gugus
fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat organik. Pada reaksi
terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini disebut juga fotofosforilasi.
1. Fotofosforilasi Siklik
Reaksi fotofosforilasi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem,
yaitu fotosistem I. Dalam fotofosforilasi siklik, pergerakan elektron dimulai dari
fotosistem I dan berakhir di fotosistem I. Perhatikan Gambar 6.

Gambar 6. Reaksi Fotofosforilasi Siklik


Pertama, energi cahaya, yang dihasilkan oleh matahari, membuat elektronelektron di P700 tereksitasi (menjadi aktif karena rangsangan dari luar), dan keluar
menuju akseptor elektron primer kemudian menuju rantai transpor elektron. Karena P700
mentransfer elektronnya ke akseptor elektron, P700 mengalami defisiensi elektron dan
tidak dapat melaksanakan fungsinya. Selama perpindahan elektron dari akseptor satu ke
akseptor lain, selalu terjadi transformasi hidrogen bersama-sama elektron. Rantai transpor
ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membran,
yang kemudian menghasilkan gradien konsentrasi yang dapat digunakan untuk
menggerakkan sintase ATP selama kemiosmosis, yang kemudian menghasilkan ATP.
Dari rantai transpor, elektron kembali ke fotosistem I. Dengan kembalinya elektron ke
fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya. Fotofosforilasi
siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organisme fotoautotrof.
2. Fotofosforilasi Nonsiklik
Reaksi fotofosforilasi nonsiklik adalah reaksi dua tahap yang melibatkan dua
fotosistem klorofil yang berbeda, yaitu fotosistem I dan II. Dalam fotofosforilasi

88

nonsiklik, pergerakan elektron dimulai di fotosistem II, tetapi elektron tidak kembali lagi
ke fotosistem II. (perhatikan Gambar 7).
Mula-mula, molekul air diurai menjadi 2H+ + 1/2O2 + 2e-. Dua elektron dari
molekul air tersimpan di fotosistem II, sementara ion H+ akan digunakan pada reaksi
yang lain dan O2 akan dilepaskan ke udara bebas. Karena tersinari oleh cahaya matahari,
dua elektron yang ada di P680 menjadi tereksitasi dan keluar menuju akseptor elektron
primer. Setelah terjadi transfer elektron, P680 menjadi defisiensi elektron, tetapi dapat
cepat dipulihkan berkat elektron dari hasil penguraian air tadi. Setelah itu mereka
bergerak lagi ke rantai transpor elektron, yang membawa mereka melewati pheophytin,
plastoquinon, komplek sitokrom b6f, plastosianin, dan akhirnya sampai di fotosistem I,
tepatnya di P700. Perjalanan elektron diatas disebut juga dengan skema Z. Sepanjang
perjalanan di rantai transpor, dua elektron tersebut mengeluarkan energi untuk reaksi
sintesis kemiosmotik ATP, yang kemudian menghasilkan ATP.

Gambar 7. Reaksi Fotofosforilasi Nonsiklik


Sesampainya di fotosistem I, dua elektron tersebut mendapat pasokan tenaga yang
cukup besar dari cahaya matahari. Kemudian elektron itu bergerak ke molekul akseptor,
feredoksin, dan akhirnya sampai di ujung rantai transpor, dimana dua elektron tersebut
telah ditunggu oleh NADP+ dan H+, yang berasal dari penguraian air. Dengan bantuan
89

suatu enzim bernama Feredoksin-NADP reduktase, disingkat FNR, NADP +, H+, dan
elektron tersebut menjalani suatu reaksi:
NADP+ + H+ + 2e- > NADPH
NADPH, sebagai hasil reaksi diatas, akan digunakan dalam reaksi CalvinBenson, atau reaksi gelap.
b. Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang
disebut stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi
terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa
(C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh
Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi CalvinBenson .
Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon
lima yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP
maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan
mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
Pada fase fiksasi, 6 molekul ribulosa difosfat mengikat 6 molekul CO 2 dari udara
dan membentuk 6 molekul beratom C6 yang tidak stabil yang kemudian pecah menjadi
12 molekul beratom C3 yang dikenal dengan 3-asam fosfogliserat (APG/PGA).
Selanjutnya, 3-asam fosfogliserat ini mendapat tambahan 12 gugus fosfat, dan
membentuk 1,3-bifosfogliserat. Kemudian, 1,3-bifosfogliserat masuk ke dalam fase
reduksi, dimana senyawa ini direduksi oleh H+ dari NADPH, yang kemudian berubah
menjadi NADP+, dan terbentuklah 12 molekul fosfogliseraldehid (PGAL) yang beratom
3C. Selanjutnya, 2 molekul fosfogliseraldehid melepaskan diri dan menyatukan diri
menjadi 1 molekul glukosa yang beratom 6C (C6H12O6). 10 molekul fosfogliseraldehid
yang tersisa kemudian masuk ke dalam fase regenerasi, yaitu pembentukan kembali
ribulosa difosfat. Pada fase ini, 10 molekul fosfogliseraldehid berubah menjadi 6 molekul
ribulosa fosfat. Jika mendapat tambahan gugus fosfat, maka ribulosa fosfat akan berubah

90

menjadi ribulosa difosfat (RDP), yang kemudian kembali mengikat CO2 dan menjalani
siklus reaksi gelap.
5.3 Respirasi Sel
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi
dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup
proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila
pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa
pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asamasam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya
dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O2 di
udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses
respirasi yang membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan proses repirasi
yang berlangsung tanpa membutuhkan O2. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan
nama fermentasi. Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses tahapan reaksi
dalam respirasi. Berikut adalah contoh respirasi pada glukosa
C6H12O6 + 6 O2 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(Glulosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga
tahap, yakni glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi.
a. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa
yang mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat
91

yang mempunyai 3 atom C. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma). Reaksi
glikolisis mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu, tetapi
disini tidak akan dibahas enzim-enzim yang berperan dalam proses glikolisis ini. Dari
sembilan tahapan reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase
investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu
dari tahap 5 sampai tahap 9.
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul
ATP, yang kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat. Setelah itu,
glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat. Satu
molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang
membuat ATP tersebut menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat.
Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer satu
sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau
gliseraldehid 3-fosfat). Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan fase
investasi energi.
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami
oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan
molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat. Kemudian masingmasing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah menjadi 3fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat
dipindahkan ke dua molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP. Setelah itu, 3fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi 2fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan,
menghasilkan fosfoenolpiruvat. Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan
gugus fosfat terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk
membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat. (lihat bagan)
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan
produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2
molekul air. Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2
molekul ATP, dan 2 molekul air. Perlu dicatat, pencantuman air sebagai hasil glikolisis

92

bersifat opsional, karena ada sumber lain yang tidak mencantumkan air sebagai hasil
glikolisis.
b. Daur Krebs
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang
bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mandapat
molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak dapat begitu saja
masuk ke dalam siklus Krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu
3 buah. Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut
harus mempunyai dua atom C (2 C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi
dekarboksilasi oksidatif.
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom
3 C menjadi senyawa baru yang beratom C dua buah, yaitu asetil koenzim-A (asetil koA). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap
persiapan untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di
intermembran mitokondria.
Pertama-tama, molekul asam cuka yang dihasilkan reaksi glikolisis akan
melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan mengandung
sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon yang tersisa
dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat). Selanjutnya,
asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi NADH.
Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal dari vitamin
B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus asetil yang
sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke dalam siklus
Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut. Selama reaksi transisi ini, satu molekul glukosa
yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis menghasilkan 2
molekul NADH.
c. Rantai Transportasi Elektron Respiratori
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH 2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya
93

siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron)
akan

terbentuk

air,

sebagai

hasil

sampingan

respirasi

selain

CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat
tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Proses akseptor ATP
1. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA > 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 50 2 > 10 NAD+ + 10 H 2 0 30 ATP
2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total adalah 38 ATP
Rangkuman
Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme)
molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme.
Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi, contohnya
adalah fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut, contohnya
adalah respirasi.
Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi
anabolisme. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang
94

terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis


(photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Reaksi fotosinetsis terjadi dalam dua
reaksi , yakni reaksi terang dan reaksi gelap.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup atau tergolong dalam reaksi katabolisme. Respirasi terjadi pada
semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Karena
proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap
oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi
biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua
kelompok senyawa terakhir ini. Dalam proses dikenal tiga tahap, yakni glikolisis, daur
Krebs, dan transpor elektron respirasi.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelaskan 2 macam metabolisme
2. Sebutkan perbedaan antara fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik
3. Bagaimana hasi akhir dari proses respirasi
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

95

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Macam-macam metabolisme
Metabolisme dibedakan atas dua macam, yakni anabolisme yaitu proses
pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh :
fotosintesis (asimilasi C), dan katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
2. Perbedaan antara fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik
Fotofosforilasi Siklik

Hanya

Fotofosforilasi Nonsiklik

melibatkan

fotosistem I

Menghasilkan ATP

Tidak terjadi fotolisis air

Melibatkan fotosistem I dan


II
Menghasilkan ATP dan

NADPH

Terjadi fotolisis air untuk

menutupi kekurangan elektron pada


fotosistem II
3. Hasi akhir dari proses respirasi
Proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Proses akseptor ATP
a. Glikolisis:
Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
b. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
2 asetil KoA > 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
c. Rantai trsnspor elektron respirator:

96

10 NADH + 50 2 > 10 NAD+ + 10 H 2 0 30 ATP


2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total adalah 38 ATP
e. Referensi
Anonim.

2009.

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-

Pendamping/Praweda/Biol

ogi/0114%20Bio%203-1c.htm (Diakses tanggal 23

Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://metabolismelink.freehostia.com/fotosintesis.htm (Diakses tanggal


23 Oktober 2009)
Anonim.

2009.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis

(Diakses

tanggal 23

Oktober 2009)
Anonim.

2009.

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Calvin-cycle3.png

(Diakses

tanggal 24 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

http://www.cam.k12.il.us/hs/teachers/caplingerd/photosynthesis.gif

(Diakses tanggal 24 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

http://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi

(Diakses

tanggal 24 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

http://one.indoskripsi.com/node/4672

(Diakses

tanggal 24 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor%20Bio%203-1f.htm (Diakses
Anonim.

2009.

Pendamping/Praweda/Biologi/0117
tanggal 24 Oktober 2009)

http://metabolismelink.freehostia.com/glikolisis_do.htm

tanggal 24 Oktober 2009)


f. Senerai
- Anabolsime = pembentukan, penyusunan
- Katabolisme = penguraian, pembongkaran

97

(Diakses

BAB VI
REPRODUKSI SEL DAN ORGANISME
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang reproduksi sel, reproduksi pada tumbuhan
rendan dan tumbuhan tinggi serta reproduksi pada hewan rendah dan hewan tinggi
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
perkembangbiakan dan genetika.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang reproduksi sel dan organisme.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
6.1 Reproduksi Sel
Sel merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup, oleh karena itu sel sangat
menentukan fungsi dan bentuk dari organ atau jaringan yang disusunnya. Kumpulan dari
banyak sel dengan struktur dan fungsi yang sama disebut jaringan dan kumpulan jaringan
dengan tujuan fungsi tertentu disebut organ. Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel
melakukan pembelahan. Pembelahan sel mempunyai tujuan sebagai berikut regenerasi
sel-sel yang rusak/mati, pertumbuhan dan perkembangan, berkembang biak (reproduksi)
dan variasi individu baru
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis
(pembelahan reduksi).
a.

Pembelahan Amitosis
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa

melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
b.

Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua

sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis
98

yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan
yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama.
Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal
terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau
sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis.
Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut
pembelahan biner. Tahap-tahap mitosis terdiri atas empat fase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. (Perhatikan Gambar 8).

Gambar 8. Tahap-Tahap Pembelahan Mitosis


1. Profase
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan
dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi
berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom
dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel
hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat
bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang
terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya.
Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
2. Metafase
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing
kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid

99

bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate)
(Campbell et al. 1999).
3. Anafase
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang
kinetokor ke kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
4. Telofase
Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan
pewarna histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari
interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et
al. 1999).
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel
anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat
yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar.
Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus
menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi
pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister
chromatid, yang berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister
chromatid itu sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
c.

Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya

pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Pembelahan ini


menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel
induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid
(2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang
haploid (n).

100

Dalam pembelahan meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut
turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil
akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n). Lebih jelas lihat Gambar 9.
1) Meiosis 1
- Profase I
a. Leptoten
Kromatin menebal membentuk kromosom.
b. Zygoten
Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke
kutub yang berlawanan.
c. Pakiten
Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu
sentromer.
d. Diploten
Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi
rapat.
e. Diakenesis
Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang
telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat
mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti
menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat
gelendong diantara dua kutub.
- Metafase 1
Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti
sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.
- Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke
kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil
crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.

101

- Telofase I
Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang
bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser
cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
2) Meiosis 2
- Profase II
a) Benang benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
b) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.
c) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
d) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
e) Serat serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
- Metafase II
Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui
sentromernya.
- Anafase II
Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang
berlawanan.
- Telofase II
a) Kromosom berubah menjadi benang benang kromatin kembali.
b) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
c) Serat serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Gambar 9. Tahap-Tahap Pembelahan Meiosis


102

Hasil akhir dari pembelahan secara meiosis adalah sebagai berikut.


Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing masing haploid
(n)
Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.
Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel sel generative atau sel sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).
6. 2 Reproduksi Pada Tumbuhan
a. Reproduksi Pada Tumbuhan Rendah
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Rendah
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Berikut adalah contoh-contoh
reproduksi secara aseksual pada tumbuhan rendah.
a.Fisi
Fisi terjadi pada organisme bersel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua
bagian yang sama. Contoh : Pada pembelahan sel bakteri, pada Plasmodum,
reproduksi dengan fisi berganda, yaitu inti sel membelah berulang kali dan kemudian
setiap anak inti dikelilingi sitoplasma. Proses ini disebut skizogoni, sel yang
mengalami skizogoni disebut skizon.
b. Pembentukan Spora
Dibentuk di dalam tubuh induknya dengan cara pembelahan sel. Bila kondisi
lingkungan baik, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru,
spora dihasilkan oleh jamur, lumut, dan paku.
c.Pembentukan tunas
Organisme tertentu dapat membentuk tunas, berupa tonjolan kecil yang akan
berkembang dan kemudian mempunyai bentuk seperti induknya dengan ukuran kecil.
Kemudian tunas ini akan lepas dari induknya dan dapat hidup sebagai individu baru.
Misalnya pada ganggang, lumut dan paku.
2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Rendah
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan individu melalui persatuan gametgamet pada tumbuhan rendah. Reproduksi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

103

a.Isogami
Isogami (Isogamy) adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis tidak
berbeda, yaitu tidak terdiferensiasi dalam makro dan mikrogamet. Isogamet biasanya
dari galur minus atau plus; tetapi pada kapang lendir Physarum, satu isogamet dapat
bersatu dengan setiap gamet selama keduanya secara genetik berbeda pada semua
ketiga lokus polimorf.
b.Anisogami
Anisogami (Anisogamy) adalah keadaan yang melibatkan peleburan gamet-gamet
yang berlainan ukuran dan/atau motilitasnya. Pada oogami (oogamy), gamet-gamet
berbeda dalam kedua sifat tersebut. Tampaknya sperma sering menyumbangkan
sentriol tunggal untuk zigot yang terbentuk.
c.Konyugasi
Konjugasi adalah perkembangbiakan secara seksual yaitu penyatuan dua gamet yang
secara morfologis tidak diketahui betina dan jantannya.
b. Reproduksi Pada Tumbuhan Tinggi
1. Reproduksi Aseksual Pada Tumbuhan Tinggi
Reproduksi aseksual pada tumbuhan tinggi dapat dilakukan secara alami ataupun
secara buatan. Reproduksi secara aseksual alami diantaranya :
a) Stolon
Stolon adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang stolon dapat tumbuh
tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat menjadi anakan tanaman.
Contoh: pada rumput teki, rumput gajah dan strawberi.
b) Akar Tinggal atau Rizoma
Rizom adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk menyimpan
makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip sisik, tunas,
ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga iris, beberapa jenis
rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
c) Tunas yang tumbuh di sekitar pangkal batang
Tunas ini membentuk numpun, misalnya: pohon pisang, pohon pinang dan pohon
bambu.
104

d) Tunas liar
Tunas liar terjadi pada tumbuhan yang daunnya memiliki bagian meristem yang dapat
menyebabkan terbentuknya tunas-tunas baru di pinggir daun. Contoh: tunas cocor
bebek (Kalanchoe pinnata) dan begonia.
e) Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang berada di bawah tanah. Umbi lapis
diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan
bawang.
f) Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di bawah tanah, digunakan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan sehingga bentuknya membesar. Pada umbi terdapat
mata tunas yang akan berkembang menjadi tanaman baru. Contoh: kentang dan
Caladium.
Reproduksi secara aseksual buatan diantaranya :
a) Mencangkok
Suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada
lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang
kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
b) Merunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara
menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah
akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
c) Menyetek
Menyetek / Nyetek, adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang
tanaman agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
d) Mengenten/Menyambung
Menyambung / Mengenten, adalah perkembang biakan buatan yang biasanya
dilakukan pada tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan
kualitas buat yang baik.

