IKAN
Pelaksanaan
Dosen
Kelompok: 10
Wahyu Utami
(14030204077)
(14030204086)
Miftahul Ilmiyah
(14030204092)
Desy Muwaffaqoh
(14030204094)
proses
menelan
makanan
(Poedjiadi,
2006).
Liur
dapat
juga
mengandung enzim amilase dan lipase. Amilase akan memecah pati dan glikogen
menjadi maltosa dan oligosakarida, sedangkan enzim lipase liur pada manusia
kurang mempunyai peran pada proses pencernaan. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer)
yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan
dapat berjalan normal. Setelah melalui mulut makanan menuju ke esophagus
(Zona Progresif) melalui faring. Dalam ikan,rongga mulut meneruskan diri
menjadi faring dengan beberapa pasang insang sebagai jalan masuk makanan dan
air. kemudian makanan menuju lambung (ventriculus) (Duke, 1995 dalam
Wulandari, 2014).
Didalam lambung ini akan terjadi proses pencernaan protein, lemak, dan
karbohidrat. Pencernaan protein di lambung akan mengalami denaturasi oleh kerja
HCl dan dihidrolisis oleh enzim pepsin, sehingga protein menjadi peptid.
Pencernaan protein, lemak dan karbohidrat di lambung merupakan tahap awal,
tetapi secara intensif dilakukan di usus. Sedangkan pada ikan yang tidak
mempunyai lambung, pencernaan protein dilakukan pada usus depan oleh enzim
protease akan memecah protein menjadi asam amino (Gordon, 1979 dalam
Wulandari, 2014).
Dari lambung (Zona Progresif), makanan masuk ke usus (Zona Degresif)
yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada
anus (Zona Egresif). Di dalam usus, makanan akan merangsang keluarnya hormon
kolsistokinin. Hormon ini yang memacu keluarnya getah empedu dari hati.Getah
empedu terbuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam
hati.Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang
kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu untuk
memperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam
air dan diserap oleh usus, dan saluran untuk ekskresi pigmen dan substansi toksik
dari aliran darah, seperti alkohol dan bahan kimia lainnya (Lambs, 1985 dalam
Wulandari, 2014).
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati
merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di
bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi
atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung.
Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk
membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna
kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung.
Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga
ditetesi larutan NaOH, kemudian larutan tembaga(II) sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu, berarti zat itu mengandung protein. Warna violet akan
terbentuk pada larutan CuSO4 alkalis (reagen biuret) dengan 2 atau lebih ikatan
peptide ( CO-NH) yang saling berikat, atau pada atom N yang sama, atau atom C
yang sama. Disamping itu, terdapat 2 atau lebih gugusan karbomil (CONH2), C5NH2, CNH NH2, CR NH2. Dipeptida dan asam amino (kecuali histidin, serin
dan treonin) tidak memberi reaksi positif (Almatsier, 2003).
4. Bahan dan Alat :
4.1.
Bahan
-
Ikan Mujair
Ikan lele
Ikan tombro
Aquades
Gliserin 50%
Toluene
Larutan Amilum 2%
Larutan Maltosa 2%
Putih telur
Reagent Benedict
Reagent Biuret
Minyak goreng
Alat
Tabung reaksi
Botol berwarna gelap dan tutup
Mortar dan alu
Gelas beaker ukuran 500 ml
Pembakar spirtus
Penjepit kayu
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Gelas ukur 10 ml
Papan bedah
Perlengkapan bedah
Corong kaca
4.2.
15 Tabung
24 botol
1 set
1 gelas
A set
1 penjepit
5 pipet
1 rak
1 gelas
1 papan
1 set
1 buah
5. Langkah Kerja :
5.1.
Uji fungsi empedu terhadap lemak
a. Memberikan label tabung reaksi dengan K sebagai control, EM
sebagai contoh uji empedu ikan mujair, EL sebagai contoh uji
empedu ikan lele dan ET sebagai contoh uji ikan tombro.
