BAB II
IDEOLOGI DAN TOKOH ALIRAN-ALIRAN ILMU
KALAM
Di Susun oleh :
Siwi Talinta
(07)
Nurina F.
(08)
Kelas XI IPA 4
Sekte Kaisaniyah
Yang mempercayai Muhammad bin Hanafiah sebagai pemimpin
setelah Husein bin Ali wafat. Nama Kaisaniyah diambil dari nama
seorang bekas budak Ali yang bernama Kaisan.
Sekte Zaidiyah
Mempercayai Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin sebagai
pemimpin setelah wafatnya Husein bin Ali. Dalam sekte ini
seseorang dapat diangkat sebagai imam apabila memenuhi 5 (lima)
kriteria : 1). Keturunan Fatimah binti Muhammad Saw. 2).
Berpengetahuan luas dalam agama. 3). Hidupnya hanya untuk
2. ALIRAN KHAWARIJ
Khawarij artinya orang-orang yang keluar dari kelompok Ali bin Abi Thalib.
Golongan ini menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar
rumah dan semata-mata untuk berjuang fi sabilillah. Alasan mendasar
mereka keluar dari kelompok Ali adalah tidak setuju dengan abritasi atau
tahkim yang di tempuh Ali bi Abi thalib dalam menyeleseikan masalah
dengan muawiyah. Meskipun munculnya dari pertikaian politik, namun
dalam perkembangannya golongan ini banyak membicarakan masalah
teologis.
Khawarij berpendapat bahwa penyelesaian masalah Ali dan Muawiyah
dengan sistem arbitrasi atau tahkim bertentangan dengan Surah alMaidah ayat 44 :
Artiny : Barang siapa tidak memutuskan (perkara) dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir.
Berdasarkan ayat ini Ali, Muawiyah dan orang-orang yang menyetujui
tahkim telah menjadi kafir, karena mereka tidak merujuk kepada al-Quran
dalam memutuskan perkara.
Golongan Khawarij ini juga terpecah kepada beberapa Sekte, yaitu :
- al-Muhakkimah
- al-Azariqah
- an-Najdat
- al-Ajaridah
- asy-Syufriyah
- al-Ibadiyah
3. ALIRAN MURJIAH
Kaum Moderat
tokoh-tokohnya adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib,
Abu Hanifah dan Abu Yusuf.
Kaum Ekstrim
terbagi pula kepada beberapa kelompok, di antaranya al-Jahamiyah,
as-Salihiyah, al-Yunusiyah, al-Ubaidiyah, al-Gailaniyah, asSaubariyah, al-Marisiyah dan al-Karamiyah.
4. ALIRAN JABARIYAH
Menurut bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti baik,
memperbaiki, meluruskan dan membelanya, serta menguasai dan
memaksa. Menurut istilah Jabariyah adalah suatu aliran atau paham yang
berpendapat bahwa manusia di dalam perbuatannya serba terpaksa
(majbur).
Dalam al-Mujam al-Wasith, Jabariyyah adalah mazhab yang berpendapat
bahwa segala yang terjadi pada manusia telah ditetapkan/ditakdirkan
sejak zaman azali, manusia hanya menjalankan dan tidak mempunyai hak
memilih. Dalam ungkapan lain, manusia tidak mempunyai kekuasaan dan
kemerdekaan dalam menentukan perbuatan dan kehendak sendiri. Istilah
Jabar dapat diartikan pula menolak adanya pebuatan manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada allah. Berdasarkan pengertian
ini, maka Jabariyah terdiri dari dua bentuk, Jabariyah murni dan Jabariyah
pertengahan yang moderat, yang mengakui adanya perbuatan dari
manusia.