105

2. Reproduksi Seksual Pada Tumbuhan Tinggi


Alat perkembangbiakan secara sexual pada tumbuhan adalah bunga. Bunga (flos)
atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio
Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat
organ reproduksi (benang sari dan putik).
a) Pembentukan gamet betina
Pada Angiospermae gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau
kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug
lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk
kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap
tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan
terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang
berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel
terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir
ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini
kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya
mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
serbuk sari.
b) Penyerbukan
Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan
tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk
tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Butir serbuk/serbuk sari menempel pada
kepala putik membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke
arah mikropil (pintu kandung lembaga) inti generatif membelah 2 inti sperma sampai di
mikropil, inti vegetatif mati satu inti sperma membuahi sel telur embrio. Satu inti sperma
lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae
disebut pembuahan ganda.
6.3 Reproduksi Pada Hewan
a. Reproduksi Pada Hewan Rendah
106

1. Reproduksi aseksual pada hewan rendah


Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan.
Biasanya reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari
reproduksi seksual. Reproduksi secara aseksual pada hewan rendah dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yakni
a) Pertunasan
Tunas, merupakan calon individu baru yagn berupa tonjolan dan muncul pada tubuh
individu induknya. Hewan yang berkembangbiak dengan cara ini misalnya hidradan
obelia (ubur ubur). Pada hydra, tunas berasal dari dinding tubuh induknya yang
menonjol makin panjang. Setelah terbentuk tentakel, tunas akan mengambil
makanannya sendiri, barulah tunas itu akan lepas dari induknyamembentuk individu
baru. Sedangkan pada obelia (ubur ubur), tunas itu akan bertahan pada tubuh
induknya, sehingga membentuk koloni.
b) Pembelahan sel
Cara ini di jumpai pada hewan hewan bersel tunggal (filum protozoa).
Pembelahannya terjadi dengan proses pembagian inti dan sitoplaama sengan
bersamaan. Dari satu individu terbentuk dua individu baru yang sama dengan
induknya. Protozoa yang bercangkang (misalnya euglipha), terjadi dua tahap.
c) Fragmentasi
Cara ini terjadi pada planaria (termasuk filum cacing pipih). Fragmentasi adalah
terbentuknya individu baru dari ptongan tubuh induknya. Apabila seekor planaria
dipotong menjadi tisa, ptongan satu bagian kepalanya, potongan kedua badanya, dan
potongan ketiga adalah bagian ekornya.
d) Partenogenesis
Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang berkembang
menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada beberapa kasus,
partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu
untuk berkembang biak.
2. Reproduksi Seksual Pada Hewan Rendah
Selain melakukan reproduski secara aseksual, hewan rendah mampun melakukan
reproduksi secara kawin, diantaranya sebagai berikut.
107

Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi
sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada
Paramaecium sp.
Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang
tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
b. Reproduksi Pada Hewan Tinggi
Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi
eksternal) contohnya ikan dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Pada mammalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada
reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedang pada bangsa
burung misalnya : bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka.
Pada hewan yang melakukan fertilisasi internal dikenal adanya 3 macam
perkembangan embrio
1. Ovipar/bertelur
Bila embrio berkembang di dalam telur..Misalnya : pada jenis-jenis burung dan ikan.
2. Ovovivipar/bertelur dan beranak
Bila embrio berkembang di dalam telur yang diinkubasi dalam tubuh dengan sumber
nutrisi berasal dari telur. ....Misalnya : pada beberapa jenis ikan hiu.
3. Vivipar/beranak
Bila embrio tumbuh dan berkembang di dalam uterus dan mendapat ....nutrisi dari
induknya melalui plasenya.....Misalnya : pada beberapa jenis mammalia.
Pada umumnya mammalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusui
anaknya sampai anaknya mandiri. Beberapa perkecualian, misalnya : pada hewan paruh
bebek (Platypus), bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung

108

(Marsupialia), contoh : kanguru, anaknya lahir muda (amat prematur) kemudian merayap
masuk, kantung induknya, mencari putting susu, kemudian menyusu dalam kantung
sampai mandiri.
1. Alat Reproduksi Mammalia Jantan
Yang berkaitan dengan produksi sperma terdiri dari sepasang kelenjar kelamin
yang disebut testis yang disimpan dalam kantung disebut skrotum/kantung pelir. Di
dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang
merupakan tempat pembentukan spermatozoa. Untuk keluar tubuh spermatozoa melewati
saluran epididimis. Saluran ini kemudian melebar menjadi vas deferens yang bermuara
pada uretra. Palo pertemuan uretra dengan vas deferens terdapat kelenjar prostat dan di
sebelah belakangnya terdapat kelenjar cowper. Kedua kelenjar tersebut berfungsi
menghasilkan sekret untuk memberi nutrisi dan mempermudah gerakan spermatozoa.
2. Alat Reproduksi Mammalia Betina
Pada manusia terdapat sepasang kelenjar kelamin yaitu ovarium yang berfungsi
menghasilkan sel telur. Dalam ovarium terdapat folikel Grad yang akan berkembang
menjadi sel telur (ovum). Ovarium dihubungkan dengan uterus (rahim) oleh suatu saluran
yang disebut tabung fallopii (Tuba fallopii). Uterus merupakan saluran berongga yang
lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu membentuk saluran sempit yaitu vagina.
Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat
reproduksi pada mamalia lain. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang
berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita
menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk di dalam ovarium.
Gametogenesis
Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis
proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka
akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia
menggunakan proses pembelahan meiosis. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis
dan oogenesis.
a. Spermatogenesis

109

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah
proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis.
Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus
seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel
kelamin

jantan

primitif

yang

belum

terspesialisasi

dan

disebut

dengan

spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.


Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua
sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang
kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya
lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam
lumen tubulus seminiferus.
Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder
yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masingmasing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu
kromosom kelamin (Y atau X).
Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat
sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses
spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti
spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang
bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu.
Berikut adalah proses pembentukan oogenesis
Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer
melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.

110

Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya
dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak
sitoplasma dari oosit primer.
Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit
sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu
pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang
akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi
dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan
23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan
ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai
perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat
dipoid (2n).
Rangkuman
Untuk bisa mencapai jumlah banyak, sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel
mempunyai tujuan, yakni regenerasi sel-sel yang rusak/mati, pertumbuhan dan
perkembangan, berkembang biak (reproduksi) dan variasi individu baru. Reproduksi sel
ada 3 macam, yaitu reproduski sel, yaitu amitosis, mitosis dan meiosis (pembelahan
reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel, mitosis adalah proses pembagian genom yang telah
digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel dan meiosis
disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom
dalam prosesnya dari 2n menjadi n.
Pada tumbuhan dan hewan baik yang rendah maupun yang tinggi dikenal adanya
perkembangbaiakan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual
adalah perkembangabiakan tanpa melalui peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin

111

betina sebaliknya pada perkembangbiakan secara seksual terjadi proses peleburan sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina.

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Apa perbedaan antara reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis.
2. Jelasakan beberapa macam perkembangbiakan secara aseksual pada hewan rendah
3. Jelaskan bagaimana proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan reproduksi sel secara amitosis, mitosis dan meiosis
a. Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel.

112

b. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua
sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel.
c. Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan
jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.

2. Macam- macam perkembangbiakan secara seksual pada hewan rendah


a. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi
sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya
pada Paramaecium sp.
b. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan
jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
c. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran
yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
d. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya
sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
e. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk
yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
3. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
a. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun,
sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
b. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan
dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
c. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium
yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan
satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak
ke dalam lumen tubulus seminiferus.
d. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit
sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit

113

sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22


kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
e. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan
empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
f. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses
spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.juraganmedis.com/konsep-pembelahan-sel.html (Diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biol
ogi/0113%20Bio%203-1b.htm (Diakses tanggal 24
Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis
(Diakses
tanggal
24
Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/ Gambar/ mitosis_meiosis/
mitosis.jpg (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://www.crayonpedia.org/mw/
C._Pembelahan_Sel_Secara_
Meiosis_12.1 (Diaksesd tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmupedia.com/akademik/21/96-reproduksi-aseksual--vegetatif.html
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://
edijoeyh.files.
wordpress.com/2008/09/3131.gif&imgrefurl (Diakses tanggal 24 oktober
2009)
Anonim. 2009. http://sanoesi.wordpress.com/2009/01/30/pembungaan-penyerbukandanpembuahan-tanaman/ (Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://makalah85.blogspot.com/2008/11/perkembangbiakan.html (Diakses
tanggal 24 oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/reproduksihewan_11.html
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/06/24/56/ (Diakses tanggal
24 oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://www.como.wa.edu.au/uploads/media/Oogenesis_01.jpg
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.files.wordpress.com/2009/02/spermatogenesis.jpg
(Diakses tanggal 24 oktober 2009)
f. Senerai
Gamet = sel kelamin

114

BAB VII
KEANEKARAGAMAN
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang tujuan dan mnafaat klasifikasi, dasar-dasar
klasifikasi, sistem-sistem klasifikasi, tata nama makhluk hidup
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami
penggolongan organisme sesuai ciri yang dimiliki serta untuk memahami tingkat
perbedaan organisme yang paling primitif sampai yang paling maju.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang keanekaragaman.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
Makhluk hidup yang ada di bumi ini sangat banyak dan sangat beranekaragam.
Bila makhluk hidup itu kita pilih sebagai objek studi, maka menghadapi objek studi yang
begitu besar jumlahnya dan sangat beranekaragam, maka tidak ada jalan lain kecuali
mengadakan klasifikasi. Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan
persamaan persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran, hingga
dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki
7.1 Dasar-Dasar dan Tujuan Kalsifikasi

115

a. Dasar-Dasar Klasifikasi
Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri
yang ada pada makhluk hidup tersebut. Untuk itu perlu dicari cara yang paling baik, yaitu
dengan melakukan pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup. Jadi tujuan klasifikasi
makhluk hidup adalah menyederhanakan obyek kajian, sekaligus mempermudah dalam
mengenali keanekaragaman makhluk hidup.
Pengelompokan makhluk hidup dapat pula kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, di pasar ada kelompok sayuran, buah-buahan, hewan ternak dan lain-lain. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan kita memperolehnya serta memanfaatkannya.
Perkembangan

selanjutnya,

para

ilmuwan

telah

mengembangkan

cara

pengelompokan makhluk hidup yang lebih baik dan lebih maju dibandingkan dengan
cara-cara pengelompokan pada zaman prasejarah. Contoh Aristoteles (384 322 SM),
mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan.
Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan
digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. John Ray (1627 1708), merintis
pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep
tentang jenis dan spesies. Carolus Linnaeus (1707 1778), mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama
makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Pada tahun 1969 R.H
Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom/kerajaan, yaitu
Monera (bakteri dan ganggang biru); Protista (ganggang dan protozoa); Fungi (jamur);
Plantae (tumbuhan); dan Animalia (hewan).
Masing-masing

kingdom/kerajaan

makhluk

hidup

dibagi-bagi

menjadi

Divisio/Divisi untuk tumbuhan dan Phylum/Filum untuk hewan. Setiap Divisi atau Filum
terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Demikian dan seterusnya. Setiap
kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut Takson. Lahirlah
istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hukum), atau juga disebut sistematika
(susunan dalam suatu system). Berdasarkan uraian diatas dapat ditafsirkan, bahwa para
ilmuwan mengelompokan makhluk hidup beerdasarkan banyaknya persamaan dan

116

perbedaan baik morfologi, fisiologi, dan anatominya. Makin banyak persamaan,


dikatakan makin dekat hubungan kekerabatannya.
Makin sedikit persamaannya, makin jauh kekerabatannya. Makhluk hidup yang
memiliki banyak persamaan ciri, dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang
fertile (subur), maka makhluk ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok (takson) yang
disebut spesies atau jenis.
Contohnya: Spesies kucing (Felis domestica)
Spesies harimau (Felis tigris)
Beberapa spesies atau jenis yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de dalam
takson Familia (suku). Familia yang berkerabat dekat membentuk Ordo (bangsa), dan
Ordo-ordo yang berkerabat dekat dikelompokkan ke dalan Classis (kelas). Kelas-kelas
yang berkerabat dikelompokkan ke dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan
disebut Divisio atau Divisi. Semua Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk
Kingdom atau kerajaan.
Dengan cara demikian maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan
takson. Semakin tinggi kedudukan suatu takson maka semakin sedikit persamaan ciri
tetapi semakin banyak jumlah anggotanya. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan
takson, semakin banyak persamaan ciri, tetapi jumlah anggotanya sedikit. Untuk
membantu memahami uraian di atas.
Bagaimanakah penempatan takson pada penulisan klasifikasi? Untuk mendapat
gambaran susunan takson dalam penulisan sistem klasifikasi, Anda dapat mengamati
contoh berikut:
a. Klasifikasi hewan kucing
Kerajaan(Kingdom) : Animalia
Filum (Phylum)

: Chordata

Kelas (Classis)

: Mamalia

Bangsa (Ordo)

: Carnivora

Suku (Familia)

: Felidae

Marga (Genus)

: Felis

Jenis (Spesies)

: Felis catus (kucing)

b. Klasifikasi tumbuhan padi

117

Kerajaan (Kingdom) : Plantae


Divisi (Divisio)

: Spermatophyta

Kelas (Classis)

: Monocotyledoncae

Bangsa (Ordo)

: Poales

Suku (Familia)

: Poaceae

Marga (Genus)

: Oryza

Jenis (spesies)

: Oryza sativa (padi)

Sesuai dengan perkembangan klasifikasi, maka pengelompokkan atau klasifikasi


makhluk hidup tidak lagi berdasarkan manfaatnya tetapi sudah berdasarkan ciri-ciri
morfologi,anatomi dan fisiologinya.
b. Tujuan Klasifikasi
Untuk menyederhanakan begitu banyaknya jenis makhluk hidup sehingga mudah
dipelajari, maka dikembangkan cabang Biologi khusus yang disebut Taksonomi.
Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan klasifikasi makhluk hidup
berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan
untuk:
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Sedangkan klasifikasi memiliki manfaat penting yang dapat langsung diterapkan
bagi kepentingan manusia, yaitu:
a. Pengelompokan memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk
hidup yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh : harimau memiliki hubungan
kekerabatan yang lebih dekat dengan kucing daripada dengan komodo, karena
harimau dan kucing memiliki banyak persamaan ciri-ciri, misalnya: harimau dan
kucing sama-sama menyusui, bertulang belakang, berkaki empat, karnivor dan
berambut. Sedangkan komodo bertelur, berkaki empat, kulit bersisik dan melata.

