Lkbo06 7
Lkbo06 7
ABSTRAK
Pembangunan peternakan di NTB telah mampu berperan dan memberikan kontribusi cukup besar
terhadap kegiatan pembangunan ekonomi daerah. NTB telah lama dikenal sebagai salah satu daerah produsen
dan pemasok utama ternak sapi dan kerbau (potong dan bibit) untuk kebutuhan berbagai daerah di Indonesia.
Ternak kerbau merupakan salah satu komoditas ternak yang cukup baik adaptasi dan perkembangannya di
NTB, dimana 82% terdapat di P. Sumbawa. Beberapa potensi bagi pengembangan agribisnis peternakan
kerbau di NTB antara lain: (1) tersedianya tenaga kerja peternak/petani; (2) keunggulan ternak lokal yang
dimiliki; (3) status bebas beberapa penyakit hewan menular; (4) besarnya permintaan ternak dan produk asal
ternak serta (5) daya dukung lahan yang masih luas (diperkirakan masih mampu menampung 2,09 juta UT
tambahan ternak ruminansia). Jumlah peternak sapi dan kerbau mencapai 30% dari total rumah tangga
penduduk NTB dengan jumlah kelompok peternak kerbau sebanyak 66 kelompok. Permintaan pasar domestik
rata-rata 25.000 ekor sapi/kerbau per tahun. Potensi limbah pertanian (jerami padi, kacang tanah, kedelai,
jagung dan umbi-umbian dan limbah industri (dedak) sebagai pakan ternak cukup memadai. Ditinjau dari segi
pertumbuhan wilayah, ternak kerbau mempunyai nilai Location Quotion (LQ) > 3 di NTB dan LQ > 2 di
Sumbawa. Hal ini berarti ternak kerbau mempunyai potensi kelayakan pertumbuhan yang memadai. Akan
tetapi dalam pengembangan usahaternak kerbau ini juga masih menghadapi beberapa kendala. Beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ternak kerbau tersebut antara lain: (1) permintaan ternak
yang selalu meningkat tidak diikuti dengan kemampuan produksi; (2) terbatasnya pejantan unggul; (3) sistem
pemeliharaan masih ekstensif; (4) makin berkurangnya padang penggembalaan (Lar); (5) tingginya angka
pemotongan betina produktif; (6) penampilan reproduksi ternak masih rendah; (7) rendahnya pendapatan
peternak serta (8) belum terbentuknya kelembagaan dan organisasi peternak.
Kata kunci: Kerbau, potensi sumberdaya, Location quotion (LQ), permasalahan
PENDAHULUAN
Pembangunan peternakan pada dasarnya
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
memanfaatkan dan mengelola sumberdaya
alam berupa lahan, ternak dan pakan ternak
serta faktor produksi lainnya yaitu modal dan
tenaga kerja guna dapat menyediakan pangan
hewani bagi seluruh penduduk. Permintaan
terhadap pangan hewani (khususnya daging)
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat sangat besar dan diproyeksikan
akan meningkat sangat cepat seirama dengan
pertambahan
jumlah
penduduk,
perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat
pendidikan, kesadaran gizi, urbanisasi,
perubahan gaya hidup dan arus globalisasi.
Untuk merespon permintaan daging yang
terus meningkat tersebut, ternyata produksi
dari dalam negeri belum mampu untuk
mencukupinya, sehingga dalam dasa warsa
81
Tabel 1. Perkembangan populasi kerbau di Nusa Tenggara Barat tahun 2003 2005
No
Kabupaten / Kota
2003
2004
2005
r (%)
1.
Lombok Barat*)
7.808
7.923
8.577
4,86
2.
Lombok Tengah
14.669
16.276
16309
5,58
3.
Lombok Timur
4.641
4.759
4.569
- 0,72
27.118
28.958
29.455
4,25
4.
Sumbawa
90.645
72.891
68.519
- 12,79
5.
Sumbawa Barat
10.500
9.994
- 4,82
6.
Dompu
13.296
14.419
14.030
2,87
7.
Bima **)
30.300
30.024
32.921
4,37
Jumlah
134.241
127.834
125.464
- 3,31
Total
161.359
156.792
154.919
- 2,01
Jumlah
81
Jenis kelamin
<1
>1-3
Anak
Muda
>35
>59
Dewasa
>9
Jumlah
Tua
Jantan (%)
13,57
16,43
1,43
0,71
32,14
Betina (%)
14,29
15,00
5,71
21,43
11,43
67,86
Jumlah
27,86
31,43
7,14
22,14
11,43
100,00
Jantan (%)
11,47
9,41
13,92
34,80
Betina (%)
11,96
10,10
41,98
65,20
Jumlah
23,43
19,51
55,90
100,00
Jantan (%)
12,21
6,24
10,58
2,71
0,27
32,01
Betina (%)
13,26
9,49
13,01
25,59
6,39
67,99
Jumlah
25,47
15,73
23,59
28,30
6,66
100,00
Keterangan: A = Hasil kajian/penelitian Dinas Peternakan NTB dan Fakultas Peternakan UNRAM (2005),
B = DANIA, et al. (1997), C = DANIA, et al. (1995)
72
Variabel
1.
