Anda di halaman 1dari 8

Deskripsi

Serangga

Hama

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan seharihari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah ini
paling sering dipakai hanya kepada hewan. Suatu hewan juga dapat disebut hama jika
menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam
habitat

manusia.

Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies
hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan serangga,
sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal
sebagai hama (Kalshoven 1981). Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh
alami

(Christian

&

Gotisberger

2000).

Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga (disebut
pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang
bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa
Yunani,

berarti

"berkaki

enam").

Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai lebih
dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun
sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda
tidak memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding
badan keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang
biasanya disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras
dan diperkuat oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan
pergerakan
2.2.

di

tiap

Golongan

ruas.

Serangga

Hama

Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota


serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara
sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut.
Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentukbentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan
dalam
Serangga

identifikasi.
(Insecta)
Apterygota

(Rioardi,
dibagi

menjadi
(Tidak

2009).
2

subkelas:
bersayap)

Pterygota

(Bersayap)

Untuk penggolongan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama ordo-ordo ini terbagi
menjadi

enam

2.2.1.

Ordo

golongan
Orthoptera

yaitu
(bangsa

:
belalang)

Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya
memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan venavena menebal/mengeras dan disebut tegmina . Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap
depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum . Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar
terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar
dijumpai

pada

ujung

abdomen

(segmen

terakhir

abdomen).

Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu


telur - nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk
dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera
ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu
(
2.2.2.

Valanga
Ordo

nigricornis
Orthoptera

(bangsa

Drum.)
belalang)

Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya
yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya
memiliki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan venavena menebal/mengeras dan disebut tegmina . Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap
depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum . Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar
terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar

dijumpai

pada

ujung

abdomen

(segmen

terakhir

abdomen).

Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu


telur - nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk
dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera
ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu
(

2.2.3.

Valanga

Ordo

nigricornis

Hemiptera

(bangsa

kepik)

Drum.)

kepinding

Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap
dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian
pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut
Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut
pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk
dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian
anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus
stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan
ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera
ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L)
Bapak

pucung

2.2.4.

Ordo

(
Homoptera

Dysdercus
(wereng,

cingulatus
dan

F)
kutu)

Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan
pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang
homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat
membranus.
Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior
kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota

Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui


stadia : telur - nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai
hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutukutuan, seperti : Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa
(

Aleurodicus

2.2.5.

destructor

Mask.)

Ordo

Kutu

loncat

Coleoptera

lamtoro

Heteropsylla

(bangsa

sp.).

kumbang)

Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang
bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang.
Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra.
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah
bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap
depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan
baik.
Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada
moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola)
yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong (pupa) - dewasa (imago).
Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak
berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe
bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes rhinoceros L)
Kumbang janur kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang buas (predator) Coccinella
sp.
2.2.6.

Ordo

Lepidoptera

(bangsa

kupu/ngengat)

Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa
diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu
atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang
berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang
larvanya

memiliki

tipe

penggigit

Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur


larva - kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik kaki thoracal maupun
abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang
padi kuning ( Tryporiza incertulas Wlk) Kupu gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada
tembakau

Spodoptera

litura).

2.2.7.

Ordo

Diptera

(bangsa

lalat,

nyamuk)

Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah,
predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang
sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter .
Pada

kepalanya

juga

dijumpai

adanya

antene

dan

mata

facet.

Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur larva - kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau
sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan
predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus
spp.) lalat predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.)
lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ). Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap
dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian
pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut
Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut
pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk
dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian
anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus
stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan
ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera
ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L).
2.3.

Tipe-tipe

Perkembangan

Hidup

Serangga

Hama

Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis. Metamorfosis


adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa. Adapula serangga yang
selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis, misal kutu buku (Episma
saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
Paurometabola

dan

Holometabola

(Rioardi,

2009).

a.

Paurometabola

Hemitabola/Paurometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.


Dalam daur hidupnya Paurometabola serangga mengalami tahapan perkembangan sebagai
berikut:

Telur

Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya.

Difase

ini

serangga

muda

mengalami

pergantian

kulit.

Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan

baik,

termasuk

alat

perkembangbiakan

b.

serta

sayapnya.
Holometabola

Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur larva pupa imago. Larva
adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa adalah
kepompong dimana pada saat itu serangga tidak melakukan kegiatan, pada saat itu pula
terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa atau fase
perkembangbiakan.
2.4.

Pengendalian

Serangga

Hama

Pengendalian hama tanaman merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam suatu usaha tani. Sesuai dengan tuntutan zaman, strategi dan tehnik pengendalian hama
harus memenuhi syarat yang ada hubungannya dengan keamanan lingkungan dan
keefektifitannya yang lestari tanpa efek samping yang membuat masalah perlindungan
tanaman

itu

lebih

kompleks.

Adapun cara pengendalian serangga hama yang tepat gar tidak merusak rantai makanan atau
ekosistem adalah pengendalian hama secara terpadu (PHT). Pengendalian hama dapat
dilakukan secara alami yaitu dengan memanfaatkan musuh alami atau yang lebih sering
disebut dengan predator, rotasi dan pergiliran tanaman, penanaman varietas resisten,
penanaman tanaman yang tidak disukai hama atau tanaman pagar, pengendalian secara fisik
secara langsung ataupun dengan jebakan, pengendalian secara hayati dengan bahan buatan
dari faktor hayati, dan pengendalian secara kimia yang teratur dan sesuai prosedur (Rioardi,
2009).

DAFTAR

PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional.
Surabaya.
Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan.
Kanius.Yogyakarta.
Hartati, 2009. Laporan Praktikum Zoologi. http:// biologi-staincrb.web.id. Di akses pada
tanggal

19

Jumar.

2000.

Sumangun

H.

Gajah

Entomologi
2000.
Mada

April
Pertanian.

Penyakit-penyakit
University

Tanaman

Rineka
Hortikultura
Press,

2012.
cipta,

Jakarta

Di

Indonesia.
Yogyakarta.

Rioardi, 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com. Di akses pada tanggal 19


April

2012.

Wikipedia. Homoptera. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Homoptera. Di akses pada tanggal


19

April

2012.

Wikipedia. Hemiptera. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Hemiptera. Di akses pada tanggal


19 April 2012.

Desa Cibodas terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Luas


wilayah desa ini sekitar 1.273,44 Ha, berada pada ketinggian 1260 M di atas permukaan laut.
curah hujan 177,5 mm/tahun dengan suhu rata-rata 19 s/d 22C. Desa Cibodas, terletak di
wilayah yang berbukit-bukit. Secara umum, kondisi tanah desa subur. Penduduk Desa
Cibodas sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian di wilayah desa
ini seluas 433,72 ha/m. Sedangkan lahan perkebunan seluas 351 ha/m. Luas lahan yang
digunakan sebagai perkantoran sebanyak 0.3 ha/m. Sisa lahan lainnya adalah dipakai sebagai
pemukiman seluas 111.5 ha/m, hutan konservasi seluas 32 ha/m, dan prasarana umum lain
seluas 0.92 ha/m.
Tanaman sayuran dapat tumbuh dengan baik di berbagai daerah di Indonesia, ini
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan sudah selayaknyalah kita bersyukur atas
melimpahnya sumber daya alam berupa tanaman sayuran tersebut. Manusia dapat mengambil
banyak manfaat dari tanaman sayuran. Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang
dibudidayakan secara intensif. Budidaya merupakan usaha untuk menambah, menumbuhkan,
dan mewujudkan benda ataupun makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh dan berkembang
biak/bertambah banyak. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar/konsumen yang
makin meningkat dari waktu ke waktu. Peningkatan permintaan sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan manusia karena kesadaran akan manfaat mengonsumsi sayuran
Seperti yang kita ketahui, ada begitu banyak jenis hama yang biasa menyerang tanaman
budidaya, khususnya pada sayuran, palawija dan perkebunan. Beberapa dari jenis hama
tersebut sangat merugikan, artinya dampak yang ditimbulkan tidak main-main, bisa sangat
besar bila tidak dilakukan penanggulangan segera. Dalam pertanian, hama tidak lain
organisme pengganggu tanaman yang bisa menimbulkan kerusakan secara fisik, sehingga
menimbulkan kerugian bagi petani. Pada penjabaran kali ini, kita akan mengupas sejenak
beberapa hama umum yang lazim menyerang tanaman budidaya hortikultura.
1

Anda mungkin juga menyukai