SKENARIO B BLOK 28
Disusun Oleh:
Kelompok L9
Astary Utami
04111001004
04111001026
Rike Lestari
04111001027
Meylinda
04111001028
Rahman Ardiansyah
04111001055
Ferdy Sugianto
04111001062
04111001063
Ferry Krisnamurti
04111001065
Fatty Maulidira
04111001068
04111001095
04111001108
04111001109
Moza Guyanto
04111001112
04111001128
04111001136
Indah Aprilia
04111001137
Tutor
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT karena atas ridho dan
karunia-Nya laporan tutorial skenario B blok 28 ini dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan ini bertujuan untuk memaparkan hasil yang didapat dari proses
belajar tutorial, yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang
terlibat dalam pembuatan laporan ini, mulai dari tutor pembimbing, anggota
kelompok 9 tutorial, dan juga teman- teman lain yang sudah ikut membantu
dalam menyelesaikan laporan ini. Penyusun menyadari bahwa dalam
pembuatan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan penyusun
lakukan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................1
Kata Pengantar............................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................3
Skenario B Blok 28.....................................................................................4
I.
Klarifikasi Istilah.............................................................................4
II.
Identifikasi Masalah.........................................................................5
III.
Analisis Masalah..............................................................................6
IV.
Hipotesis.........................................................................................24
V.
Topik Pembelajaran........................................................................24
VI.
Kerangka Konsep...........................................................................49
VII.
Kesimpulan.....................................................................................49
Daftar Pustaka..50
Skenario B Blok 28
Dr.Gudman merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di
sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan
buruh kerja diperkebunan. Dr.Gudman juga telah melakukan kontrak dengan
BPJS.
Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi
langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter
Gudman. Kalau bukan karena darah tingginya yang kumat maka penyakit
gastritisnya kambuh. Tapi akhir-akhir ini Pak Kasti makin sering datang dan
penyakitya cenderung lebih berat. Namun Dr.Gudman selalu menerima Pak
Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang biasa diberikan.
Tapi kali ini Pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep
tersebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering
mengalami sakit kepala. setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya
tersebut sembuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa
kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena
tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagamana
menurut dokter? mendengar itu Dr.gudman menasihatkan kepada Pak Kasti
agar kalau ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat.
Sebagai salah satu dokter praktek umum yang telah mendapat pelatihan
tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dokter layanan primer yang telah
dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi
penatalaksanaan pasien yang telah dilakukan Dr.Gudman dalam menangani
pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsipprinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer tersebut.
I.
Klarifikasi Istilah
- BPJS
badan penyelenggara
Identifikasi Masalah
III.
Analisis Masalah
Faskes
setuju
dengan tarif
yang
Diskusi kontrak
kerja sama dan
penandatangan
an kontrak
Faskes
melayani
peserta BPJS
kesehatan
Bagaimana peran dokter keluarga dan dokter layanan primer dalam SJSN
dan JKN ?
Peran dokter keluarga dalam JKN adalah memberikan pelayanan kesehatan
menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah
berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling
ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan
kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan
datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan).
Selain itu, diperkebunan kadang terdapat masyarakat yang buang air besar
sembarangan atau karena petani yang menggunakan pupuk tinja dimana
didalam tinja terdapat kontaminasi cacing (larva cacing tambang (necator/
ancylostoma)) yang dapat menginfeksi manusia melalui kulit. Cara penularan :
telur cacing keluar bersama tinja larva rabditiform larva filariform bisa
tembus kulit dan dewasa diusus manusia. Juga yang sering infeksi akibat
pemakaian pupuk tinja untuk perkebunan : kontaminasi tanah Trichuris
trichiura (Trichuriasis)/ cacing cambuk. cara penularan : per oral. Hal diatas
juga dapat disebabkan karena kurangnya perhatian terhadap pemakaian
proteksi diri.
Apa saja tindakan promotif dan preventif untuk lingkungan seperti ini ?
Beberapa penyakit yang sering menyerang petani di antaranya adalah
leptospirosis (Sahana, 2010), malaria (metro7, 2013), dan lain sebagainya.
Dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) merupakan salah satu kelainan kulit
yang sering dijumpai. Petani memiliki insiden tertinggi akan terjadinya
DKAK. Hal ini dikarenakan pekerjaan petani yang berhubungan dengan
banyak zat kimia, maupun wet works (Tombeng dkk, tanpa tahun). Selain itu,
penyakit akibat kerja pada petani atau buruh perkebunan adalah keracunan
pestisida (digilib, tanpa tahun). Selain itu, perlu pula dilakukan survailans
khusus untuk daerah tersebut untuk mengetahui penyakit apa yang terbanyak
pada daerah tersebut. Setelah mengetahui penyakit apa yang menjadi
permasalahan utama pada daerah tersebut, perlu dilakukan usaha promotif
dan preventif mengenai penyakit-penyakit tersebut seperti penyuluhan pada
para petani dan buruh perkebunan. Selain penyuluhan, dapat pula dilakukan
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling
percaya.
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban
dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.
Bagaimana kompetensi dokter umum dalam menangani kasus hipertensi dan
gastritis ?
Hipertensi primer : 4a
Hipertensi sekunder : 3a
Gastritis : 4a
2. Akhir-akhir ini PaK Kasti makin sering datang dan penyakit nya cenderung
lebih berat dan dr.Gudman meresepkan obat-obatan yang biasa diberikannya.
Apa yang harus dilakukan dr.Gudman untuk mengatasi masalah Pak Kasti ?
Dokter Gudman sebagai dokter keluarga diharapkan dapat menyelesaikan
masalah kesehatan dengan lebih efektif karena mengetahui penyebab dan
lingkungan dari kelompok yang paling terkecil yaitu keluarga.
Berdasarkan pengertiannya, dokter keluarga tidak hanya berhubungan dengan
pasien ketika pasien datang berobat, namun dokter keluarga diharapkan dapat
meningkatkan taraf kesehatan keluarga. Dalam hal ini, dokter keluarga juga
berperan aktif dalam kegiatan rehabilitatif setelah pasien sembuh.
Dengan memegang prinsip dokter keluarga, ada beberapa faktor yang
1
prinsip ini, maka beliau tidak akan memberikan resep yang sama pada
keadaan yang lebih berat. Dokter Gudman dapat melakukan pemeriksaan
fisik ulang dan pemeriksaan lainnya secara keseluruhan (tidak fokus pada
darah tinggi dan gastritis saja, bisa jadi Pak Kasti menderita penyakit lain
atau obat yang selama ini dr. Gudman berikan tidak cocok pada Pak Kasti),
sehingga dapat ditemukan alasan mengapa penyakit Pak Kasti cenderung
2
lebih berat.
Pelayanan yang kontinu
Pelayanan tidak terhenti sampai penderita sembuh dari rasa sakitnya saja,
tetapi juga ada suatu pengontrolan terhadap kesehatan pasien.
Setiap satu bulan sekali Pak Kasti datang dengan keluhan yang sama
(berulang). Jika benar dr. Gudman menerapkan secara benar prinsip ini,
maka Pak Kasti tidak akan datang berobat dengan keluhan sama. Dokter
Gudman dapat melakukan kunjungan rumah untuk memastikan keluhan Pak
11
3. Kali ini Pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep tersebut.
Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering
mengalami sakit kepala. setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya
tersebut sembuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa
kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena
tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagamana
menurut dokter? mendengar itu Dr.gudman menasihatkan kepada Pak Kasti
agar kalau ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat.
Apa yang harus dilakukan dr.Gudman untuk mengatasi masalah istri Pak
Kasti ?
Batasan batasan yang haru dilakukan sebagai dokter keluarga
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran.
Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang
membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender,
ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter
yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam
lingkupkomunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya,
dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk
12
13
14
nah dalam kasus ini seharusnya sebagai seorang dokter keluarga yang
mengetahui tugasnya seharusnya dokter Gudman tidak hanya melihat bapak
kasti sebagai individu yang sakit tetapi melihat secara lebih holistik dengan
mengetahui kondisi keluarganya dan lingkungan sekitarnya dengan cara
bersikap aktif dengan langsung meninjau kekeluarga pasien (keluarga pak
kasti) untuk mengetahui akar permasalahannya. dengan keterangan dari pak
kasti bahwa istrinya sering sakit kepala tetapi tidak mau berobat seharusnya
sebagai dokter kita mengambil langkah cepat untuk segera melakukan
pelayanan aktif dengan mengunjungi keluarga pak kasti. Tidak hanya sampai
disitu dr gudman juga harus menyadari berarti perlu ada edukasi mengenai
layanan kesehatan kepada masyarakat setempat untuk mengubah paradigma
mereka mengenai keadaan sakit dan sehat, karena dalam keadaan sehat pun
merupakan tugas seorang dokter keluarga untuk memberikan pelayanan
promotif dan preventif.
Pada keadaan seperti apa dokter keluarga melakukan kunjungan rumah ?
Banyak alasan kenapa pertolongan kedokteran perlu dilakukan melalui
kunjungan dan ataupun perawatan di rumah tersebut. Dua di antaranya yang
dipandang
mempunyai peranan yang amat penting, yakni :
a.Karena keadaan kesehatan pasien tidak memungkinkan untuk datang ke
tempat praktek Alasan pertama perlunya dilakukan pertolongan kedokteran
melalui kunjungan dan atau perawatan di rumah adalah karena keadaan
kesehatan pasien tidak memungkinkan untuk datang berobat ke tempat praktek,
atau kalau tetap dipaksakan, akan lebih memperberat keadaan pasien. Keadaan
yang tidak memungkinkan tersebut banyak macamnya. Secara umum dapat
dibedakan atas tiga macam, yakni :
1)Karena menderita penyakit akut yang tidak memungkinkan pasien untuk
dibawa ke tempat praktek, atau kalau dibawa dan kebetulan menderita penyakit
menular, dapat membahayakan orang lain.
15
2)Karena menderita penyakit kronis, terutama apabila dialami oleh orang yang
telah lanjut usia
3)Karena menderita penyakit stadium terminal yang telah tidak ada harapan
untuk hidup lagi. b.Sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap di rumah sakit
Alasan kedua perlunya dilakukan pertolongan kedokteran melalui kunjungan
dan atau perawatan di rumah adalah untuk menindaklanjuti pelayanan rawat
inap bagi pasien yang baru saja keluar dari
rumah sakit. Dokter keluarga yang baik seyogyanya dapat melakukan
pelayanan tidak lanjut ini, sedemikian rupa sehingga keadaan kesehatan pasien
kembali pada keadaan semula serta dapat melakukan kegiatan rutin sehari hari.
Pada akhir - akhir ini, pelayanan tindak lanjut rawat inap melalui kunjungan
dan atau perawatan di rumah, tampak makin bertambah penting. Penyebab
utamanya adalah karena mahalnya biaya perawatan di rumah sakit, sehingga
pasien karena kesulitan biaya, meskipun belum sembuh sempurna telah minta
untuk segera dipulangkan.
Jelaskan interpretasi Dr.gudman menasihatkan kepada Pak Kasti agar kalau
ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat?
Sebagai seorang dokter keluarga seharusnya dr.Gudman melihat pasiennya
tidak hanya sebagai seorang individu tetapi juga melihatnya sebagai bagian
dari suatu keluarga. Sehingga ketika seseorang mengalami suatu penyakit maka
sebagai dokter keluarga harus melihat kemungkinan-kemungkinan penyakit
yang sama dengan anggota keluarganya yang lain. Sebaiknya hal itu dilakukan
sebelum pasien mengeluh sakit. Pada kasus ini sebaiknya dr.Gudman bergerak
secara aktif dengan mendatangi langsung pasiennya karena pada kondisi
masyarakat yang memiliki pemahaman kesehatan yang kurang maka
mendatangi dokter sebelum sakit terasa berat adalah hal yang tidak perlu
dilakukan.
