Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep suhu atau temperatur sebenarnya berawal dari rasa panas dan dingin yang dialami oleh indera peraba
kita. Berdasarkan apa yang dirasakan oleh indera peraba, kita mengatakan suatu benda lebih panas dari benda yang
lain atau suatu benda lebih dingin dari benda lain. Benda yang panas memiliki suhu yang lebih tinggi sedangkan
benda yang dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Semakin dingin suatu benda, semakin rendah suhunya.
Sebaliknya, semakin panas suatu benda, semakin tinggi suhunya. Ukuran panas atau dinginnya suatu benda ini
disebut suhu (temperature).
Kalor yaitu apabila benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, akan ada perpindahan panas
atau sering disebut kalor, dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Secara alami, kalor
dengan sendirinya berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan kalor
cenderung menyamakan suhu benda yang saling bersentuhan.
Reaksi anabolisme dan katabolisme
1. Anabolisme (memerlukan panas) : meliputi reaksi kimian untuk membentuk kompleks molekul yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pertahanan kehidupan, disentis dari zat lebih simple yang disertai
penggunaan energi. Setiap proses konstruktif dimana sustansi sederhana diubah oleh sel hidup menjadi
persenyawaan yang lebih kompleks terutama menjadi bahan hidup.
2. Katabolisme (melepas panas) : meliputi reaksi kimian untuk memecahkan kompleks molekul menjadi
molekul yang berukuran lebih kecil disertai pelepasan energi.
3. Reaksi anabolisme dan katabolisme berlangsung dalam sel tubuh secara bersamaan dan berkelanjutan antara
melepas panas dan menyerap panas ini dinamakan biotermofisika.
Hasil energi kimia dalam tubuh adalah sebesar 20% dimana sebagian besar energi kimia diubah menjadi
energi panas. Tambahan energi panas berasal dari reaksi kimia, energi kerja diubah menjadi panas. Tambahan
energi panas berasal dari reaksi kimia , energi kerja juga diubah menjadi panas, misalnya pada jantung dalam
melakukan kerja mekanik memompakan darah. Energi kerja jantung diubah menjadi energi panas untuk
mengatasi friksi pada waktu darah melalui system sirkulasi.
Kerja kimia yang terjadi pada sintesis protein hilang sebagai panas bila protein tersebut mengalami
katabolisme. Panas dapat berasal dari reaksi jimia secara tidak langsung dari hasil energi kerja. Energi panas
1

tidak dapat digunakan untuk melakukan kerja , karena sel-sel tidak mempunyai mekanisme untuk keadaan
tersebut. Panas tersebut hanya dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh. Pada tingkat optimal untuk
reaksi enzimatik yang terjadi dalam tubuh.
B. Tujuan
a) Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pengajar
b) Untuk mengetahui mekanisme panas tubuh
c) Untuk mengetahui lebih dalam fungsi energi kalor dalam pengobatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Suhu dan Kalor
2

Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Suhu juga merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan panas dinginnya suatu benda.
Misalnya benda panas akan dikatakan mempunyai suhu tinggi dan benda dingin mempunyai suhu yang
rendah.suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan
maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut.
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang
dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer.
Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini
diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).
Ada beberapa jenis thermometer yang memiliki skala bawah dengan acuan es pada saat membeku dan skala
atas dengan acuan air mendidih. Yaitu Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Acuan ini ditentukan pada
tekanan 1 atm = 76 cm Hg.

