Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kelayakan Finansial

Analisis aspek finansial pada usaha Budidaya Sapi Potong skala 400 ekor
dilakukan untuk mengetahui kelayakan usaha ini, sehingga hasil dari output ini
diharapkan dapat menjadi rekomendasi pertimbangan dalam melaksanakan
pengembangan investasi skala usaha. Komponen dari aspek yang dikaji pada analisis
aspek finansial adalah:
1

Investasi Usaha
Biaya invetasi yang ada pada usaha Pembibitan Sapi Potong skala 400 ekor

dikeluarkan pada saat usaha akan dijalankan. Biaya ini merupakan dana dalam
pengadaan barang-barang investasi.
Tabel 1. Biaya Investasi Pembibitan sapi potong skala 400 ekor
N
o
1
2
3
4
5

Jenis Investasi
Bangunan
Sekop
Cangkul
Parang
Ember

Jumlah
4
10
5
4
8
Total

Harga Satuan (Rp)


200.000.000
50.000
75.000
30.000
15.000

Total (Rp)
800.000.000
500.000
375.000
120.000
120.000
801.115.000

Besarnya dana investasi awal yang dieluarkan skala 400 ekor adalah Rp
801.115.000. Barang-barang modal yang didapat dari dana investasi tersebut adalah
bangunan, sekop, cangkul, parang dan ember. Berikut rincian biaya investasi untuk
barang-barang modal dapat dilihat pada Tabel 1 di atas. Biaya investasi yang
dikeluarkan pada awal pendirian usaha mengalami penyusutan tiap tahunnya dengan
proporsi yang berbeda. Penyusutan barang-barang investasi dipengaruhi umur teknis
dan lama pemakaian yang mampu diperoleh dari masing-masing barang investasi.

Dasar penentuan umur teknis adalah lama tingkat pakai kemampuan barang untuk
masih layak digunakan.
N
o
1
2
3
4
5

Tabel 2. Biaya Reinvestasi Pembibitan sapi potong skala 400 ekor


Jenis
Harga Satuan
Umur
Reinvestasl
Jumlah
Investasi
(Rp)
(tahun)
(Rp)
bangunan
4
200.000.000
10
800.000.000
5
Sekop
10
50.000
500.000
Cangkul
5
75.000
5
375.000
3
Parang
4
30.000
120.000
1
Ember
8
15.000
120.000
Total

801.115.000

Tabel 2 menunjukkan nilai biaya reinvetasi yang harus dikeluarkan pemilik


usaha Budidaya Sapi Potong. Barang-barang investasi tersebut mengalami
penyusutan nilai tiap tahunnya. Nilai barang di akhir tahun teknis pemakaian akan
lebih kecil daripada nilai barang di awal tahun pembelian karena proses pemakaian
barang yang terus-menerus. Nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan
metode garis lurus. Metode garis lurus dihitung dengan cara harga beli aset dikurangi
dengan nilai sisa hasil pengurangan kedua nilai tersebut lalu dibagi dengan umur
teknis, nilai sisa ditentukan dengan proporsi lima persen dari nilai awal pembelian
barang. Setiap nilai aset dari suatu barang akan memiliki nilai yang berbeda karena
ditentukan dari tiga faktor yang masuk kedalam unsur perhitungan nilai penyusutan
tersebut yakni nilai awal, nilai sisa dan umur teknis. Nilai sisa merupakan salah satu
komponen dari perhitungan laba rugi dan nilai sisa merupakan salah satu komponen
penerimaan kegiatan proyek.

Tabel 3. Penyusutan dari Barang Investasi Usaha Pembibitan sapi potong skala 400
ekor

No

Jenis Investasi

1
2
3
4
5

Bangunan
Sekop
Cangkul
Parang
Ember

Penyusutan

Total Penyusutan

80.000.000
100.000
75.000
40.000
120.000
80.235.000

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilhat bahwa Total nilai penyusutan dari barangbarang modal dalam usaha Pembibitan Sapi Potong milik Skala 400 ekor adalah Rp
80.235.000. Nilai penyusutan terbesar disumbang oleh bangunan dengan nilai Rp
80.000.000.
2. Biaya Produksi
a. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan komponen terakhir dalam biaya operasional setelah
biaya variabel. Tidak seperti biaya variabel besaran biaya tetap yang dikeluarkan
tidak dipengaruhi jumlah porsi lalpan yang disajikan per harinya. Terdapat satu
komponen utama yang dikeluarkan bapak sugiarto dalam setiap satu kali siklus
produksi . Komponen tersebut hanya berupa penyusutan peralatan. Total penyusutan
peralatan sebesar Rp 80.235.000. Untuk lebih jelaskan dapat dilihat pada tabel 4.