Kaum Jabariyah diduga lebih dahulu muncul dibandingkan dengan kaum
Qadariyah, karena Jabariyah sudah dapat diketahui secara jelas ketika
Muawiyah Ibn Ali Sofyan (621 H) menulis surat kepada al Mughirah ibn
Syubah (salah seorang sahabat Nabi) tentang doa yang selalu dibaca
Nabi, lalu Syubah menjawab bahwa doa yang selalu dibaca setiap selesai
shalat adalah yang artinya sebagai berikut :
Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu baginya, Ya Allah tidak ada sesuatu
yang dapat menahan apa-apa yang Engkau telah berikan, tidak berguna
kesungguhan semuanya bersumber dariMu (H.R Bukahri)
Dilihat dari segi pendekatan kebahasaan, Jabariyah berarti keterpaksaan,
artinya suatu paham bahwa manusia tidak dapat berikhtiar. Paham
keterpaksaan melaksanakan sesuatu bagi manusia sangat dominan dalam
aliran ini, karena segala perbuatan manusia telah ditentukan semula oleh
Tuhan.
Ada dua tokoh di dalam paham Jabariyah sebagai pencetus dan penyebar
aliran ini, yaitu Jaad Ibn Dirham (wafat 124 H) di Zandaq, dikenal sebagai
pencetus paham Jabariyah. Selanjutnya paham ini disebarluaskan oleh
Jahm ibn Shafwan yang dalam perkembangannya paham Jabariyah
menjadi terkenal dengan nama Jahmiyah.
Jahm Ibn Shafwan pada mulanya dikenal sebagai seorang budak yang
telah di merdekakan dari Khurasan dan bermukim di Kufah (Iraq). Jahm
ibn Shafwan terkenal sebagai seorang yang pintar berbicara sehingga
pendapatnya mudah diterima oleh orang lain. Jahm ibn Shafwan juga
mempunyai hubungan kerja dengan al Harits ibn Suriah yakni sebagai
sekretaris yang menentang kepemimpinan Bani Umayyah di Khurasan.
Perlawanan al Harits dapat dipatahkan, sehingga ia sendiri dijatuhi
hukuman mati pada tahun 128 H/ 745 M. Sementara Jahm diperlakukan
sebagai tawanan yang pada akhirnya juga dibunuh. Pembunuhan pada
dirinya bukan karena motif mengembangkan paham Jabariyah, tetapi
karena keterikatannya dangan pemberontakan melawan pemerintahan
Bani Umayyah bersama dengan al Harits. Pembunuhan Jahm Ibn Shafwan
kurang lebih dua tahun setelah kematian al Harits yakni pada 747 M, yang
pada saat itu pemerintah Bani Umayyah dipimpin oleh Khalifah Marwan
bin Muhammad (744 750 M).
Sebagai aliran, paham Jabariyah bertolak belakang dangan paham
Qadariyah. Menurut Jabariyah, manusia tidak mempunyai kemampuan
Para penganut mazhab ini ada yang ekstrim, ada pula yang bersikap
moderat. Jahm bin Shafwan termasuk orang yang ekstrim, sedangkan
yang moderat antara lain adalah Husain bin Najjar, Dhirar bin Amru, dan
Hafaz al Fardi yang mengambil jalan tengah antara Jabariyah dan
Qadariyah. Menurut paham ini manusia tidak hanya bagaikan wayang
yang digerakkan oleh dalang, tapi manusia tidak mempunyai bagian sama
sekali dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Pandangan tersebut
didasarkan pada beberapa ayat dalam al Quran, seperti QS. Al Anfal yang
terjemahnya :
Tidak ada bencana yang menimpa bumi dan diri kamu, kecuali telah
ditentukan di dalam buku sebelum kamu wujud
Jika seseorang menganut paham ini, akan menjadikan ia pasrah, tidak ada
kreatifitas dan semangat untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan
masyarakat, sehingga tetap terbelakang.
5. ALIRAN QADARIYAH
secara etomologi Qadariyah , berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara yang
bemakna KEMAMPUAN dan KEKUATAN. secara termenologi adalah suatu
aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi
oleh Allah.
Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya
atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan
dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya. Harun
Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa
manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan
bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada
qadar Tuhan.
