Anda di halaman 1dari 7

Setetes air di kemarau panjang

Karya: I Wahyudi
Bagaikan harimau-harimau kecil dalam jeruji gelap di malam hari
Hatiku terenyuh dan pilu Menyaksikan mereka masih terlelap
Terlelap dalam ilusi euforia budaya yang kolot
Menutup diri dari kemajuan
Berdiam diri dalam sakit kronis yang terus menggerogoti nuraninya
Mereka masih saja terlelap saat mentari telah bersinar terang
Masih saja terlelap saat saudaranya sudah sampai di bulan, menghitung
bintang, mengukur dalamnya samudra bahkan menjelajahi jagad raya
Tapi ku tahu mereka tidak bersalah
Mereka hanyalah korban kebiadabanmu wahai nafsu angkara murka
Teganya kau melihat mereka sengsara
Kau bagai kehausan di kemarau panjang yang melanda lorong-lorong
kehidupan
Terus membuat mereka berjalan tersiksa
Terus membuat mereka hidup tanpa asa
Terlena dan tak berdaya
Kau
Enyahlah sejauh kau bisa
Karna kami telah datang untuk mereka
Kami telah datang membawa setetes air pengobat dahaga
Kami telah siap membuat perhitungan denganmu, menghukum-mu,
merobekmu dan menghancurkanmu berkeping-keping tanpa sisa
Kami datang dari berbagai penjuru untuk bahu-membahu membangun
peradaban baru

Kau
Menyingkirlah sejauh pandang mata
Karna tekad kami terlalu bulat untuk kau lawan
Semangat juang ini terlalu membara untuk kau padam
Mimpi ini terlalu tinggi untuk kau hadang
Gelora jiwa ini terus berapi-api, untuk membangunkan harimauharimau kecil dalam jeruji gelap yang hapir mati
Sampai titik darah penghabisan kami pertaruhkan
Demi menuai mimpi alam semesta, tersenyum damai, bersama ufuk di
sore hari.

Bagaikan harimau-harimau kecil dalam jeruji gelap dimalam hari


Hatiku terenyuh dan pilu menyaksikan mereka masih terlelap
Terlelap dalam ilusi euforia budaya yang kolot
Menutup diri dari kemajuan
Berdiam diri dalam sakit kronis yang terus menggerogoti nuraninya
Masih saja terlelap saat mentari telah bersinar terang
Masih saja terlelap ketika saudaranya telah sampai dibulan,
menghitung bintang, mengukur dalamnya lautan dan bahkan menjelajari
jagad raya
Tapi kutahu mereka tidak bersalah

Mereka hanyalah korban kebiadabanmu wahai nafsu angkara murka


Teganya kau melihat mereka sengsara
Kau bagaikan dahaga di kemarau panjang yang melanda rongga-rongga
kehidupan
Terus membuat mereka berjalan dengan penuh derita
Terus membuat mereka hidup tanpa asa
Terlena dan tak berdaya
Kau
Enyahlah sejauh kau bisa
Karna kami telah datang untuk mereka
Kami datang membawa setetes air pengobat dahaga
Kami datang untuk membuat perhitungan denganmu, menghukummu,
merobekmu dan menghancurkanmu berkeping-keping tanpa sisa
Kami datang dari berbagai penjuru untuk tujuan yang satu,
membangun peradapan baru
Wahai kau
Menyingkirlah sejauh pandang mata
Karna tekad kami terlalu bulat untuk kau lawan
Semangat juang ini terlalu membara untuk kau padamkan
Mimpi kami terlalu tinggi untuk kau hadang
Gelora muda ini terus berapi-api, untuk membangunkan harimau-harimau
kecil dalam jeruji gelap yang hampir mati
Sampai titik darah penghabisan kami pertaruhkan
Demi menuai mimpi alam semesta, tersenyum damai, bersama ufuk disore
hari

Bagaikan harimau-harimau kecil dalam jeruji gelap dimalam hari


Hatiku terenyuh dan pilu menyaksikan mereka masih terlelap
Terlelap dalam ilusi euforia budaya yang kolot
Menutup diri dari kemajuan
Berdiam diri dalam penyakit kronis yang terus menggerogoti nuraninya
Mereka masih saja terlelap ketika mentari telah bersinar terang
Masih saja terlelap ketika saudaranya telah sampai dibulan,
menghitung bintang, mengukur dalamnya samudra bahkan menjelajahi
jagad raya
Tapi kutahu mereka tak bersalah
Mereka hanyalah korbanmu wahai nafsu angkara murka
Teganya kau membuat mereka terus tersiksa
Kau bagaikan dahaga di kemarau panjang
Terus membuat mereka berjalan tersiksa
Terus membuat mereka hidup tanpa asa
Terlena dan tak berdaya
Kau
Enyahlah sejauh kau bisa
Kami telah datang untuk mereka
Kami datang membawa setetes air pengobat dahaga

Kami telah datang untuk membuat perhitungan dengamu,


menghukummu, merobekmu dan menghancurkanmu berkeping-keping
tanpa sisa
Kami telah menyingsingkan lengan baju tidak untuk meratap dan
termangu
Kami datang dari bergai penjuru untuk membangun peradapan baru

Wahai kau
Pergilah sejauh pandang mata
Karna tekad ini terlalu bulat untuk kau lawan
Karna semangat juang ini terlalu membara untuk kau padam
Karna cita-cita ini terlalu tinggi untuk kau hadang
Gelora muda kami terus berapi-api,
Kami akan terus memeras keringat untuk membangunkan jiwa harimauharimau kecil didalam jeruji gelap yang hampir mati
Sampai titik darah penghabisan kami pertaruhkan
Demi menuai mimpi alam semesta, tersenyum damai, bersama ufuk disore
hari.

Bagaikan harimau-harimau kecil dalam geruji gelap dimalam hari


Hatiku terenyuh dan pilu menyaksikan mereka masih terlelap
Terlelap dalam ilusi euforia budaya yang kolot
Menutup diri dari kemajuan
Berdiam diri dalam sakit kronis yang menjangkiti nuraninya
Masih saja terlelap saat mentari telah bersinar terang
Masih saja terlelap ketika saudaranya sudah sampai dibulan,
menghitung bintang, mengukur dalamnya samudra bahkan menjelajahi
jagad raya
Tapi kutahu mereka tidak bersalah
Mereka hanyalah korban kebiadabanmu wahai nafsu angkara murka
Teganya kau membuat mereka sengsara
Kau bagaikan dahaga di kemarau panjang yang melanda lorong-lorong
kehidupan
Terus membuat mereka berjalan tersiksa
Terus membuat mereka hidup tanpa asa
Merana dan terlena
Kau
Enyahlah sejauh kau bisa
Karna kami telah datang untuk mereka
Kami datang untuk membuat perhitungan denganmu, menghukummu,
merobekmu dan menghancurkanmu berkeping-keping tanpa sisa
Kami telah menyingsingkan lengan baju dan tidak untuk meratap dan
termangu

Kami datang dari berbagai penjuru untuk bahu-membahu membangun


peradapan baru
Wahai kau
Menyingkirlah sejauh pandang mata
Karna tekad ini terlalu bulat untuk kau lawan
Karna semangat juang ini terlalu membara untuk kau padam
Mimpi kami terlalu tinggi untuk kau hadang
Gelora muda ini terus berapi-api, membangunkan harimau-harimau kecil
dalam jeruji gelap yang hampir mati
Sampai titik darah penghabisan kami korbankan
Demi menuai mimpi alam semesta, tersenyum damai, bersama ufuk di sore
hari.

Anda mungkin juga menyukai