118

Sistem-Sistem Klasifikasi
Sistem

klasifikasi

makhluk

hidup

terus

berkembang

sejalan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3


(tiga) system klasifikasi makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami,
dan Sistem Filogenetik.

a. Sistem Artifisial atau Buatan


Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat
menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa
pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup
menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi
tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya
adalah

Carolus

Linnaeus

yang

mengelompokkan

tumbuhan

berdasarkan

alat

reproduksinya.
b. Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami.
Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau
sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi
(bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat,
tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan
lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu,
berkeping biji.
c. Sistem Filogenetik

119

Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para
ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut
Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson
yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa
makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-beda
dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati,
dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek
moyang hingga cabang-cabang keturunannya.
7.2 Tata Nama Makhluk Hidup
Dalam kehidupan Anda, mungkin sering menemukan suatu jenis makhluk hidup,
misalnya tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda.
Misalnya orang Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur,
sedangkan di Sumatera Barat disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia,
di Jawa Barat disebut cau, sedangkan di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga
dan pisang dapat berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti
oleh penduduk setempat.
Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis
makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin atau lebih
dikenal dengan istilah Tatanama Binomial. Tatanama binomial (binomial berarti 'dua
nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang
terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan
nama spesies. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional
bagi Tatanama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak,
serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tatanama Zoologi (ICZN) bagi
hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tatanama Prokariota (ICNP).
Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan

120

aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tatanama
Tanaman Budidaya, ICNCP).
Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para ilmuwan
meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis. Di samping juga tata nama untuk takson
Marga dan Suku.
a. Nama Jenis
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal
(mufrad) yang sudah dilatinkan. Misalnya, tanaman jagung nama spesiesnya (jenis) Zea
mays. Burung merpati nama spesiesnya Columbia livia. Kata pertama merupakan nama
marga (genus), sedangkan kata kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis.
Dalam penulisan nama marga, huruf pertama dimulai dengan huruf besar, sedangkan
nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan huruf kecil. Selanjutnya setiap nama jenis
(spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak miring atau digaris-bawahi agar dapat
dibedakan dengan nama atau istilah lain. Contoh :
Nama jenis tumbuhan : Oryza sativa
1
Nama jenis hewan

: Elephas indicus
1

yang merupakan nama jenis adalah seluruhnya (1 + 2). 1 adalah nama marga (genus)
yang membawahi jenis itu, 2 adalah petunjuk jenis (epitheton specificum). Hanya huruf
pertama (O dan E) yang ditulis dengan huruf besar, sedangakan petunjuk jenis dengan
huruf kecil semua meskipun berasal dari nama daerah atau nama orang.
Penerpana system nama ganda bagi jenis-jenis tumbuhan dilakukan secara konsisten,
sehingga nama jenis tumbuhan terdiri atau lebih dari dua kata, maka kata kedua dan
berikutnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penggandeng, seperti contoh
berikut.
Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu) harus ditulis
Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa- sinensis
Ketentuan lain yang berlaku bagi nama jenis tumbuhan ialah bahwa nama jenis
tumbuhan tidak boleh memuat lambang, sperti pada contoh berikut ini.

121

Veronica anagallis V
Lambang yang dalam contoh ini dibaca aquatica, harus ditranskripsikan,
sehingga nama jenis nama tumbuhan harus ditulis sebagai berikut.
Veronica anagallis- aquatica atau Veronica anagallis-aquatica
Selain itu, bagi nama jenis tumbuhan ada ketentuan bahwa nama itu tidak boleh
suatu tautonim, yaitu nama yang terdiri atas 2 kat ayang persis sama atau 2 kata yang
hamper sama, misalnya :
Linaria linaria ( 2 kata yang persis sama)
Boldu boldus (2 kata yang hamper sama)
Dalam hal yang demikian, petunjuk jenisnya harus diganti dengan kata lain.
Ketentuan lain yang berlaku bagi tumbuhan adalah bahwa dalam mempublikasikan suatu
nama takson baru, nama tersebut harus disertai candra (deskripsi) atau sekurangkurangnya diagnosis (candra yang disingkat) yang disusun dalam bahasa Latin.
Bagi tumbuhan, ketentuan yang berlaku dalam pemberian nama takson di bawah
tingkat jenis (anak jenis, varietas, dst) adalah bahwa nama takson di bawah tingkat jenis
terdiri atas nama jenis disusul dengan nama istilah takson di bawah tingkat jenis
dimaksud (biasanya dalam bentuk singkatan), diikuti kemudian oleh petunjuk takson di
bawah tingkat jenis tadi. Dalm contoh berikut diberikan nama suatu varietas rosella.
Hibiscus sabdariffa var. alba (rosella varietas hijau)
1

Nama varietas rosella ini ialah seluruhnya (1+2+3+4), terdiri atas nama jenis (1+2),
istilah takson untuk di bawah tingkat jenis yang dimaksud, dalam contoh ini varietas yang
disingkat dengan var (3), dan petunjuk untuk varietas, dalam contoh ini adalah kata alba
(4). Jadi pada tumbuhan kombinasi nama tersebut dimaksudkan untuk takson yang mana,
karena istilah untuk takson yang dimaksud harus secara eksplisit dinyatakan.
Mengenai pemberian nama kepada jenis hewan, jika dibandingkan dengan
ketentuan yang berlaku dalam penamaan tumbuhan, terdapat beberapa perbedaan, antara
lain bahwa pada hewan masih dibenarkan adanya tautonim untuk jenis, misalnya
Merula merula (burung merel)
Gallus gallus (ayam)

122

Dan bahasa pada publikasi nama takson hewan yang baru yang orsinil, tidak perlu
deskripsi atau diagnosisnya ditulis dalam bahasa Latin, tetapi boleh dalam salah satu
bahasa modern (Inggris, Perancis dan Jerman).
Nama-nama hewan yang kita jumpai dalam bentuk kombinasi tiga nama (trinomial)
bukan dimaksud sebagai nama jenis, melainkan sebagai nama takson hewan di bawah
tingkat jenis, yakni nama anak jenis (subspecies), misalnya :
Felis maniculata domestica (kucing jinak)
Passer montanus niloticus (burung gereja dari lembah sungai Nil)

b. Nama Marga (Genus)


Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan
kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar.
Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), dan
sebagainya.
c. Nama Suku (Familia)
Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata sifat yang dijadikan
sebagai kata benda berbentuk jamak. Biasanya berasal dari nama marga makhluk hidup
yang bersangkutan. Bila tumbuhan, maka ditambahkan akhiran aceae. Contoh, nama suku
Solanaceae, berasal dari kata Solanum + aceae. Tetapi bila hewan ditambahkan dengan
idea. Contoh, nama suku Felidae, berasal dari kata Felis + idea.
d. Nama Ordo (Bangsa)
Ordo merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa famili.
a. Nama Clasis (Klas)
Merupakan beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan ke dalam
satu klas.
e. Nama Phylum (Filum) atau Devisio (Devisi)
Filum merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa klas memiliki
persamaan ciri-ciri. Filum atau Devisi digunakan untuk menunjuk suatu kelompok
makhluk hidup yang sebagian besar cirinya sama.

123

Selain nama ilmiah dikenal juga istilah nama biasa (common name), yang
berbeda-beda menurut bahasa yang dipakai dan lazimnya bersifat setempat, oleh karena
itu sering juga disebut nama local (local name) atau nama daerah (vernacular name). Bila
kedua nama tersebut diatas kita bandingkan akan kita temukan beberapa perbedaanperbedaan (lihat Tabel 7). Sekalipun dalam segi ilmiah nama biasa mempunyai banyak
kelemahan, namun tidak berarti nama biasa tidak usah dipakai, jadi boleh diabaikan saja.
Dalam satu wilayah tertentu, nama-nama biasa untuk berbagai jenis tumbuhan dan hewan
kadang-kadang cukup mantap dan tidak meragukan. Oleh karena itu, nama biasa tetap
perlu dipertahankan, karena kadang-kadang memang hanya nama itulah yang diketahui,
sedang nama ilmiahnya tidak atau belum ada.
Tabel 7. Perbedaan Tata Nama Ilmiah dan Tata Nama Biasa
Nama Ilmiah
Diatur
dalam

a)

kode 1.

Internasional tata nama


b)

Dalam

bahasa

yang mana nama itu diberikan


yang 2.

diperlakukan sebagai bahasa Latin


c)

Berlaku internasional

d)

Kadang-kadang

Nama Biasa
Tidak jelas untuk kategori takson
Salah

satu

takson

dapat

mempunyai lebih dari satu nama yang


berbeda-beda menurut bahasanya yang

sukar

menyebutkan

dilafalkan
e)

Memberikan indikasi untuk


kategori takson yang mana nama itu
diberikan

f)

Untuk setiap takson dengan


definisi, posisi dan tingkat tertentu
hanya ada satu nama yang besar
(correct)

Rangkuman
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan
persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran, hingga dapat disusun

124

takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Klasifikasi yang dilakukan oleh
para ahli Biologi bertujuan untuk:
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri
yang ada pada makhluk hidup tersebut. Makin sedikit persamaannya, makin jauh
kekerabatannya. Makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan ciri, dapat saling
kawin dan menghasilkan keturunan yang fertile (subur), maka makhluk ini dimasukkan
ke dalam suatu kelompok (takson) yang disebut spesies atau jenis. Dengan cara demikian
maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan takson, yaitu spesies atau jenis
yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de dalam takson Familia (suku). Familia
yang berkerabat dekat membentuk Ordo (bangsa), dan Ordo-ordo yang berkerabat dekat
dikelompokkan ke dalan Classis (kelas). Kelas-kelas yang berkerabat dikelompokkan ke
dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan disebut Divisio atau Divisi. Semua
Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk Kingdom atau kerajaan.
Sistem

klasifikasi

makhluk

hidup

terus

berkembang

sejalan

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3


(tiga) system klasifikasi makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami,
dan Sistem Filogenetik.
Agar nama-nama hewan dan tumbuah dimengerti oleh semua orang, maka setiap
jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin atau lebih
dikenal dengan istilah Tatanama Binomial.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Apa tujuan dari klasifikasi pada makhluk hidup
2. Jelaskan 3 jenis sistem klasifikasi makhluk hidup.
3. Sebutkan perbedaan antara nama ilmiah dan nama biasa
125

b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Tujuan klasifikasi makhluk hidup
a. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal;
b. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
c. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
d. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
2. Macam-macam klasifikasi makhluk hidup
a. Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat
yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya.
b. sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk
luar tubuh) secara alami atau wajar.
c. Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson
yang satu dengan yang lainnya.
126

3. Perbedaan nama ilmiah dan nama biasa


a.

Nama Ilmiah
Diatur dalam kode Internasional a.
tata nama

b.

Nama Biasa
Tidak jelas untuk kategori takson
yang mana nama itu diberikan

Dalam bahasa yang diperlakukan b.


sebagai bahasa Latin

Salah

satu

takson

dapat

mempunyai lebih dari satu nama yang

c.

Berlaku internasional

berbeda-beda menurut bahasanya yang

d.

Kadang-kadang sukar dilafalkan

menyebutkan

e.

Memberikan

indikasi

untuk

kategori takson yang mana nama itu


diberikan
f.

Untuk

setiap

takson

dengan

definisi, posisi dan tingkat tertentu


hanya ada satu nama yang besar
(correct)
e. Referensi
Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=88&

fname=

kb3hal42.htm (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

makhluk-

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/sistem-tata-nama-

hidup.html (Diakses tanggal 24 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://id.wiki.detik.com/wiki/Tata_nama_binomial (Diakses tanggal 24


Oktober 2009)
Winatasasmita, D. 1992. Materi Pokok : Biologi Umum. Jakarta : Universitas Terbuka
f. Senerai
- Binomial = dua nama
- Trinomial = tiga nama
- Candra = deskripsi

127

128

BAB VIII
PEWARISAN SIFAT
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang hereditas menurut Mendel, hukum Mendel,
gen, asam nukleat, sintesis protein
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
B. Penyajian
Uraian dan contoh
8.1 Hereditas Menurut Mendel
Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis melalui gen. Bermacam-macam mekanisme hereditas di ajukan tanpa diuji atau
dikuantifikasi dengan layak. Mekanisme ini diantaranya pewarisan campuran, dan
pewarisan sifat dapatan. Namun demikian, hewan dan tanaman domestik dapat
dikembangkan melalui seleksi artifisial. Pewarisan sifat dapatan juga membentuk bagian
dari ide evolusi Lamarck.
Ide akan pewarisan gen sebagian dapat di atribusikan ke seseorang pendeta
Moravia Gregor Johann Mendel. Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil
Heinzendorf di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah Republik
Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang petani.
Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil.
Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas Augustini di
Brunn, Moravia (sekarang Brno di Republik Ceko), dengan nama Gregor . Di sini ia
mempelajari berbagai ilmu selain hortikultura yang telah diminatinya sejak kanak-kanak
di pertanian ayahnya. Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn
didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk
keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan
129

hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding
prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan
dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang
istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada
waktu tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.
Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para
peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh
ciri berbeda yang kemudian dia teliti:
a. bentuk benih (bundar atau keriput),
b. warna benih (kuning atau hijau),
c. warna selaput luar (berwarna atau putih),
d. bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
e. warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
f. letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
g. panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).
Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh
tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek, demikian sebaliknya.
(Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis pohon induk tersebut dengan memastikan
bahwa nenek moyang tumbuhan itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel
mengharapkan bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan
berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun
ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi. Rupanya sifat pendek telah
hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu
berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat
berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang
muncul kembali. Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap
kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan generasi pertama dan
muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. (Hasil ini juga diperoleh
dari penelitian terhadap ratusan tumbuhan.)

