Anda di halaman 1dari 12

Arsenal Football Club (dikenal pula sebagai Arsenal atau The Gunners) adalah klub sepak

bola profesional Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London. didirikan pada 1886
dengan nama Dial Square. Klub ini bermain di Liga Utama Inggris serta salah satu klub
tersukses di sepak bola Inggris, yang telah memenangkan 13 gelar di kasta utama Liga
Inggris (10 pada era Divisi Pertama dan 3 pada era Premier League) dan 12 gelar di Piala FA.
Arsenal memegang rekor untuk periode terpanjang berada di kasta puncak Liga Inggris tanpa
pernah terdegradasi sejak musim 1919 dan menjadi tim pada peringkat pertama dalam
klasemen Liga Inggris sepanjang abad ke-20.[2] Arsenal menjadi tim kedua di Inggris untuk
menyelesaikan semusim liga tanpa kalah (musim 200304) dan tim pertama untuk
melakukannya pada era dimana satu musim berlangsung 38 pertandingan.
Arsenal didirikan pada 1886 di Woolwich dan pada tahun 1893 menjadi klub pertama dari
selatan Inggris untuk bergabung dengan Football League. Pada tahun 1913, hal itu bergerak
ke utara melintasi kota Stadion Arsenal di Highbury. Pada 1930, klub telah memenangkan
lima gelar Liga Championship dan dua Piala FA. Setelah periode bersandar pada tahun-tahun
pasca-perang itu memenangkan Liga dan Piala FA ganda, di musim 1970-71, dan pada 1990an dan dekade pertama abad ke-21 memenangkan dua gelar ganda dan mencapai Final Liga
Champions UEFA 2006.
Arsenal memiliki persaingan lama dengan tim sesama London Utara Tottenham Hotspur,
dengan kontes North London derby. Arsenal adalah klub sepak bola terkaya keempat di dunia
pada tahun 2013, senilai lebih dari $13 miliar.[3] Di kancah Premier League, Arsenal termasuk
salah satu tim yang tidak pernah terdegradasi. [4] Arsenal merupakan tim sepak bola pertama
yang memperkenalkan penggunaan angka pada jersey.[5]
Akhir-akhir ini fans Arsenal sering diolok-olok fans klub lain yang berhasil memboyong
pemain terbaik Arsenal musim lalu, Robin Van Persie dan Alex Song. Van Persie sebagai
pencetak gol terbanyak dengan 37 gol dan Alex Song sebagai pengumpan terbaik dengan 14
assist musim lalu. Van Persie yang kontraknya dengan Arsenal sisa setahun dijual ke
Manchester United dengan harga 22,5 juta + add on 1,5 juta tergantung pencapaiannya
bersama klub barunya. Alex Song yang kontraknya masih sisa 3 tahun bersama Arsenal
dijual ke Barcelona dengan harga 15 juta. Penjualan dua pemain terbaik Arsenal musim
lalu ini kontan menjadi cibiran fans klub baru mereka, Manchester United dan Barcelona.
Tuduhan bahwa Arsenal adalah selling club, feeder club, tidak berambisi untuk menjadi
juara, muntah dari mulut mereka, sambil mengabaikan fakta bahwa Arsenal sudah membeli 3
pemain internasional sebelum menjual RVP dan Song: Giroud top skorer liga Perancis musim
lalu, Podolski langganan timnas Jerman, dan Cazorla, pemain Spanyol yang sudah memegang
trofi Piala Euro 2 kali.

Model Finansial Klub Sepakbola


Model finansial Arsenal mengharuskan klub hidup mandiriartinya pendapatan klub
digunakan untuk pengeluaran klub. Tidak ada sumber pengeluaran lain selain dari pendapatan
dan utang. Utang klub dikelola dengan baik, setiap tahun cicilan utang harus bisa dibayar.
Demikianlah model finansial Arsenal, MU dan klub-klub bola lainnya yang tidak berbeda
dengan sebuah perusahaan yang sehat.

