Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM PANEL DEMAM

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Besarnya angka kejadian Demam Berdarah Dengue di kabupaten Sumedang cukup
mengkhawatirkan. Tercatat selama bulan Januari 2015 lalu, ada 151 orang warga Sumedang
yang menjadi suspek penyakit DBD. Dari 151 orang yang terserang DBD tersebut, tercatat 2
orang nyawanya tidak bisa diselamatkan di RSU Sumedang dan di RS Pakuwon.
Menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, serangan DBD yang mengganas
tahun ini memang merupakan siklus 5 tahunan. Pada tahun 2014, serangan DBD menimpa
543 orang dan 7 orang meninggal dunia. Sekarang pada tahun 2015, baru bulan pertama saja
atau di bulan Januari, sudah 151 orang dan 2 orang meninggal dunia. Prosentase dari 100.000
jumlah penduduk, kini yang terserang penyakit demam berdarah tersebut mencapai 12,73
persen, sementara tahun lalu hanya 7,19 persen. Namun untuk membuktikan penderita itu
terkena penyakit demam berdarah harus dibuktikan dengan pemeriksaan darah di
laboratorium.
Diagnosis Demam Berdarah Dengue menurut kriteria WHO 1999 secara Klinis yaitu :
1. demam tinggi mendadak selama 2 7 hari
2. manifestasi perdarahan minimal tes torniquet + (petekia, epistaksi, hematemesis dll)
3. hepatomegali
4. tanda-tanda syok : nadi kecil & cepat, hipotensi, gelisah, akral dingin, sianosis sekitar
mulut.
Sedangkan hasil pemeriksaan Laboratorium penderita DBD biasanya didapatkan hasil :
1. Hemokonsentrasi (Ht fase akut meningkat >20%fase konvalesen)
2. Trombositopenia (< 100.000/uL)
Diagnosis DBD/SSD ditegakkan bila ditemukan minimal 2 gejala klinik + 2 kelainan lab.
Menurut WHO beratnya DBD dikelompokkan :
-

Derajat (grade) I : demam tanpa gejala khas + tes tourniquet (+)


Derajat (grade) II : derajat I + manifestasi perdarahan spontan
Derajat (grade) III : derajat II + hipotensi (SSD)

Derajat (grade) IV : derajat III + syok (SSD)

Inilah yang biasanya disertakan dalam gejala klinis atau diagnosis sementara di blanko
laboratorium oleh diagnosis dokter yang merawat pasien. Kata yang muncul : suspek DBD,
DBD grade II, atau DSS (dengue shock syndrome).
Pada awal perjalanan penyakit, DBD dapat menyerupai kasus DD dengan kecenderungan
perdarahan yang berupa satu atau lebih manifestasi di bawah ini, yaitu :
1. Uji bendungan (Tourniquet) positif

2.
3.
4.
5.
6.

Perdarahan kulit (Petekie, ekimosis atau purpura)


Perdarahan mukosa (perdarahan hidung (epistaksis), perdarahan gusi)
Muntah darah (hematemesis) atau buang air besar darah (melena).
Hitung trombosit rendah (trombositopenia = hitung trombosit < 100.000/mm3)
Pemekatan darah (hemokonsentrasi) sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas
kapiler dengan manifestasi satu atau lebih yaitu:
- Peningkatan hematokrit (Ht) sesuai umur dan jenis kelamin > 20% dibandingkan
-

rujukan atau lebih baik lagi data awal pasien.


Penurunan hematokrit 20 % setelah medapat pengobatan cairan.
Tanda perembesan plasma, yaitu efusi pleura, asites atau proteinuria.

Sindrom Syok Dengue


Terdapat kriteria DBD seperti diatas, ditambah dengan manifestasi kegagalan sirkulasi yaitu
nadi lemah dan cepat, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg ), hipotensi (serta sesuai umur),
kulit dingin dan lembab serta pasien tampak gelisah.
Diagnosis Laboratorium yang dapat dilakukan di Puskesmas adalah Pemeriksaan Hematologi
Rutin yaitu :
1) Hemoglobin
Terjadi peningkatan 20% dari normal sesuai umur dan jenis kelamin yang sebanding
dengan kenaikan nilai hematokrit. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk puskesmas yang
tidak memiliki alat untuk memeriksa hematokrit. Hasil ini berkorelasi dengan hematokrit,
dengan asumsi bahwa Hb x 3 = hematokrit.
2) Hitung Leukosit
Jumlah leukosit penderita bervariasi dari 2.200-18.400 sel/mm3 darah. Leukopenia
ditemukan pada sebagian besar penderita DBD pada hari ketiga demam dan mencapai
nilai terendah pada hari keempat. Lalu meningkat lagi beberapa hari kemudian. Pada
konvalesen bahkan tidak jarang ditemukan leukositosis.
3) Hematokrit
Pada penderita terjadi peningkatan 20% dari nilai normal pada masa akut. Biasanya saat
pengambilan darah penderita saat demam onset sakit, maka akan didapatkan kenaikan
20%, tanpa mendapatkan terapi cairan infus. Rentang nilai hematokrit yang umumnya
didapatkan 42-47% pada anak, sedang pada dewasa 45-51%. Hal ini dapat bervariasi
karena lamanya terkena infeksi DBD saat dihitung mulai demam pertama.
4) Trombosit
Terjadi penurunan hitung trombosit dari nilai normal. Umumnya pada masa akut jumlah
trombosit 100.000 /mm3 darah untuk patokan rawat inap dan rawat jalan 150.000 /mm3.
Padaa saat awal infeksi, trombosit dlm jumlah normal, kemudian menurun drastis, hingga
saat fase demam, fase syok mencapai puncak terendah (bisa mencapai 20.000), setelah itu

perlahan naik kembali pada fase konvalescen, setelah itu 7-10 setelah onset sakit maka
akan kembali normal.
1.2 Dasar hukum
-

UU no.4/1984 tentang wabah penyakit menular.


Permenkes no.560/1989, tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah

berikut tatacara penyampaian laporannya & tatacara penanggulangannya.


Kepmenkes no.4/2003 tentang kebijakan & strategi desentralisasi bidang kesehatan
Kepmenkes no.581/1992 tentang pemberantasan penyakit DBD
Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 tentang petunjuk teknis
pemberantasan DBD.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendukung terlaksananya program pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue
dilingkungan Kabupaten Sumedang
2. Tujuan Khusus
a. Membantu menegakkan diagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah
Puskesmas DTP Sukamantri
b. Terdeteksinya penyakit Demam Berdarah Dengue di wilayah Puskesmas DTP
Sukamantri agar dapat segera dilaksanakan penanganan medis selanjutnya
1.4 Lingkup Kegiatan
1. pengambilan sample
2. penilaian kualitas sample
3. pemeriksaan Hemoglobin darah
4. pemeriksaan hitung jumlah Lekosit
5. pemeriksaan hitung jumlah Trombosit
6. pemeriksaan Rumple Leed
7. pencatatan hasil
8. pelaporan
1.5 Keluaran
1. Terlaksananya pemeriksaan laboratorium Hematologi Rutin yang cepat tepat dan
berkualitas di lingkungan wilayah Puskesmas DTP Sukamantri
2. Tertanganinya semua kasus Demam Berdarah Dengue di lingkungan wilayah Puskesmas
1.6 Metode Pelaksanaan
1. Edukasi
2. Prosedur Pemeriksaan
1.7 Pelaksanaan

Bulan Januari sampai dengan bulan Desember


1.8 Sumber Pendanaan
1. BPJS
2. Bebas biaya
3. Jamkesda

Anda mungkin juga menyukai