130

Hukum Mendel
a Hukum Segregasi Secara Bebas (Hukum Mendel I)
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan gamet".
Pada persilangan tanaman Ercis yang berbiji bulat dengan tanaman Ercis yang
berbiji kisut Fl-nya berbiji bulat heterozigot. Bila biji Fl ini ditanam kembali dan
dibiarkan menyerbuk sesamanya pada F2 diperoleh ratio fenotip dengan perbandingan 3 :
1. Munculnya biji yang keriput pada F2 disebabkan adanya proses segregasi atuu
pemisahan gen sealel. Mekanisme segresasi dapat diterangkan sebagai berikut.
Mekasnisme pemisahan gen sealel pada pembastaran dengan satu tanda beda
(monohibrid), dapat kita pahami kalau kita misalkan tanaman Ercis yang berbiji bulat
memiliki alel BB sedangkan yang berbiji kisut memiliki alel bb. Pada saat pembentukan
gamet (gametogenesis), dari tanaman Ercis yang beralel BB menghasilkan gamet B,
sedangkan dari tanaman Ercis beralel bb menghasilkan gamet b (meiosis). Pada saat
pembuahan, gamet yang beralel B bersatu dengan gamet yang beralel b membentuk zigot
yang mem.punyai alel Bb. Dikatakan zigot tersebut bergenotip Bb sedangkan fenotipnya
bulat. Pada saat alel B dan alel b berada bersama-sama pada zigot keduanya tidak saling
bercampur satu sama lain. Alel B dan alel b ada dalam keadaan laten.
Dengan pembelahan mitosis dari sebuah sel zigot terbentuklah tumbuhan F.1.
yangberalel Bb. Pada proses pembentukan gamet F1 (proses gametogenesis) dari sel
induk gamet Bb terbentuk dua macam gamet yang jumlahnya sama banyak yaitu: 50%
gamet B dan 50% gamet b. Ini terjadi pada putik maupun serbuk sari. Pada saat
pembuahan kedua macam gamet ini bersatu (bersatunya gamet jantan dan gamet betina)
terbentuk 3 macam genotip yaitu BB, Bb dan bb dan 2 macam fenotip, (perhatikan
gambar 6.3). Akibatnya pada F2 Ratio fenotip yang bulat dengan yang kisut 3 : 1.
Sedangkan Ratio genotipnya: 1 BB : 2 Bb : 1 bb. Munculnya sifat keriput pada F2 ini
menunjukkan bahwa alel B tidak berkontaminasi dengan alel b walaupun bersatu tetapi
dapat memisah pada saat pembentukan gamet.

131

b. Hukum Berpasangan Secara Bebas (Hukum Mendel II)


Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut
Idependent Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk
yang memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas
memilih dari pasangan faktor lainnya ".
Untuk memahami hubungan sifat yang satu dengan yang lainnya dalam
penurunan sifat, kita silangkan tanaman Ercis yang bijinya kuning dan bulat dengan
tanaman Ercis yang berbiji hijau kisut. Genotip yang kuning bulat KKBB dan genotip
yang hijau kisut kkbb. Generasi F1 fenotipnya kuning bulat sedangkan genotipnya KkBb,
sedangkan generasi F2 ada 4 macam fenotip yaitu bulat kuning, kisut kuning, hijau bulat,
dan hijau kisut dengan ratio 9 : 3 : 3 : 1. Mekanisme pengelompokan gen secara bebas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tanaman Ercis yang memiliki sifat biji kuning bulat homozigot misalnya
mempunyai lambang KKBB (KK =lambang biji kuning dan BB lambang untuk biji
bulat). Sedangkan tanaman Ercis yang hijau kisut homozigot lambangnya kkbb (kk =
lambang untuk biji hijau dan bb lambang untuk biji kisut).
Garnet yang dihasilkan oleh generasi P (induk yang murni) dengan genotip
KKBB yaitu KB sedangkan gamet yang dihasilkan oleh induk yang genotipnya kkbb
yaitu kb. Bila kita silangkan induk yang bergenotip KKBB dengan induk yang bergenotip
kkbb rnaka akan terbentuk hibrid Fl dengan genotip KkBb.
Di sini K dominan terhadap k dan B dominan terhadap b. Sehingga F1-nya
memiliki 4 macam alel yaitu: K, k, B, dan b. Pada preses gametogenesis dari keempat
macam alel ini akan terjadi 4 macam kemungkinan kombinasi. Intuk memudahkan
mencari keempat macam kombinasi ini dipakai garis garpu
Jadi keempat macam alel memilih pasangannya secara bebas dan terbentuk 4
macam gamet yaitu KB; Kb, kB dan kb. Dari keempat macam gamet jantan (pada serbuk
sari) dan empat macam gamet batina (sel telur) pada proses pembuahan akan terjadi
pemilihan secara acak (random) dan dihasilkan 4 macam fenotip pada F2-nya. Ratio
fenotip pada F2 yaitu: 9 : 3 : 3 : 1. Hasil ratio fenotip ini sebagai akibat pemilihan
pasangan secara bebas.

132

Hukum pengelompokan gen secara bebas juga berlaku untuk contoh pada
pembastaran lebih dari dua tanda beda. Misalnya kita ambil contoh pada pembastaran
dengan 3 tanda beda.
Kita silangkan tanaman Ercis yang berbatang tinggi, biji kuning dan bulat murni
dengan tanaman Ercis yang berbatang pendek, bij i hijau kisut murni. Misalkan genotip
yang pertarna TTKKBB dan yang kedua ttkkbb. F1-nya bergenotip TtKkBb dan
fenotipnya tinggi kuning bulat. Dari Fl yang akan mempunyai 6 macam alel akan
terbentuk 8 macam bentuk gamet Fl. Untuk memudahkan mencari 8 macam kombinasi.
Kita gunakan sistem garpu seperti pada pembastaran dengan dua tanda beda maka akan
diperoleh 8 macam gamet,yaitu TKB, TKb, TkB, Tkb, tKB, tKb, tkB, dan tkb. Ratio
fenotif F2 pada trihibrid 27: 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 . 1. Hasil ratio genotip ini juga sebagai
akibat pemilihan pasangan secara acak.
3. Perkawinan balik "Backcross" dan Uji silang "Testcross"
a. Perkawinan Balik (Backcross)
Ialah perkawinan antara individu Fl dengan salah satu induk betina atau jantan.
Contoh pada tumbuhan Ercis:
T

gen untuk batang tinggi,

gen untuk batang pendek.

Bila disilangkan tumbuhan yang homozigot tinggi TT, dengan tumbuhan yang
homozigot pendek tt, maka pada Fl-nya diperoleh tumbuhan Ercis yang berbatang tinggi,
dengan genotip Tt. Jika diadakan perkawinan balik antara Fl dengan salah satu induk
yang homozigot dominan, maka pada F2 diperoleh tumbuhan tinggi semuanya dengan 2
macam genotip yaitu TT dan Tt.
b. Uji Silang (Testcross)
Ialah perkawinan antara individu F1 dengan individu yang dobel resesif. Contoh
pada tanaman Ercis:
T

= gen untuk batang tinggi.

= gen untuk batang pendek.


Bila disilangkan tumbuhan yang homozigot dominan TT dengan tumbuhan yang

homozigot resesif tt, maka pada Fl diperoleh tumbuhan yang tiriggi dengan genotif Tt.
Jika diadakan uji silang antara individu F1 dengan individu yang homozigot resesif akan
133

menghasilkan keturunan 50% tumbuhan Ercis yang berbatang tinggi dan 50% tumbuhan
yang berbatang pendek.
8.2 Gen
Gregor Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan
suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Ia menyebutnya 'faktor'. Oleh Hugo de Vries, konsep
yang serupa ia namakan pangen (baca: "pan-gen") pada buku karangannya Intracellular
Pangenesis (terbit 1889). Belum membaca tulisan Mendel, de Vries mendefinisikan
pangen sebagai "partikel terkecil yang mewakili satu penciri terwariskan". Wilhelm
Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua puluh tahun kemudian. Gen adalah bahan
genetik yang terkait dengan sifat tertentu. Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Sebagai bahan genetik tentu saja gen diwariskan dari satu individu ke individu
lainnya. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang dinamakan alel. Ekspresi dari alel
dapat serupa, tetapi orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang
secara fenotipik berbeda.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom.
Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom (1869),
tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald
Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha Chase
(publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, barulah orang mengetahui bahwa DNA
adalah bahan genetik.
Pada tahun 1940an, George Beadle dan Edward Tatum mengadakan percobaan
dengan Neurospora crassa. Dari percobaan tersebut, Beadle dan Tatum dapat menarik
hipotesis bahwa gen mengkode enzim, dan mereka menyimpulkan bahwa satu gen
menyintesis satu enzim (one gene-one enzyme theory). Beberapa puluh tahun kemudian,
ditemukan bahwa gen mengkode protein yang tidak hanya berfungsi sebagai enzim saja,
dan beberapa protein tersusun dari dua atau lebih polipeptida. Dengan adanya penemuan-

134

penemuan tersebut, pendapat Beadle dan Tatum, one gene-one enzyme theory, telah
dimodifikasi menjadi teori satu gen-satu polipeptida (one gene-one polypetide theory).
8.3 Pola-Pola Hereditas
Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton
dari Amerika Serikat. Menurut sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat
beda bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri secara
bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan berkecenderungan
untuk selalu memisah bersama-sama. peristiwa ini disebut genetic linkage (pautan). Ada
kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang dimiliki tetapi hanya
sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh kromosom pasangannya.
peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang).
1. Pautan Genetik
Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam genetika adalah
kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama
(kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid
homolog (sister chromatids) akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang terletak
pada berkas kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama
ini terjadi karena adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut.
Pautan genetik pertama kali dikenali dan dijelaskan oleh ahli genetika Inggris
William Bateson dan Reginald Punnett, segera setelah penemuan kembali karya-karya
Mendel. Pautan genetik dapat dideteksi secara statistik dengan korelasi atau analisis
asosiasi antara dua atau lebih sifat yang menjadi ekspresi gen pada lokus-lokus yang
terlibat. Terdapat dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut.

Fase bergandengan (cis atau coupling), apabila dua gen dengan arah pengaruh yang
sama (umpamanya dominans) berpautan,

Fase berseberangan (trans tau repulsion), apabilan dua gen dengan arah pengaruh
yang berbeda berpautan.

Apabila A dan B masing-masing menempati lokus berbeda yang berpaut, dan huruf
kapital menyatakan arah pengaruh yang berbeda dari huruf kecil, kedua fase itu dapat
digambarkan sebagai berikut.

135

Fase bergandengan: A
(cis)

Fase berseberangan: A
(trans)

b atau a

Pautan genetik dapat dipatahkan oleh peristiwa pindah silang, yang terjadi pada tahap
profase I dalam meiosis. Semakin dekat posisi dua lokus, semakin rendah frekuensi
pindah silangnya. Peristiwa pindah silang menjamin terjaganya variasi maksimum pada
keturunan yang sebesar-besarnya.
2. Pindah Silang (Crossing Over)
Dalam genetika, pindah silang kromosom atau chromosomal crossover dalam
bahasa Inggris (disebut juga crossing over) adalah peristiwa bertukarnya bagian berkas
kromatid dengan bagian berkas kromatid lain dari kromosom yang homolog. Istilah
crossing over juga dipakai untuk menyebut bagian kromatid yang dihasilkan oleh
peristiwa ini. Gejala ini ditemukan dan dipaparkan pertama kali oleh Thomas Hunt
Morgan pada tahun 1916 ketika mempelajari lalat buah Drosophila. Penjelasan secara
fisik diberikan oleh Barbara McClintock.
Pindah silang merupakan satu proses mendasar dalam genetika dan akibat yang
ditimbulkannya memiliki sejumlah kegunaan praktis. Ia bisa digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu gen. Pindah silang terjadi ketika meiosis 1 (akhir profase dan waktu
metaphase), yakni saat kromosom itu mengganda jadi 2 kromatid dan yang homolog
bergandeng pada dua equator.
3. Gagal Berpisah (Non-Disjunction)
Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom kelamin (gonosom) gagal
mengadakan pemisahan ke kutub pada waktu meiosis. Jadi gonosom tersebut tetap
berpasangan dan bergerak ke satu kutub yang sama sementara kutub lainnya hanya
mengandung autosom atau tanpa gonosom.
8.4 Asam Nukleat
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung

136

informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus.
Asam nukleat dinamai demikian karena keberadaan umumnya di dalam inti
(nukleus) sel. Asam nukleat merupakan biopolimer, dan monomer penyusunnya adalah
nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen, yaitu sebuah basa nitrogen
heterosiklik (purin atau pirimidin), sebuah gula pentosa, dan sebuah gugus fosfat. Jenis
asam nukleat dibedakan oleh jenis gula yang terdapat pada rantai asam nukleat tersebut
(misalnya, DNA atau asam deoksiribonukleat mengandung 2-deoksiribosa). Selain itu,
basa nitrogen yang ditemukan pada kedua jenis asam nukleat tersebut memiliki
perbedaan: adenin, sitosin, dan guanin dapat ditemukan pada RNA maupun DNA,
sedangkan timin dapat ditemukan hanya pada DNA dan urasil dapat ditemukan hanya
pada RNA.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi
setiap organisme. Dapat dikatakan juga bahwa DNA adalah materi pembawa sifat dari
induk ke keturunannya. Untuk dapat menurunkan berbagai sifat tersebut, DNA harus
melakukan replikasi. Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi
ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet,
pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki
informasi genetik yang sama.
RNA merupakan bahan genetik yang memainkan peran utama dalam ekspresi
genetik. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi
fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Pada sekelompok virus, RNA
merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Namun
demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan
protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup.
Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam
proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa
N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino,
monomer yang menyusun protein.

137

8.5 Sintesis Protein


Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 2 tahapan besar, yaitu transkripsi dan
translasi.
a. Transkripsi
Transkripsi berlangsung di dalam inti sel (nukleus) atau di dalam matriks pada
mitokondria dan plastida. Transkripsi dapat dipicu oleh rangsangan dari luar maupun
tanpa rangsangan. Pada proses tanpa rangsangan, transkripsi berlangsung terus-menerus
(gen-gennya disebut gen konstitutif atau "gen pengurus rumah", house-keeping genes).
Sementara itu, gen yang memerlukan rangsangan biasanya gen yang hanya diproduksi
sewaktu-waktu; gennya disebut gen regulatorik karena biasanya mengatur mekanisme
khusus. Rangsangan akan mengaktifkan bagian promoter. Promoter ini terletak di bagian
hulu bagian yang akan disalin (disebut transcription unit).
Proses transkripsi diawali oleh mobilisasi sejumlah protein, beberapa di antaranya
enzim. Selanjutnya, protein-protein non-enzim, disebut faktor transkripsi, menempati
posisi-posisi DNA tertentu (karena memiliki "tanda pengenal") yang pada gilirannya
membuat DNA siap melakukan transkripsi. Bagian ini dikenal sebagai TATA-box,
terletak sekitar 10-25 pasangan basa di bagian hulu (upstream) dari kodon mulai (AUG).
Adanya faktor transkripsi ini akan menarik enzim RNA polimerase mendekat ke DNA
dan kemudian menempatkan diri pada tempat yang sesuai dengan kodon mulai (TAC
pada berkas DNA). Berkas DNA yang ditempel oleh RNA polimerase disebut sebagai
berkas templat, sementara berkas pasangannya disebut sebagai berkas kode (karena
memiliki urutan basa yang sama dengan RNA yang dibuat). Sejumlah ATP diperlukan
untuk membuat RNA polimerase mulai bergerak dari ujung 3' (ujung karboksil) berkas
templat ke arah ujung 5' (ujung amino). RNA yang terbentuk dengan demikian berarah
5' 3'. Pergerakan RNA polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang
sesuai dengan kodon berhenti. Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari
DNA.
Tergantung intensitasnya, dalam satu berkas transcription unit sejumlah RNA
polimerase dapat bekerja secara simultan. Intensitas transkripsi ditentukan oleh keadaan

138

di sejumlah bagian tertentu pada DNA. Ada bagian yang disebut suppressor yang
menekan intensitas, dan ada yang disebut enhancer yang memperkuatnya.
Hasil transkripsi adalah berkas RNA yang masih "mentah". Di dalamnya terdapat
fragmen berkas untuk protein yang mengatur dan membantu sintesis protein (translasi)
selain fragmen untuk dilanjutkan dalam translasi sendiri, ditambah dengan bagian yang
nantinya akan dipotong (intron). Berkas RNA ini selanjutnya akan mengalami proses
yang disebut sebagai proses pascatranskripsi (post-transcriptional process).
b. Translasi
Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses sintesis polipeptida
spesifik berdasarkan sandi genetika pada mRNA. Proses ini adalah bagian kedua dari
tahapan biosintesis protein setelah proses transkripsi. Translasi melibatkan ribosom
sebagai tempat penggabungan asam amino-asam amino menjadi polipeptida dan tRNA
sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan "penerjemah" sandi genetika mRNA.
Antibiotika dapat menghambat atau menghentikan proses translasi pada biosintesis
protein; contohnya antibiotika anisomycin, cycloheximide, chloramphenicol, dan
tetracycline.
Rangkuman
Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis melalui gen. Bermacam-macam mekanisme hereditas di ajukan tanpa diuji atau
dikuantifikasi dengan layak. Mekanisme ini diantaranya pewarisan campuran, dan
pewarisan sifat dapatan.
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan gamet".
Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut
Idependent Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk yang
memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas memilih
dari pasangan faktor lainnya ".