Perbandingan Laba/(Rugi) Klub-klub EPL 2 tahun terakhir (sumber: swissramble)


Dari grafik di atas bisa dilihat anomali Manchester City dan Chelsea daripada klub-klub
lainnya. Manchester United mengalami kerugian yang cukup besar di tahun 2010 namun bisa
bangkit di tahun 2011 berkat kontrak sponsorship yang baru. Liverpool dan Tottenham juga
mencatat kerugian di laporan keuangannya walaupun tidak terlalu besar dan hanya Arsenal
yang selalu mencatatkan profit di laporan keuangannya.
Were a Selling Club?
Kembali ke Arsenal. Bila model Sugar Daddy Club masa depannya terlihat suram, lalu
apakah masa depan model finansial self-reliance seperti Arsenal ini cerah? Faktanya Arsenal
terus menjual pemain terbaiknya setiap tahun. Tahun lalu Nasri dan Fabregas, tahun ini RVP
dan Song. Apakah Arsenal ditakdirkan menjadi selling club, feeder club bagi Sugar Daddy
Club? Kehilangan pemain terbaiknya setiap tahun, bagaimana mungkin bisa bersaing dengan
klub-klub yang jor-joran membeli pemain? Kegelisahan-kegelisahan seperti ini memenuhi
kepala fans Arsenal dan menjadi bahan cibiran fans klub lain.

Faktanya Arsenal memang sulit bersaing secara finansial dengan Sugar Daddy Club (Chelsea,
Man City) dan Established Club (Man United) atau Government Club (Barcelona dan Real
Madrid). Established Club seperti MU ini maksudnya klub yang sudah mapan secara
komersial. Memiliki jaringan sponsorship yang kuat di seluruh dunia dan jaringan fans yang
mendunia. Government Club seperti Barcelona dan Real Madrid adalah klub-klub yang
sering ditolong pemerintah setempat, dimudahkan untuk meminjam uang di bank-bank
setempat. Maka tidak heran Barcelona dan Real Madrid yang pendapatan dari broadcasting
TV-nya lebih besar dari 18 klub La Liga lainnya digabungkan tetap memiliki hutang ke bank
hampir setengah milyar euro. Government Club ini klub yang tidak mungkin bangkrut, too
big to fail kata orang keuangan. Kalau Real Madrid punya Raja Spanyol yang akan selalu
mem-bailout klub ini, Barcelona adalah simbol kebanggaan seluruh rakyat Catalunya yang
tidak mungkin dibiarkan bangkrut rakyatnya.
Sugar Daddy Club, Established Club dan Government Club adalah lawan-lawan Arsenal.
Kalau ibarat pertandingan tinju, mereka kelas berat, kita kelas menengah. Bagaimana
mungkin seorang Pacquiao bisa mengalahkan Klitschko? Di sepakbola tidak ada yang tidak
mungkin. Montpellier, klub gurem itu baru saja memenangkan liga Perancis musim lalu,
mengalahkan Sugar Daddy Club PSG. Dan striker no.1 nya saat ini bersama Arsenal, Oliver
Giroud. Arsenal bisa mengalahkan klub-klub kelas berat tersebut, hanya dengan The Arsenal
Way.
Bagian dari The Arsenal Way adalah manifesto ini: Were not a selling club. Were a trading
club. We buy cheap and sell high. Untuk penjelasan lebih lanjut, silakan baca artikel di blog
ini:Poznan in My Pants. Artikel tersebut menjelaskan dengan sangat detail mengapa Arsenal
bukan a selling club.
Posisi Arsenal
Menjadi trading club adalah niscaya, untuk bisa berkompetisi dengan tiga kelompok klub
kelas berat tersebut. Untuk saat ini sumber dana Arsenal tidak cukup untuk menaikkan
Arsenal ke level yang sejajar dengan klub kelas berat namun hal ini tidak akan berlangsung
selamanya. Grafik berikut menjelaskan mengapa.