Skala
Celcius
Reamur
Fahrenheit
Kelvin

Pada Tekanan 1 atm


Titik Beku
0 C
0 R
32 F
273 K

Kalor
3

Titik Didih
100 C
80 C
212 F
373 K

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit. Kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Jadi ketika kalor mengalir
dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah, sebenarnya energi yang berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan energi terhenti setelah benda-benda yang
bersentuhan mencapai suhu yang sama atau setimbang termal.
Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami
perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu
minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan
untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema
berikut.
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk
menaikkan suhu 1 C. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 J/kg C, artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter.
Tabel beberapa jenis kalor zat:
Perpindahan
Setelah
adanya
dapat
menyebabkan
atau kenaikan
benda,

yang

No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kalor jenis zat/Joule (kg oC)


4200
2300
2100
2400
670
1700
140
1000

Jenis zat
Air
Alcohol
Es
Gliserin
Kaca
Kayu
Raksa
udara
4

Kalor
sekilas memahami
sejumlah

kalor

perubahan

wujud

suhu pada suatu


tentunya menuntut

pemahaman tentang adanya konsep konversi dari berbagai satuan dari besaran perubahan suhu, maka yang tak
kalah pentingnya dari semua itu bahwa kalor sebagai suatu bentuk energi ternyata dapat mengalami perubahan
tempat, atau dikatakan bahwa kalor dapat berpindah tempat.Tanpa usaha luar, maka kalor sebagai suatu bentuk
energi dapat berpindah tempat dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dengan berbagai
cara, yaitu Konveksi (pada zat cair), konduksi (pada zat padat), radiasi (paparan langsung), evaporasi
(penguapan).
B. Suhu Tubuh
Suhu normal dipertahankan dalam keseimbangan yang tepat yaitu antara panas yang tepat yaitu antar panas
yang dihasilkan dan panas yang hilang. Hal ini dikendalikan oleh pusat pengatur panas dalam hipotalamus yang
sangat peka terhadap suhu dari darah.
Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
1. Variasi diluar: kegiatan tubuh sepanjang hari dapat bervariasi, penggunan energi dalam metabolisme selalu
timbul panas. Kegiatan otot (organ yang paling banyak pada tubuh manusia) banyak menimbulkan panas,
sistem saraf yang lebih berperan pada waktu kegiatan jasmani meningkat. Biasanya pada siang hari suhu
tubuh lebih tinggi daripada malam hari.
2. Umur: pada bayi yang baru lahir suhu tubuh masih belum matang. Pada masa ini suhu tubuhnya masih
mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada usia dewasa muda suhu tubuh telah matang, sedangkan pada
usia lanjut suhu tubuhnya akan lebih rendah sehubungan dengan taraf metabolisme pada setiap golongan
umur.
3. Jenis kelamin: sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Disamping
itu, suhu wanita juga dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Pada waktu terjadi ovulasi suhu menurun 0,2
celcius sedangkan setelah haid suhu tubuh naik 0,1 Celcius sampai 0,6 Celcius.
4. Gizi: pada keadaan kurang gizi atau puasa suhu tubuh lebih rendah.
5. Kerja jasmani: sesudah kerja jasmani (olahraga) suhu tubuh akan naik. Hasil salah satu penelitian
menunjukkan suhu rektum naik sampai 41 celcius setelah lari marathon.
6. Lingkungan: suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh yang tedapat dalam tubuh, serta
berakibat pada taraf metabolisme. Udara lingkungan yang lembab akan menyebakan hambatan pada
penguapan keringat sehingga meningkatkan suhu tubuh.
Suhu lingkungan yang rendah merupakan perangsang kuat untuk produksi panas. Pada suhu udara dibawah
20 Celcius tubuh tanpa pakaian, tubuh akan kehilangan panas dengan cepat. Dala batas suhu 28-30 Celcius
tubuh pria dengan mudah dapat mempertahankan keseimbangan antara pengeluaran panas dan pembentukan
panas tubuh. Pada batas suhu ini, pria tidak mengalami pengeluaran keringat maupun proses menggigil dan
5