139

Gen adalah bahan genetik yang terkait dengan sifat tertentu. Gen bersifat antara
lain, yaitu sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, mengandung
informasi genetika dan dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang
kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung
informasi genetik. Asam nukleat yang paling umum adalah Asam deoksiribonukleat
(DNA) and Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup
serta pada virus.
Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang
diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel,
sitoplasma dan ribosom. Sintesis protein terdiri dari 2 tahapan besar, yaitu transkripsi dan
translasi.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan bunyi hukum Mendel I dan Mendel II
2. Sebutkan dua fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut.
3. Jelaskan perbedaan DNA dan RNA
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

140

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Bunyi Hukum Mendel
a. Hukum Mendel I
Hukum segregasi disebut juga hukum pemisahan faktor atau gen sealel. Mendel
mengemukakan: "Hibrid yang heterozigot pada generasi pertama (F1) yang memiliki
sifat yang kontras (dominan dan resesif gen-gennya berkumpul bersama-sama tetapi
keduanya tidak bercampur dan kedua gen ini memisah pada saat pembentukan
gamet".
b. Mendel II
Hukum pengelompokan gen secara bebas dalam bahasa Inggris disebut Idependent
Assortment of Gen". Hukum ini berbunyi Pada pembastaran dua dnduk yang
memiliki dua macam ciri (sifat) atau lebih, penurunan satu pasang faklor bebas
memilih dari pasangan faktor lainnya ".
2. Fase yang bisa terjadi antara dua lokus yang berpaut

Fase bergandengan (cis atau coupling), apabila dua gen dengan arah pengaruh
yang sama (umpamanya dominans) berpautan,

Fase berseberangan (trans tau repulsion), apabilan dua gen dengan arah pengaruh
yang berbeda berpautan.

3. Perbedaan RNA dan DNA


a. DNA
Peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap
organisme. Dapat dikatakan juga bahwa DNA adalah materi pembawa sifat dari induk
ke keturunannya. Untuk dapat menurunkan berbagai sifat tersebut, DNA harus
melakukan replikasi. Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses
replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel

141

gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel
turunan memiliki informasi genetik yang sama.
b. RNA
RNA merupakan bahan genetik yang memainkan peran utama dalam ekspresi
genetik. RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi
fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein. Pada sekelompok virus, RNA
merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Namun
demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA
dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme
hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen
DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet',
tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan
satu asam amino, monomer yang menyusun protein.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Hereditas (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://valensikautsar.blogspot.com/2009/04/gregor-johann-mendel.html
(Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Pautan_genetik (Diakses tanggal 26 Oktober
2009)
Anonim. 2009. http://www.daviddarling.info/images/RNA.gif (Diakses tanggal 26
Oktober 2009)
Anonim.

2009.

http://id.answers.yahoo.com/

question/index?qid=

20090717233017AAN4pD5 (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)


Anonim.

2009.

http://oblktirupifabiounsoed.files.wordpress.com/2009/03/translasi.jpg

(Diakses tanggal 26 Oktober 2009)


f. Senerai
DNA = Deoxyribonuclead acid
RNA = Ribonuclead acid

142

BAB IX
PERILAKU
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang perilaku bawaan dan perilaku berajar.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
perilaku kehidupan makhluk hidup di alam sekitar.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perilaku.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
Perilaku ialah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara oraganisme
dengan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar.
Reseptor

diperlukan

untuk

mendeteksi

stimulus

itu,

saraf

diperlukan

untuk

mengkoordinasikan respon, dan efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi.


Perilaku juga dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari dalam. Perilaku dapat dibagi atas
2 bentuk, yakni perilaku bawaan dan perilaku terajar.
9.1 Perilaku Bawaan
Perilaku bawaan adalah merupakan respon yang sifatnya dalam ukuran besar,
ditemukan oleh jalur-jalur koordinasi saraf yang diwariskan. Berikut adalah beberapa
contoh perilaku bawaan.
a. Tropisme
Tropisme merupakan perilaku pada tumbuhan yang tergolong dalam perilaku
bawaan. Gerak Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi
oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang
berarti membelok. Bila gerakannya mendekati arah rangsangan disebut tropisme positif
143

sedangkan jika gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan disebut tropisme
negatif. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi,
fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme dan tigmotropisme. Contoh
gerak ini adalah gerak batang tumbuhan ke arah cahaya, gerak akar tumbuhan ke pusat
bumi, gerak akar menuju air, dan gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis
tumbuhan bersulur.
b. Gerak Nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan
namun arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal dari
bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena itu, arah gerak
dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti ditentukan oleh tumbuhan itu
sendiri. Contoh gerak nasti adalah menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus
karena sentuhan, menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat
malam hari, membuka dan menutupnya bunga pukul empat, dan membuka serta
menutupnya stomata
c. Gerak Taksis
Taksis adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat
dan arah perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Ditinjau dari
macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan berupa
cahaya. Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat
kimia.
d. Refleks
Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera
setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc. Gerak
refleks dapat digunakan pada pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau
pemfungsian dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
e. Naluri

144

Naluri atau insting adalah suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu
rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk
hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Dalam psikoanalisis, naluri
dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan
naluri kematian (thanos). Misalnya pembuatan sarang laba-laba dan sarang burung.
f. Perilaku Ritme dan Jam Biologis
Merupakan prilaku berulang ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai
ritme atrau periode. Daur prilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.
9.2 Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh atau dimodifikasi
secara permanen sebagai akibat pengalaman individu. Berikut adalah contoh-contoh dari
perilaku terajar.
a. Kebiasaan
Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak beraksi terhadap stimulus
berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal dengan sebagai
kebiasaan (habituasi) dan merupan suatu contoh belajar sejati. Jika Anda membuat suara
aneh di dekat anjing piaraan, biasanya ia akan beraksi dengan memutar kepalanya ke arah
sumber bunyi tadi. Akan tetapi, jika stimulus itu diberikan berulang-ulang dan tidak
terjadi apa-apa terhadap anjing itu baik yang menyenangkan atau tidak, akhirnya ia
berhenti berespons. Bahwa hal ini merupakan kasus belajar sejati dan bukannya
merupakan akibat adaptasi dari reseptor indra yang ditunjukan melalui kenyataan bahwa
respon itu berlaku untuk waktu lama.
b. Keterpatrian/ Tanggap Tiru Imprinting
Salah satu contoh belajar yang sangat khusus lagi nyata ialah keterpatrian. Jika
seekor angsa (anak angsa) yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda berukuran
lumayan yang bergerak dan mengelaurkan bunyi yang dapat terdengar, hewan-hewan itu
akan mulai mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya selama hidupnya. Hal
ini yang disebut dengan keterpatrian.

Sebenarnya, bila anak angsa itu mencapai

kematangan seksual, akan menjadikan benda yang dipaterikan tadi sebagai tujuan
dorongan seksualnya, daripada anggota spesiesnya sendiri.
c. Respon yang Diperlazimkan
145

Bentuk perilaku terajar yang paling sederhana iala reson yang diperlazimkan.
Respon ini merupakan hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda
dengan yang semula memicunya. Mekanisme respon ini adalh berkat penelitian yang
dilakukan oleh Ivan Pavlov. Dari hasil percobaa Pavlov diperoleh bahwa penempatan
makanan di dalam mulut anjing mengakibatkan mulut anjing mengeluarkan liurnya. Hal
ini merupakan refleks bawan sederhana yang melibatkan saraf. Selanjutnya Pavlov
menemukan bahwa jika ia membunyikan bel setiap kali ia memasukkan daging ke dalam
mulut anjing, maka akhirnya anjing itu akan berliur begitu mendengar bel itu saja. Ini
merupakan bentuk dari respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar beraksi terhadap
stimulus pengganti, yaitu stimulus yang diperlazimkan.
d. Pelaziman Instrumental
Anjing yang dikekang pada sustu posisi dan respon yang diperlazimkan
(pengeluaran air liur) merupakan pembawaan lahir. Tetapi prinsip pelaziman dapat juga
dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas-tugas yang bukan pembawaan lahir.
Dalam hal ini, hewan tersebut ditempatkan pada sustu keadaan sehingga dapat bergerak
dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Latihan seprti inilah yang
dikenal dengan pelaziman instrumental atau pelaziman operan.
Istilah terakhir yang ditetapkan oleh psikolog B.F Skinner menunjukkan bahwa
melalui perilakunya hewan itu beroperasi pada lingkungannya, yaitu mempengaruhi
situasi. Ini juga disebut belajar mencoba-coba karena hewan tersebut bebas untuk
mencoba berbagai respon sebelum menemukan yang ada imbalannya. Masalah simpang
siur adalah merupan suatu bentuk instrumental yang membuat hewan dihadapkan dengan
urutan alternatif. Semut dan tikus adalah merupak hewan yang amat pandai mengatasi
jalan simpang siur ini.
e. Motivasi
Diantara kebanyakan hewan, motivasi (dorongan) dihubungan dengan kebutuhan
fisiknya. Seeekor hewan yang merasa haus akanmencari air dan yang merasa lapar akan
mencari makan. Kepuasan terhadap dorongan ini merupakan kekuatan motivasi yang
dibalik perilaku hewan tersebut.
Sementara kita merunut sebagian besar perilaku manusia terhadap keinginan
memuaskan kebutuhan fsisik, tidak semuanya dapat diterangkan seperti di atas. Banyak

146

hal yang kita lakukan itu tampaknya kita lakukan untuk kepentingan mereka sendiri.
Kambing, kera dan simpanse pun ditemukan terlibat dalam kegiatan yang bertujuan
memecah masalah kendatipun bila imbalan atau hukuman luat tidak dilibatkan. Ruparupanya proses itu sendiri sudah merupakan imbalan baginya.
f. Konsep
Bila dihadapkan pada suatu masalah,mungkin kita melakukan satu atau dua usaha
sembarang untuk memecahkannya dan kemudian tiba-tiba berhasil. Kita sebut respon ini
wawasan. Respon yang terjadi akibat wawasan cukup berbeda dengan segala sesuatu
yang telah kita pikirkan sampai sekarang. Sementara respon itu bergantung pada bahan[bahan sebelumnya diajarkan, bagi individu hal itu sama sekali baru.
Wawasan mencakup hal-hal yang telah dikenal dengan cara-cara baru serta
bergantung pada perkembangan konsep atau prinsip. Hal itu dapat digambarkan pada
percobaan hipotesis seekor tikus yang ditempatkan pada pintu setengah lingkaran., tiga
diantaranya dibuka sekaligus. Pintu manapun yang dibuka jika tikus itu masuk melalui
pintu yang kiri atau yang kanan, hewan itu memperoleh kejutan. Jika tikus itu masuk
pintu tengah, ia akan menemukan imbalan makanan. Kalaupun tikus itu harus belajar
untuk segera pergi ke pintu tengah (sekalipun pintu itu menuju kejutan pada percobaan
sebelumnya, maka hewan itu akan mempelajari suatu konsep. Dalam hal ini, konsep itu
akan berupa gagasan hal tengah. Tikus tidak akan bereaksi terhadap stimulus khusus yang
pasti melainkan terhadap gagasan. Dari pengalamnnya dengan pintu-pintu khusus, maka
akan berkembanglah gagasan mengenai pintu pada umumnya.
g. Bahasa
Selama bertahun-tahun diterima secara umum bahwa suatu ciri yang membedakan
manusia dari seluruh hewan lainnya ialah penggunaan bahasanya. David Premack dan
Ann memilih untuk menyelidiki potensi bahasa simpanse denga menggunakan simbolsimbol plastik berpunggung metal untuk kata-kata dan papan tulis bermagnet yang
padanya dapat dihimpunkan simbol plastik tersebut sehingga membentuk kalimat.
Setelah melatih bertahun-tahun, simpanse itu mempunyai perbendaharaan kiata sekitar
130 buah. Perbendaharaan kata mereka bukan hanya kata benda tapi mencakup kata kerja
dan kata sifat.
h. Memori

147

Jika organisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari pengalaman, maka ia


harus mampu mengingat-ingat pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka
memori diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada. Ada dua teori dasar tentang
memori.
Memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls saraaf
yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarring-jaring neuron
dalam system saraf pusat
Setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang ada
di dalamnya
i. Perilaku Adaptif
Tekanan yang diberikan sampai kini adalah pada berbagai macam perilaku.
Masing-masing bergantung pada apa yang kita sebut mesin perilaku; reseptor indra, sirkit
dalam sistem saraf dan organisasi otot.
Sekarang mari kita perluas pandangan tentang perilaku, atau lebih tepatnya sekarang
kita ingin mengetahui apa nilai adaptif suatu perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu
yang berakibat perilaku khusus dalam kehidupan hewan itu yang berakibat perilaku
tersebut menjadi bagian penting dalam warisan evolusioner spesies bersangkutan sperti
urutan asam amino dalam protein dan anatomi dalam sistem sarafnya. Hewan dihadapkan
pada empat bentuk perintah yang menopang dalam hidupnya, yakni makan, mecegah
jangan sampai dimakan, mampu bertahan hidup dalam kondisi fisik lingkungannya dan
meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.
j. Perilaku Makan
Makan melibatkan penentuan pilihan pada macam makanan apa yang akan
dimakan pada waktu tertentu. Biasanya hewan memilih macam makanan tertentu dan
memusatkan padanya sampai titik hasil yang menurun. Tujuan makan adalah
mendapatkan energi, tetapi energi ini digunakan untuk mencari makanan. Jadi hewan itu
berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan (rasio) kerugian/
keuntungan dari pencarianmakan itu. Hewan itu bergeser dari satu makanan ke makanan
yang lain apabila perbandingan kerugian/ keuntungan dari yang pertama menjadi lebih
besar dari yang kedua.

