Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Evolusi
yang dibimbing oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah S.Si M.Si
Kelompok 6
Off G-H
Annisa Marifatul Jannah (130342615301)
Nazilatul Khoiroh
(130342615301)
(130342603493)
(130342615320)
JURUSAN BIOLOGI
OKTOBER 2016
A. Pengertian Makroevolusi
Menurut NABT (2006), makroevolusi merupakan studi evolusi dari waktu
ke waktu geologi(ribuan sampai jutaan tahun). Menurut Carrol (2001),
makroevolusi merupakan perubahan suatu spesies di tingkat lebih atas dari
spesies serta pembentukan spesies yang identik dengan morfologi evolusi.
Menurut Levinton (2001), makroevolusi studi yang berkaitan ekologi dengan
skala waktu ekologi dan tersedia hanya penelitian paleontologi sejarah
perubahan.
Makroevolusi adalah skala analisis evolusi yang dipisahkan dari lungkang
gen (gen pool). Dalam genetika populasi, suatu lungkang gen (atau gene pool)
adalah populasi yang menampung berbagai alel yang mungkin tersedia dalam
suatu spesies. Populasi menjadi lungkang gen apabila di dalamnya terdapat
keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara tertutup
(terisolasi), terpisah dari populasi lain. Kajian makroevolusi berfokus pada
perubahan yang terjadi pada tingkatan spesies atau populasi. Hal ini berbeda
dengan mikroevolusi,yang merujuk pada perubahan evolusi yang kecil
(biasanya dideskripsikan sebagai perubahan pada frekuensi gen atau
kromosom) dalam suatu spesies ataupun populasi. Makroevolusi pertama-tama
menyangkut :
1. Suatu penyimpangan adaptif/pergeseran adaptif suatu spesies karena suatu
spesies turunan tersebut masuk ke dalam lingkungan dengan keadaan
ekologi yang tidak identik dengan lingkungan spesies induk. Agar suatu
populasi dapat menjadi mantap di dalam suatu lingkungan baru, maka harus
ada keadaan yang menguntungkan terjadi bersamaan.
Pertama, tidak akan ada pergeseran jika individu yang masuk dalam
lingkungan baru dapat hidup. Ini berarti bahwa perbedaan ekologi antara
lingkungan leluhur dengan lingkungan baru itu tidak boleh besar atau jika
perbedaan itu besar seperti dalam transisi dari air ke darat, hewan baru
tersebut harus sudah mengembangkan ciri-ciri yang diperlukan dalam
mempunyai
sumber-sumber
yang
belum dimanfaatkan
sebelumnya.
B. Sifat makroevolusi
Perubahan evolusi jangka panjang dapat berlangsung dengan berbagai
cara. Suatu spesies yang hidup dalam lingkungan yang sedang berubah dapat
mengalami seleksi yang secara perlahan-lahan menggeser nilai rata-rata dan
kisaran variasi spesies tersebut kearah gradien lingkungan. Hal ini disebut
spesiasi filetik. Populasi pada awal dan akhir urutan ini cukup berbeda
sehingga ahli biologi membenarkan mengangapnya sebagai spesies yang
berlainan, meskipun menarik garis pemisah antara spesies tersebut merupakan
masalah, kerana generasi tersebut tumpang tindih dalam morfologi dan
mungkin juga dalam reproduksi jadi spesies filetik tidak sama dengan spesies
di atas, dimana divergensi terjadi agak cepat pada populasi kecil yang
semiterisolasi oleh perkembangan isolasi reproduksi
Analisis dari kelompok yang tercatat dengan baik dalam laporan fosil
menggambarkan bahwa spesies baru timbul agak lebih cepat (secara geologi)
daripada jika dengan cara spesiasi normal. Sekali terbentuk spesies baru, maka
spesies tersebut tetap tidak berubah selama jutaan tahun dan kemudian
seringkali menjadi punah. Sebelum punah, spesies turunan bercabang-cabang
ke arah yang berbeda-beda. Pola spesies yang timbul dan tengggelam tiba-tiba