merasa nyaman, batas suhu ini disebut comfort zone. Untuk wanita daerah nyaman tersebut sedikit lebih luas
yaitu 27-33 Celcius.
Kenaikan suhu tubuh akan menaikan taraf metabolisme diatas taraf basal. Selama demam, taraf basal akan
meningkat sebanyak 13-14% untuk setiap kenaikan suhu tubuh 1 Celcius. Kebalikan dari suhu tubuh akan
mempercepat reaki kimia tubuh. Oleh karena itu harus diperhatikan bahwa pada pemeriksaan metabolisme suhu
kamar (suhu lingkungan) dan suhu tubuh yang diperiksa harus dicatat.
Berbagai hormon yang mempengaruhi metabolisme energi yang terpenting adalah epinefrin, norepinefrin,
dan tiroksin. Pengeluaran maksimal kotekolanin dapat meningkatkan taraf metabolisme 30-80% akibat
perangsangan langsung zat-zat ini pada katabolisme hidrat arang dan lemak. Tiroksin mempengaruhi oksidasi
seluler pada hipotiroid basal metabolisme rate (bmr) 25-40% lebih kecil dari normal, sedangkan pada hipotiroid
40-60% diatas normal.
Dari uraian diatas terlihat bahwa suhu tubuh merupakan pencerminan panas tubuh yang merupakan
keseimbangan antara pembentukan panas dengan pengeluaran panas.
Pengaturan Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang
berada dibawah otak. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas. Hipothalamus posterior
berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas.
Manusia dapat merasakan berbagai gradasi dingin dan panas, progresif dari sejuk ke dingin sampai
membekukan dan proresif panas dari hangat ke panas sampai panas membakar. Tingkatan suhu dibedakan tiga
jenis organ akhir yaitu reseptor dingin, reseptor hangat dan dua subtipe reseptor nyeri (reseptor nyeri dingin dan
reseptor nyeri panas).
Reseptor dingin dan panas terletak tepat dibawah kulit pada titik yang terpisah. Masing-masing mempunyai
diameter stimulasi sekitar 1 mm. Pada bagian terbesar tubuh, jumlah reseptor hangat tiga kali dari jumlah
reseptor dingin.
Thermostat hipotalamus memiliki semacam titik control yang disesuakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
1. Termoresptor perifer: terletak didalam kulit, berfungsi mendeteksi informasi tersibut ke hipotalamus.
2. Termoresptor sentrla: terletak diantara hipotalamus anterior, mendula spinalis, organ
Berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh, khususnya organ bagian dalam, terhadap
perubahan suhu lingkungan dilakukan penggolngan poikilotermik (suhu tubuh sama dengan suhu
lingkungan) dan homoitermik.

Polikilotermik. Pada golongan polikilotermik (antara lain binatang anfibi), suhu tubuh sangat dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Dengan demikian kisaran (range) suhu normal pada golongan ini sangat besar bergantung
pada suhu lingkungannya.
Homoiotermik. Pada golongan homoiotermik (termasuk manusia), suhu tubuhnya hanya sedikit dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Meskipun demikian dalam kisaran yang sangat terbatas, suhu normal golongan ini dapat
pula dipengaruhi suhu lingkungan.
Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang dipilih:
1. Suhu ketiak: pengukuran suhu ketiak dilakukan dengan cara meletakkan termometer diketiak selama minimal
5 menit, dengan lengan atas yang didekatkan erat-erat kebadan, jangan lupa ketiak harus dikeringkan terlebih
dahulu. Suhu ketiak biasanya 0,2-0,4 Celcius lebih rendah dari suhu mulut dan 0,5-1 Celcius dibawah suhu
rektum.
2. Suhu mulut: pengukuran suhu mulut dilakukan dengan cara meletakkan termometer di bawah lidah dengan
mulut tertutup (untuk menghindari makanan, minuman, ataupun hal lain yang mudah mempengaruhi suhu
mulut, sehingga dapat mengganggu hasil pengukuran suhu tubuh). Suhu mulut biasanya 0,3-0,5 Celcius
dibawah suhu rektum.
3. Suhu rektum: pengukuran suhu rektum dilakukan dengan cara memasukkan termometer sedalam 5-6cm
sehingga yang diukur benar-benar suhu didalam rektum. Sebenarnya suhu rektum lebih dapat dipercaya
sebagai ukuran suhu dibandingkan suhu ketiak dan suhu mulut. Namun, suhu rektum jarang dilakukan karena
dianggap kurang etis.