148

Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin melalui


perkembangan

citra

makan

untuk

makan-makanan

yang

untuk

sementara

menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Untuk beberap spesies, citra mencari itu
bukan merupakan perwujudan macam makanannya saja melainkan tempatnya yang
khusus (umpamanya lahan yang sedang digarap) yang terus menerus memberi imbalan
kepada usahanya (hampir sperti penangkap ikan berpengalaman mengetahui dimana ikan
tourt yang besar itu agaknya bersembunyi. Alih-alih membuang energi dalam
pencarian makanan yang aktif, banyak hewan menggunakan energinya untuk
membangun perangkap, daya tarik dan seterusnya, yang menarik mangsanya agar berada
dalam jangkaunnya.
k. Perilaku Mempertahankan Diri
Macam perilaku mempertahankan diri sangat beragam diseluruh dunia hewan.
Perilaku tersebut berkisar dari melarikan diri dari pemangsa atau dengan menggunakan
senjata bertahan dan menggunakan kamuflase dan mimikri.

Hewan sosial biasanya

meliputi perilaku anti pemangsa operatif dalam daftarnya. Satu individu dalam kumpulan
atau kawanan akan tetap waspada semnetara yang lain memakan rumput dan akan
memberi isyarat alarm jika bahay amengintai.
l. Bertahan Hidup Dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas,
kelembaban tertentu dan sebaginya. Kisaran ini agakny relatif luas bagi hewan seperti
mamalia, burung yang memiliki mekanisme yang efisien dalam mempertahankan kendali
homeostatis sebaliknya kisaran ini sangat sempit bagi vertebrata lain seperti ikan,
amphibi serta avertebrata. Sebagai contoh, Pill Bug (porcellio) merupan krustase darat,
tidak dapat bertahan hidup lama dalam udara kering. Pada saat kelembaban rendah, ia
menaikkan laju lokomosinya. Sebaliknya ketika kelembaban meningkat, laju geraknya
menurun. Akibat perilaku ini, disebut suatu kinesis, secara bertahap hewan-hewan itu
berkumpul di daerah berkelembaban tinggi.. Hal ini terjadi sekalipun arah gerakannya
tidak ada sangkut pautnya dengan arah daerah berkelembaban tinggi (jika demikian,
responnya akan taksis).
m. Perilaku Reproduktif

149

Semua bentuk perilaku reproduktif merupakan hasil dan juga penyebab tenagatenaga evolusioner yang amat kuat. Anda dapat membayangkan bahwa gen-gen yang
mengendalikan perilaku bercumbu, perilaku wilayah dan perilaku dominansi sangat
dipilih, yaitu sangat mungkin diturunkan kepada generasi yang mendatang.
Pada kebanyakan spesies hewan, yang memilih jodoh ialah yang betina. Si jantan
dilempar ke dalam persaingan dengan jantan-jantan yang lain utnuk jodohnya. Jadi kita
menemukan jantan dari banyak spesies terlibat dalam perilaku bercumbu. Seperti
perilaku bercumbu juga menjamin bahwa alat-alat reproduktif jantan dan betina (telur
yang matang dan sebagainya) akan siap untuk kawin pad saat yang sama.
Jantan dari banyak spesies menentukan wilayah dari jantan lainnya untuk menarik
betina untuk perkembangbiakan. Di antara mamalia, wilayh ini berfungsi sebagai tempat
untuk berkembang biak dan membesarkan yang muda. Akan tetapi banyak burung
mengintai wilayah yang digunakan untuk memberi makan. Mereka mempertahankan
wilayah ini terhadap serbuan anggota-anggota lain spesiesnya.
Rangkuman
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme
dan lingkungannya. Perilaku dapat terjadi akaibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan
unutk mendekati stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respond an efektor
untuk melaksanakan aksi. Prilaku dapat juga terjadi karena adanya stimulus dari dalam,
misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan
benar-benar terlihat atau tercium. Umunya perilaku suatu organisme merupakan
gabungan stimulus dari dalam dan luar. Bentuk prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku bawaaan
Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor
lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan prilaku
naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan
permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar adalah
kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan, pelaziman

150

instrumental,

motivasi,

konsep,

bahasa,

memori,

prilaku

makan,

perilaku

mempertahankan diri dan perilaku reproduksi.

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelasakan perbedaan antara perilaku bawaan dan perilaku terajar.
2. Sebutkan dua teori tentang memori
3. Sebutkan contoh perilaku mempertahankan diri
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Perbedaan perilaku bawaan dan perilaku terajar
a. Perilaku bawaaan

151

Perilaku bawaan merupakan perilaku yang dihasilkan oleh gen dan factor-faktor
lingkungan. Contoh perilaku bawaan adalah taksis, refleks, naluri, pelepasan
prilaku naluriah dan perilaku ritme dan jam biologis.
b. Perilaku terajar
Prilaku terajar adalah prilaku yang lebih kurang diperoloeh atau domodifikasikan
permanent sebagai akaibat darib pengalaman individu. Contoh perilaku terajar
adalah kebiasaan, keterpatria/tanggap tiru imprinting, respon yang diperlazimkan,
pelaziman instrumental, motivasi, konsep, bahasa, memori, prilaku makan,
perilaku mempertahankan diri dan perilaku reproduksi
2. Teori tentang memori
a. memori merupakan proses yang dinamik dimana sensasi menimbulkan impuls
saraaf yang kemudian beredar untuk jangka waktu tak terbatas melalui jarringjaring neuron dalam system saraf pusat
b. setiap sensasi yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yang
ada di dalamnya
3. Contoh perilaku mempertahankan diri
a. Mimikri adalah cara mempertahankan diri terhadap musuh dengan cara
menyerupai sesuatu, secara khas menyerupai tipe lain organiseme lain
b. Kamuflase adalah cara mempertahankan diri dengan cara menyamar terhadap
warna, pola dan bentuk sehingga menyerupai lingkungan sekitarnya
c. Autotomi adalah cara memepertahankan diri dengan memotong atau memutuskan
salah satu bagian hidupnya
d. Mengeluarkan bau atau cairan tubuh
e. Referensi
Anonim.

2009. http://www.e-dukasi.net/mapok/ mp_full.php?id= 375&fname=


materi4a.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Refleks (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://www.e-dukasi.net/mapok/
mp_full.php?id=373&fname=
materi4.html (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/ Praweda/ Biologi/
0084%20Bio%202-9c.htm (diakses tanggal 24 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://iceteazegeg.wordpress.com/2009/04/06/perilaku-hewan/ (diakses
tanggal 24 Oktober 2009)
J.W. Kimball. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta : Erlangga. Jilid 2.
152

f. Senerai
Perilaku = tindakan atau aski
Stimulus = rangsangan
Reseptor = penerima

BAB XI
KONSEP EKOSISTEM
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang pengertian ekosistem, satuan-satuan makhluk
hidup

penyusun

ekosistem,

komponen-komponen

ekosistem,

ketergantungan

antarkomponen ekosistem dan macam-macam ekosistem


Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materi
lanjutan seperti ekologi hewan dan ekologi tumbuhan.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konep ekosistem.
B. Penyajian
Uraian dan contoh
10.1. Populasi, Komunitas dan Ekosistem
a. Populasi
Populasi berasal ari bahasa latin, yaitu populus yang berarti semua orang yang
bertempat tinggal pada suatu tempat. Populasi sering didefinisikan sebagai sekelompok
organisme dari spesies yang sama yang secara kolektif menempati suatu ruang atau
tempat tertentu dan waktu tertentu. Oleh karena itu bila kita membicarakan populasi kita
harus menyebutkan jenis individu (spesies) yang kita bicarakan dan kita perlu juga
menentukan batas-batas waktu dan tempat bahkan kuantitas.
153

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan populasi kita harus
mengenal istilah-istilah yang dipakai, bahkan karena penelitian tentang populasi
menggunakan angka-angka, maka juga harus mengerti tentang matematika. Istilah-istilah
yang dimaksud misalnya yang dijumpai dalam mempelajari karakteristik populasi.
Contoh karakteristik populasi itu misalnya :
1) Untuk menyatakan ukuran/besarnya populasi, pengertian kerapatan populasi
(population density, densitas populasi) banyak dipakai. Kerapatan populasi dapat
dinyatakan dalam jumlah individu/satuan ruang (luas) atau jumlah individu/volume
(liter).
2) Perubahan-perubahan kepadatan populasi, istilah yang sering digunakan adalah
dinamika populasi. Dalam mempelajari perubahan-perubahan populasi, pengertian
kecepatan (rate) memegang peranan yang sangat penting, misalnya kalau N= jumlah
individu dalam populasi, maka kecepatan pertumbuhan (growth rate) dari populasi
tersebut dapat diumpamakan dalam N/t. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perubahan pada populasi yaitu angka kelahiran (natalitas), yaitu angka kelahiran yang
dapat menambah besarnya populasi, angka kematian (mortalitas), yang dapat
mengurangi besarnya populasi. Disamping itu faktor-faktor lain adalah perpindahan
masuk (imigrasi) juga dapat menambah populasi dan perpindahan keluar (emigrasi)
dapat mengurangi populasi. Keempat faktor ini menyebabkan populasi turun naik
yang disebut juga dengan fluktuasi populasi.
Berdasarkan aliran energi yang digunakan dalam setiap komunitas, maka setiap
populasi dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Produsen; yakni jenis makhluk hidup yang berhijau daun yang dapat mengubah
energi surya menjadi energi kimia dalam jaringannya atau atau bisa dikatan bahwa
produsen adalah semua tumbuhan hijau dalam sebuah ekosistem yang dapat
menghasilkan bahan-bahan organik bagi makhluk hidup lainnya.
2) Konsumen I; yakni makhluk hidup yg memakan produsen, ini terjadi pada rantai
makanan. konsumen tigkat satu umumnya herbivora karena produsennya adalah
tumbuhan yg autotrof(tumbuhan yg berfotosistesis) atau dengan kata lain makhluk
hidup yang memperoleh energi langsung dari produsen.

154

3) Konsumen II; yakni makhluk hidup termasuk juga karnivor, ciri organisme yang
memakan herbivore atau makhluk hidup yang memperoleh makanan dari konsumen
tingkat I.
4) Konsumen III; yakni makhluk hidup karnivor pemakan karnivor lainnya. Namu ada
organisme yang secara fungsional termasuk konsumen I, II dan III misalnya manusia.
5) Parasit; yakni makhluk hidup yang untuk kelangsungan hidupnya menggantungkan
sebagian atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan
inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami kekurangan energi
6) Pemakan bangkai; makhluk hidup yang memakan tubuh makhluk hidup lain yang
sudah membusuk.
7) Pengurai; adalah makhluk hidup (bakteri, cendawan dan mikroba lain) yang dapat
menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme.
b. Komunitas
Organisme dialam ini tidak bisa hidup secara terpisah, sendiri-sendiri. Individuindividu ini (tumbuhan dan hewan) akan berhimpun ke dalam suatu kelompok
membentuk populasi. Populasi-populasi ini disuatu wilayah/kawasan membentuk suatu
kesatuan hidup yang disebut dengan komunitas. Komunitas berasal dari bahasa Latin
communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang
berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Komunitas pada prinsipnya
terbentuk dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasai yang ada,
sebagaimana telah dijelaskan. Di alam terdapat bermacam-macam komunitas. Komunitas
ini dapat dibagi dalam dua bagian yaiut komunitas akuatik (lautan, danau, sungai dan
kolam) dan komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dll.).
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari
populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar
populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti pada populasi. Hubungan antar
populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling menguntungkan
sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang positif bagi kedua belah pihak
(mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan
155

(parasitisme). Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka
populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama
lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen non hidup
(abiotik) membentuk suatu ekosistem.

c. Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lebih jelas biosfer adalah bagian
luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan
dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer
adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan
antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan
atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5
milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia Bumi.
Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di
dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi
antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup (biotik) dan
komponen tak hidup (abiotik).
1. Komponen Hidup (Abiotik)
Mansia, hewan dan tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat
dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3 golongan yaitu produsen,
konsumen dan dekomposer.
a) Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri sehingga disebut
organisme autotrof. Sebagai produsen, tumbuhan hijau mnghasilkan makanan
156

(karbohidrat) melalui proses fotosintesis. Makanan dimanfaatkan oleh tumbuhan itu


sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan demikian produsen merupakan sumber
energi utama bagi organisme lain, yaitu konsumen.

b) Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di dalam tubuhnya
sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan zat-zat organik yang telah di bentuk
oleh produsen,atau dari konsumen lain yang menjadi mangsanya. Berdasarkan jenis
makanannya, konsumen di kelompokkan sebagai berikut;
Pemakan tumbuhan (herbivor),nisalnyakambing,kerbau,kelini dan sapi.
Pemakan daging (karnivora),misalnya harimau,burung elang,dan serigala,
Pemakan tmbuhan dan daging (omnivor),misalnya ayam,itik, dan orang hutan.
c) Pengurai (Dekomposer)
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini tidak ada, kita
akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk hidup yang mati tetap utuh
selamanya. Dekomposer berperan sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organic
(dari bangkai) menjadi zat-zat organik penyusunnya.
2. Komponen Tak Hidup (Abiotik)
Bagian dari komponen abiotik adalah ;
1. Tanah;

sifat-sifa

fisik

tanah

yang

berperan

dalam

ekosistem

meliputi

tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.


2. Air; hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah
suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
3. Udara; udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk
atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen
merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
4. Cahaya matahari ; cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan
di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena
itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan
kualitas cahayanya berbeda.

157

5. Suhu atau temperatur; setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk
kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

10.2 Rantai Makanan, Jaring-Jaring Makanan dan Piramida Makanan


1. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan atau perpindahan energi
makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang makan
(tumbuhan-herbivora-carnivora). Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%90% energi
potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas
4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan semakin besar
pula energi yang tersedia. Ada dua tipe dasar rantai makanan:

Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan-herbivoracarnivora.

Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detrivora =
organisme pemakan sisa) predator.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa,

rantai parasit, dan rantai saprofit.


Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2
dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
Rantai Saprofit

158

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
2. Jaring-Jaring Makanan
Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi sebuah jaring, yang sering
disebut dengan jaring-jaring makanan. Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai
suatu peranan, ada yang berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer.
Produsen adalah penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah
pemakan produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang
mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis). Zat-zat
organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof (manusia dan
hewan) yang berperan sebagai konsumen.
Sebagai konsumen, hewan ada yang memakan produsen secara langsung, tetapi
ada pula yang mendapat makanan secara tidak langsung dari produsen dengan memakan
konsumen lainnya. Karenanya konsumen dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
konsumen I, konsumen II, dan seterusnya hingga konsumen puncak. Konsumen II, III,
dan seterusnya tidak memakan produsen secara langsung tetapi tetap tergantung pada
produsen, karena sumber makanan konsumen I adalah produsen. Peranan makan dan
dimakan di dalam ekosistem akan membentuk rantai makanan bahkan jaring-jaring
makanan.
Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier seperti di
atas, tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Peran dekomposer ditempati
oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri pengurai dan jamur saproba.
Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer, hewan atau
tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah menjadi unsur hara (zat
anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan. Aktivitas pengurai juga
menghasilkan gas karbondioksida yang penting bagi fotosintesis.
Pada hakikatnya dalam organisasi kehidupan tingkat ekosistem terjadi prosesproses sirkulasi materi, transformasi, akumulasi energi, dan akumulasi materi melalui
organisme. Ekosistem juga merupakan suatu sistem yang terbuka dan dinamis. Keluar

159

masuknya

energi

dan

materi

bertujuan

mempertahankan

organisasinya

serta

mempertahankan fungsinya.
3. Piramida Makanan
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi.
Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi.

a. Piramida Jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida
jumlah, seperti kita organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah,
sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang.
Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu
lebih banyak daripada organisme
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan
habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh
biomassa dihitung. Dengan pengukuran herbivora. Demikian pula jumlah herbivora
selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu
lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah
organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida Biomassa
Seringkali

piramida

jumlah

yang

sederhana

kurang

membantu

dalam

memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat
disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di
waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat
organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat
diperkirakan.seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi
pada ekosistem.