16
sakit).
Lokasi tempat praktek dokter yang cukup jauh dari rumah pasien
warung.
Beberapa masyarakat takut untuk mengonsumsi obat-obatan
kimia yang diberikan dokter, jadi lebih memilih obat herbal
(habatussauda) atau obat tradisional (jamu-jamuan) yang bisa
17
(a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja
mereka sehari-hari,
(b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan
lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum
(c)
(d)
(e)
b.
tidak diperlukan.
c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional
remedy), seperti dukun.
d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat
(chemist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.
e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh
pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke
dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan
oleh dokter praktek (private medicine).
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007, dalam Lumbangaol 2013), ada
tiga factor penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu :
(1) mudahnya menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia,
(2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang
ada dan
(3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.
Andersen dalam Notoatmodjo (2007, dalam Lumbangaol 2013)
mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
18
19
kesehatan.
(2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan lokasi berkaitan dengan
keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat diukur dengan
jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan.
(3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas
kesehatan terhadap konsumen.
(4) karakteristik struktur organisasi formal dan cara pemberian pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai struktur organisasi
yang formal misalnya rumah sakit.
c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan
(1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen. Tingkat kesakitan atau
kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan
penggunaan atau permintaan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi
oleh :
(a) faktor sosiodemografi, yaitu umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan,
jumlah keluarga dan status social ekonomi,
(b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan keyakinan
terhadap perawatan medis atau dokter,
(c) faktor epidemiologis, yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko.
20
(2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari :
(a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan
pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya,
(b) karakteristik dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap
petugas, keahlian petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan
tersebut.
Bagaimana edukasi ke masyarakat tentang pentingnya berobat ke dokter?
Melakukan Promosi kesehatan dengan memberikan penyuluhan kepada
masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat serta segera memeriksakan diri
jika mengalami keluhan dengan kesehatannya. Berbagai edukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga berperan
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli dengan kesehatannya.
Upaya pencegahan penyakit dapat diwujudkan dengan melakukan imunisasi
bayi dan balita agar memiliki kekebalan tubuh yang kuat. Pencegahan juga bisa
dilakukan dengan melakukan skrining penyakit terutama bagi orang-orang
yang memiliki risiko tinggi terhadap suatu penyakit.
pasien secara holistik. Penyebabnya sebenarnya berasal dari faktor diri dr.
Gudman sendiri. Seharusnya sebagai dokter keluarga dr. Gudman sudah
mengetahui kewajiban, prinsip orientasi serta ruang lingkup masalah
kesepakatan yang ditangani pada praktek dokter keluarga. Yang semuanya ini
jelaslah harus dilakukan dan diterapkan. Dimana untk era BPJS, semua
tindakan yang dilakukan oleh dr. Gudman akan diminta transparansinya dan
BPJS bisa saja membatalkan kontrak yang ada bila pelyanan yang diberikan
tidak sesuai mutu. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek
dokter keluarga pada umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
21
dan
tanggung
jawab
dokter
keluarga,
tetap
dan
harus
dikonsultasikan
dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich
(1970),
praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih
dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja.
22
Apabila dr. Gudman menyadari hal-hal yang telah disebutkan di atas maka
dokter
Gudman
akan
melakukan
pekerjaanny
secara
holistik
dan
komprehensive.