Pembentukan dan Pengeluaran Panas


Pembentukan panas
Pembentukan panas dalam tubuh sangat bergantung pada taraf metabolisme yang ditentukan oleh kegiatan
proses kimia yang berlangsung dalam jaringan. Oleh sebab itu, pembentukan panas sering dinyatakan sebagai
pengendalian suhu tubuh secara kimia.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan panas adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Jumlah makanan yang dimakan memnuhi syarat.


Bahan makanan yang banyak mengandung kalori
Tonus otot
Kontraksi otot. Kontraksi yang banyak dapat membentuk panas.
Taraf metabolism yang memnuhi syaraf
7

Pengeluaran Panas
Pengeluaran panas (heat loss) sebenarnya kurang tepat. Biasanya suhu lingkungan lebih rendah dari suhu
tubuh manusia. Dengan demikian, panas tubuh akan keluar atau pindah dari tubuh ke benda lain (padat, cair,
maupun gas) yang terdapat di sekitar tubuh. Pada keadaan tertentu tidak jarang suhu lingkungan lebih tinggi
dari suhu tubuh. Dalam hal ini justru tubuh mendapat panas dari lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut di atas masalah pengeluaran panas dimaksudkan untuk kedua peristiwa di atas
bergantung pada hal-hal berikut :
1. Luas permukaan tubuh.
2. Beda suhu tubuh dengan suhu lingkungan.
3. Kelembaban udara.
Pengeluaran panas dari tubuh ke lingkungannya atau sebaliknya berlangsung melalui proses fisika. Oleh
sebab itu, pengeluaran panas sering dinyatakan sebagai pengendalian suhu tubuh secara fisika.
Pengeluaran panas berlangsung melalui proses berikut ini.
1. Konduksi: perpindahan panas dari satu molekul ke molekul lain dalam bentuk padat, cair, atau gas.
Bergantung kepada kemampuan perambatan panas yang ditentukan oleh besarnya panas jenis benda
tersebut. Benda yang berbeda sifat konduktur, tetapai suhunya sama akan tersebar berbeda suhu bila
disentuhkan ke kulit. Logam merupakan konduktor yang cukup baik, sedangkan udara merupakan
konduktur yang buruk.
2. Konveksi: perpindahan panas melalui benda cair atau gas yang mengalir. Makin cepat aliran makin besar
proses konveksi. Besar pengeluaran panas melalui proses konveksi sama halnya dengan proses konduksi,
bergantung kepada luas permukaan dan beda suhu tubuh dengan lingkungannya
3. Radiasi: perpindahan panas melalui gelombang electromagnet (kecepatan cahaya 3000 km/jam).
Gelombang tersebut akan berubah menjadi panas apabila menyentuh permukaan suatu benda.
4. Evaporasi: panas yang hilang melalui penguapan yang biasanya melalui proses penguapan keringat.
Evaporasi 1 liter keringat menyebabkan keluarnya panas sebesar 580 kalori. Di samping penguapan
keringat, dalam proses evaporasi ini juga terdapat pengeluaran panas melalui insensible (kehilangan)
perspiration (keringat). Faktor yang paling penting dalam penentuan besar proses evaporasi ialah
kelembapan udara.

Cara Mempertahankan Suhu Tubuh


Panas dihasilkan oleh aktivitas metabolik dalam otot tulang dan hati. Glikogen diubah menjadi glukosa yang