160

c. Piramida Energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan
tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan
gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang
tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi
karena hal-hal berikut.

Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.

Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai
sampah.

Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisms,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

Aliran Energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi
diperoleh organismee dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk
aktivitas hidupnya. Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan.
Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisme
yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik
disebut kemoautotrof. Organisme yang menggunakan energi yang didapat dari reaksi
kimia untuk membuat makanan disebut kemoautotrof.
Energi yang tersimpan dalam makanan inilah yang digunakan oleh konsumen
untuk aktivitas hidupnya. Pembebasan energi yang tersimpan dalam makanan dilakukan
dengan cara oksidasi (respirasi). Golongan organisme autotrof merupakan makanan
penting bagi organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri misalnya manusia, hewan, dan bakteri tertentu. Makanan organisme heterotrof
berupa bahan organik yang sudah jadi.
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumen primer,

161

konsumen tingkat tinggi, sampai ke saproba di dalam tanah. Siklus ini berlangsung dalam
ekosistem.
Siklus Biogeokimia
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsurunsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup
dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs
melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan
semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik
komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat
terjaga.Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus
nitrogen, dan siklus sulfur.
1) Siklus Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan
dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer
berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di
atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan.
Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air
tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan
air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan
oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada
ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan
hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah.
Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagian mengalir ke sungai, kemudian ke danau
dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan

162

proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu
diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pendek.
2) Siklus Nitrogen
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil
akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH 3), ion nitrit
(NO2- ), dan ion nitrat (O03- ).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat
pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu,
terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni
Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc
sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri
nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan
cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
3) Siklus Posfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup
membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi
untuk metabolisme sel. Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO 43-). Ion
Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar
bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat
tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora
mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat
melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

163

4) Siklus Karbon dan Oksigen


Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia
dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk
batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga
menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai
menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi
makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat
organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah
bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
5) Siklus Belerang (Sulfur)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof
anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
10.3 Ekosistem Darat dan Akuatik
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem dan secara garis besar
dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik.
164

a. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
1. Bioma Gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45C) sehingga penguapan
juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0C). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti
duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai
jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular,
kadal, katak, dan kalajengking.
2. Bioma Padang Rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak
teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang
ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah,
jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah,
curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk
tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung
terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi
suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25C. Dalam hutan basah

165

tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4. Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat.
Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa
luwak).

5. Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
6. Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub
utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji
semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada
musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau
bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama
nyamuk dan lalat hitam.
b. Ekosistem Akuatik
1. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
166

adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah
beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
a) Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari
beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian
daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya
matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus
cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di
atas dengan daerah dingin di dasar.
b) Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan
garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang
mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri,
karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang
melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir.
Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan
gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di
daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan
tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis
dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisisisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
2. Ekosistem Air Laut
167

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion
CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan
besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian
bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
b. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini
dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang
rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam
invertebrata dan ikan serta rumput laut.
c. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,
kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan

168

estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
d. Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang
terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu
karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga
fotosintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok
Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini
bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan
ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan
sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi
gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian ekosistem.
2. Sebutkan 3 macam rantai makanan menurut para ahli.
3. Jelaskan siklus nitogen di alam.
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut

169

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
1. Pengertian ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu
tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi.
2. Macam-macam rantai makanan
a. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen
ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai
konsumen ke-3.
b. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
c. Rantai Saprofit

170

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu
dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
3. Siklus Nitrogen
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil
akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat
bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan
memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2- ), dan ion
nitrat (O03- ).Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum
dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam
tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang
biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil
penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri
nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan
diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi
amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan
cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem (diakses tanggal 25 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://pengertianekosistem.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 Oktober
2009)
Anonim.
2009.
http://rantanie.blogspot.com/2009/04/ekologi-hubungan-denganilmulain.html (diakses tanggal 25 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://articles.myhardisk.com/2009/10/rantai-makanan.html (diakses
tanggal 25 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas
(diakses tanggal
25
Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Biosfer
(diakses tanggal
25
Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://www.e-smartschool.com/PNU/003/PNU0030026.asp
(diakses tanggal 25 Oktober 2009)

171

Anonim.

2009.
http://3.bp.blogspot.com/_Dnn0jxdbSEg/
SXSSIV5XTbI/
AAAAAAAAAFw/GywmdtUAvhs/s320/Jaring+makanan.JPG
(diakses tanggal 25 Oktober 2009)
Anonim.
2009.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/
2009/03/
body01_00009.jpg (diakses tanggal 25 Oktober 2009)
f. Senerai
Siklus = daur
Produsen = penghasil
Konsumen = pemakai

172

BAB XI
PRINSIP EVOLUSI
A. Pendahuluan
Deskripsi singkat
Bab ini akan menguraikan tentang sejarah perkembangan evolusi, bukti-bukti
evolusi dan mekanisme evolusi.
Relevansi
Pembahasan pada bab ini merupakan pengetahuan awal untuk memahami materimateri lanjutan terutama pada matakuliah evolusi dan genetika.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang prinsip evolusi.
B. Penyajian
Uraian dan contohi
11.1 Sejarah Perkembangan Evolusi
Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya
membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa
Inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Menurut pengertian ilmu
IPA bahwa evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke
betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu
yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi
reptil, dan lain sebagainya.
Pemikiran mengenai evolusi, yakni bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu,
telah berakar sejak zaman kuno. Pemikiran tersebut dapat terlihat pada ilmu pengetahuan
peradaban Yunani, Romawi, Cina, dan Islam. Namun, sampai dengan abad ke-18,
pandangan biologis Barat masih didominasi oleh pandangan esensialisme, yaitu
pandangan bahwa bentuk-bentuk kehidupan tidak berubah. Hal ini mulai berubah ketika
pengaruh kosmologi evolusioner dan filosofi mekanis menyebar dari ilmu fisik ke sejarah
alam. Para naturalis mulai berfokus pada keanekaragaman spesies, dan munculnya ilmu
paleontologi dengan konsep kepunahannya lebih jauh membantah pandangan bahwa

173

alam bersifat statis. Pada awal abad ke-19, Jean-Baptiste Lamarck mengajukan teorinya
mengenai transmutasi spesies. Teori ini merupakan teori evolusi pertama yang ilmiah.
Pada tahun 1858, Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace mempublikasikan
sebuah teori evolusi yang baru. Dalam bukunya On the Origin of Species (1859), Darwin
secara mendetail menjelaskan mekanisme evolusi. Berbeda dengan Lamarck, Darwin
mengajukan konsep nenek moyang bersama dan percabangan pohon kehidupan yang
didasari oleh seleksi alam. Publikasi Darwin memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam.
Seleksi alam adalah process of preserving in nature favorable variations and ultimately
eliminating those that are injurious. Karya Darwin mengenai evolusi dengan segara
diterima dengan cepat, namun mekanisme yang diajukannya (seleksi alam), belum
diterima secara sepenuhnya sampai pada tahun 1940-an. Berikut adalah beberapa bukti
yang diutarakan Darwin.
a. Di antara individu-individu kebanyakkan spesis,terdapat berbagai variasi dan
perubahan .Variasi ini sangat jelas di kalangan haiwan ternak dan tumbuhan
pertanian.
b. Dalam perjuangan hidup ,organisma (haiwan atau tumbuhan) yang akan terus hidup
ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau menyesuaikan diri dengan
keadaan iklim dan suasana sekitarnya.Organisma-organisma yang terbaik itu akan
memindahkan baka-bakanya kepada keturunannya secara proses seleksi tabii.
c. Mutasi dan pemencilan memain peranan yang penting untuk mewujudkan sesuatu
spesis yang baru.
d. Rekod-rekod fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi telah memberi
bukti bahawa evolusi telah berlaku.
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin, antara lain:
Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung
Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.

174

Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu


mengalami

perubahan.

Menurut

Darwin,

hal-hal

tersebut

kemungkinan

mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya


pada fosil.
Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan
dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari
golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan Universal Creation),
dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori
evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label Neo Darwinian dan Modern
Sintesis, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah
ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan
argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi
dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan
evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Kebanyakan biologiawan berargumen bahwa faktor-faktor lainlah yang
mendorong evolusi, misalnya pewarisan sifat-sifat yang didapatkan (neo-Lamarckisme),
dorongan perubahan yang di bawa sejak lahir (ortogenesis), ataupun mutasi besar-besaran
secara tiba-tiba (Saltasi). Sintesis seleksi alam dengan genetika Mendel semasa 1920-an
dan 1930-an memunculkan bidang disiplin ilmu genetika populasi. Semasa 1930-an dan
1940-an, populasi genetika berintegrasi dengan bidang-bidang ilmu biologi lainnya,
memungkinkan penerapan teori evolusi dalam biologi secara luas.
Setelah munculnya biologi evolusioner, kajian terhadap mutasi dan variasi pada
populasi alami, digabungkan dengan biogeografi dan sistematika, berhasil menghasilkan
model evolusi yang canggih. Selain itu paleontologi dan perbandingan anatomi
mengijinkan rekonstruksi sejarah kehidupan yang lebih mendetail. Setelah kebangkitan
genetika molekuler pada tahun 1950-an, bidang evolusi molekuler yang berdasarkan pada

175

kajian urutan protein, uji imunologis, RNA dan DNA berkembang. Pandangan evolusi
yang berpusat pada gen muncul pada tahun 1960-an, diikuti oleh teori evolusi molekuler
netral. Pada akhir abad ke-20, pengurutan DNA melahirkan filogenetika molekuler dan
merombak pohon kehidupan ke dalam tiga sistem domain. Selain itu, ditemukan pula
faktor-faktor tambahan seperti simbiogenesis dan transfer gen horizontal, yang membuat
sejarah evolusi menjadi lebih kompleks.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:
Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
Generasi berikut mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
11.2 Bukti-Bukti Evolusi
Bukti-bukti evolusi sampai sekarang masih terus dipelajari. Beberapa penemuan
yang dianggap sebagai bukti terjadinya evolusi memang telah banyak ditemukan. Buktibukti tidak langsung yang menunjang adanya evolusi organik dapat ditunjukkan oleh
beberapa bukti di bawah ini.
a. Bukti Paleontologi
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi
termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. Fosil merupakan
bukti adanya kehidupan pada masa lampau, demikian pendapat Leonardo Da Vinci
ilmuwan italia, pada tahun 1452 1519.
Fosil berasal dari kata fodere yang berarti menggali. Fosil adalah sisa sisa
hewan atau tumbuhan dari zaman purba yang telah membatu (jejak jejak yang
tersimpan dalam bebatuan). Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja dan jarang sekali
di temukan fosil yang utuh secara keseluruhan , hal ini dapat dipahami karena banyak
factor yang menyebabkan hancurnya tubuh organism yang telah mati, misalnya karena

176

proses lipatan batuan bumi, pengaruh air, air, bakteri pengurai dan hewan pemakan
bangkai. Dari berbagai lapisan batuan tersebut secara kebetulan ditemukan adanya fosil
yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsurangsur.
Dengan membandingkan struktur tubuh tersebut maka dapat diambil kesimpulan keadaan
lingkungan pada masa lampau berbeda dengan masa sekarang.
Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
a. Banyak kelompok biantang yang hidup pada zaman dahulu memiliki persamaan
dengan kelompok binatang yang hidup sekarang.
b. Seluruh fosil tidak selalu ada pada setiap zaman, tetapi muncul pada rentangan waktu
yang cukup lama.
c. Bentuk kehidupan yang paling primitive ditemukan pada lapisan bumi yang paling
tua.
d. Dalam beberapa contoh, banyak ditemukan kelompok yang berlimpah pada suatu
periode tetapi sedikit bahkan tidak ada pada periode yang lainnya. Hal ini
menunjukkan adanya radiasi adaptasi.
e. Tidak ada bentuk kehidupan pada masa lampau yang persis sama dengan kehidupan
yang ada sekarang.
Bentuk-bentuk fosil, memungkinkan pula bagi kita untuk menyusun filogeni
tumbuhan atau bintang, misalnya filogeni kuda, gajah, unta dan sebagainyaa. Filogeni
dalam arti secara luas merupakan urutan yang mengisahkan peristiwa utama dalam
sejarah kehidupan fosil Filogeni dalam arti secara luas merupakan urutan yang
mengisahkan peristiwa utama dalam sejarah kehidupan fosil sehingga filogeni menjadi
bukti terkuat terhadap adanya evolusi organik atau biologi.
b. Bukti Homologi
Homologi adalah alat / organ tubuh yang asal filogenetiknya serta struktur
dalamnya pada dasarnya sama, namun fungsinya dapat berlainan . misalnya sirip ikan
paus fungsinya untuk berenang diperairan sehingga organ ini menyesuaikan dengan
tempat hidupnya di air, homolog dengan kaki depan anjing atau kuda yang fungsinya
untuk berjalan. Sayap burung fungsinya untuk terbang, sedangkan tangan manusia untuk
memegang. Alat alat tersebut adalah homolog. Karena arah evolusinya berbeda beda

177

maka terjadilah perubahan adaptif yang berbeda beda pada organ, sehingga fungsi
organ tersebut menjadi berbeda. Homologi alat alat tubuh pada berbagai mahluk hidup
ini merupakan petunjuk tentang adanya evolusi.
Struktur hmolog tertua adalah organ vestigial yang merupakan struktur yang
mengalami rudimentasi (mengecil). organ vestigial adalah sisa / peninggalan sejarah.
Struktur vestigial pada mulanya adalah struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek
moyang namun tidak selamanya digunakan. Misalnya rangka ular dari beberapa jenis
memiliki organ vestigial yang berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal dari
nenek moyang.. Apendiks (usu buntu )merupakan sisa sisa rudimenter sebagaian usus
besar yang benar benar buntu. Tulang tungging (os cocygis) ujung bawah tulang
belakang adalah sisa sisa ekor yang dimiliki leluhur manusia. Lawan homolog adalah
analog, analog adalah alat alat yang fungsinya sama tetapi asal filogenetik,
perkembangan embrional, dan strukturnya berbeda.
c. Bukti Perbandingan Embriologi
Perkembanangan embrio berbagai jenis hewan vertebratamenunjukkan adanya
hubungan kekerabatan antara satu dengan lainnya. Hewan multisel yang berkembang
biak secara seksual selalu mengalami tahap perkembang biakan secara seksual selalu
mengalami tahap perkembangan, semula sebagai zygot kemudian mengalami
perkembanagn menjadi mebrio, morula, blastula dan gastrula.
Dari berbagai jenis vertebrata ini menunjukkan adanya persamaan persamaan
perkembangan zigot sampai tahap awal embrio, barulah kemudian masing masing
menunjukkan atau muncul adanya cirri khas untuk tiap tiap vertebrata tersebut. Darwin
mengutarakan kepentingan bukti bukti embriologi untuk evolusi, tetapi baru ernest
Haeckel

(1866)

menciptakan

teori

rekapitulasi

(ulangan)

yang

menyatakan

perkembangan ontogenik mengulangi perkembangan filogenetik.