Pendapatan Klub EPL


Arsenal di tahun 2005 adalah klub yang pendapatannya lebih kecil daripada Liverpool dan
Chelsea sebelum era Roman. Tahun 2011 Arsenal dan MU pendapatannya naik hampir 100%
sedangkan Chelsea yang didukung Sugar Daddy hanya naik 51%, hampir sama dengan
Liverpool. Manchester City dan Tottenham juga naik drastis dari segi persentase pendapatan
namun secara nominal masih jauh dari level pendapatan MU, Arsenal, Chelsea.
Satu-satunya sumber peningkatan drastis pendapatan Arsenal adalah pindahnya klub ke
stadion Ashburton Grove dari Highbury. Arsenal era Highbury berhasil mendapatkan
beberapa gelar dan mampu bersaing dengan MU, namun di Eropa tertinggal jauh. Dengan
stadion berkapasitas 35.000 orang, pendapatan dari tiket sangat kecil dibandingkan dengan
MU yang stadionnya berkapasitas 75.000. Pindah ke Ashburton Grove menaikkan
pendapatan tiket Arsenal menjadi yang tertinggi di Inggris, mampu bersaing dengan MU.
Namun mengapa masih ada selisih 100 juta di pendapatan final? Dua grafik berikut ini
menjelaskannya.

Commercial Revenue

Shirt Sponsorship
Grafik pertama menunjukkan bahwa pendapatan komersial Arsenal jauh tertinggal dari klubklub besar Eropa. Pendapatan komersial Arsenal hanya sekitar 40 juta lebih, sedangkan MU
100 juta lebih dan yang terhebat Bayern Muenchen, Real Madrid dan Barcelona yang sekitar
150 juta lebih. Jadi pendapatan komersial Arsenal hanya sekitar 40% MU dan 25% dari klub
dengan pendapatan komersial tertinggi. Pahit memang, tapi ini juga menjadi alasan kita dapat
berharap pada masa depan yang cerah. Pandangan half-full glass akan berasumsi Arsenal
masih punya potensi untuk meningkatkan pendapatan komersialnya sebesar 100 juta. Dengan
kondisi pendapatan seperti sekarang saja Arsenal sudah bisa profit setiap tahunnya,
bayangkan jika ditambah pendapatan 100 juta per tahun dari komersial. Angka yang fantastis
dan menjadi PR besar tim Ivan Gazidis untuk mencapainya.

Grafik kedua menunjukkan pendapatan khusus dari sponsorship kaos tim. Lagi-lagi Arsenal
tertinggal. Hanya sekitar 13 juta per tahun, sedangkan MU 45 juta per tahun (sebelum deal
dengan Chevrolet yang gila itu) dan yang tertinggi Barcelona dengan 52 juta pertahun.
Dengan sudut pandang half-full glass kita bisa kembali optimis ada potensi menaikkan
pendapatan dari sponsorship kaos sebesar 30 juta per tahun.
Pertanyaannya mengapa Arsenal demikian jauh tertinggal dari segi pendapatan komersial?
Hal ini disebabkan karena stadion baru. Untuk membangun stadion baru yang menelan biaya
sekitar 500 juta, Arsenal butuh sumber dana yang besar. Salah satunya lewat kontrak dengan
Emirates senilai 100 juta bayar di muka untuk hak penamaan stadion selama 15 tahun (maka
Ashburton Grove menjadi The Emirates) dan hak merk Flying Emirates di kaos tim selama
10 tahun. Angka ini fantastis pada waktu itu, dan dengan pembayaran kontan di muka sangat
membantu pembangunan stadion. Namun angka itu menjadi biasa saja jika dibandingkan
dengan sponsorship kaos tim MU yang 45 juta per tahun sedangkan Arsenal hanya 100 juta
per 10 tahun (termasuk stadion naming right) yang juga telah dihabiskan untuk membangun
stadion.
Kontrak sponsorship kaos tim ini akan selesai di tahun 2014. Dan Arsenal sangat mungkin
mendapatkan deal yang sebagus MU untuk kontrak ke depan. Tambahan sekitar 30-40 juta
per tahun dari sponsorship kaos tim sudah di depan mata 2 tahun lagi. Namun untuk saat ini
kita hanya bisa gigit jari dengan sabar menunggu masa kontrak habis.
Pendapatan komersial Arsenal juga mulai digenjot tim Marketing dengan mengadakan Tour
Asia sejak 2 tahun lalu. Wenger yang biasanya memilih pre-season di training camp yang sepi
dan terisolir terpaksa berkompromi demi pendapatan komersial yang dapat digunakan untuk
memperkuat tim. Nilai positif dari Tour Asia ini adalah ditandatanganinya sejumlah
sponsorship baru dengan produk regional. Mari kita tunggu laporan keuangan tahun 2012 ini,
seberapa besar peningkatannya.
Dari paparan di atas sudah jelas Arsenal untuk saat ini tidak sejajar dengan Tiga Kelompok
Klub Kelas Berat (Sugar Daddy Club, Established Club, Government Club). Namun hal ini
tidak berarti kita akan selamanya begitu. Tahun 2014 akan memulai babak baru dari naik
kelasnya Arsenal. Mungkin dari kelas menengah ke kelas ringan dahulu, sebelum secara
perlahan naik ke kelas berat, dari segi pendapatan klub.
Maka jangan heran kalau Arsenal tidak akan sanggup membayar Van
Persie 250.000/minggu sebagaimana yang dibayar MU. Arsenal menawarkan kontrak baru
ke Van Persie senilai 150.000/minggu yang sudah merupakan sebuah rekor untuk klub
namun ditolak Van Persie yang ingin hidup nyaman kaya raya untuk 4 tahun ke depan. Van
Persie memilih membuang status legenda Arsenal demi hidup nyaman di Manchester, musuh