Selain itu dr. Gudman kemungkinan yang menyebabkan tidak holistik dan
komprehensive:
-
Selain itu, pelayanan primer kinerjanya masih lemah. Salah satu penyebabnya
adalah tidak ada regulasi yang mengharuskan setiap DLP menyelenggarakan
praktik dan menerapkan seluruh kompetensinya dan kewenangannya sebagai
DLP. DLP di pandangan masyarkat hanya sekedar menjadi dokter batukpilek-mencret. Survei PDKI bersama Askes dan Jamsostek pada tahun 2002
dan 2003 (tidak boleh dipublikasikan, tetapi dicetak dalam bentuk buku,
tersedia di ASKES dan Jamsostek) menunjukkan kinerja DLP yang
memprihatinkan. Hal itu diperparah oleh konsep keliru selama pendidikan yang
mengatakan bahwa DPU adalah dokter yang mengetahui sedikit-sedikit dari
ilmu kedokteran yang banyak. Slogan ini jelas tidak akan memicu minat dan
memacu bakat belajar mandiri tetapi justru mematikannya. Karena itu PDKI
dalam menyelenggarakan penataran selalu menanamkan bahwa tidak ada
larangan untuk belajar ilmu kedokteran bidang apa pun, akan tetapi tingkat
kewenangan DLP memang hanya terbatas pada pelayanan primer. Dengan
kata lain penguasaan ilmu berbatas langit tetapi kewenangan melakukan
23
prosedur klinis hanya sebatas pelayanan primer seperti yang tercantum dalam
standar pendidikan dokter yang diterbitkan oleh KKI. Sehingga harus
dilakukan upaya pemberdayaan DLP. Selanjutnya dengan dukungan DEPKES,
pemberdayaan dapat disusul dengan pendayagunaan yang bermuara pada
peningkatan karir DLP.
Kelemahan sistem pelayanan kesehatan yang kurang mendayagunakan potensi
DLP agaknya telah membawa dampak besar.
Meski
telah
mendapatkan
pelatihan
khusus,
dokter
keluarga
perlu
Hipotesis
Topik Pembelajaran
Dokter keluarga
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang
profesi kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan
khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga.
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson Jdan Hjortdahl P.
dalam jurnal General Practice Time for A New Definition, BMJ;
320:354 7. 2000, DokterKeluarga adalah:
24
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali.
Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :
Kegiatan yang dilaksanakan
26
27
PRINSIP PELAYANAN
Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu
memberikan :
1.
2.
3.
4.
5.
keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungantempat tinggalnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada
umumnya :
1. lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluargamengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di
rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan ba
hkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan
pelayanan rawat inap dirumah sakit, maka pelayanan kedokteran
yang diselenggarakan pada praktek dokterkeluarga umunya lebih aktif dan
bertanggung jawab dari pada dokter umum.
28
29
perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua
pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat
praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan
rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter
keluargamencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan
perawatan pasien dirumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh
dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
di rumah,serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
telahmencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini
lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin
kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi
kesempatan kepada dokter keluarga untukmerawat sendiri pasiennya di rumah
sakit.
Menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), standar pelayanan
dokter keluarga meliputi:
A. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik
Standar pelayanan paripurnaSifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu
termasuk pemiliharaan dan peningkatan kesehatan
(promotive), pencegahan kesehatan (curative), pencegahankecacatan (disability
limitation), dan rehabilitasi setelah sakit(rehabilitation)denganmemperlihatkan
kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etikakedokteran
-
tempat praktik
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya
31
mengalami masalah kesehatan baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial
Kemampuan sosial keluargaPelayanan dokter keluarga memiliki sistem
untuk memeprhatikan kondisisosial pasien dan keluarganya
menegakkan diagnosis
Pemeriksaan fisik, penunjang serta diagnosis dan diagnosis
32
pasien.
Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya Pelayanan dokter
keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk
meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.
koordinator penatalaksanaan pasien kerja sama dengan dokter-pasienkeluarga, maupun bersama antara dokter pasien dokter spesialis /
rumahsakit
Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis
Mitra lintas sektoral medikDokter keluarga bekerja sebahai mitra penyedia
pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di
sekitarnya.
Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
33
34
Dokter layanan primer berbeda dengan dokter umum. Dokter layanan primer
harus menjalani studi lanjutan selama kurang lebih 2 tahun pada program
pendidikan dokter layanan primer dan diperlakukan setara dengan dokter
spesialis. Pasal 8 ayat (3).