ini disebut ekuilibria yang tepat. Arah kemana percabangan ini diutamakan
atau dimana terjadi kepunahan ditentukan oleh keberhasilan adaptasi pada
lingkungan atau oleh faktor yang mempengaruhi laju spesiasi, yang tidak
semunya adaptif; tekanan mutasi; pola distribusi; cara reproduksi yang
pada
pembentukan
kelompok-kelompok
Kladogenesis
telah
ditekankan
sebagai
salah
satu
pola
yang
mampu
bergerak
menuju
lingkungan
baru
dan
D. Bukti-bukti makroevolusi
Sebagian besar bukti perubahan evolusi berskala besar (disebut evolusi
makro) bersumber dari peninggalan berupa fosil. Hanya pada fosil kita dapat
mengamati evolusi untuk jangka waktu cukup lama agar bisa mengetahui pola
skala besar. Dengan fosil dapat menunjukkan jatuh bangunnya kelompok pada
semua peringkat taksonomi, Species, Genus datang dan pergi, demikian pula
halnya Familia, Ordo dan Classis yang mengandung spesies itu. Semakin besar
kelompok semakin inklusif kelompok tersebut, tetapi pola bagi semua
kelompok sama saja. Kemudian ada kepunahan masal, dimana beberapa
kelompok besar punah pada waktu yang kurang lebih sama. Kita juga dapat
melihat kecenderungan evolusi, menurut garis silsilah, dimana anggotaanggota garis silsilah tersebut berevolusi secara berkesinambungan pada arah
yang sama, melalui banyak spesies dan selama waktu yang panjang. Seperti
itulah gejala evolusi makro.
Paleontologi,
biologi
perkembangan
evolusioner,
genomika
Alfred
Roman,
alam
telah
menghasilkan
sejumlah
model
eksperimental yang dapat menyesuaikan diri dengan bumi yang selalu berubah.
Pada kenyataannya ahli ilmu buni membagi waktu geologis dengan jalan
mengkhususkan interval waktu tertentu terhadap bentuk kehidupan yang
dominan.
Tidak seperti planet-planet lain pada sistem matahari, bumi terus aktif
secara geologis. Sesudah pengendapan dari pengumpulan debu kosmis 4,6
milyar tahun yang lalu, bahan-bahan dari planet mulai mengatur dirinya
menjadi unit-unit yang terus berinteraksi satu sama lain secara dinamis.
Pengumpulan partikel tekanan menyebabkan bumi memanas sebagai akibat
dari friksi (benturan) dan aktivitas radioaktif. Perkiraan temperatur pada tahap
permulaan bumi menunjukkan sekitar 1.000oC. Panas dalam bumi tetap
menjadi sumber energi untuk proses diferensiasi proto bumi yang homogen,
untuk dijadikan komponen yang tetap. Tahap mula dari diferensial adalah
mencairnya besi dan pengerasan sesudahnya dari elemen ini menjadi core/inti
yang berdiameter lebih dari 10.000 kilometer.
pergeseran
benua,
vulkanisme
dan
daerah-daerah/zona-zona
subduction. Fenomena ini merupakan salah satu bagian dari plate tecnonics.
Piringan tektonik merupakan hal penting untuk mengetahui biostratigrafi bumi.
Jika ingin menelusuri sejarah kehidupan bumi, maka harus kerap kembali pada
pembicaraan mengenai piringan tektonis.
Bukti bukti yang dapat diklasifikasikan sebagai makroevolusi
diantaranya adalah :
a. Paleontologi
Paleontologi didefinisikan
kehidupan praaksara.
adalah
Paleontologi
ilmu
mencakup
yang
studi
mempelajari
fosil
untuk
pada
batas
namun
berbeda
atau
cetakan
yang
mengalami
pembentukan
atau
DAFTAR PUSTAKA
Dobzhansky, Theodosius Grigorievich.1937. Genetics and the origin of species.
New
York:
Antievolutionist
Strategy. In Eugenie
Branch, Not in Our Classrooms : Why Intelligent Design is Wrong for Our
Schools. Boston : Beacon Press
Reznick DN, Ricklefs RE. 2009. "Darwin's bridge between microevolution and
macroevolution". Nature 457 (7231) : 83742.