abadi Arsenal. Kita persilakan kalau ia lebih memilih uang daripada cinta. Silakan bergabung
dengan Shrek and friends jika Van Persie menolak berasosiasi dengan pemain-pemain
ganteng dan cerdas seperti Arteta, Ramsey dan Wilshere dan terima kasih atas cek senilai 24
juta hasil transfermu, pemain yang kami beli dengan harga murah, hanya 2,5 juta saja.
Song meminta naik gaji padahal sisa kontraknya dengan Arsenal masih 3 tahun. Song
mengatakan ia cinta dengan Arsenal, dan ingin tinggal di Arsenal tapi ngotot minta naik gaji.
Arsenal mengatakan padanya pembicaraan kontrak baru akan dilakukan setelah 1 September,
karena sedang konsentrasi transfer pemain baru. Agen Song diam-diam melakukan deal
dengan Barca dan meng-ultimatum Arsenal karena tahu setelah 1 September kesempatan
untuk pindah bagi Song bisa lenyap. Song ngambek, malas-malasan di latihan dan selalu
datang telat. Bahkan di pre-season di Cologne membangkang hingga Steve Bould, asisten
Manager Arsenal sampai harus berbenturan fisik dengannya. Demi kenaikan 15.000/minggu
Song akhirnya memilih membuang cinta-nya. Arsenal mempersilakan ia pergi. Klub lain
mungkin akan tunduk pada kemauan pemain dan memberikan apa yang mereka minta, The
Arsenal Way adalah klub tidak bisa didikte oleh pemain, jika tidak cocok dengan apresiasi
klub, pintu keluar terbuka lebar-lebar.
The Arsenal Way
The Arsenal Way adalah bersikap cerdik di tengah kompetisi yang ketat ini sambil menunggu
peluang emas di 2014. Memanfaatkan kekuatan yang lain daripada head-to-head spending
competition dengan klub-klub kaya. Untuk melawan klub-klub dengan sumber daya finansial
yang jauh lebih besar, Arsenal harus memanfaatkan scouting networknya. Arsenal akan selalu
menemukan pemain murah, baik yang muda maupun yang berpengalaman. Permata yang
bagus namun belum dipoles menjadi bintang. Laurent Koscielny salah satu contohnya.
Pemain yang bisa menjadi center back terbaik musim ini luput dari pengamatan klub-klub
besar. Oliver Giroud contoh lainnya. Top skorer ini dibeli murah karena eksploitasi buy out
clause di kontraknya, dan Wenger berhasil meyakinkannya untuk tidak bergabung dengan
Chelsea. Santi Cazorla, bagaimana mungkin MU lupa dengan pemain ini sedangkan mereka
sangat butuh pengganti Scholes?
Apa saja kekuatan Arsenal yang berbeda dengan kompetitornya? Mari kita bahas.
Musim lalu Arsenal hampir mendapatkan Juan Mata sebelum Chelsea men-sabotase dengan
tawaran lebih besar. Minggu lalu Nuri Sahin, sebelum Liverpool berani bayar gila untuk
sebuah transfer pinjaman tanpa hak beli di akhir musim. Arsenal juga sudah mengikuti Eden
Hazard sejak dulu. Samir Nasri didatangkan dengan harga murah. Podolski dan Cazorla
adalah hasil pengamatan bertahun-tahun lampau. Untuk setiap Juan Mata dan Sahin yang
lepas, selalu ada Koscielny dan Cazorla yang didapatkan. Kekuatan Arsenal ada
pada scouting network-nya, pada jaringan mata-mata yang dibentuk Wenger sejak pertama
kali menginjak London.