dapat dioksidasikan untuk mempertahankan produksi panas yang normal. Oleh karena itu, diperlukan jumlah
bahan bakaryang tepat. Panas berlebihan biasanya disebabkan oleh kombinasi suhu luar, kegiatan fisik, dan
keringat. Kehilangan panas disebabkan oleh aktivitas kulit. Alasan yang paling utama adalah penguapan air dari
paru-paru organ ekskresi.
Pelepasan panas dirangsang oleh vesodilatasi (pelebaran pembuluh darah) pada kulit akibat pengeluaran
keringat. Suhu turun terjadi karena vesokonstriksi yang berlangsung lama. Hal ini disebabkan oleh suhu yang
dingin atau kelaparan sehingga tubuh menggigil dan gemetar dalam usaha menghangatkan badan.
Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas tubuh. Pembentukan
panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70 kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik
sampai 20%. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah 5 kalinya.
Pembentukan panas adalah produk utama metabolisme.
Pengendalian Suhu Tubuh Oleh Saraf
Perangsangan daerah preoptik hipotalamus anterior oleh rangsangan panas akan menyebabkan peningkatan
pengeluaran panas dan penurunan pembentukan panas. Dengan kata lain, daerah preoptik tersebut dapat
mengatur keseimbangan antara pengeluaran dan pembentukan panas sebagai upaya untuk mempertahankan suhu
tubuh tetap konstan.
Pada keadaan tertentu misalnya demam, thermostat akan diubah ke nilai yang tinggi misalnya 39C. suhu
tubuh yang tadinya normal akan menyesuaikan dengan keadaan baru ini. Dengan demikian, tubuh berusaha agar
suhu sesuai dengan nilai thermostat. Dalam hal ini akan terjadi vasokontraksi pembuluh darah kulit (penurunan
pengeluaran panas), sekresi epinefrin meningkat, dan menggigil karena terjadi peningkatan pembentukan panas
yang disebut fase rasa dingin (stage of chill) pada keadaan demam.
Apabila suhu tubuh telah sama dengan nilai yang ditentukan oleh termostat, maka baik pembentukan panas
maupun pengeluaran panas akan meningkat. Bila karena suatu hal, tiba-tiba termostat turun kembali ke suhu
normal, maka suhu tubuh juga diturunkan ke nilai yang sama. Dalam hal ini akan terjadi vasodilatasi dan banyak
mengeluarkan keringat.
C. Diagnostik dan Terapi Panas Pada Tubuh Manusia

Dengan menganalisa sebaran nilai temperatur pada tubuh manusia maka dapat dilihat apakah di dalam tubuh
ditemukan gejala penyakit atau tidak. Tubuh yang berpenyakit umumnya disebabkan oleh adanya gangguan
terhadap mekanisme metabolisme sel. Bila metabolisme sel terganggu maka temperaturnya umumnya
meningkat.
Contoh: infeksi pada bagian kulit muka atau jerawat, atau adanya tumor. Tubuh secara otomatis akan
menaikkan temperatur di sekitar itu. Warna kemerah-merahan akan cenderung terjadi di daerah itu dan
temperatur di sana relatif lebih tinggi dari temperatur lingkungannya.
Distribusi peredaran darah juga dapat diamati dari hasil pengukuran temperatur pada setiap titik pada
permukaan tubuh karena panas di dalam tubuh didistribusi oleh aliran darah. Metode deteksi dengan
menggunakan distribusi panas tubuh ini disebut thermography. Gambar yang dihasilkan dari deteksi
thermograpy disebut thermograph.
Telah di ketahui bahwa setiap benda akan memancarkan radiasi. Besar kecilnya radiasi tergantung perbedaan
temperatur yang ada. Apabila temperatur suatu benda sangat tinggi akan tampak hot red, pancaran radiasi akan
tampak
Penggunaan termografi pada bidang kedokteran mendeteksi:

Kanker payudara

Vascular disease (penyakit pemb. drh)

Follow up penderita post operatif karena penyakit diabetes

Penyakit cerebrovascular

Arthritis acute

Penyakit di sendi lutut (patella)

Primary erythemalgia

Syarat melakukan termografi :