Perkembangan individu mulai dari sel telur dibuahi (zigot) hingga individu
dewasa, bahkan hingga mati disebut ontogeny. Sedangkan filogeni adalah sejarah singkat
perkembangan mahluk hidup dari filum yang paling sempurna.Hasil penelitian
perkembangan embrio menunjukkan bahwa ontogeny suatu organism dapat dianggap
sebagai ulangan singkat filogeni.

178

Adanya persamaan perkembangan pada semua golongan vertebrata tersebut


menunjukkan adanya hubungan kekerabatan, yaitu semakin banyak persamaan maka
semakin

dekat

hubungan

kekerabatannya

dan

semakin

sedikit

persamaannya

makasemakin jauh hubungan kekerabatannya.


d. Bukti Taksonomi
Taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang menamakan dan mengelompokkan
seluruh makhluk hidup. Para ilmuan menggunakan kemiripan morfologi dan genetik
untuk mengelompokkan bentuk-bentuk kehidupan berdasarkan hubungan leluhur.
Sebagai contoh, orangutan, gorila, simpanse, dan manusia, termasuk dalam kelompok
taksonomi familia yang sama (Hominidae). Hewan-hewan ini dikelompokkan bersama
karena kemiripan pada morfologi (disebut homologi) yang berasal dari nenek moyang
bersama.
Bukti kuat evolusi datang dari analisis homologi struktur, yaitu struktur pada
spesies berbeda yang fungsinya juga berbeda namun memiliki struktur yang mirip.
Contohnya adalah tangan dan kaki mamalia. Tangan manusia, kaki depan kucing, sirip
ikan paus, dan sayap kelelawar memiliki struktur tulang yang sama, namun masingmasing memiliki fungsi yang berbeda. Jenis tulang yang membentuk sayap pada burung
juga membentuk sirip pada ikan paus. Teori evolusi menjelaskan homologi struktur ini,
yaitu bahwa keempat hewan ini memiliki nenek moyang bersama, dan masing-masing
telah mengalami perubahan selama beberapa generasi. Perubahan pada struktur telah
menghasilkan organ lambai depan (forelimb) yang diadaptasikan untuk tugas-tugas yang
berbeda.
e. Bukti Perbandingan Sitologi
Tipe lain adanya evolusi adalah yang menunjukan bahwa semua bentuk
kehidupan berasal dari tingkat sel. Dari seluruh sel yang telah diuji, semuanya memiliki
DNA dan RNA, suatu protein yang berfungsi sebagai system informasi dan komunikasi.
Setiap sel mempunyai bentuk membrane yang terbuat dari dua buah lapisan
lipoproteinyang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
11.3 Mekanisme Evolusi

179

Saat ini yang sering diperdebatkan oleh para ahli adalah bagaimana mekanisme
dari evolusi. Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah
seleksi alam, hanyutan genetika, dan aliran gen. Seleksi alam memfavoritkan gen yang
meningkatkan kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika merupakan
perubahan acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak (random
sampling) gen generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer gen dalam dan
antar populasi. Kepentingan relatif seleksi alam dan hanyutan genetika dalam sebuah
populasi bervariasi, tergantung pada kuatnya seleksi dan ukuran populasi efektif, yang
merupakan jumlah individu yang berkemampuan untuk berkembang biak. Seleksi alam
biasanya mendominasi pada populasi yang besar, sedangkan hanyutan genetika
mendominasi pada populasi yang kecil. Dominansi hanyutan genetika pada populasi yang
kecil bahkan dapat menyebabkan fiksasi mutasi yang sedikit merugikan. Karenanya,
dengan mengubah ukuran populasi dapat secara dramatis mempengaruhi arah evolusi.
Leher botol populasi, di mana populasi mengecil untuk sementara waktu dan kehilangan
variasi genetika, menyebabkan populasi yang lebih seragam. Leher botol disebabkan oleh
perubahan pada aliran gen, seperti migrasi yang menurun, ekspansi ke habitat yang baru,
ataupun subdivisi populasi.
Seleksi Alam
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan
reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain
pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri"
karena:
Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan
bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan
hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih
menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak
menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
180

Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran


evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini
tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi
generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.[56] Karena itu, jika sebuah alel
meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi alel
tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi. Contoh-contoh sifat yang dapat
meningkatkan

kebugaran

adalah

peningkatan

keberlangsungan

dan

fekunditas.

Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang
menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. [2] Adalah
penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang
tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan
bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi
merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi,
misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah
seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam
selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi. Kedua,
seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering
mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar
nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang
menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi
pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan
penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara
pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk
sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik
suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat
pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan
keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar
dan warna yang cerah dapat menarik predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup
ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.

181

Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam
diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan
bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja
pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut
transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas
individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi
Hanyutan Genetik
Hanyutan genetika atau ingsut genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari
satu generasi ke generasi selanjutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya; selain itu ia juga terjadi
karena peranan probabilitas dalam penentuan apakah suatu individu akan bertahan hidup
dan bereproduksi atau tidak. Dalam istilah matematika, alel berpotensi mengalami galat
percontohan (sampling error). Karenanya, ketika gaya dorong selektif tidak ada ataupun
secara relatif lemah, frekuensi-frekuensi alel cenderung "menghanyut" ke atas atau ke
bawah secara acak (langkah acak). Hanyutan ini berhenti ketika sebuah alel pada
akhirnya menjadi tetap, baik karena menghilang dari populasi, ataupun menggantikan
keseluruhan alel lainnya. Hanyutan genetika oleh karena itu dapat mengeliminasi
beberapa alel dari sebuah populasi hanya karena kebetulan saja. Bahkan pada ketidadaan
gaya selektif, hanyutan genetika dapat menyebabkan dua populasi yang terpisah dengan
stuktur genetik yang sama menghanyut menjadi dua populasi divergen dengan set alel
yang berbeda.
Waktu untuk sebuah alel menjadi tetap oleh hanyutan genetika bergantung pada
ukuran populasi, dengan fiksasi terjadi lebih cepat dalam populasi yang lebih kecil.
Pengukuran populasi yang tepat adalah ukuran populasi efektif, yakni didefinisikan oleh
Sewal Wright sebagai bilangan teoritis yang mewakili jumlah individu berkembangbiak
yang akan menunjukkan derajat perkembangbiakan terpantau yang sama.
Walaupun seleksi alam bertanggung jawab terhadap adaptasi, kepentingan relatif
seleksi alam dan hanyutan genetika dalam mendorong perubahan evolusi secara umum
merupakan bidang riset pada biologi evolusi. Investigasi ini disarankan oleh teori netral
evolusi molekul, yang mengajukan bahwa kebanyakan perubahan evolusi merupakan
akibat dari fiksasi mutasi netral yang tidak memiliki efek seketika pada kebugaran suatu

182

organisme. Sehingga, pada model ini, kebanyakan perubahan genetika pada sebuat
populasi merupakan akibat dari tekanan mutasi konstan dan hanyutan genetika.

Aliran Gen
Aliran gen merupakan pertukaran gen antar populasi, yang biasanya merupakan
spesies yang sama. Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari. Transfer gen antar spesies
meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal.
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan
genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi
dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi
yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses
ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh
barisan gunung, samudera, dan padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok
Raksasa Cina dapat menghalangi aliran gen tanaman.
Bergantung dari sejauh mana dua spesies telah berdivergen sejak MRCA (most
recent common ancestor) mereka, adalah mungkin kedua spesies tersebut menghasilkan
keturunan, seperti pada kuda dan keledai yang hasil perkawinan campurannya
menghasilkan bagal. Hibrid tersebut biasanya mandul, oleh karena dua set kromosom
yang berbeda tidak dapat berpasangan selama meiosis. Pada kasus ini, spesies yang
berhubungan dekat dapat secara reguler saling kawin, namun hibrid yang dihasilkan akan
terseleksi keluar, dan kedua spesies ini tetap berbeda. Namun, hibrid yang
berkemampuan berkembang biak kadang-kadang terbentuk, dan spesies baru ini dapat
memiliki sifat-sifat antara kedua spesies leluhur ataupun fenotipe yang secara
keseluruhan baru. Pentingnya hibridisasi dalam pembentukan spesies baru hewan
tidaklah jelas, walaupun beberapa kasus telah ditemukan pada banyak jenis hewan,
Hyla versicolor merupakan contoh hewan yang telah dikaji dengan baik.
Hibridisasi merupakan cara spesiasi yang penting pada tanaman, karena poliploidi
(memiliki lebih dari dua kopi pada setiap kromosom) dapat lebih ditoleransi pada
tanaman dibandingkan hewan. Poliploidi sangat penting pada hibdrid karena ia
183

mengijinkan reproduksi, dengan dua set kromosom yang berbeda, tiap-tiap kromosom
dapat berpasangan dengan pasangan yang identik selama meiosis. Poliploid juga
memiliki keanekaragaman genetika yeng lebih, yang mengijinkannya menghindari
depresi penangkaran sanak (inbreeding depression) pada populasi yang kecil.
Transfer gen horizontal merupakan transfer bahan genetika dari satu organisme ke
organisme lainnya yang bukan keturunannya. Hal ini paling umum terjadi pada bakteri.
Pada bidang pengobatan, hal ini berkontribusi terhadap resistansi antibiotik. Ketika satu
bakteri mendapatkan gen resistansi, ia akan dengan cepat mentransfernya ke spesies
lainnya. Transfer gen horizontal dari bakteri ke eukariota seperti khamir Saccharomyces
cerevisiae dan kumbang Callosobruchus chinensis juga dapat terjadi. Contoh transfer
dalam skala besar adalah pada eukariota bdelloid rotifers, yang tampaknya telah
menerima gen dari bakteri, fungi, dan tanaman. Virus juga dapat membawa DNA antar
organisme, mengijinkan transfer gen antar domain. Transfer gen berskala besar juga telah
terjadi antara leluhur sel eukariota dengan prokariota selama akuisisi kloroplas dan
mitokondria
Rangkuman
Menurut pengertian ilmu IPA bahwa evolusi adalah perkembangan makhluk hidup
dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara
bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera
menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya. Evolusi dapat ditunjukkan
oleh beberapa penemuan yang dianggap sebagai bukti terjadinya evolusi memang telah
banyak ditemukan. Bukti-bukti tidak langsung yang menunjang adanya evolusi organik
dapat ditunjukkan oleh beberapa bukti diantaranya bukti paleontologi,bukti homologi,
bukti perbandingan embriologi, bukti taksonomi, dan bukti perbandingan sitologi.
Mekanisme utama untuk menghasilkan perubahan evolusioner adalah seleksi alam,
hanyutan genetika, dan aliran gen. Seleksi alam memfavoritkan gen yang meningkatkan
kapasitas keberlangsungan dan reproduksi. Hanyutan genetika merupakan perubahan
acak pada frekuensi alel, disebabkan oleh percontohan acak (random sampling) gen
generasi selama reproduksi. Aliran gen merupakan transfer gen dalam dan antar populasi.

184

C. Penutup
a. Pertanyaan
1. Sebutkan beberapa pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori
Darwin.
2. Jelaskan bagaimana paleontologi dijadikan sebagai salah satu bukti evolusi
3. Apa yang dimaksud dengan hanyutan genetik
b. Umpan balik
Anda dapat menguasai materi ini dengan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-

Membaca bahan atau materi yang relevan dengan materi yang akan dibahas.

Aktif dalam tanya jawab sehubungan dengan materi yang dibahas.

Mengerjakan latihan.

c. Tindak lanjut
-

Apabila mahasiswa dapat menyelesaikan 80% pertanyaan di atas, maka mahasiswa


tersebut dapat melanjutkan ke bab selanjutnya, sebab materi pengenalan mikrobiologi
merupakan dasar untuk bab-bab selanjutnya.

Jika ada di antara mahasiswa ada yang belum mencapai penguasaan 80% dianjurkan
untuk:

Mempelajari kembali topik di atas dari awal.

Berdiskusi dengan teman terutama hal-hal yang belum dikuasai.

Bertanya kepada Dosen jika ada hal-hal yang tidak jelas dalam
penyampaian materi atau diskusi.

d. Kunci Jawaban
o Pemikiran para ahli tentang pemikiran teori darwin
Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung
Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami

perubahan.

Menurut

Darwin,

hal-hal

tersebut

kemungkinan

mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya


pada fosil.

185

Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah


penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan
dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
o Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah kehidupan di bumi
termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil. Fosil
merupakan bukti adanya kehidupan pada masa lampau, demikian pendapat Leonardo
Da Vinci ilmuwan italia, pada tahun 1452 1519. Fosil berasal dari kata fodere yang
berarti menggali. Fosil adalah sisa sisa hewan atau tumbuhan dari zaman purba
yang telah membatu (jejak jejak yang tersimpan dalam bebatuan). Penemuan fosil
hanya secara kebetulan saja dan jarang sekali di temukan fosil yang utuh secara
keseluruhan , hal ini dapat dipahami karena banyak factor yang menyebabkan
hancurnya tubuh organism yang telah mati, misalnya karena proses lipatan batuan
bumi, pengaruh air, air, bakteri pengurai dan hewan pemakan bangkai. Dari berbagai
lapisan batuan tersebut secara kebetulan ditemukan adanya fosil yang menunjukkan
adanya perubahan struktur tubuh secara berangsurangsur. Dengan membandingkan
struktur tubuh tersebut maka dapat diambil kesimpulan keadaan lingkungan pada
masa lampau berbeda dengan masa sekarang.
o Hanyutan genetika atau ingsut genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu
generasi ke generasi selanjutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya; selain itu ia juga terjadi
karena peranan probabilitas dalam penentuan apakah suatu individu akan bertahan
hidup dan bereproduksi atau tidak. Dalam istilah matematika, alel berpotensi
mengalami galat percontohan (sampling error). Karenanya, ketika gaya dorong
selektif tidak ada ataupun secara relatif lemah, frekuensi-frekuensi alel cenderung
"menghanyut" ke atas atau ke bawah secara acak (langkah acak). Hanyutan ini
berhenti ketika sebuah alel pada akhirnya menjadi tetap, baik karena menghilang dari
populasi, ataupun menggantikan keseluruhan alel lainnya. Hanyutan genetika oleh
karena itu dapat mengeliminasi beberapa alel dari sebuah populasi hanya karena

186

kebetulan saja. Bahkan pada ketidadaan gaya selektif, hanyutan genetika dapat
menyebabkan dua populasi yang terpisah dengan stuktur genetik yang sama
menghanyut menjadi dua populasi divergen dengan set alel yang berbeda.
e. Referensi
Anonim. 2009. http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_ serta_jenis_ dan_
macam_evolusi_evolusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_
biologi. (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pemikiran_evolusi (Diakses tanggal
26 Oktober 2009)
Anonim.
charles-

2009.

http://grelovejogja.wordpress.com/2007/12/03/teori-evolusi-

darwin/ (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)

Anonim. 2009. http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s3_99/rosmina2.htm (Diakses


tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://www.crayonpedia.org/mw/ D._Bukti_%E2%80%93 _Bukti_
Evolusi_12.2 (Diakses tanggal 26 Oktober 2009)
Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengenalan_evolusi (Diakses tanggal 26
Oktober 2009)
f. Senerai
Paleontologi = ilmu yang mempelajari tentang fosil

187

Anda mungkin juga menyukai