Mazhab Qadariyah muncul sekitar tahun 70 H (689 M). Ajaran-ajaran
mazhab ini banyak persamaannya dengan ajaran Mutazilah. Mereka
dan daya yang dimiliki. Dialah yang menentukan nasibnya, bukan Tuhan
yang menentukan, pandangan tersebut didasarkan pada beberapa ayat
al Quran, antara lain QS. Al Rad ayat 11 :
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada suatu
bangsa, sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka
Paham ini membuat manusia menjadi kreatif dan dinamis, tidak mudah
putus asa, ingin maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
6. ALIRAN MUKTAZILAH
Aliran Muktazillah mempunyai 5 (lima) doktrin yang dikenal dengan alusul al-khamsah, yaitu :
at-Tauhid
Meyakini sepenuhnya hanya Allah Yang Maha Tunggal. Konsep
tauhid menurut mereka adalah PALING MURNI, sehingga mereka
senang disebut dengan Ahlut-Tauhid (pembela tauhid) atau AlMunazihuuna lillah (orang-orang yang mensucikan Allah).
al-Adl
Memahami bahwa Allah wajib berlaku adil dan mustahil berlaku
zalim kepada hamba-Nya, Tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi
manusia. Misalnya : tidak memberi beban terlalu berat,
mengirimkan Nabi dan Rasul serta memberi daya kepada manusia
untuk dapat mewujudkan keinginannya.
al-Wad wa al-Waid (Janji dan Ancaman)
Tuhan wajib menepati janji-Nya untuk menempatkan orang mukmin
dalam sorga dan menempatkan orang kafir serta orang yang
berdosa besar dalam neraka.
al-Manzilah bain al-Manzilatain (antara dua tempat)
Orang Islam yang berdosa besar tidak lagi mukmin dan tidak pula
kafir, tetapi fasik. Jika meninggal sebelum bertobat, maka dia dalam
nerasa selamanya, tetapi siksanya lebih ringan dari siksa orang
kafir.
Amar maruf nahi munkar
Setiap muslim wajib menegakkan amar maruf nahi munkar. Mereka
pernah memaksakan ajarannya kepada kelompok lain, bagi yang
menentang dihukum.
7. ALIRAN ASYARIYAH
Nama aliran ini dinisbahkan kepada pendirinya, Abu Hasan al-Asyari yang
muncul atas reaksi terhadap paham Muktazilah yang dianggap
menyeleweng dan menyesatkan. Setelah keluar dari Muktazilah Abu
Hasan al-Asyari merumuskan pokok-pokok ajarannya yang berjumlah
tujuh pokok, yaitu :
1. Tentang Sifat Allah
Allah mempunyai sifat, seperti al-alim, al-qudrah, al-hayah, assama dan al-bashar
2. Tentang Kedudukan al-Quran
Quran adalah Firman Allah, bukan makhluk dalam arti baru dan
diciptakan, karenanya Quran adalah Qadim.
3. Tentang Melihat Allah di Akhirat
Allah dapat dilihat di akhirat, karena Allah mempunyai wujud.
8. ALIRAN MATURIDIYAH
Aliran ini didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Abu Masur, dia
dilahirkan di Maturid, sebuah kota di Samarqand (Uzbekistan). Dalam soal
kepercayaan, al-Maturidy mendasarkan pokok pikirannya kepada Imam
Abu Hanifah, banyak ulasan-ulasannya terhadap kitab al-fiqh al-akbar dan
al-fiqh al-Absath yang dikarang oleh Imam Abu Hanifah, sehingga alMaturidy juga banyak meninggalkan karangan dan sebagian besar di
bidang Ilmu Tauhid.
Sumber :
http://asno-dharmasraya.blogspot.sg/2011/11/aliran-aliran-dalam-ilmukalam-ilmu.html
http://annisaa-putri.blogspot.sg/2013/09/aliran-ilmu-kalam_8833.html
Buku LKS Akhidah akhlak