No
1

Tabel 4. Biaya Tetap yang dikeluarkan dalam Usaha Pembibitan sapi potong
skala 400 ekor
Komponen Biaya Tetap
Total Biaya/tahun
Penyusutan Peralatan
Rp 80.235.000

b Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan salah satu komponen biaya operasional dalam
kegiatan bisnis. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh usaha Pembibitan sapi potong
skala 400 ekor terdiri dari bibit, pakan dan obat-obatan serta tenaga kerja.

Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha Pembibitan sapi potong skala
400 ekor peternakan dimulai pada tahun pertama umur proyek. Biaya ini keluar setiap
harinya. Rincian biaya variabel yang dikeluarkan usaha Pembibitan sapi potong skala
400 ekor dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Biaya Variabel yang dikeluarkan dalam Usaha Pembibitan sapi potong skala
400 ekor
No Komponen
1
2
3
4
5

Harga
Satuan

Bibit
3.000.000
Pakan
15.000
Obatobatan
20.000
Tenaga
Kerja
50.000
Listrik dan
90.000
air
Total Biaya

Total Biaya
per hari

Total Biaya
per bulan

Total Biaya per


periode

6.000.000

180.000.000

1.200.000.000
1.440.000.000

1.000,000

500.000

15.000.000

120.000.000

6.100.000

90.000
195.090.000

720.000
2.761.720.000

3. Penerimaan
Penerimaan adalah hasil dari perkalian jumlah produksi dengan harga jual
Bentuk umum penerimaan dari penjualan yaitu TR = P x Q ; dimana TR adalah total
revenue atau penerimaan, P adalah Price atau harga jual perunit produk dan Q adalah
Quantity atau jumlah produk yang dijual. Dengan demikianpenerimaan yang di
peroleh dari usaha Pembibitan sapi potong skala 400 ekor yakni hasil penjualan sapi.
Rincian Penerimaan dapat dilihat pada Tabel. 6.

Tabel 6. Penerimaan Usaha Pembibitan sapi potong skala 400 ekor


N
Jenis
Penerimaan/har Penerimaan/bula
o
Penerimaan
i
n
1
Penjualan Sapi
-

Penerimaan
per periode
Rp
4.800.000.00

Total Penerimaan

0
Rp
4.800.000.00
0

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat total penerimaan terdiri dari penerimaan


/tahun. Total penerimaan/tahun berjumlah Rp. 4.800.000.000.
1. Pendapatan
Pendapatan yaitu selisih dari total penerimaan dengan total biaya dengan
rumus Pd = TR TC, dimana Pd adalah Pendapatan, TR yaitu total penerimaan dan
TC adalah total biaya. Rincian Pendapatan dalam usaha Pembibitan sapi potong skala
400 ekor dapat dilihat pada tabel. 7.
Tabel 7. Pendapatan yang Diperoleh dalam Usaha Pembibitan sapi potong skala 400
Ekor.
N
Jenis
Penerimaan/hari
Penerimaan/bulan
Penerimaan/tahun
o
penerimaan
Penjualan
1 Sapi
Rp 4.800.000.000
Total penerimaan
Rp 4.800.000.000
Total Biaya
Rp 2.761.720.000
Pendapatan
Rp. 2.038.280.000
Berdasarkan Tabel.7 dapat dilihat bahwa usaha usaha Pembibitan sapi potong
skala 400 ekor memberikan suatu keuntungan yang cukup besar ini terbukti bahwa
jumlah penerimaan lebih besar dari pada jumlah biaya. Total keuntungan perperiode
diperoleh Rp. 2.038.280.000.

2. Tabel Cash Flow

N
O
1
A.
B.

2
A.

3
A.

Tabel 8. Arus Kas Usaha Pembibitan sapi potong skala 400 ekor
Uraian
Harga/satuan
Jumla
Total Biaya
h
barang
Investasi Awal
Investasi
4
Rp 800.000.000
Bangunan
investasi
peralatan
a. Sekop
50.000
10
500.000
b. Cangkul
75.000
5
375.000
c. Parang
30.000
4
120.000
d. Ember
15.000
8
120.000
Total investai
Penerimaan
(Benefit)
Penjualan Sapi
Rp. 8.500.000
500
Rp 4.800.000.000
total benefit/tahun
Biaya (Cost)
Biaya Tetap
a. Penyusutan
Biaya Variabel
Bibit
Pakan
Obat-obatan
Tenaga Kerja
Listrik

Benefit
pertahun
pajak/tahun

801.115.000

Rp
4.800.000.000

Rp. 80.235.000

Rp 3.000.000
400
Rp 15.000
400
Rp 20.000
20
Rp. 50,000
10
Rp. 90.000
Total biaya variabel pertahun

1.200.000.000
1.440.000.000
1.000,000
120.000.000
720.000
Rp 2.761.720.000

total cost pertahun


4

Rp

Rp. 80.235.000
total biaya tetap

B.