Dalam pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) nantinya dokter
yang masuk ke dalam sistem dan berhak memperoleh pendapatan dari negara
adalah dokter layanan primer, dokter spesialis dan dokter sub-spesialis dimana
mayoritas pasien yang ter-cover layanan SJSN pada tingkat pertama akan
dihadapkan kepada dokter layanan primer.
Selanjutnya, pendidikan dokter layanan primer hanya bisa diambil di fakultas
Kedokteran dengan akreditasi tertinggi yakni (A) pasal 8 ayat (1). Namun,
dijelaskan di pasal selanjutnya Fakultas kedokteran dengan akreditasi setingkat
dibawahnya yakni (B) dapat menjadi sarana kerjasama. pasal 8 ayat (2).
Mekanisme kerjasama dalam program dokter layanan primer ini masih belum
jelas. Program pendidikan dokter layanan primer tidak wajib untuk dokter
umum, tetapi menjadi syarat bila dokter umum ingin menjadi bagian dari
penyelenggara SJSN.
Selama pendidikan, dokter layanan primer sebagaimana dokter spesialis dan
dokter sub-spesialis berhak mendapatkan insentif dari Rumah Sakit Pendidikan
atas jasa medis yang dilakukan. Pasal 31 ayat (1) point b.
1. Dokter Layanan Primer diharapkan dapat menjadi dokter yang berperan
holistik, bukan hanya dokter yang berorientasi kuratif, namun juga berorientasi
pada kedokteran keluarga, kedokteran okupasi, kedokteran komunitas,
kemampuan manajerial, kepemimpinan. Selain itu, Dokter Layanan Primer
diharapkan dapat menjadi ahli dalam prediktor based on research time,
35
36
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan
antara pengirim pesan (sender) denagn penerima (receiver) baik secara
langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan langsung (primer)
bila pihak pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi
tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak langsung (sekunder)
dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu.
Hakikat komunikasi interpersonal:
1. Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah suatu proses.
2. Pesan diciptakan dan dikirimkan oleh seorang komunikator, atau sumber
informasi.
3. Dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
4. Penyampaian pesan dapat dilakukan baik secara lisan maupun tertulis.
5. Komunikasi interpersonal tatap muka memungkinkan balikan atau respon
diketahui dengan segera (instant feedback).
Komponen komponen komunikasi interpersonal:
a. Sumber atau komunikator
37
Keinginan berkomunikasi
Encoding oleh komunikator
Pengiriman pesan
Penerimaan pesan
Decoding oleh komunikan
Umpan balik
38
ima, memiliki
39
41
dengan klien dapat membuat klien merasa bahwa konselor tidak terlalu peduli
dengan masalahnya, sedangkan jarak yang terlalu dekat dapat membuat klien
merasa terancam. Sebaiknya atur jarak tempat duduk sekitar 4-9 kaki. Akan
tetapi tidak menutup kemungkinan jarak ini dapat berubah, misalnya konselor
dapat mendekat ketika ingin menghibur klien.
1. Memulai Konsultasi
Untuk memulai kegiatan ini, seorang konselor harus menciptakan suasana yang
dari awal dapat membuat klien nyaman. Berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan di awal konsultasi:
a) Menyapa klien dengan namanya dan menjabat tangannya. Misalnya:
Selamat pagi Pak Budi.
b) Persilahkan klien untuk duduk
c) Perkenalkan diri anda. Misalnya: Saya Ani. Saya adalah perawat
maternitas.
2. Bagian Isi dari Konsultasi
Setelah membuka konsultasi dengan sikap-sikap yang dapat membuat klien
merasa nyaman, seperti yang telah disebutkan di atas, selanjutnya adalah
memulai inti dari konsultasi tersebut. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
ketika konsultasi itu berlangsung:
a) Pertahahan suasana yang nyaman, cara yang hangat, dan kontak
mata yang baik
b) Mulailah dengan pertanyaan terbuka di awal konsultasi
c) Mendengar dengan seksama
d) Tanggap terhadap pesan verbal dan non verbal yang disampaikan
klien
e) Fasilitasi klien dengan komunikasi verbal (misalnya: Ceritakan
lebih lengkap kepadaku) dan komunikasi non verbal (misalnya
f)
g)
h)
i)
menganggukkan kepala).