Kekuatan Arsenal kedua ada pada akademinya. Jack Wilshere dan Kieran Gibbs adalah
produk akademi Arsenal. Arsenal juga berhasil menciduk bakat muda Barcelona penerus
Fabregas seperti Jon Toral dan Hector Bellerin. Nama-nama seperti Zak Ansah, Chuba
Akpom, Serge Gnarby akan mengisi Premier League 3-4 tahun lagi. Semalam mereka
mengalahkan Marseille 3-0 di NextGenSeries, Champions League untuk U-19. Arsenal di era
Wenger selalu terkenal sebagai pencetak bintang baru dan tidak ada alasan hal itu akan
berhenti. Yang lebih menjanjikan adalah bintang-bintang baru ini sekarang juga
berkebangsaan Inggris. Paling tidak mereka tidak memiliki DNA Barca, jadi kemungkinan
pindah ke Barcelona di masa depan lebih kecil. Untuk pindah ke MU, Chelsea atau City juga
bisa diblokir dengan kemampuan finansial kita yang baru di tahun 2014.
Kekuatan Arsenal ketiga ada pada Arsene Wenger. Tujuh tahun tanpa trofi, namun orangorang melupakan bahwa Arsenal pernah dibawa Wenger tak terkalahkan dalam satu musim.
Invincible Record ini tidak terpecahkan sampai sekarang dan mungkin akan sangat sulit
disamakan di masa depan. Wenger mempunyai kemampuan memoles pemain biasa menjadi
pemain bagus, pemain bagus menjadi pemain kelas internasional, pemain kelas internasional
menjadi pemain kelas dunia. Dan pemain-pemain Arsenal ini walaupun tujuh tahun tanpa
trofi pernah begitu dekat dengan trofi. Hal ini yang dilupakan orang-orang. Final Liga
Champions tahun 2006, memimpin puncak klasemen hingga bulan Maret di tahun 2008, dan
bulan Februari di tahun 2011 sebelum akhirnya terjun bebas akibat cedera pemain di saat-saat
penting. Arsenal pernah begitu dekat, namun gagal finish. Di lapangan hijau musim lalu
Arsenal mampu mengalahkan Manchester City dan Chelsea, dua klub Sugar Daddy.
Kekuatan finansial memang menentukan kekuatan skuad, namun pertandingan di lapangan
hijau tetap 11 lawan 11. Asalkan tidak cedera bersamaan dan punya kekuatan pelapis yang
cukup, Arsenal mampu mengimbangi tim manapun di lapangan hijau.
The Arsenal Way adalah soal hidup di atas kaki sendiri. Tidak bergantung pada Sugar Daddy,
pada Pemerintah. We spend what we have. Pengeluaran selalu harus lebih kecil daripada
pendapatan. Bukankah itu yang diajarkan orang tua kita dulu? Membesarkan anakmu sebagai
seorang Gooner amat mudah, cukup ajarkan The Arsenal Way. Coba bayangkan sulitnya
orang tua fans Chelsea membesarkan anaknya. Bagaimana ia bisa meyakinkan anaknya untuk
hidup berhemat dan tidak boros sembari mengajarkannya The Chelsea Way: tidak apa-apa
boros asalkan berprestasi.
Fans-fans klub Sugar Daddy tidak hidup dalam realita dunia. Mereka bangga ketika klubnya
membayar mahal untuk pemain. Uang sejumlah 35 juta untuk Eden Hazard. Edan. Lebih
gila lagi 25 juta untuk Oscar, pemain muda yang belum pernah main di Eropa. Semakin
tinggi harga pemain yang harus dibayar, semakin bangga mereka. Sementara fans Arsenal
yang pelan-pelan sudah terbiasa dengan The Arsenal Way bagaikan orgasme mendengarkan
nilai transfer Santi Cazorla yang hanya sekitar 12-14 juta. Kita sudah terbiasa hidup hemat,