2.
Umur pubertas
Jantan
Betina
Umur beranak I
tahun
24,77 + 2,24
27,23 + 7,23
3,98 + 0,48
3.
bulan
1,85 + 0,66
4.
Perkawinan kembali
bulan
4,62 + 1,50
5.
Angka perkawinan
kali
2,69 + 0,48
6.
Lama kebuntingan
bulan
11,00
7.
Jangka beranak
bulan
17,31 + 1,32
8.
9.
4,81
tahun
tahun
2,54 + 0,25
3,04 + 0,38
tahun
tahun
kali beranak
4,77+ 0,39
11,07 + 3,04
6,15 + 1,95
tahun
tahun
2,30 + 0,38
8,00 + 3,13
10.
11.
Satuan
bulan
bulan
Hasil
Sumber: HASIL PENELITIAN KERJASAMA DINAS PETERNAKAN NTB dengan FAKULTAS PETERNAKAN UNRAM (2005)
81
2.
Uraian
Produksi susu
Melakukan pemerahan
Tidak melakukan pemerahan
Produksi per 3 hari sekali
Lama pemerahan per periode laktasi
Yang menjual susu
Tidak menjual
Harga susu perliter
Kemampuan kerja
Umur kerbau mulai dikerjakan
Pasangan yang disenangi
Jantan-jantan
Jantan-betina
Betina-betina
Sama saja
Kemampuan kerja
Lama kerja
Luas lahan garapan
Lama kerja musin hujan
Lama kerja musim kemarau
Kemampuan kerja pada lahan sawah
Musim hujan
Musim kemarau
Kemampuan kerja pada kebun musim hujan
Satuan
Hasil
%
%
liter
hari
%
%
Rp.
46.15
53.85
2.17
75
33.33
66.67
5.000
tahun
2,81 + 0,38
%
%
%
%
38,46
0
30,77
30,77
jam/hari
are/hari
hari
hari
6,13 + 0,83
30,42 + 7,53
35
20
hari/ha
hari/ha
hari/ha
16,7
9,33
12,6
Sumber: HASIL PENELITIAN KERJASAMA DINAS PETERNAKAN NTB dengan FAKULTAS PETERNAKAN UNRAM
(2005)
Tabel 5. Pemotongan ternak kerbau di Nusa Tenggara Barat tahun 2003 2005
No
1.
2.
3.
Jumlah
4.
5.
6.
7.
Jumlah
Total
Kabupaten/Kota
Lombok Barat*)
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Sumbawa Barat
Dompu
Bima **)
72
2003
371
1.983
703
3.057
4.366
124
905
5.395
8.452
2004
352
2.456
719
3.527
8.075
1.117
235
720
10.147
13.674
2005
410
2.601
386
3.397
2.922
1.218
276
848
5.264
8.661
r (%)
5,68
14,88
- 22,02
5,84
10,57
9,04
53,48
- 1,33
19,98
12,56
Daerah tujuan
2003
2004
2005
r (%)
1.
Keluar NTB
6.219
9.209
15.640
58,96
Sumberdaya manusia
Pelaku usaha di
besar terdiri dari
usaha pengolahan
pengusaha yang
Kabupaten
P. Lombok
29.455
2005
15
28
Sumbawa Barat
9.994
250
40
Sumbawa
68.519
150
457
Dompu
14.030
150
94
Bima
28.508
650
44
26
Kota Bima
4.413
30
147
Kelompok
81
Sudah
Padang
Carring capacity
dimanfaatkan
penggembalaan
(AU)
(AU)
(Ha)
Peluang (AU)
No
Wilayah
1.
P. Sumbawa
2.
P. Lombok
4.739
54.970
809.991
258.794
559.196
NTB
20.153
239.000
2.655.294
573.920
2.089.373
15.414
184.030
1.845.303
315.126
1.530.177
Pulau Lombok
Pulau Sumbawa
Jumlah
30
34
64
2. Laboratorium tipe B
3. Laboratorium tipe C
4. Pasar Hewan
10
5. Balai IB
22
18
40
8. RPH Tipe A
9. TPT Brangus
11. Karantina
13.UPTD/BPT HMT
72
5)
6)
7)
8)
Sumbawa,
yaitu
misalnya
semakin
berkurangnya lahan padang penggembalaan
(Lar), semakin sedikitnya kubangankubangan kerbau.
Tingginya angka pemotongan betina
produktif (71,77%).
Penampilan reproduksi ternak kerbau masih
rendah, ada anggapan bahwa ternak ini
lebih lambat pubertasnya dibanding ternak
sapi atau herbivora lainnya.
Pendapatan peternak kerbau relatif kecil
akibat dari kurangnya perhatian peternak
dalam berusaha ternak kerbau dan belum
diusahakan secara komersial.
Kelembagaan dan organisasi peternak
belum terbentuk
81
72
ternak