Filsafat (Ilmu Pengetahuan)
Filsafat (Ilmu Pengetahuan)
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan yang disebut ilmu adalah pengetahuan yang memiliki tujuan untuk tahu
mendalam, sedapat mungkin tahu benar, apa sebabnya demikian dan mengapa harus
demikian. Sedangkan tujuan ilmu itu sendiri ialah untuk mencapai kebenaran. Kebenaran
adalah persesuaian antara tahu dan obyeknya. Kebenaran ini disebut juga obyektivitas, jadi
pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang obyektif.
Sifat ilmu menurut Poedjawijatna ada 4:
-
Berobyektivitas
Bermetodos
Universal
Bersistem
Jika pengetahuan hendak disebut ilmu maka haruslah memiliki ke empat sifat tersebut.
Dalam kamus bahasa indonesia yang telah di sempurnakan, yang di maksud dengan
ilmu pengetahuan adalah suatu bidang yang disusun yang sistematis berdasarkan metode
tertentu, untuk dapat dimanfaatkan sebagai penjelas gejala tertentu. (Admojo,1998). Ilmu
pengetahuan diambil dari bahasa inggris Science, yang berasal dari bahasa latin scientia dari
bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui. Ilmu pengetahuan adalah suatu
proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten. Dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan bersifat konkrit dan tidak terbatas, yaitu dapat diukur
kebenarannya. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan
satu sama lain.
perkembangan filsafat. Ilmu filsafat telah ada bahkan sebelum para filosofi klasik di yunani
mempelajari serta mengembangkannya. Filsafat dikembangkan dan menjadi ilmu yang sangat
berharga untuk perkembangan ilmu pengetahuan lain berikutnya. Dalam sejarah ilmu
pengetahuan, ilmu filsafat yang dikembangkan masyarakat yunani ini sangat penting bagi
peradaban manusia karena dengan filsafat pola fikir manusia saat itu menjadi berubah.
Sejarah ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat Romawi di dominasi oleh bidang
teknik dan pengobatan. Mereka telah menemukan cara-cara baru untuk menambang berbagai
barang mineral seperti timah dan emas. Selain itu, masyarakat romawi jug mengembangkan
penggilingan biji-bijian dan instalasi air. Mereka juga telah membangun sistem pembuangan
kotoran. Hal ini berguna untuk menjaga kota sehingga akan tetap menjadi bersih dan sehat.
Tidak hanya itu, dalam sejarah ilmu pengetahuan, bangsa Romawi adalah bangsa yang
pertama kali membuat bangunan dengan menggunakan beton, seperti untuk mengembangkan
kubah serta berbagai bentuk bangunan lainnya. Walaupun mereka tidak mengalami
perkembangan yang besar dalam bidang matematika, tapi mampu untuk menciptakan sistem
penulisan angka mereka sendiri.
Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Menurut subjeknya dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Teoritis
Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku,
mempelajari objeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsurunsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit
bilamana dan dimana saja, misalnya adalah ilmu-ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat,
dan sebagaiannya.
Ideografis (ide:cita-cita, grafis:lukisan). Ilmu yang mempelajari objeknya dalam
konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifatnya yang unik. Misalnya
ilmu sejarah, etnografi, sosiologi, dan sebagainya.
Yaitu ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau pengalaman pengetahuan
itu, jadi menentukan bagaimanakah orang itu harus berbuat sesuatu, rinciannya
sebagai berikut.
Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus berbuat, membebankan
kewajiban-kewajiban
dan
larangan-larangannya.
Misalnya:
etika
(filsafat
Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi walaupun dibedakan tetap tidak
boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping
bagian praktis, sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan dalam
pembagian ini, ilmu teoritis biasanya dapat berdiri sendiri terlepas dari ilmu praktis, akan
tetapi ilmu praktis selalu mempunyai dasar yang teoritis.
Menurut Objeknya (terutama objek formalnya atau sudut pandangnya).
1. Universal atau umum, meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup manusia,
misalnya: teologi/agama dan filsafat
2. Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan kehidupan manusia, jadi
objeknya terbatas, hanya imi saja atau itu saja. Inilah yang biasanya disebut ilmu
pengetahuan.
Menurut Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan di
kelompokkan dalam tiga besar, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural Science)
Ilmu yang bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam
semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat
analisis untuk menentukan kualitas. Hasil analisis itu kemudian di generalisasikan.
Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Yang termasuk kelompok ilmu ini antara lain
astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran dan mekanika.
Sistematik
Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tidak bertentangan)
Eksplisit (disepakati secara universal, bukan hanya dikalangan kecil saja)
Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah)
Bukan satu, melainkan banyak (plural)
Bersifat terbuka (dapat dikritik)
Berkaitan dalam memecahkan.
Dalam redaksi lain dikatakan ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri umum, yaitu:
Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala
sesuatu yang menyulitkan. Van Melsen mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu,
sebagaimana dikutip Rizal Muntasyir dan Misnal Munir, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara logis
koheren. Adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus (susunan logis).
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tamggung jawab
ilmuwan.
3. Universalitas ilmu pengetahuan.
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh objek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka objektif.
5. Ilmu pengetahuan harus dapat di verifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan
6. Progresifitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila
mengundang pernyataan-pernyataan baru dan mengundang masalah-masalah baru
lagi.
7. Kritis, artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi setiap
peninjauan kritis yang memanfaatkan dat-data baru
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori
dengan praktis.
Jadi ilmu pengetahuan dapat dikatakan ilmu pengetahuan bila memiliki ciri-ciri atau
karakteristik umum diatas.
hukumnya hendak dibuktikan haruslah melalui fakta atau pengalaman. Sedangkan filsafat
tidak membatasi diri dalam pengalaman atau data apapun juga.
Walaupun demikian antara ilmu dan filsafat tetap memiliki hubungan. Penyelidikan filsafat
dimulai dari apa yang dialami manusia, karena tidak ada pengetahuan tanpa pengalaman
(persentuhan indra dengan alam), dan hal ini selaras dengan apa yang dilakukan oleh ilmu.
Sedangkan ilmu yang hendak menelaah hasil pengindraan itu tidak mungkin mengambil
keputusan dengan menjalankan pikiran tanpa mempergunakan dalil dan hukum pikiran yang
tidak mungkin dialaminya seperti halnya filsafat.
Sesuatu yang perlu diingat adalah bahwa ahli ilmu tidak boleh berfilsafat, , melainkan
hendaklah ilmu sadar, bahwa ia sudah keluar dari bidangnya sendiri. Begitu pula janganlah
filsafat turun ke bidang pengalaman sehingga terjadi seperti dalam jaman lampau, ada
pendapt fisafat bahwa bintang itu harus terdiri dari bahan lain dari bahan di dunia
pengamatan ini, sedangkan dasar putusan itu terlalu umum dan kurang tahu, bahwa alat-alat
penyelidikan melalui indra ketika itu memang amat kurang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://iptek-terbaru.blogspot.com/2015/04/pengertian-dan-sejarah-ilmu-pengetahuan.html
http://yudhaaja.blogspot.com/2015/04/klasifikasi-ilmu-pengetahuan.html
http://www.anneahira.com/sejarah-ilmu-pengetahuan.html
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2015/04/15/karakteristik-dan-klasifikasi-ilmupengetahuan.html
http://dimyati.staff.gunadarma.ac.id/download/files/18332/bab1tinjauan_tentang_ilmu_budaya_dasar.pdf