Keterangan

Rp

2.500.000

Net benefit/tahun

Rp

2.500.000

2.035.780.000

Rp
2.841.955.000
Rp
2.038.280.000
Rp
2.500.000
Rp

Analisis Finansial Usaha


1. Return Cost Ratio (R/C)
R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha
Budidaya Sapi Potong dalu menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar
nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha
tersebut.
R/C

Total penerimaan penjualan produk


Total Biaya

4.800.000.000
2.841.955.000

1,6889

Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa dapat diketahui, Nilai R/C

yang

diperoleh sebesar 1,6889. Nilai tersebut menunjukkan angka lebih besar dari satu
sehingga usaha Budidaya Sapi Potong dengan Skala 400 ekor layak diusahakan dan
menguntungkan karena dalam ketentuan mengatakan apabila nilai R/C didalam suatu
usaha lebih besar dari satu maka usaha terseebut layak dan menguntungkan.
2. Benefit Cost Ratio
B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan
total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat
apabila nilai B/C> 1. semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan
diperoleh dari usaha tersebut.
B/C =
=

Tingkat Keuntungan
Total biaya
2.035.780.000

2.841.955.000
=

0,716

Berdasarkan hasil analisis B/C bahwa usaha Budidaya Sapi Potong dalam
perhitungan satu tahun

maka usaha tersebut menunjukkan

tidak layak untuk

diusahan dan dilanjutkan karena nilai benefit cost lebih kecil dari pada satu yaitu
0,716.
3. Net Present Value (NPV)
Adapun NPV yang diperoleh pada usaha Budidaya Sapi Potong milik Skala
400 ekor, sebagai berikut :
Tabel 9. NPV Usaha Pembibitan sapi potong skala 400 ekor
Investasi
Net
D.F.
Present
10%
Tahun
(Rp)
Benefit
Value
(Rp)
(Rp)
0
2014

801.115.000

801.115.000

801.115.000

2.038.280.00
0

0,90
9

1,852,796,520

2.653.911.520
Net Present Value (NPV)

Berdasarkan hasil yang diperoleh Net Present Value (NPV) dalam usaha
Budidaya Sapi Potong yaitu dengan bunga 10 %. Karena NPV yang diperoleh positif
maka usaha dapat dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh besar.

4. Analisa Break Even Point (BEP)


Berdasarkan dari hasil anlisis, maka diperoleh BEP dalam usaha
Budidaya Sapi Potong, yakni BEP produksi sebesar Rp. 276,172 dan BEP harga
sebesar Rp. 6.904.300.
5. IRR
Adapun IRR yang diperoleh pada usaha Pembibitan sapi potong skala 400
ekor, sebagai berikut :
Tahun
0

Tabel 10. IRR Usaha Pembibitan sapi potong skala 400 ekor
Net Benefit
D.F
Present Value D.F
Present Value
(Rp)
10%
(Rp)
20%
(Rp)
801.115.000
1
801.115.000
1
801.115.000

2014

2.038.280.000 0,909
NPV 1 =

1,852,796,52

0,833

0
2.653.911.520

NPV

1.697.887.240
2

2.499.002.240

IRR=i 1+

10 +

NPV 1
.(i 2i1)
(NPV 1NPV 2)

2.653 .911.520
.(20 10 )
(2.653 .911 .5202.499.002 .240)

10 +17,2368 .(10 )

10 +1,72
1 ,823

Berdasarkan hasil yang diperoleh Internal Rate of Retrn (IRR) dalam


usaha Budidaya Sapi Potong yaitu 1,823.

6. Payback Period (PP)


Payback Period atau jangka waktu pengembalian investasi yang
dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek pada
Pembibitan sapi potong skala 400 ekor dapat dilihat dibawah ini :
Diketahui : I (Modal Investasi)

= Rp 801.115.000

Ab (Keuntungan/tahun) = Rp 2.038.280.000
Ditanyakan : PP (Peyback Periode)..????
Rumus

PP=

I
Ab

Penyelesaian : PP =

Rp 801.115.000
Rp 2. 038.280.000

PP = 0, 39
PP = 0, 67
Jadi untuk mengembalikan investasi awal yang dikeluarkan sebesar Rp
801.115.000 dalam menjalankan usahanya , maka waktu yang diprerlukan dalam
mengembalikan investasi awal hanya membutuhkan waktu dalam jangka waktu
kurang lebih 4 bulan. Sehingga usaha tersebut sangat layak untuk diusahakan
karena usaha tersebut hanya memerlukan waktu relatife singkat dalam
pengembalian investasi awal.

Anda mungkin juga menyukai