1. Pakaian penderita harus dilepaskan sebelum melakukan termografi

10

2. Penderita sebelumnya harus ditempatkan dalam ruangan yang suhunya 21C selama 20 menit, dgn tujuan
agar penderita adaptasi dahulu sehingga pada waktu melakukan termografi akan tampak kontras yang
jelas.
Terapi Panas
Terapi panas secara lokal atau keseluruhan terhadap tubuh manusia telah dikenal dalam dunia
kesehatan.Untuk mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit biasanya diberikan terapi panas dengan mengalirkan
energi panas pada daerah otot tersebut. Terapi panas ini akan membuat otot terelaksasi (kendur) dan akan
meningkatkan sirkulasi darah di daerah itu. Ketika terapi panas diberikan pada otot, tubuh akan meresponnya
dengan meningkatkan sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang meninggi ini akan mengurangi rasa nyeri.
Penggunaan energi panas dalam pengobatan
1. Metode konduksi
Beberapa metode terapi yang menggunakan cara konduksi antara lain :

Kantong air panas (botol berisi air panas) ; utk terapi penderita nyeri mis: nyeri daerah abdomen
Handuk panas : utk terapi pada spasme otot, fase akut poliomyelitis
Turkish bath (mandi uap) : efek relaksasi otot
Mud packs (lumpur panas) : mengkonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah kehilangan panas

tubuh (heat loss)


Wax bath (parafin bath) : transfer panas pada tungkai bawah, lengan, siku terutama orang tua. Caranya
wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai suhu 115-120F, lama rendam kaki berkisar 30

menit sampai 1 jam


Electric pads : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastik. Output berkisar 8
10 watt/foot

Dengan metode konduksi, dapat dilakukan pengobatan terhadap penyakit :

Neuritis (radang saraf)

Sprains (keseleo)

Strain (ketegangan otot)

Contusio (luka memar)

Low back pain ( sakit pinggang)


11

2. Metode radiasi
Digunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau nyala
api. Sumber radiasi berasal dari :

Electric fire :

a. Old type fire : range radiasi antara merah dan mendekati infra red dan panjang gelombang < 15.000
A. Sering digunakan untuk home treatment.
b. Pensil bar type

a.
b.
c.
d.

Infra merah
Dipakai lampu pijar berkisar 250 1000 W serta di beri filter merah
Gelombang infra merah yang digunakan berkisar 800 40.000 nm
Penetrasi di kulit 3 mm.
Metode ini lebih efektif dibanding konduksi panas oleh karena penetrasi energi panas ke
jaringan lebih dalam.
3. Metode elektromagnetis :
Short wave diathermy : energi panas ditransfer ke dalam tubuh dengan 2 cara :

Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diiletakkan 2 metal plate like electrode. Pada
permukaan electrode diberikan larutan elektrolit. Dengan adanya aliran listrik AC, molekul tubuh

menjadi agitasi dgn akibat kenaikan temperatur.


Tehnik inductothermy (diatermi metode induksi)
Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan kabel kemudian di aliri listrik, dengan cara ini jaringan

tubuh terletak dalam medan magnet dari suatu koil. Aliran AC dlm koil akan menimbulkan medan magnet
12

yang bolak balik di dlm jaringan. Sebagai konsekuensinya, timbul arus yang memproduksi panas di daerah
bersangkutan. Frekuensi yang digunakan : 1 MHz. digunakan utk : kram otot, nyeri intravertebraldisk,
penyakit degeneratif persendian dan bursitis (radang bursa sendi)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi
dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Sedangkan, Kalor adalah energi yang berpindah akibat
perbedaan suhu. Jadi ketika kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah,
sebenarnya energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Pengeluaran
panas dalam tubuh ada empat cara yaitu konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi. Dari perpindahan kalor tersebut
dapat dijadikan terapi untuk kesehatan bagi tubuh manusia.

13

DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2011. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika.
Imantoro. 2007. Seputar Alat Kesehatan. Jakarta: CV. Sinar Cemerlang Abadi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://dwicitranurhariyanti.wordpress.com/about-fisika/kalor-dan-perpindahannya/
http://modulfisika.blogspot.com/2010/02/kelas-vii-kalor.html
http://dianhusadawiya.blogspot.com/p/halaman-3.html

14

Anda mungkin juga menyukai