Fungsi
Kontrol
Mujair
Lele
Tombro
+++
+
++
+
Keterangan :
+++
++
Tabel 2. Data uji aktivitas enzim amilase, maltase, dan tripsin pada kontrol
Jenis enzim
Kontrol
II
-
Amilase
I
-
Maltase
++++
++++
Tripsin
Keterangan :
-
= ungu
III
-
b. Pembahasan
Pembahasan Fungsi Empedu terhadap Lemak
Berdasarkan analisis di atas maka dapat diketahui bahwa sebagai
kontrol, tabung K sebelum dan sesudah dikocok tidak akan menunjukkan
perubahan yang berarti karena minyak tidak dapat bercampur dengan air.
Berbeda dengan yang terjadi pada tabung EL, ET dan EM dimana terjadi
perubahan yang nampak jelas dimana selain warna, juga bertambahnya
droplet.
Minyak goreng termasuk dalam lemak netral. Lemak netral adalah
persenyawaan asam lemak dengan gliserol. Tiga molekul asam lemak
(rantai panjang atom karbon dan hidrogen dengan satu gugugs karboksil di
salah satu ujungnya) berikatan kovalen dengan satu molekul gliserol (satu
molekul terdiri dari tiga karbon dengan tiga sisi gugus hidroksil) melalui
proses sintesis dehidrasi. Minyak cenderung cair pada suhu kamar (Etjhel
Sloane, 2004 dalam Sihombing, dkk, 2014).
Fungsi getah empedu untuk
menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus
(Lambs, 1985 dalam Sihombing, dkk, 2014). Menurut Fujaya (2004) ada
dua proses penting dalam pencernaan lemak yaitu emulsifikasi oleh garam
empedu dan pencernaan oleh lipase. Garam-garam empedu yang berasal
dari kantung empedu, lemak dapat dihidrolisis oleh lipase dengan segera
sehingga dapat diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. Proses
emulsifikasi ini merupakan proses pelapisan lemak untuk memperkecil
ukuran lemak sehingga memiliki luas permukaan yang lebih besar. Dengan
luas permukaan yang besar ini enzim lipase akan lebih mudah
menghidrolisis lemak dan lemak dapat dengan mudah diedarkan keseluruh
tubuh. Dalam percobaan ini didapatkan hasil tabung EL, ET dan EM yang
berisi cairan empedu ditambah dengan minyak goreng yang menghasilkan
warna hijau, sedangkan tabung K berwarna jernih (sebagai kontrol). Hal
ini menunjukkan bahwa butiran lemak lebih banyak di kontrol karena
akuades tidak memiliki enzim pemecah lemak, sedangkan pada empedu
terdapat enzim pemecah lemak sehingga butiran lemak lebih sedikit dan
Bakteri. Setiap sel jaringan tubuh ikan mengandung enzim yang bertindak
sebagi katalisator dalam pembangunan dan penguraian kembali setiap
senyawa dan zat yang merupakan komponen kimia ikan. Pada ikan yang
masih hidup, kerja enzim selalu terkontrol sehingga aktivitasnya
menguntungkan bagi kehidupan ikan itu sendiri. Setelah ikan mati, enzim
masih mempunyai kemampuan untuk bekerja secara aktif. Namun sistem
kerja enzim menjadi tidak terkontrol karena organ pengontrol tidak
berfungsi lagi. Akibatnya enzim dapat merusak organ tubuh ikan, sehingga
empedu ikut mengalami perubahan karena jaringannya telah rusak.
(Surilayani, 2014).
2. Bagian saluran pencernaan pada ikan mujaer, ikan lele, dan ikan tombro
yang menghasilkan enzim pencernaan adalah ventrikulusdan usus halus.
3. Semakin lama penyimpanan isolat enzim maka semakin baik kerja enzim
(jika disimpan pada kondisi yang sesuai).
4. Empedu memilki fungsi untuk membantu penyerapan lemak oleh usus
ditunjukkan dengan munculnya butiran-butiran/droplet lemak pada
larutan melalui proses yang dinamakan emulsifikasi.