dan bisa berhemat dalam belanja pemain itu sebuah kenikmatan. Seperti ibu-ibu yang
berhasil menawar barang sesuai harga yang diinginkannya. Tapi itulah realita dunia. :)
Jadi jangan salahkan Arsenal yang gemar berhemat. Itu seperti Anda menyalahkan seorang
pemuda dari keluarga sederhana yang belajar giat di kampus demi masa depannya. Sementara
ada seorang pemuda malas dari keluarga kaya datang ke kampus tiap hari dengan Ferrari.
Tentu ia menarik gadis-gadis yang cantik. Ia menjadi pujaan wanita. Namun tidak ada yang
salah dengan pemuda sederhana itu. He lives by his own means. Dia hidup sesuai apa yang ia
punya, dan lewat bekerja keras, suatu saat ia akan lebih baik daripada pemuda kaya (harta
bapaknya) yang manja itu.
Perempuan yang cerdas akan memilih pemuda yang punya potensi di masa depan. Pemuda
yang bisa sukses dan kaya dengan upayanya sendiri. Ia tidak akan memilih pemuda manja
yang kaya dengan harta warisan bapaknya itu, sesuatu yang tidak bisa ia hasilkan sendiri.
Seluruh pendapatan Arsenal dihasilkan sendiri, lewat upaya manajemen klub yang cerdik.
Bukan uang hibah dari Sugar Daddy. Berprestasi dengan upaya dan modal sendiri, apa lagi
yang mesti kita keluhkan?
Dengan memahami model finansial Arsenal di atas, yang merupakan model finansial rasional
satu-satunya dan akan menjadi model seluruh klub sepakbola di Eropa setelah Fair Financial
Play diterapkan UEFA, maka fans Arsenal patut berbangga. Walaupun minim trofi selama 7
tahun terakhir ini, Arsenal menjadi contoh bagaimana menjalankan klub secara benar dan
bermasa depan cerah. Trofi hanyalah penanda sebuah prestasi, namun prestasi tidak melulu
diwakili hanya oleh trofi. Selama 15 tahun berturut-turut Arsenal selalu masuk kompetisi
Liga Champions, rekor yang hanya bisa disamakan Real Madrid, itu juga sebuah prestasi.
Dari dulu Arsenal adalah klub inovasi. Dari era Herbert Chapman hingga Arsene Wenger
Arsenal selalu terdepan. Kita tidak perlu mengikuti jalan Sugar Daddy Club, tidak ada yang
patut dibanggakan dengan trofi hasil membuang uang tak terbatas. Cara yang tidak
inovatif. Apapun pencapaian klub tercinta kita musim ini, mari kita samakan suara dalam
mendukung Arsenal

Rumusan Masalah

Bagaimana konteks komersial yang terdapat pada organisasi klub Arsenal ?


Bagaimana manajemen keuangan pada organisasi klub arsenal ?
Bagaimana pengukuran hasil organisasi olahraga di masa yang akan datang ?