Gunakan pertanyaan tertutup ketika diperlukan
Klarifikasi apa yang klien sampaikan
Dorong klien untuk menyampaikan informasi yang relevan
Memberikan klien alternatif-alternatif untuk mengatasi masalahnya
beserta penjelasan tentang kekurang dan kelebihan masing-masing
alternative
j) Berempati terhadap perasaan atau kesulitan klien
k) Menyatakan dukungan kepada klien (menyampaikan keprihatinan,
pengertian, dan keinginan unuk membantu
42
3. Menutup Konsultasi
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan mengakhiri konsultasi atau
konseling:
a) Rangkum apa yang telah klien ceritakan kepada Anda dan validasi
apakah rangkuman kita benar dengan menanyakannya kepada klien
b) Membuat rencana untuk mengatasi masalah klien
c) Ucapkan terima kasih ketika konseling diakhiri.
Komunikasi massa
Komponen Komunikasi Massa
1. Komunikator
Komunikator atau pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami oleh orang
yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas. Pesan atau materi yang disampaikan kepada
sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat
dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan
metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik
perhatian sasaran.
3. Media
Media penyuluhan kesehatan adalah media atau alat bantu yang digunakan
untuk menyampaikan pesan kesehatan. Fungsi dari alat bantu adalah :
a. Memfokuskan perhatian pada yang didiskusikan
b. Meningkatkan daya tarik dari topik yang disampaikan
c. Meningkatkan daya tahan materi pada ingatan audiens.
4. Komunikan
43
PENYULUHAN
Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Penyuluhan kesehatan
adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik
praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat
lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
44
45
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya:
gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasibaik dikemukakan oleh
pemberi pesan maupun penerima kadang-kadang mempunyaiarti mendua yang
berbeda, tidak jelas, menggunakan istilah sulit atau berbelit-belit dalam
penyampaiannya.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial juga dapat mengganggu komunikasi, misalnya;
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirimdan penerima
pesan
46
VI.
Kerangka Konsep
Dr.Gudman tidak
menerapkan prinsipprinsip dokter keluarga
(holistic,komprehensif,kont
inu,koordinatif dan
kolaboratif)
Penyakit
tidak
sembuh
VII.
Penyakit
bertambah
parah
Masyarakat
tidak mau
berobat
sebelum
penyakit parah
Masyarak
at
mengoba
ti diri
Kesimpulan
Dr.Gudman seorang dokter praktek umum yang telah melakukan kontrak dengan
BPJS belum menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga dengan
lengkap dan benar
47
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, A. 2013. Komunikasi Kesehatan (Komunikasi Dokter Pasien)
(Online).
(http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/42/36,
diakses 2 Desember 2014).
Digilib. Tanpa tahun. Bab I (Online).
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-nurlailiko-5205-2bab1.pdf, diakses 2 Desember 2014)
Group Health Cooperative. 2014. Hypertension Diagnosis and Treatment
Guidelines (Online). (https://www.ghc.org/allsites/guidelines/hypertension.pdf, diakses 2 Desember 2014).
Lumbangaol, T. 2013. Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi dan
Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan di
Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 (Online).
(http://balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Tiomarni
%20Lumban%20Gaol.pdf. diakses 2 Desember 2014)
Metro7. 2013. Petani Rentan Terjangkit Malaria, Dihimbau Periksakan Diri
Usai Masuki Hutan (Online). (http://www.metro7.co.id/2013/10/petanirentan-terjangkit-malaria.html, diakses 2 Desember 2014)
Sahana, Cuk. 2010. Petani Rentan Terkena Leptospirosis (Online).
(http://news.okezone.com/read/2010/08/07/373/360717/petani-rentanterkena-leptospirosis, diakses 2 Desember 2014)
Tombeng, Melani, dkk. Tanpa tahun. Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada
Petani (Online).
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/4882/3668, diakses 2
Desember 2014)
48
49
50