5. Enzim pencernaan berfungsi sebagai pemecah makromolekul makanan
menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap tubuh.
Diskusi
1. Mengapa pada praktikum ini menggunakan organ pencernaan ikan yang
masih segar?
2. Ciri apa yang dapat anda kemukakan untuk memastikan adanya enzim
amilase, maltase dan trypsin?
3. Apakah fungsi larutan gliserin 50% dan toluene pada praktikum ini?
4. Mengapa organ pencernaan yang dipilih untuk isolasi enzim adalah
ventrikulusdan usus halus?
5. Apakah ada perbedaan aktivitas enzim amilase, maltase dan trypsinyang
ada pada ikan lele, mujaer dan tombro?
6. Bagaimana hasil pengamatan aktivitas enzim pencernaan terhadap lama
waktu simpan yang berbeda?
7. Apa pengaruh cairan empeduu terhadap minyak, mengapa proses ini
pentng dalam pencernaan lemak?
8. Jelaskan proses hidrolisis amilum dan protein
9. Jelaskan proses enzimatis pencernaan yang terjadi pada ventrikulusdan
usus halus!
Jawaban:
1. Agar enzim enzim yang ada dalam tubuh ikan tetap segar dalam hal ini
tetap tersedia seperti ketika ikan masih hidup sehingga memungkinkan
untuk enzim tersebut bekerja sesuai fungsi aslinya dengan berjlalannya
proses metabolisme yang masih aktif. Berdasarkan hal tersebut,
diharapkan hasil percobaan praktikum nanti dapat sesuai dengan harapan
dan berhasil.
2. Ciri bahwa dalam percobaan itu terdapat enzim amilse dan tripsin serta
zat maltosa dan glukosa yaitu dapat dilihat dari indikator warnanya yang
menandakan bahwa adanya reaksi yang terjadi .
Amylase : perubahan warna dari biru tua menjadi hijau bening setelah
ditetesi benedict kemudian dipanaskan.
Maltase : peubahan warna dari biru tua menjadi kuning-merah setelah
ditetesi benedict kemudian dipanaskan
Tripsin : perubahan warna dari ungu menjadi ungu pudar setelah ditetesi
larutan biuret
3. Fungsi laruta gliserin untuk meluruhkan enzim dari usus dan ventrikel.
Toluene berfungsi untuk pengawet dan menjaga struktur enzim.
4. Karena proses pencernaan enzimatis pada ikan terjadi di mulai pada
ventrikulusdan pencernaan yang melibatkan paling banyak enzim berada
pada usus halus.
5. Ada
6. Isolat enzim ventrikulusdan usus di simpan selama empat dan tujuh hari.
Penyimpanan isolat ini bertujuan untuk memberikan waktu optimum
gliserin untuk meluruhkan enzim-enzim pencernaan pada ventrikulusdan
usus. Sehingga, semakin lama isolat disimpan seharusnya kerja enzim
dapat lebih optimal. Tetapi pada hasil praktikum yang telah dilakukan,
sebagian besar aktivasi enzim menurun pada hari ke-7. Hal ini
disebabkan penyimpanan yang kurang baik. Enzim merupakan protein
yang mudah rusak apabila tidak disimpan pada keadaan yang sesuai.
Kerusakan struktur enzim selama penyimpanan menyebabkan aktivasi
enzim semakin menurun pada hari ke-7.
7. Pengaruh cairan empedu terhadap minyak yaitu adanya garam-garam
empedu yang berasal dari kantung empedu, dimana lemak dapat
dihidrolisis oleh lipase dengan segera sehingga dapat diserap dan
diedarkan ke seluruh tubuh. Proses ini penting dalam pencernaan lemak
karena hampir semua lemak dalam suatu makanan mencapai usus halus
dalam kondisi belum tercerna sepenuhnya. Hal ini merupakan masalah
bagi sistem pencernaan karena molekul lemak tidak larut dalam air.
Kenyataan tersebut merupakan bukti bahwa empedu memilki peranan
penting
pada
sistem
(Campbell, 2008).
pencernaan,
khususnya
pencernaan
lemak