Pembahasan
1. Model finansial Arsenal mengharuskan klub hidup mandiri artinya pendapatan klub
digunakan untuk pengeluaran klub. Tidak ada sumber pengeluaran lain selain dari
pendapatan dan utang. Utang klub dikelola dengan baik, setiap tahun cicilan utang
harus bisa dibayar.
Pendapatan Utama Arsenal adalah dari penjualan tiket dan aset utamanya adalah
Stadion. Satu-satunya sumber peningkatan drastis pendapatan Arsenal adalah
pindahnya klub ke stadion Ashburton Grove dari Highbury. Arsenal era Highbury
berhasil mendapatkan beberapa gelar dan mampu bersaing dengan MU, namun di
Eropa tertinggal jauh. Dengan stadion berkapasitas 35.000 orang, pendapatan dari
tiket sangat kecil dibandingkan dengan MU yang stadionnya berkapasitas 75.000.
Pindah ke Ashburton Grove menaikkan pendapatan tiket Arsenal menjadi yang
tertinggi di Inggris, mampu bersaing dengan MU.
Pendapatan komersial Arsenal juga mulai digenjot tim Marketing dengan mengadakan
Tour Asia sejak 2 tahun lalu. Wenger yang biasanya memilih pre-season di training
camp yang sepi dan terisolir terpaksa berkompromi demi pendapatan komersial yang
dapat digunakan untuk memperkuat tim. Nilai positif dari Tour Asia ini adalah
ditandatanganinya sejumlah sponsorship baru dengan produk regional. Mari kita
tunggu laporan keuangan tahun 2012 ini, seberapa besar peningkatannya.

2. Dari 20 klub yang mengikuti BPL, hanya tiga klub yang menyajikan Laporan
Keuangan selama Tahun 2007-2011 salah satunya klub Arsenal.
Berikut adalah yang diperolahhasil pengolahan data Laporan Keuangan Tahunan
Arsenal :
Current Sales
Pendapatan Tiket
Pendapatan Hak Siar
Pendapatan Komersial
Pendapatan Lain-lain

: 117,29 %
: 121,73 %
: 111,96 %
: 108,40 %
: 173,72 %

Arsenal memiliki kinerja keuangan yang terbaik karena penjualannya, terutama dari
penjualan tiket selalu lebih besar dari beban operasi yang dikeluarkan. Selain itu,
Arsenal menerapkan strategi pengembangan pemain muda dan jarang melakukan jual
beli pemain sehingga efisian dalam menggunakan pendapatannya. Arsenal juga
memililki likuiditas yang baik karena paling mampu menutupi utang lancar dengn
aset lancar yang dimiliki.

3. Pengukuran pendapatan masa depan klub akan datang adalah dengan peningkatan
kapasitas Stadion untuk fans dari luar kota (london) yaitu berkomunikasi dengan fans
di seluruh dunia untuk mengajak bahawa mereka adalah bagian dari klub tersebut,
Pengaturan harga tiket, setiap orang yang ada di stadion percaya, mereka
mendapatkan sesuatu yang lebih dari setiap uang yang mereka keluarkan. Tetapi kami
berpandangan bahwa merek Arsenal yang lebih baik harus dilayani oleh sebuah
stadion yang penuh dan lebih banyak orang yang ingin masuk, Segmentasi basis
penggemar, salah satu tantangan unik dari sebuah klub sepak bola adalah bagaimana
mengelola penggemar yang beraneka ragam. Baik beragam dari segi usia, pekerjaan,
maupun demografinya.

Simpulan dan Saran

Model finansial Arsenal mengharuskan klub hidup mandiri artinya pendapatan klub
digunakan untuk pengeluaran klub. Arsenal memiliki kinerja keuangan yang terbaik
karena penjualannya, terutama dari penjualan tiket selalu lebih besar dari beban
operasi yang dikeluarkan. Selain itu, Arsenal menerapkan strategi pengembangan
pemain muda dan jarang melakukan jual beli pemain sehingga efisian dalam
menggunakan pendapatannya. Arsenal juga memililki likuiditas yang baik karena
paling mampu menutupi utang lancar dengn aset lancar yang dimiliki. Pengukuran
pendapatan masa depan klub akan datang adalah berkomunikasi dengan fans,
Pengaturan harga tiket, dan Segmentasi berbasis penggemar.

Anda mungkin juga menyukai